bila pH berkisar antara 5,0-8,0 Soepardi 1983. pH pada tailing bersifat asam, hal ini dapat terlihat dari pH nya, pada tailing pH-nya mencapai 6,6.
Kandungan bahan organik dalam tailing, ditunjukkan dengan nilai C- organik hanya 0,32. Kandungan C-organik pada tailing belum mencapai standar
sifat kimia tanah Pusat Penelitian Tanah 1983, yaitu 2,01-3,00. C-Organik merupakan penyusun utama bahan organik. Menurut Istomo 1994, bahan
organik ternyata mempunyai peranan yang sangat penting dalam tanah terutama pengeruhnya terhadap kesuburan tanah. Bahan organik mempunyai daya jerap
kation yang tinggi, dengan semakin tinggi kandungan bahan organik suatu tanah maka tinggi pula KTK nya dengan asumsi faktor-faktor lainnya relatif sama
Hakim dan Nurhayati 1986. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Musthofa 2007, menyatakan bahwa kandungan bahan organik harus dipertahankan tidak
kurang dari 2 . Agar kandungan bahan organik dalam tanah tidak menurun dengan waktu akibat proses dekomposisi mineralisasi, maka sewaktu pengolahan
tanah, penambahan bahan organik mutlak harus diberikan setiap tahun. Kandungan N-total sangat rendah 0,05, unsur P hanya 10,5 ppm. Nilai
tersebut masih jauh dari standar penilaian sifat kimia tanah yaitu berkisar antara 16-25 ppm, Kandungan K di dalam tailing pun masih jauh dari standar, yaitu
hanya 0,10 me100g. Ketiga unsur tersebut memiliki fungsi yang sangat penting bagi pertumbuhan tanaman. Kandungan Ca terlarut tinggi 18,38 me100g,
sedangkan kandungan Mg sebesar 1,21 me100g. dan logam berat Pb terlarut dan total sebesar 3,51 ppm dan 165 ppm. Pada tailing logam Fe bersifat racun, karena
keberadaannya yang terlalu tinggi yaitu sebesar 1.535,40 ppm. Berdasarkan kriteria penilaian sifat kimia tanah Pusat Penelitian Tanah 1983, logam Fe
dikatakan cukup apabila berkisar antara 50-250 ppm.
5.2.2 Perubahan karakteristik tailing dengan adanya penambahan Asam
humat dan kompos aktif
Penambahan bahan organik dapat merubah sifat fisik dan kimia tailing hal ini disebabkan karena kompos aktif mengandung unsur makro seperti N, P, K, Ca,
Mg dan juga dilengkapi mineral, asam amino dan mikroorganisme. Dengan adanya penambahan Asam humat dan kompos aktif menyebabkan terjadinya
perubahan nitrogen dari 0,05 tailing menjadi 0,19 tailing + asam humat
menjdi 0,30 tailing + top soil + asam humat 0,21 tailing + kompos aktif dan 0,25 tailing + kompos aktif + asam humat dapat dilihat pada Gambar 5.
Adanya penambahan asam humat pada media tailing telah menyebabkan perubahan nitrogen, tetapi perubahan tersebut belum mencapai standar yang telah
ditetapkan, yaitu berkisar antara 0,21-0,50. Akan tetapi, dengan adanya penambahan top soil, asam humat, dan kompos aktif telah menyebabkan
perubahan nitrogen hingga mencapai standar yang telah ditetapkan.
Gambar 5 Peningkatan unsur Nitrogen dan C-organik pada media TS+AH Top soil + Asam
Humat T+AH Tailing + Asam humat T+BO Tailing + Kompos aktif T+BO+AH Tailing + Kompos aktif + Asam humat.
Terjadinya peningkatan unsur-unsur tersebut dikarenakan kompos aktif dapat mengaktifkan mikroba tanah yang berfungsi untuk mempercepat sistem
humifikasi, sehingga dapat bermanfaat untuk mempercepat pembentukan humus pada daerah perakaran tanaman, serta dapat memperbaiki kondisi fisik tanah dan
mempercepat perkembangan akar tanaman. Selain itu kompos aktif dapat meningkatkan serapan hara tanaman, dan dapat merubah hara dalam bentuk metal
organik yang lebih mudah diserap oleh tanaman. Peranan
bahan organik
asam humat
dan kompos
aktif dalam
pertumbuhan tanaman dapat secara langsung, atau sebagian besar mempengaruhi tanaman melalui perubahan sifat dan ciri tanah. Keberadaan bio-organik asam
humat dan kompos aktif dapat mempengaruhi sifat fisik tanah, diantaranya akan merangsang terjadinya granulasi agregat dan mamantapkannya, meningkatkan
kemampuan dalam mengikat air Brady 1974, dan air yang ada dapat digunakan sebagai media pelarut bagi berbagai unsur hara untuk proses transfer ke akar
tanaman, selain itu juga sebagai salah satu komponen penting dalam proses fotosintesis. Terhadap sifat kimia media, bio-organik asam humat dan kompos
aktif telah terbukti mampu meningkatkan KTK media yang tentunya akan berimplikasi
terhadap perbaikan
daya jerap
kation untuk
kemudian memungkinkan peningkatan kation-kation yang dapat dipertukarkan.
Pengikatan unsur N, P dalam bentuk organik atau dalam tubuh mikroorganisme akan menghindarkan tercucinya unsur-unsur tersebut dan
kemudian akan tersedia kembali. Dengan menambah aktivitas mikroba yang berguna
bagi tanah
dapat mengembalikan
kesuburan tanah
dan menggemburkannya karena mampu membangkitkan aktivitas mikro-organisme di
dalam tanah, sehingga menjaga ketahanan kadar air dan mengurangi karbon aktif dan memperbaiki tanaman yang kurang sehat dan stagnasi.
Asam humat dan kompos aktif dapat dikatakan sebagai pembenah tanah, karena dapat meningkatkan Kapasitas Tukar Kation KTK. Hal ini dapat terlihat
dari KTK tailing dari 8,90 me100g menjadi 18,82 me100g kompos aktif dan 19,38 me100g kompos aktif + asam humat. KTK dapat meningkat dikarenakan
fungsi utama dari asam humat adalah meningkatkan KTK, mempermudah ketersediaan hara makro dan mikro, sehingga mudah diserap oleh tanaman.
Adanya penambahan kompos aktif, asam humat, dan top soil dapat meningkatkan KTK sesuai standar yang telah ditetapkan yaitu berkisar antara 17-24 me100g.
Selain itu, asam humat juga dapat mengurangi pencucian hara dan dapat memeperbaiki drainase, aerasi, dapat menyediakan sumber karbon untuk
pertumbuhan mikroba tanah.
Gambar 6 Perubahan KTK dan unsur makro pada media TS+AH Top soil + Asam Humat T+AH Tailing + Asam humat T+BO Tailing + kompos
aktif T+BO+AH Tailing + kompos aktif + Asam humat.
Dari Gambar 6 dapat dilihat dengan pemberian asam humat dan kompos aktif dapat meningkatkan unsur hara makro karena asam humat dan kompos aktif
dapat membantu dalam meningkatkan penyerapan hara makro yang dapat memberikan perbaikan sistem perakaran yang signifikan dan juga dapat
mengefisienkan penggunaan pupuk, sehingga dosis pemberian pupuk dapat dikurangi.
Dengan adanya penambahan kompos aktif dan asam humat, dapat menurunkan Pb, Zn dan Fe yang berpotensi menjadi racun. Akan tetapi, di PT
Antam UBPE Pongkor Pb dan Zn tidak berpotensi racun karena keberadaannya tidak banyak. Standar Pb dan Zn yang ditetapkan oleh Pusat Penelitian Tanah
1983, yaitu berkisar antara 2-200 ppm dan 10-300 ppm, yang berpotensi menjadi racun, yaitu Fe. Dengan pemberian bio-organik dan asam humat dapat
menurunkan Pb, Zn dan Fe tersebut, hal ini dapat dilihat pada Gambar 7.
Gambar 7 Penurunan kandungan Zn, Pb, dan Fe pada media TS+AH Top soil + Asam Humat
T+AH Tailing + Asam humat T+BO Tailing + kompos aktif T+BO+AH Tailing + kompos aktif + Asam humat.
Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa Zn dari 37,40 ppm tailing turun menjadi 37,30 tailing + asam humat menjadi 32,20 ppm tailing + kompos aktif
menjadi 36.90 ppm tailing + top soil + asam humat dan 32.40 ppm tailing + kompos aktif + asam humat. Seperti halnya dengan Pb dari 165,00 ppm tailing
turun menjadi 140,35 ppm tailing + asam humat menjadi 134,20 ppm tailing +
kompos aktif menjadi 160,63 ppm tailing + top soil + asam humat dan 120,61
ppm tailing + kompos aktif + asam humat. Dari grafik diatas, dapat dilihat bahwa Fe dari 1.535,40 ppm turun menjadi 1.479,60 ppm tailing + asam humat
menjadi 1.475,20 tailing + kompos aktif, dan turun menjadi 1.470.21 ppm tailing + kompos aktif + asam humat.
Dengan adanya penambahan asam humat, kompos aktif, dan top soil mampu menurunkan Fe, namun Fe tersebut masih di bawah standar yang
ditetapkan. Menurut kriteria penilaian sifat kimia tanah, Fe dikatakan cukup apabila berkisar antara 20-250 ppm.
Kompos aktif dan asam humat mampu untuk meningkatkan resistensi tanaman terhadap kekeringan, meningkatkan populasi dan aktivitas mikroba tanah
yang keberadaannya
mutlak diperlukan
karena berperan
penting dalam
mengefektifkan daur ulang unsur hara. Oleh karena itu, terjadinya penurunan
logam berat pada tailing karena bahan organik mempunyai kemampuan untuk mengikat kelebihan logam yang bersifat racun.
5.2.3 Pertumbuhan Tinggi semai