Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pembentukan Akhlak

3. Setan adalah musuh manusia yang paling nyata, ia menggoda manusia melalui batinnya untuk berbuat jahat dan menjauhi Allah swt. 4. Nafsu ada kalanya baik muthmainnah dan ada kalanya buruk amarah, akan tetapi nafsu cenderung mengarah kepada keburukan. Manusia adalah makhluk hidup, dalam hidupnya membutuhkan sandang, pangan dan papan. Untuk memenuhi kebutuhan hidup, manusia membutuhkan dunia dan isinya. Dalam memenuhi kebutuhan tersebut, manusia harus hati-hati agar jiwa dan raga tidak sepenuhnya cinta dunia. Manusia adalah makhluk sosial berarti manusia tidak bisa hidup sendiri untuk memenuhi kebutuhannya, dalam hal ini manusia membutuhkan orang lain untuk memenuhi kebutuhannya. Dalam bersosialisasi manusia juga harus hati-hati karena manusia bisa memalingkan manusia lain dari ibadah. Dalam menjalankan kehidupan di dunia ini, baik dalam hal mencari rezeki maupun dalam hal bersosialisasi, manusia akan mengalami godaan-godaan, yaitu godaan setan. Diantaranya: 1. Setan menggoda manusia agar tidak mau mengakui keterlibatan Allah dalam urusan rizki sehingga manusia selalu merasakan kesusahan saat ia bekerja. 2. Setan memperlihatkan banyaknya kebutuhan hidup manusia agar manusia selalu merasa kekurangan. 3. Setan memperlihatkan kepada orang keburukan orang lain agar mereka tidak mau saling tolong menolong satu sama lain. 4. Setan menanam benih kebencian dalam kesadaran manusia agar satu sama lain saling bermusuhan dalam kehidupan duniawi ini. Oleh karena itu manusia harus memerangi dan mengalahkan setan, karena setan adalah musuh nyata yang menyesatkan, darinya tidak dapat diharapkan adanya kebaikan dan perdamaian, sebab setan akan puas jika mampu membinasakan manusia. Selanjutnya adalah hawa nafsu, hawa nafsu adalah musuh yang sangat mencelakakan dan sukar dihindari, karena hawa nafsu merupakan musuh dari dalam. Bukan musuh dari luar, seperti halnya setan. Menurut Imam Ghazali cara memerangi dan mengalahkan setan adalah pertama-tama mohon perlindungan Allah dari segala tipu daya setan, sebagaimana diperintahkan Al- Qur’an. Sesungguhnya mudah bagi Allah menyelamatkan manusia dari kejahatnnya. Kemudian, jika masih merasa dapat dikalahkan oleh setan, sesungguhnya itu adalah ujian dari Allah, agar tampak kebenaran perjuangan dan kekuatan kita dalam menjalankan perintah Allah, dan untuk membuktikan kesabaran kita. 50 Menurut Imam Ghazali, dalam mengendalikan hawa nafsu harus berusaha sekuat tenaga dan berpikir keras, nafsu harus dilawan dengan takwa dan kebaikan. 51 Menurut para ulama, ada tiga cara yang dapat dilakukan untuk mengalahkan hawa nafsu: 52 1. Mengekang keinginan 2. Dibebani dengan berbagai ibadah 3. Berdoa dan memohon pertolongan Allah

E. Hasil Penelitian yang Relevan

Beberapa penelitian yang relevan dengan skripsi “Nilai-nilai Pendidikan Akhlak dalam Surat Al- Maidah Ayat 8” adalah sebagai berikut : 1. Nilai-nilai Pendidikan Akhlak yang terkandung dalam surat An-nahl ayat 90 dan aplikasinya di madrasah, oleh Siti Masyhuroh tahun 2012 di FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. dengan menggunakan metode kualitatif dan menggunakan metode penafsiran dengan metode tafsir al-muqarin tafsir dengan metode komparasi. Adapun Nilai-nilai pendidikan akhlak yang ditemukan dalam surat An-Nahl ayat 90 adalah nilai pendidikan adil, ihsan, 50 Imam Al- Ghazali, Wasiat Imam Ghazali Minhajul Abidin, Cairo: Mustafa Al-Babi Al-Halabi Wa Auladih, 1337, h. 109 51 Ibid, h. 123 52 Ibid memberi kepada kerabat, larangan berbuat keji, larangan berbuat munkar dan larangan berbuat aniaya. Dan dalam mengaplikasikannya penulis menggunakan beberapa metode yaitu: metode ceramah, keteladanan, kisah, nasehat, pembiasaan, metode al-bisyarah wal inzar, targhib tarhib, dan metode ibrah. Dan menggunakan pendekatan interaksional, teknologis, problem sholving, konstruktivis serta strategi problem based introduction, poster coment, demonstration, debate, examples non examples dan strategi every one is teacher here. 2. Nilai-nilai pendidikan akhlak yang terdapat pada film alangkah lucunya negeri ini analisis film, oleh Satia Fauziah tahun 2012 di FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. dengan menggunakan metode penelitian kualitatif dan penulis dalam skripsi ini melakukan proses observasi dan wawancara dan adapun nilai-nilai pendidikan akhlak yang terdapat pada film alangkah lucunya negeri ini adalah akhlak kepada orang tua, diri sendiri, masyarakat dan akhlak kepada negara. Dari kedua penelitian di atas, dapat diambil persamaan dan perbedaan dalam pembuatan skripsi penulis. Yaitu: 1. Persamaannya : pertama, kedua skripsi diatas sama-sama fokus pada nilai-nilai pendidikan akhlak. Kedua,metode penelitian menggunakan metode penelitian kualitatif. Ketiga, skripsi yang pertama sama-sama membahas tentang nilai- nilai pendidikan akhlak dalam salah satu surat dalam Al- Qur’an. 2. Perbedaannya : bahwa skripsi yang pertama fokus meneliti nilai-nilai pendidikan akhlak dalam surat An-Nahl ayat 90 dan menggunakan metode tafsir komparatif dan skripsi yang kedua fokus meneliti nilai-nilai pendidikan akhlak dalam film alangkah lucunya negeri ini. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh penulis adalah fokus meneliti nilai-nilai pendidikan akhlak dalam surat Al-Maidah Ayat 8 dan menggunakan metode tafsir tahlili. 34

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Objek dan Waktu Penelitian

Objek yang di bahas dalam penelitian ini adalah kandungan nila- nilai pendidikan akhlak yang terkandung dalam surat Al-Maidah Ayat 8. Waktu penelitian dilakukan semester IX Sembilan tahun 2013 selama 5 bulan, terhitung dari bulan September 2013 sampai bulan Januari 2014.

B. Metode Penelitian

Dalam skripsi ini, penulis menggunakan metode penelitian kualitatif yaitu penelitian yang digunakan untuk menyelidiki, menemukan, menggambarkan, dan menjelaskan kualitas atau keistimewaan dari pengaruh social yang tidak dapat dijelaskan, diukur atau digambarkan melalui pendekatan kuantitatif. 1

C. Fokus Penelitian

Dalam skripsi ini, penulis menfokuskan kajian pada nilai-nilai pendidikan akhlak dalam surat al-maidah ayat 8. Adapun nilai pendidikan akhlak dalam surat al-maidah ayat 8 yaitu jujur, ikhlas, adil dan taqwa.

D. Prosedur Penelitian

Dalam penulisan skripsi ini penulis mengambil data dari beberapa sumber buku yang berhubungan dan erat kaitannya dengan pembahasan yang akan penulis bahas yang disebut dengan istilah “library Research Penelitian Kepustakaan” yakni pengambilan data dari buku-buku atau karya ilmiah yang berkaitan dengan masalah yang akan dibahas baik berupa tafsir, Al- qur’an, pendidikan dan akhlak. 1 Fitwi Luthfiyah, Metode Penelitian Kualitaif Sistematika Penelitian Kualitatif, http:fitwiethayalisyi.wordpress.comteknologi-pendidikanmetode-penelitian-kualitaif- sistematika-penelitian-kualitatif Sedangkan dalam metode pembahasan menggunakan metode deskriptif analisis, yaitu: 1. Pengumpulan Data Dalam skripsi ini penulis mengumpulkan data dari buku-buku atau sumber, yang terdiri dari sumber primer Sumber Pokok dan sumber sekunder sumber pendukung, yaitu dengan sumber primer sebagai berikut: 1. Al-Qur’an dan Terjemahnya 2. Kitab-Kitab Tafsir Tafsir Ath-Thabari, Tafisr Al- Misbah, Tafsir Sya’rawi, Tafsir Al-Azhar, Tafsir Al- Maraghi, Al- Qur’an dan tafsirnya 3. Hadits-hadits Nabi Dan sumber sekunder sebagai berikut: 1. Tafsir yang berkaitan dengan pembahasan 2. Buku-buku yang berkaitan dengan Al-Qur’an, Pendidikan dan berkaitan dengan Akhlak. 3. Kamus-kamus yang relevan dengan pembahasan 4. Dan literatur lain yang dianggap relevan dengan pembahasan 2. Analisis Data Dalam skripsi ini, penulis menganalisis data dengan menggunakan metode deskriptif analisis yaitu dengan mengumpulkan data secara sistematis dan konsisten, kemudian menganalisis, menyeleksi, menarasikan untuk diambil kesimpulan. Dan dalam penafsiran ini penulis menggunakan metode tahlili analisis : menafsirkan ayat-ayat al- Qur’an dengan memaparkan segala aspek yang terkandung di dalam ayat-ayat yang ditafsirkan itu serta menerangkan makna-makna yang tercakup didalamnya sesuai dengan keahlian dan kecenderungan mufassir yang menafsirkan ayat- ayat tersebut. 2 Dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1. Memberikan keterangan tentang status ayat atau surat yang sedang ditafsirkan dari segi makkiyah dan madaniyah 2. Menjelaskan munasabah ayat atau surat. 3. Menjelaskan asbab al-nuzul ayat apabila terdapat riwayat mengenainya. 4. Menjelaskan makna mufradat dari masing-masing ayat, serta unsur- unsur bahasa arab lainnya, seperti dari segi I’rab dan balaghah nya, fasahah, bayan dan I’jaznya 5. Menguraikan kandungan ayat secara umum dan maksudnya 6. Merumuskan dan menggali hukum-hukum yang terkandung didalam ayat-ayat tersebut. 3. Penarikan Kesimpulan Setelah penulis mengumpulkan bahan-bahan yang berhubungan dengan masalah yang akan di bahas dalam skripsi ini, kemudian penulis analisis dan narasikan untuk diambil kesimpulan. 2 Muhammad Rizal, Metode tafsir tahlili, 2012 http:muhammadrizalhsb.blogspot.com201203metode-tafsir-tahlili.html