Analisis Laju Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Labuhan Batu
ANALISIS LAJU PERTUMBUHAN PRODUK
DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB)
KABUPATEN LABUHAN BATU
TUGAS AKHIR
SUCI ANDIRA MANIK
112407074
PROGRAM STUDI D3 STATISTIKA
DEPARTEMEN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2014
(2)
ANALISIS LAJU PERTUMBUHAN PRODUK
DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB)
KABUPATEN LABUHAN BATU
TUGAS AKHIR
Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat memperoleh Ahli Madya
SUCI ANDIRA MANIK
112407074
PROGRAM STUDI D3 STATISTIKA
DEPARTEMEN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2014
(3)
PERSETUJUAN
Judul : Analisis Laju Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Labuhan Batu
Kategori : Tugas Akhir
Nama : Suci Andira Manik
Nomor Induk Mahasiswa : 112407074 Program Studi : D3 Statistika Departemen : Matematika
Fakultas : Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara
Disetujui di Medan, Juli 2014
Disetujui oleh:
Program Studi D3 Statistika FMIPA USU Pembimbing, Ketua,
Dr. Faigiziduhu Bu’ulölö, M.Si Dr. Pasukat Sembiring, M.Si NIP. 19531218 198003 1 003 NIP. 19531113 198503 1 002
(4)
PERNYATAAN
ANALISIS LAJU PERTUMBUHAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) KABUPATEN
LABUHAN BATU
TUGAS AKHIR
Saya mengakui bahwa Tugas Akhir ini adalah hasil kerja saya sendiri. Kecuali beberapa kutipan dan ringkasan yang masing-masing disebutkan sumbernya.
Medan, Juli 2014
SUCI ANDIRA MANIK 112407074
(5)
PENGHARGAAN
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Pemurah dan Maha Penyayang, dengan limpah karunia-Nya Penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini dengan judul Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Laju Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Labuhan Batu.
Terimakasih penulis sampaikan kepada Bapak Dr. Pasukat Sembiring, M.Si selaku pembimbing yang telah meluangkan waktunya selama penyusunan tugas akhir ini. Terimakasih kepada Bapak Dr. Faigiziduhu Bu’ulölö, M.Si dan Bapak Dr. Suwarno Arriswoyo, M.Si selaku Ketua dan Sekretaris Program Studi D3 Statistika FMIPA USU, Bapak Prof. Dr. Tulus, M.Si dan Ibu Dr. Mardiningsih, M.Si selaku Ketua dan Sekretaris Departemen Matematika FMIPA USU Medan, Bapak Dr. Sutarman, M.Sc selaku Dekan FMIPA USU Medan, seluruh Staff dan Dosen Program Studi D3 Statistika FMIPA USU, pegawai FMIPA USU dan rekan-rekan kuliah. Akhirnya tidak terlupakan kepada Ayah Jamaluddin Manik, Ibu Seri Dahmita Dalimunthe dan keluarga yang selama ini memberikan bantuan dan dorongan yang diperlukan. Semoga Tuhan Yang Maha Esa akan membalasnya.
Penulis,
SUCI ANDIRA MANIK
(6)
DAFTAR ISI
Halaman
Persetujuan i
Pernyataan ii
Penghargaan iii
Daftar Isi iv
Daftar Tabel vi
Daftar Gambar vii
Bab 1 Pendahuluan 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Rumusan Masalah 2
1.3 Batasan Masalah 3
1.4 Tujuan Penelitian 3
1.5 Manfaat Penelitian 4
1.6 Metodologi Penelitian 4
1.7 Tinjauan Pustaka 6
1.8 Sistematika Penulisan 8
Bab 2 Landasan Teori 10
2.1 Pengertian Regresi 10
2.2 Analisis Regresi Linier 11 2.3 Analisis Regresi Linier Sederhana 13 2.4 Analisis Regresi Linier Berganda 14 2.5 Uji Keberartian Regresi 16 2.6 Koefisien Determinasi 17 2.7 Uji Koefisien Korelasi 18 2.8 Kesalahan Standar Estimasi 20 2.9 Pengujian Hipotesis 20
Bab 3 Gambaran Umum Lokasi Riset 23 3.1 Sejarah Badan Pusat Statistik 23 3.1.1 Masa Pemerintahan Hindia Belanda 23 3.1.2 Masa Pemerintahan Jepang 24 3.1.3 Masa Kemerdekaan Republik Indonesia 24 3.1.4 Masa Orde Baru Sampai Sekarang 26 3.2 Visi dan Misi Badan Pusat Statistik 27 3.2.1 Visi Badan Pusat Statistik 27 3.2.2 Misi Badan Pusat Statistik 27
3.3 Struktur Organisasi Badan Pusat Statistik 28
3.4 Job Description 28
Halaman
Bab 4 Analisis Data 31
4.1 Data dan Pembahasan 31 4.2 Persamaan Regresi Linier Berganda 32
(7)
4.3 Analisis Residu 36 4.4 Uji Regresi Linier Ganda 37 4.5 Perhitungan Koefisien Regresi Linier Berganda 40 4.6 Perhitungan Korelasi Antara Variabel 41 4.7 Pengujian Koefisien Regresi Linier Berganda 45
Bab 5 Implementasi Sistem 49
5.1 Pengertian Implementasi Sistem 49 5.2 SPSS Dalam Statistika 49
5.3 Mengaktifkan SPSS 50
5.4 Mengoperasikan SPSS 51
5.5 Pengisian Data 52
5.6 Pengolahan Data dengan Korelasi 56
Bab 6 Kesimpulan dan Saran 58
6.1 Kesimpulan 58
6.2 Saran 59
Daftar Pustaka
Lampiran
(8)
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 4.1 Data Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Labuhan
Batu Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku 31
Tabel 4.2 Data Laju Pertumbuhan PDRB yang akan Diolah 32
Tabel 4.3 Perhitungan masing-masing variabel 33
Tabel 4.4 Selisih nilai sebenarnya dengan nilai perkiraan 36
(9)
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 5.1 Tampilan Saat Membuka SPSS pada Windows 50
Gambar 5.2 Tampilan Worksheet SPSS 17,0 For Windows 51
Gambar 5.3 Tampilan Pengisian Data Variabel pada Variable View 52
Gambar 5.4 Tampilan Pengisian Data Variabel pada Data View 53
Gambar 5.5 Tampilan pada jendela editor Regression 53
Gambar 5.6 Tampilan Linier Regression 54
Gambar 5.7 Tampilan Dependent dan Independent 54
Gambar 5.8 Tampilan Linier Regression Statistic 55
Gambar 5.9 Tampilan Plots 55
Gambar 5.10 Tampilan Linier Regression Plots 56
Gambar 5.11 Tampilan Linier Correlations Statistik 56
Gambar 5.12 Tampilan bivariate correlations 57
(10)
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan salah satu indikator penting untuk mengetahui kondisi ekonomi suatu wilayah dalam suatu periode tertentu. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) didefinisikan sebagai jumlah nilai tambah yang dihasilkan oleh seluruh unit usaha dalam suatu wilayah atau merupakan jumlah nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh seluruh unit ekonomi.
Sejalan dengan diberlakukannya otonomi daerah, maka setiap daerah mempunyai kewenangan yang lebih luas dalam merencanakan dan mengelola pembangunan daerahnya sesuai dengan potensi dan kemampuan daerah itu sendiri. Dalam rangka evaluasi dan proses penyusunan perencanaan dibutuhkan berbagai indikator-indikator yang dapat menggambarkan potensi dan kemajuan pembangunan daerah.
Salah satu indikator penting untuk mengetahui kondisi suatu daerah dalam suatu periode tertentu adalah data Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), baik atas dasar harga berlaku maupun atas dasar harga konstan. Berdasarkan indikator ini maka akan memperoleh gambaran tingkat pertumbuhan ekonomi maupun tingkat kemakmuran masyarakat suatu wilayah.
(11)
Laju pertumbuhan PDRB setiap tahun mengalami perubahan sehingga perlu dilakukan penyusunan. Pertumbuhan positif menunjukkan adanya peningkatan perekonomian sedangkan pertumbuhan negatif menunjukkan adanya penurunan perekonomian. Nilai Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) setiap daerah berbeda-beda dan dipengaruhi oleh faktor-faktor yang berbeda juga.
Pada dasarnya semua lapangan usaha yang berada di kabupaten Labuhan Batu berperan dalam meningkatkan angka Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), namun dari keseluruhan lapangan usaha itu, ada beberapa lapangan usaha yang memang mempunyai peranan atau pengaruh yang cukup besar terhadap perkembangan perekonomian di kabupaten Labuhan Batu yang ditunjukkan lewat besarnya angka Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) di masing-masing sektor lapangan usaha.
Berdasarkan uraian diatas, maka penulis mengusul judul “ FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LAJU PERTUMBUHAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) KABUPATEN LABUHAN
BATU”.
1.2 Rumusan Masalah
Sebagai rumusan masalah yang akan dianalisis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Apakah sektor pertanian, sektor industri pengolahan, serta sektor perdagangan, hotel dan restoran memiliki hubungan yang signifikan dalam
(12)
laju pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Labuhan batu ?
2. Apakah sektor pertanian, sektor industri pengolahan, serta sektor perdagangan, hotel dan restoran memberikan pengaruh yang besar dalam laju pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Labuhan batu ?
3. Sektor manakah yang lebih mempengaruhi laju pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Labuhan batu ?
1.3 Batasan Masalah
Mengingat ada begitu banyak lapangan usaha yang mempengaruhi laju pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), maka permasalahan yang diangkat adalah melihat faktor-faktor yang mempengaruhi laju pertumbuhan PDRB dengan regresi linier berganda. adapun faktor yang akan dibahas adalahsektor pertanian, sektor industri pengolahan, serta sektor perdagangan, hotel dan restoran. Analisis terhadap ketiga faktor tersebut dapat memberikan gambaran yang kurang lebih spesifik terhadap perkembangan laju pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Labuhan Batu.
1.4 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penulisan Tugas Akhir ini adalah:
1. Untuk melihat bagaimana pengaruh sektor pertanian, sektor industri pengolahan, serta sektor perdagangan, hotel dan restoran, terhadap laju
(13)
pertumbuhan PDRB Kabupaten Labuhan Batu dengan analisis regresi berganda.
2. Mengetahui besarnya derajat hubungan antara satu faktor dengan faktor yang lain dengan analisis korelasi.
3. Mengetahui sektor yang lebih mempengaruhi laju pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Labuhan Batu.
1.5 Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah:
1. Mengetahui perkembangan laju pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) dari ketiga sektor tersebut.
2. Bermanfaat sebagai pertimbangan dan pengambilan kebijakan dalam masalah pengembangan sektor pertanian, sektor industri pengolahan, serta sektor perdagangan, hotel dan restoran.
3. Sebagai penerapan ilmu dari mata kuliah yang diperoleh.
1.6 Metodologi Penelitian
Metode yang digunakan penulis dalam melaksanakan penelitian adalah:
1. Metode Penelitian Kepustakaan (Studi Literatur)
Penelitian kepustakaan dilakukan untuk mendapatkan tinjauan teoritis melalui buku-buku literatur dan referensi yang mendukung.
(14)
2. Analisis Regresi (Algifari)
Analisis regresi (regression analysis) merupakan teknik untuk membangun persamaan yang menggambarkan hubungan antara dua variabel atau lebih variabel dan menaksir nilai variabel dependen (terikat) berdasarkan pada nilai tertentu variabel independennya (bebas).
3. Metode Statistika (sudjana)
Hubungan yang didapat pada beberapa variabel dinyatakan dalam bentuk persamaan matematik yang menyatakan hubungan fungsional antara variabel-variabel. Studi yang menyangkut masalah ini dikenal dengan analisis regresi.
4. Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data untuk keperluan penelitian dilakukan penulis dengan menggunakan data sekunder. Data sekunder adalah data primer yang diperoleh oleh pihak lain yang umumnya disajikan dalam bentuk tabel-tabel atau diagram. Data sekunder yang digunakan diperoleh dari Badan Pusat Statistik berupa buku-buku, referensi dan sumber-sumber yang dapat dipercaya dari kantor Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sumatera Utara.
5. Metode Pengolahan Data
Data yang dikumpulkan diolah secara periodik dan dalam kurun waktu yang sama yaitu antara tahun 2003 sampai dengan tahun 2012. Adapun langkah-langkah pengolahan data yang dilakukan adalah:
a. Menentukan kelompok data yang menjadi variabel bebas ( ) dan variabel terikat ( ).
(15)
b. Mencari persamaan regresi antara variabel dan variabel dengan menggunakan rumus yang telah diperoleh dari buku literatur.
c. Uji regresi linier berganda untuk mengetahui besarnya pengaruh variabel bebas secara bersama-sama terhadap variabel terikat . d. Uji koefisien determinasi, untuk mengetahui proporsi keragaman total
dalam variabel tak bebas yang dapat dijelaskan atau diterangkan oleh variabel-variabel bebas yang ada didalam model persamaan regresi linier berganda secara bersama-sama.
e. Uji korelasi untuk mengetahui bagaimana dan seberapa besar pengaruh hubungan variabel-variabel bebas tersebut terhadap variabel terikat
.
f. Uji koefisien regresi untuk menguji taraf nyata koefisien-koefisien regresi yang didapat dan seberapa besar kontribusinya. 6. Waktu dan Lokasi Penelitian
Penelitian dilakukan di Kantor Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sumatera Utara yang beralamat di JL. Asrama No. 179 Medan, tepatnya di perpustakaan BPS Medan, pada tanggal 7 April, 10 April, dan 28 April 2014.
1.7 Tinjauan Pustaka
Prinsip dasar pemodelan regresi majemuk tidak berbeda dengan regresi sederhana. Hanya saja pada regresi sederhana digunakan satu variabel independen, maka pada regeresi berganda digunakan lebih dari satu variabel independen. Dengan semakin banyaknya variabel independen berarti semakin tinggi pula kemampuan
(16)
regresi yang dibuat untuk menerangkan variabel dependen, atau peran faktor-faktor lain diluar variabel independen yang digunakan, yang dicerminkan oleh error semakin kecil. Studi yang menyangkut masalah ini dikenal dengan analisis regeresi berganda.
Secara umum model regresi linier berganda untuk populasi adalah sebagai berikut:
=
�
0+
�
1 1+
�
2 2+
…
+
�
+
�
Model regresi linier berganda untuk populasi diatas dapat ditaksir berdasarkan sebuah sampel acak yang berukuran n dengan model regresi linier berganda untuk sampel, yaitu:
Ŷ
=
0+
1 1+
2 2+
⋯
+
Dimana:
Ŷ = variabel tak bebas (dependent variable) atau nilai estimasi (taksiran) bagi variabel
1, 2,…, = variabel bebas (independent variable) 1, 2,…, 0 = taksiran bagi parameter konstanta �0
1, 2,…, = slope (parameter koefisien regresi variabel bebas 1, 2,…,
Rumus koefisien determinasi adalah:
2
=
�� �2(17)
Dengan:
2 = koefisien determinasi
�� = jumlah kuadrat regresi
� 12 =� 12 −
(� �)2
Dan rumus koefisien korelasi antara dengan � adalah:
.1.2…
=
� � �– � � � �{ � �2− � � 2} { � �2− � � 2}
1.8 Sistematika Penulisan
Adapun sistematika penulisan yang diuraikan oleh penulis antara lain:
BAB 1 : PENDAHULUAN
Bab ini menguraikan tentang latar belakang, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metodologi penelitian, tinjauan pustaka, dan sistematika penulisan.
BAB 2 : LANDASAN TEORI
Bab ini menguraikan tentang konsep dan defenisi dari pengertian analisa linier, analisis regresi linier sederhana, analisis regresi linier berganda, membentuk persamaan regresi linier berganda, koefisien korelasi dan koefisien determinasi, serta pengujian regresi linier berganda.
(18)
BAB 3 : GAMBARAN UMUM
Dalam bab ini penulis menguraikan mengenai sejarah singkat berdirinya Badan Pusat Statistik.
BAB 4 : ANALISIS DATA
Bab ini menjelaskan uraian tentang metode-metode yang digunakan dalam mengolah data.
BAB 5 : IMPLEMENTASI SISTEM
Bab ini menguraikan proses pengolahan data dengan program yang akan digunakan yaitu SPSS mulai dari input data hingga hasil outputnya yang membantu dalam menyelesaikan permasalahan dalam penulisan.
BAB 6 : KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini terdiri atas kesimpulan dari hasil analisis yang telah dilakukan serta saran berdasarkan kesimpulan yang diperoleh yang tentunya bermanfaat bagi pembaca dan pihak yang membutuhkannya.
(19)
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Regresi
Dalam ilmu statistika teknik yang umum digunakan untuk menganalisa hubungan antara dua variabel atau lebih variabel adalah analisa regresi linier. Regresi pertama digunakan sebagai konsep statistik pada tahun 1877 oleh Sir Francis Galton. Dia telah melakukan studi tentang kecenderungan tinggi badan anak. Hasil studi tersebut merupakan suatu kesimpulan bahwa kecenderungan tinggi badan anak yang lahir terhadap orang tuanya adalah menurun mengarah pada tinggi badan rata-rata penduduk. Istilah regresi pada mulanya bertujuan untuk membuat perkiraan nilai satu variabel terhadap variabel yang lain. Pada perkembangan selanjutnya, analisis regresi dapat digunakan sebagai alat untuk membuat perkiraan nilai suatu variabel dengan menggunakan beberapa variabel lain yang berhubungan dengan variabel tersebut. (Alfigari, 2000. Analisis Regresi Teori, Kasus dan Solusi, Edisi Kedua, Yogyakarta : BPFE halaman 1 dan 2).
Pada dasarnya dalam suatu persamaan regresi terdapat dua macam variabel, yaitu variabel bebas (independent variable) yang dinyatakan dengan simbol dan variabel terikat (dependent variable) yang biasanya dinyatakan dengan simbol . Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau yang nilainya bergantung dari nilai variabel lain. Variabel bebas adalah variabel yang memberikan pengaruh. Bila variabel bebas diketahui maka variabel terikatnya dapat diprediksi besarnya. Prinsip dasar yang harus dipenuhi dalam membangun
(20)
suatu persamaan regresi adalah bahwa antara variabel terikat dengan variabel bebas mempunyai sifat hubbungan sebab-akibat.
2.2Analisis Regresi Linier
Analisis regresi merupakan teknik yang digunakan dalam persamaan matematik yang menyatakan hubungan fugsional antara variabel-variabel. Analisis regresi linier atau regresi garis lurus digunakan untuk:
1. Menentukan hubungan fungsional antar variabel dependen dengan independen. Hubungan fungsional ini dapat disebut sebagai persamaan garis regresi yang berbentuk linier.
2. Meramalkan atau menduga nilai dari satu variabel dengan hubungannya dengan variabel yang lain yang diketahui melalui persamaan garis regresi.
Variabel yang lain diketahui melalui persamaan garis regresinya. Analisis regresi terdiri dari dua bentuk, yaitu:
1. Analisis Regresi Linier Sederhana 2. Analisis Regresi Linier Berganda
Analisis Regresi Linier Sederhana adalah bentuk regresi dengan model yang bertujuan untuk mempelajari hubungan antara dua variabel, yakni variabel terikat dan variabel bebas. Sedangkan analisis regresi berganda adalah bentuk regresi dengan model yang memiliki hubungan antara satu variabel terikat dengan dua atau lebih variabel bebas. Variabel bebas adalah variabel yang nilainya
(21)
tergantung dengan variabel lainya, sedangkan variabel terikat adalah variabel yang nilainya tergantung dari variabel lainya.
Analisi regresi digunakan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih, terutama untuk menelusuri pola hubungan yang modelnya belum diketahui dengan baik, atau untuk mengetahui bagaimana variasi dari beberapa variabel bebas mempengaruhi variabel dependen dalam suatu fenomena yang komplek. Jika X1, X2,…, Xk adalah variabel-variabel bebas dan adalah variabel terikat, maka terdapat hubungan antara fungsional antara dan , dimana variasi dari akan diiringi pula oleh variasi dari . Jika dibuat secara matematis hubungan ini dapat dijabarkan sebagai berikut :
Y = f ( X
1, X
2,
… …
. X
k, e )
Keterangan :Y = Variabel terikat (Dependen) X = Variabel bebas (Independen) e = Variabel residu (disturbace term)
Berkaitan dengan analisis regresi ini, setidaknya ada empat kegiatan yang lazim dilaksanakan yakni :
1. Mengadakan estimasi terhadap parameter berdasarkan data empiris.
2. Menguji berapa besar variasi variabel dependen dapat diterangkan oleh variasi independen.
(22)
4. Melihat apakah tanda menghitung dari estimasi parameter cocok dengan teori.
2.3 Analisis Regresi Linier Sederhana
Analisis regresi linier sederhana terdiri dari satu variabel bebas dan satu variabel terikat. Dengan kata lain variabel yang dianalisis terdiri dari satu variabelprediktor dan satu variabel kriterium. Model regresi linier sederhanaya adalah:
Ŷ
=
+
Keterangan :
Ŷ = Variabel terikat (dependent variable)
= Variabel bebas (independent variable)
a = Konstanta (intrcept)
b = Kemiringan (slope)
Penggunaan regresi linier sederhana didasarkan pada asumsi, diantaranya sebagai berikut :
1. Model regresi harus linier dalam parameter
2. Variabel bebas tidak berkolerasi dengan disturbance term (eror) 3. Nilai disturbance term sebesar 0 atau dengan symbol sebagai e
4. Varian untuk masing-masing error term (kesalahan) konstan 5. Tidak terjadi autokorelasi
6. Model regresi dispesifikasikan secara benar. Tidak terdapat bias spesifikasi dalam model yang digunakan dalam analisis empiris.
(23)
Koefisien-koefisien regresi a dan b dapat dihitung dengan rumus:
=
2
−
2−
2=
−
2−
2Jika koefisien b terlebih dahulu dihitung, maka koefisien a dapat dihitung dengan rumus:
=
−
Dengan dan masing-masing rata-rata untuk variabel-variabel dan .
2.4 Analisis Regresi Linier Berganda
Regresi Linier ganda (Mulltiple Regression) berguna untuk mencari pengaruh atau untuk meramalkan dua variabel prediktor atau lebih terhadap variabel kriteriumnya. Suatu persamaan regresi linier yang memiliki lebih dari satu variabel bebas dan satu variabel terikat akan membentuk suatu persamaan regresi yang baru, disebut persamaan regresi linier berganda (multiple regression). Model persamaan regresi linier berganda hampir sama dengan model regresi linier sederhana, letak perbedaanya hanya pada jumlah variabel bebasnya.
Secara umum model regresi linier berganda adalah sebagai berikut:
(24)
Keterangan :
Ŷ = Variabel terikat (dependent variable)
= Variabel bebas (independent variable)
= Konstanta regresi
= Koefisien regresi variabel bebas
ɛ = Pengamatn variabel error
Dalam penelitian ini digunakan empat variabel yang terdiri dari satu variabel terikat ( ) dan tiga variabel bebas ( ). Maka persamaan regresi bergandanya adalah:
Ŷ
=
+
1 1+
2 2+
3 3Persamaan diatas dapat diselesaikan dengan empat bentuk, yaitu :
=
0+
1 1+
2 2+
3 31
=
0 1+
1 12+
2 1 2+
3 1 32
=
0 2+
1 2 1+
2 22+
3 2 3 3=
0 3+
1 3 1+
2 3 2+
3 32Harga-harga koefisien regresi 0 , 1 , 2dan 3 dicari dengan menggunakan aljabar matriks dengan rumus:
(25)
1 2 3
=
1 2
1 12 1 2
2 2 1 22
3 1 3 2 3 3 3 1 3 2 32
0 1 2 3
=
−1Maka dalam bentuk matriks tersebut diperoleh koefisien regresi linear ganda b0, b1, b2, dan b3.
2.5 Uji Keberartian Regresi
Sebelum persamaan regresi yang diperoleh digunakan untuk membuat kesimpulan, terlebih dahulu diperiksa setidak-setidaknya mengenai kelinieran dan keberartiannya. Pemeriksaan ini ditempuh melalui pengujian hipotesis. Uji keberartian dilakukan untuk meyakinkan diri apakah regresi yang didapat berdasarkan penelitian ada artinya bila dipakai untuk membuat kesimpulan mengenai hubungan sejumlah peubah yang sedang dipelajari. Untuk itu diperlukan dua macam jumlah kuadrat (JK) yaitu jumlah kuadrat untuk regresi yang ditulis JKregdan jumlah kuadrat untuk sisa (residu) yang ditulis dengan JKres. Jika x1 = X1 −X1, x2 = X2−X2,…, xk = Xk−Xk dan y = Y−Y maka secara umum jumlah kuadrat-kuadrat tersebut dapat dihitung dengan rumus :
��
=
1 1+
2 2+
3 3 Dengan derajat kebebasan dk=k(26)
Dengan derajat kebebasan dk= (n – k – 1) untuk sampel berukuran n. Dengan demikian uji keberartian regresi berganda dapat dihitung dengan :
�ℎ� � =
�� �
− −1
Dimana statistik F yang menyebar mengikuti distribusi F dengan derajat kebebasan pembilang V1 = k dan penyebut V2 = n−k−1
2.6 Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi yang dinyatakan dengan 2 untuk pengujian regresi linier berganda yang mencakup lebih dari dua variabel adalah untuk mengetahui proporsi keragaman total dalam variabel tak bebas ( ) yang dapat dijelaskan atau diterangkan oleh variabel-variabel bebas ( ) yang ada di dalam model persamaan regresi linier berganda secara bersama-sama. Maka 2 akan ditentukan dengan rumus, yaitu :
R
2=
JK
reg2Keterangan :
�� = Jumlah kuadrat regresi
Harga 2 yang diperoleh sesuai dengan variansi yang dijelaskan masing-masing variabel yang tinggal dalam regresi tersebut. Hal ini mengakibatkan variansi yang dijelaskan penduga yang disebabkan oleh variabel yang berpengaruh saja ataupun dengan kata lain hanya yang bersifat nyata.
(27)
2.7 Uji Koefisien Korelasi
Analisis korelasi dilakukan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel
(bivariate correlation) atau lebih dari 2 variabel (multivariate correlation) dalam suatu penelitian. Untuk menentukan seberapa besar hubungan antar variabel tersebut dapat dihitung dengan menggunakan rumus koefisien korelasi. Rumus untuk koefisien regresi adalah:
.1.2…
=
� � �– � � � �{ � �2− � � 2} { � �2− � � 2}
Adapun untuk menghitung koefisien korelasi antara variabel terikat dan variabel bebas X1, X2, dan X3 yaitu :
1. Koefisien antara dan X1
1
=
1
−
(
1)(
)
12
−
(
1)
22
−
(
)
2 2. Koefisien korelasi antara dengan X22
=
2
−
(
2)(
)
22
−
(
2)
22
−
(
)
2 3. Koefisien korelasi antara dan X33
=
3
−
(
3)(
)
(28)
Koefisien korelasi memiliki nilai antara -1 hingga +1. Sifat nilai koefisien korelasi adalah (+) ataupun minus (-) yang menunjukan arah korelasi. Makna dari sifat korelasi adalah :
1. Tanda positif (+) pada koefisien korelasi menunjukan hubungan searah atau koefisien positif. Artinya jika nilai suatu variabel mengalami kenaikan mmaka nilai variabel yang lain juga mengalami kenaikan dan demikian juga sebaliknya.
2. Tanda negatif (-) pada koefisien korelasi menunjukan hubungan yang berlawanan arahatau korelasi negatif. Artinya jika nilai suatu variabel mengalami kenaikan maka nilai variabel yang lain akan mengalami penurunan dan demikian juga sebaliknya.
Sifat korelasi akan menentukan arah korelasi. Keeratan korelasi dapat dikelompokan sebagai berikut:
1. 0,00-0,20 berarti korelasi memiliki keeratan sangat lemah. 2. 0,21-0,40 berarti korelasi memiliki keeratan lemah.
3. 0,41-0,70 berarti korelasi memiliki keeratan kuat. 4. 0,71-0,90 berarti korelasi memiliki keeratan sangat kuat. 5. 0,91-0,99 berarti korelasi memiliki keeratan sangat kuat sekali. 6. 1 berarti korelasi sempurna.
(29)
2.8 Kesalahan Standar Estimasi
Untuk mengetahui ketetapan persamaan estimasi dapat digunakan kesalahan standar estimasi (standard error of estimate). Besarnya kesalahan standar estimasi menunjukan ketetapan persamaan estimasi untuk menjelaskan nilai variabel tidak bebas yang sesungguhnya. Semakin kecil nilai kesalahan standar estimasi tersebut, makin tinggi ketetapan persamaan estimasi yang dihasilkan untuk menjelaskan nilai variabel tidak bebas sesungguhnya. Sebaliknya, semakin besar nilai kesalahan standar estimasi, maka semakin rendah persamaan estimasi yang dihasilkan untuk menjelaskan nilai variabel tidak sesungguhnya.(Algifari. 2000. Analisa regreesi Teor,, Kasus dan Solusi, Edisi 2. Yogyakarta : BPFE. Hal 17). Kesalahn standar estimasi (kekeliruan baku taksiran) dapat ditentukan dengan rumus :
,1,2,…,
=
(
− Ŷ
)
2− −
1
Dimana adalah nilai data sebenarnya dan Ŷ adalah nilai taksiran.
2.9 Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis merupakan salah satu tujuan yang akan dibuktikan dalam penelitian. Jika terdapat deviasi antara sampel yang ditentukan dengan jumlah populasi maka tidak tertutup kemungkinan untuk terjadinya kesalahan dalam mengambil keputusan antara menolak atau menerima suatu hipotesis.
(30)
Pengujian hipotesis dapat didasarkan dengan menggunakan dua hal, yaitu : tingkat signifikansi atau probabilitas (∝) dan tingkat kepercayaan atau
confidence interval. Didasarkan tingkat signifikansi pada umumnya orang menggunakan 0,05. Kisaran tingkat signifikansi mulai dari 0,01 sampai dengan 0,1. Yang dimaksud dengan tingkat signifikansi adalah probabilitas melakukan kesalahan tipe 1, yaitu kesalahan menolak hipotesis ketika hipotesis tersebut benar. Tingkat kepercayaan pada umumnya ialah sebesar 95%, yang dimaksud dengan tingkat kepercayaan ialah tingkat dimana sebesar 95% nilai sampel akan mewakili nilai populasi dimana sampel berasal. Dalam melakukan uji hipotesis terdapat dua hipotesis, yaitu:H0 (hipotesis 0) dan Ha (hipotesis alternatif). H0 bertujuan untuk memberikan usulan dugaan kemungkinan tidak adanya perbedaan antara perkiraan penelitian dengan keadaan yang sesungguhnya yang akan diteliti. Ha bertujuan memberikan usulan dugaan adanya perbedaan perkiraan dengan keadaan sesungguhnya yang akan diteliti.
Pembentukan suatu hipotesis memerlukan toeri-teori maupun hasil penelitian terlebih dahulu sebagai pendukung pernyataan hipotesis yang diusulkan. Dalam membentuk hipotesis ada beberapa hal yang dipertimbangkan, yaitu:
1. Hipotesis nol dan hipotesis alternatif yang diusulkan.
2. Daerah penerimaan dan penolakan serta teknik arah pengujian (one tailed
atau two tailed).
(31)
4. Menarik kesimpulan apakah menerima atau menolak hipotesis yang diusulkan dalam uji keberartian regresi.
Langkah-langkah yang dibutuhkan untuk pengujian hipotesis ini antara lain.
1. H0:β0 =β1 =⋯ =βk = 0
Tidak terdapat hubungan fungsional yang signifikan antara variabel bebas dengan variabel terikat.
H1: Minimal satu parameter koefisien regresi βk yang ≠ 0
Terdapat hubungan fungsional yang signifikan antara variabel bebas dengan variabel terikat.
2. Pilih taraf nyata ∝ yang diinginkan.
3. Hitung statistik Fhitung dengan menggunakan persamaan.
4. Nilai Ftabel menggunakan daftar table F dengan taraf signifikansi ∝ yaitu : Ttabel = F 1−∝ k ,(n−k−1).
5. Kriteria pengujian : jika Fhitung Ftabel, maka H0 ditolak dan H1 diterima. Sebaliknya jika Fhitung Ftabel, maka H0 diterima dan H1 ditolak.
(32)
BAB 3
GAMBARAN UMUM LOKASI RISET
3.1 Sejarah Badan Pusat Statistik
Badan Pusat Statistik (BPS) adalah Lembaga Negara Non Departemen. Badan Pusat Statistik melakukan kegiatan yang ditugaskan oleh pemerintah antara bidang pertanian, agrarian, pertambangan, kependudukan, sosial, ketenagakerjaan, keuangan, pendapatan, dan keagamaan. Selain hal-hal di atas BPS juga bertugas untuk melaksanakan koordinasi di lapangan, kegiatan statistik dari segenap instansi baik di pusat maupun di daerah dengan tujuan mencegah dilakukannya pekerjaan yang serupa oleh dua atau lebih instansi, memajukan keseragaman dalam penggunaan definisi, klasifikasi dan ukuran-ukuran lainnya.Berikut ini adalah beberapa masa peralihan pada BPS, yaitu:
3.1.1Masa Pemerintahan Hindia Belanda
Pada bulan Februari 1920, kantor statistik pertama kali didirikan oleh direktur pertanian, kerajinan dan perdagangan (Directeur Van Landbouw Nijverheid en Hendle) dan berkedudukan di Bogor. Kantor ini diserahi tugas untuk mengolah dan memublikasi data statistik.
Pada tanggal 24 September 1924 maka lembaga tersebut diganti dengan nama Centraal kantoor Voor de Statistik (CKS) atau Kantor Pusat Statistik dan dipindahkan ke Jakarta. Bersamaan dengan itu beralih pula pekerjaan mekanisme
(33)
statistik perdagangan yang semula dilakukan oleh Kantor Invoer en Accijinsen
(IUA) yang sekarang disebut Kantor Bea Cukai.
3.1.2 Masa Pemerintahan Jepang
Pada bulan Juni 1942 pemerintahan Jepang baru mengaktifkan kembali kegiatan statistik yang utamanya diarahkan untuk memenuhi kebutuhan perang/militer. Pada masa ini CKS diganti namanya menjadi Shomubu Chasasitsu Gunseikanbu.
3.1.3 Masa Kemerdekaan Republik Indonesia
Setelah Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia tanggal 17 Agustus 1945 kegiatan statistik diganti oleh lembaga baru sesuai dengan susunan kemerdekaan yaitu KAPPURI (Kantor Penyelidikan Perangkat Umum Republik Indonesia). Tahun 1946 Kantor KAPPURI dipindahkan ke Yogyakarta sebagai konsekuensi dari Perjanjian Linggarjati. Sementara itu pemerintahan Belanda (NICA) di Jakarta mengaktifkan kembali CKS.
Berdasarkan surat edaran Kementrian Kemakmuran tanggal 12 Juni 1950 No.219/S.C;KAPPURI dan CKS dilebur menjadi Kantor Pusat Statistik (KPS) dan berada di bawah Kementerian Kemakmuran.Dengan surat Mentri perekonomian tanggal 1 Maret 1952 No.P/44, lembaga KPS berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Menteri Perekonomian, dan pada tanggal 24 Desember 1953 dengan surat Menteri Perekonomian No. 18.099/M, KPS dibagi menjadi dua bagian yaitu bagian research yang disebut Afdeling A, dan bagian penyelenggaraan dan tatausaha yang disebut Afdeling B.
(34)
Dengan keputusan Presiden Republik Indonesia No. 131 tahun 1957, Kementrian Perekonomian dipecah menjadi Kementerian perdagangan dan Kementerian Perindustrian. Untuk selanjutnya dengan keputusan Presiden Republik Indonesia No. 172 tahun 1957 KPS diubah menjadi BPS, dan urusan statistik yang semula menjadi tanggungjawab dan wewenang Menteri Perekonomian dialihkan menjadi dibawah dan bertanggungjawab kepada Perdana Menteri. Berdasarkan KEPPRES ini pula secara formal nama BPS dipergunakan.
Memenuhi anjuran PBB agar setiap negara anggota menyelenggarakan sensus penduduk secara serentak, maka pada tanggal 24 September 1960 telah diundangkan UU No. 6 tahun 1960 tentang Sensus, sebagai pengganti Volk Stelling Ordonnantie 1930.Dalam rangka memperhatikan kebutuhan data bagi perencanaan pembangunan semesta berencana dan mengingat materi statistik ordonnantie 1934 dirasakan sudah tidak sesuai lagi dengan kemajuan-kemajuan yang cepat dicapai oleh Negara kita, maka tanggal 26 September 1960 telah diundangkan UU No. 7 tahun 1960 tentang Statistik.
Berdasarkan keputusan Presidium Kabinet RI No. Aa/C/9 tahun 1965, maka tiap-tiap daerah Tingkat I dan Tingkat II dibentuk kantor-kantor cabang BPS dengan nama Kantor Sensus Statistik Daerah (KKS) yang mempunyai tugas menjalankan kegiatan-kegiatan statistik di daerah-daerah. Di setiap daerah administrasi kecamatan, dapat diangkat seorang atau lebih pegawai yang merupakan pegawai KKS ditingkat II dan di bawah pengawasan Kepala Kecamatan.
(35)
3.1.4 Masa Orde Baru Sampai Sekarang
Pada masa pemerintahan orde baru, khusus untuk memenuhi kebutuhan dalam perencanaan dan evaluasi pembangunan, maka untuk mendapatkan statistik yang handal, lengkap, tepat, akurat dan terpercaya mulai diadakan pembenahan organisasi BPS.
Dalam masa orde baru ini BPS telah mengalami empat kali perubahan struktur organisasi, yaitu:
1. Peraturan Pemerintah No. 16 tahun 1969 tentang organisasi Biro Pusat Statistik.
2. Peraturan Pemerintah No. 6 tahun 1980 tentang Organisasi Biro Pusat Statistik.
3. Peraturan Pemerintah No. 2 tahun 1992 tentang Organisasi Biro Pusat Statistik dan keputusan Presiden No. 6 tahun 1992 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Susunan, Reorganisasi dan tata kerja Biro Pusat Statistik. 4. Undang-Undang No. 16 tahun 1997 tentang Statistik.
5. Keputusan Presiden RI No. 86 tahun 1998 tentang Badan Pusat Statistik. 6. Keputusan Kepala BPS No. 100 tahun 1998 tentang Organisasi dan Tata
Kerja BPS.
7. PP No. tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Statistik.
Tahun 1968, ditetapkan Peraturan Pemerintah No. 16 tahun 1968, yaitu yang mengatur organisasi dan tata kerja di pusat dan di daerah. Tahun 1980, Peraturan Pemerintah No. 6 tahun 1980 tentang organisasi sebagai pengganti
(36)
Peraturan Pemerintah No. 16 tahun 1968. Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 6 tahun 1988 di tiap provinsi terdapat perwakilan BPS dengan nama Kantor Statistik Provinsi dan di Kabupaten/Kota terdapat cabang perwakilan BPS dengan nama Kantor Statistik Kabupaten/Kota. Pada tanggal 19 Mei 1997 menetapkan tentang statistik sebagai pengganti UU No. 6 dan 7 tentang sensus dan statistik. Pada tanggal 17 Juni 1998 dengan Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 86 tahun 1998 ditetapkan BPS sekaligus mengatur tata kerja dan struktur BPS yang baru.
3.2 Visi dan Misi Badan Pusat Statistik (BPS)
3.2.1 Visi Badan Pusat Statistik
Badan Pusat Statistik mempunyai visi menjadikan informasi statistik sebagai tulang punggung informasi pembangunan nasional dan regional, didukung Sumber Daya Manusia yang berkualitas, ilmu pengetahuan dan teknologi informasi yang mutakhir.
3.2.2 Misi Badan Pusat Statistik
Dalam menunjuk pembangunan nasional, Badan Pusat Statistik mengemban misi mengarahkan pembangunan statistik pada penyediaan data statistik yang bermutu, handal, efektif, dan efisien, peningkatan kesadaran masyarakat akan arti dan kegunaan statistik serta pengembanan ilmu pengetahuan statistik.
(37)
3.3 Struktur Organisasi Badan Pusat Statistik
Setiap perusahaan baik perusahaan pemerintah maupaun swasta mempunyai struktur organisasi, karena perusahaan juga merupakan organisasi. Dimana organisasi adalah suatu sistem dari aktivitas kerjasama yang terorganisir, yang dilaksanakan oleh sejumlah orang untuk mencapai tujuan bersama.
Dalam struktur organisasi ditetapkan tugas-tugas, wewenang dan tanggung jawab setiap orang dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan serta bagaimana hubungannya yang satu dengan yang lain.Dengan adanya struktur organisasi perusahaan yang baik, maka dapat diketahui pembagian tugas antara para pegawai dalam rangka pencapaian tujuan.
Adapun struktur organisasi yang dipakai oleh Badan Pusat Statistik Propinsi Sumatera Utara adalah struktur organisasi berbentuk Lini dan staff.
1. Bagian Tata Usaha 2. Bidang Statistik Produksi 3. Bidang Statistik Distribusi 4. Bidang Statistik Kependudukan
5. Bidang Pengolahan, Penyajian, dan Pelayanan Statistik 6. Bidang Neraca Wilayah dan Analisis Statistik
3.4 Job Description
Dalam menjalankan suatu organisasi maka diperlukan personal-personal jabatan tertentu dalam organisasi tersebut dimana masing-masing diberi tugas dan fungsi
(38)
job description atau pembagian kerja.Kepala kantor dibantu bagian tata usaha yang terdiri dari :
1. Sub Bagian Urusan Dalam 2. Sub Bagian Perlengkapan 3. Sub Bagian Keuangan 4. Sub Bagian Kepegawaian 5. Sub Bagian Bina Program
Sedangkan bidang penunjang statistik ada 5 bidang, yaitu:
1. Bidang Statistik Produksi
Bidang Statistik Produksi mempunyai tugas untuk melaksanakan kegiatan statistik pertanian, industri, serta statistik konstruksi pertambangan dan energi.
2. Bidang Statistik Distribusi
Bidang Statistik Distribusi mempunyai tugas untuk melaksanakan kegiatan statistik konsumen dan perdagangan besar,statistik keuangan dan harga produsen serta Statistik Kesejahteraan.
3. Bidang Statistik Sosial
Bidang Statistik Kependudukan mempunyai tugas untuk melaksanakan kegiatan statistik demografi dan rumah tangga, statistik ketenagakerjaan, dan statistik kesejahteraan.
(39)
4. Bidang Integrasi Pengolahan dan Distribusi Sosial
Bidang Statistik Pengolahan Data mempunyai tugas yaitu melaksanakan kegiatan dan penyiapan data, penyusunan sistem, dan program serta operasional pengolahan data dengan komputer.
5. Bidang Neraca Wilayah dan Analisis Statistik
Bidang Neraca Wilayah dan Analisis Statistik mempunyai tugas yaitu melaksanakan kegiatan penyusunan neraca produksi, neraca konsumen, dan akumulasi penyajian analisis serta kegiatan penerapan statistik.
(40)
BAB 4
ANALISIS DATA
4.1 Data dan Pembahasan
Data yang diolah pada Tugas Akhir ini adalah data sekunder yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS), yaitu data Laju Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Labuhan Batu Atas Dasar Harga Berlaku dari tahun 2003 sampai dengan tahun 2012 dalam bentuk persen. Datanya adalah sebagai berikut:
Tabel 4.1 Data Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Labuhan Batu Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku
Tahun Total Keseluruhan PDRB
Lapangan Usaha
Pertanian Industri pengolahan Perdagangan, hotel dan restoran 2003 13,57 7,33 15,87 15,46 2004 13,31 10,35 13,46 12,00 2005 15,74 12,46 16,45 19,27 2006 15,26 12,45 15,46 19,80 2007 12,96 19,46 12,15 12,38 2008 15,60 18,70 15,47 16,24 2009 9,57 9,55 5,91 13,23 2010 14,29 13,57 13,47 15,01 2011 12,35 11,14 12,72 11,46 2012 11,41 10,25 11,05 10,45
(41)
Untuk memudahkan proses analisa, maka untuk seluruh variabel dilambangkan dengan:
= Total keseluruhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) 1 = Nilai PDRB dari sektor pertanian
2 = Nilai PDRB dari sektor industri pengolahan
3 = Nilai PDRB dari sektor perdagangan, hotel, dan restoran
Tabel 4.2 Data Laju Pertumbuhan PDRB yang akan Diolah
Tahun Variabel bebas
1 2 3
2003 13,57 7,33 15,87 15,46 2004 13,31 10,35 13,46 12,00 2005 15,74 12,46 16,45 19,27 2006 15,26 12,45 15,46 19,80 2007 12,96 19,46 12,15 12,38 2008 15,60 18,70 15,47 16,24 2009 9,57 9,55 5,91 13,23 2010 14,29 13,57 13,47 15,01 2011 12,35 11,14 12,72 11,46 2012 11,41 10,25 11,05 10,45
4.2 Persamaan Regresi Linier Berganda
Untuk membentuk persamaan regresi linier berganda, diperlukan perhitungan masing-masing satuan variabel yang disusun dalam tabel berikut ini:
(42)
Tabel 4.3 Perhitungan masing-masing variabel
Tahun 1 2 3 2 12 22
2003 13,57 7,33 15,87 15,46 184,1449 53,7289 251,8569 2004 13,31 10,35 13,46 12,00 177,1561 107,1225 181,1716 2005 15,74 12,46 16,45 19,27 247,7476 155,2516 270,6025 2006 15,26 12,45 15,46 19,8 232,8676 155,0025 239,0116 2007 12,96 19,46 12,15 12,38 167,9616 378,6916 147,6225 2008 15,60 18,70 15,47 16,24 243,36 349,69 239,3209 2009 9,57 9,55 5,91 13,23 91,5849 91,2025 34,9281 2010 14,29 13,57 13,47 15,01 204,2041 184,1449 181,4409 2011 12,35 11,14 12,72 11,46 152,5225 124,0996 161,7984 2012 11,41 10,25 11,05 10,45 130,1881 105,0625 122,1025 Jumlah 134,06 125,26 132,01 145,3 1831,7374 1703,9966 1829,8559
Sambungan tabel 4.3
Tahun 32 1 2 3 1 2 1 3 2 3
2003 239,0116 99,4681 215,3559 209,7922 116,3271 113,3218 245,3502 2004 144 137,7585 179,1526 159,72 139,311 124,2 161,52 2005 371,3329 196,1204 258,923 303,3098 204,967 240,1042 316,9915 2006 392,04 189,987 235,9196 302,148 192,477 246,51 306,108 2007 153,2644 252,2016 157,464 160,4448 236,439 240,9148 150,417 2008 263,7376 291,72 241,332 253,344 289,289 303,688 251,2328 2009 175,0329 91,3935 56,5587 126,6111 56,4405 126,3465 78,1893 2010 225,3001 193,9153 192,4863 214,4929 182,7879 203,6857 202,1847 2011 131,3316 137,579 157,092 141,531 141,7008 127,6644 145,7712 2012 109,2025 116,9525 126,0805 119,2345 113,2625 107,1125 115,4725 Jumlah 2204,2536 1707,0959 1820,3646 1990,6283 1673,0018 1833,5479 1973,2372
(43)
Dari tabel 4.3 diperoleh:
= 134,06 2 = 1831,7374
1 = 125,26 12 = 1703,9966
2 = 132,01 22 = 1829,8559
3 = 145,3 32 = 2204,2536
1 = 1707,0959 1 2 = 1673,0018 2 = 1820,3646 1 3 = 1833,5479 3 = 1990,6283 2 3 = 1973,2372
n = 10
Harga-harga perkalian antar variabel kemudian disusun ke dalam persamaan, untuk mendapatkan harga koefisien regresi 0 , 1 , 2 , 3
=
0+
1 1+
2 2+
3 31
=
0 1+
1 12+
2 1 2+
3 1 32
=
0 2+
1 2 1+
2 22+
3 2 3 3=
0 3+
1 3 1+
2 3 2+
3 32Dengan persamaan diatas dapat disubstitusikan ke dalam nilai-nilai yang bersesuaian sehingga diperoleh persamaan:
134,06 = 10 0 + 125,26 1 + 132,01 2 + 145,3 3
1707,0959 = 125,26 0 + 1703,9966 1 + 1673,0018 2 + 1833,5479 3 1820,3646 = 132,01 0 + 1673,0018 1 + 1829,8559 2 + 1973,2372 3 1990,6283 = 145,3 0 + 1833,5479 1 + 1973,2372 2 + 2204,2536 3
(44)
Harga-harga koefisien regresi 0 , 1 , 2dan 3 dicari dengan menggunakan matriks invers dengan rumus:
= 134,06 1707,0959 1820,3646 1990,6283 =
10 125,26 132,01
125,26 1703,9966 1673,0018 132,01 1673,0018 1829,8559
145,3 1833,5479 1973,2372 145,3 1833,5479 1973,2372 2204,2536
0 1 2 3
= −1
=
3,43959 −0,0723573 −0,0690372 −0,07236 0,0076553 −0,0016053 −0,06904 −0,0016053 0,0186770
−0,104741 −0,000161 −0,010833 −0,10474 −0,0001612 −0,0108335 0,017190
134,06 1707,0959 1820,3646 1990,6283 =
461,111−123,521−125,673−208,500 −9,706 + 13,068−2,922−0,320 −9,256−2,740 + 33,999−21,564 −14,041−0,275−19,721 + 34,219 =
3,418 0,125 0,438 0,182
Maka diperoleh koefisien-koefisien regresi linier berganda sebagai berikut: 0 = 3,418
1 = 0,125 2 = 0,438 3 = 0,182
Dari nilai-nilai diatas maka dapat dibentuk model persamaan regresi linier bergandanya, yaitu:
(45)
Y = b0 + b1X1 + b2X2 + b3X3
Y = 3,418 + 0,125 X1 + 0,438 X2 + 0,182 X3
Dari hasil persamaan yang diperoleh maka dapat diketahui ketiga variabel bebas yaitu sektor pertanian, industri pengolahan, dan perdagangan, hotel dan restoran mempunyai nilai pengaruh positif terhadap laju pertumbuhan PDRB atau berbanding lurus.
4.3 Analisis Residu
Untuk mengetahui seberapa besar tingkat kesalahan baku taksiran dari persamaan
regresi yang telah didapatkan, maka diperlukan harga Ŷ.
Tabel 4.4 Selisih nilai sebenarnya dengan nilai perkiraan
Ŷ − Ŷ ( − Ŷ)2
13,57 14,09903 -0,52903 0,279872741
13,31 12,79123 0,51877 0,269122313
15,74 15,68774 0,05226 0,002731108
15,26 15,34933 -0,08933 0,007979849
12,96 13,42536 -0,46536 0,21655993
15,6 15,48704 0,11296 0,012759962
9,57 9,60819 -0,03819 0,001458476
14,29 13,74593 0,54407 0,296012165
12,35 12,46758 -0,11758 0,013825056
11,41 11,44105 -0,03105 0,000964102
(46)
Sehingga kesalahan baku taksiran dapat dihitung dengan menggunakan rumus:
.123 =
( − Ŷ)2
− −1
= 1.101285701 10−3−2
= 1.101285701 6
= 0,183547617 .123 = 0,42842
Dengan penyimpangan nilai yang didapat ini berarti bahwa rata-rata laju pertumbuhan PDRB yang sebenarnya akan menyimpang dari rata-rata laju pertumbuhan PDRB yang diperkirakan sebesar 0,42842.
4.4 Uji Regresi Linier Ganda
Perumusan hipotesa:
�0 ∶ 1 = 2 = 3 = 0 Sektor pertanian, industri pengolahan, dan sektor perdagangan, hotel dan restoran tidak berpengaruh secara simultan dan signifikan terhadap laju pertumbuhan PDRB Kabupaten Labuhan Batu.
�1 ∶ 1, 2, 3 ≠ 0 Sektor pertanian, industri pengolahan, dan sektor perdagangan, hotel dan restoran berpengaruh secara
(47)
simultan dan signifikan terhadap laju pertumbuhan PDRB Kabupaten Labuhan Batu.
Dalam pengujian model regresi yang telah ada, maka perlu diambil nilai-nilai: 1 = 1− 1 3 = 3− 3
2 = 2− 2 = −
Dengan:
1 = 12,526 3 = 14,53
2 = 13,201 Y = 13,406
Kemudian disajikan dalam tabel 4.5 berikut ini:
Tabel 4.5 Nilai-nilai yang diperlukan untuk Uji Regresi Linier Ganda
Tahun y 1 2 3 2 12
2003 0,164 -5,196 2,669 0,93 0,026896 26,998416 2004 -0,096 -2,176 0,259 -2,53 0,009216 4,734976 2005 2,334 -0,066 3,249 4,74 5,447556 0,004356 2006 1,854 -0,076 2,259 5,27 3,437316 0,005776 2007 -0,446 6,934 -1,051 -2,15 0,198916 48,080356 2008 2,194 6,174 2,269 1,71 4,813636 38,118276 2009 -3,836 -2,976 -7,291 -1,3 14,714896 8,856576 2010 0,884 1,044 0,269 0,48 0,781456 1,089936 2011 -1,056 -1,386 -0,481 -3,07 1,115136 1,920996 2012 -1,996 -2,276 -2,151 -4,08 3,984016 5,180176 Jumlah 0,000 0,000 0,000 0,00 34,52904 134,98984
(48)
Sambungan tabel 4.5
Tahun 22 32 1 2 3
2003 7,123561 0,8649 -0,852144 0,437716 0,15252 2004 0,067081 6,4009 0,208896 -0,02486 0,24288 2005 10,556001 22,4676 -0,154044 7,583166 11,06316 2006 5,103081 27,7729 -0,140904 4,188186 9,77058 2007 1,104601 4,6225 -3,092564 0,468746 0,9589 2008 5,148361 2,9241 13,545756 4,978186 3,75174 2009 53,158681 1,69 11,415936 27,96828 4,9868 2010 0,072361 0,2304 0,922896 0,237796 0,42432 2011 0,231361 9,4249 1,463616 0,507936 3,24192 2012 4,626801 16,6464 4,542896 4,293396 8,14368 Jumlah 87,19189 93,0446 27,86034 50,63854 42,7365
Dari tabel 4.5 dapat dicari:
�� = 1 1 + 2 2 + 3 3
= 0,125 27,86034 + 0,438 50,63854 + 0,182 x 42,7365 = 33,44026602
� = ∑( − Ŷ)2 = 1.101285701
Maka nilai �ℎ� � dapat dicari dengan rumus:
�ℎ� � =
�� �
(49)
=
33,44026602 3 1.101285701
10−3−1 = 11,14675534
0,183547617 �ℎ� � = 60,72950182
Dari tabel distribusi F dengan derajat kebebasan pembilang = 3, dk penyebut = 6 dan nilai kekeliruan sebesar 5% = 0,05, diperoleh � � = 4,76. Artinya �ℎ� � lebih besar dari � � maka �0 ditolak dan �1 diterima. Hal ini berarti persamaan regresi linier berganda antara variabel terikat dengan variabel bebas 1, 2, 3 bersifat nyata. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa sektor lapangan usaha pertanian, industri pengolahan, dan perdagangan, hotel dan restoran secara bersama-sama mempengaruhi laju pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB).
4.5 Perhitungan Koefisien Regresi Linier Berganda
Untuk menghitung seberapa besar pengaruh dari ketiga sector lapangan usaha terhadap laju pertumbuhan PDRB, maka akan dilakukan perhitungan sebagai berikut:
R
2=
JK
reg2Berdasarkan tabel 4.5 diperoleh 2=34,52904 , sedangkan JKreg = 33,44026602 Sehingga didapat koefisien determinasi:
(50)
R2 = 33,44026602 34,52904 = 0,9684678
Dan untuk koefiisen korelasi ganda dapat digunakan:
R = R2
= 0,9684678 = 0,9841
Dari hasil perhitungan didapat nilai koefisien determinasi sebesar 0,9684678 dan dengan mencari akar dari R2, diperoleh koefisien korelasinya sebesar 0,98. Nilai tersebut digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel independent terhadap perubahan variabel dependent. Artinya 98% laju pertumbuhan PDRB dipengaruhi oleh ketiga sektor lapangan usaha, yaitu pertanian, industri pengolahan, dan perdagangan, hotel dan restoran, sedangkan 2% sisanya dipengaruhi oleh faktor-faktor lain.
4.6 Perhitungan Korelasi Antara Variabel
Untuk mengetahui besarnya pengaruh variabel tak bebas, dapat dilihat dari besarnya koefisien korelasinya, yaitu:
1. Koefisien korelasi antara laju pertumbuhan PDRB ( ) dengan sektor pertanian ( 1)
1
=
1
−
(
1)(
)
(51)
=
10 1707 ,0959 − 125,26 (134,06)10 1703 ,9966 −(125,26)2 10 1831 ,7374 −(134,06)2
=
17070 ,959−16792 ,355617039 ,966−15690 ,0676 (18317 ,374−17972 ,0836 )
=
278,60341349,8984 345,2904
=
278,6034466106 ,9585
=
278,6034682,7202637
=
0,40812. Koefisien korelasi antara laju pertumbuhan PDRB ( ) dengan sektor industri pengolahan ( 2)
2
=
2
−
(
2)(
)
22
−
(
2)
22
−
(
)
2=
10 1820 ,3646 − 132,01 (134,06)10 1829,8559 −(132,01)2 10 1831 ,7374 −(134,06)2
=
18203 ,646−17697 ,260618298 ,559−17426 ,6401 (18317 ,374−17972 ,0836 )
=
506,3854871,9189 345,2904
=
506,3854301065 ,2257
=
506,3854548,6941095
(52)
3. Koefisien korelasi antara laju pertumbuhan PDRB ( ) dengan sektor perdagangan, hotel dan restoran ( 3)
3
=
3
−
(
3)(
)
32
−
(
3)
22
−
(
)
2=
10 1990,6283 − 145,3 (134,06)10 2204 ,2536 −(145,3)2 10 1831 ,7374 −(134,06)2
=
19906,283−19478 ,91822042 ,536−21112 ,09 (18317 ,374−17972 ,0836 )
=
427,365930,446 345,2904
=
427,365321274 ,0715
=
427,365566,810437
=
0,7539Perhitungan Korelasi Antar Variabel Bebas
1. Koefisien korelasi antara sektor pertanian ( 1) dengan sektor industri pengolahan ( 2)
12
=
1 2
−
(
1)(
2)
12
−
(
1)
222
−
(
2)
2=
10 1673 ,0018 − 125,26 (132,01)10 1703 ,9966 −(125,26)2 10 1829,8559 −(132,01)2
=
16730 ,018−16535 ,572617039 ,966−15690 ,0676 (18298 ,559−17426 ,6401 )
=
194,4454(53)
=
194,44541177001 ,928
=
194,44541084 ,897197
=
0,17922. Koefisien korelasi antara sektor pertanian ( 1) dengan sektor perdagangan, hotel dan restoran ( 3)
13
=
1 3
−
(
1)(
3)
12
−
(
1)
232
−
(
3)
2=
10 1833 ,5479 − 125,26 (145,3)10 1703 ,9966 −(125,26)2 10 2204 ,2536 −(145,3)2
=
18335 ,479−18200 ,27817039 ,966−15690 ,0676 (22042 ,536−21112 ,09)
=
135,2011349,8984 930,446
=
135,2011256007 ,567
=
135,2011120 ,717434
=
0,12063. Koefisien korelasi antara sektor industri pengolahan ( 2) dengan sektor perdagangan, hotel dan restoran ( 3)
23
=
2 3
−
(
2)(
3)
22
−
(
2)
232
−
(
3)
2=
10 1973,2372 − 132,01 (145,3)(54)
=
19732 ,372−19181 ,05318298 ,559−17426 ,6401 (22042 ,536−21112 ,09)
=
551,319871,9189 930,446
=
551,319811273 ,4528
=
551,319900,7071959
=
0,6121Dari perhitungan korelasi diatas diperoleh harga korelasi antara laju pertumbuhan PDRB dengan sektor lapangan usaha dibidang pertanian sebesar 0,4081, dengan sektor industri pengolahan sebesar 0,9229 dan sektor perdagangan, hotel dan restoran sebesar 0,7539. Ketiga sektor lapangan usaha tersebut menunjukkan korelasi yang searah (positif) artinya semakin besar nilai ketiga sektor lapangan usaha tersebut maka semakin besar juga nilai laju pertumbuhan PDRB. Dari ketiga sektor lapangan usaha tersebut yang memiliki hubungan yang paling kuat adalah sektor industri pengolahan yang hampir mencapai satu.
4.7 Pengujian Koefisien Regresi Linier Berganda
Hipotesis pengujian �0 ∶ �1 = 0
�2 = 0
(55)
�1 ∶ �1 ≠0
�2 ≠ 0
�3 ≠ 0
Kriteria pengujian: Tolak �0jika ℎ� �> � Terima �0jika ℎ� �< �
Langkah selanjutnya adalah mencari nilai ℎ� � dengan menggunakan harga-harga korelasi antara variabel bebas dan harga kekeliruan baku maka dapat dihitung kekeliruan baku koefisien � yaitu:
1 =
.12… 2
12 (1− 122) = (0,42842)
2
134,98984 (1−0,17922) = 0,183543696
134,98984 (0,96788736) = 0,42842
130,6549599 = 0,42842
11,43044006 = 0,03748
(56)
2 =
.12… 2
22 (1− 132) = (0,42842)
2
87,19189 (1−0,12062) = 0,183543696 87,19189 (0,98545564) = 0,42842 85,92373976 = 0,42842 9,269505907 = 0,04622
3 =
.12… 2
32 (1− 232) = (0,42842)
2
93,0446 (1−0,61212) = 0,183543696 93,0446 (0,62533359) = 0,42842 58,18391375 = 0,42842 7,627838078 = 0,05616
Sehingga diperoleh distribusi � dengan perhitungan �
=
�(57)
1 = 1
1
= 0,125 0,03748 = 3,335112
2 = 2
2
= 0,438 0,04622 = 9,476417
3 = 3
3
= 0,182 0,05616 = 3,240741
Dari tabel distribusi t dengan dk =10 dan α = 0,05 maka dapat dilihat
bahwa � =2,23 . Maka dari perhitungan ℎ� �diatas diperoleh: 1. 1 = 3,335112 > � = 2,23
2. 2 = 9,476417 > � = 2,23 3. 3 = 3,240741 > � = 2,23
Ketiga koefisien regresi tersebut variabel 1 (pertanian), variabel 2 (industri pengolahan) dan variabel 3 (perdagangan, hotel dan restoran) memiliki pengaruh yang berarti atau signifikan terhadap persamaan regresi yang ditentukan.
(58)
BAB 5
IMPLEMENTASI SISTEM
5.1 Pengertian Implementasi Sistem
Implementasi sistem adalah prosedur yang dilakukan untuk menyelesaikan desain sistem yang ada dalam desain yang telah disetujui, menginstal dan memulai sistem baru atau sistem yang diperbaiki.
Tahapan implementasi sistem adalah tahapan penerapan hasil desain tertulis kedalam programming. Dalam pengolahan data pada Tugas Akhir ini penulis menggunakan perangkat lunak (softwere) sebagai implementasi sistem yaitu SPSS 17,0 for windows dalam masalah memperoleh perhitungan.
5.2 SPSS Dalam Statistika
SPSS (Statistical Package for the Social Sciences)merupakan salah satu paket program komputer yang digunakan dalam mengolah data statistik. SPSS merupakan softwareyang paling populer, dan banyak digunakan sebagai alat bantu dalam berbagai riset. SPSS pertama kali diperkenalkan oleh tiga mahasiswa Standford University pada tahun 1968. SPSS sebelumnya dirancang untuk pengolahan data statistik pada ilmu-ilmu sosial, sehingga SPSS merupakan singkatan dari Statistical Package for the Social Sciences. Namun, dalam perkembangan selanjutnya penggunaan SPSS diperluas untuk berbagai jenis user, sehingga SPSS yang sebelumnya disingkat dari Statistical Package for the Social
(59)
Sciencesberubah menjadi Statistical Product and Service Solutions.Penggunaan SPSS dimaksudkan untuk melakukan analisis dengan praktis, cepat dan akurat.
5.3 Mengaktifkan SPSS
Harus dipastikan terlebih dahulu bahwa SPSS terinstal pada komputer. Jika pada dekstop sudah ada ikon SPSS, maka SPSS dapat dibuka dengan cara:
1. Klik dua kali menu SPSS yang terdapat pada icon shortcut pada tampilan dekstop.
2. Selain itu program SPSS dapat diaktifkan melalui: Klik tombol Start pada jendela windows.
3. Klik All Program, lalu pilih SPSS for windows, kemudian klik SPSS Inc (SPSS 17,0), maka akan ditampilkan dalam bentuk sebagai berikut:
(60)
4. Tampilan awal pada SPSS adalah:
Gambar 5.2 Tampilan Worksheet SPSS 17,0 For Windows
5.4 Mengoperasikan SPSS
Dari tampilan SPSS yang muncul, pilih type in data untuk membuat data baru dari menu utama file, pilih new, lalu klik, maka akan muncul jendela editor kemudian klik data. Cara menamai variabel dilakukan dengan, klik variabel view yang terletak sebelah kiri bawah jendela editor, kemudian menyusun defenisi variabel.
a. Name : digunakan untuk memberikan nama variabel b. Type : digunakan untuk menentukan tipe data
c. Width : digunakan untuk menuliskan panjang pendek variabel d. Decimals : digunakan untuk memberikan nilai decimal
e. Label : digunakan untuk memberikan nama variabel
(61)
g. Missing : digunakan untuk menentukan data yang hilang h. Columns : digunakan untuk menentukan lebar kolom
i. Align : digunakan untuk menentukan rata kanan, kiri atau tengah j. Measure : digunakan untuk menentukan tipe atau ukuran data, yaitu
Nominal, ordinal atau skala
5.5 Pengisian Data
1. Klik lembar Variable View dari SPSS Data Editor, kita defenisikan variabel dengan nama , variabel 1 dengan nama 1, variabel 2 dengan nama 2, dan variabel 3 dengan nama 3. Untuk variabel laju pertumbuhan PDRB, sektor pertanian, sektor industri pengolahan, dan sektor perdagangan, hotel dan restoran diberi variabel label: Laju Pertumbuhan PDRB, Pertanian, Industri pengolahan, dan Perdagangan, hotel dan restoransebagai berikut:
(62)
2. Kemudian pada lembar Data View dari SPSS Data Editor, kita masukkan data , 1, 2 dan 3 sebagai berikut:
Gambar 5.4 Tampilan Pengisian Data Variabel pada Data View
3. Pilih Analyze kemudian submenu Regression dan pilih Linier
(63)
4. Kemudian akan didapat tampilan sebagai berikut:
Gambar 5.6 Tampilan Linier Regression
5. Pindahkan variabel laju pertumbuhan PDRB ke dalam box berjudul
Dependent dan variabel sektor pertanian, sektor industri pengolahan, dan sektor perdagangan, hotel dan restoran ke dalam box berjudul
Independent(s). Seperti terlihat pada tampilan berikut:
(64)
6. Pastikan memilih Method: Enter. Kemudian klik tombol Statistics dan pastikan member tanda check ( ) pada Estimates, Model fit, Collinearity Diagnostics dan Durbin-Watson sebagai berikut:
Gambar 5.8 Tampilan Linier Regression Statistic
7. Kemudian klik Continue.
(65)
9. Pilih Normal probability plot. Kemudian standardized residual *ZRESID
ke dalam kotak , dan standardized predicted value *ZPRED ke dalam kotak sebagai berikut:
Gambar 5.10 Tampilan Linier Regression Plots
10.Kemudian klik Continue dan klik OK.
5.6 Pengolahan Data dengan Korelasi
1. Pilih Analyze lalu pilih sub menu Correlate, kemudian pilih Bivariate.
(66)
2. Pindahkan semua variabel kemudian pilih pearson pada
correlationcoefficients dan lalu pilih two tailed pada test of significance
lalu klik OK.
(67)
BAB 6
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengolahan diatas, maka dapat diambil beberapa kesimpulan, yaitu:
1. Dengan menggunakan rumus didapat nilai koefisien-koefisien regresinya yaitu :
0 = 3,418, 1= 0,125, 2= 0,438, 3= 0,182
sehingga persamaan linier berganda yang didapat adalah : Y= 3,418 + 0,125 X1+ 0,438 X2+ 0,182 X3
Dari hasil persamaan yang diperoleh maka dapat diketahui ketiga variabel bebas yaitu sektor pertanian, industri pengolahan, dan perdagangan, hotel dan restoran mempunyai nilai pengaruh positif terhadap laju pertumbuhan PDRB atau berbanding lurus.
2. Pada uji linier berganda dengan distribusi F dengan derajat kebebasan pembilang = 3, dk penyebut = 6 dan nilai kekeliruan sebesar 5% = 0,05, diperoleh � � = 4,76. Artinya �ℎ� � lebih besar dari � � maka �0 ditolak dan �1 diterima. Hal ini berarti persamaan regresi linier berganda antara variabel terikat dengan variabel bebas 1, 2, 3 bersifat nyata dan signifikan. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa sektor lapangan usaha pertanian, industri pengolahan, dan perdagangan, hotel dan restoran
(68)
secara bersama-sama mempengaruhi laju pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB).
3. Koefisien determinasi ( ) sebesar 98%, menunjukkan bahwa hanya 98% laju pertumbuhan PDRB dipengaruhi oleh ketiga sektor lapangan usaha, yaitu pertanian, industri pengolahan, dan perdagangan, hotel dan restoran, sedangkan 2% sisanya dipengaruhi oleh faktor-faktor lain.
4. Pada analisis korelasi antara variabel bebas dengan variabel tak bebas, korelasi yang kuat terjadi antara laju pertumbuhan PDRB ( ) dengan sektor industri pengolahan ( 2) yaitu sebesar 0,9229.
4.2 Saran
Beberapa saran yang diberikan penulis yang mungkin berguna bagi semua pihak adalah:
1. Untuk penelitian selanjutnya, sebaiknya menggunakan lebih banyak data untuk hasil analisis yang lebih baik dan akurat.
2. Untuk mengetahui perkembangan dan upaya peningkatan laju pertumbuhan PDRB Kabupaten Labuhan Batu, sebaiknya sektor-sektor lapangan usaha lain (sebagai variabel bebas) yang mempengaruhi harus dianalisis juga.
(69)
3. Diharapkan kepada pemerintah Kabupaten Labuhan Batu untuk memperhatikan dan meningkatkan potensi dalam sektor lapangan usaha tersebut dan sektor-sektor lapangan usaha yang lain.
(70)
DAFTAR PUSTAKA
Algifari. 2000. Analisis Regresi Teori, Kasus, dan Solusi. Edisi kedua. Yogyakarta: BPFE.
Badan Pusat Statistik. 2008. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Labuhanbatu 2003 – 2007.
Badan Pusat Statistik. 2013. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Labuhanbatu 2008 – 2012.
Iswardono. 2001. Analisa Regresi dan Korelasi. Yogyakarta: BPFE. Sudjana. 2005. Metoda Statistika. Bandung: Tarsito.
Sudjana. 1996. Teknik Analisis Regresi dan Korelasi Bagi Para Peneliti. Bandung: Tarsito.
Suharjo, Bambang. 2008. Analisis Regresi Terapan dengan SPSS. Edisi 1. Surabaya: Graha Ilmu.
(1)
9. Pilih Normal probability plot. Kemudian standardized residual *ZRESID
ke dalam kotak , dan standardized predicted value *ZPRED ke dalam kotak sebagai berikut:
Gambar 5.10 Tampilan Linier Regression Plots
10.Kemudian klik Continue dan klik OK.
5.6 Pengolahan Data dengan Korelasi
(2)
2. Pindahkan semua variabel kemudian pilih pearson pada
correlationcoefficients dan lalu pilih two tailed pada test of significance
lalu klik OK.
(3)
BAB 6
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengolahan diatas, maka dapat diambil beberapa kesimpulan, yaitu:
1. Dengan menggunakan rumus didapat nilai koefisien-koefisien regresinya yaitu :
0 = 3,418, 1= 0,125, 2= 0,438, 3= 0,182
sehingga persamaan linier berganda yang didapat adalah :
Y= 3,418 + 0,125 X1+ 0,438 X2+ 0,182 X3
Dari hasil persamaan yang diperoleh maka dapat diketahui ketiga variabel bebas yaitu sektor pertanian, industri pengolahan, dan perdagangan, hotel dan restoran mempunyai nilai pengaruh positif terhadap laju pertumbuhan PDRB atau berbanding lurus.
2. Pada uji linier berganda dengan distribusi F dengan derajat kebebasan pembilang = 3, dk penyebut = 6 dan nilai kekeliruan sebesar 5% = 0,05, diperoleh � � = 4,76. Artinya �ℎ� � lebih besar dari � � maka �0 ditolak dan �1 diterima. Hal ini berarti persamaan regresi linier berganda antara variabel terikat dengan variabel bebas 1, 2, 3 bersifat nyata dan signifikan. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa sektor lapangan
(4)
secara bersama-sama mempengaruhi laju pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB).
3. Koefisien determinasi ( ) sebesar 98%, menunjukkan bahwa hanya 98% laju pertumbuhan PDRB dipengaruhi oleh ketiga sektor lapangan usaha, yaitu pertanian, industri pengolahan, dan perdagangan, hotel dan restoran, sedangkan 2% sisanya dipengaruhi oleh faktor-faktor lain.
4. Pada analisis korelasi antara variabel bebas dengan variabel tak bebas, korelasi yang kuat terjadi antara laju pertumbuhan PDRB ( ) dengan sektor industri pengolahan ( 2) yaitu sebesar 0,9229.
4.2 Saran
Beberapa saran yang diberikan penulis yang mungkin berguna bagi semua pihak adalah:
1. Untuk penelitian selanjutnya, sebaiknya menggunakan lebih banyak data untuk hasil analisis yang lebih baik dan akurat.
2. Untuk mengetahui perkembangan dan upaya peningkatan laju pertumbuhan PDRB Kabupaten Labuhan Batu, sebaiknya sektor-sektor lapangan usaha lain (sebagai variabel bebas) yang mempengaruhi harus dianalisis juga.
(5)
3. Diharapkan kepada pemerintah Kabupaten Labuhan Batu untuk memperhatikan dan meningkatkan potensi dalam sektor lapangan usaha tersebut dan sektor-sektor lapangan usaha yang lain.
(6)
DAFTAR PUSTAKA
Algifari. 2000. Analisis Regresi Teori, Kasus, dan Solusi. Edisi kedua. Yogyakarta: BPFE.
Badan Pusat Statistik. 2008. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Labuhanbatu 2003 – 2007.
Badan Pusat Statistik. 2013. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Labuhanbatu 2008 – 2012.
Iswardono. 2001. Analisa Regresi dan Korelasi. Yogyakarta: BPFE. Sudjana. 2005. Metoda Statistika. Bandung: Tarsito.
Sudjana. 1996. Teknik Analisis Regresi dan Korelasi Bagi Para Peneliti. Bandung: Tarsito.
Suharjo, Bambang. 2008. Analisis Regresi Terapan dengan SPSS. Edisi 1. Surabaya: Graha Ilmu.