29
e. Pemupukan
Pemupukan gerbera di kebun Cibodas dibedakan menjadi 2 yaitu pemupukan bulanan dan pemupukan mingguan. Pemupukan bulanan dilakukan 1 bulan sekali.
Dibutuhkan 0.11 HOK untuk aplikasi pemupukan dalam satu bedeng. Pupuk yang digunakan adalah NPK mikro hidro 15:9:20 dengan dosis 5 g tanaman. Pemupukan
dilakukan dengan cara membuat lubang ± 5 cm dari rumpun, kemudian pupuk dimasukkan di dalam lubang dan ditutup kembali. Selesai memupuk bedengan
kemudian disiram. Pemupukan mingguan dilakukan satu minggu sekali bersamaan dengan pengendalian hama penyakit. Dibutuhkan 0.29 HOK untuk melakukan
pemupukan yang dilakukan bersamaan dengan pengendalian hama dan penyakit pada lahan seluas 3 240 m
2
. Pupuk yang digunakan adalah pupuk daun dengan merek dagang Gandasil D 27:18:27. Konsentrasi pupuk yang digunakan adalah 3 g L air dengan
dosis 61.73 ml m
2
. Pemupukan ini dilakukan dengan cara penyemprotan menggunakan alat bantu compressor dan sprayer stick Gambar 10.
Gambar 10. Aplikasi Pemupukan Mingguan yang Digabung dengan Pengendalian Hama dan Penyakit
f. Pengendalian Hama Penyakit
Hama penyakit adalah organisme yang merugikan tanaman. Di kebun Cibodas hama yang banyak dijumpai pada pertanaman gerbera adalah kumbang Apogonia
destructor Bos., siput tak berumah Limax maximus, ulat jengkal Thalasodes sp.,
30 kutu daun Aphis gossypii Glov. dan Aphis craccivora Koch.,, tungau, dan penggerek
daun Liriomyza huidobrensis Gambar 11. Pengendalian hama penyakit dilakukan secara kuratif dengan cara menyemprotkan pestisida dengan jenis dan dosis yang tepat
setiap satu minggu sekali. Jenis, dosis, dan konsentrasi yang digunakan dalam pengendalian OPT dapat dilihat pada Lampiran 9.
Gambar 11. Jenis Hama yang Menyerang Tanaman Gerbera: a Kumbang Apogonia destructor Bos.I, b Siput tak Berumah Limax
maximus, c Kutu Daun, dan d Penggerek Daun Liriomyza huidobrensis
Pengendalian hama penyakit dilakukan setiap 1 minggu sekali yaitu pada hari Sabtu. Pengendalian hama penyakit dilakukan pagi hari mulai pukul 07.00
–09.00 WIB. Dibutuhkan 0.29 HOK untuk melakukan pengendalian hama dan penyakit pada lahan
seluas 3 240 m
2
. Pengendalian hama penyakit dilakukan dengan cara menyemprot menggunakan alat bantu compressor dan sprayer stick. Sehari sebelum aplikasi
dilakukan pengontrolan di lapang untuk mengetahui jenis hama dan populasinya. Pengontrolan dilakukan dengan cara menggoyang-goyangkan daun menggunakan
b
c d
a
31 tongkat. Hal tersebut dilakukan untuk mengetahui dosis dan jenis pestisida yang akan
digunakan pada saat aplikasi.
Pemanenan
Pemanenan gerbera di kebun Cibodas dilakukan 3 kali dalam seminggu yaitu pada hari Minggu, Selasa dan Kamis. Panen bunga Gambar 12a dilakukan pagi hari
mulai pukul 07.00 –09.00 WIB. Dibutuhkan 0.29 HOK wanita untuk memanen bunga
gerbera yang ditanam pada luasan 3 240 m
2
. Pemanenan dilakukan pada 4 blok yaitu blok E, G, H, dan I. Pemanenan dilakukan dengan cara memutar tangkai bunga dan
mencabutnya sesuai dengan arah tumbuhnya. Bunga yang dapat dipanen di kebun Cibodas adalah bunga yang telah mekar
penuh dan menghadap ke atas. Bunga yang dipanen sebaiknya telah memiliki 2 lingkaran benang sari Singh, 2006 Gambar 12b. Bunga yang telah dipanen dalam
satu bedeng disimpan di depan bedengan hingga seluruh bunga dalam satu blok terpanen Gambar 12c. Bunga yang telah terkumpul di depan bedengan kemudian
diangkut ke packing house untuk kemudian dilakukan proses pasca panen. Pengumpulan bunga di depan bedengan dilakukan untuk memudahkan proses
pengangkutan bunga ke packing house. Penyimpanan di tempat teduh dilakukan untuk mencegah kelayuan dan kerusakan bunga yang dapat menurunkan kualitas.
Volume bunga yang dipanen tidak selalu sama. Hal ini dilakukan untuk meminimalkan biaya produksi karena mobil perusahaan tidak selalu ke kebun pada
hari –hari pengiriman bunga, sehingga bunga harus dikirim menggunakan paket. Sejak
bulan Maret hingga bulan Mei 2011 rata –rata volume panen terbanyak dilakukan pada
hari Minggu sebanyak 154.67 ikat, kemudian hari Selasa sebanyak 145 ikat dan hari Kamis sebanyak 125.33 ikat. Hal ini dilakukan karena setiap hari Minggu mobil
perusahaan datang ke kebun. Namun, pada awal bulan Mei 2011 rata –rata volume
panen pada hari Minggu turun menjadi 65.83 ikat, hari Selasa menjadi 132.57 ikat dan hari Kamis menjadi 102 ikat. Hal tersebut dikarenakan adanya perubahan kebijakan dari
kantor pusat, sehingga mobil perusahaan hanya datang pada hari Selasa.
32
Gambar 12. Pemanenan Bunga Gerbera: Kegiatan Pemanenan a, Kriteria Bunga Layak Panen b, dan Bunga yang Terpanen Diletakkan di
Depan Bedengan c
Pasca Panen
Kegiatan pasca panen bertujuan untuk mempertahankan mutu produk agar tetap prima sampai di tangan konsumen, menekan kehilangan karena penyusutan dan
kerusakan, memperpanjang daya simpan, dan meningkatkan nilai ekonomis hasil pertanian. Kegiatan pasca panen bunga potong gerbera yang dilakukan di kebun
Cibodas meliputi, pengangkutan bunga ke packing house, sortasi dan seleksi kualitas, pengikatan dan pembungkusan, penyimpanan, dan pengiriman bunga.
1. Pengangkutan Bunga ke Packing House
Bunga yang telah dipanen dalam satu blok yang sama segera dibawa ke packing house dan diletakkan di atas meja packing untuk selanjutnya dilakukan sortasi dan
seleksi kualitas Gambar 13. Pengangkutan dilakukan secara bertahap dengan cara menumpuk bunga di tangan seperti digendong. Pengangkutan dilakukan secara hati-
hati agar tidak banyak kehilangan hasil panen dan kerusakan fisik. Dibutuhkan 0.04 HOK untuk mengangkut seluruh bunga gerbera dari kebun ke meja packing.
a c
b
33
Gambar 13. Bunga yang Telah Dipanen dan Diletakan di Atas Meja Packing 2.
Sortasi dan Seleksi Kualitas Bunga Sortasi merupakan kegiatan pemilihan produk yang baik dari produk
–produk yang rusak, cacat, dan benda asing lainnya. Sortasi dan seleksi kualitas merupakan
kegiatan yang penting pada proses pasca panen. Sortasi dan seleksi kualitas akan menentukan nilai dan harga jual bunga potong yang dihasilkan. Sortasi dimulai pada
saat bunga sampai di packing house. Dibutuhkan 0.29 HOK untuk melakukan sortasi, pencontongan, dan pengemasan bunga potong gerbera.
Bunga yang telah dipanen dan dibawa ke packing house langsung dipisahkan berdasarkan jenis, panjang, dan diameter bunganya. Bunga yang mengalami kerusakan
juga harus dipisahkan terlebih dahulu agar tidak terbawa pada tahapan selanjutnya. Sebaiknya bunga langsung dipisahkan berdasarkan tingkat kerusakan bunganya. Ciri
bunga gerbera yang telah siap panen adalah yang telah memiliki 2 lingkaran serbuk sari disc floret.
Sortasi di kebun Cibodas dilakukan beberapa saat sebelum pencontongan. Sortasi yang dilakukan baru sebatas membuang bagian mahkota bunga yang rusak
terserang OPT. Bunga yang mengalami rusak fisik akibat defisiensi hara atau abmormal belum dipisah dan masih lolos sortasi. Mahkota bunga yang tingkat kerusakannya
30 masih dipertahankan dengan membuang bagian yang rusak Gambar 14a, 14b, dan 14c, sedangkan b
unga yang tingkat kerusakan mahkota bunganya ≥ 30 langsung disisihkan Gambar 14d.
34
Gambar 14. Tingkat Kerusakan Bunga Gerbera: a Kerusakan 1 –10 ,
b Kerusakan 11 –20 , c Kerusakan 21–30 , dan d Kerusakan
30 3.
Pencontongan Pencontongan dilakukan setelah seluruh bunga dipanen. Satu persatu bunga
dimasukan ke dalam contong Gambar 15a. Contong bunga terbuat dari kertas koran yang digunting setengah lingkaran dengan diameter ± 15 cm Gambar 15b, lalu di
rekatkan kedua sisinya hingga membentuk kerucut. Ariestyadi 2007 menyebutkan, kertas HVS merupakan kemasan terbaik untuk bunga potong krisan dibandingkan
HDPE, kertas buram, dan kertas koran. Bunga yang telah diberi contong kemudian dipisahkan sesuai dengan varietasnya Gambar 15c. Pencontongan berfungsi untuk
mempertahankan bentuk mahkota bunga agar tidak rusak akibat gesekan antar bunga.
c d
b a
35
Gambar 15. Kegiatan Pencontongan Bunga Potong Gerbera: a Pencontongan, b Ukuran Contong yang Digunakan untuk Bunga Gerbera, dan c
Bunga yang Telah Diberi Contong Dikumpulkan Berdasarkan Varietasnya
10 cm
b
c a
15 cm
36 4.
Pengemasan Bunga yang telah diberi contong dan dipisahkan sesuai dengan warna dan
jenisnya kemudian diikat Gambar 16a. Bunga diikat menggunakan karet gelang dan mengikatnya tidak boleh terlalu kencang. Cara mengikatnya karet dimasukkan kedalam
salah satu tangkai bunga kemudian diputar sebanyak dua kali dan dikaitkan kembali ke salah satu tangkai bunga. Satu ikat bunga bunch terdiri dari 10 tangkai bunga gerbera
dengan warna dan jenis yang sama. Bunga yang telah diikat kemudian dibungkus dengan kertas HVS putih Gambar 16b.
Gambar 16. Pengemasan Bunga Potong Gerbera: a Pengikatan Gerbera, b Bunga yang Telah Diikat dan Dibungkus, dan c Identitas pada
Kertas Pengemas
b a
Dharmawangsa
5
c
Nama pemesan
Jumlah pesanan bunch
37 Bunga yang telah dibungkus kertas HVS putih kemudian dipisahkan
berdasarkan jenis dan warnanya. Bunga dihitung berdasarkan jenis dan warnanya dan kemudian dibagi sesuai dengan pesanan. Bunga-bunga yang dipesan kemudian diikat
kembali sebanyak 5 bunch, lalu dibungkus dengan kertas putih dan diberi identitas. Identitas yang dicantumkan adalah nama orang yang memesan dan jumlah bunga yang
dipesan Dharmawngsa 5 Gambar 16c. 5.
Penyimpanan Di kebun Cibodas bunga yang telah dipanen langsung dikirim ke kantor
pemasaran. Penyimpanan hanya dilakukan jika bunga tidak langsung dikirim ke kantor pemasaran. Penyimpanan dilakukan sementara waktu, karena bunga yang disimpan
tidak pernah lebih dari 3 hari dan jumlahnya kurang dari 50 ikat. Penyimpanan bunga gerbera yang dilakukan di kebun Cibodas adalah penyimpanan basah. Selama
penyimpanan bunga dimasukan ke dalam ember berisi air. Penyimpanan dilakukan di dalam cool storage dengan kisaran suhu 15-20 °C dan RH 75-90 .
6. Pengemasan
Bunga yang akan dikirim ke kantor pemasaran di Jakarta dikemas ke dalam kardus karton. Kardus karton yang digunakan berukuran 45 cm x 120 cm x 80 cm dan
di masing-masing sisi diberi lubang. Terdapat enam buah lubang dalam satu kardus dengan luas masing
–masing lubang ± 4.5 cm
2
Gambar 17a. Dalam satu kardus karton tidak hanya berisi bunga gerbera saja, melainkan terdapat bunga mawar, lisianthus, dan
daun potong ruscus. Bunga ditata berlawanan arah dalam posisi tidur horizontal Gambar 17b. Penataan dimulai dengan menyimpan mawar, gerbera, ruscus dan
lisianthus.
38
Gambar 17. Pengepakan Menggunakan Kardus: a Kardus yang Digunakan untuk Mengepak Bunga dan b Penataan Bunga Dalam Kardus
Satu bulan terakhir perusahaan mulai memanfaatkan krat untuk mengemas bunga. Krat dipilih karena lebih kuat dan tahan lama dibandingkan kardus, sehingga
dapat digunakan berulang-ulang. Krat diperoleh dari tempat bibit lily yang sudah tidak digunakan.Dua atau empat krat yang berukuran 60 cm x 40 cm x 20 cm digabungkan
menjadi satu krat. Ukuran krat yang dihasilkan juga bervariasi, untuk dua krat yang digabungkan akan berukuran 120 cm x 40 cm x 20 cm sedangkan empat krat yang
digabungkan akan berukuran 120 cm x 40 cm x 40 cm Gambar 18a. Ukuran krat yang dibuat akan disesuaikan dengan volume bunga yang akan dipanen. Hal tersebut
dilakukan untuk menekan biaya produksi untuk kardus karton dan memanfaatkan sumberdaya yang ada. Bunga yang telah dimasukkan ke dalam kotak, kemudian ditutup
dan diberi alamat yang dituju Gambar 18b.
Gamabar 18. Pengepakan Menggunakan Krat: a Krat Berukuran 120 cm x 40 cm x 40 cm dan b Contoh Identitas pada Kemasan Kardus
atau Krat
a b
a b
39 7.
Pengiriman Bunga-bunga yang telah dikemas baik dalam kardus maupun krat disusun rapih
dalam mobil pengangkut. Dalam satu minggu dilakukan 3 kali pengiriman bunga ke Jakarta. Pengiriman dilakukan pada hari Minggu, Selasa dan Kamis. Pengiriman bunga
pada hari Minggu dan Selasa dilakukan dengan mobil boks milik perusahaan, sedangkan pengiriman hari Kamis dilakukan dengan menggunakan mobil paket. Sejak
awal bulan Mei 2011 kantor pusat mengubah jadwal untuk penggunaan mobil perusahaan. sehingga mobil perusahaan hanya datang pada hari Selasa.
Gambar 19. Kondisi Mobil Boks Milik Perusahaan Pengiriman menggunakan mobil perusahaan dilakukan sekitar pukul 15.00 WIB,
sedangkan pengiriman mengunakan paket dilakukan malam hari sekitar pukul 21.00 WIB. Pengiriman dengan mobil perusahaan pada sore hari dapat dilakukan karena
mobil perusahan telah dilengkapi dengan pengatur suhu udara ruang air conditioner Gambar 19. Temperatur dalam mobil diatur agar udara tetap rendah yaitu ± 15 °C.
Pengiriman menggunakan paket pada malam hari dilakukan untuk menghindari respirasi bunga yang tinggi di siang hari. Mobil paket yang digunakan adalah mobil bak
terbuka yang diberi terpal sebagai pelindung.
Pemasaran
Gerbera dipasarkan bersama dengan komoditas lainya seperti lily, mawar, lisianthus dan ruscus. Bunga yang diproduksi dipasarkan ke Bandung, Jakarta dan
beberapa pasar di luar Jawa Barat. Bunga yang sampai ke kantor pemasaran di Jakarta air conditioner
40 langsung di distribusikan ke konsumen yang sebelumnya telah memesan. Pengiriman
dilakukan dengan mobil box milik perusahaan. Bunga-bunga yang tidak dipesan ditawarkan ke kios-kios bunga yang berada di Jakarta dengan sistem konsinyasi.
Konsumen yang melakukan pemesanan adalaah pengepul trader, florist, dekorator, dan hotel. Permintaan bunga meningkat pada saat-saat tertentu, seperti menjelang imlek,
valentine, hari raya, natal dan tahun baru.
Aspek Manajerial
Kebun Cibodas dikelola oleh seorang manajer produksi yang langsung membawahi tiga kepala divisi. Kepala divisi memiliki tugas pokok diantaranya
membuat perencanaan kegiatan yang meliputi kegiatan pemeliharaan seperti menentukan jadwal penyiangan gulma, perompesan, penggemburan, pemupukan dan
pengendalian hama penyakit. Di lapangan Kepala kebun bertugas mengontrol pekerjaan karyawan, memperhatikan kondisi kebun baik tanaman maupun tenaga kerja,
mengarahkan para karyawan dan membagi tugas-tugas sesuai dengan divisinya. Kepala divisi diharapkan mampu menganalisis dampak dari kegiatan yang ada dilapang dan
memberikan masukan dari permasalah yang ditemui. Kepala divisi memiliki tanggung jawab penuh kepada manager produksi.
Terdapat 3 kepala divisi di kebun Cibodas. Kepala divisi dibagi berdasarkan komoditas yang dibudidayakan meliputi, lily, gerbera dan mawar. Namun, ada beberapa
bagian yang memiliki tugas ganda seperti kepala divisi gerbera yang harus merangkap sebagai penanggung jawab untuk persiapan lahan serta kepala bagian mawar yang juga
bertanggungjawab pada kegiatan pasca panen. Kebun Cibodas memiliki 5 pekerja wanita dan 3 pekerja pria. Pekerja wanita bertugas untuk penyiraman, panen, sortasi dan
packing, serta melakukan kegiatan pemeliharaan yang ringan. Pekerja pria bertugas untuk persiapan lahan, membenahi fasilitas yang rusak, pengendalian hama dan
penyakit, dan pekerjaan berat lainnya. Penerapan stuktur organisasi perusahaan terutama di kebun masih belum
optimal. Hal tersebut dikarenakan adanya tanggung jawab ganda yang diterima oleh masing-masing bagian sehingga fungsi dari masing-masing bagian belum sepenuhnya
terlaksana. Perlu diadakan pelatihan untuk meningkatkan kesadaran dan tanggung jawab
41 yang lebih baik. Dengan demikian diharapkan dapat meningkatkan kinerja perusahaan.
Terdapat sisi positif dalam kehidupan sosial di perusahaan khususnya di kebun Cibodas yaitu dengan terjalinya suasana kekeluargaan dan gotong royong diantara para tenaga
kerja.
42
HASIL DAN PEMBAHASAN
Jumlah Anakan
Jumlah anakan juga dapat digunakan sebagai acuan untuk menentukan jadwal penjarangan dalam pemeliharaan tanaman gerbera. Pertambahan anakan yang cepat
akan menguntungkan bagi perusahaan karena perusahaan dapat menggunakan anakan sebagai bahan tanam baru, sehingga tidak perlu membeli bibit dalam jumlah banyak.
Pertambahan anakan yang cepat mengakibatkan jadwal penjarangan anakan menjadi lebih sering. Pengamatan terhadap laju pertambahan jumlah anakan dilakukan pada
tujuh varietas yaitu Varietas Ansofie, Aruba, Suny Boy, Starlite, Ornella, Pompadour, dan Elegance Lampiran 1.. Berdasarkan hasil analisis menggunakan uji t pada tujuh
varietas yang diamati diperoleh bahwa Varietas Starlite, Ornella, dan Elegance memiliki jumlah anakan paling banyak dibandingkan empat varietas lainnya. Laju pertumbuhan
jumlah anakan gerbera pada tiap minggunya dapat dilihat pada Gambar 20.
Keterangan: Nilai pada grafik yang diikuti dengan tanda menunjukan berbeda nyata pada taraf α = 5 dan tanda menunjukan berbeda nyata pada taraf α = 1 berdasarkan
uji t.
Gambar 20. Jumlah Anakan beberapa Varietas Gerbera di Kebun Cibodas Pertambahan jumlah anakan dalam 8 minggu 61
–69 MST untuk Varietas Starlite adalah sebesar 0.80 anakan, Varietas Elegance sebesar 0.78 anakan, Varietas
Ornella sebesar 0.60 anakan, Varietas Pompadour sebesar 0.50 anakan, Varietas Aruba sebesar 0.44 anakan, Varietas Ansofie sebesar 0.25 anakan, dan Varietas Suny Boy
sebesar 0 anakan. Berdasarkan pertambahan anakan yang diamati diduga dalam waktu
0.5 1
1.5 2
2.5 3
61 62
63 64
65 66
67 68
69 Ju
m lah
A n
ak an
Minggu Setelah Tanam MST Aruba
Suny Boy Starlite
Ansofi Ornella
Pompadour Elegance
43 1 tahun diperkirakan anakan yang akan dihasilkan Varietas Starlite adalah sebesar
4.8 anakan, Varietas Elegance sebesar 4.7 anakan, Varietas Ornella sebesar 3.6 anakan, Varietas Pompadour sebesar 3.0 anakan, Varietas Aruba sebesar 2.7 anakan, Varietas
Ansofie sebesar 1.5 anakan, dan Varietas Suny Boy tidak menghasilkan anakan dari tanaman induknya. Rogers dan Tjia 1990, menyatakan gerbera dapat menghasilkan
10 –12 anakan per tahun dari tanaman induknya, sehingga pertambahan jumlah anakan
tanaman gerbera di kebun Cibodas dapat dikatakan berlangsung lambat.
Jumlah Bunga
Jumlah bunga dalam satuan luas dapat diprediksi dari jumlah anakan per rumpun dan jumlah bunga yang dihasilkan. Jumlah bunga dipengaruhi oleh keberhasilan calon
bunga untuk tumbuh menjadi bunga sehingga dapat dipanen. Berdasarkan hasil pengamatan diketahui bahwa Varietas Elegance memiliki jumlah bunga yang lebih
banyak dibandingkan varietas yang lain. Rata-rata jumlah bunga per rumpun dalam satu minggu untuk Varietas Elegance 4.11±0.557 tangkai, Varietas Ornella 2.11±0.385
tangkai, Varietas Pompadour 1.88±0.465 tangkai, Varietas Suny Boy 1.72±0.382 tangkai, Varietas Starlite 1.64±0.168 tangkai, Varietas Ansofie 1.63±0.306 tangkai dan
Varietas Aruba 1.57±0.327 tangkai. Dari data tersebut diperkirakan dalam waktu 1 tahun jumlah bunga yang
dihasilkan varietas Ansofie 9.78 tangkai, Varietas Aruba 9.42 tangkai, Varietas Suny Boy 10.32 tangkai, Varietas Starlite 9.84 tangkai, Varietas Ornella 12.66 tangkai,
Varietas Pompadour 11.28 tangkai dan Varietas Elegance 24.66 tangkai. Jumlah bunga yang dihasilkan masih rendah terutama pada Verietas Ansofie, Aruba, Suny Boy dan
Starlite. Menurut Singh 2006 dan Sheela 2008, produksi rata-rata bunga potong gerbera yang dibudidayakan di greenhouse adalah 22.22 tangkai tanaman tahun.
Berdasarkan pengamatan jumlah bunga pada 60 MST berbeda nyata dengan jumlah bunga pada 69 MST pada sebagian besar varietas yang diamati kecuali Varietas
Ornella dan Elegance. Terdapat penurunan jumlah bunga dari minggu pertama pengamatan Tabel 3. Penurunan produksi dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti
kurangnya pemeliharaan, dan sanitasi lingkungan. Atap bangunan yang terbuka
44 menyebabkan bunga tidak terlindung dari cahaya dan air hujan. Hal tersebut ditemui di
blok G, dimana bangunan di blok G tidak memiliki atap sehingga saat hujan bedengan tergenang air, sehingga mahkota bunga mengalami kerusakan dan kotor akibat terkena
percikan air hujan. Tabel 3. Jumlah Bunga beberapa Varietas Gerbera pada 60 MST
dan 69 MST
Varietas Umur MST
60
69
Aruba 2 a
0.8 b Suny Boy
1.7 a 0.5 b
Starlite 1.6 a
0.5 b Ansofie
1.9 a 0.7 b
Ornella 2.3 a
1.7 a Pompadour
2.3 a 1.0 b
Elegance 3.6 a
3.6 a
Keterangan: Nilai pada baris yang sama dan diikuti dengan huruf yang sama menunjukan tidak berbeda nyata berdasarkan uji t pada taraf
α = 5.
Produksi bunga gerbera dipengaruhi oleh praktek budidaya, termasuk aplikasi pemupukan. Berdasarkan hasil pengamatan di lapang, satu minggu setelah aplikasi
pupuk NPK 15:9:20 dengan dosis 5 g tanaman, cenderung terjadi peningkatan jumlah bunga Gambar 21. Walaupun demikian, peningkatan yang terjadi tidak signifikan.
Menurut Singh 2006, pupuk NPK 18:18:18 atau NPK 20:20:20 sebaiknya diberikan pada fase vegetatif yang berguna dalam menunjang pertumbuhan akar dan
daun, sedangkan pupuk NPK 15:8:35 sebaiknya digunakan saat tanaman memasuki fase generatif. Di kebun Cibodas hanya mengaplikasikan pupuk dengan kadar N dan K
yang tinggi untuk merangsang pertumbuhan generatif. Aplikasi pupuk NPK yang berimbang untuk pertumbuhan vegetatif tidak dilakukan selama magang. Diduga hal
tersebut yang mengakibatkan produksi bunga potong gerbera belum mencapai optimum. Waktu pemupukan juga sangat menentukan produktivitas tanaman, dimana aplikasi
pupuk di kebun Cibodas yang belum terjadwal dengan baik. Menurut Suma 2008, saat tanaman memasuki fase vegetatif pemupukan dilakukan 1 bulan sekali, sedangkan saat
memasuki fase generatif pemupukan dilakukan 2 minggu sekali.
45
Keterangan: Sby= Suny Boy Pomp= Pompadour
Sta= Starlite Elg= Elegance
Orn= Ornella MSA= Minggu Setelah Aplikasi Pupuk
Gambar 21. Jumlah Bunga beberapa Varietas Gerbera Sebelum dan Setelah Pemupukan
Berdasarkan data dari Divisi Pemasaran PT PSA, terjadi fluktuasi produksi bunga potong gerbera dalam satu tahun Gambar 22. Total produksi bunga potong
gerbera pada tahun 2010 adalah 113 010 tangkai dengan rata –rata produksi bunga
potong gerbera 34.88 tangkai m
2
. Jumlah tersebut masih dibawah rata
–rata produksi bunga potong gerbera yang dihasilkan di dalam greenhouse. Menurut Sheela 2008,
bunga potong gerbera yang dibudidayakan di greenhouse dapat menghasilkan 200 tangkai m
2
tahun.
Gambar 22. Produksi Gerbera PT PSA Tahun 2010-2011 Sumber: Divisi Pemasaran PT PSA
1 2
3 4
5 6
Sby Sta
Orn Pomp
Elg
Ju m
lah B
u n
g a
T an
g k
ai
Varietas
Sebelum Pemupukan 1 MSA
1042 355
586 950
826 387
965 1005 603
1619 1317
1646 1710 2160
1605 1158
1075 898
500 1000
1500 2000
2500
Ju m
lah P
ro d
u k
si Ik
at
Bulan
46 Produksi yang stabil dapat diperoleh dengan teknik budidaya yang baik.
Pemeliharaan tanaman diduga menjadi faktor yang paling penting dalam memproduksi bunga potong gerbera di dalam greenhouse. Pemupukan yang rutin sesuai dengan dosis
dan kebutuhan tanaman pada setiap fase pertumbuhanya, pengendalian OPT yang tepat, dan pemeliharaan yang rutin dapat meningkatkan produksi bunga potong gerbera.
Perawatan dan pemeliharaan greenhouse juga menjadi salah satu faktor pendukung produksi dalam budidaya gerbera.
Panen
Hingga saat ini, kriteria panen gerbera ditentukan oleh tingkat kemekaran bunga sehingga diameter bunga perlu diamati untuk menentukan waktu panen. Pada bunga
potong lainnya, panjang tangkai bunga seringkali digunakan sebagai kriteria panen. Oleh karena itu, selain diameter bunga pengamatan juga dilakukan pada panjang tangkai
bunga. Pertambahan panjang tangkai dan diameter bunga juga dapat digunakan untuk menduga berapa lama waktu yang dibutuhkan bunga potong gerbera untuk dapat
dipanen. Grafik pertambahan panjang tangkai bunga menunjukkan bahwa puncak
pertambahan panjang tangkai bunga terjadi pada minggu ke-3 setelah muncul bunga MSB.
Pertambahan panjang tangkai bunga melambat setelah 3 MSB hingga bunga dapat dipanen. Hal tersebut berbanding terbalik dengan pertambahan diameter bunga.
Pertambahan diameter bunga melambat saat memasuki 3 MSB Gambar 23. Pertambahan diameter bunga meningkat tajam pada 4 MSB Gambar 24. Hasil tersebut
mengindikasikan bahwa saat pemanjangan tangkai bunga mencapai maksimal, diduga penggunaan fotosintat beralih untuk pembesaran diameter bunga.
47
Gambar 23. Pertambahan Panjang Tangkai Bunga beberapa Varietas Gerbera
Gambar 24. Pertambahan Diameter Bunga beberapa Varietas Gerbera Berdasarkan parameter diameter bunga, Varietas Aruba dan Elegance memiliki
waktu panen seminggu lebih lama dibandingkan lima varietas yang lain. Verietas Elegance dan Varietas Aruba masih menunjukkan pertambahan diameter bunga hingga
minggu terakhir pengamatan. Varietas Aruba dan Elegance belum mencapai diameter optimum, sehingga kedua varietas tersebut belum dapat dipanen pada 4 MSB. Tabel 4
menunjukan bahwa bunga yang dipanen memiliki diameter bunga yang lebih kecil dibandingkan dengan literatur yang diperoleh.
5 10
15 20
25
1-2 2-3
3-4 4-5
P ert
am b
ah an
P an
jan g
T an
g k
ai Bu
n g
a
cm
Minggu Setelah Berbunga MSB Ansofi
Aruba Suny Boy
Starlite Ornella
0.5 1
1.5 2
2.5 3
3.5 4
4.5 5
1-2 2-3
3-4 4-5
P erta
m b
ah an
D iam
ete r
Bu n
g a
m m
Minggu Setelah Berbunga MSB Ansofi
Aruba Suny Boy
Starlite Ornella
Pompadour Elegance
48 Tabel 4. Perbandingan Diameter Bunga saat Panen di Kebun dengan
Literatur
Varietas Ans
Arb Sby
Sta Orn
Pmp Elg
Literatur cm 10
11 -
- 8.5
8 9-11
Panen Kebun 4 MSB cm
7.3 7.3
8.2 8
7.9 7.1
9.7
Literatur: Singh 2006 dan Sheela 2008.
Sortasi di kebun Cibodas dilakukan beberapa saat sebelum pencontongan. Sortasi yang dilakukan baru sebatas membuang bagian mahkota bunga yang rusak
terserang OPT. Bunga yang mengalami rusak fisik akibat defisiensi hara atau abnormal belum dipisah dan masih lolos sortasi. Bunga yang tingkat kerusakan mahkota
bunganya ≥ 30 langsung disisihkan, sedangkan mahkota bunga yang tingkat kerusakannya 30 masih dipertahankan dengan membuang bagian yang rusak.
Tabel 5. Persentase Kerusakan Bunga saat Panen
Varietas Kerusakan
Suny Boy 20.0
Elegance 60.0
Ansofi 30.0
Ornella 16.7
Marona 3.3
Pompadour 40.0
B.Oranye 20.0
Coklat 13.3
Aruba 40.0
Starlite 33.3
Fanta 26.7
Tabel 5 menunjukan bahwa Varietas Elegance memiliki tingkat kerusakan paling besar 60 . Sebagian besar kerusakan diakibatkan oleh serangan kumbang yang
menyukai warna-warna tertentu. Selain Varietas Elegance, terdapat beberapa varietas
yang memiliki kerusakan lebih dari 30 seperti Varietas Pompadour, Aruba, dan Starlite. Tingginya tingkat kerusakan bunga yang ikut terpanen disebabkan karena
belum diterapkannya sortasi yang baik dalam pemanenan dan penanganan pasca panen
49 bunga gerbera di kebun Cibodas. Hingga saat ini, kriteria panen bunga gerbera di
PT PSA adalah saat bunga telah membuka penuh. Seleksi kualitas atau grading pada gerbera dibedakan berdasarkan ukuran
diameter bunga. Bunga dikategorikan tipe mini bila berukuran 5 –7 cm, sedangkan
bunga berukuran 10 –13 cm dikategorikan ke dalam tipe standar Sheela, 2008
. Walaupun panjang tangkai dan bunga tidak menjadi acuan standar grading bunga
gerbera, namun panjang tangkai bunga akan mempengaruhi keadaan bunga saat dibungkus kertas. Satu ikat gerbera yang memiliki keragaman panjang tangkai bunga
yang tinggi akan sulit dibungkus. Mahkota bunga dengan panjang tangkai lebih pendek akan cepat rusak karena mahkota bunganya tertumpuk oleh tangkai dari bunga yang
lebih panjang. Hal tersebut secara tidak langsung akan mengurangi nilai estetika bunga di mata konsumen.
Hasil pengamatan menunjukkan setiap varietas memiliki panjang tangkai, diameter tangkai, dan diameter bunga yang berbeda berdasarkan karakteristik masing-
masing varietas Tabel 6. Varietas Starlite memiliki panjang tangkai paling panjang namun tidak berbeda nyata dengan panjang tangkai Varietas Marona. Varietas Suny
Boy memiliki diameter tangkai paling besar dibandingkan sepuluh varietas lainnya. Varietas Elegance memiliki diameter bunga paling besar dibandingkan dengan sepuluh
varietas lainnya. Tabel 6. Panjang Tangkai, Diameter Tangkai, dan Diameter Bunga saat Panen
Varietas Variabel
P. Tangkai cm
D. Tangkai mm
D. Bunga cm
Rasio DT:DB
Suny Boy 460.10 e
7.59 a 77.93 cd
1:10.3 Elegance
557.23 b 6.48 cb
100.93 a 1:15.6
Ansofie 396.07 f
6.11 c 67.13 g
1:11 Ornella
458.90 e 6.44 cb
74.37 de 1:11.5
Marona 572.53 ab
6.34 cb 91.87 b
1:14.5 Starlite
598.37 a 6.59c b
89.97 b 1:13.6
Aruba 377.73 f
5.63 d 77.60 cd
1:13.8 Fanta
565.07 b 6.47 cb
79.33 c 1:12.3
Pompadour 514.33 c
6.69 b 69.40 fg
1:10.4 B Oranye
482.17 de 5.58 d
73.03 ef 1:13.1
Coklat 494.50 cd
6.29c b 65.73 g
1:10.4
Keterangan: n= 30 tangkai bunga varietas; Angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama menunjukan nilai tidak berbeda nyata berdasarkan uji lanjut DMRT pada taraf
α= 5.
50 Pengamatan terhadap diameter bunga dilakukan karena diduga bunga
berdiameter besar memerlukan tangkai yang kokoh. Tangkai bunga yang kokoh umumnya memiliki diameter besar. Rasio DT:DB menggambarkan perbandingan
diameter tangkai bunga dan diameter bunga. Rasio DT:DB yang tepat diharapkan dapat memperpanjang masa pajang bunga vaselife.
Kehilangan hasil selama proses pasca panen dapat dilihat pada Tabel 7. Nilai kehilangan hasil dalam proses pasca panen masih tergolong sangat rendah. Hal tersebut
terlihat dari 9 kali pengamatan, dimana nilai kehilangan hasil tidak pernah mencapai 2. Kecilnya nilai kehilangan hasil tidak berbanding lurus dengan persentase
kerusakan. Diduga hal tersebut diakibatkan banyaknya permintaan dan terbatasnya jumlah bunga yang dapat dipanen, sehingga agar dapat memenuhi permintaan maka
bunga yang rusak juga digunakan. Hal tersebut juga menggambarkan bahwa proses sortasi belum berjalan dengan baik di kebun Cibodas.
Tabel 7. Persentase Kehilangan Hasil pada Proses Sortasi Bunga Gerbera di Kebun Cibodas
Minggu Pengamatan
Jumlah Bunga tangkai Kehilangan Hasil
Panen Rusak
1 1896
26 1.42
2 1599
27 1.68
3 1581
21 1.21
4 1463
13 0.93
5 1245
10 0.76
6 1005
6 0.54
7 1159
15 1.35
8 1080
9 0.91
9 788
5 0.64
51
Aspek Khusus Kelayuan bunga
Pengamatan khusus terhadap aspek pasca panen juga dilakukan dalam kegiatan magang. Pengamatan bertujuan untuk mengetahui masa pajang vaselife bunga potong
gerbera varietas Starlite. Vaselife bunga potong antara lain ditentukan oleh tingkat kematangan bunga dan kondisi ruang simpannya. Tingkat kematangan bunga potong
gerbera yang digunakan dalam percobaan ini adalah BM belum matang dengan 2 lingkaran benang sari yang telah membuka, M matang dengan 2 lingkaran benang
sari yang telah membuka, dan SM sangat matang dengan 2 lingkaran benang sari yang telah membuka Gambar 25. Percobaan dilakukaan dalam dua tempat yaitu,
tempat bersuhu ruang dan tempat bersuhu dingin. Pengamatan dilakukan setelah bunga dipanen dan dilanjutkan setiap dua hari sekali.
Gambar 25. Penampilan Bunga pada Tingkat Kematangan Berbeda: a Tingkat Kematangan BM, b Tingkat Kematangan M, dan c Tingkat
Kematangan SM Persentase kelayuan bunga dihitung dengan cara membagi jumlah bunga pita
yang layu dengan jumlah bunga pita seluruhnya lalu dikalikan seratus persen. Pengamatan dihentikan sampai 50 bunga layu Halevy dan Mayak, 1981. Hasil yang
diperoleh, menunjukan bahwa bunga yang dipanen pada saat terdapat 2 lingkaran benang sari yang telah membuka BM memiliki masa pajang vaselife bunga lebih
lama dengan persentase kelayuan yang lebih kecil Tabel 8. Hal ini menunjukan bahwa
a b
c
52 lingkaran benang sari yang telah membuka 2 lingkaran BM saat bunga dipanen
merupakan waktu yang tepat untuk memanen bunga potong gerbera Varietas Starlite. Tabel 8. Pengaruh Kematangan Bunga terhadap Pesentase Kelayuan Bunga
Gerbera Varietas Starlite
Hari Pengamatan HSP
Persentase Kelayuan Bunga BM
M SM
Ke-4 0.3 b
1.6 b 4.8 a
Ke-6 0.3 b
8.2 a 14.2 a
Ke-8 4.6 b
26.3 a 35.5 a
Ke-10 12.9 b
57.1 a 50.7 a
Ke-12 35.2 b
69.9 a 65.0 a
Ke-14 52.5 b
81.1 a 79.1 a
Ke-16 60.9 b
87.9 a 86.2 a
Ke-18 74.1 b
97.5 a 94.6 a
Keterangan: HSP= hari setelah panen; BM= belum matang; M= matang; SM= sangat matang; Angka yang diikuti huruf yang sama pada baris yang sama menunjukan nilai tidak
berbeda nyata berdasarkan uji lanjut DMRT pada taraf α= 5.
Ruang simpan hanya mempengaruhi persentase kelayuan bunga pada hari ke-4 setelah panen HSP Tabel 9. Hal ini dikarenakan suhu cool storage belum sesuai
dengan standar untuk menyimpan bunga potong gerbera. Suhu ruang simpan yang dimiliki kebun Cibodas berkisar antara 14
–20 °C dengan RH 80–94 , sedangkan bunga potong gerbera baik disimpan pada suhu 5 °C Singh, 2006.
Tabel 9. Pengaruh Suhu Ruang Simpan terhadap Kelayuan Bunga Gerbera Varietas Starlite
Hari Pengamatan HSP
Persentase Kelayuan Bunga SR
SD
Ke-4 4.0 a
0.4 b Ke-6
11.2 a 4.0 a
Ke-8 27.0 a
17.3 a Ke-10
47.8 a 32.6a
Ke-12 64.7 a
48.7 a Ke-14
73.1 a 69.3 a
Ke-16 82.2 a
74.5 a Ke-18
92.5 a 85.1 a
Keterangan: HSP= hari setelah panen; SD= suhu dingin; SR= suhu ruang. Angka yang diikuti huruf yang sama pada baris yang sama menunjukan nilai tidak berbeda nyata
berdasarkan uji lanjut DMRT pada taraf α= 5.
53
Penampilan Bunga
Penampilan bunga merupakan salah satu parameter mutu yang mudah diamati terutama oleh konsumen. Pengamatan dilakukan dengan cara melihat penampilan bunga
dan memberikan skor dari 1 –5 Gambar 26. Semakin rendah nilai penampilan bunga,
menunjukan bahwa warna bunga semakin memudar, tangkai bunga bengkok, dan mulai terdapat jamur di permukaan mahkota bunga. Pengamatan dilakukan setelah panen dan
dilanjutkan setiap dua hari sekali.
Gambar 26. Skor Penampilan Bunga Potong Gerbera: a Skor 1, b Skor 2, c Skor 3, d Skor 4, dan e Skor 5
Tingkat kematangan bunga memberikan pengaruh terhadap penampilan bunga gerbera Varietas Starlite kecuali pada 2 HSP, 12 HSP, dan 18 HSP Tabel 10. Bunga
yang dipanen pada saat terdapat 2 lingkaran benang sari BM menunjukkan penampilan yang lebih baik dibandingkan dengan bunga yang dipanen pada saat M
dan SM, sedangkan penampilan bunga yang dipanen pada saat terdapat 2 lingkaran benang sari M tidak berbeda dengan bunga yang dipanen dengan saat terdapat
2 lingkaran benang sari SM. Hal ini menunjukan bahwa lingkaran benang sari 2 BM saat panen merupakan waktu yang tepat untuk memanen bunga gerbera
Varietas Starlite.
a
e d
b c
54 Tabel 10. Pengaruh Kematangan Bunga terhadap Penampilan Bunga Gerbera
Varietas Starlite
Hari Pengamatan HSP
Skoring Penampilan Bunga Skor BM
M SM
Ke-4 5.0 a
5.0 a 5.0 a
Ke-6 5.0 a
4.7 a 4.5 a
Ke-8 4.3 a
3.8 ab 3.7 b
Ke-10 3.7 a
2.7 b 2.8 b
Ke-12 3.3 a
2.5 a 2.5 a
Ke-14 3.0 a
2.0 b 2.0 b
Ke-16 2.7 a
1.8 ab 1.5 b
Ke-18 2.2 a
1.5 a 1.3 a
Keterangan: HSP= hari setelah panen; BM= belum matang; M= matang; SM= sangat matang; Angka yang diikuti huruf yang sama pada baris yang sama menunjukan nilai tidak
berbeda nyata berdasarkan uji lanjut DMRT pada taraf α= 5.
Perlakuan ruang simpan tidak berpengaruh terhadap penampilan bunga gerbera, kecuali pada 4 HSP Tabel 11. Hal ini dikarenakan suhu cool storage belum sesuai
dengan standar untuk menyimpan bunga potong gerbera. Suhu ruang simpan yang dimiliki kebun Cibodas berkisar antara 14
–20 °C dengan RH 80–94 , sedangkan menurut Singh 2006 bunga potong gerbera baik disimpan pada suhu 5 °C.
Tabel 11. Pengaruh Suhu Ruang Simpan terhadap Penampilan Bunga Gerbera Varietas Starlite
Hari Pengamatan HSP
Skoring Penampilan Bunga Skor SR
SD
Ke-4 4.1 a
0.4 b Ke-6
11.2 a 4.0 a
Ke-8 27.0 a
17.3 a Ke-10
47.8 a 32.6a
Ke-12 64.7 a
48.7 a Ke-14
73.1 a 69.3 a
Ke-16 82.2 a
74.5 a Ke-18
92.5 a 85.1 a
Keterangan: SD= suhu dingin; SR= suhu ruang.Angka yang diikuti huruf yang sama pada baris yang sama menunjukan nilai tidak berbeda nyata berdasarkan uji lanjut
DMRT pada taraf α= 5.
Diduga rasio antara diameter batang dan diameter bunga yang tepat diharapkan dapat menunda pembengkokan bent neck pada tangkai gerbera. Bunga gerbera yang
dipanen pada saat benang sari 2 lingkaran BM memiliki rasio diameter bunga dan
55 diameter tangkai bunga 1:13.3 Tabel 12. Bunga tersebut memiliki vaselife yang lebih
lama dibandingkan bunga yang dipanen pada saat M dengan rasio DT:DB 1:13.9 dan SM dengan rasio DT:DB 1:13.5
Tabel 12. Rasio Diameter Tangkai, Diameter Bunga dan Vaselife Bunga Potong Gerbera Varietas Starlite
Tingkat Kematangan Bunga
DT mm
DB mm
Rasio DT:DB
Vaselife hari
BM 5.98
79.67 1:13.3
15 a M
6.4 88.67
1:13.9 11 b
SM 6.5
88 1:13.5
10 b
Keterangan: DT= diameter tangkai; DB= diameter bunga. Angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama menunjukan nilai tidak berbeda nyata berdasarkan uji lanjut DMRT pada
taraf α= 5 .
Kelayakan Usahatani
Kriteria kelayakan finansial yang digunakan untuk menganalisis kelayakan usaha budidaya bunga potong gerbera diantaranya adalah NPV Net Present Value,
IRR Internal Rate of Retun, Net BC Net Benefit Cost Ratio dan PP Payback Period. Hasil analisis kelayakan finansial budidaya bunga potong gerbera dalam waktu
5 tahun pada luas lahan 500 m
2
dengan tingkat diskonto 17 , diperoleh nilai NPV Rp 70 187 879.32, IRR 35 , Net BC 1.65. Nilai NPV sebesar Rp 70 187 879.32
menunjukkan nilai sekarang dari penerimaan bersih yang akan diterima selama 5 tahun mendatang. Nilai IRR sebesar 35 lebih besar dari tingkat diskonto yang ditentukan
yaitu sebesar 17 . Nilai IRR tersebut menunjukkan bahwa usaha tersebut memiliki kemampuan untuk menutupi biaya atas modal yang dikeluarkan. Nilai NET BC sebesar
1.65 1, menunjukkan Rp 1.00 investasi yang dikeluarkan saat ini akan menambah nilai pendapatan bersih sebesar Rp 1.65. PP usaha ini adalah 3 tahun, yang berarti dalam
waktu tiga tahun usaha ini dapat mengembalikan biaya investasi yang digunakan. Perolehan NPV yang positif, net BC lebih besar dari satu, nilai IRR lebih besar
dari tingkat diskonto, dan PP sebelum umur proyek berakhir, berarti bisnis bunga potong gerbera layak untuk dilakukan. Hasil perhitungan analisis kelayakan finansial
usahatani bunga potong gerbera dapat dilihat pada Lampiran 10.
56
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Produksi bunga potong gerbera masih belum mencapai potensi hasil optimum yang dimiliki oleh masing-masing varietas, sehingga teknik budidaya bunga potong
gerbera di kebun Cibodas perlu diperbaiki. Produksi yang baik harus dibarengi oleh perencanaan kegiatan yang baik, pengerjaan yang tepat waktu, dan koordinasi antar
divisi. Perlu dilakukan pengontrolan secara rutin untuk seluruh kegiatan budidaya yang sudah dijadwalkan.
Pemanenan bunga potong gerbera Varietas Starlite sebaiknya dilakukan pada saat terdapat 2 lingkaran benang sari BM. Bunga potong gerbera Varietas Starlite yang
dipanen saat benang sari 2 lingkaran BM dengan rasio DT:DB 1:13.3 memiliki vase life yang lebih lama dibandingkan bunga yang dipanen pada saat M dengan rasio
DT:DB 1:13.9 dan SM dengan rasio DT:DB 1:13.5. Bunga potong gerbera yang telah dipanen sebaiknya langsung dimasukkan ke
dalam air bersih. Pengangkutan bunga dari lahan ke packing house sebaiknya menggunakan tempat dan dilakukan secara bertahap untuk menghindari kerusakan
mekanik akibat gesekan antar mahkota bunga. Penerapan sortasi dan grading perlu dilakukan untuk meningkatkan nilai ekonomi bunga potong gerbera. Peletakan bunga
secara horisontal saat pengemasan tidak disarankan, karena sifat bunga potong gerbera yaitu geotropik.
Perolehan NPV sebesar Rp 70 187 879.32, net BC 1.65, nilai IRR 35 lebih besar dari tingkat diskonto, dan PP 3 tahun , berarti bisnis bunga potong gerbera layak
untuk dilakukan.
Saran
1. PT PSA diharapkan dapat terus melakukan perbaikan-perbaikan baik pada
sistem budidaya, manajerial dan pemasaran guna meningkatkan kualitas, kuantitas dan kontinuitas produksi agar dapat bersaing di pasar.
57 2.
Disarankan agar PT PSA menerapkan sistem sortasi dan grading terhadap bunga potong gerbera dengan standar mutu tertentu, misalnya diameter bunga. Sistem
sortasi dan grading yang diterapkan dengan baik dapat meningkatkan nilai jual produk dan menciptakan kesan baik konsumen terhadap perusahaan.
3. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut terhadap jumlah lingkaran benang sari
bunga potong gerbera pada saat panen untuk mendapat vaselife yang lebih lama.
58
DAFTAR PUSTAKA
Ariestyadi, F. 2007. Pengembangan Teknik Pengemasan untuk Mempertahankan Mutu Bunga Potong Krisan White Fiji Tipe Standar Selama Transportasi. Skripsi.
Departemen Teknik Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor. 71 hal.
Badan Pusat Statistik. 2009. Produksi bunga potong di Indonesia. www.bps.com
. [22 Maret 2010].
Boodley, J. W. 1996. The Commercial Greenhouse 2nd Edition. Delmar. United States of America.612 hal.
Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura. 2004. Cara Penanganan Pascapanen yang Baik Good Handling Practices GHP Komoditi Hortikultura.
Ditjen Bina Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian. Departemen Pertanian. Direktur
Jenderal Bina
Produksi Hortikultura.
2001. Impor
bunga. http:www.hortikultura.deptan.go.id
. [10 Oktober 2010]. Halevy, H. A and Mayak, S. 1981. Senescence and postharvest physiology of cut
flower-part two, p 59-143. In J. Janick Ed, Horticultural Reviews 3. The AVI Publishing Co. Inc. Westport, Connecticut. 635 hal.
Hardenberg, R.E. 1986. Dasar-dasar pengemasan: Pertimbangan-pertimbangan umum, hal 371-387. Dalam ER. B. PantasticoEd, Fisiologi Pasca Panen, Penanganan
dan Pemanfaatan Buah-buahan dan Sayur-sayuran Tropika dan Subtropika. Gadja mada Universitas Press. Yogyakarta. 906 hal.
International Flower Bulb Center. 2010. Growing Zantedeschia for cut flower production.
http:www.bubsonline.org . [5 November 2010].
Kőnemann. 2004. Botanica: The illustrated A-Z of Over 10 000 garden Plants and How to Cultivate Them. Random House Australia Ply Ltd. Australia.
Ondra, N. J. 1998. Easy Plant Propagation: Filling Your Garden with Plants from Seeds, Cutting, Divisons and Layers. Houghton Mifflin Company. New York. 128 hal.
Rimando, T. J. 2003. Ornamental Horticulture A Little in the Tropics. SEAMEO SEARCA and UPLB. College, Los Banos, Philippines. 333 hal.
Rismunandar. 1992. Budidaya Bunga Potong. Penebar Swadaya. Jakarta. 163 hal. Rogers, M. N dan Tjia, B. O. 1990. Gerbera Production for Cut Flowers and Pot Plants.
Timber Press. Portland, Oregon. 116 hal.
59 Sheela, V. L. 2008. Flowers for Trade: Vol. 10. Horticulture Science Series. New India
Publishing Agency. New Delhi, India. 369 hal. Singh, A. K. 2006. Flower Crops: Cultivation and Management. New India Publishing
Agency. New Delhi, India.463 hal. Soekartawi, R. 1996. Managemen Agribisnis Bunga Potong. Universitas Indonesia
Press. Jakarta. 97 hal. Standar Nasional Indonesia. 1998. Bunga Krisan Potong Segar. SNI. 44781.
Standar Nasional Indonesia. 1999. Anyelir Bunga Potong. SNI. 61521. Stasiun Klimatologi Margahayu II. 2011. Data Iklim. Stasiun Klimatologi Margahayu
II. Lembang. Sudarsono, W. A. 2009. Pengusahaan Mawar Potong di Kebun Bali Rose PT Mid Duta
Internasional, Bali. Skripsi. Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. 79 hal.
Teknologi Tepat Guna. 2005. Budidaya pertanian gerberahebras Gerbera jamesonii. www.iptek.net.id
. [14 Februari 2011]. Vereniging van Bloemenveilingen in Nederland, 2004. Product Specification: Gerbera.
www.yunnan-flower.org.cnPDFGerbera.pdf. [1 Maret 2011]. Wijayakusuma, H. M. H. 2000. Ensiklopedia Tumbuhan Berkasiat Obat Indonesia.
Gema Insani. Jakarta. 208 hal. Zakia, H. 2010. Naiknya Permintaan Bunga Hias Menjelang Natal dan Tahun Baru.
http:www.bppkecamatanpacet.blogspot.com . [05 Oktober 2011].
60
LAMPIRAN
Lampiran 1. Gambar dan Karakteristik Bunga Potong Gerbera di Kebun Cibodas PT PSA
No. Gambar
Karakteristik
1.
Suny Boy -
Bunga tipe standard. -
Bentuk mahkota bunga pita tanpa gerigi di bagian ujungnya.
- Warna bunga merah.
- Mahkota bunga tersusun dua lapis.
- Waktu muncul primodial bunga hingga terpanen
28 hari.
2.
Black Jack -
Bunga tipe standard. -
Bentuk mahkota bunga pita tanpa gerigi di bagian ujungnya.
- Warna bunga boysenberry.
- Mahkota bunga tersusun satu lapis.
- Waktu muncul primodial bunga hingga terpanen
35 hari
61
No. Gambar
Karakteristik
3.
Ansofi
- Bunga tipe standard.
- Bentuk mahkota bunga pita tanpa gerigi di bagian
ujungnya. -
Warna bunga putih. -
Mahkota bunga tersusun satu lapis. -
Waktu muncul primodial bunga hingga terpanen 28 hari.
4.
Ornella
- Bunga tipe standard.
- Bentuk mahkota bunga pita tanpa gerigi di bagian
ujungnya. -
Warna bunga mandarin red. -
Mahkota bunga tersusun dua lapis. -
Waktu muncul primodial bunga hingga terpanen 28 hari
62
No. Gambar
Karakteristik
5.
Marona
- Bunga tipe standard.
- Bentuk mahkota bunga pita tanpa gerigi di bagian
ujungnya. -
Warna bunga apricot. -
Mahkota bunga tersusun dua lapis. -
Waktu muncul primodial bunga hingga terpanen 35 hari
6.
Starlite
- Bunga tipe standard.
- Bentuk mahkota bunga pita tanpa gerigi di bagian
ujungnya. -
Warna bunga peach. -
Mahkota bunga tersusun satu lapis. -
Waktu muncul primodial bunga hingga terpanen 35 hari
63
No.
Gambar Karakteristik
7.
Cinderlela
- Bunga tipe standard.
- Bentuk mahkota bunga pita tanpa gerigi di bagian
ujungnya. -
Warna bunga carise. -
Mahkota bunga tersusun satu lapis. -
Waktu muncul primodial bunga hingga terpanen 28 hari.
8.
Elegance
- Bunga tipe standard.
- Bentuk mahkota bunga pita tanpa gerigi di bagian
ujungnya. -
Warna bunga dark pink. -
Mahkota bunga tersusun dua lapis. -
Waktu muncul primodial bunga hingga terpanen 35 hari.
64
No. Gambar
Karakteristik
9.
Coklat
- Bunga tipe mini.
- Bentuk mahkota bunga pita tanpa gerigi di bagian
ujungnya. -
Warna bunga mulberry. -
Mahkota bunga tersusun satu lapis -
Waktu muncul primodial bunga hingga terpanen 28 hari.
10.
Pompadour
- Bunga tipe mini.
- Bentuk mahkota bunga pita tanpa gerigi di bagian
ujungnya. -
Warna bunga ivory dan carise. -
Mahkota bunga tersusun dua lapis. -
Waktu muncul primodial bunga hingga terpanen 28 hari.
65
No Gambar
Karakteristik
11.
Fanta
- Bunga tipe standard.
- Bentuk mahkota bunga pita tanpa gerigi di bagian
ujungnya. -
Warna bunga boysenberry. -
Mahkota bunga tersusun satu lapis. -
Waktu muncul primodial bunga hingga terpanen 28 hari.
12.
Bicolor oranye
- Bunga tipe mini.
- Bentuk mahkota bunga pita tanpa gerigi di bagian
ujungnya. -
Warna bunga goldenrod dan orange. -
Mahkota bunga tersusun dua lapis. -
Waktu muncul primodial bunga hingga terpanen 28 hari
66
No. Gambar
Karakteristik
13.
Aruba
- Bunga tipe standard berukuran.
- Bentuk mahkota bunga pita dengan ujung
bergerigi 3. -
Warna bung buttercup. -
Mahkota bunga tersusun satu lapis. -
Waktu muncul primodial bunga hingga terpanen 35 hari.
- Lebih disukai oleh serangga kupu putih dan
kumbang.
67
Lampiran 2. Jurnal Kegiatan Magang sebagai Karyawan Harian Lepas KHL di PT PSA
Tanggal Uraian Kegiatan
Lokasi
5 Maret 2011 Panen, sortasi, dan packing lily, dan packing mawar
Kebun dan Packing house 6 Maret 2011
Panen gerbera, sortasi, dan packing gerbera Kebun Blok E, G, H, I, dan packing house
7 Maret 2011 Panen, sortasi, dan packing lily
Mencabut umbi lily dan penanaman lily Kebun blok F dan packing house
Kebun blok F dan A 8 Maret 2011
Panen lily, sortasi, dan packing lily Sortasi dan packing gerbera
Kebun blok F dan packing house Packing house
9 Maret 2011 Panen lily, sortasi, dan packing lily
Kebun blok F dan packing house 10 Maret 2011
Panen lily, sortasi, grading, dan packing lily Panen gerbera, sortasi, dan packing gerbera
Kebun blok F dan Packing house Kebun blok E, G, H, I, dan packing house
11 Maret 2011 Panen lily, sortasi, grading, packing lily dan mawar
Kebun blok F dan Packing house 12 Maret 2011
Panen, sortasi, grading, dan packing lily Kebun blok F dan packing house
13 Maret 2011 Panen, sortasi, dan packing gerbera
Kebun blok E, G, H, dan packing house 14 Maret 2011
Panen, sortasi, grading, dan packing lily Mencabut umbi lily dan enanaman lily
Panen mawar, sortasi, dan Packing mawar Kebun blok F dan packing house
Kebun blok F, A, dan E Kebun blok B dan packing house
15 Maret 2011 Panen gerbera, sortasi, dan packing gerbera
Kebun blok E, G, H, dan packing house 16 Maret 2011
Panen, sortasi, grading, dan packing lily Kebun blok F dan packing house
17 Maret 2011 Panen gerbera, sortasi, dan packing gerbera
Kebun blok E, G, H, dan packing house 18 Maret 2011
Panen lily, sortasi, grading, dan packing lily Kebun blok F dan packing house
19 Maret 2011 Panen lily, sortasi, grading, dan packing lily
Kebun blok F dan packing house 20 Maret 2011
Panen gerbera, sortasi, dan packing gerbera Kebun blok E, G, H, I, dan packing house
21 Maret 2011 Panen lily, sortasi, grading, dan packing
Menanam lily Kebun blok F, B, dan packing house
Kebun blok A dan E 22 Maret 2011
Panen gerbera, sortasi, dan packing gerbera Pengolahan bedengan gerbera
Kebun blok E, G, H, I, dan packing house Blok H
68
Tanggal Uraian Kegiatan
Lokasi
23 Maret 2011 Panen lily, sortasi, grading, dan packing lily
Menyiram bedengan gerbera Kebun Blok B, F, dan packing house
Kebun blok H 24 Maret 2011
Panen gerbera, sortasi dan packing gerbera Kebun blok E, G, H, I, dan packing house
25 Maret 2011 Panen lily, sortasi, grading dan packing lily
Membuat alur untuk pemupukan lily Kebun blok B, F dan packing house
Kebun blok A dan E 26 27 Maret 2011
Libur 28 Maret 2011
Panen lily, sortasi, grading, dan packing lily Memupuk gerbera
Menanam lily Pengamatan
Kebun blok A dan packing house Kebun blok E
Kebun blok A dan E Kebun blok E, H, dan I
29 Maret 2011 Panen gerbera, sortasi, dan packing gerbera
Kebun blok E, G, H, I, dan packing house 30 Maret 2011
Pengamatan Kebun blok E, H dan I
31 Maret 2011 Panen gerbera, sortasi dan packing gerbera
Bersih-bersih Kebun blok E, G, H, I, dan packing house
Halaman kebun 1 April 2011
Penyiraman gerbera, penyiangan gulma pada gerbera, dan pengendalian HPT
Kebun blok A, B, C, E, G, H dan I 2 April 2011
Panen gerbera, sortasi dan packing gerbera Kebun blok E, G,H, I, dan packing house
3 April 2011 Libur
4 April 2011 Pengamatan
Penanaman lily Kebun blok E, H, dan I
Kebun blok A dan D 5 April 2011
Panen gerbera, sortasi dan packing gerbera Pengendalian gulma
Kebun blok E, G, H, I, dan packing house Kebun blok G
6 April 2011 Pengendalian gulma
Kebun blok H 7 April 2011
Penyiraman gerbera Panen gerbera, sortasi dan packing gerbera
Pengendalian gulma Kebun blok E, G, H dan I
Kebun blok E, G, H, I, dan packing house Kebun blok H1, H13 dan H14
69
Lampiran 3. Jurnal Kegiatan Magang sebagai Asisten Kepala Divisi di PT PSA
Tanggal Uraian Kegiatan
Lokasi
8 April 2011 Membuat alur pupuk
Pemupukan lily 11311 dan 25311 Penyiangan gulma
Penyiraman Kebun blok A5, A6, A11, A12, D1, dan E2
Kebun blok A5, A6, A11, A12, D1, dan E2 Kebun blok H15, H16, dan I1-I6
Kebun blok A-I
9 April 2011 Pengendalian HPT
Kebun blok A-blok I 10 April 2011
Panen, sortasi, dan packing gerbera Kebun blok E, G, H, I, dan packing house
11 April 2011 Pemupukan lily
Kebun blok A, D dan E 12 April 2011
Panen, sortasi, dan packing gerbera Pengendalian gulma
Kebun blok E, G, H, I dan packing house Kebun blok E dan G
13 April 2011 Pengendalian gulma
Persiapan bedengan dan pemisahan anakan gerbera Penanaman gerbera
Kebun blok G Kebun blok I
Kebun blok H
14 April 2011 Panen, sortasi, dan packing gerbera
Penanaman gerbera Kebun blok E, G, H, I dan packing house
Kebun blok H 15 April 2011
Membuat alur pupuk untuk lily Pengendalian gulma gerbera
Kebun blok A, D dan E Kebun blok I
16 April 2011 Pengendalian HPT gerbera
Kebun blok E, G, H dan I 17 April 2011
Panen, sortasi, dan packing gerbera Kebun blok E, G, H, I dan packing house
18 April 2011 Pemupukan lily dan penanaman lily
Kebun blok A, D, dan F 19 April 2011
Panen, sortasi, dan packing gerbera Penyiangan gulma
Kebun blok E, G, H, I, dan packing house Kebun blok I
20 April 2011 Penyiangan gulma mawar
Kebun blok C 21 April 2011
Panen, sortasi, dan packing gerbera Pemupukan lily
Kebun blok E, G, H, I, dan packing house Kebun blok A dan E
22 April 2011 Pengendalian gulma mawar
Kebun blok C 23 24 April 2011
Libur
70
Tanggal Uraian Kegiatan
Lokasi
25 April 2011 Pemupukan lily
Kebun blok A, D, dan E 26 April 2011
Sortasi dan Packing gerbera Pengendalian gulma gerbera
Packing house Kebun blok G
27 April 2011 Pengamatan
28 April 2011 Panen, sortasi dan packing gerbera
Penanaman lily Pengendalian gulma di Gerbera
Kebun blok E, G, H, I, dan packing house Kebun blok D dan F
Kebun blok I
29 April 2011 Pemupukan lily
Pengendalian gulma Kebun blok A, D, dan F
Kebun blok I 30 April 2011
Pengendalian HPT lily dan gerbera Kebun blok A, D, E, F, G, H, dan I
1 Mei 2011 Pengamatan pasca panen
Packing house 2 Mei 2011
Pemupukan lily dan penanaman lily Kebun blok A, B, D, dan F
3 Mei 2011 Panen, sortasi, dan packing gerbera
Penanaman lily Kebun blok E, G, H, I, dan packing house
Kebun blok F 4 Mei 2011
Pengamatan lily 5 Mei 2011
Panen, sortasi, dan packing gerbera Kebun blok E, G, H, I, dan packing house
6 Mei 2011 Pemupukan lily 17311 dan 31311
Penyiangan, perompesan, dan penggemburan tanaman gerbera Kebun blok A, D, dan F
Kebun blok E 7 8 Mei 2011
Libur
71
Lampiran 4. Jurnal Kegiatan Magang sebagai Asisten Manajer di PT PSA
Tanggal Uraian Kegiatan
Lokasi
9 Mei 2011 Pengendalian gulma
Kebun blok H 10 Mei 2011
Sortasi dan packing gerbera Packing house
11 Mei 2011 Pemupukan lily 18411 dan 4411
Kebun blok A, D, dan F 12 Mei 2011
Pemupukan lily 7411 dan 21411 Kebun blok A dan E
13 Mei 2011 Pemupukan lily 3311 dan 7311
Kebun blok A dan E 14 Mei 2011
Pengendalian HPT Gerbera Pembuatan program kerja bulanan
Kebun blok E, G, H, dan I 15 Mei 2011
Pemupuk Lily 33, 73, 113, 143, 183, dan 213 Sortasi dan packing gerbera
Kebun blok A dan E Packing house
16 Mei 2011 Pemupukan gerbera
Pemupukan lily 2542011 dan 1142011 Kebun blok H
Kebun blok D dan F 17 Mei 2011
Panen Gerbera Pengamatan sortasi dan packing gerbera
Kebun blok E, G, H, dan I Packing house
18 Mei 2011 Disbudding lily
Kebun blok A 19 Mei 2011
Disbudding lily Pemupukan lily
Pengamatan pascapanen gerbera Kebun blok A
Kebun blok D dan F Packing house
20 Mei 2011 Pengamatan gerbera
Kebun blok I 21 Mei 2011
Pengendalian OPT gerbera Kebun blok E, G, H, dan I
22 Mei 2011 Libur
23 Mei 2011 Pemupukan lily
Kebun blok A, D, E, dan F 24 Mei 2011
Panen dan sortasi gerbera Pengamatan pasca panen gerbera
Kebun blok E, G, H dan I Packing house
25 Mei 2011 Pengendalian gulma gerbera
Pengendalian gulma mawar Kebun blok H
Kebun blok B
72
Tanggal Uraian Kegiatan
Lokasi
26 Mei 2011 Panen gerbera
Pengamatan Gerbera Pemupukan lily
Kebun blok E, G, H, dan I Packing house
Kebun blok D dan F
27 Mei 2011 Menandai tanaman
Membantu pengamatan lily Kebun blok H an I
Packing house 28 Mei 2011
Pengendalian OPT Gerbera Kebun blok E, G, H, dan I
29 Mei 2011 Panen Gerbera
Pasca panen Gerbera Kebun blok E, G, H, dan I
Packing house 30 Mei 2011
Pengamatan Vase life Gerbera Packing house
31 Mei 2011 Penanaman lily
Kebun blok F 1 Juni 2011
Sortasi lily Pengamatan vase life
Packing house 2 Juni 2011
Pempukan lily tgl 10511 dan 25411 Pengamatan vase life
Kebun blok D dan F
3 Juni 2011 Sortasi lily
Pemupukan lily tgl 12511 dan 28411 Pengamatan vase life
Packing house Kebun blok D dan F
4 Juni 2011 Pengendalian OPT Gerbera
Kebun blok E, G, H dan I 5 Juni 2011
Panen, sortasi, dan packing Gerbera Sortasi dan packing lily
Kebun blok E, G, H dan I Packing house
6 Juni 2011 Sortasi dan Packing lily
Packing house 7 Juni 2011
Panen, sortasi, dan packing gerbera Kebun blok E, G, H, I, dan packing house
8 Juni 2011 Sortasi dan packing lily
Packing house 9 Juni 2011
Disbudding lily Panen, sortasi, dan packing gerbera
Kebun blok F Kebun blok E, G, H, I, dan packing house
10 Juni 2011 Pemupukan lily
Kebun blok A 11 Juni 2011
Pemupukan lily Kebun blok A dan D
73
Tanggal Uraian Kegiatan
Lokasi
12 Juni 2011 Panen, sortasi, dan packing gerbera
Kebun blok E, G, H, I, dan packing house 13 Juni 2011
Packing lily Packing house
14 Juni 2011 Panen, sortasi, dan packing gerbera
Packing lily Kebun blok E, G, H, dan I
Packing house 15 Juni 2011
Packing lily Packing house
16 Juni 2011 Panen, sortasi, dan packing gerbera
Kebun blok E, G, H, I, dan packing house 17 Juni 2011
Packing lily Paengamatan vase life
Packing house 18 19 Juni 2011
Libur 20 Juni 2011
Disbudding lily Wawancara pekerja
Kebun blok F Kebun blok J dan K
21 Juni 2011 Panen, sortasi, dan packing gerbera
Kebun blok E, G, H, I, dan packing house 22 Juni 2011
Disbudding lily Pengedalian gulma gerbera
Kebun blok F Kebun blok H
23 Juni 2011 Panen, sortasi, dan packing lily
Packing gebera Kebun blok A dan D
Packing house 24 Juni 2011
Sortasi dan Packing lily Pemupukan lily 3611 dan 27511
Packing house Kebun blok F, J dan K
25 Juni 2011 Pengendalian OPT gerbera
Disbudding mawar Sortasi lily
Kebun blok E, G, H dan I Kebun blok B
Packing house
26 Juni 2011 Panen dan sortasi gerbera
Packing lily Kebun blok E, G, H dan I
Packing house
27 Juni 2011 Pemupukan lily 23511 dan 7611
Pemupukan gerbera Penanaman lily
Packing lily Kebun blok J dan K
Kebun blok E, H dan I Kebun blok A
Packing house
74
Tanggal Uraian Kegiatan
Lokasi
28 Juni 2011 Panen, sortasi gerbera
Packing mawar Kebun blok E, G, H dan I
Packing house 29 Juni 2011
Disbudding lily Disbudding mawar
Kebun blok F Kebun blok B
30 Juni 2011 Panen, sortasi, dan packing gerbera
Packing mawar Kebun blok E, G, H, I dan packing house
Packing house
1 Juli 2011 Penanaman lily
Disbudding mawar Sortasi dan packing lily
Kebun blok J Kebun blok A
Packing house
2 Juli 2011 Disbudding lily
Disbudding mawar Pengendalian OPT, penyiangan, perompesan dan penggemburan
tanaman gerbera Kebun blok F
Kebun blok C Kebun blok E, G, H, dan I
3 Juli 2011 Panen, sortasi, dan packing gerbera
Packing lily Kebun blok E, G, H, I, dan packing house
4 Juli 2011 Disbudding lily
Penanaman lily Kebun blok F dan K
Kebun blok J 5 Juli 2011
Panen, sortasi, dan packing gerbera Panen, sortasi, dan packing mawar
Kebun blok E, G, H, I, dan packing house Kebun blok A, B, C,dan packing house
6 Juli 2011 Disbudding lily dan perbaikan tanam lily
Membuang gerbera yang terserang fusarium dan perompesan dan penyiangan gerbera
Kebun blok K dan J Kebun blok I
7 Juli 2011 Panen, sortasi, dan packing gerbera
Pemupukan lily Kebun blok E dan packing house
Kebun blok K
75
Lampiran 5. Volume Curah Hujan dan Jumlah Hari Hujan 2006-2010 TAHUN
2006 2007
2008 2009
2010 BULAN
Volume mm
Hari hujan
Volume mm
Hari hujan
Volume mm
Hari hujan
Volume mm
Hari hujan
Volume mm
Hari hujan
JANUARI 594
21 156
7 321
14 475.5
17 229.4
11 FEBRUARI
484.9 20
333 17
117 13
356 15
404.3 18
MARET 96
7 179.3
16 541.5
22 1 000
27 515.5
22 APRIL
430.2 16
502.9 22
589 19
471.7 12
167 9
MEI 49.9
4 167.7
17 20
1 272.5
6 446.3
12 JUNI
5.5 1
83.5 12
80 4
122 4
99 7
JULI 27.5
2 49
2 214.3
11 AGUSTUS
68.2 3
112 3
14 1
109 6
SEPTEMBER 0 5.5
2 52.1
5 101.5
3 274.5
16 OKTOBER
148.5 6
481.2 6
204.5 4
310.5 11
NOPEMBER 135.6
7 522
19 818.1
23 347
11 306
16 DESEMBER
241 14
800 29
418.4 14
269.4 13
221 11
TOTAL 2 064.6
92 2 966.6
150 3 550.3
124 3 683.1
115 3 296.8
150 RATAAN
172.05 7.6667
247.2167 12.5
295.8583 10.33333 306.925
9.583333 274.7333 12.5
76
77 Lampiran 6. Suhu, Kelembaban Relatif, dan Curah Hujan Desa Cibodas dari
Januari 2010 – Mei 2011
Bulan Suhu
°C RH
Curah Hujan mm
Januari 2010 20.76
82.35 229.4
Febuari 2010 20.55
82.50 393.8
Maret 2010 20.42
77.77 538.0
April 2010 19.93
81.10 186.5
Mei 2010 19.16
82.93 421.0
Juni 2010 19.44
79.61 99.0
Juli 2010 19.89
84.45 214.3
Agustus 2010 20.02
83.26 109.0
September 2010 19.66
80.48 274.5
Oktober 2010 20.88
85.87 310.5
November 2010 20.06
83.60 306.0
Desember 2010 20.52
83.37 221.0
Januari 2011 22.93
93.54 30.5
Febuari 2011 20.81
86.04 69.0
Maret 2011 22.83
92.96 76.5
April 2011 19.89
81.13 273.0
Mei 2011 21.42
90.83 142.5
78 Lampiran 7. Denah Kebun Cibodas PT Puri Sekar Asri
Keterangan: A: Lily
B: Mawar C: Mawar
D: Lily E: Gerbera dan Lisianthus
F: Lily G: Gerbera
H: Gerbera I: Gerbera
J: Lily K: Lily
L: Sayuran a: Mess Pegawai
b: Cool Storage Bunga c: Cool Storage Bibit
d: Kantor e: Gudang Pupuk dan Pestisida
f: Tempat Istirahat Karyawan g: Meja Packing
h: Bak Penampungan Bunga i: Kolam Penampungan Air
g h
i
a b
c d
f e
L
G
F
A H
I
E D
B C
K J
Lampiran 8. Struktur Organisasi PT Puri Sekar Asri
Direktur Utama
Direktur
Manajer Marketing
Manajer Produksi
Div. Produksi
Div. Pasca panen
Div. Umum Manajer
Umum
HRD Accounting
Financial
Lampiran 9. Penggunaan Pestisida untuk Gerbera
Bahan Aktif Konsentrasi
Penggunaan Sifat
Pengendali HPT
Propamokarb hidroklorida
722 g L 0.3 ml L
Sistemiik Phytoptora sp., Pythium sp., Phytophthora infestans,
Alternaria sp.
Mefenoksam 4 dan Mankozeb 64
Sistemik dan Kontak
Busuk daun Phytophthora infestans, Busuk buah Phytophthora
palmivora, Embun
bulu Pseudoperonospora cubensis
Imidakoprid 100 g L
0.5 –2 ml L
Penggerek daun kentang Liriomyza huidobrensis, Trips sp., Aphids sp.Toxoptera citridea, Penggerek batang padi T.
incertulas, T. inotata, ganjur Orseolia oryzae, lalat putih Hydrelia sp., hama putih Nymphula depunctalis, hama
putih palsu Cnaphalocrosis medinalis, wereng coklat Nilaparvata lugens, kutu daun, lalat buah Dacus
ferrugineus, Penggorok daun jeruk Phyllocnistis citrilla, kutu loncat Diaphorina citri
Siromazin 75 Sistemik
Diptera penggorok daun Liriomyza sp. Difenokonazol 250 g L
0.125 –0.5 l 500L
Sistemik
80
Lampiran 10. Analisis Kelayakan Usahatani Bunga Potong Gerbera
Uraian Tahun
1 2
3 4
5 A. INFLOW
1. Penjualan Produksi 75.000.000
100.250.000 135.337.500
182.705.625 219.246.750
2. Nilai Sisa Investasi 21.204.167
TOTAL INFLOW 75.000.000
100.250.000 135.337.500
182.705.625 240.450.917
B. OUTFLOW BIAYA INVESTASI
1. Instalasi Listrik 10.000.000
2. Bangunan Screen House 40.000.000
40.000.000 3. Bibit bunga
26.250.000 4. Pompa Air
15.000.000 5. Alat Pertanian
4.115.000 335.000
280.000 335.000
6. Pengolahan Lahan 800.000
TOTAL BIAYA INVESTASI 96.165.000
- 335.000
40.280.000 335.000
- BIAYA OPERASIONAL
1. Biaya Tetap a. Gaji karyawan
18.900.000 37.800.000
37.800.000 37.800.000
37.800.000 37.800.000
b. Sewa Lahan 3.750.000
3.750.000 3.750.000
3.750.000 3.750.000
3.750.000 c. Listrik
1.200.000 1.200.000
1.200.000 1.200.000
1.200.000 1.200.000
BIAYA OPERASIONAL
2. Biaya Variabel a. Pupuk anorganik
1.137.500 2.275.000
2.730.000 3.549.000
4.613.700 5.536.440
b. Pupuk Organik 1.000.000
850.000 850.000
850.000 850.000
850.000 c. Pestisida
2.414.300 3.449.000
4.138.800 5.380.440
6.994.572 8.393.486
81
Uraian Tahun
1 2
3 4
5
e. Transportasi 1.000.000
5.070.000 6.084.000
7.909.200 10.281.960
12.338.352 TOTAL BIAYA OPERASIONAL
29.401.800 54.994.400
57.273.280 61.375.264
66.707.843 71.329.412
TOTAL OUTFLOW 125.566.800
54.994.400 57.608.280
101.655.264 67.042.843
71.329.412 NET BENEFIT
125.566.800 20.005.600
42.641.720 33.682.236
115.662.782 169.121.505
DISCOUNT FACTOR 17 1,000
0,855 0,731
0,624 0,534
0,456 PVTAHUN
125.566.800 17.098.803
31.150.354 21.030.196
61.723.449 77.138.204
NPV Rp70.576.245,89
IRR 35
JUMLAH PV POSITIF 208.141.008
JUMLAH PV NEGATIF 125.566.800
NET BC 1,657612
PP 3
82
i
KEGIATAN PANEN DAN PASCA PANEN BUNGA POTONG GERBERA
Gerbera jamesonii DI PT PURI SEKAR ASRI, LEMBANG, BANDUNG.
EVA RACHMAWATY A24070082
DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2012
ii
RINGKASAN
EVA RACHMAWATY. Kegiatan Panen dan Pasca Panen Bunga Potong Gerbera
Gerbera jamesonii di PT Puri Sekar Asri, Lembang, Bandung. Dibimbing oleh Sintho Wahyuning Ardie.
Kegiatan magang dilakukan di kebun produksi PT Puri Sekar Asri PT PSA. Kegiatan magang ini bertujuan untuk: 1 Mempelajari pengelolaan usaha bunga potong
gerbera di PT PSA; 2 Mempelajari teknik budidaya bunga potong gerbera; 3 Mengidentifikasi kendala yang dihadapi perusahaan dan memberikan alternatif solusi
dari kendala yang dihadapi; 4 Mencari tingkat kematangan dan ruang simpan yang cocok untuk mendapatkan vaselife bunga gerbera yang lebih lama.
PT PSA merupakan perusahaan yang bergerak dalam bisnis bunga potong sejak tahun 1976. Produk yang dihasilkan oleh PT PSA adalah bunga potong lily, mawar,
gerbera, lisianthus, hortensia, dan daun potong ruscus. Beberapa varietas gerbera yang diproduksi oleh PT PSA adalah Varietas Suny Boy, Starlite, Aruba, Ansofie, Ornella,
Pompadour, Elegance, dan Marona. Produk yang dihasilkan oleh perusahaan didistribusikan ke hotel dan florist yang terdapat di Jakarta.
Kegiatan magang dilakukan selama empat bulan. Magang dimulai pada awal bulan Maret sampai awal bulan Juli 2011. Kegiatan yang dilakukan selama magang
meliputi bekerja sebagai karyawan harian lepas KHL selama satu bulan, bekerja sebagai asisten kepala divisi selama satu bulan, dan bekerja sebagai asisten manajer
selama dua bulan. Data primer yang dikumpulkan meliputi data pertumbuhan tanaman gerbera,
kegiatan panen dan pasca panen, kualitas bunga, dan pengamatan khusus berupa vaselife bunga potong gerbera Varietas Starlite. Data sekunder yang dikumpulkan
diantaranya kondisi umum perusahaan meliputi lokasi kebun, luas area dan tata guna lahan, keadaan iklim dan tanah, struktur organisasi dan manajemen perusahaan,
pengelolaan tenaga kerja, hasil produksi dan keragaman varietas bunga potong gerbera yang dibudidayakan di PT PSA.
iii Produksi bunga potong gerbera masih lebih rendah dibandingkan potensi hasil
yang dimiliki oleh masing-masing varietas, sehingga teknik budidaya bunga potong gerbera di kebun Cibodas perlu diperbaiki. Produksi yang baik harus dibarengi oleh
perencanaan kegiatan yang baik, pengerjaan yang tepat waktu, dan koordinasi antar divisi yang baik. Perlu dilakukan pengontrolan secara rutin untuk seluruh kegiatan
budidaya yang sudah dijadwalkan. Pemanenan bunga potong gerbera Varietas Starlite sebaiknya dilakukan pada saat
terdapat 2 lingkaran benang sari BM. Bunga potong gerbera Varietas Starlite yang dipanen saat lingkaran benang sari 2 lingkaran BM dengan rasio diameter tangkai
dan diameter bunga DT:DB 1:13.3 memiliki vaselife yang lebih lama dibandingkan bunga yang dipanen saat terdapat 2 lingkaran benang sari M dengan DT:DB 1:13.9
dan bunga yang dipanen saat terdapat 2 lingkaran benangsari SM dengan rasio DT:DB 1:13.5.
Bunga potong gerbera yang telah dipanen sebaiknya langsung dimasukkan ke dalam air bersih. Pengangkutan bunga dari lahan ke packing house sebaiknya
menggunakan tempat dan dilakukan secara bertahap untuk menghindari kerusakan mekanik akibat gesekan antar mahkota bunga. Penerapan sortasi dan grading perlu
dilakukan untuk meningkatkan nilai ekonomi bunga potong gerbera. Peletakan bunga secara horisontal saat pengemasan tidak disarankan, karena sifat bunga potong gerbera
yaitu geotropik. Perolehan Net Present Value NPV sebesar Rp 70 187 879.32, Net Benefit Cost
Rasio Net BC 1.65, nilai Internal Rate of Retun IRR 35 lebih besar dari tingkat diskonto, dan Payback Period PP 3 tahun , berarti bisnis bunga potong gerbera layak
untuk dilakukan.
1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pengembangan produksi dan distribusi komoditas florikultur khususnya bunga potong dan tanaman hias saat ini memiliki peran yang sangat strategis dalam
mendukung perekonomian nasional. Hal ini dikarenakan terjadinya perubahan gaya hidup yang disertai peningkatan pendapatan masyarakat terutama di kota-kota besar,
sehingga pandangan masyarakat terhadap bunga potong semakin positif. Bunga potong sering dijadikan rangkaian bunga untuk penghias ruangan. Rangkaian bunga juga dapat
digunakan sebagai simbol untuk mewakili perasaan seseorang, seperti rasa cinta,
permohonan maaf, serta sebagai ucapan suka duka kepada kerabat dan sanak saudara.
Peningkatan permintaan bunga potong yang semakin tinggi mengakibatkan kebutuhan bunga potong dalam negeri hingga saat ini belum terpenuhi. Direktur
Jenderal Bina Produksi Hortikultura 2001, menyebutkan bahwa Indonesia masih memerlukan impor bunga potong sebanyak 5
–15 dari total volume yang dihasilkan. Menjelang Natal dan tahun baru 2010 permintaan tanaman hias termasuk bunga potong
mengalami lonjakan mencapai 50 –80 Zakia, 2010. Produksi bunga potong harus
lebih ditingkatkan untuk dapat memenuhi permintaan pasar bunga potong dalam negeri.
Peningkatan produksi bunga potong sebaiknya ditunjang dengan inovasi agar lebih menarik minat konsumen terhadap produk bunga potong.
Inovasi yang dilakukan dapat berupa teknologi dalam budidaya, teknologi pasca panen ataupun mengintroduksi bunga-bunga yang cocok ditanam di Indonesia. Gerbera
Gerbera jamesonii merupakan salah satu tanaman introduksi yang banyak diminati masyarakat Indonesia. Gerbera merupakan tanaman asli Afrika Selatan Rogers dan
Tjia, 1990. Gerbera banyak diminati karena memiliki bentuk dan warna mahkota bunga yang indah. Badan Pusat Statistik 2009 menyebutkan produksi bunga potong gerbera
di Indonesia cenderung mengalami peningkatan yaitu 4 874 098 tangkai pada tahun 2006 menjadi 5 185 586 tangkai pada tahun 2009.
Bunga potong merupakan salah satu produk hortikultura yang diperlukan pada kondisi segar, tidak dapat disimpan dalam waktu lama, dan mudah rusak. Bunga potong
2 yang dipasarkan harus memiliki kualitas yang baik. Umur kesegaran bunga potong
merupakan faktor penting dalam menentukan kualitas dan nilai ekonomis bunga potong selain penampilan bunga yang menarik. Penurunan mutu bunga banyak dijumpai pada
aktivitas panen dan pasca panen. Penanganan yang serius pada kegiatan pra-panen sampai pasca panen harus dilakukan agar dapat meningkatkan kualitas dan kuantitas
bunga potong, sehingga dihasilkan produk dengan mutu yang sesuai dengan keinginan konsumen. Soekartawi 1996, menyarankan penanganan pasca panen perlu dilakukan
guna mempertahankan mutu bunga setelah dipanen. PT Puri Sekar Asri PSA merupakan perusahaan yang bergerak dalam bisnis
bunga potong sejak tahun 1976. Produk yang dihasilkan oleh PT PSA adalah bunga potong lily, mawar, gerbera, lisianthus, hortensia dan daun potong ruscus. Produk yang
dihasilkan oleh perusahaan didistribusikan ke hotel dan florist yang terdapat di Jakarta. PT PSA memproduksi beberapa varietas gerbera diantaranya Ansofie, Aruba, Suny
Boy, Starlite, Pompadour, Ornella, Elegance, dan Marona Lampiran 1. Sehubungan dengan potensialnya pengembangan bunga potong, maka penulis
tertarik magang di kebun bunga potong yang dimilik oleh PT PSA dengan komoditi bunga potong gerbera. Aspek yang ditekankan dalam kegiatan magang adalah kegiatan
panen dan penanganan pasca panen, khususnya untuk memperpanjang vaselife bunga potong gerbera.
Tujuan
Kegiatan magang ini bertujuan untuk: 1 Mempelajari pengelolaan usaha bunga potong di PT PSA, khususnya bunga potong gerbera; 2 Mempelajari teknik budidaya
bunga potong, khususnya pemanenan dan penanganan pasca panen bunga potong gerbera; 3 Mengidentifikasi kendala yang dihadapi perusahaan dan memberikan
alternatif solusi dari kendala yang dihadapi; 4 Mencari tingkat kematangan dan ruang simpan yang cocok untuk mendapatkan vaselife bunga gerbera yang lebih lama.
3
TINJAUAN PUSTAKA
Botani Gerbera
Gerbera Gerbera jamesonii merupakan salah satu tanaman introduksi yang berasal dari Afrika Selatan Rogers dan Tjia, 1990. Terdapat lebih dari 40 spesies
gerbera di alam bebas dan tersebar dari Afrika, Madagaskar hingga Asia Kőnemann, 2004. Di negara tropis gerbera ditanam di daerah pegunungan yang
beriklim sejuk Soekartawi, 1996. Di Jawa Barat gerbera sering disebut sebagai bunga herbras. Sentra penanaman bunga potong gerbera di Indonesia berada di daerah Kaban
Jahe, Barus Jahe, dan Simpang Empat Sumatra Utara, Brastagi, Cipanas, Lembang, Sukabumi Jawa Barat, Bandungan Jawa Tengah, Batu dan Pujon Malang, Jawa
Timur Teknologi Tepat Guna, 2005. Gerbera merupakan tanaman tahunan perennial berbentuk herba yang dapat
tumbuh mencapai 45.72 cm Rimando, 2003. Pertumbuhan vegetatifnya menghasilkan serumpun tanaman yang tampak kompak dan berumur panjang Rismunandar, 1992.
Tanaman gerbera dapat berproduksi baik sampai umur 2.5 tahun dalam kondisi yang
terkendali Sheela, 2008. Taksonomi tanaman gerbera adalah sebagai berikut Teknologi Tepat Guna,
2005: Kingdom
: Plantae Divisi
: Spermatophyta Kelas
: Magnoliopsida Ordo
: Asterales Famili
: Compositae Genus
: Gerbera Spesies
: Gerbera jamesonii Gerbera memiliki perakaran serabut dan menyebar ke segala arah. Panjang akar
gerbera dapat mencapai 0.8 m pada akhir umur ekonomis. Tinggi tanaman gerbera antara 35
–60 cm Singh, 2006. Batang gerbera berada di dalam tanah, berukuran pendek membentuk stolon. Tangkai bunga gerbera berwarna hijau, berbentuk bulat, dan
4 terdapat rongga di tengahnya. Permukaan tangkai bunga dilapisi oleh rambut halus.
Panjang tangkai bunga gerbera bervariasi antara 35 –65 cm tergantung dari varietasnya
Singh, 2006. Gerbera memiliki daun tunggal yang tersebar dan berhadapan di bagian bawah
roset. Tepi daun gerbera berbentuk bercangap pissus Wijayakusuma, 2000. Bentuk daun sempit pada bagian pangkal dan melebar pada bagian ujungnya. Bentuk ujung dan
pangkal daun gerbera bervariasi menurut varietasnya. Gerbera memiliki ukuran daun bervariasi seperti panjang daun antara 12
–20 cm, lebar daun antara 5–7 cm dan panjang tangkai daun 15 cm. Seluruh permukaan daun dilapisi dengan rambut
–rambut halus Sheela, 2008.
Berdasarkan kelengkapanya gerbera merupakan bunga lengkap yang memiliki kelopak bunga, mahkota bunga, benang sari, dan putik. Gerbera merupakan bunga
tunggal berbentuk cakram, karena hanya terdapat satu bunga dalam satu tangkai. Bentuk bunganya seperti bunga Daisy berukuran 7-10 cm, namun pada variatas hibrid diameter
bunga dapat mencapai 15 cm Sheela, 2008. Gerbera memiliki bentuk bunga menyerupai kumpulan pita atau disebut bunga pita yang tersusun membulat. Mahkota
bunganya berbentuk panjang dan memiliki warna-warna menarik seperti, merah, putih, merah jambu, oranye, kuning, dan ungu . Bagian tengah bunga gerbera disebut bunga
tabung yang tersusun dari ratusan bunga kecil, sehingga terlihat menyerupai satu bunga yang utuh Gambar 1. Menurut Singh 2006, biasanya bunga gerbera memiliki lima
benang sari dan satu putik.
Gambar 1. Struktur Tanaman Gerbera Tangkai Bunga
Bunga pita Bunga tabung
Daun
5
Syarat Tumbuh Gerbera
Tanaman gerbera dapat ditanam hingga ketinggian 1 200 m di atas permukaan laut dpl. Tanaman gerbera dapat tumbuh di dataran rendah namun pertumbuhan
vegetatif dan generatifnya kurang baik bila dibandingkan dengan pertumbuhannya di dataran tinggi Soekartawi, 1996. Gerbera cocok dibudidayakan pada jenis tanah
berpasir, gembur, dan kaya akan bahan organik dengan drainase yang baik dengan tingkat kemasaman tanah 6.0
–6.5 Boodley, 1996. Gerbera menghendaki lingkungan dengan cahaya dan ketersediaan air cukup untuk pertumbuhannya Soekartawi, 1996.
Temperatur yang disarankan untuk menghasilkan kualitas bunga yang baik adalah dengan suhu malam 10
–13 °C dan suhu siang antara 18–21 °C, perbedaan suhu siang dan malamnya lebih dari 8 °C Boodley, 1996.
Panen dan Pasca Panen Bunga Potong
Panen merupakan kegiatan pengambilan hasil produksi tanaman yang dibudidayakan. Diperkirakan, kehilangan hasil pada produk hortikultura masih relatif
tinggi melebihi 20 Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura, 2004. Kegiatan pasca panen bertujuan untuk mempertahankan mutu produk agar tetap prima
sampai di tangan konsumen, menekan kehilangan karena penyusutan dan kerusakan, memperpanjang daya simpan, dan meningkatkan nilai ekonomis hasil pertanian.
Menurut Soekartawi 1996, kegiatan pengolahan pasca panen meliputi pengangkutan, pengumpulan, pemilihan kualitas grading, pengemasan, penyimpanan, dan
penggunaan bahan kimia.
Panen Bunga Potong Gerbera
Bunga pertama muncul 10 –12 minggu setelah tanam anakan Sheela, 2008.
Pemanenan bunga gerbera dapat dilakukan setelah tanaman berumur 6 –8 bulan setelah
tanam dengan bibit yang berasal dari biji, atau 3 –5 bulan dengan bibit yang berasal dari
anakan Teknologi Tepat Guna, 2005. Bunga gerbera dipanen ketika terbuka penuh dan saat dua lingkaran benang sari disk floret pecah Rogers dan Tjia, 1990; Singh, 2006;
6 Sheela, 2008. Apabila dipanen terlalu awal mahkota bunga tidak dapat mekar
sempurna dan mudah rontok Sheela, 2008. Pemanenan bunga gerbera sebaiknya dilakukan dengan cara menarik tangkai bunga dan langsung menempatkannya dalam air
Singh, 2006. Hal ini dilakukan untuk mencegah kelayuan bunga dan mengurangi kebusukan akibat adanya organisme pengganggu yang terbawa dalam alat pemanen
bunga Rogers dan Tjia, 1990. Pemotongan tangkai gerbera saat pemanenan tidak cocok untuk penyimpanan jangka panjang Singh, 2006. Sebaiknya pemanenan bunga
gerbera dilakukan pada pagi atau sore hari Rimando, 2003.
Pengumpulan Bunga yang Telah Dipanen
Pengumpulan adalah upaya menyatukan hasil panen pada tempat, wadah atau media tertentu sebelum dilakukan kegiatan pasca panen berikutnya Direktorat
Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura, 2004. Proses pengumpulan pada berbagai bunga potong pada umumnya sama. Bunga calla lily yang telah dipanen
langsung dimasukkan ke dalam ember berisi air yang mengandung bakterisida International Flower Bulb Center, 2010. Bunga mawar yang telah dipanen
dimasukkan ke dalam ember. Ember yang berisi mawar potong diletakkan di tempat yang teduh, terlindung dari panas matahari, dan terhindar dari pecikan air atau kotoran.
Hal ini dilakukan agar hasil panen terhindar dari layu dan kerusakan lainnya yang dapat mengakibatkan penurunan kualitas bunga Sudarsono, 2009.
Pengangkutan Bunga ke Packing House
Bunga yang telah terkumpul di dalam ember berisi air yang mengandung bakterisida kemudian dibawa ke packing house untuk dilakukan sortasi dan grading.
Produk yang diangkut sebaiknya terhindar dari sinar matahari secara langsung Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura, 2004. Pengangkutan dari
kebun ke packing house dilakukan secara hati-hati, karena mahkota bunga mudah rusak dan terluka bila terkena gesekan atau goncangan keras Soekartawi, 1996.
7
Sortasi dan Grading
Sortasi merupakan kegiatan pemilihan produk yang baik dari produk-produk yang rusak, cacat dan benda asing lainnya. Pembersihan dilakukan pada bagian tangkai,
daun dan membuang bagian bunga yang rusak atau setengah rusak sekiranya perlu dibuang Soekartawi, 1996. Grading adalah kegiatan pengkelasan produk berdasarkan
karakteristik fisik seperti ukuran, bentuk dan warna Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura, 2004.
Standarisasi mutu adalah mengklasifikasikan produk berdasarkan standar mutu untuk memperoleh produk yang bermutu secara konsisten. Standar mutu dapat mengacu
pada Standar Nasional Indonesia SNI, Standar Internasional atau kesepakatan antara produsen dan konsumen Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura,
2004. Mutu pada bunga krisan dan anyelir ditentukan oleh panjang tangkai bunga, kondisi tangkai bunga, kondisi bunga, diameter mahkota bunga, kondisi daun,
keseragaman kultivar, dan benda asing atau kotoran pada tangkai dan bunga SNI 1998; SNI 1999. Pada gerbera, mutu bunga lebih ditentukan oleh diameter bunga Sheela,
2008. Vereniging van Bloemenveilingen in Nederland 2004 menentukan standar bunga gerbera ke dalam beberapa kelas seperti ditampilkan dalam Tabel 1.
Tabel 1. Grading Ukuran Diameter Mahkota Bunga Potong Gerbera
Diameter Mahkota Bunga cm Ukuran
11 11
10 10
9 09
8 08
Pengikatan dan Pengemasan
Bunga yang telah melewati proses sortasi dan grading berdasarkan ukuran dan varietasnya kemudian diikat. Satu ikat bunga potong biasanya berjumlah 10-20 tangkai
bunga, namun hal tersebut dapat disesuaikan dengan permintaan konsumen Soekartawi,1996. Vereniging van Bloemenveilingen in Nederland 2004 menyatakan
bahwa, dalam satu ikat bunga gerbera tipe standar terdiri dari 10 tangkai bunga, sedangkan satu ikat bunga gerbera tipe mini terdiri dari 25 tangkai bunga.
8 Pengemasan berfungsi untuk melindungi produk dari kerusakan mekanis,
menciptakan daya tarik bagi konsumen, memberikan nilai tambah produk, dan memperpanjang daya simpan produk Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil
Hortikultura, 2004. Pengemasan yang baik dapat melindungi barang segar dari pengaruh lingkungan seperti sinar matahari dan kelembaban dan mencegah terjadinya
kememaran Hardenberg, 1986. Bunga gerbera memiliki sifat geotropik, sehingga pengemasannya harus dalam
posisi berdiri Boodley, 1996. Bunga potong gerbera dengan panjang tangkai 35 cm dikemas menggunakan kotak, sedangkan untuk bunga dengan panjang tangkai 35 cm
cukup dengan ember yang berisi air Vereniging van Bloemenveilingen in Nederland, 2004.
Penyimpanan
Penyimpanan dilakukan jika hasil panen tidak langsung didistribusikan. Penyimpanan juga memiliki peran penting dalam menjaga kestabilan penawaran dan
permintaan bunga potong di pasar. Metode penyimpanan bunga potong dapat dilakukan dengan penyimpanan suhu rendah, penyimpanan dengan atmosfer terkendali dan
atmosfer termodifikasi atau penyimpanan bertekanan rendah Halevy dan Mayak, 1981. Penyimpanan produk hortikultura berfungsi untuk mengendalikan transpirasi,
respirasi, serta mempertahankan produk dalam bentuk yang paling berguna untuk konsumen maupun untuk bahan pengolahan Direktorat Pengolahan dan Pemasaran
Hasil Hortikultura, 2004. Penyimpanan suhu dingin pada bunga potong dapat dilakukan dengan
penyimpanan basah dan penyimpanan kering. Suhu yang digunakan untuk penyimpanan kering mendekati suhu titik beku. Umur simpan bunga akan lebih panjang jika disimpan
dengan cara penyimpanan kering. Pada penyimpanan kering bunga dikemas dalam wadah tertutup terlebih dulu, oleh karena itu perlu dilakukan pendinginan pendahuluan
sebelum dikemas. Pendinginan pendahuluan dilakukan agar proses pendinginan tidak terhambat Halevy dan Mayak, 1981. Bunga gerbera sangat rentan terhadap serangan
cendawan sehingga tangkai harus disemprot atau dicelupkan dalam larutan fungisida
9 sebelum disimpan. Setelah disimpan tangkai harus dipotong dan ditempatkan dalam air
atau larutan pengawet selama 2 –3 jam untuk rehidrasi Singh, 2006.
Pengiriman
Pengiriman hasil panen merupakan kegiatan pasca panen yang terakhir. Bunga yang telah siap dipasarkan dikumpulkan kembali. Pengiriman bunga potong gerbera
dilakukan dengan mengemas bunga ke dalam kotak. Ukuran kotak yang digunakan untuk mengemas bunga tergantung pada jenis dan grade berdasarkan diameter mahkota
bunga. Jumlah tangkai bunga per kotak dapat dilihat pada Tabel 2 Vereniging van Bloemenveilingen in Nederland, 2004.
Tabel 2. Jumlah Tangkai Bunga berdasarkan Diameter Mahkota Bunga dan Jumlah Lubang per Kotak.
Diameter Mahkota Bunga cm
Jumlah Lubang pada Kotak
Jumlah Tangkai per Kotak
≤ 7 30
60 8
35 70
9 35
70 25
50 10
– 11 25
50 ≥ 12
25 50
20 40
Selama pengangkutan, produk harus dijaga dari kemungkinan terjadi benturan, gesekan, dan tekanan yang terlalu besar sehinga dapat menimbulkan kerusakan atau
menurunnya mutu produk Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura, 2004. Singh 2006 menyatakan bahwa, suhu ideal gerbera selama transportasi antara
4
–6 °C.
10
METODOLOGI
Waktu dan Tempat
Kegiatan magang dilaksanakan di PT Puri Sekar Asri PSA, Desa Cibodas, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat. Kegiatan magang dilakukan selama
empat bulan. Magang dimulai pada awal bulan Maret sampai awal bulan Juli 2011.
Metode Magang
Metode magang yang dilaksanakan adalah bekerja di lapang dengan praktik langsung di kebun mengikuti sistem yang ditetapkan oleh perusahaan. Kegiatan yang
dilakukan meliputi seluruh aspek teknis dan manajerial baik di kebun maupun di kantor. Tahapan kegiatan magang yang dilaksanakan antara lain:
1. Orientasi lapang
Kegiatan ini dilakukan pertama kali untuk mengenal perusahaan lebih dekat mengenai lokasi, sistem kerja yang dijalankan, dan pengarahan lebih lanjut
mengenai segala aktivitas perusahaan. 2.
Bekerja sebagai karyawan harian lepas KHL Kegiatan yang dilaksanakan meliputi persiapan lahan, penanaman,
pemupukan, pengairan, pengendalian organisme pengganggu tanaman OPT, panen, dan penanganan pasca panen. Kegiatan dilakukan selama satu
bulan Lampiran 2. 3.
Pendamping kepala divisi kebun Kegiatan yang dilaksanakan diantaranya membantu membuat perencanaan
produksi dalam suatu divisi, mengawasi pekerjaan KHL, serta mencatat dan melaporkan kegiatan kerja harian. Kegiatan yang dilakukan disesuaikan
dengan aktivitas supervisor kebun. Kegiatan dilakukan selama satu bulan Lampiran 3.
4. Pendamping manajer kebun Kegiatan yang dilaksanakan diantaranya mempelajari program kerja sebagai
manajer di kebun, membantu dalam pembuatan rencana kerja, membantu
11 mengawasi dan mengelola tenaga kerja, menganalisis kegiatan kebun, dan
membuat laporan harian, mingguan, dan bulanan. Kegiatan yang dilakukan disesuaikan dengan kegiatan manajer kebun. Kegiatan dilakukan dua bulan
selama kegiatan magang Lampiran 4.
Pengumpulan Data dan Informasi
Data yang dikumpulkan selama kegiatan magang meliputi data primer dan data sekunder. Data sekunder dikumpulkan melalui studi pustaka, wawancara, dan diskusi
dengan staf dan pekerja di kebun. Data sekunder yang dikumpulkan diantaranya kondisi umum perusahaan meliputi lokasi kebun, luas area dan tata guna lahan, keadaan iklim
dan tanah, struktur organiasi dan manajemen perusahaan, pengelolaan tenaga kerja, hasil produksi, dan keragaman varietas bunga potong gerbera yang dibudidayakan di
PT PSA. Data primer diperoleh dari hasil pengamatan langsung mulai dari pertumbuhan
tanaman hingga penanganan pasca panen meliputi: 1.
Fase Vegetatif dan Generatif
Pengamatan pada fase generatif diantaranya: 1 Jumlah anakan, banyaknya jumlah anakan dalam satu rumpun, 2 Jumlah bunga, banyaknya bunga per
tanaman, 3 Panjang tangkai bunga, pertambahan panjang tangkai bunga per minggu hingga bunga siap panen, 4 Diameter bunga, pertambahan lebar
diameter bunga per minggu hingga bunga siap panen. Pengamatan dilakukan
dengan mengambil 10 tanaman contoh untuk setiap varietas yang diamati. 2.
Panen
Pengamatan diantaranya: 1 Lama panen, dihitung dari awal bunga muncul hingga dapat dipanen, 2 Waktu pemanenan, waktu panen bunga gerbera
yang diterapkan di perusahaan, 3 Hasil Panen, jumlah bunga yang dipanen dalam luasan tertentu, 4 Teknik pemanenan yang diterapkan, cara
pemanenan yang dilakukan di perusahaan. 5 Panjang tangkai, panjang tangkai bunga saat dipanen, 6 Diameter bunga, diameter bunga saat
dipanen.
12 3.
Pasca panen
Pengamatan diantaranya: 1 Sortasi dan seleksi kualitas, cara sortasi yang dilakukan di kebun 2 Persentase kehilangan hasil, dilihat pada setiap
tahapan pasca panen pengumpulan, pengangkutan, sortasi dan grading, pengikatan
dan pembungkusan,
pengemasan, dan
penyimpanan,
3 Pengemasan dan pengepakan, cara mengemas dan mengepak bunga
yang digunakan di kebun. 4.
Kualitas Bunga Pengamatan terhadap kualitas bunga dilakukan dengan membandingkan
antara standar kualitas yang ditetapkan perusahaan dengan kualitas produk yang ditemukan di lapang. Pembandingan dilakukan dengan menampilkan
contoh tanaman yang termasuk dalam standar mutu perusahaan, kemudian dilakukan perhitungan persentase masing-masing varietas yang memenuhi
standar mutu perusahaan. 5.
Vaselife
Pengamatan diantaranya: 1 Jumlah mahkota yang layu, dilihat dari tekstur
bunga yang lemas, adanya bintik hitam atau coklat pada bunga, cabang bunga yang mulai merunduk, dan tidak adanya tegangan permukaan mahkota bunga.
Halevy dan Mayak 1981, menyatakan bahwa pengamatan dihentikan sampai 50 bunga yang mekar mengalami kelayuan. Penentuan persentase
kelayuan bunga ditentukan dengan rumus: Persentase bunga layu=
2 Warna dan penampilan bunga, pengamatan dilakukan menggunakan
skoring angka mulai dari 1 –5 yang menunjukan sangat buruk hingga sangat
baik. 6.
Analisis kelayakan usahatani Data diperoleh melalui wawancara kepada karyawan, diskusi dengan
manajer, studi literatur, dan survei harga langsung ke toko pertanian sekitar.
13
Analisis Data dan Informasi
Data yang bersifat kuantitatif dianalisis menggunakan rataan, standar deviasi, persentase, uji-t, dan uji F. Vaselife bunga diuji menggunakan rancangan tersarang.
Model matematika rancangan percobaannya adalah:
Y
ijk
= µ+α
i
+ß
ji
+ε
ijk
Dimana: Y
ijk
: nilai hasil pengamatan pada suhu ke-i dengan tingkat kematangan ke-j dan ulangan ke-k.
µ : nilai rata-rata umum.
α
i
: pengaruh perlakuan suhu ke-i. ß
ji
: pengaruh perlakuan tingkat kematangan ke-j yang tersarang dalam suhu ke-i ε
ijk
: galat umum percobaan. Data hasil pengamatan diolah menggunakan uji F pada sistem SAS 9.1.3.
Statistical Analysis System. Data yang menunjukkan pengaruh nyata dilanjutkan dengan uji Duncan Multiple Range Test
DMRT pada taraf α= 5 . Dilakukan analisis kelayakan usahatani meliputi NPV Net Present Value,
Net BC Net Benefit Cost Ratio, IRR Internal Rate of Return, PP Payback Period untuk melihat kelayakan usaha budidaya bunga potong gerbera. Data pengamatan yang
telah dianalisis kemudian diuraikan secara deskriptif dan dibandingkan dengan standar yang ditetapkan oleh perusahaan serta hasil studi literatur yang dilakukan.
14
KEADAAN UMUM
Sejarah dan Perkembangan Perusahaan
PT Puri Sekar Asri yang terletak di daerah Pondok Labu, Jakarta Selatan didirikan oleh Ir. Subiyanto pada tahun 1976. Perusahaan ini memulai bisnis dengan
budidaya tanaman anggrek kemudian diikuti pembibitan tanaman hias. Setelah Ir. Subiyanto meninggal dunia, perusahaan diserahkan kepada Ibu Atie Subiyanto
hingga sekarang 2011. Tahun 1994 Puri Sekar Asri menjadi sebuah Perseroan Terbatas PT berbadan hukum nomor 228 dengan nama PT Puri Sekar Asri. Tahun
1997 PT Puri Sekar Asri menjadi anggota Asosiasi Bunga Indonesia Asbindo. Kantor pusat perusahaan berlokasi di Jl. Pangkalan Jati no. 513A, Jakarta
Selatan. Lokasi ini merupakan pusat kegiatan untuk divisi landscape, rental tanaman hias dan angrek. Kantor pemasaran bunga potong Trader mulai tahun 1995 berlokasi
di Jl. H. Saidi V no. 11, Cipete, Jakarta Selatan. Saat ini perusahaan memiliki 3 kebun produksi, yaitu: kebun Cibodas yang digunakan untuk produksi bunga potong, kebun
Depok, dan kebun Pangkalan Jati digunakan untuk produksi anggrek pot. Peningkatan usaha dilakukan dengan perluasan lahan secara konsisten, serta
pengembangan teknologi terapan yang kemudian sangat membantu dalam upaya peningkatan mutu dan kuantitas produksi. Saat ini perusahaan memiliki berbagai divisi
kegiatan usaha, diantaranya adalah nursery, trading, landscape, rental tanaman, florist, dan dekorasi. Permintaan bunga potong yang terus meningkat merupakan peluang pasar
yang cukup cerah bagi perusahaan. Oleh karena itu, perusahaan mulai membudidayakan bunga potong seperti gerbera, mawar, lily, lisianthus, dan ruscus sebagai daun potong.
Visi perusahaan adalah menjadi perusahaan yang unggul di bidang tanaman hias dalam hal mutu, pertumbuhan, dan kemampuan memperoleh keuntungan. Melalui visi
tersebut, perusahaan berusaha untuk meningkatkan dan mengembangkan produk- produk yang berkualitas tinggi.
Misi perusahaan adalah memenuhi kebutuhan konsumen dengan produk berkualitas unggul dan memberikan pelayanan prima. Hal tersebut dilakukan untuk
menciptakan hubungan yang interaktif antara perusahaan dan konsumen. Pencapaian
15 inovasi untuk menghasilkan produktivitas tinggi dilakukan untuk memperoleh
keuntungan yang optimal untuk menjaga kesinambungan hidup perusahaan dan kesejahteraan bagi seluruh karyawan.
Lokasi Perusahaan dan Letak Wilayah Administratif
PT Puri Sekar Asri merupakan perusahaan yang bergerak di bidang florikultur. Perusahaan ini berpusat di Jl. Pangkalanjati I no. 513A, Jakarta Selatan sedangkan
kantor pemasaran bunga potongnya berada di Jl. H. Saidi V no. 11, Cipete, Jakarta Selatan. Kebun produksi PT Puri Sekar Asri berlokasi di Jl. Raya Maribaya Timur Rt
03Rw 06 Desa Cibodas, Kecamatan Lembang. Jarak dari Desa Cibodas ke ibukota kecamatan adalah 8 km. Waktu tempuh ke ibukota kecamatan dengan menggunakan
kendaraan bermotor adalah 0.5 jam. Akses transportasi dan jaringan telekomunikasi yang baik memudahkan untuk mencapai lokasi perusahaan.
Desa Cibodas berada pada 6 ° 48’42” LS – 107 ° 37’3” BT dengan ketinggian
1 260 mdpl. Desa Cibodas terletak pada wilayah yang berbukit –bukit. Wilayah
adminstratif Desa Cibodas berbatasan dengan Desa Wangunharja di sebelah Utara, Desa Cimenyan di sebelah Selatan, Desa Suntenjaya di sebelah Timur dan Desa Langensari
di sebelah Barat.
Keadaan Iklim dan Tanah
Curah hujan di Desa Cibodas pada tahun 2010 adalah 3 296.8 mmtahun dengan 150 hari hujan. Suhu harian di Ds. Cibodas berkisar 15 °C sampai dengan 24 °C dan
kelembaban relatif harian 82 Stasiun Klimatologi Margahayu II Lembang, 2011. Data cuaca selekapnya dapat dilihat pada Lampiran 5 dan 6. Jenis tanah di kebun
Cibodas adalah andosol dengan struktur lempung berliat sampai lempung berdebu. Tanah andosol memiliki pH antara 5.0
–6.5.
Luas Area dan Tata Guna Lahan
Kebun Cibodas adalah kebun yang disewa oleh PT PSA untuk melakukan kegiatan produksi bunga potong. Kebun dengan luas 1 ha ini awalnya adalah lahan tidur
16 milik penduduk sekitar. Pada tahun 1996 PT PSA mulai menyewa lahan tersebut hingga
saat ini 2011. Keputusan perusahaan untuk menyewa lahan di desa Cibodas antara lain disesuaikan oleh kondisi iklim dan tanah yang cocok untuk budidaya bunga potong,
biaya produksi dan tenaga kerja yang murah, serta sewa lahan yang murah, dan kemudahan dalam mengakses transportasi sebagai pendukung dari proses produksi.
Luas keseluruhan kebun Cibodas adalah 1 ha, yang terbagi menjadi kebun produksi dan fasilitas penunjang. Luas kebun produksi adalah 0.85 ha berupa
greenhouse yang digunakan untuk memproduksi bunga potong lily, lisianthus, mawar, gerbera, dan hortensia serta ruskus sebagai daun potong. Fasilitas penunjang seluas
0.15 ha terdiri dari kantor, mess karyawan, cool storage, packing house, gudang penyimpanan, bak penampungan air, dan lahan terbuka yang biasa ditanam sayuran oleh
karyawan. Denah dari kebun Cibodas dapat dilihat pada Lampiran 7. Kebun Cibodas memliki 2 greenhouse yang terdiri dari 11 blok. Greenhouse I
terdiri dari 9 blok dengan luas 8 000 m
2
. Greenhouse I digunakan untuk memproduksi bunga lily sebanyak 47 bedeng dengan luas ± 60 m
2
per bedeng, bunga mawar sebanyak 36 bedeng dengan luas ± 45 m
2
per bedeng, bunga gerbera sebanyak 108 bedeng dengan luas ± 30 m
2
per bedeng, bunga lisianthus 6 bedeng dengan luas ± 30 m
2
per bedeng, bunga hortensia, dan daun potong ruscus yang ditanam di pinggir greenhouse.
Greenhouse II terdiri dari 2 blok dengan luas 500 m
2
. Gereenhouse II digunakan untuk memproduksi bunga lily sebanyak 2 blok.
Bangunan greenhouse diantaranya berfungsi untuk melindungi tanaman dari terpaan air hujan, mengurangi intensitas cahaya yang masuk, mengurangi tingkat
serangan OPT, dan menjaga agar suhu dan kelembaban udara tetap ideal. Greenhouse yang dimiliki PT PSA berbentuk Piggy Back yang disatukan menjadi satu blok
greenhouse besar multispan. Tiang bangunan greenhouse I terbuat dari kayu yang telah diberi pondasi beton, sedangkan tiang greenhouse II terbuat dari bambu gajah
yang dilapisi oleh plastik pada bagian bawahnya pondasi. Atap bangunan greenhouse terbuat dari bahan polyethylene dengan ketebalan 2 µm. Bahan polyethylene dipilih
karena harganya murah, ukuranya besar dan mudah dipasang. Kekurangan dari penggunaan atap berbahan polyethylene adalah jangka waktu penggunaannya pendek
2 –3 tahun. Greenhouse memiliki dinding yang terbuat dari bahan screen. Screen
17 berfungsi untuk memberikan ventilasi alami yang mampu mengontrol suhu dalam
greenhouse dan mengurangi serangan OPT. Bangunan greenhouse I adalah bangunan lama yang dibuat pada tahun 1994.
Kondisi greenhouse I kurang baik Gambar 2. Screen pada dinding greenhouse I banyak yang sobek dan hilang sedangkan greenhouse di blok G bunga gerbera belum
terpasang atap. greenhouse II yang pembangunannya baru selesai pada bulan Maret 2011 kondisinya masih baik Gambar 3. Kurangnya perhatian perusahaan terhadap
perbaikan greenhouse merupakan salah satu faktor yang mengakibatkan penurunan produksi bunga potong gerbera.
Gambar 2. Konstruksi Bangunan Greenhouse I
Gambar 3. Konstruksi Bangunan Greenhouse II Tiang kayu
Pondasi beton Atap polyethylene
Dinding screen
Atap polyethylene Paranet
Dinding screen Tiang bambu
Pondasi bambu yang dilapisi plastik
18
Keadaan Tanaman dan Produksi
Bahan tanam awal yang digunakan adalah tanaman dalam media polybag yang berasal dari perusahaan Florist di Belanda. Perusahaan terakhir mengimpor bibit dari
Belanda pada tahun 1997. Setelah itu, perusahaan hanya menggunakan bibit hasil anakan dari bibit asli atau biasa diberi nama bibit ex-impor. Rata
–rata umur tanaman yang berada di kebun Cibodas saat ini adalah 14 bulan setelah tanam anakan. Populasi
tanaman gerbera yang ada di kebun Cibodas ± 36 000 tanaman. Kontinuitas produksi dijaga dengan cara pemeliharaan yang teratur. Bunga potong yang dihasilkan kemudian
dipasarkan secara individual maupun perusahaan yang membutuhkan pasokan bunga secara rutin. Hasil panen dicatat agar dapat melihat kemajuan produksinya. Produksi
bunga potong gerbera PT Puri Sekar Asri bulan Januari –Juni tahun 2010 dan bulan
Januari –Juni 2011 dapat dilihat pada Gambar 4.
Keterangan: Rata-rata produksi 2010= 6 910 tangkai. Rata-rata produksi 2011= 14 343 tangkai.
Gambar 4. Produksi Gerbera PT PSA Bulan Januari –Juni Tahun 2010 dan Bulan
Januari –Juni Tahun 2011
Rata –rata produksi pada bulan Januari–Juni tahun 2010 lebih rendah
dibandingkan rata –rata produksi pada bulan Januari–Juni tahun 2011. Hal tersebut
diduga karena curah hujan pada bulan Januari –Juni tahun 2010 lebih tinggi jika
10420 3550
5860 9500
8260 3870
17100 21600
16050 11580
10750 8980
500 1000
1500 2000
2500
JAN 10
FEB 10
MAR 10
APR 10
MEI 10
JUN 10
JAN 11
FEB 11
MAR 11
APR 11
MEI 11
JUN 11
Ju m
lah Pro
d u
ksi t
an gka
i
Bulan
Rata-rata produksi 2011
Rata-rata produksi 2010
19 dibandingkan dengan curah hujan bulan Januari
–Mei tahun 2011 Lampiran 6. Curah hujan yang tinggi dengan kondisi atap dan dinding greenhouse yang terbuka dan belum
selesai diperbaiki Gambar 5a dapat mengakibatkan penurunan kualitas bunga potong gerbera. Rendahnya produksi bunga gerbera juga dipengaruhi oleh umur tanaman. Pada
tahun 2010 tanaman baru berumur kurang lebih 2 bulan setelah tanam anakan pada awal tahun 2010, sehingga produksinya masih rendah. Pada tahun 2011 produksi lebih tinggi
dengan umur tanaman 14 bulan setelah tanam anakan. Kerusakan atap mengakibatkan air hujan dan cahaya matahari langsung
mengenai tanaman, mempercepat pertumbuhan gulma yang bisa menjadi inang bagi hama dan penyakit, dan memungkinkan masuknya hama penyakit ke dalam greenhouse
sehingga dapat menyerang tanaman gerbera. Saat musim penghujan datang air dapat langsung masuk ke dalam greenhouse Gambar 5b. Air hujan yang memercik dan
mengenai permukaan bunga dan daun dapat menjadi jalan masuk bagi penyakit. Percikan air hujan yang mengenai permukaan bunga akan mengakibatkan permukaan
bunga menjadi kotor dan tidak layak dipanen. Menurut Sheela 2008, lingkungan yang terkendali seperti di dalam greenhouse dapat meningkatkan produksi bunga potong
gerbera sebesar 25 – 60 .
Gambar 5. Kondisi Greenhouse pada Blok G: a Greenhouse yang Belum Selesai Diperbaiki, b Kondisi Greenhouse Setelah Hujan
a b
20
Struktur Organisasi dan Ketenagakerjaan
PT Puri Sekar Asri merupakan perusahaan baru dengan stuktur organisasi yang masih sederhana dan bersifat sentralisasi. Fungsi-fungsi umum seperti pemasaran,
administrasi, logistik, akuntasi dan pengaturan sumberdaya manusia masih dilakukan di kantor pusat, sedangkan bagian produksi hanya menjalankan fungsi produksi. Struktur
organisasi di PT PSA dari jabatan tertinggi hingga terendah secara berturut-turut adalah direktur utama, direktur, manager, kepala bagian divisi, dan karyawan Lampiran 8.
PT PSA dipimpin oleh direktur utama yang bertugas mengelola perusahaaan dan merencanakan strategi perusahaan. Direktur utama langsung membawahi direktur.
Direktur bertugas membuat kebijakan serta prosedur kerja, memeriksa prosedur kebijakan yang dijalankan oleh perusahaan, dan membina hubungan baik dengan
instansi pemerintah dan swasta yang terkait dalam kegiatan usaha. Direktur langsung membawahi manajer pemasaran, manajer kebun Lembang dan manajer umum.
Manajer pemasaran berperan dalam mengelola perencanaan pemasaran. Manajer pemasaran langsung membawahi karyawan bagian pemasaran. Tugas dan tanggung
jawab manajer pemasaran adalah: 1 Melaksanakan rencana berbagai aktivitas strategi pemasaran dengan segmentasi pasar yang jelas; 2 Menetapkan target setiap program
aktivitas pemasaran, serta melakukan evaluasi keefektifan strategi yang digunakan; 3 Memastikan program operasional yang telah direncanakan berjalan dengan baik;
4 Memberi masukan kepada Direktur mengenai situasi dan kondisi pasar dari waktu ke waktu; 5 Membina kerjasama dengan konsumen untuk mendukung tercapainya target
pemasaran; 6 Melakukan kontrol terhadap pemakaian budget secara efektif dan efisien serta dapat dipertanggungjawabkan.
Wewenang manajer pemasaran diantaranya: 1 Mengusulkan budget tahunan dan meminta persetujuan direktur untuk menggunakan biaya dalam aktivitas pemasaran
sesuai dengan budget yang disetujui; 2 Turut menentukan vendor suplier yang akan bekerjasama; 3 Menentukan konsep aktivitas promosi yang akan dilakukan;
4 Melakukan koordinasi dengan semua bagian yang terkait dengan tugas dan tanggung jawab manajer pemasaran.
21 Manajer produksi berperan dalam mengelola perencanaan produksi. Manajer
produksi langsung membawahi kepala divisi packing, kepala divisi produksi dan kepala divisi umum dan logistik. Tugas dan tanggung jawab manajer produksi adalah:
1 Membuat usulan kebijakan, saran, peraturan, dan prosedur kerja yang berlaku di divisi masing
–masing; 2 Melakukan supervisi, pengarahan, dan pembinaan kepada tiap divisi atas pelaksanaan program kerja, dan tercapainya sasaran perusahan;
3 Menerapkan teknik budidaya yang benar dan sesuai prosedur untuk masing –masing
jenis tanaman agar tercapai target produksi dengan kualitas produk yang layak jual; 4 Membina kerjasama dengan suplier unuk mendukung terlaksananya prosedur kerja
dan tercapainya target produksi; 5 Melakukan kontrol terhadap penggunaan budget secara efektif dan efisien serta dapat dipertanggungjawabkan.
Wewenang manajer pemasaran diantaranya: 1 Mengusulkan budget tahunan dan meminta persetujuan direktur untuk menggunakan biaya dalam aktifitas pemasaran
sesuai dengan budget yang disetujui; 2 Turut menentukan vendor suplier yang akan bekerjasama; 3 Melakukan koordinasi dengan semua bagian yang terkait dengan tugas
dan tanggung jawab manajer produksi. Manajer umum perperan dalam mengelola ketenagakerjaan dan keuangan
perusahaan. Manajer umum langsung membawahi kepala divisi HRD dan kepala divisi accounting dan financial. Tugas dan tanggung jawab manajer umum adalah:
1 Merencanakan, mengorganisir dan mengontrol cash flow perusahaan; 2 Menerima, memeriksa,
memproses dan
mengontrol seluruh
pengeluaraan perusahaan;
3 Mengontrol pembayaran kepada suplier melalui bagian financial; 4 Mengkoordinir laporan keuangan yang berkaitan dengan kegiatan perusahaan; 5 Membuat
administrasi, perizinan, dan surat menyurat yang berhubungan dengan perusahaan dan kegiatannya.
Wewenang manajer umum diantaranya: 1 Melakukan pemeriksaan dan kontrol terhadap seluruh transaksi keuangan perusahaan, termasuk yang terkait dengan divisi
lain; 2 Mengusulkan budget tahunan dan meminta persetujuan direktur untuk menggunakan biaya dalam aktifitas pemasaran sesuai dengan budget yang disetujui;
3 Menentukan perusahaan yang akan bekerjasama dengan perusahaan; 4 Mengatur penugasan supir dan penggunaan kendaraan operasional.
22 Tenaga kerja PT Puri Sekar Asri terdiri dari tenaga kerja tetap dan tenaga kerja
tidak tetap. Tenaga kerja tetap merupakan merupakan staf kantor yang berada di kantor pusat Jakarta dan kebun. Tenaga kerja tidak tetap merupakan karyawan kebun yang
bekerja secara harian. Total tenaga kerja tetap di kebun Cibodas yaitu 12 orang. Tenaga tidak tetap diperoleh dari masyarakat yang tinggal di sekitar kebun. Tenaga tidak tetap
hanya datang jika ada pekerjaan yang bersifat borongan. Karyawan kebun dan karyawan kantor masuk setiap hari. Pekerjaan dimulai
pada pukul 07.00 WIB sampai dengan pukul 15.30 WIB. Waktu istirahat pukul 12.00 –
13.00 WIB, sedangkan di kebun jam istirahan ditambah yaitu pada pukul 09.00 –
09.30WIB. Tenaga kerja tetap di kantor kebun mendapatkan libur secara bergilir dalam satu bulan. Tenaga kerja tidak tetap mendapatkan uang lembur untuk mengganti libur.
Sistem penggajian dilakukan berdasarkan tingkat pendidikan, keterampilan dan jabatan yang dimiliki oleh tenaga kerja. Upah karyawan harian dihitung berdasarkan
jumlah hari kerja dalam satu minggu. Selain upah dan gaji yang diterima karyawan, perusahaan juga memberikan tunjangan seperti jaminan kesehatan, biaya makan,
tunjangan Hari Raya dan insentif khusus untuk pekerja lembur. Gaji untuk tenaga kerja pria diberikan pada akhir bulan, sedangkan upah tenaga kerja wanita diberikan tiap
akhir minggu. Upah yang diterima oleh tenaga kerja tidak tetap sebesar Rp 20 000,00 per HKW hari kerja wanita dan Rp 35 000 per HKP hari kerja pria. Upah borongan
akan dihitung sesuai prestasi kerja karyawan. Upah lembur dihitung sebesar Rp 5 000,00 per jam, sehingga upah yang diperoleh setiap karyawan akan berbeda.
23
PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG Aspek Teknis
Aspek teknis yang dikerjakan dalam budidaya bunga potong gerbera meliputi: persiapan lahan dan media tanam, persiapan bahan tanam, persiapan tanam dan
penanaman, pemeliharaan, panen, pasca panen dan pemasaran bunga potong gerbera.
Persiapan Lahan dan Media Tanam
Pembukaan lahan dilakukan sebelum membuat bedengan. Pembukaan lahan di kebun Cibodas dilakukan dengan cara kimia dan mekanik. Pembukaan lahan secara
kimia dilakukan dengan menggunakan herbisida. Herbisida yang digunakan adalah herbisida sistemik dengan konsentrasi bahan aktif isopropilamina glifosat 486 g L dan
dosis 0.3 ml m
2
. Seminggu setelah aplikasi herbisida baru dilakukan pembersihan lahan secara mekanik yaitu menggunakan arit, cangkul, dan garpu.
Pembuatan bedengan dilakukan jika lahan telah bersih dari gulma. Bedengan dibuat dengan memberi patok pada setiap ujung bedengan dengan luas 1 x 30 m
2
. Antara bedeng satu dengan bedeng yang lain diberi jarak ± 50 cm. Patok yang
digunakan terbuat dari bambu yang telah dipotong meruncing pada bagian ujungnya dengan panjang ± 40 cm. Patok dipasang mengelilingi bedengan dengan jarak ± 50 cm
antar patoknya. Bedeng yang telah diberi patok kemudian dipasang terpal dengan tinggi 30 cm dari permukaan tanah sambil diputar mengelilingi bedengan. Dibutuhkan
0.28 HOK untuk menyelesaikan pembuatan satu buah bedengan. Tanah lapisan atas pada setiap bedengan yang telah jadi dikeluarkan dan
disimpan di samping bedengan. Bedengan diberi pupuk kandang ayam dengan dosis ± 100 kg bedeng, kemudian pupuk kandang ayam dan tanah dalam bedengan diaduk
dengan perbandingan 2:1 vv Gambar 6a. Setelah pupuk kandang ayam dan tanah tercampur rata bedengan disiram hingga mencapai kapasitas lapang. Bedengan yang
telah dicampur dengan pupuk kandang ayam kemudian dibiarkan selama ± 1 bulan seperti pada Gambar 6b sambil terus di siram dan dibalik setiap satu minggu sekali.
Tanah lapisan atas dimasukkan kembali ke dalam bedengan dan diaduk rata satu
24 minggu sebelum bibit di tanam seperti Gambar 6c. Dibutuhkan 0.11 HOK untuk
mengolah media tanam dalam satu bedeng sebelum penanaman dilakukan .
Gambar 6. Persiapan Lahan dan Media Tanam: a Pemberian Pupuk Kandang Ayam, b Bedengan yang Telah Dicampur Pupuk Kandang Ayam
dan Telah Dibiarkan Selama 1 Bulan, c Proses Pembalikan Media
a
b
Top soil Dinding bedengan
Pupuk kandang ayam
c
25
Persiapan Bahan Tanam
Bahan tanam yang digunakan dapat berasal dari biji, planlet hasil kultur jaringan, dan pemisahan anakan. Di kebun Cibodas bahan tanam yang digunakan
berasal dari anakan. Anakan diperoleh dari tanaman induk yang masih produktif, minimal berumur 1 tahun. Hal tersebut dipilih karena tanaman yang telah berumur
minimal 1 tahun memiliki anakan yang sudah cukup kuat untuk di pisahkan dari induknya. Tanaman induk yang dipilih berasal dari rumpun yang sehat terbebas dari
hama penyakit, memiliki pertumbuhan yang cepat, dan produksi bunganya banyak. Hal ini sesuai pendapat Ondra 1998, yang menyatakan perbanyakan yang diambil dari
tanaman induk yang kuat akan meningkatkan keberhasilan suatu perbanyakan. Rumpun indukan yang akan dijadikan bahan tanam dibongkar, kemudian anakan
dipisahkan. Pemisahan dapat dilakukan dengan cara langsung menarik anakan dari tanaman induk atau dengan memotong bagian stolonnya. Pembongkaran dan
pemisahaan anakan dilakukan pagi hari. Hal ini dilakukan untuk mengurangi tingkat stres yang dialami tanaman. Anakan yang telah terpisah kemudian dikumpulkan dan
dimasukan ke dalam ember sesuai dengan varietasnya. Dibutuhkan 0.07 HOK untuk menyiapkan bibit yang akan ditanam dalam satu bedeng.
Persiapan Tanam dan Penanaman
Daun dan akar tanaman anakan yang telah dipisahkan dari tanaman induk dibuang sebagian. Membuang sebagian daun dapat mengurangi laju transpirasi
tanaman, sedangkan memotong sebagian akar bertujuan untuk memudahkan penanaman dan diharapkan dapat merangsang pembentukan akar baru. Anakan yang telah dikurangi
daun dan akarnya kemudian direndam ke dalam larutan fungisida sistemik berbahan aktif Mefenoksam 45 dan Mankozeb 64 dengan konsentrasi 0.5 g L selama
±1 menit, lalu diangin-anginkan sebentar sebelum ditanam. Perendaman dengan fungisida bertujuan untuk mencegah penyebaran cendawan yang terbawa bahan tanam
dan atau masuk melalui bagian tanaman yang mengalami pelukaan.
26 Bedengan yang akan ditanam diolah dan diratakan terlebih dahulu. Media tanam
dalam bedengan diratakan menggunakan bambu panjang. Penanaman dapat dilakukan pagi hari antara pukul 07.00
–09.00 WIB atau sore hari antara pukul 14.30–15.30 WIB. Dibutuhkan 0.11 HOK untuk melakukan penanaman dalam satu bedeng. Penanaman
dilakukan dengan membuat lubang tanam sedalam ± 15 cm, kemudian memasukan anakan ke dalam lubang, dan menutupnya dengan agak ditekan. Kedalaman lubang
tanam tidak boleh terlalu dalam karena dapat menghalangi pertumbuhan tunas baru. Jarak tanam yang digunakan untuk menanam adalah 30 cm x 30 cm. Selesai menanam
kemudian dilakukan penyiraman. Pemeliharaan Tanaman
Pemeliharaan tanaman merupakan hal yang penting dalam budidaya tanaman. Pemeliharaan yang intensif dan terjadwal dengan baik dapat meningkatkan kualitas
tanaman dan hasil produksi yang baik pula. Pemeliharaan tanaman gerbera yang dilakukan di kebun Cibodas meliputi penyiraman, perompesan, penggemburan,
pengendalian gulma, pemupukan dan pengendalian organisme pengganggu tanaman.
a. Penyiraman
Jadwal penyiraman dilakukan 2 kali dalam satu minggu dengan mempertimbangkan kondisi tanah. Dibutuhkan 0.43 HOK untuk melakukan penyiraman
pada lahan seluas 3 240 m
2
. Penyiraman dilakukan pagi hari sekitar pukul 09.00
– 10.00 WIB atau sore hari sekitar pukul 14.30
–15.30 WIB. Penyiraman dilakukan karyawan secara manual menggunakan selang. Penyiraman sebaiknya dilakukan sampai
pada kondisi kapasitas lapang. Saat penyiraman sebaiknya air dari tanah tidak memercik mengenai daun dan bunga Gambar 7.
27
Gambar 7. Penyiraman Tanaman Gerbera
b. Perompesan
Perompesan daun dan bunga adalah salah satu kegiatan dalam pemeliharaan gerbera. Perompesan daun dan bunga bertujuan untuk membuang daun dan bunga yang
kering, layu, terkena hama penyakit, dan daun tua Gambar 8. Perompesan dilakukan dengan mencabut atau menggunting daun yang terletak paling bawah dan yang
terserang hama penyakit. Perompesan diupayakan tidak melebihi 30 dari jumlah daun keseluruhan. Perompesan dilakukan satu bulan sekali ketika daun tanaman sudah
terlihat rimbun. Dibutuhkan 0.07 HOK untuk melakukan perompesan dalam satu bedeng.
Gambar 8. Penampilan Daun dan Bunga yang Dirompes
28
c. Penggemburan