3 letaknya tersebar merata dalam 1 hektar areal Harbagung 2009. Diameter adalah nilai
rata-rata diameter setinggi dada sejumlah pohon dalam PSP. Tinggi adalah nilai rata-rata tinggi total sejumlah pohon dalam PSP. Volume tegakan adalah nilai sejumlah volume
pohon yang ada dalam PSP yang dinyatakan dalam m
3
ha. Besaran masing-masing parameter tersebut ditentukan menurut Avery Burkhart 2002; Husch et al. 2003.
Erosi yang terjadi di dalam plot diukur dengan menempatkan dua drum penampung aliran permukaan dan tanah tererosi di bagian hilir plot. Drum I dilubangi 10 lubang
dan satu lubang dihubungkan ke drum II. Tanah tererosi dari plot diukur dari aliran permukaan dan sedimen yang tertampung oleh kedua drum tersebut. Jumlah sedimen
diukur dengan cara mengambil contoh air dari kedua drum tersebut. Contoh air disaring dan sedimen tersaring dikeringkan dalam oven dengan suhu 103± 2
C selama 24 jam yang selanjutnya ditimbang sampai beratnya
konstan. Jumlah sedimen yang mengindikasikan jumlah erosi yang terjadi dihitung:
Dimana; E = tanah tererosi tonha, C
d1
= konsentrasi muatan sedimen pada drum I kgm
3
, C
d2
= konsentrasi muatan sedimen pada drum II kgm
3
, V
d1
= volume air drum I m
3
, V
d2
= volume air drum II m
3
, A = luas plot ha, dan 10
-3
= angka konversi satuan kg menjadi ton. Kemudian data pada masing-masing kondisi penutupan tajuk
dipilah secara acak menjadi 2 bagian, yaitu 23 data digunakan untuk bahan penyusunan model dan 13 data digunakan untuk validasi model.
2. Penyusunan model persamaan
Model persamaan yang disusun meliputi: a. Model pertumbuhan dan hasil tegakan menurut Alder 1980 yaitu membuat
hubungan antara volume tegakan dengan umur tegakan. Model persamaan: ln V = a + a
1
A
-1
. Dimana, V = volume tegakan m
3
ha, A = umur tegakan tahun, a
1
= koefisien regresi; dan a
= intersep. Selanjutnya ditentukan riap tahunan rata-rata Mean Annual Increment – MAI dan riap tahun berjalan Current Annual Increment –
CAI Pordan 1968. b. Model penduga erosi tanah di setiap kondisi lahan dengan membuat hubungan antara
erosi tanah sebagai peubah tak bebas dengan curah hujan dan kemiringan lahan sebagai peubah bebas. Model persamaan: E = b
+ b
1
CH + b
2
Slope. Dimana, E = tanah tererosi di setiap kejadian hujan tertentu kghahari; CH = curah hujan pada
kejadian hujan tertentu mmhari; Slope = persen kemiringan lahan; b
1
, b
2
= koefisien regresi; dan b
= intersep. Selanjutnya menduga erosi selama setahun sesuai dengan tingkat curah hujan dan kondisi kemiringan lahan tertentu.
c. Model penduga penutupan tajuk dengan membuat hubungan antara persen penutupan tajuk dengan umur tegakan tahun. Model persamaan: y = c
o
1-e
-c1x
, dimana y = penutupan tajuk , c
1
= koefisien regresi, c
o
= intersep, dan e = 2,7183.
2. Pengujian model persamaan
Model yang telah disusun dilakukan analisis ragam, analisis determinasi, dan validasi model Supranto 2005. Uji validasi model meliputi: a akar rata-rata kuadrat
sisaan Root Mean Square Error – RMSE, b persen akar rata-rata kuadrat sisaan Root Mean Square Percent Error – RMSPE, dan c uji Khi-kuadrat Khi-square test.
4
3. Penetapan daur tebang
Penetapan daur tebang melalui tahapan sebagai berikut: a. Penentuan batas kemiringan lahan yang erosinya masih dapat ditoleransi berdasarkan
Permenhut No. P.32Menhut-II2009. Dan untuk kemiringan lahan yang erosinya tidak dapat ditoleransi, maka ditentukan jumlah pohon yang tidak boleh ditebang
sesuai dengan tingkat penutupan tajuk yang aman dari bahaya erosi:
Dimana; JP = jumlah pohon yang tidak ditebang pohonha, PTt = penutupan tajuk pada umur t tahun , PT8 = penutupan tajuk pada umur 8 tahun , dan 1667 =
jumlah pohon per hektar jarak tanam 2 x 3 m. b. Daur tebang ditetapkan berdasarkan waktu terjadinya perpotangan antara kurva CAI
dan MAI dengan kondisi lahan dimana erosinya masih dapat ditoleransi.
III. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil
1. Model persamaan regresi
Hasil analisis regresi hubungan volume tegakan eucalyptus hibrid dan erosi tanah pada berbagai kondisi lahan disajikan pada Tabel 1.
Tabel 1. Model penduga volume tegakan dan erosi tanah pada berbagai kondisi lahan di hutan tanaman eucalyptus hibrid
No. Model persamaan
Simpangan baku
R
2
R
2
-adj RMSE RMSPE
Khi-kuadrat Hitung
Tabel 1
ln V = 6.4649 – 7.5683 A
-1
0,64 0,946
0,946 0,72
8,95 84,874
tn
101,88 2
E = - 117,66 + 9,8708 CH + 5,1619 Slope
81,40 0,879
0,878 148,72
25,92 17,99
tn
70,88 3
E
1
= - 48,50 + 5,4591 CH + 2,0557 Slope 53,43
0,831 0,829
68,35 38,52
8,41
tn
67,37 4
E
2
= - 47,622 + 4,7504 CH + 1,7373 Slope 39,91
0,875 0,873
26,31 36,43
23,98
tn
67,37 5
E
3
= - 51,015 + 2,8381 CH + 2,3396 Slope 32,70
0,782 0,779
14,93 38,62
12,53
tn
69,13 6
E
4
= - 1,9313 + 0,3211 CH + 0,1144 Slope 3,83
0,761 0,759
3,75 18,67
14,99
tn
69,13 7
E
5
= - 1,158 + 0,2131 CH + 0,0982 Slope 2,14
0,849 0,846
3,93 10,23
11,64
tn
43,19
Keterangan: tn = tidak berbeda nyata pada tingkat nyata 5.
V = volume tegakan m3ha, E = tanah tererosi pada lahan kosong kghahari, E
1
= tanah tererosi dibawah tegakan kelas umur 1 tahun kghahari, E
2
= tanah tererosi dibawah tegakan kelas umur 2 tahun kghahari, E
3
= tanah tererosi dibawah tegakan kelas umur 3 tahun kghahari, E
4
= tanah tererosi dibawah tegakan kelas umur 4 tahun kghahari, E
5
= tanah tererosi dibawah tegakan kelas umur 5 tahun kghahari, A = umur tegakan tahun, CH = curah hujan mmhari, Slope = kemiringan lahan
Hasil analisis ragam dengan menggunakan tingkat nyata 5 menunjukkan nilai F
hitung
F
tabel
p-value = 0 dan hasil uji-t diperoleh nilai t
hitung
untuk koefisien regresi t
tabel
p- value = 0. Hal ini menunjukkan bahwa umur tegakan berpengaruh sangat nyata terhadap
volume tegakan, dan begitu juga curah hujan dan kemiringan lahan secara simultan berpengaruh sangat nyata terhadap erosi tanah di setiap kondisi lahan. Nilai koefisen
determinasi yang disesuaikan R
2
-adj antara 76 - 95. Rata-rata kesalahan penduga model RMSE untuk menduga volume tegakan adalah 0,72 m
3
ha, sedangkan untuk penduga E
, E
1
, E
2
, E
3
, E
4
, dan E
5
masing-masing adalah 148,72 kgha; 68,35 kgha; 26,31 kgha; 14,93 kgha; 3,75 kgha; dan 3,93 kgha. Persentase kesalahan prediksi
volume tegakan sebesar 8,95 dari nilai sebenarnya, sedangkan untuk penduga E , E
1
, E
2
, E
3
, E
4
, dan E
5
masing-masing sebesar 26; 39; 36; 39; 19 dan 10 dari nilai sebenarnya. Dan hasil uji X
2
Khi-kuadrat menunjukkan hasil yang tidak berbeda nyata
5 pada tingkat kepercayaan 95. Dengan demikian, semua model persamaan tersebut bisa
digunakan untuk menduga volume tegakan dan erosi tanah tersebut.
2. Kondisi fisik lahan dan tegakan