Gen Ekspresi Gen Sementara Transient Gene Expression

2.6 Gen

Green Fluorescent Protein GFP Gen GFP Green Fluorescent Protein adalah gen berpendar hijau yang diisolasi dari Aequorea victoria Felts et al., 2001, gen ini memiliki kandungan protein yang dapat berpendar dan divisualisasikan ekspresinya pada sel dengan menggunakan bantuan sinar UV atau mikroskop fluoresen Chalfie, 1994 dalam Iyengar et al., 1996. GFP memiliki kelebihan yaitu untuk mendeteksi ekspresinya tidak memerlukan substrat tambahan, sehingga dapat digunakan sebagai marker penanda dalam pengujian efektivitas suatu promoter Chou et al., 2001; Gong et al., 2002; Yazawa et al., 2005, dan dapat pula berperan sebagai gen target dalam pembuatan ikan hias berpendar yang berwarna-warni Gong et al., 2002. Pengujian promoter dengan menggunakan GFP sudah banyak dilaporkan berhasil pada beberapa jenis promoter dan spesies yang berbeda antara lain pen gujian promoter β-actin pada ikan rainbow trout Boonanuntanasarn et al., 2002; Yoshizaki, 2001, ikan nila Kobayashi, 2007, ikan zebra Williams et al., 1996; Alimuddin et al., 2005, ikan lele Ath-thar, 2007 dan ikan mas Purwanti, 2007; pengujian promoter hsp70 Seok et al., 2007, hsp27 Wu et al., 2007, dan promoter TNF Tumor Necrosis Factor, C3, gelatinaseB, keratin Yazawa et al., 2005 pada ikan zebra.

2.8 Ekspresi Gen Sementara Transient Gene Expression

Ekspresi yang dihasilkan oleh suatu gen berhubungan dengan keberadaan dari sekuen intron Betancourt et al., 1993 dalam Hackett, 1993. Lebih lanjut Betancourt et al. 1993 dalam Hackett 1993 menjelaskan bahwa penggunaan kombinasi intron atau promoter yang tidak sesuai dapat mengakibatkan pemotongan RNA yang salah, sehingga berpengaruh terhadap penghambatan transkripsi dan instabilitas pada mRNA. Houdebine Chourrout 1991 dalam Dunham 2004 menjelaskan bahwa ketika DNA asing diinjeksikan ke dalam sitoplasma, maka DNA asing tersebut mengalami proses replikasi dan dapat terekspresi dengan baik seiring dengan perkembangan embrio, namun kemudian perlahan ekspresi tersebut hilang pada fase perkembangan larva, pola ekspresi seperti ini pada umumnya disebut ekspresi sementara transient. Ekspresi sementara sering terjadi pada beberapa penelitian transgenik, diantaranya pada ikan kakap Sparus auratus Garcia-Pozo et al., 1998, ikan zebra Higashijima et al., 1997; Meng et al., 1999, ikan medaka Winkler et al., 1991; Hamada et al., 1998; Chou et al., 2001, ikan lele Volckaert et al., 1997; Ath-thar, 2007, dan ikan mas Purwanti, 2007. Ath-thar 2007 menyebutkan bahwa ekspresi transgen mulai muncul pada saat embrio memasuki fase gastrula awal atau fase permulaan adanya epiboly. Sedangkan Iyengar et al., 1996 menyebutkan bahwa ekspresi tertinggi pada perkembangan embrio, umumnya terjadi pada fase gastrula. Kondisi ini diakibatkan akumulasi DNA yang diinjeksikan yang berlanjut pada peningkatan replikasi pada fase pembelahan cleavage dan akumulasi dari enzim RNA polymerase II yang menyebabkan dimulainya transkripsi pada fase MBT Mid Blastula Transition Iyengar et al., 1996; Ath-thar, 2007. Pada pengujian yang dilakukan pada ikan medaka Hamada et al.,1998 disebutkan bahwa ekspresi gen wtGFP wild type GFP dan mtGFP mutant GFP dimulai pada fase midblastula dan ekspresi terkuat terjadi sampai dengan fase gastrula akhir.

III. BAHAN DAN METODE