Derajat Penetasan DP Persentase Embrio Mengekspresikan Transgen PEMT Tingkat Ekspresi Gen GFP Analisis Data

embrio ini dilakukan sebelum telur menetas, menggunakan rumus dari Effendi 1979 sebagai berikut: � = ℎ ℎ ℎ � × 100

3.3.2 Derajat Penetasan DP

Derajat penetasan DP adalah nilai yang menunjukkan persentase dari jumlah telur ikan nila yang menetas. Perhitungan dilakukan setelah telur menetas secara keseluruhan, menggunakan rumus dari Effendi 1979 sebagai berikut: � = ℎ ℎ � × 100

3.3.3 Persentase Embrio Mengekspresikan Transgen PEMT

Persentase embrio mengekspesikan transgen PEMT ini menentukan persentase keberhasilan dari injeksi DNA ke dalam telur. Persentase ini didapatkan dari perbandingan jumlah telur yang di dalamnya terdapat ekspresi gen yang telah diinjeksikan dibandingkan dengan jumlah total telur yang telah diinjeksi. Perhitungan derajat ekspresi gen ini dapat dihitung dengan rumus dari Ath-thar 2007 sebagai berikut: � �� = ℎ � � ℎ × 100

3.3.4 Tingkat Ekspresi Gen GFP

Pengukuran tingkat ekspresi gen GFP dilakukan pada titik puncak ekspresi gen GFP titik ekspresi maksimum, dengan cara mengelompokkan telur ke dalam 3 buah kelas ekspresi gen GFP yang berdasarkan luasan dan intensitas cahaya pendaran dari setiap telur, sebagai berikut: tingkat 1 dicirikan dengan ekspresi pendar hijau kurang terang, tingkat 2 memiliki ekspresi pendar hijau terang, dan pada tingkat 3 ditunjukkan dengan ekspresi pendar hijau sangat terang.

3.3.5 Analisis Data

Analisis data dilakukan dengan menggunakan statistika non parametrik. Pada masing-masing parameter, perbedaan hasil pada perlakuan dapat diketahui dengan membandingkan nilai rataan pada setiap parameternya Least Significant Different Test Kato et al., 2007.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1

Hasil 4.1.1 Derajat Kelangsungan Hidup Embrio DKHE dan Derajat Penetasan DP Seperti yang ditunjukkan pada Tabel 1, diketahui bahwa parameter DKHE dan DP larva pada kontrol memiliki kisaran nilai yang lebih tinggi 71.67±11.8, dibandingkan dengan kisaran nilai DKHE dan DP yang diinjeksikan GFP dengan menggunakan promoter keratin 21.67±7.1 dan promoter heatshock 13.33±4.7. Sedangkan promoter keratin dan heatshock pada paramater DKHE dan DP menunjukkan nilai yang relatif sama. Data keseluruhan ditunjukkan pada Lampiran 7. Tabel 1. Derajat Kelangsungan Hidup Embrio dan Derajat Penetasan pada Ikan Nila O.niloticus Jenis Promoter Ulangan Jumlah telur yang diinjeksi Derajat Kelangsungan Hidup Embrio DKHE Derajat Penetasan DP Keratin 2 30 33.33±9.4 a 21.67±7.1 a Heatshock 2 30 21.67±7.1 a 13.33±4.7 a Kontrol 2 30 78.33±11.8 b 71.67±11.8 b

4.1.2 Pola Ekspresi Gen GFP dengan Promoter Keratin dan Promoter Heatshock

Berdasarkan Gambar 7 diketahui bahwa jumlah telur terbanyak yang memiliki ekspresi gen GFP pendar hijau terjadi pada jam ke-36 pasca mikroinjeksi. Pada waktu tersebut promoter keratin mampu menginisiasikan gen GFP sebanyak 20 butir telur sedangkan promoter heatshock menginisiasikan gen GFP sebanyak 19 butir telur. Proses inisiasi ekspresi GFP oleh promoter keratin mulai terlihat pada jam ke-8 pasca mikroinjeksi pada 2 butir telur. Sedangkan pada promoter heatshock insiasi ekspresi GFP baru terlihat pada jam ke-12, namun ekspresi GFP terlihat pada jumlah telur yang lebih banyak.