10 mengeliminasi 431.000 - 658.496 individu rayap selama pengumpanan 104 - 159
hari Husni et al. 1999.
3. Pengendalian dengan cara hayati
Pengendalian rayap dengan cara hayati dapat dilakukan dengan menggunakan musuh-musuh alami misalnya nematoda dan cendawan. Menurut
Bakti 2004 penggunaan nematoda Steinernema carpocapsae untuk mengendalikan rayap tanah C. curvignathus di laboratorium dalam waktu dua hari
mengakibatkan mortalitas rayap mencapai 38,16–60,80 dan setelah 6 hari mortalitas rayap mendekati 100.
Pengendalian rayap Reticulitermes flavipes dengan menempatkan konidia cendawan M. anisopliae pada rayap pekerja R. flavipes menghasilkan mortalitas
100 dalam waktu 5 hari dan dengan metode pengumpanan 12 hari. Sedangkan dengan pemindahan kasta pekerja yang terkontaminasi ke rayap yang sehat di
dalam cawan petri mengakibatkan kematian pada rayap yang sehat setelah 8 hari Zoberi 1995 dalam Bayon et al. 2000. Suzuki 1991 melaporkan pengujian M.
anisopliae terhadap C. formosanus dan R. speratus dengan metoda pengumpanan
selembar kertas saring menghasilkan LT
50
dalam waktu 11 hari. Kertas saring yang terkontaminasi M. anisopliae juga berperan penting terhadap laju mortalitas
rayap Cryptotermes brevis Nash Moein 1997 dalam Bayon et al. 2000. Metarhizium anisopliae
secara komersil telah dikembangkan ke dalam suatu produk yang diaplikasikan di atas tanah yang disebut dengan Bio-Blast
TM
dan telah di daftar oleh US EPA pada tahun 1994 Rath Tidbury 1996; Krueger et al.
1995 dalam Bayon et al. 2000. Cloyd 2003 menyatakan bahwa pada uji laboratorium kematian rayap terjadi pada hari ke-4 hingga ke-10 dan tergantung
pada temperatur karena viabilitas cendawan menurun pada temperatur tinggi dan virulensi cendawan menurun pada temperatur rendah.
Iijima et al. 2001, juga telah mengembangkan cendawan entomopatogen M. anisopliae
ke dalam bentuk produk pestisida. Pembuatan termitisida cendawan entomopatogen M. anisopliae ESC telah diteliti dan diuji di laboratorium yang
formulasinya secara komersial dikenal sebagai Bio-Blast
TM
. Kandungan konidia
dari M. anisopliae ESC 1 yang diperlakuan pada tanah soil treatment
11 memperlihatkan efek termitisida terhadap C. formosanus dan R. speratus dan
perkecambahan serta pertumbuhannya cukup baik. Maniania et al. 2002 melaporkan bahwa M. anisopliae dapat mengendalikan rayap di ekosistem
pertanaman jagung. Desyanti 2007 menyatakan bahwa M. anisopliae, M. brunneum
, M. roridum, B. bassiana, F. Oxysporum, dan A. flavus, dengan kerapatan konidia cendawan 10
7
konidiaml dapat membunuh rayap C. gestroi 100 setelah 6 hari inokulasi
Karakteristik Cendawan Entomopatogen
1. Metarhizium anisopliae Metschnikoff Sorokin