Sifat dan Prilaku Rayap

5

2. Sifat dan Prilaku Rayap

Rayap memiliki beberapa sifat dan prilaku yang khas Nandika Tambunan 1987; Tarumingkeng 2004 yaitu: 1. trofalaksis adalah transfer material makanan dan protozoa kepada anggota rayap lainya dalam satu koloni. Tansfer material melalui anus disebut dengan proctodeal sedangkan melalui mulut disebut dengan stomodeal. Sifat trofalaksis tersebut sebagai cara untuk memperoleh protozoa flagellata bagi individu yang baru ganti kulit ekdisis, karena pada saat ekdisis integumen protodeum juga tanggal sehingga protozoa simbion yang diperlukan untuk mencerna selulosa ikut keluar dan diperlukan reinfeksi dengan jalan trofalaksis. 2. grooming adalah mekanisme saling menjilat, mencium dan mengosokkan tubuhnya antar anggota koloni. 3. kriptobiotik yaitu menyembunyikan diri dan menjauhi sinar dari luar kecuali pada kasta reproduktif bersayap yang memerlukan cahaya selama periode swarming. Rayap hidup dalam tanah dan bila mencari obyek makanan akan menerobos dari bagian dalam tanah, bila perlu lapisan logam tipis dan tembok plastik juga ditembusnya dan jika terpaksa harus berjalan di permukaan yang terbuka rayap membentuk pipa pelindung dari bahan tanah atau humus sheltertubes. 4. kanibalistik, sifat saling memakan individu sejenis yang lemah, sifat ini lebih menonjol apabila rayap dalam keadaan kekurangan makanan. Bila ada prajurit yang sudah tua dan tak dapat mempertahankan sarangnya lagi akan dimakan oleh pekerja. Demikian juga betina dan jantan baik ratu, raja maupun neoten reproduktif sekunder yang tidak mampu menjalankan fungsinya untuk berkembang biak lagi akan mengalami nasib yang sama. 5. nekrofagi yaitu memakan bangkai sesamanya. Selulosa merupakan makanan utama rayap, oleh karena itu kayu dan jaringan tanaman merupakan sasaran serangan rayap. Karena ukuran populasi yang besar disertai daya jelajah yang luas maka rayap mampu menjangkau dan merusak bahan-bahan yang menjadi kepetingan manusia seperti kertas, karton, kain, dan plastik Nandika 1987. Zat lain seperti gula dan protein juga diperlukan oleh rayap untuk pertumbuhannya serta sebagian energi untuk bertelur, zat-zat tersebut diperoleh dari makanan dan pencernaan beberapa organisme simbion di dalam rektumnya Hasan 1986. 6 Rayap hidup ditempat yang temperaturnya hangat serta karakteristik tanahnya subur. Kisaran temperatur yang disukai rayap adalah 21,1 - 26,6 o C dengan kelembaban optimal 95 - 98 Susanta 2007. Koloni rayap dapat hidup pada kedalaman tanah 5 hingga 6 meter untuk berlindung dari perubahan cuaca yang kurang menguntungkan Pearce 1997. Rayap mengalami perubahan bentuk metamorfosis yang disebut dengan metamorfosis tidak sempurna hemimetabola. Siklus hidupnya dimulai dari telur, nimfa, dan imago. Larva atau individu muda yang berasal dari telur di dalam koloni akan berkembang menjadi pekerja, prajurit, dan alata. Jantan dan betina reproduktif bersayap akan pergi meningalkan koloni melakukan swarming atau terbang memencar dan biasanya terjadi dalam waktu yang singkat, beberapa jenis rayap di daerah tropis melakukan swarming pada awal musim hujan. Masa swarming ini merupakan masa perkawinan dimana sepasang imago alata bertemu dan segera menangalkan sayapnya serta mencari tempat yang sesuai di dalam tanah atau kayu Krishna 1969. Pemilihan sarang dapat pula terjadi sebelum kasta reproduksi berpasangan Lee Wood 1971.

3. Pembentukan koloni