Pelaksanaan Mikroinjeksi Pengamatan GFP

memberi sedikit rongga antara larutan DNA dengan minyak mineral. Langkah terakhir adalah capillary glass dilepas dari needle holder dan diganti dengan jarum mikroinjeksi yang telah berisi larutan DNA dengan minyak mineral.

3.2.3 Pelaksanaan Mikroinjeksi

Pelaksanaan mikroinjeksi dilakukan segera setelah telur nila dibuahi dan disusun pada cekungan gel agarose. Telur ikan nila yang sudah disusun pada gel plat diletakkan berhadapan dengan jarum mikroinjeksi yang telah diatur posisinya dengan bantuan micromanipulator. Kemudian cairan DNA gen GFP diinjeksikan dengan perlahan pada blastodisk Gambar 5, masing-masing dilakukan pada 30 butir telur sebanyak 2 kali ulangan. Guna menahan agar telur tidak berputar ketika proses injeksi, maka digunakan tusuk gigi yang dihimpitkan pada bagian belakang telur. Cairan DNA yang diinjeksikan mencapai kira-kira seperlima dari volume blastodisk yang diinjeksi Ath-thar, 2007. Gambar 5. Telur ikan nila O. niloticus yang sedang diinjeksi gen GFP Telur ikan nila yang sudah diinjeksi gen GFP lalu dipindahkan dengan menggunakan mangkuk dan diinkubasi ke dalam akuarium pada suhu 30 o C, kemudian dilakukan pengamatan ekspresi GFP.

3.2.4 Pengamatan GFP

Pengamatan GFP menggunakan 1 set peralatan untuk pengamatan GFP Gambar 6 yang terdiri dari mikroskop stereo zoom Olympus SZX16 yang dilengkapi filter GFP Olympus SZX2-FGFPHQ, high speed compact color Blastodisk Mikroinjektor digital camera Olympus D20, burner Olympus, remote controller Olympus DP-20 serta laptop yang memiliki software Olympus DH2-BW. Pengamatan GFP dilakukan dengan cara membagi telur menjadi 2 kelompok, satu kelompok digunakan untuk pengamatan pada setiap jam 10 butir sehingga dapat diketahui waktu ekspresi awal pendaran GFP, puncak ekspresi dan waktu hilangnya ekspresi pendaran GFP. Kelompok lainnya berupa kelompok perlakuan 30 butir yang hanya dilakukan pengamatan pada saat titik puncak ekspresi pendaran GFP dan pada saat pendaran GFP tidak terlihat lagi. Pada kelompok perlakuan, kegiatan tersebut dilanjutkan hingga telur menetas. Metode seperti ini dilakukan guna menghindari pengaruh penggunaan mikroskop fluoresen pada telur. Gambar 6. Satu set peralatan untuk pengamatan GFP

3.3 Parameter yang Diamati dan Analisis Data