2 Kejaksaan Tinggi berkedudukan di Ibukota Provinsi dan daerah
hukumnya meliputi wilayah provinsi. 3
Kejaksaan Negeri berkedudukan di Ibukota KabupatenKota yang daerah hukumnya meliputi daerah kabupatenkota.
2. Peran Kejaksaan Republik Indonesia
UUD 1945 menentukan secara tegas bahwa Indonesia adalah Negara hukum rechtsstaat. Sejalan dengan ketentuan tersebut
maka salah satu prinsip penting negara hukum adalah adanya menjamin kesejahteraan bagi setiap orang di hadapan hukum
equality before the law. Oleh karena itu, setiap orang berhak atas pengakuan, jaminan, perlindungan dan kepastian hukum yang adil
serta perlakuan yang sama di hadapan hukum. Jaminan perlindungan dan kepastian hukum yang adil tersebut
setidaknya tercermin dalam Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2004 tentang Kejaksaan Republik Indonesia sebagai perubahan Undang-
Undang Nomor 5 Tahun 1991 tentang Kejaksaan Republik Indonesia. Undang-Undang
Kejaksaan yang baru tersebut
dimaksudkan untuk lebih menetapkan kedudukan dan peran Kejaksaan Republik Indonesia sebagai lembaga negara pemerintah
yang melaksanakan kekuasaan negara di bidang penuntutan. Pelaksanaan kekuasaan negara dalam Undang-Undang tersebut
harus dilaksanakan secara merdeka. Penegasan ini tertuang dalam Pasal 2 Ayat 2 Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2004 tentang
Kejaksaan Republik Indonesia, bahwa Kejaksaan adalah lembaga pemerintah yang melaksanakan kekuasaan negara di bidang
penuntuan secara merdeka dalam arti bahwa dalam melaksanakan fungsi, tugas dan wewenangnya terlepas dari pengaruh kekuasaan
pemerintah dan pengaruh kekuasaan lainnya. Ketentuan ini bertujuan melindungi profesi Jaksa dalam melaksanakan tugas profesionalnya.
Kejaksaan sebagai salah satu lembaga penegak hukum dituntut lebih berperan dalam menegakan supremasi hukum, perlindungan
kepentingan hukum, penegakan hak asasi manusia, serta pemberantasan KKN.
Kejaksaan harus mampu terlibat sepenuhnya dalam proses pembangunan antara lain turut menciptakan kondisi yang
mendukung dan mengamankan pelaksanaan pembangunan untuk mewujudkan masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila,
serta kewajiban untuk turut menjaga dan menegakan kewajiban pemerintah dan negara serta melindungi kepernyingan masyarakat.
Disinilah letak peran strategis Kajaksaan dalam pemantapan ketahanan bangsa.
Dasar hukum pelaksaan kedudukan dan peranan Kejaksaan Republik
Indonesia sebagai
lembaga pemerintahan
yang melaksanakan kekuasaan negara di bidang penuntutan dalam tata
susunan kekuasaan badan-badan penegak hukum dan keadilan
dijabarkan pada Pasal 5 Ayat 1, Pasal 20 Ayat 1 UUD 1945, yaitu:
Pasal 5 Ayat1 Presiden memegang kekuasaan membentuk Undang-Undang dengan persetujuan Dewan Perwakilan rakyat.
Pasal 20 Ayat 1 Tiap-tiap Undang-Undang menghendaki persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat.
C. Susunan Organisasi dan Tata Kerja Kejaksaan Republik Indonesia
Susunan organisasi terdapat dalam Pasal 4 Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 86 1999 tentang Susunan Organisasi dan Tata
Kerja Kejaksaan Republik Indonesia yaitu : a. Jaksa Agung:
b. Jaksa Agung mempunyai tugas dan wewenang antara lain sebagai berikut :
1. Memimpin dan mengendalikan Kejaksaan dalam melaksanakan tugas,
wewenang dan fungsi serta membina aparatur Kejaksaan agar berdaya guna dan berhasil guna;
2.Menetapkan dan
mengendalikan kebijaksanaan
pelaksanaan penegakan hukum dan keadilan baik preventif maupun represif yang
menjadi tanggung jawabnya sesuai dengan peraturan perundang- undangan;
3. Melakukan penyelidikan, penyidikan, penuntutan, eksekusi dan tindakan hukum lain berdasarkan peraturan perundang-undangan;
4. Mengkoordinasikan penanganan perkara pidana tertentu dengan instansi terkait meliputi penyelidikan dan penyidikan serta
melaksanakan tugas-tugas yustisial lain berdasarkan peraturan perundang-undangan dan kebijaksanaan umum yang ditetapkan oleh
Presiden;
5. Melakukan pencegahan dan pelarangan terhadap orang yang terlibat dalam suatu perkara pidana untuk masuk ke dalam atau ke luar
meninggalkan wilayah kekuasaan Negara Republik Indonesia, peredaran barang cetakan yang dapat mengganggu ketertiban umum,
penyalahgunaan danatau penodaan agama serta pengawasan aliran kepercayaan yang membahayakan ketertiban masyarakat dan negara
berdasarkan peraturan perundang-undangan;
6. Melakukan tindakan hukum di bidang perdata dan tata usaha negara, mewakili pemerintah dan negara di dalam atau di luar pengadilan
sebagai usaha menyelamatkan kekayaan negara baik di dalam