43
erosi tanah, sub model penutupan tajuk dan d sub model pengaturan hasil. Sub model tersebut memiliki batasan dan variabel-variabel sebagai berikut:
a. Pertumbuhan tegakan merupakan perkembangan volume tegakan eucalyptus sesuai dengan umur tegakan di PT TPL Sektor Aek Nauli. Faktor yang
mempengaruhi pertumbuhan tegakan adalah umur tegakan dan bonita.. b. Luas areal berhutan adalah luas areal yang dialokasikan untuk memproduksi
kayu eucalyptus di Sektor Aek Nauli pada masing-masing kelas kualitas tempat tumbuh. Faktor yang mempengaruhi luas areal berhutan adalah luas
areal pada tingkat kemiringan tertentu, dan luas tebangan di masing-masing kelas kualitas tempat tumbuh.
c. Erosi tanah adalah besarnya erosi tanah yang terjadi di setiap kelas kemiringan lahan. Faktor yang mempengaruhi tingkat erosi tanah adalah
kelas kemiringan lahan, curah hujan, dan umur tegakan. d. Pengaturan hasil menggambarkan besarnya etat luas dan etat volume yang
ada di areal hutan tanaman PT TPL Sektor Aek Nauli berdasarkan potensi tegakan yang bisa ditebang pada kemiringan lahan tertentu di setiap kelas
kualitas tempat tumbuh. e. Daur merupakan umur tanaman eucalyptus pada saat ditebang.
f. Penutupan tajuk adalah persen penutupan tajuk di setiap umur tegakan eucalyptus.
Komponen-komponen sistem dikategorikan ke dalam variabel-variabel sebagai berikut:
a. Driving variable, merupakan variabel-variabel yang mempengaruhi variabel lain tetapi tidak dipengauhi oleh variabel lain.
b. Auxilary variable, merupakan variabel pembantu yang dibangkitkan dari perhitungan nilai yang merupakan laju perubahan variabel lain.
c. Konstanta, merupakan nilai yang konstan dan menggambarkan karakteristik sistem.
2. Spesifikasi model kuantitatif. Spesifikasi model kuantitatif meliputi memilih
struktur kuantitatif umum model, memilih unit waktu dasar untuk simulasi, mengidentifikasi bentuk fungsional dari persamaan model, menduga parameter
44
dari persamaan model, memasukkan persamaan ke dalam program simulasi, menjalankan simulasi acuan, dan menetapkan persamaan model.
3. Evaluasi model. Proses pengujian dilakukan dengan mengamati kelogisan
relasi-relasi yang menyusun model dan melakukan validasi model yaitu membandingkan nilai dugaan dari model yang telah dibuat dengan data yang
tidak digunakan dalam penyusunan model.
4. Penggunaan model. Tujuan tahapan ini, yaitu untuk menjawab pertanyaan-
pertanyaan yang telah diidentifikasi pada awal pembuatan model dan untuk menjawab tujuan penelitian.
45
HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil
Dalam tentang pengaturan hasil di hutan tanaman eucaluptus ini telah dikaji aspek pertumbuhan dan hasil tegakan, indeks kualitas tempat tumbuh dan tingkat
erosi tanah yang terjadi. Untuk mengetahui besaran nilai ketiga aspek tersebut telah disusun model persamaan regresi untuk menduga peninggi, diameter, tinggi,
volume tegakan, indeks tempat tumbuh, aliran permukaan, erosi tanah, dan penutupan tajuk. Hasil pendugaan parameter untuk persamaan dalam regresi
tersebut selanjutnya digunakan dalam menetapkan daur tebang, pengkelasan tempat tumbuh, penentuan batas bahaya erosi, pengaturan jumlah pohon yang
harus ditinggalkan, mengkaji metode pengaturan hasil hutan dengan memperhatikan faktor erosi tanah yang terjadi.
Model persamaan regresi penduga peninggi, diameter, tinggi dan volume tegakan
Hasil analisis regresi hubungan peninggi, diameter, tinggi total, dan volume tegakan eucalyptus di lokasi penelitian dapat dilihat pada Tabel 6.
Tabel 6. Persamaan hubungan peninggi, diameter, tinggi dan volume tegakan di hutan tanaman eucalyptus PT TPL Sektor Aek Nauli
No. Model persamaan
Simpangan baku
R
2
R
2
-adj RMSE
m RMSPE
Khi-kuadrat Hitung
Tabel 1.
log Oh = 1,4809 – 0,6944 A
-1
0,0420 0,971
0,971
0,24 3,21
10,929
tn
101,88 2.
ln D = 3,0191 – 1,6133 A
-1
0,1127 0,962
0,962
0,26 2,64
7,387
tn
101,88 3.
ln H = 3,2252 – 1,6838 A
-1
0,1298 0,954
0,954
0,26 0,26
8,760
tn
101,88 4.
ln V = 6,4649 – 7,5683 A
-1
0,6366 0,946
0,946
0,72 8,95
84,874
tn
101,88
Keterangan: tn = tidak berbeda nyata pada tingkat nyata 5 Oh = peninggi m, D = diameter setinggi dada cm, H = tinggi m, V= volume
tegakan m
3
ha, dan A = umur tegakan tahun.
Hasil analisis ragam diperoleh nilai F
hitung
F
tabel
p-value = 0 dan hasil uji-t diperoleh nilai t
hitung
untuk koefisien regresi t
tabel
p-value = 0 Lampiran 9. Hal ini menunjukkan bahwa umur tegakan berpengaruh sangat nyata terhadap
peninggi, diameter, tinggi, dan volume tegakan dengan peluang nyata p-value =
46 0. Simpangan baku dari model yang telah disusun termasuk kecil dan nilai
koefisen determinasi R
2
relatif tinggi di atas 94. Rata-rata kesalahan
penduga model RSME untuk peninggi sebesar 0,24 m, diameter sebesar 0,26 cm, tinggi total sebesar 0,26 m, dan volume tegakan sebesar 0,72 m
3
ha. Prosentase rata-rata kesalahan penduga model RMSPE untuk menduga
peninggi, diameter, tinggi total, dan volume tegakan masing-masing adalah 3,21; 2,64; 0,26; dan 8,95 dari nilai sebenarnya. Hasil uji X
2
Khi- kuadrat menunjukkan bahwa antara hasil pendugaan dengan hasil sebenarnya
tidak berbeda nyata pada tingkat kepercayaan 95. Dengan demikian, model persamaan yang dibuat pada Tabel 6 relatif baik untuk digunakan dalam menduga
peninggi, diameter, tinggi, dan volume tegakan.
Model indeks tempat tumbuh
Hubungan antara peninggi dengan umur tegakan, maka model indeks tempat tumbuhnya adalah log S = log Oh + 0.69441A
-1
8
-1
, dimana Oh = peninggi m, A = umur tegakan tahun, dan 8 = umur indeks delapan tahun. Hasil analisis
diperoleh rata-rata nilai indeks tempat tumbuh pada tegakan eucalyptus di PT TPL Sektor Aek Nauli sebesar 25 m dengan standar deviasi 3 m. Dari persamaan
tersebut dapat ditentukan nilai-nilai indeks tempat tumbuh setiap plot contoh sehingga sebaran nilai indeks tempat tumbuh yang ada di areal hutan tanaman
eucalyptus PT Toba Pulp Lestari Sektor Aek Nauli dapat diketahui.
Bonita
Untuk menentukan bonita di hutan tanaman eucalyptus PT TPL Sektor Aek Nauli, terlebih dahulu menetapkan batas nilai indeks tempat tumbuh. Batas nilai
indeks tempat tumbuh ditentukan berdasarkan nilai rata-rata indeks tempat tumbuh dan standar deviasi sehingga batas nilai indeks tempat tumbuh tersebut
adalah 22 m; 25 m; dan 28 m. Selanjutnya dengan memasukkan setiap batas nilai indeks tempat tumbuh S dan umur tegakan ke dalam persamaan log Oh = log S
+ 0,694418
-1
A
-1
, maka akan diperoleh nilai peninggi setiap umur tegakan. Dengan demikian, bonita dibuat menjadi empat kelas, yaitu kelas I, II, III, dan IV
Tabel 7 dan Gambar 6.
47 Tabel 7. Peninggi tegakan eucalyptus di setiap bonita di hutan tanaman PT TPL
Sektor Aek Nauli
Umur Tahun
Peninggi m Bonita I
Bonita II Bonita III
Bonita IV 1
5,4 5,4 – 6,2
6,3 – 6,9 6,9
2 12,1
12,1 – 13,7 13,8 – 15,4
15,4 3
15,8 15,8 – 17,9
18,0 – 20,1 20,1
4 18,0
18,0 – 20,5 20,6 – 22,9
22,9 5
19,5 19,5 – 22,2
22,3 – 24,8 24,8
6 20,6
20,6 – 23,4 23,5 – 26,2
26,2 7
21,4 21,4 – 24,3
24,4 – 27,2 27,2
8 22,0
22,0 – 25,0 25,1 – 28,0
28,0
Gambar 6. Kurva peninggi tegakan eucalyptus untuk setiap bonita di hutan tanaman PT TPL Sektor Aek Nauli.
Bonita di setiap kelas sebagai berikut: a. Bonita I, nilai indeks tempat tumbuh kurang dari 22 m rendah
b. Bonita II, nilai indeks tempat tumbuh antara 22 - 25 m sedang c. Bonita III, nilai indeks tempat tumbuh antara 25 - 28 m tinggi
d. Bonita IV, nilai indeks tempat tumbuh lebih dari 28 m sangat tinggi
48
Pendugaan diameter, tinggi, dan volume tegakan di setiap bonita
Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa hubungan diameter, tinggi, dan volume tegakan dengan umur tegakan dan kerapatan bidang dasar untuk masing-
masing bonita terjadi hubungan yang sangat nyata p
-value
= 0 Lampiran 10, 11, 12, dan 13. Namun antara peubah bebas umur tegakan dan kerapatan tegakan
terjadi korelasi yang kuat terjadi mulikolinearisasi. Setelah dianalisis regresi bertatar regression stepwaise untuk menduga diameter, tinggi, dan volume
tegakan cukup digunakan satu peubah bebas yaitu umur tegakan. Tabel 8
menunjukkan bahwa hubungan diameter, tinggi, dan volume tegakan dengan umur tegakan terjadi korelasi yang nyata. Nilai koefisien determinasi R
2
dan koefisien determinasi yang disesuaikan R
2
adj antara 96–98. Tabel 8. Model pendugaan diameter, tinggi dan volume tegakan untuk setiap
bonita di hutan tanaman eucalyptus PT TPL Sektor Aek Nauli
No. Model persamaan
Simpangan baku
R
2
R
2
-adj RMSE
RMSPE Khi-kuadrat
Hitung Tabel
1. Bonita I
a. ln D = 2,9448 – 1,6967 A
-1
b. ln H = 3,0463 – 1,6975 A
-1
c. ln V = 6,1336 – 8,0972 A
-1
0,095 0,095
0.380 0.978
0.978 0.984
0.977 0.979
0.984 1.14 cm
0.90 m 6.48 m
3
ha 3.79
2.67 2.07
1.87
tn
0.93
tn
0.43
tn
5.89 5.89
5.89 2.
Bonita II a. ln D = 3,0949 – 1,6530 A
-1
b. ln H = 3,1847 – 1,6998 A
-1
c. ln V = 6,5730 – 8,1242 A
-1
0,099 0,089
0,492 0,973
0,979 0,972
0,973 0,979
0,972 0,46 cm
0,47 m 3,48 m
3
ha 1,76
1,27 5,30
6,70
tn
2,50
tn
34,06
tn
34,76 34,76
34,76 3.
Bonita III a. ln D = 3,0314 – 1,0115 A
-1
b. ln H = 3,2550 – 1,6227 A
-1
c. ln V = 6,5658 – 6,9719 A
-1
0,087 0,081
0,494 0,975
0,980 0,961
0,975 0,980
0,960 1,32 cm
1,22 m 4,85 m
3
ha 4,26
4,01 5,65
24,66
tn
28,98
tn
24,03
tn
29,81 29,81
29,81 4.
Bonita IV a. ln D = 3,0675 – 1,5534 A
-1
b. ln H = 3,4022 – 1,7445 A
-1
c. ln V = 6,5971 – 6,5809 A
-1
0,098 0,105
0,300 0,969
0,972 0,984
0,968 0,971
0,983 0,97 cm
0,63 m 5,66 m
3
ha 2,79
1,90 7,09
1,32
tn
0,62
tn
8,54
tn
8,57 8,57
8,57
Keterangan:
tn = tidak berbeda nyata pada tingkat nyata 5 D = diameter setinggi dada, H = tinggi total, V= volume tegakan, dan A = umur tegakan
Hasil uji validasi model pendugaan diameter, tinggi, dan volume tegakan untuk semua bonita diperoleh masing-masing nilai RMSE antara 0,46 – 1,14 cm;
0,47 – 1,22 m; dan 3,48 – 6,48 m
3
ha. Persentase kesalahan prediksi model RMSPE untuk diameter, tinggi, dan volume tegakan masing-masing sebesar
1,76 – 4,26, 1,27 – 4,01; dan 2,07 – 7,09 dari nilai sebenarnya. Hasil uji X
2
49 Khi-kuadrat menunjukkan bahwa antara hasil pendugaan dengan data
sebenarnya tidak berbeda nyata pada tingkat kepercayaan 95. Dengan demikian, model persamaan yang dibuat pada Tabel 8 relatif baik untuk
digunakan dalam menduga diameter, tinggi, dan volume tegakan di setiap bonita.
Model pertumbuhan dan hasil tegakan
Gambar 7 memperlihatkan pertumbuhan dan hasil rata-rata diameter, tinggi total dan volume tegakan eucalyptus. Riap volume maksimum sebesar 31,13
m
3
hatahun terjadi pada umur 8,1 tahun, riap diameter maksimum 4,4 cmtahun pada saat berumur 2,3 tahun dan pada umur 2,4 tahun tercapai riap tinggi
maksimum 5,2 mtahun. Dengan demikian, daur volume maksimum tegakan eucalyptus terjadi pada umur 8,1 tahun, sehingga daurnya ditetapkan 8 tahun.
Gambar 7. Kurva pertumbuhan total diameter A, tinggi B, dan volume tegakan eucalyptus C di hutan tanaman PT TPL Sektor Aek Nauli.
C B
A
50 Pada daur 8 tahun diperoleh rata-rata:
1. Diameter sebesar 16,7 cm dengan MAI 2,1 cmtahun, dan CAI 0,5 cmtahun. 2. Tinggi sebesar 20,4 m dengan MAI 2,5 mtahun, dan CAI 0,6 mtahun.
3. Volume tegakan sebesar 249,34 m
3
ha dengan MAI 31,17 m
3
hatahun, dan CAI 31,52 m
3
hatahun. Hasil analisis menunjukkan terjadi perbedaan daur volume maksimum di
setiap bonita, yaitu bonita I dan II daur volume maksimum terjadi pada umur 8,2 tahun, sedangkan bonita III dan IV terjadi pada umur 7,1 tahun.
Tabel 9. Daur, riap tahunan rata-rata,, riap tahun berjalan dan volume tegakan untuk setiap bonita di hutan tanaman eucalyptus PT TPL Sektor Aek
Nauli Bonita
Daur MAI
m
3
hatahun CAI
m
3
hatahun Volume
m
3
ha Daur volume maksimum
I 8,2 tahun
20,95 20,95
171,77 II
8,2 tahun 32,40
32,40 265,67
III 7,1 tahun
37,48 37,48
266,09 IV
7,1 tahun 40,86
40,86 290,10
Daur tebang I
5 tahun 18,26
30,40 91,30
II 5 tahun
28,18 47,04
140,92 III
5 tahun 35,23
51,85 176,16
IV 5 tahun
39,31 55,11
196,55 Daur tebang
I 6 tahun
19,93 28,29
119,59 II
6 tahun 30,79
43,83 184,74
III 6 tahun
37,48 46,09
222,25 IV
6 tahun 40,79
48,21 244,76
Daur tebang I
7 tahun 20,72
25,43 145,02
II 7 tahun
32,02 39,43
224,17 III
7 tahun 37,48
40,13 262,39
IV 7 tahun
40,90 41,52
286,28 Daur tebang
I 8 tahun
20,95 22,56
167,58 II
8 tahun 32,40
34,00 259,17
III 8 tahun
37,15 34,79
297,17 IV
8 tahun 40,25
35,70 321,98
51 Begitu juga setiap bonita menghasilkan riap tahunan rata-rata antara 20,95 dan
40,86 m
3
hatahun dan rata-rata volume tegakan berkisar antara 171,77 dan 290,10 m
3
ha Tabel 9. Jika dilakukan penebangan pada umur yang berbeda akan dihasilkan sebagai
berikut: 1. Daur tebang 5 tahun diperoleh riap tahunan rata-rata antara 18,26 – 39,31
m
3
hatahun dan rata-rata volume tegakan antara 91,50 – 196,55 m
3
ha. 2. Daur tebang 6 tahun diperoleh riap tahunan rata-rata antara 19,93 – 40,79
m
3
hatahun dan rata-rata volume tegakan antara 119,59 – 244,76 m
3
ha. 3. Daur tebang 7 tahun diperoleh riap tahunan rata-rata antara 20,72 – 40,90
m
3
hatahun dan rata-rata volume tegakan berkisar 145,02 – 286,28 m
3
ha. 4. Daur tebang 8 tahun diperoleh riap tahunan rata-rata antara 20,95 – 40,25
m
3
hatahun dan rata-rata volume tegakan antara 167,58 – 321,98 m
3
ha.
Model persamaan regresi penduga aliran permukaan dan erosi
Hasil analisis sidik ragam menunjukkan semua model yang telah disusun diperoleh peluang nyata sebesar nol yang berarti bahwa secara simultan peubah
bebas curah hujan dan persen kemiringan lahan berpengaruh sangat nyata terhadap aliran permukaan dan erosi Lampiran 14. Tabel 10 menunjukkan
bahwa hubungan aliran permukaan dan erosi dengan curah hujan dan persen kemiringan lahan di setiap kelas umur tegakan eucalyptus terjadi korelasi yang
nyata. Nilai koefisien determinasi R
2
antara 63–88 dan koefisien determinasi yang disesuaikan R
2
adj antara 62–88. Hasil uji validasi model penduga aliran permukaan diperoleh rata-rata
kesalahan penduga model RMSE untuk R , R
1
, R
2
, R
3
, R
4
, dan R
5
masing- masing adalah 4,57 m
3
ha; 2,72 m
3
ha; 1,90 m
3
ha; 1,62 m
3
ha; 3,75 m
3
ha; dan 0,67 m
3
ha dengan persentase kesalahan prediksinya RMSPE masing-masing sebesar 10; 11; 7; 6; 19 dan 4 dari nilai aktual aliran permukaan.
Hasil uji validasi model pendugaan erosi diperoleh RMSE untuk E , E
1
, E
2
, E
3
, E
4
, dan E
5
masing-masing adalah 148,72 kgha; 68,35 kgha; 26,31 kgha; 14,93 kgha; 3,75 kgha; dan 3,93 kgha dengan persentase kesalahan prediksinya
masing-masing sebesar 26; 39; 36; 39; 19 dan 10 dari nilai
52 sebenarnya.
Hasil uji X
2
Khi-kuadrat menunjukkan bahwa antara hasil pendugaan dengan data sebenarnya tidak berbeda nyata pada tingkat kepercayaan
95. Dengan demikian, semua model persamaan pada Tabel 10 yang telah disusun relatif baik untuk digunakan.
Tabel 10. Persamaan hubungan aliran permukaan dengan curah hujan dan persen kemiringan lahan di hutan tanaman eucalyptus PT TPL Sektor Aek
Nauli
No. Model persamaan
Simpangan baku
R
2
R
2
-adj RMSE RMSPE
Khi-kuadrat Hitung Tabel
1.
R = -0,2630 + 0,3126 CH + 0,2114 Slope
5,14 0,651
0,647 4,57
10,35 14,79
tn
70,88
2.
R
1
= 1,0748 + 0,2306 CH + 0,0964 Slope 3,88
0,626 0,622
2,72 10,64
12,16
tn
67,37
3.
R
2
= -0,4017 + 0,2293 CH + 0,1417 Slope 3,54
0,680 0,676
1,90 7,06
11,73
tn
67,37
4.
R
3
= -1,7078 + 0,1530 CH + 0,1779 Slope 2,26
0,701 0,697
1,62 6,10
10,85
tn
69,13
5.
R
4
= 0,1900 + 0,0476 CH + 0,0261 Slope 3,83
0,645 0,641
3,75 18,67
14,99
tn
69,13
6.
R
5
= -0,1063 + 0,0314 CH + 0,0511 Slope 0,59
0,665 0,659
0,67 3,76
4,48
tn
43,19
7.
E = - 117,66 + 9,8708 CH + 5,1619 Slope
81,40 0,879
0,878 148,72
25,92 17,99
tn
70,88
8.
E
1
= - 48,50 + 5,4591 CH + 2,0557 Slope 53,43
0,831 0,829
68,35 38,52
8,41
tn
67,37
9.
E
2
= - 47,622 + 4,7504 CH + 1,7373 Slope 39,91
0,875 0,873
26,31 36,43
23,98
tn
67,37
10.
E
3
= - 51,015 + 2,8381 CH + 2,3396 Slope 32,70
0,782 0,779
14,93 38,62
12,53
tn
69,13
11.
E
4
= - 1,9313 + 0,3211 CH + 0,1144 Slope 3,83
0,761 0,759
3,75 18,67
14,99
tn
69,13
12.
E
5
= - 1,158 + 0,2131 CH + 0,0982 Slope 2,14
0,849 0,846
3,93 10,23
11,64
tn
43,19
Keterangan: tn = tidak berbeda nyata pada tingkat nyata 5. R
= aliran permukaan pada lahan kosong, R
1
= aliran permukaan dibawah tegakan kelas umur I, R
2
= aliran permukaan dibawah tegakan kelas umur II, R
3
= aliran permukaan dibawah tegakan kelas umur III, R
4
= aliran permukaan dibawah tegakan kelas umur IV, R
5
= aliran permukaan dibawah tegakan kelas umur V, E
= tanah tererosi pada lahan kosong, E
1
= tanah tererosi dibawah tegakan kelas umur I, E
2
= tanah tererosi dibawah tegakan kelas umur II, E
3
= tanah tererosi dibawah tegakan kelas umur III, E
4
= tanah tererosi dibawah tegakan kelas umur IV, dan E
5
= tanah tererosi dibawah tegakan kelas umur V, CH = curah hujan, Slope = kemiringan lahan
Kondisi tegakan, aliran permukaan, erosi tanah dan penutupan tajuk
Kondisi fisik lahan dengan bulk density berkisar antara 1,13 dan 1,26 gcm
3
; porositas antara 52,45 dan 57,48; permeabilitas antara 9,16 dan 22,62 cmjam;
dan tebal top soil antara 16,7 dan 24,7 cm. Rata-rata tinggi total untuk kelas umur 1, 2, 3, 4, dan 5 tahun berturut-turut adalah 2,1 m; 3,5 m; 12,8 m; 19,6 m; dan
22,5 m dengan rata-rata diameter pohon setinggi dada masing-masing adalah 1,5 cm; 3,3 cm; 10,9 cm; 14,0 cm; dan 16,1 cm. Luas penutupan tajuk pohon rata-
rata untuk masing-masing kelas umur 1 sampai dengan 5 tahun berturut-turut
53 adalah 2,51 m
2
; 3,97 m
2
; 6,19 m
2
; 6,07 m
2
; dan 6,92 m
2
. Permeabilitas termasuk sedang sampai cepat.
Tabel 11. Karakteristik lahan dan kondisi tegakan eucalyptus di hutan tanaman PT TPL Sektor Aek Nauli
Parameter Lahan
kosong Kelas
umur 1 Kelas
umur 2 Kelas
umur 3 Kelas
umur 4 Kelas
umur 5 1. Bulk density tanah gcm
3
1,23 1,20
1,13 1,16
1,16 1,16
2. Porositas 53,71
52,45 52,48
54,84 56,23
57,48 3. Permeabilitas cmjam
9,21 12,46
14,73 15,60
19,16 22,62
4. Tebal top soil cm 16,7
18,7 15,6
16,9 25,7
24,7 5. Diameter pohon cm
- 1,5
3,3 10,9
14,0 16,1
6. Tinggi total pohon m -
2,1 3,5
12,8 19,6
22,5 7. Jarak tanam m
2
- 2 x 3
2 x 3 2 x 3
2 x 3 2 x 3
8. Curah Hujan mmtahun 4.264
4.264 4.264
4.264 4.264
4.264 Model penduga aliran permukaan, erosi tanah dan penutupan tajuk tegakan
eucalyptus dapat dilihat pada Tabel 12. Kecenderungan aliran permukaan dan erosi tanah semakin mengecil dengan bertambahnya umur tanaman, namun
kondisi lahan semakin miring, maka aliran permukaan dan erosi tanah semakin meningkat.
Tabel 12. Pendugaan aliran permukaan, erosi tanah, dan penutupan tajuk di hutan tanaman eucalyptus PT TPL Sektor Aek Nauli
No. Model persamaan
Simpangan baku R
2
1. R
9
= 2101,28 e
-0,347A
218,28 0,925
2. R
15
= 2528,10 e
-0,325A
223,85 0,941
3. R
25
= 3233,17 e
-0,298A
335,99 0,914
4. E
9
= 17,11e
-0,491A
2,20 0,911
5. E
15
= 27,74e
-0,503A
1,78 0,975
6. E
25
= 45,48e
-0,508A
1,94 0,955
7. PT = 133,631-e
-0,340A
5,56 0,985
Keterangan: R
9
= aliran permukaan pada kemiringan lahan 9, R
15
= aliran permukaan pada kemiringan lahan 15, R
25
= aliran permukaan pada kemiringan lahan 25, E
9
= erosi pada kemiringan lahan 9, E
15
= erosi pada kemiringan lahan 15, E
25
= erosi pada kemiringan lahan 25, PT = persen penutupan tajuk, A = umur tegakan, dan
e = 2,7183
54 Semakin bertambah umur tegakan, semakin meningkat penutupan tajuknya.
Grafik aliran permukaan, erosi tanah dan penutupan tajuk dapat dilihat pada Gambar 8 dan 9.
Gambar 8. Kurva aliran permukaan A dan erosi tanah B pada kemiringan lahan 9, 15,dan 25 di hutan tanaman eucalyptus PT TPL Sektor
Aek Nauli.
Gambar 9. Kurva penutupan tajuk hutan tanaman eucalyptus di PT TPL Sektor Aek Nauli.
Pengaturan hasil
Analisis metode pengaturan hasil ini adalah metode pengaturan hasil berdasarkan optimasi persediaan tegakan nyata dan erosi tanah. Persediaan
tegakan nyata dikelompokkan berdasarkan bonita. Dari hasil analisis spasial di hutan tanaman eucalyptus PT TPL Sektor Aek Nauli diperoleh luas areal efektif
seluas 5175,66 ha yang terdiri atas Bonita I, II, III, dan IV masing-masing adalah
A B
55 656,23 ha; 1.88,51 ha; 1.924,88 ha; dan 706,04 ha. Peta bonita di hutan tanaman
eucalyptus PT TPL Sektor Aek Nauli dapat dilihat pada Gambar 10.
Gambar 10. Peta bonita di hutan tanaman eucalyptus PT TPL Sektor Aek Nauli. Dari total luas 5.175,66 ha, sebagian besar areal hutan tanaman eucalyptus di
PT TPL Sektor Aek Nauli aman dari bahaya erosi, yaitu 5.165,14 ha 99,80 lahan berada di areal dengan erosi masih dapat ditoleransi kurang dari 60
tonhatahun sampai batas kemiringan lahan kurang dari 34, kemiringan lahan 34–45 seluas 8,45 ha 0,16 berada pada tingkat erosi antara 61–75 ton
hatahun; kemiringan lahan 46–58 seluas 0,45 ha terjadi erosi tanah antara 106– 135 tonhatahun Gambar 11.
56
Gambar 11. Tingkat bahaya erosi tanah yang terjadi di hutan tanaman eucalyptus PT TPL Sektor Aek Nauli.
Etat luas ditentukan berdasarkan pada total areal produktif dibagi dengan daur tebang. Daur tebang yang diskenariokan adalah 8 tahun, 7 tahun, 6 tahun,
dan 5 tahun. Besarnya etat luas di Bonita I pada daur 8 tahun, 7 tahun, 6 tahun, dan 5 tahun masing-masing adalah 82,03 ha; 93,75 ha; 109,37 ha; 131,25 ha; dan
131,25 ha. Etat luas di Bonita II pada daur 8 tahun, 7 tahun, 6 tahun, dan 5 tahun masing-masing adalah 236,06 ha; 269,79 ha; 314,75 ha; dan 377,70 ha. Etat luas
di Bonita III pada daur 8 tahun, 7 tahun, 6 tahun, dan 5 tahun masing-masing adalah 240,61 ha; 274,98 ha; 320,81 ha; dan 384,98 ha. Etat luas di Bonita IV
pada daur 8 tahun, 7 tahun, 6 tahun, dan 5 tahun masing-masing adalah 88,26 ha; 100,86 ha; 117,67 ha; dan 141,21 ha.
Simulasi model
Model yang dibuat dalam penyusunan model pengaturan hasil ini terdiri dari empat sub model:
1. Sub model tegakan hutan 2. Sub model Penutupan tajuk
3. Sub model erosi tanah
57 4. Sub model pengaturan hasil dengan erosi
Gambar 12. Hubungan keterkaitan antar sub model dalam pengaturan hasil di hutan tanaman eucalyptus PT TPL Sektor Aek Nauli.
Gambar 12 menunjukkan hubungan antara sub model yang satu dengan sub model lainnya saling mepengaruhi. Sub model pertumbuhan tegakan mempengaruhi sub
model erosi tanah dan pengaturan hasil. Kelas bonita semakin tinggi, maka pertumbuhan tegakan semakin meningkat sehingga dapat meningkatkan volume
tebangan etat volume pada pengaturan hasil. Semakin meningkat pertumbuhan tegakan, maka erosi tanah semakin menurun. Pertumbuhan tegakan meningkat
menunjukkan bertambahnya dimensi tegakan diameter dan tinggi tegakan sehingga akan menurunkan erosi tanah yang terjadi. Sub model erosi tanah
mempengaruhi sub model pertumbuhan tegakan, sub model penutupan tajuk, dan pengaturan hasil. Semakin meningkat erosi tanah, maka tingkat kesuburan tanah
berkurang yang mengakibatkan pertumbuhan tegakan menurun. Erosi tanah meningkat, maka penutupan tajuk semakin menurun, hal ini ditunjukkan dengan
semakin muda tanaman akan menghasilkan penutupan tajuk yang semakin berkurang. Untuk itu, agar erosi tanah yang terjadi masih dapat ditoleransi kurang
dari 60 tonhatahun pada kedalaman solum di atas 90 cm, maka areal pada kemiringan lahan di atas 33 perlu pengaturan jumlah pohon yang harus
ditinggalkan. Kemiringan lahan 34-45; 46-58; dan di atas 58-75 perlu penutupan tajuk masing-masing sebesar 21; 38 dan 53. Dengan demikian,
semakin meningkat erosi tanah yang terjadi diperlukan penutupan tajuk semakin besar. Dengan meningkatnya tingkat kemiringan lahan telah menimbulkan erosi
tanah yang semakin besar sehingga memerlukan kerapatan tegakan tinggal per hektar yang semakin banyak jumlah pohon yang bisa ditebang berkurang.
- -
- -
+ -
- +
+ Pertumbuhan
tegakan Pengaturan
hasil
Penutupan tajuk
Erosi tanah
58 Adanya pengurangan jumlah pohon yang bisa ditebang, maka volume tegakan per
hektar pada akhir daur semakin berkurang, sehingga etat volume berkurang. Sub model pengaturan hasil mempengaruhi sub model pertumbuhan tegakan, sub
model erosi tanah, dan sub model penutupan tajuk. Dalam sub model pengaturan hasil dikendalikan oleh variabel daur tebang. Daur tebang semakin panjang, maka
akan menurunkan erosi tanah yang terjadi di setiap bonita, sedangkan terhadap sub model penutupan tajuk yaitu semakin panjang daur tebang akan meningkatkan
persen penutupan tajuk dan begitu juga semakin panjang daur tebang akan meningkatkan volume tegakan di akhir daur di setiap bonita. Sub model
penutupan tajuk telah mempengaruhi erosi tanah. Semakin tinggi penutupan tajuk, maka erosi tanah yang terjadi semakin menurun.
Keempat sub model akan dipresentasikan model konseptualnya, yaitu:
1. Sub model pertumbuhan tegakan. Sub model pertumbuhan tegakan