3. Analisis Dosis –Respon
Analisis dosis-respon adalah penentuan hubungan antara nilai dosis atau tingkat paparan suatu bahan kimia dan respon berupa kejadian-kejadian yang
berkaitan dengan efek buruk dan efek membahayakan. Melalui analisis dosis- respon dapat diperkirakan jumlah zat yang masuk dalam tubuh dan pengeruhnya
terhadap kesehatan seseorang. Menurut
enHealth 2004 dan WHO 1990 Analisis dosis-respon, disebut juga dose-response assessment atau toxicity
assessment, menetapkan nilai-nilai kuantitatif toksisitas risk agent untuk setiap bentuk spesi kimia-nya. Toksisitas dinyatakan sebagai dosis referensi reference
dose, RfD untuk efek-efek nonkarsinogenik dan Cancer Slope Factor CSF atau Cancer Unit Risk CCR untuk efek-efek karsinogenik. Analisis dosis-respon
merupakan tahap paling menentukan karena ARKL hanya bisa dilakukan untuk risk agent yang sudah ada dosis-responnya.
RfD adalah toksisitas kuantitatif nonkarsinogenik, menyatakan estimasi dosis pajanan ha-rian yang diprakirakan tidak menimbulkan efek merugikan
kesehatan meskipun pajanan berlanjut sepanjang hayat. Dosis referensi dibedakan untuk pajanan oral atau tertelan ingesi, untuk makanan dan minuman yang
disebut RfD dan untuk pajanan inhalasi udara yang disebut reference concentration RfC. Dalam analisis dosis-respon, dosis dinyatakan sebagai risk
agent yang terhirup inhaled, tertelan ingested atau terserap melalui kulit absorbed per kg berat badan per hari mgkghari. Respon atau efek
nonkarsinogenik, yang disebut juga efek sistemik, yang ditimbulkan oleh dosis risk agent tersebut dapat beragam, mulai dari yang tidak teramati yang sifatnya
sementara, kerusakan organ yang menetap, kelainan fungsional yang kronik, sampai kematian.
Dosis yang digunakan untuk menetapkan RfD adalah yang menyebabkan efek paling ren-dah yang disebut NOAEL No Observed Adverse Effect Level
atau LOAEL Lowest Ob-served Adverse Effect Level. NOAEL adalah dosis tertinggi suatu zat pada studi toksisi-tas kronik atau subkronik yang secara
statistik atau biologis tidak menunjukkan efek me-rugikan pada hewan uji atau pada manusia.
Dosis-respon kuantitatif beberapa zat toksik dapat dilihat pada Tabel 2.7
Tabel 2.7 Dosis-respon kuantitatif non-karsinogen beberapa zat toksik
Risk Agent RfD atau RfC
mgkgbbhari CSF
mgkgbbhari Efek Kritis
Merkuri Hg 1.00E-04
− kelainan neuropsikologis perkembangan
dalam studi epidomologi AnHealth 2004
Kadmium Cd 5.00E-04
0,38 Proteinuria paparan kronik pada manusia
USEPA 2001
Arsen As 3.00E-04
1.50 Hiperpigmentasi, keratosis dan
kemungkinan komplikasi vaskular paparan oral Tseng 1977, Tseng et al
1968, Shu et al 2013
Bromoform CHBr3
2.00E-02 7.90E-03
Lesi hepatik uji hayati sub kronik gavage oral pada tikus TNAS 2007
Timbal Pb 1.00E-03
0.04 Neurological and Neorotoxic pada
manusia, kanker pada hewan dan manusia WHO 2006, Lyon 2006
Sumber: IRIS 2007, Rahman 2007
4. Karakterisasi Risiko
Karakteristik risiko dilakukan dengan cara mengumpulkan informasi dari ketiga langkah sebelumnya sehingga dapat diperkirakan efek suatu zat terhadap
kondisi kesehatan. Karakteristik risiko kesehatan dinyatakan dengan tingkat risiko risk quotient untuk efek-efek nonkarsinogenik dan excess cancer risk ECR
untuk efek-efek karsinogenik. Dati tingkat risiko tersebut dapat dilihat tingkat risiko kualitas perairan maupun logam Pb dan Cd yang ada dilokasi penelitian,
sehingga dapat dilakukan langkah selanjutnya untuk menurunkan intake masukan sehingga tingkat risiko di lokasi penelitian tersebut nilainya kurang
dari satu.
5. Manajemen Risiko Pengendalian Pencemaran
Risiko adalah segala sesuatu yang berdampak negatif terhadap pencapaian tujuan yang diukur berdasarkan kemungkinan dan dampaknya. Manajemen Risiko
adalah bagian integral dari manajemen dan pengambilan keputusan yang baik di tiap tingkatan organisasi.
Proses manajemen risiko adalah suatu proses yang bersifat berkesinambungan, sistematis, logik, dan terukur yang digunakan untuk
mengelola risiko. Proses manajemen risiko meliputi penerapan kebijakan, prosedur, dan praktek untuk melaksanakan penetapan konteks, identifikasi risiko,
analisis risiko, evaluasi risiko, penanganan risiko, monitoring dan review.
Kualitas lingkungan hasil pengukuran dilapangan dapat di ambil manajemen risikonya, tujuannya melakukan pengendalian agar pencemaran
lingkungan dapat di kendalikan. Berdasarkan karakteristik risiko, dapat
dirumuskan pilihan-pilihan manajemen risiko untuk meminimalkan tingkat risiko RQ dan ECR, sehingga RQ 1 dan ECR10
-4
dengan menurunkan risk agent nilai faktor-faktor pemaparan sedemikian rupa sehingga ujuannya asupan intake
lebih kecil atau sama dengan dosis referensi toksisitasnya.