Pengumpulan Peta Dasar dan Pembuatan Peta Tematik Interpretasi Citra Landsat

kekeringan. Pencarian dan pengumpulan data dan informasi terkait bencana kekeringan dilakukan dengan mendatangi instansi yang terkait dan penelusuran melalui internet.

3.3.2 Pengumpulan Peta Dasar dan Pembuatan Peta Tematik

Peta dasar digital disiapkan untuk menyajikan peta-peta tematik dari parameter penentu tingkat kerawanan kekeringan seperti, peta kelas lereng, peta drainase, peta bentuk lahan, peta penggunaan lahan, dan peta buffer sungai. a. Peta Kelas Lereng Peta kelas lereng diturun dari DEM SRTM menggunakan software ArcView 3.3 dengan extensions Spatial Analysis atau Model Buider, yang format datanya dikonversi terlebih dahulu ke Raster Grid. b. Peta drainase tanah Peta drainase dibuat dari peta tanah berdasarkan karakteristik jenis tanah yang diperoleh dari peta Satuan Lahan. c. Peta Bentuk Lahan Peta bentuk lahan didapat dari informasi landform yang ada Peta Land sistem RePPProT. d. Peta Buffer Sungai Peta buffer sungai diturunkan dari peta jaringan sungai peta RBI skala 1:25.000 berdasarkan zona buffer sungai, yang dihasilkan dari pengkelasan tingkat kerawanan kekeringan suatu wilayah berdasarkan jarak dengan sungai. e. Peta Penggunaan Lahan Peta penggunaan lahan dibuat dari interpretasi manual dari citra Landsat 7 ETM+. f. Peta curah hujan Peta curah hujan didapat dengan menggunakan metode interpolasi titik berbasis Kriging. Pembuatan poligon ini dilakukan dengan menggunakan software Arcview yang sudah dilengkapi dengan extensions Kriging Interpolation. Interpolasi titik merupakan prosedur untuk menduga nilai-nilai yang tidak diketahui dengan menggunakan nilai yang diketahui pada lokasi yang berdekatan. Terdapat dua peta curah hujan yang digunakan yaitu, 1 peta yang diturunkan dari data curah hujan rata-rata tahunan, dan 2 peta yang diturunkan dari data curah hujan rata-rata per tiga bulan kering Juli – September.

3.3.3 Interpretasi Citra Landsat

Interpretasi citra Landsat diawali dengan pengisian gap yang terdapat pada citra tahun 2009 dengan menggunakan citra tahun 2003. Setelah proses pengisian gap dilanjutkan dengan tahapan layer stack dan mosaicing. Layer stack dilakukan untuk menggabungkan layer-layer band yang terpisah menjadi satu layer citra. Mosaicing adalah tahapan yang dilakukan untuk menggabungkan dua citra yang bertampalan, tahapan ini dilakukan karena Indramayu diliput dalam dua scene yang berbeda. Tahapan layer stack dan mosaicing dilakukan dengan menggunakan software Erdas Imagine 9.1. Interpretassi citra Landsat dilakukan secara visual dengan menggunakan paduan dari “Petunjuk Teknis Penafsiran Citra Resolusi Sedang” yang dikeluarkan oleh Direktorat IPSDH Inventarisasi dan Pemantauan Sumberdaya Hutan. Hasil Interpretasi citra Landsat menghasilkan Peta penutupan lahan daerah Indramayu.

3.3.4 Analisis dan Pembuatan Peta Parameter Rawan Kekeringan

Dokumen yang terkait

ANALISIS TINGKAT RAWAN KEKERINGAN LAHAN SAWAH DENGAN PEMANFAATAN PENGINDERAAN JAUH DAN Analisis Tingkat Rawan Kekeringan Lahan Sawah dengan Pemanfaatan Penginderaan Jauh dan Sistem Informasi Geografis di Kabupaten Sragen Tahun 2014.

0 5 20

ANALISIS TINGKAT RAWAN KEKERINGAN LAHAN SAWAH DENGAN PEMANFAATAN PENGINDERAAN JAUH DAN Analisis Tingkat Rawan Kekeringan Lahan Sawah dengan Pemanfaatan Penginderaan Jauh dan Sistem Informasi Geografis di Kabupaten Sragen Tahun 2014.

2 7 16

PENDAHULUAN Analisis Tingkat Rawan Kekeringan Lahan Sawah dengan Pemanfaatan Penginderaan Jauh dan Sistem Informasi Geografis di Kabupaten Sragen Tahun 2014.

2 9 27

ANALISIS RAWAN KEKERINGAN LAHAN PERTANIAN TANAMAN PANGAN DENGAN MEMANFAATKAN CITRA Analisis Rawan Kekeringan Lahan Pertanian Tanaman Pangan Dengan Memanfaatkan Citra Quickbird Dan Sistem Informasi Geografis Kabupaten Bantul Tahun 2012.

0 3 14

ANALISIS RAWAN KEKERINGAN LAHAN PERTANIAN TANAMAN PANGAN DENGAN MEMANFAATKAN CITRA Analisis Rawan Kekeringan Lahan Pertanian Tanaman Pangan Dengan Memanfaatkan Citra Quickbird Dan Sistem Informasi Geografis Kabupaten Bantul Tahun 2012.

0 1 18

Identifikasi Zona Rawan Banjir Dengan Sistem Informasi Geografis - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)

0 0 5

Identifikasi Zona Rawan Banjir Dengan Sistem Informasi Geografis - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)

0 0 31

Identifikasi Zona Rawan Banjir Dengan Sistem Informasi Geografis - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)

1 0 15

Identifikasi Zona Rawan Banjir Dengan Sistem Informasi Geografis - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)

0 0 2

Identifikasi Zona Rawan Banjir Dengan Sistem Informasi Geografis - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)

0 2 33