Pemetaan Daerah Rawan Kekeringan untuk Curah Hujan Rata-rata Tahunan

Tabel 9. Luas PenutupanPenggunaan Lahan Kabupaten Indramayu PenutupanPenggunaan Lahan Luas ha Luas Hutan 7.513 3,59 Kebun Campuran 24.814 11,85 Lahan Terbangun 816 0,39 Perkebunan 15.361 7,34 Permukiman 21.317 10,18 Pertanian Lahan Kering 11 0,01 Sawah 117.451 56,10 Semak 1.516 0,72 Tambak 14.609 6,98 Tanah Terbuka 1.611 0,77 Tegalan 1.192 0,57 Tubuh Air 2.581 1,23 Perkebunan 553 0,26 Total 209.349 100

5.2 Pemetaan Daerah Rawan Kekeringan

Wilayah rawan kekeringan dapat diartikan sebagai daerah yang peluang terjadinya kekeringan cukup tinggi karena curah hujan rendah dan sumber air tanah terbatas, atau daerah yang mempunyai faktor fisik lahantanah yang dapat mempercepat timbulnya kekeringan. Dalam penelitian ini parameter curah hujan yang digunakan dibedakan dalam i curah hujan rata-rata tahunan dan ii curah hujan rata-rata musim kering, sementara pembobotan parameter biofisik dibedakan dalam i bobot berbeda dengan parameter curah hujan paling tinggi, dan ii bobot sama, sehingga dihasilkan empat peta rawan kekeringan..

5.2.1 Pemetaan Daerah Rawan Kekeringan untuk Curah Hujan Rata-rata Tahunan

Curah hujan rata-rata tahunan dari 19 titik stasiun di Kabupaten Indramayu adalah 1.471 mmtahun. Curah hujan tertinggi adalah 1.948 mm, sedangkan curah hujan terendah ± 971 mm. Peta curah hujan rata-rata tahunan dapat dilihat pada Gambar 8. Curah hujan yang dominan turun di daerah Indramayu adalah 1500 mmtahun, sehingga dapat diasumsikan bahwa daerah Indramayu berpotensi terjadi kekeringan bila dilihat dari parameter curah hujannya. Penyebaran kelas curah hujan 1500 mmtahun berada di sebelah utara peta yaitu yang berbatasan dengan laut jawa, dan berada di sebelah tenggara yang berbatasan dengan Kabupaten Cirebon. Gambar 8. Peta Curah Hujan Rata-Rata Tahunan a Peta Rawan Kekeringan dengan Bobot Parameter Beda untuk Curah Hujan Tahunan Gambar 9 menunjukkan Peta rawan kekeringan dengan menggunakan bobot parameter berbeda dan curah hujan tahunan. Pemodelan ini menghasilkan dua kelas kekeringan, yaitu, kelas cukup rawan dan kelas rawan. Kecamatan yang berpotensi kekeringan untuk kelas cukup rawan hampir merata keseluruh wilayah dari Kabupaten Indramayu Lampiran 3. 1. Kelas Cukup Rawan Daerah cukup rawan ini mempunyai luasan 159.502 ha 77,24. Curah hujan yang ada pada kelas ini berkisar antara 1501 - 2000 mmtahun dan 1500 mmtahun. Bentuk lahan yang banyak dijumpai dikelas ini adalah dataran Aluvial dan dataran, dengan penggunaan lahan berpotensi rawan kekeringan adalah sawah, kebun campuran, tambak, permukiman, dan perkebunan. Kemiringan lereng kelas ini berada pada kisaran 0 - 8, drainase yang dimiliki kelas ini sangat buruk sampai buruk, dan berada pada buffer sungai 500 m. 2. Kelas Rawan Kelas rawan mempunyai luasan sebesar 46.992 ha 22,76 dengan curah hujan berada pada kisaran 1501 – 2000 mmtahun dan 1500 mmtahun. Kelas ini didominasi oleh bentuk lahan dataran Aluvial dengan kemiringan lereng 0 - 8 dan mempunyai drainase buruk sampai baik. Penggunaan lahan yang banyak dijumpai di kelas ini adalah sawah, permukiman, kebun campuran, perkebunan, dan tanah terbuka. Daerah yang berpotensi rawan kekeringan berada pada buffer sungai 500m. Adapun luas dari masing-masing tipe penggunaan lahan menurut kelas rawan kekeringan disajikan pada Tabel 10. Kecamatan terluas yang berpotensi rawan kekeringan untuk kelas cukup rawan sampai rawan adalah Kecamatan Gantar, Kecamatan Trisi, Kecamatan Cikedung, Kecamatan Losarang, Kecamatan Pasekan, Kecamatan Anjatan, dan Kecamatan Gabuswetan. Dari kecamatan-kecamatan ini penggunaan lahan yang akan mendapat dampak paling besar terhadap kekeringan adalah sawah, karena penggunaan lahan ini paling luas ditemukan pada tujuh kecamatan tersebut. Karakteristik utama dari kecamatan-kecamatan tersebut adalah bentuk lahan dataran aluvial, kemiringan lereng 0 - 3, dengan drainase sangat buruk sampai baik, curah hujan 2000 mmtahun dan berada pada buffer sungai 500m. Tabel 10. Penggunaan LahanPenutupan Lahan yang Berpotensi Rawan Kekeringan dengan Bobot Parameter Beda Penggunaan lahan Kelas ha Cukup rawan Rawan Hutan 7.064 448 Kebun Campuran 21.047 3.767 Lahan Terbangun 592 223 Perkebunan 13.703 2.207 Permukiman 14.185 7.127 Pertanian Lahan Kering 10 0,5 Sawah 86.288 31.16 Semak 1.076 440 Tambak 14.442 166 Tanah Terbuka 222 1.388 Tegalan 868 63,1 Total 159.502 46.992,6 Gambar 9. Peta Rawan Kekeringan dengan Bobot Parameter Beda untuk Curah Hujan Tahunan

b. Peta Rawan Kekeringan dengan Bobot Parameter Sama untuk Curah Hujan Tahunan

Dokumen yang terkait

ANALISIS TINGKAT RAWAN KEKERINGAN LAHAN SAWAH DENGAN PEMANFAATAN PENGINDERAAN JAUH DAN Analisis Tingkat Rawan Kekeringan Lahan Sawah dengan Pemanfaatan Penginderaan Jauh dan Sistem Informasi Geografis di Kabupaten Sragen Tahun 2014.

0 5 20

ANALISIS TINGKAT RAWAN KEKERINGAN LAHAN SAWAH DENGAN PEMANFAATAN PENGINDERAAN JAUH DAN Analisis Tingkat Rawan Kekeringan Lahan Sawah dengan Pemanfaatan Penginderaan Jauh dan Sistem Informasi Geografis di Kabupaten Sragen Tahun 2014.

2 7 16

PENDAHULUAN Analisis Tingkat Rawan Kekeringan Lahan Sawah dengan Pemanfaatan Penginderaan Jauh dan Sistem Informasi Geografis di Kabupaten Sragen Tahun 2014.

2 9 27

ANALISIS RAWAN KEKERINGAN LAHAN PERTANIAN TANAMAN PANGAN DENGAN MEMANFAATKAN CITRA Analisis Rawan Kekeringan Lahan Pertanian Tanaman Pangan Dengan Memanfaatkan Citra Quickbird Dan Sistem Informasi Geografis Kabupaten Bantul Tahun 2012.

0 3 14

ANALISIS RAWAN KEKERINGAN LAHAN PERTANIAN TANAMAN PANGAN DENGAN MEMANFAATKAN CITRA Analisis Rawan Kekeringan Lahan Pertanian Tanaman Pangan Dengan Memanfaatkan Citra Quickbird Dan Sistem Informasi Geografis Kabupaten Bantul Tahun 2012.

0 1 18

Identifikasi Zona Rawan Banjir Dengan Sistem Informasi Geografis - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)

0 0 5

Identifikasi Zona Rawan Banjir Dengan Sistem Informasi Geografis - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)

0 0 31

Identifikasi Zona Rawan Banjir Dengan Sistem Informasi Geografis - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)

1 0 15

Identifikasi Zona Rawan Banjir Dengan Sistem Informasi Geografis - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)

0 0 2

Identifikasi Zona Rawan Banjir Dengan Sistem Informasi Geografis - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)

0 2 33