Matrik QSPM Konsep Manajemen

20 melalui matriks Evaluasi Faktor Internal IFE dan Evaluasi Faktor Eksternal EFE. Tujuan penggunaan matriks I-E adalah untuk memperoleh strategi bisnis ditingkat perusahaan yang lebih detail. Matriks I-E merupakan penggabungan matrik EFE dan IFE yang menghasilkan sembilan macam sel dengan memperlihatkan kombinasi total nilai terbobot dari matriks-matriks IFE dan EFE. Pada prinsipnya kesembilan sel dapat dikelompokkan menjadi tiga strategi utama yang memiliki implikasi strategi yang berbeda, yaitu pertumbuhan growth strategy, strategi pertahanan dan pemeliharaan stability strategy, serta strategi panendivestasi retrenchment strategy .

2.7.1.4. Matriks SWOT

Analisis SWOT Strengths, Weaknesses, Opportunities, Threats adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan. Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan strenghts dan peluang opportunity, namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan weakness dan ancaman threats. Matrik SWOT merupakan alat pencocokan yang penting membantu manajer mengembangkan empat tipe strategi, yaitu 1 strategi SO Strenghts- Opportunity yaitu menggunakan seluruh kekuatan yang dimiliki untuk merebut dan memanfaatkan peluang yang ada; 2 strategi WO Weakness-Opportunity bertujuan untuk pemanfaatan peluang yang ada dengan meminimalkan kelemahan yang ada; 3 strategi ST Strenghts-threats yaitu menggunakan kekuatan yang dimiliki untuk mengatasi dampak ancaman yang ada; 4 strategi WT Weakness- threats merupakan taktik defensif yang diarahkan untuk meminimalkan kelemahan yang ada dan menghindari ancaman eksternal.

2.7.2. Matrik QSPM

QSPM Quantitative Strategic Planning Matrix merupakan alat yang memungkinkan ahli strategi untuk mengevaluasi strategi alternatif secara objektif berdasarkan pada faktor-faktor kritis untuk sukses eksternal dan internal yang dikenali sebelumnya, serta memerlukan penilaian intuitif yang baik. Kegunaan 21 QSPM adalah untuk menetapkan daya tarik relatif dari tindakan alternatif yang layak dan memutuskan strategi mana yang terbaik. Dalam beberapa hal, QSPM memiliki beberapa kelebihan dan kekurangan, yaitu: 1 strategi dapat diperiksa secara berurutan atau bersamaan; 2 tidak ada batas jumlah strategi yang dapat diperiksa atau dievaluasi; 3 membutuhkan ketelitian dalam memadukan faktor-faktor eksternal dan internal yang terkait dalam proses keputusan.

2.8. Hasil Penelitian Terdahulu

Penelitian mengenai sektor basis perekonomian dalam pembangunan wilayah di Kabupaten Cianjur oleh Pranata 2004 menyimpulkan bahwa pada kurun waktu Tahun 2001-2002 Kabupaten Cianjur dengan menggunakan metode LQ mempunyai enam sektor basis yaitu sektor pertanian, sektor perdagangan sektor angkutan dan komunikasi sektor keuangan sektor bangunan dan sektor jasa-jasa. Perhitungan surplus pendapatan bersih untuk masing-masing kecamatan menunjukkan beberapa kecamatan memiliki kontribusi yang relatif besar dan sektor basis yang ada menghasilkan efek pengganda yang berbeda-beda namun relatif sama dengan angka pengganda Kabupaten Cianjur. Berdasarkan hasil analisis skalogram umumnya jumlah penduduk sebagai indikator dalam alokasi pembangunan namun dari hasil skalogram selain jumlah penduduk jumlah desa menentukan alokasi fasilitas pembangunan. Hasil penelitian Pranata 2004 Sektor pertanian menjadi prioritas utama pembangunan dengan dukungan sektor lain baik sektor yang menjadi basis maupun yang non basis serta perlu dukungan bagi pembangunan wlayah selatan. Herlinda 2007 meneliti arahan penataan kawasan penyebaran dan pengembangan peternakan sapi potong di Kabupaten Lima Puluh Kota. Hasil analisa spasial menunjukkan bahwa sebagian besar wilayah Kabupaten Lima Puluh Kota sesuai dengan lingkungan ekologis sapi potong dengan luas 157.833 ha 57,58. Hasil overlay peta kesesuaian lingkungan ekologis sapi potong dengan peta kesesuaian hijauan makanan ternak menunjukkan bahwa lahan-lahan yang sesuai untuk pengembangan ternak sapi potong adalah lahan kebun campuran, tegalanladang, perkebunan, lahan semakrerumputan dan hutan produksi dengan