Analisis Biplot Pemetaan Provinsi di Indonesia Berdasarkan Produk Domestik Regional Bruto Menggunakan Analisis Biplot

sebagai titik yang terpisah sehingga disebut sebagai pencilan Hoaglin et al. 1991. Gambar 1 Boxplot dan keterangannya.

2.3 Korelasi

Korelasi adalah nilai yang menunjukkan kekuatan dan arah hubungan linear antara dua peubah acak. Nilai korelasi antara peubah x dan y dapat diperoleh dengan rumus berikut Walpole 2005 dengan i = 1, 2, 3, . . ., n. Nilai korelasi positif menunjukkan bahwa nilai dua peubah tersebut memiliki hubungan linear positif dan begitu juga sebaliknya. Semakin dekat nilai korelasi ke -1 atau +1, semakin kuat korelasi antara kedua peubah tersebut, sebaliknya jika nilai korelasinya mendekati 0 maka semakin lemah korelasi antara kedua peubah tersebut.

2.4 Analisis Biplot

Analisis biplot diperkenalkan oleh Gabriel 1971. Pada dasarnya, analisis ini merupakan suatu alat statistika yang menyajikan posisi relatif n objek pengamatan terhadap p peubah secara simultan dalam ruang berdimensi lebih rendah. Jolliffe 1986 mengemukakan dari analisis biplot dikaji hubungan antar objek dan peubah, hubungan antar peubah, kesamaan antar objek dan penciri masing- masing objek. Melalui analisis biplot akan diperoleh visualisasi dari segugus objek dan peubah dalam bentuk grafik bidang datar. Analisis ini dikembangkan berdasarkan Dekomposisi Nilai Singular DNS atau Singular Value Decomposition SVD. Misalkan n merupakan matriks data dengan n objek dan p peubah. Kemudian dikoreksi terhadap nilai rata-rata kolomnya sehingga didapat matriks , 1 dengan 1 adalah vektor berdimensi yang semua elemennya bernilai 1. Matriks koragam S peubah ganda dari data adalah 2 sedangkan matriks korelasi dari matriks X adalah 3 dengan adalah matriks diagonal dengan unsur adalah matriks koragam. Misalkan matriks maka jarak Euclid antara objek ke-i dan objek ke-j didefinisikan sebagai dan jarak Mahalanobis antara objek ke-i dan ke-j sebagai . Matriks berukuran , adalah banyaknya objek dan adalah banyaknya peubah, serta matriks berpangkat dengan r min{n,p}. Penerapan konsep DNS terhadap matriks X sebagai berikut: 4 Keterangan:  U dan W masing-masing berukuran n r dan p r serta = matriks identitas berdimensi r  L adalah matriks diagonal berukuran r r dengan unsur-unsur diagonalnya adalah akar kuadrat dari nilai eigen sehingga  Kolom matriks W adalah vektor eigen dari matriks  Sedangkan kolom matriks U dapat dihitung melalui persamaan : 5 dengan adalah nilai eigen ke-i dari matriks dan adalah kolom ke-i matriks W. Menurut Jolliffe 1986 didefinisikan matriks dan matriks dengan 0 ≤ α ≤ 1. Sehingga persamaan 4 dapat dituliskan 6 dengan demikian setiap unsur ke- matriks dapat dituliskan sebagai berikut: 4 1 D A TA 2 3 Nilai maksimum Nilai minimum Q 3 Q 1 Me Q 2 7 di mana dan . Vektor menjelaskan unsur baris objek ke-i matriks X, dan vektor menjelaskan unsur kolom peubah ke-j matriks X. Jika X berpangkat dua, maka vektor baris dan vektor kolom dapat digambarkan dalam ruang berdimensi dua. Sementara itu, bagi matriks X yang berpangkat lebih dari dua dapat didekati dengan matriks berpangkat dua, sehingga persamaan 6 dapat ditulis menjadi: 8 dengan masing-masing dan mengandung dua unsur vektor dan , dan berturut-turut berisi unsur-unsur dua kolom pertama matriks dan . Dengan pendekatan tersebut matriks X dapat disajikan dalam ruang dimensi dua. Nilai α yang digunakan dapat merupakan nilai sebarang ∈ [0,1], tetapi pengambilan nilai- nilai ekstrim yaitu α = 0 dan α = 1 berimplikasi pada interpretasi biplot. 1. Jika α = 0, maka dan , akibatnya: 9 sehingga diperoleh : a. , dengan adalah koragam peubah ke-i dan ke-j. Artinya, penggandaan titik antara vektor dan akan memberikan gambaran koragam antara peubah ke- i dan ke-j. b. , dengan artinya panjang vektor tersebut akan memberikan gambaran tentang keragaman peubah ke-i. Makin panjang vektor dibandingkan dengan vektor maka makin besar keragaman peubah dibanding peubah . c. Korelasi antara peubah ke-i dan ke-j dijelaskan oleh cosinus sudut antara dan misal : θ, yaitu: . Berdasarkan sudut yang dibentuk antara vektor dan , korelasi peubah ke-i dan ke-j dapat dijelaskan sebagai berikut: 1 semakin besar korelasi positifnya jika θ mendekati 0, dan korelasi sama dengan 1 jika θ = 0. 2 semakin besar korelasi negatifnya jika θ mendekati π, dan korelasi sama dengan -1 jika θ = π, dan 3 semakin kecil korelasi positif dan negatifnya jika θ mendekati dan tidak berkorelasi apabila θ = . d. Jika X berpangkat p maka: dengan S adalah matriks koragam yang diperoleh dari X. Artinya, kuadrat jarak Mahalanobis antara dan sebanding dengan kuadrat jarak Euclid antara dan . 2. Jika α = 1, maka dan , akibatnya: 10 artinya: atau kuadrat jarak Euclid antara dan akan sama dengan kuadrat jarak Euclid antara dan . Informasi penting yang bisa didapatkan dari tampilan biplot adalah: 1. Kedekatan antar objek. Dua objek dengan karakteristik sama akan digambarkan sebagai dua titik yang posisinya berdekatan. 2. Keragaman peubah. Peubah dengan keragaman kecil digambarkan sebagai vektor yang pendek. Begitu pula sebaliknya, sedangkan peubah dengan keragaman besar digambarkan sebagai vektor yang panjang. 3. Korelasi antar peubah. Peubah digambarkan sebagai vektor. Jika sudut dua peubah lancip maka korelasinya bernilai positif. Apabila sudut dua peubah tumpul maka korelasinya bernilai negatif. Sementara itu, jika sudut dua peubah siku- siku maka tidak saling berkorelasi. 4. Keterkaitan peubah dengan objek. Karakteristik suatu objek bisa disimpulkan dari posisi relatifnya terhadap suatu peubah. Jika posisi objek searah dengan arah vektor peubah maka objek tersebut bernilai diatas rata-rata, jika berlawanan maka nilainya di bawah rata-rata, dan jika hampir di tengah-tengah maka nilainya mendekati rata-rata. Ukuran Kesesuaian Biplot Menurut Gabriel 2002, biplot tidak hanya sebagai pendekatan matriks data X dengan menggunakan matriks , tetapi juga hasil perkalian sebagai pendekatan dari matriks yang berkaitan dengan ragam koragam dan korelasi antar peubah dan matriks sebagai pendekatan bagi yang berkaitan dengan ukuran ketakmiripan antar objek. Secara umum dan sebagai pendekatannya. Jika maka dengan . Rumus umum yang dikemukakan oleh Gabriel untuk ukuran kesesuaian GF, Goodness of Fit analisis biplot ini adalah sebagai berikut : Persamaan di atas dapat ditulis menjadi : X dan H adalah suatu matriks, dimana H merupakan pendekatan X. Ukuran kesesuaian data untuk biplot pada ruang berdimensi dua, yaitu: dengan dinamakan teras dari matriks segi M atau jumlah elemen diagonal dari M sehingga dapat dituliskan: . III PEMBAHASAN

3.1 Data