Frekuensi pemaparan EF hari365 hari

Manajemen risiko yang tepat, maka dampak ekologis di perairan badan air di wilayah sekitar Perairan Donan dapat berkurang.

4. HASIL DAN PEMBAHASAN Sumber dan Jenis Pencemar Perairan Donan

Tujuan utama yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi sumber pencemar kualitas perairan tiap parameter, baik pada perairan, sedimen maupun pada Polymesoda erosa, mengetahui besarnya beban pencemar, kapasitas asimilasi, dan risiko kesehatan akibat dari bahan pencemar yang masuk keperairan. Secara garis besar, sumber pencemaran yang masuk ke Perairan Donan diklasifikasikan menjadi dua kelompok sumber limbah, yaitu limbah yang berasal dari kegiatan luar sungai domestik, pertanian dan peternakan, industri dan limbah dari dalam sungai. Hasil pengamatan lapangan diketahui berbagai jenis kegiatan yang berlangsung di sekitar kawasan Perairan Donan baik point source maupun nonpoint source, yang merupakan sumber beban pencemar yang masuk ke perairan sungai. Sumber pencemar berupa point source atau aliran dengan saluran titik tertentu antara lain drainase, anak sungai, outlet industri, beberapa industri besar yang terdapat di kawasan tersebut adalah industri migas, unit pengantongan pupuk, industri pengolahan semen, bengkel kapal, pabrik minyak kelapa, industri gula rafinasi . Sumber pencemar non point source merupakan aliran yang masuk tidak berupa saluran tertentu, tidak merata sehingga debitnya sulit diukur. Sumber non poin source dilokasi penelitian diantaranya limbah dari kapal yang berlabuh baik perahu kecil sampai kapal tongkang yang lebih besar, kegiatan pencucian mesin kapal, pembakaran BBM pada alat tranportasi air mengingat lokasi penelitian merupakan pelabuhan yang utama menghubungkan antara Cilacap dengan kawasan Segara Anakan, limbah dari kegiatan domestik, limbah pertanian. Banyaknya industri yang terletak di sepanjang Perairan Donan industri migas, unit pengantongan pupuk, industri pengolahan semen, bengkel kapal, pabrik minyak kelapa, industri gula rafinasi dan seringnya terjadi sedimentasi menyebabkan kualitas perairan menjadi buruk di lokasi penelitian. Hal tersebut sesuai dengan penelitian Wiratama 2010 sedimen yang masuk ke badan air di Segara Anakan dapat menyebabkan perubahan pada suhu, salinitas, oksigen yang dibebaskan maupun muatan pada sedimen itu sendiri. Terjadinya erosi dan sedimentasi ini pada akhirnya juga akan meningkatkan transpor hara dari penggunaan lahan yang terdapat di sekitar yang masuk ke perairan sungai. Parameter Kualitas Air Perairan Donan Evaluasi kondisi Perairan Donan dilakukan dengan cara membandingkan hasil analisis fisik dan kimia kualitas Perairan Donan dengan baku mutu kualitas air yang berlaku, dengan mengacu pada Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan kualitas air dan pengendalian pencemaran air untuk mutu air kelas II. Parameter Fisika Kualitas Perairan Donan Pengukuran parameter fisika kualitas perairan diambil sebagai data penunjang penelitian. Parameter fisika kualitas Perairan Donan yang di ukur meliputi suhu, kekeruhan, total padatan tersuspensi TSS. Suhu Air Suhu air memiliki kaitan erat dengan kualitas lingkungan, baik secara langsung maupun tidak langsung. Semakin tinggi suhu perairan semakin menurun kualitasnya, karena kandungan oksigen terlarut yang ada juga akan semakin menurun sehingga banyak mikroorganisme perairan yang mati. Tinggi rendahnya suhu air dipengaruhi oleh suhu udara sekitar, kedalaman air, jenis bahan yang masuk ke perairan, tutupan vegetasi dan kekeruhan air. Hasil pengukuran suhu Perairan Donan berkisar antara 28-37.5 o C. Nilai suhu terendah terdapat pada stasiun satu kondisi pasang yaitu 28 o C. menurut Peraturan Pemerintah nomor 82 tahun 2001 perbedaan suhu alamiah dengan hasil pengukuran tidak boleh lebih dari tiga derajat. Perairan kondisi pasang deviasinya sebesar 2.9 sedangkan pada kondisi surut deviasinya sebesar 3.4, artinya suhu perairan pada kondisi surut melebihi batas yang ditentukan, sedangkan kondisi pasang masuk dalam batasan tetapi perlu harus di jaga agar tidak melebihi batasan yang ditentukan. Deviasi yang tinggi menyebabkan suhu perairan sangat jauh berbeda antara stasiun satu dengan yang lainnya, sehingga berhubungan dengan kenyamanan dan ketahanan biota yang hidup didalamnya. Nilai suhu udara pada stasiun empat selalu lebih tinggi baik pada kondisi pasang maupun surut, hal tersebut karena adanya bahan pencemar dari industri setempat dibuang keperairan, excess air buangan industri industri yang dibuang kelingkungan tanpa pengolahan terlebih dahulu membuat suhu perairan naik, bahkan masyarakat setempat menyebut aliran tersebut “Kali Panas”. Tingginya suhu perairan di lingkungan dekat stasiun empat membuat biota perairan tidak dapat hidup, begitu juga dengan vegetasi yang ada disekitar wilayah stasiun pengambilan sampel tersebut. Penelitian sebelumnya menyatakan bahwa suhu daerah tropis berkisar antara 27-35 o Perbedaan suhu antar jarak pengamatan tidak terlalu tinggi bahkan relatif sama, hal ini diduga karena perairan bersifat dinamik sehingga kemungkinan terjadinya stratifikasi suhu pun menjadi sangat rendah. Perbedaan suhu juga dapat berpengaruh oleh suhu udara, perbedaan intensitas cahaya matahari pada saat C Abowei dan George 2009. Tingginya suhu air dan udara disebabkan karena adanya aktivitas kimia maupun biologis seperti degradasi bahan organik dari sampah atau limbah yang terbawa. Pada kondisi surut air sungai turun dan suhu perairan tersebut menjadi tinggi. Selain itu, suhu tinggi diperairan dapat disebabkan oleh pemanasan global yang terjadi saat ini yang menyebabkan suhu udara meningkat sehingga menyebabkan suhu udara menjadi ekstrim. Industri pengolahan semen limbah yang dihasilkan lebih banyak limbah gas, dan debu. Cerobong asap tiap mesin industri menghasilkan limbah yang dibuang ke udara, selain menyebabkan udara menjadi panas pada lokasi penelitian juga bila terjadi hujan limbah akan menyatu dengan air hujan dan terbawa ke perairan.