Manajemen risiko yang tepat, maka dampak ekologis di perairan badan air di wilayah sekitar Perairan Donan dapat berkurang.
4. HASIL DAN PEMBAHASAN Sumber dan Jenis Pencemar Perairan Donan
Tujuan utama yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi sumber pencemar kualitas perairan tiap parameter, baik pada
perairan, sedimen maupun pada Polymesoda erosa, mengetahui besarnya beban pencemar, kapasitas asimilasi, dan risiko kesehatan akibat dari bahan pencemar
yang masuk keperairan. Secara garis besar, sumber pencemaran yang masuk ke Perairan Donan diklasifikasikan menjadi dua kelompok sumber limbah, yaitu
limbah yang berasal dari kegiatan luar sungai domestik, pertanian dan peternakan, industri dan limbah dari dalam sungai. Hasil pengamatan lapangan
diketahui berbagai jenis kegiatan yang berlangsung di sekitar kawasan Perairan Donan baik point source maupun nonpoint source, yang merupakan sumber beban
pencemar yang masuk ke perairan sungai. Sumber pencemar berupa point source atau aliran dengan saluran titik tertentu antara lain drainase, anak sungai, outlet
industri,
beberapa industri besar yang terdapat di kawasan tersebut adalah industri migas, unit pengantongan pupuk, industri pengolahan semen, bengkel
kapal, pabrik minyak kelapa, industri gula rafinasi . Sumber pencemar non point
source merupakan aliran yang masuk tidak berupa saluran tertentu, tidak merata sehingga debitnya sulit diukur. Sumber non poin source dilokasi penelitian
diantaranya limbah dari kapal yang berlabuh baik perahu kecil sampai kapal tongkang yang lebih besar, kegiatan pencucian mesin kapal, pembakaran BBM
pada alat tranportasi air mengingat lokasi penelitian merupakan pelabuhan yang utama menghubungkan antara Cilacap dengan kawasan Segara Anakan, limbah
dari kegiatan domestik, limbah pertanian.
Banyaknya industri yang terletak di sepanjang Perairan Donan industri
migas, unit pengantongan pupuk, industri pengolahan semen, bengkel kapal, pabrik minyak kelapa, industri gula rafinasi
dan seringnya terjadi sedimentasi menyebabkan kualitas perairan menjadi buruk di lokasi penelitian. Hal tersebut
sesuai dengan penelitian Wiratama 2010 sedimen yang masuk ke badan air di Segara Anakan dapat menyebabkan perubahan pada suhu, salinitas, oksigen yang
dibebaskan maupun muatan pada sedimen itu sendiri. Terjadinya erosi dan sedimentasi ini pada akhirnya juga akan meningkatkan transpor hara dari
penggunaan lahan yang terdapat di sekitar yang masuk ke perairan sungai.
Parameter Kualitas Air Perairan Donan
Evaluasi kondisi Perairan Donan dilakukan dengan cara membandingkan hasil analisis fisik dan kimia kualitas Perairan Donan dengan baku mutu kualitas
air yang berlaku, dengan mengacu pada Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan kualitas air dan pengendalian pencemaran air untuk mutu air
kelas II.
Parameter Fisika Kualitas Perairan Donan
Pengukuran parameter fisika kualitas perairan diambil sebagai data penunjang penelitian. Parameter fisika kualitas Perairan Donan yang di ukur
meliputi suhu, kekeruhan, total padatan tersuspensi TSS.
Suhu Air
Suhu air memiliki kaitan erat dengan kualitas lingkungan, baik secara langsung maupun tidak langsung. Semakin tinggi suhu perairan semakin menurun
kualitasnya, karena kandungan oksigen terlarut yang ada juga akan semakin menurun sehingga banyak mikroorganisme perairan yang mati. Tinggi rendahnya
suhu air dipengaruhi oleh suhu udara sekitar, kedalaman air, jenis bahan yang masuk ke perairan, tutupan vegetasi dan kekeruhan air.
Hasil pengukuran suhu Perairan Donan berkisar antara 28-37.5
o
C. Nilai suhu terendah terdapat pada stasiun satu kondisi pasang yaitu 28
o
C. menurut Peraturan Pemerintah nomor 82 tahun 2001 perbedaan suhu alamiah dengan hasil
pengukuran tidak boleh lebih dari tiga derajat. Perairan kondisi pasang deviasinya sebesar 2.9 sedangkan pada kondisi surut deviasinya sebesar 3.4, artinya suhu
perairan pada kondisi surut melebihi batas yang ditentukan, sedangkan kondisi pasang masuk dalam batasan tetapi perlu harus di jaga agar tidak melebihi batasan
yang ditentukan. Deviasi yang tinggi menyebabkan suhu perairan sangat jauh berbeda antara stasiun satu dengan yang lainnya, sehingga berhubungan dengan
kenyamanan dan ketahanan biota yang hidup didalamnya. Nilai suhu udara pada stasiun empat selalu lebih tinggi baik pada kondisi pasang maupun surut, hal
tersebut karena adanya bahan pencemar dari industri setempat dibuang keperairan, excess air buangan industri industri yang dibuang kelingkungan tanpa
pengolahan terlebih dahulu membuat suhu perairan naik, bahkan masyarakat setempat menyebut aliran tersebut “Kali Panas”. Tingginya suhu perairan di
lingkungan dekat stasiun empat membuat biota perairan tidak dapat hidup, begitu juga dengan vegetasi yang ada disekitar wilayah stasiun pengambilan sampel
tersebut. Penelitian sebelumnya menyatakan bahwa suhu daerah tropis berkisar antara 27-35
o
Perbedaan suhu antar jarak pengamatan tidak terlalu tinggi bahkan relatif sama, hal ini diduga karena perairan bersifat dinamik sehingga kemungkinan
terjadinya stratifikasi suhu pun menjadi sangat rendah. Perbedaan suhu juga dapat berpengaruh oleh suhu udara, perbedaan intensitas cahaya matahari pada saat
C Abowei dan George 2009. Tingginya suhu air dan udara disebabkan karena adanya aktivitas kimia maupun biologis seperti degradasi
bahan organik dari sampah atau limbah yang terbawa. Pada kondisi surut air sungai turun dan suhu perairan tersebut menjadi tinggi. Selain itu, suhu tinggi
diperairan dapat disebabkan oleh pemanasan global yang terjadi saat ini yang menyebabkan suhu udara meningkat sehingga menyebabkan suhu udara menjadi
ekstrim. Industri pengolahan semen limbah yang dihasilkan lebih banyak limbah gas, dan debu. Cerobong asap tiap mesin industri menghasilkan limbah yang
dibuang ke udara, selain menyebabkan udara menjadi panas pada lokasi penelitian juga bila terjadi hujan limbah akan menyatu dengan air hujan dan terbawa ke
perairan.