Perumusan Masalah Pembatasan dan Perumusan Masalah 1.

Substansi Skripsi ini membahas tentang Independensi Kejaksaan sebagai Jaksa Pengacara Negara. Pembeda Penelitian penulis dengan skripsi di atas sangat jauh berbeda. Penulis hanya menjadikan skripsi tersebut acuan dalam hal konsep. Karena penelitian di atas dengan milik penulis memiliki konsep yang sama yakni mengenai Independensi Kejaksaan RI. Namun, penelitian di atas mengenai Independensi Jaksa sebagai Pengacara Negara. Sedangkan penulis membahas Independensi Jaksa Agung dalam melakukan deponering. Nama Yelina Rachma P Fakultas Prodi Universitas Sebelas Maret Fakultas Hukum Tahun 2010 Judul Skripsi Tintauan tentang pengaturan azas penyampingan perkara demi kepentingan umum azas oportunitas dalam KUHAP dan relevansinya dengan azas persamaan di mata hukum equality before the law Substansi Skripsi ini membahas pertanggung jawaban pengaturan azas penyampingan perkara demi kepentingan umum azas oportunitas dalam KUHAP dan relevansinya dengan azas persamaan di mata hukum equality before the law . Penulis menjadikan skripsi ini sebagai acuan karena memiliki kesamaan konsep penerapan azas oportunitas oleh jaksa agung dalam system hukum di indonesia. Pembeda Terdapat pembedaan mengenai sudut pandang. Dalam skripsi ini menekankan tentang pengaturan azas oportunitas sedangkan penulis Independensi Jaksa Agung dalam penerpan azas oportunitas dalam suatu perkara pidana, khususnya perkara yang mendera mantan komisioner KPK yaitu, Bambang Wijayanto. Nama Dr. Alfitra, S.H., M.H Publisher Raih Asa Sukses Tahun 2012 Judul Buku Hapusnya Hak Menuntut dan Menjalankan Pidana Substansi Buku ini merupakan salah satu kerangka pemikiran tentang penerapan azas oportunitas oleh Jaksa Agung Pembeda Buku ini merupakan acuan dasar tentang hal-hal yang berkaitan dengan azas oportunitas khususnya penyampingan perkara pidana demi kepentingan umum.. Sedangkan penulis akan membahas tentang Independensi Jaksa Agung dalam penyampingan perkara pidanadeponering berdasarkan azas oportunitas Nama Ardilafiza, S.H.,M.Hum dan Riky Musriza, S.H.,M.H Tahun 2010 Judul Jurnal Independensi Kejaksaan sebagai Pelaksana Kekuasaan Penuntutan dalam Sistem Ketatanegaraan Indonesia. Substansi Jurnal ini merupakan salah satu kerangka pemikiran tentang Independensi Kejaksaan RI. Pembeda Jurnal ini merupakan acuan dasar tentang hal-hal yang berkaitan Independensi Kejaksaan dalam Penuntutan. Sedangkan penulis akan membahas tentang Independensi Jaksa Agung dalam penyampingan perkara pidana deponering berdasarkan azas oportunitas

E. Kerangka Konseptual

1. Azas oportunitas adalah hak Jaksa Agung yang karena jabatannya untuk mendeponir perkara-perkara pidana, walaupun bukti bukti cukup untuk menjatuhkan hukuman, jika ia berpendapat bahwa akan lebih banyak kerugian bagi kepentingan umum dengan menuntut suatu perkara daripada tidak menuntutnya. 9 2. Kejaksaan Republik Indonesia adalah lembaga pemerintah yang melaksanakan kekuasaan negara dalam bidang penuntutan serta kewenangan lain berdasarkan undang-undang. 10 9 Karim Nasution, Rapat Dengar Pendapat Komisi III Dewan Perwakilan Rakyat Mengenai Masalah Hukum Acara Pidana , Jakarta : DPR, 2004, h.36. 10 Komisi Hukum Nasional dan Masyarakat Pemantau Peradilan Indonesia, Pembaharuan Kejaksaan ; Pembentukan Standar Minimum Profesi Jaksa, Jakarta : KHN dan MaPPI, 2004, h.3.