PENDAHULUAN Output data. Output data berupa luas keterbukaan lahan tebangan dalam satu

1 PENETAPAN DAUR TEBANG EUCALYPTUS HIBRID BERDASARKAN OPTIMASI ANTARA PERTUMBUHAN DAN HASIL TEGAKAN DENGAN EROSI TANAH 1 Determination of Cutting Cycle for Eucalypt Hybrid Based on Optimization of Stand Growth and Yield with Soil Erosion OlehBy: Darwo 2 , Endang Suhendang 3 , I Nengah Surati Jaya 3 , Herry Purnomo 3 , Pratiwi 4 ABSTRACT Stand productivity and soil erosion in forest landscape were spatials varied. Then determination of cutting cycle based on the stand productivity and the soil erosion hazard be considered. The research objectives were to determine i the steepest slope providing tolerable erosion hazard, ii the minimum crown closure the tolerable erosion hazard, iii the stand growth and yield for each soil condition, and iv the optimum cutting cycle of eucalypt hybrid based upon the stand productivity and erosion factor. Data were collected from 343 permanent sample plots. Plot shave were circular having radius of 11.28 m. The erosion plots were distributed on bare land, eucalypt plantation at 1, 2, 3, 4 and 5 age class at reprecenting slopes of 9, 15, and 25 with the plot size of 22 x 4 m. Data were analyzed using regression. This study found that the maximum tolerable limit of slope erosion was 33. The slopes above 34 has led the intolerable erosion. Slopes of 34 to 45, 46 to 58, and 59 to 75 required crown cover percentage respectively 21, 38, and 53 equal to stand density were respectively 279 treesha, 515 treesha, and 713 treesha. Reduction the stand density per hectare had lowered the stands volume increment. The stand volume at the end of cycle on the slopes 34 to 45, 46 to 58, and 59 to 75, respectively reduced by 19, 34, and 48. Thus, the optimum rotation based on the consideration of the growth and yield of eucalypt hybrid with the soil erosion is 8 years old. Keywords: Cycle, hybrid eucalypt, increment, slope, and erosion ________________ 1 Bagian dari disertasi yang disampaikan pada seminar hasil penelitian Sekolah Pascasarjana IPB 2 Mahasiswa Mayor Ilmu Pengelolaan Hutan, Sekolah Pascasarjana IPB 3 Komisi Pembimbing dan Staf Pengajar Mayor Ilmu Pengelolaan Hutan Sekolah Pascasarjana IPB 4 Komisi Pembimbing dan staf Peneliti Puslitbang Konservasi dan Rehabilitasi Sumberdaya Hutan, Badan Litbang Kehutanan

I. PENDAHULUAN

Daur merupakan jangka waktu antara waktu penanaman hutan sampai hutan tersebut layak tebang. Konsep daur dipakai untuk pengelolaan hutan seumur seperti pada program hutan tanaman Dephut 1992. Lamanya waktu tersebut tergantung pada sifat pertumbuhan jenis yang diusahakan, tujuan pengelolaan dan pertimbangan ekonomi Simon 2010. Dari segi pasar, daur ditentukan oleh hasil tegakan, tipe tegakan dan jenis tanaman sehingga tempat tumbuh akan mempengaruhi daur dan produktivitas tegakan Suhendang 2002. Produktivitas tegakan merupakan resultanse dari interaksi antara jenis yang bersangkutan dengan berbagai faktor meliputi kondisi tanah, iklim dan karakteristik topografi Husch et al. 2003. Produktivitas tegakan dalam satu hamparan lahan bisa beragam. Hal ini akibat adanya tingkat kesuburan tanah yang beragam. Pada daerah datar tingkat kesuburannya relatif lebih baik daripada lahan miring. Hal ini terjadi karena lahan miring jika diolah 2 secara terus-menerus tanpa melakukan teknik konservasi tanah, maka tanah akan tererosi sehingga produktivitas lahan akan menurun Ispriyanto et al. 2001. Selain itu, aktivitas penebangan, penyaradan, dan pemeliharaan dapat meningkatkan erosi tanah. Kegiatan penebangan dengan penyaradan menggunakan alat berat dapat menimbulkan pemadatan tanah dan pengupasan top soil sehingga pada saat hujan akan menimbulkan tingkat erosi yang semakin besar Muhdi 2008; Rusmin 2011. Kegiatan pemeliharaan secara intensif dengan mematikan tumbuhan bawah menggunakan herbisida dapat menimbulkan erosi tanah meningkat. Namun demikian, kehadiran vegetasi mampu mengendalikan laju aliran permukaan sehingga dapat mengurangi bahaya erosi tanah Sukirno 1995. Tingkat penurunan erosi tanah tergantung pada komposisi jenis dan tipe penutupannya Arsyad 2006. Oleh karena itu, upaya mempertahankan produktivitas lahan menjadi penting sehingga penetapan daur tebang perlu mempertimbangkan tingkat produktivitas tegakan dan erosi. Penelitian perlu dilakukan di areal yang tingkat topografinya yang beragam. Lokasi yang dipilih adalah hutan tanaman eucalyptus hibrid di Provinsi Sumatera Utara yang dikembangkan oleh PT Toba Pulp Lestari untuk kelas perusahaan kayu pulp. Eucalyptus hibrid merupakan hasil persilangan antara Eucalyptus urophylla dengan Eucalyptus grandis yang dikenal sebagai Eucalyptus urograndis. Dan jenis ini cocok dikembangkan di daerah tropis Harwood 1998; Leksono 2010. Tujuan penelitian yaitu i menentukan batas maksimum kemiringan lahan yang aman dari bahaya erosi tanah, ii menentukan batas minimum penutupan tajuk yang aman dari bahaya erosi tanah, iii menentukan tingkat pertumbuhan dan hasil tegakan di setiap kondisi lahan, dan iv menetapkan daur tebang optimum eucalyptus hibrid berdasarkan faktor produktivitas tegakan dan erosi.

II. BAHAN DAN METODE A. Waktu dan Tempat Penelitian