Nilai Keikhlasan Nilai-nilai Pendidikan Akhlak yang Terdapat dalam Surat Al-Maidah

خأ أ ك أ ح إ ك ا أ أ أ ع ها ح قع ث ح ع ا أ أ عج ع أ أ ع ج ئ ط ا ع ج ق ع ع خأ أ ع ها ظف ح ا أ ع أ ع ا ق ث أ ع ا ح قع ث أ أ ث حأ ث ع أ ا غ ث ع ج ئ ط ا ع أ ج أ ح أا ع ع ع ع ق ق ها ص ها ع ضفا ع ا ع ّ ث ح ا... ا ق ا “Satu hari dari tugas pemimpin yang adil lebih utama daripada iabadah 60 tahun”. HR. Baihaqi 47 Dari dalil-dali diatas dapat disimpulkan bahwa keutamaan berbuat adil adalah: a. Dicintai oleh Allah b. Berada paling dekat disis-Nya bagi pemimpin yang adil c. Satu hari tugas pemimpin adil lebih utama dari ibadah 60 tahun. Keadilan adalah sifat yang penting untuk ditegakkan baik dalam kehidupan masyarakat, bangsa dan negara. Tanpa keadilan, maka tatanan dalam kehidupan masyarakat, bangsa dan negara akan berantakan dan tidak sejahtera. Seorang muslim harus tetap menegakkan keadilan dalam keadaan apapun dan terhadap siapapun tanpa memandang suku, agama dan jabatan. Keadilan harus tetap ditegakkan baik terhadap orang yang dicintai maupun terhadap orang yang dibenci. Islam memerintahkan untuk memberikan kebenaran kepada orang yang berhak, meskipun keadilan tersebut akan merugikan teman dan menguntungkan musuh. Misal bersikap adil dalam memberikan kesaksian. maka seseorang tidak boleh memberi 47 Ahmad bin Al-Husain bin Ali bin Musa Abu Bakri Al-Baihaqy, Sunan Al-Baihaqy Al- Kubro Juz 10, Mekah: Maktabah Darul Baz, 1994, h.162 kesaksian kecuali dengan sesuatu yang ia ketahui, tidak boleh menambah dan tidak boleh mengurangi, tidak boleh merubah dan tidak boleh mengganti. Islam mengharamkan kezhaliman, baik kezhaliman terhadap diri sendiri apalagi terhadap orang lain. Terutama kezhaliman orang-orang yang kuat terhadap orang yang lemah, kezhaliman orang-orang kaya terhadap yang miskin dan kezhaliman pemerintah terhadap rakyatnya. Adil adalah menempatkan segala sesuatu pada tempatnya. Jika seseorang memberikan hak kepada orang yang tidak berhak menerimanya. Berarti ia telah menempatkan sesuatu bukan pada tempatnya tidak adil, dengan berlaku tidak adil berarti ia telah melanggar perintah Allah, sehingga menjadikannya jauh dari takwa dan jauh dari Allah.

4. Nilai Ketaqwaan

Taqwa yang telah menjadi perbendaharaan bahasa indonesia, berasal dari bahasa Arab taqwa. Akar katanya adalah waqaa-yaqiy- wiqoyah artinya antara lain: takut, menjaga diri, memelihara, tanggung jawab dan memenuhi kewajiban. Karena itu, orang yang bertaqwa adalah orang yang takut kepada Allah berdasarkan kesadaran: mengerjakan suruhan-Nya, tidak melanggar larangan-Nya, takut terjerumus ke dalam perbuatan dosa. 48 Menurut H.A. Salim, taqwa adalah sikap mental seseorang yang selalu ingat dan waspada terhadap sesuatu dalam rangka memelihara dirinya dari noda dan dosa, selalu berusaha melakukan perbuatan- perbuatan yang baik dan benar, pantang berbuat salah dan melakukan kejahatan terhadap orang lain, diri sendiri dan lingkungannya. Kedudukan taqwa, karena itu, sangat penting dalam agama Islam dan 48 Mohammad Daud Ali, Pendidikan Agama Islam, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2005, h. 362. kehidupan manusia. 49 Pentingnya kedudukan taqwa itu antara lain dapat dilihat dalam surat al-Hujurat 49 ayat 13, Allah berfirman:       “Manusia yang paling mulia di sisi Allah adalah orang yang paling taqwa ”. Sebagai Akhlak, taqwa mencakup segala nilai yang diperlukan manusia untuk keselamatan dan kebahagiannya di dunia ini dan diakhirat kelak. Bertaqwa kepada Allah adalah melaksanakan apa-apa yang diperintahkan Allah dan meninggalkan apa-apa yang dilarang- Nya. Allah berfirman:              “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dengan sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam”. QS. Ali Ilmran 3: 102 Taqwa merupakan puncak dari segala akhlak mulia. Ciri-ciri orang yang taqwa adalah sebagai berikut: 50 a. Orang-orang yang percaya kepada Allah dan Rasul-Nya, dan yang tercakup dalam rukun iman. b. Orang-orang yang mengerjakan amal ibadah yang diperintahkan c. Orang-orang yang menerapkan akhlak mulia, baik dalam hubungannya dengan Khaliq maupun dengan sesama makhluk 49 Mohammad Daud Ali, Pendidikan Agama Islam, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2005, h. 362. 50 M.Yatimin Abdullah, Studi Akhlak dalam Perspektif Al- Qur’an, Jakarta: Amzah, 2007, Cet. ke-1, h. 203