Tabel 2.7 Dosis-respon kuantitatif non-karsinogen beberapa zat toksik
Risk Agent RfD atau RfC
mgkgbbhari CSF
mgkgbbhari Efek Kritis
Merkuri Hg 1.00E-04
− kelainan neuropsikologis perkembangan
dalam studi epidomologi AnHealth 2004
Kadmium Cd 5.00E-04
0,38 Proteinuria paparan kronik pada manusia
USEPA 2001
Arsen As 3.00E-04
1.50 Hiperpigmentasi, keratosis dan
kemungkinan komplikasi vaskular paparan oral Tseng 1977, Tseng et al
1968, Shu et al 2013
Bromoform CHBr3
2.00E-02 7.90E-03
Lesi hepatik uji hayati sub kronik gavage oral pada tikus TNAS 2007
Timbal Pb 1.00E-03
0.04 Neurological and Neorotoxic pada
manusia, kanker pada hewan dan manusia WHO 2006, Lyon 2006
Sumber: IRIS 2007, Rahman 2007
4. Karakterisasi Risiko
Karakteristik risiko dilakukan dengan cara mengumpulkan informasi dari ketiga langkah sebelumnya sehingga dapat diperkirakan efek suatu zat terhadap
kondisi kesehatan. Karakteristik risiko kesehatan dinyatakan dengan tingkat risiko risk quotient untuk efek-efek nonkarsinogenik dan excess cancer risk ECR
untuk efek-efek karsinogenik. Dati tingkat risiko tersebut dapat dilihat tingkat risiko kualitas perairan maupun logam Pb dan Cd yang ada dilokasi penelitian,
sehingga dapat dilakukan langkah selanjutnya untuk menurunkan intake masukan sehingga tingkat risiko di lokasi penelitian tersebut nilainya kurang
dari satu.
5. Manajemen Risiko Pengendalian Pencemaran
Risiko adalah segala sesuatu yang berdampak negatif terhadap pencapaian tujuan yang diukur berdasarkan kemungkinan dan dampaknya. Manajemen Risiko
adalah bagian integral dari manajemen dan pengambilan keputusan yang baik di tiap tingkatan organisasi.
Proses manajemen risiko adalah suatu proses yang bersifat berkesinambungan, sistematis, logik, dan terukur yang digunakan untuk
mengelola risiko. Proses manajemen risiko meliputi penerapan kebijakan, prosedur, dan praktek untuk melaksanakan penetapan konteks, identifikasi risiko,
analisis risiko, evaluasi risiko, penanganan risiko, monitoring dan review.
Kualitas lingkungan hasil pengukuran dilapangan dapat di ambil manajemen risikonya, tujuannya melakukan pengendalian agar pencemaran
lingkungan dapat di kendalikan. Berdasarkan karakteristik risiko, dapat
dirumuskan pilihan-pilihan manajemen risiko untuk meminimalkan tingkat risiko RQ dan ECR, sehingga RQ 1 dan ECR10
-4
dengan menurunkan risk agent nilai faktor-faktor pemaparan sedemikian rupa sehingga ujuannya asupan intake
lebih kecil atau sama dengan dosis referensi toksisitasnya.
3. METODE PENELITIAN
Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Perairan Donan, Cilacap-Jawa Tengah. Analisis sampel dilaksanakan di laboratorium kualitas air Proling Fakultas Perikanan dan
Kelautan IPB. Waktu penelitian secara keseluruhan selama lima bulan, Oktober 2012-Februari 2013.
Sumber Data
Penelitian ini menggunakan dua jenis data, yaitu data primer dan data sekunder. Data sekunder diperoleh dari instansi terkait Badan Lingkungan Hidup
Kabupaten Cilacap, Dinas Perikanan dan Kelautan Daerah Cilacap, Bappeda Kabupaten Cilacap, Dinas Kesehatan Kabupaten Cilacap, jurnal, maupun
penelitian sebelumnya yang terkait dengan penelitian. Data primer diperoleh dengan analisis laboratorium terdiri dari sampel air, sedimen, kerang dan
wawancara dengan pihak terkait.
Penentuan Lokasi Sampel
Lokasi studi di pilih mengingat adanya berbagai aktivitas di sepanjang perairan studi. Stasiun pengambilan sampel ditentukan dengan purposive
samplingberdasarkan pendekatan konseptual. Sampel air sungai diambil sepanjang enam stasiun meliputi stasiun pertama lokasinya sebelum pabrik
semen Holcim, stasiun kedua terletak di muka pabrik semen Holcim, stasiun ketiga terletak di dekat kawasan pengembangan industri Cilacap, stasiun keempat
terletak di muka kilang minyak Pertamina, stasiun kelima terletak di dekat kegiatan pelabuhan, stasiun keenam terletak di muara menuju Segara Anakan.
Stasiun pengambilan sampel dapat dideskripsikan pada Tabel 3.1
Tabel 3.1 Deskripsi stasiun pengambilan sampel Stasiun
Keterangan 1
Sebelum pabrik pengolahan semen, adanya aktivitas penduduk pertanian sekitar sungai, kawasan
mangrove
2 Kawasan pabrik pengolahan semen, kawasan
mangrove 3
Kawasan industri pengembangan Cilacap, kawasan mangrove
4 Kawasan industri migas
5 Pelabuhan, pabrik pengantongan pupuk, estuary
6 Muara menuju Segara Anakan, kawasan perhutani