OUTFLOW BIAYA INVESTASI Pengendalian Hama Penyakit

Lampiran 10. Analisis Kelayakan Usahatani Bunga Potong Gerbera Uraian Tahun 1 2 3 4 5 A. INFLOW 1. Penjualan Produksi 75.000.000 100.250.000 135.337.500 182.705.625 219.246.750 2. Nilai Sisa Investasi 21.204.167 TOTAL INFLOW 75.000.000 100.250.000 135.337.500 182.705.625 240.450.917

B. OUTFLOW BIAYA INVESTASI

1. Instalasi Listrik 10.000.000 2. Bangunan Screen House 40.000.000 40.000.000 3. Bibit bunga 26.250.000 4. Pompa Air 15.000.000 5. Alat Pertanian 4.115.000 335.000 280.000 335.000 6. Pengolahan Lahan 800.000 TOTAL BIAYA INVESTASI 96.165.000 - 335.000 40.280.000 335.000 - BIAYA OPERASIONAL 1. Biaya Tetap a. Gaji karyawan 18.900.000 37.800.000 37.800.000 37.800.000 37.800.000 37.800.000 b. Sewa Lahan 3.750.000 3.750.000 3.750.000 3.750.000 3.750.000 3.750.000 c. Listrik 1.200.000 1.200.000 1.200.000 1.200.000 1.200.000 1.200.000 BIAYA OPERASIONAL 2. Biaya Variabel a. Pupuk anorganik 1.137.500 2.275.000 2.730.000 3.549.000 4.613.700 5.536.440 b. Pupuk Organik 1.000.000 850.000 850.000 850.000 850.000 850.000 c. Pestisida 2.414.300 3.449.000 4.138.800 5.380.440 6.994.572 8.393.486 81 Uraian Tahun 1 2 3 4 5 e. Transportasi 1.000.000 5.070.000 6.084.000 7.909.200 10.281.960 12.338.352 TOTAL BIAYA OPERASIONAL 29.401.800 54.994.400 57.273.280 61.375.264 66.707.843 71.329.412 TOTAL OUTFLOW 125.566.800 54.994.400 57.608.280 101.655.264 67.042.843 71.329.412 NET BENEFIT 125.566.800 20.005.600 42.641.720 33.682.236 115.662.782 169.121.505 DISCOUNT FACTOR 17 1,000 0,855 0,731 0,624 0,534 0,456 PVTAHUN 125.566.800 17.098.803 31.150.354 21.030.196 61.723.449 77.138.204 NPV Rp70.576.245,89 IRR 35 JUMLAH PV POSITIF 208.141.008 JUMLAH PV NEGATIF 125.566.800 NET BC 1,657612 PP 3 82 i KEGIATAN PANEN DAN PASCA PANEN BUNGA POTONG GERBERA Gerbera jamesonii DI PT PURI SEKAR ASRI, LEMBANG, BANDUNG. EVA RACHMAWATY A24070082 DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2012 ii RINGKASAN EVA RACHMAWATY. Kegiatan Panen dan Pasca Panen Bunga Potong Gerbera Gerbera jamesonii di PT Puri Sekar Asri, Lembang, Bandung. Dibimbing oleh Sintho Wahyuning Ardie. Kegiatan magang dilakukan di kebun produksi PT Puri Sekar Asri PT PSA. Kegiatan magang ini bertujuan untuk: 1 Mempelajari pengelolaan usaha bunga potong gerbera di PT PSA; 2 Mempelajari teknik budidaya bunga potong gerbera; 3 Mengidentifikasi kendala yang dihadapi perusahaan dan memberikan alternatif solusi dari kendala yang dihadapi; 4 Mencari tingkat kematangan dan ruang simpan yang cocok untuk mendapatkan vaselife bunga gerbera yang lebih lama. PT PSA merupakan perusahaan yang bergerak dalam bisnis bunga potong sejak tahun 1976. Produk yang dihasilkan oleh PT PSA adalah bunga potong lily, mawar, gerbera, lisianthus, hortensia, dan daun potong ruscus. Beberapa varietas gerbera yang diproduksi oleh PT PSA adalah Varietas Suny Boy, Starlite, Aruba, Ansofie, Ornella, Pompadour, Elegance, dan Marona. Produk yang dihasilkan oleh perusahaan didistribusikan ke hotel dan florist yang terdapat di Jakarta. Kegiatan magang dilakukan selama empat bulan. Magang dimulai pada awal bulan Maret sampai awal bulan Juli 2011. Kegiatan yang dilakukan selama magang meliputi bekerja sebagai karyawan harian lepas KHL selama satu bulan, bekerja sebagai asisten kepala divisi selama satu bulan, dan bekerja sebagai asisten manajer selama dua bulan. Data primer yang dikumpulkan meliputi data pertumbuhan tanaman gerbera, kegiatan panen dan pasca panen, kualitas bunga, dan pengamatan khusus berupa vaselife bunga potong gerbera Varietas Starlite. Data sekunder yang dikumpulkan diantaranya kondisi umum perusahaan meliputi lokasi kebun, luas area dan tata guna lahan, keadaan iklim dan tanah, struktur organisasi dan manajemen perusahaan, pengelolaan tenaga kerja, hasil produksi dan keragaman varietas bunga potong gerbera yang dibudidayakan di PT PSA. iii Produksi bunga potong gerbera masih lebih rendah dibandingkan potensi hasil yang dimiliki oleh masing-masing varietas, sehingga teknik budidaya bunga potong gerbera di kebun Cibodas perlu diperbaiki. Produksi yang baik harus dibarengi oleh perencanaan kegiatan yang baik, pengerjaan yang tepat waktu, dan koordinasi antar divisi yang baik. Perlu dilakukan pengontrolan secara rutin untuk seluruh kegiatan budidaya yang sudah dijadwalkan. Pemanenan bunga potong gerbera Varietas Starlite sebaiknya dilakukan pada saat terdapat 2 lingkaran benang sari BM. Bunga potong gerbera Varietas Starlite yang dipanen saat lingkaran benang sari 2 lingkaran BM dengan rasio diameter tangkai dan diameter bunga DT:DB 1:13.3 memiliki vaselife yang lebih lama dibandingkan bunga yang dipanen saat terdapat 2 lingkaran benang sari M dengan DT:DB 1:13.9 dan bunga yang dipanen saat terdapat 2 lingkaran benangsari SM dengan rasio DT:DB 1:13.5. Bunga potong gerbera yang telah dipanen sebaiknya langsung dimasukkan ke dalam air bersih. Pengangkutan bunga dari lahan ke packing house sebaiknya menggunakan tempat dan dilakukan secara bertahap untuk menghindari kerusakan mekanik akibat gesekan antar mahkota bunga. Penerapan sortasi dan grading perlu dilakukan untuk meningkatkan nilai ekonomi bunga potong gerbera. Peletakan bunga secara horisontal saat pengemasan tidak disarankan, karena sifat bunga potong gerbera yaitu geotropik. Perolehan Net Present Value NPV sebesar Rp 70 187 879.32, Net Benefit Cost Rasio Net BC 1.65, nilai Internal Rate of Retun IRR 35 lebih besar dari tingkat diskonto, dan Payback Period PP 3 tahun , berarti bisnis bunga potong gerbera layak untuk dilakukan. 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Pengembangan produksi dan distribusi komoditas florikultur khususnya bunga potong dan tanaman hias saat ini memiliki peran yang sangat strategis dalam mendukung perekonomian nasional. Hal ini dikarenakan terjadinya perubahan gaya hidup yang disertai peningkatan pendapatan masyarakat terutama di kota-kota besar, sehingga pandangan masyarakat terhadap bunga potong semakin positif. Bunga potong sering dijadikan rangkaian bunga untuk penghias ruangan. Rangkaian bunga juga dapat digunakan sebagai simbol untuk mewakili perasaan seseorang, seperti rasa cinta, permohonan maaf, serta sebagai ucapan suka duka kepada kerabat dan sanak saudara. Peningkatan permintaan bunga potong yang semakin tinggi mengakibatkan kebutuhan bunga potong dalam negeri hingga saat ini belum terpenuhi. Direktur Jenderal Bina Produksi Hortikultura 2001, menyebutkan bahwa Indonesia masih memerlukan impor bunga potong sebanyak 5 –15 dari total volume yang dihasilkan. Menjelang Natal dan tahun baru 2010 permintaan tanaman hias termasuk bunga potong mengalami lonjakan mencapai 50 –80 Zakia, 2010. Produksi bunga potong harus lebih ditingkatkan untuk dapat memenuhi permintaan pasar bunga potong dalam negeri. Peningkatan produksi bunga potong sebaiknya ditunjang dengan inovasi agar lebih menarik minat konsumen terhadap produk bunga potong. Inovasi yang dilakukan dapat berupa teknologi dalam budidaya, teknologi pasca panen ataupun mengintroduksi bunga-bunga yang cocok ditanam di Indonesia. Gerbera Gerbera jamesonii merupakan salah satu tanaman introduksi yang banyak diminati masyarakat Indonesia. Gerbera merupakan tanaman asli Afrika Selatan Rogers dan Tjia, 1990. Gerbera banyak diminati karena memiliki bentuk dan warna mahkota bunga yang indah. Badan Pusat Statistik 2009 menyebutkan produksi bunga potong gerbera di Indonesia cenderung mengalami peningkatan yaitu 4 874 098 tangkai pada tahun 2006 menjadi 5 185 586 tangkai pada tahun 2009. Bunga potong merupakan salah satu produk hortikultura yang diperlukan pada kondisi segar, tidak dapat disimpan dalam waktu lama, dan mudah rusak. Bunga potong 2 yang dipasarkan harus memiliki kualitas yang baik. Umur kesegaran bunga potong merupakan faktor penting dalam menentukan kualitas dan nilai ekonomis bunga potong selain penampilan bunga yang menarik. Penurunan mutu bunga banyak dijumpai pada aktivitas panen dan pasca panen. Penanganan yang serius pada kegiatan pra-panen sampai pasca panen harus dilakukan agar dapat meningkatkan kualitas dan kuantitas bunga potong, sehingga dihasilkan produk dengan mutu yang sesuai dengan keinginan konsumen. Soekartawi 1996, menyarankan penanganan pasca panen perlu dilakukan guna mempertahankan mutu bunga setelah dipanen. PT Puri Sekar Asri PSA merupakan perusahaan yang bergerak dalam bisnis bunga potong sejak tahun 1976. Produk yang dihasilkan oleh PT PSA adalah bunga potong lily, mawar, gerbera, lisianthus, hortensia dan daun potong ruscus. Produk yang dihasilkan oleh perusahaan didistribusikan ke hotel dan florist yang terdapat di Jakarta. PT PSA memproduksi beberapa varietas gerbera diantaranya Ansofie, Aruba, Suny Boy, Starlite, Pompadour, Ornella, Elegance, dan Marona Lampiran 1. Sehubungan dengan potensialnya pengembangan bunga potong, maka penulis tertarik magang di kebun bunga potong yang dimilik oleh PT PSA dengan komoditi bunga potong gerbera. Aspek yang ditekankan dalam kegiatan magang adalah kegiatan panen dan penanganan pasca panen, khususnya untuk memperpanjang vaselife bunga potong gerbera. Tujuan Kegiatan magang ini bertujuan untuk: 1 Mempelajari pengelolaan usaha bunga potong di PT PSA, khususnya bunga potong gerbera; 2 Mempelajari teknik budidaya bunga potong, khususnya pemanenan dan penanganan pasca panen bunga potong gerbera; 3 Mengidentifikasi kendala yang dihadapi perusahaan dan memberikan alternatif solusi dari kendala yang dihadapi; 4 Mencari tingkat kematangan dan ruang simpan yang cocok untuk mendapatkan vaselife bunga gerbera yang lebih lama. 3 TINJAUAN PUSTAKA Botani Gerbera Gerbera Gerbera jamesonii merupakan salah satu tanaman introduksi yang berasal dari Afrika Selatan Rogers dan Tjia, 1990. Terdapat lebih dari 40 spesies gerbera di alam bebas dan tersebar dari Afrika, Madagaskar hingga Asia Kőnemann, 2004. Di negara tropis gerbera ditanam di daerah pegunungan yang beriklim sejuk Soekartawi, 1996. Di Jawa Barat gerbera sering disebut sebagai bunga herbras. Sentra penanaman bunga potong gerbera di Indonesia berada di daerah Kaban Jahe, Barus Jahe, dan Simpang Empat Sumatra Utara, Brastagi, Cipanas, Lembang, Sukabumi Jawa Barat, Bandungan Jawa Tengah, Batu dan Pujon Malang, Jawa Timur Teknologi Tepat Guna, 2005. Gerbera merupakan tanaman tahunan perennial berbentuk herba yang dapat tumbuh mencapai 45.72 cm Rimando, 2003. Pertumbuhan vegetatifnya menghasilkan serumpun tanaman yang tampak kompak dan berumur panjang Rismunandar, 1992. Tanaman gerbera dapat berproduksi baik sampai umur 2.5 tahun dalam kondisi yang terkendali Sheela, 2008. Taksonomi tanaman gerbera adalah sebagai berikut Teknologi Tepat Guna, 2005: Kingdom : Plantae Divisi : Spermatophyta Kelas : Magnoliopsida Ordo : Asterales Famili : Compositae Genus : Gerbera Spesies : Gerbera jamesonii Gerbera memiliki perakaran serabut dan menyebar ke segala arah. Panjang akar gerbera dapat mencapai 0.8 m pada akhir umur ekonomis. Tinggi tanaman gerbera antara 35 –60 cm Singh, 2006. Batang gerbera berada di dalam tanah, berukuran pendek membentuk stolon. Tangkai bunga gerbera berwarna hijau, berbentuk bulat, dan 4 terdapat rongga di tengahnya. Permukaan tangkai bunga dilapisi oleh rambut halus. Panjang tangkai bunga gerbera bervariasi antara 35 –65 cm tergantung dari varietasnya Singh, 2006. Gerbera memiliki daun tunggal yang tersebar dan berhadapan di bagian bawah roset. Tepi daun gerbera berbentuk bercangap pissus Wijayakusuma, 2000. Bentuk daun sempit pada bagian pangkal dan melebar pada bagian ujungnya. Bentuk ujung dan pangkal daun gerbera bervariasi menurut varietasnya. Gerbera memiliki ukuran daun bervariasi seperti panjang daun antara 12 –20 cm, lebar daun antara 5–7 cm dan panjang tangkai daun 15 cm. Seluruh permukaan daun dilapisi dengan rambut –rambut halus Sheela, 2008. Berdasarkan kelengkapanya gerbera merupakan bunga lengkap yang memiliki kelopak bunga, mahkota bunga, benang sari, dan putik. Gerbera merupakan bunga tunggal berbentuk cakram, karena hanya terdapat satu bunga dalam satu tangkai. Bentuk bunganya seperti bunga Daisy berukuran 7-10 cm, namun pada variatas hibrid diameter bunga dapat mencapai 15 cm Sheela, 2008. Gerbera memiliki bentuk bunga menyerupai kumpulan pita atau disebut bunga pita yang tersusun membulat. Mahkota bunganya berbentuk panjang dan memiliki warna-warna menarik seperti, merah, putih, merah jambu, oranye, kuning, dan ungu . Bagian tengah bunga gerbera disebut bunga tabung yang tersusun dari ratusan bunga kecil, sehingga terlihat menyerupai satu bunga yang utuh Gambar 1. Menurut Singh 2006, biasanya bunga gerbera memiliki lima benang sari dan satu putik. Gambar 1. Struktur Tanaman Gerbera Tangkai Bunga Bunga pita Bunga tabung Daun 5 Syarat Tumbuh Gerbera Tanaman gerbera dapat ditanam hingga ketinggian 1 200 m di atas permukaan laut dpl. Tanaman gerbera dapat tumbuh di dataran rendah namun pertumbuhan vegetatif dan generatifnya kurang baik bila dibandingkan dengan pertumbuhannya di dataran tinggi Soekartawi, 1996. Gerbera cocok dibudidayakan pada jenis tanah berpasir, gembur, dan kaya akan bahan organik dengan drainase yang baik dengan tingkat kemasaman tanah 6.0 –6.5 Boodley, 1996. Gerbera menghendaki lingkungan dengan cahaya dan ketersediaan air cukup untuk pertumbuhannya Soekartawi, 1996. Temperatur yang disarankan untuk menghasilkan kualitas bunga yang baik adalah dengan suhu malam 10 –13 °C dan suhu siang antara 18–21 °C, perbedaan suhu siang dan malamnya lebih dari 8 °C Boodley, 1996. Panen dan Pasca Panen Bunga Potong Panen merupakan kegiatan pengambilan hasil produksi tanaman yang dibudidayakan. Diperkirakan, kehilangan hasil pada produk hortikultura masih relatif tinggi melebihi 20 Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura, 2004. Kegiatan pasca panen bertujuan untuk mempertahankan mutu produk agar tetap prima sampai di tangan konsumen, menekan kehilangan karena penyusutan dan kerusakan, memperpanjang daya simpan, dan meningkatkan nilai ekonomis hasil pertanian. Menurut Soekartawi 1996, kegiatan pengolahan pasca panen meliputi pengangkutan, pengumpulan, pemilihan kualitas grading, pengemasan, penyimpanan, dan penggunaan bahan kimia. Panen Bunga Potong Gerbera Bunga pertama muncul 10 –12 minggu setelah tanam anakan Sheela, 2008. Pemanenan bunga gerbera dapat dilakukan setelah tanaman berumur 6 –8 bulan setelah tanam dengan bibit yang berasal dari biji, atau 3 –5 bulan dengan bibit yang berasal dari anakan Teknologi Tepat Guna, 2005. Bunga gerbera dipanen ketika terbuka penuh dan saat dua lingkaran benang sari disk floret pecah Rogers dan Tjia, 1990; Singh, 2006; 6 Sheela, 2008. Apabila dipanen terlalu awal mahkota bunga tidak dapat mekar sempurna dan mudah rontok Sheela, 2008. Pemanenan bunga gerbera sebaiknya dilakukan dengan cara menarik tangkai bunga dan langsung menempatkannya dalam air Singh, 2006. Hal ini dilakukan untuk mencegah kelayuan bunga dan mengurangi kebusukan akibat adanya organisme pengganggu yang terbawa dalam alat pemanen bunga Rogers dan Tjia, 1990. Pemotongan tangkai gerbera saat pemanenan tidak cocok untuk penyimpanan jangka panjang Singh, 2006. Sebaiknya pemanenan bunga gerbera dilakukan pada pagi atau sore hari Rimando, 2003. Pengumpulan Bunga yang Telah Dipanen Pengumpulan adalah upaya menyatukan hasil panen pada tempat, wadah atau media tertentu sebelum dilakukan kegiatan pasca panen berikutnya Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura, 2004. Proses pengumpulan pada berbagai bunga potong pada umumnya sama. Bunga calla lily yang telah dipanen langsung dimasukkan ke dalam ember berisi air yang mengandung bakterisida International Flower Bulb Center, 2010. Bunga mawar yang telah dipanen dimasukkan ke dalam ember. Ember yang berisi mawar potong diletakkan di tempat yang teduh, terlindung dari panas matahari, dan terhindar dari pecikan air atau kotoran. Hal ini dilakukan agar hasil panen terhindar dari layu dan kerusakan lainnya yang dapat mengakibatkan penurunan kualitas bunga Sudarsono, 2009. Pengangkutan Bunga ke Packing House Bunga yang telah terkumpul di dalam ember berisi air yang mengandung bakterisida kemudian dibawa ke packing house untuk dilakukan sortasi dan grading. Produk yang diangkut sebaiknya terhindar dari sinar matahari secara langsung Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura, 2004. Pengangkutan dari kebun ke packing house dilakukan secara hati-hati, karena mahkota bunga mudah rusak dan terluka bila terkena gesekan atau goncangan keras Soekartawi, 1996. 7 Sortasi dan Grading Sortasi merupakan kegiatan pemilihan produk yang baik dari produk-produk yang rusak, cacat dan benda asing lainnya. Pembersihan dilakukan pada bagian tangkai, daun dan membuang bagian bunga yang rusak atau setengah rusak sekiranya perlu dibuang Soekartawi, 1996. Grading adalah kegiatan pengkelasan produk berdasarkan karakteristik fisik seperti ukuran, bentuk dan warna Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura, 2004. Standarisasi mutu adalah mengklasifikasikan produk berdasarkan standar mutu untuk memperoleh produk yang bermutu secara konsisten. Standar mutu dapat mengacu pada Standar Nasional Indonesia SNI, Standar Internasional atau kesepakatan antara produsen dan konsumen Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura, 2004. Mutu pada bunga krisan dan anyelir ditentukan oleh panjang tangkai bunga, kondisi tangkai bunga, kondisi bunga, diameter mahkota bunga, kondisi daun, keseragaman kultivar, dan benda asing atau kotoran pada tangkai dan bunga SNI 1998; SNI 1999. Pada gerbera, mutu bunga lebih ditentukan oleh diameter bunga Sheela, 2008. Vereniging van Bloemenveilingen in Nederland 2004 menentukan standar bunga gerbera ke dalam beberapa kelas seperti ditampilkan dalam Tabel 1. Tabel 1. Grading Ukuran Diameter Mahkota Bunga Potong Gerbera Diameter Mahkota Bunga cm Ukuran 11 11 10 10 9 09 8 08 Pengikatan dan Pengemasan Bunga yang telah melewati proses sortasi dan grading berdasarkan ukuran dan varietasnya kemudian diikat. Satu ikat bunga potong biasanya berjumlah 10-20 tangkai bunga, namun hal tersebut dapat disesuaikan dengan permintaan konsumen Soekartawi,1996. Vereniging van Bloemenveilingen in Nederland 2004 menyatakan bahwa, dalam satu ikat bunga gerbera tipe standar terdiri dari 10 tangkai bunga, sedangkan satu ikat bunga gerbera tipe mini terdiri dari 25 tangkai bunga. 8 Pengemasan berfungsi untuk melindungi produk dari kerusakan mekanis, menciptakan daya tarik bagi konsumen, memberikan nilai tambah produk, dan memperpanjang daya simpan produk Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura, 2004. Pengemasan yang baik dapat melindungi barang segar dari pengaruh lingkungan seperti sinar matahari dan kelembaban dan mencegah terjadinya kememaran Hardenberg, 1986. Bunga gerbera memiliki sifat geotropik, sehingga pengemasannya harus dalam posisi berdiri Boodley, 1996. Bunga potong gerbera dengan panjang tangkai 35 cm dikemas menggunakan kotak, sedangkan untuk bunga dengan panjang tangkai 35 cm cukup dengan ember yang berisi air Vereniging van Bloemenveilingen in Nederland, 2004. Penyimpanan Penyimpanan dilakukan jika hasil panen tidak langsung didistribusikan. Penyimpanan juga memiliki peran penting dalam menjaga kestabilan penawaran dan permintaan bunga potong di pasar. Metode penyimpanan bunga potong dapat dilakukan dengan penyimpanan suhu rendah, penyimpanan dengan atmosfer terkendali dan atmosfer termodifikasi atau penyimpanan bertekanan rendah Halevy dan Mayak, 1981. Penyimpanan produk hortikultura berfungsi untuk mengendalikan transpirasi, respirasi, serta mempertahankan produk dalam bentuk yang paling berguna untuk konsumen maupun untuk bahan pengolahan Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura, 2004. Penyimpanan suhu dingin pada bunga potong dapat dilakukan dengan penyimpanan basah dan penyimpanan kering. Suhu yang digunakan untuk penyimpanan kering mendekati suhu titik beku. Umur simpan bunga akan lebih panjang jika disimpan dengan cara penyimpanan kering. Pada penyimpanan kering bunga dikemas dalam wadah tertutup terlebih dulu, oleh karena itu perlu dilakukan pendinginan pendahuluan sebelum dikemas. Pendinginan pendahuluan dilakukan agar proses pendinginan tidak terhambat Halevy dan Mayak, 1981. Bunga gerbera sangat rentan terhadap serangan cendawan sehingga tangkai harus disemprot atau dicelupkan dalam larutan fungisida 9 sebelum disimpan. Setelah disimpan tangkai harus dipotong dan ditempatkan dalam air atau larutan pengawet selama 2 –3 jam untuk rehidrasi Singh, 2006. Pengiriman Pengiriman hasil panen merupakan kegiatan pasca panen yang terakhir. Bunga yang telah siap dipasarkan dikumpulkan kembali. Pengiriman bunga potong gerbera dilakukan dengan mengemas bunga ke dalam kotak. Ukuran kotak yang digunakan untuk mengemas bunga tergantung pada jenis dan grade berdasarkan diameter mahkota bunga. Jumlah tangkai bunga per kotak dapat dilihat pada Tabel 2 Vereniging van Bloemenveilingen in Nederland, 2004. Tabel 2. Jumlah Tangkai Bunga berdasarkan Diameter Mahkota Bunga dan Jumlah Lubang per Kotak. Diameter Mahkota Bunga cm Jumlah Lubang pada Kotak Jumlah Tangkai per Kotak ≤ 7 30 60 8 35 70 9 35 70 25 50 10 – 11 25 50 ≥ 12 25 50 20 40 Selama pengangkutan, produk harus dijaga dari kemungkinan terjadi benturan, gesekan, dan tekanan yang terlalu besar sehinga dapat menimbulkan kerusakan atau menurunnya mutu produk Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura, 2004. Singh 2006 menyatakan bahwa, suhu ideal gerbera selama transportasi antara 4 –6 °C. 10 METODOLOGI Waktu dan Tempat Kegiatan magang dilaksanakan di PT Puri Sekar Asri PSA, Desa Cibodas, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat. Kegiatan magang dilakukan selama empat bulan. Magang dimulai pada awal bulan Maret sampai awal bulan Juli 2011. Metode Magang Metode magang yang dilaksanakan adalah bekerja di lapang dengan praktik langsung di kebun mengikuti sistem yang ditetapkan oleh perusahaan. Kegiatan yang dilakukan meliputi seluruh aspek teknis dan manajerial baik di kebun maupun di kantor. Tahapan kegiatan magang yang dilaksanakan antara lain: 1. Orientasi lapang Kegiatan ini dilakukan pertama kali untuk mengenal perusahaan lebih dekat mengenai lokasi, sistem kerja yang dijalankan, dan pengarahan lebih lanjut mengenai segala aktivitas perusahaan. 2. Bekerja sebagai karyawan harian lepas KHL Kegiatan yang dilaksanakan meliputi persiapan lahan, penanaman, pemupukan, pengairan, pengendalian organisme pengganggu tanaman OPT, panen, dan penanganan pasca panen. Kegiatan dilakukan selama satu bulan Lampiran 2. 3. Pendamping kepala divisi kebun Kegiatan yang dilaksanakan diantaranya membantu membuat perencanaan produksi dalam suatu divisi, mengawasi pekerjaan KHL, serta mencatat dan melaporkan kegiatan kerja harian. Kegiatan yang dilakukan disesuaikan dengan aktivitas supervisor kebun. Kegiatan dilakukan selama satu bulan Lampiran 3. 4. Pendamping manajer kebun Kegiatan yang dilaksanakan diantaranya mempelajari program kerja sebagai manajer di kebun, membantu dalam pembuatan rencana kerja, membantu 11 mengawasi dan mengelola tenaga kerja, menganalisis kegiatan kebun, dan membuat laporan harian, mingguan, dan bulanan. Kegiatan yang dilakukan disesuaikan dengan kegiatan manajer kebun. Kegiatan dilakukan dua bulan selama kegiatan magang Lampiran 4. Pengumpulan Data dan Informasi Data yang dikumpulkan selama kegiatan magang meliputi data primer dan data sekunder. Data sekunder dikumpulkan melalui studi pustaka, wawancara, dan diskusi dengan staf dan pekerja di kebun. Data sekunder yang dikumpulkan diantaranya kondisi umum perusahaan meliputi lokasi kebun, luas area dan tata guna lahan, keadaan iklim dan tanah, struktur organiasi dan manajemen perusahaan, pengelolaan tenaga kerja, hasil produksi, dan keragaman varietas bunga potong gerbera yang dibudidayakan di PT PSA. Data primer diperoleh dari hasil pengamatan langsung mulai dari pertumbuhan tanaman hingga penanganan pasca panen meliputi: 1. Fase Vegetatif dan Generatif Pengamatan pada fase generatif diantaranya: 1 Jumlah anakan, banyaknya jumlah anakan dalam satu rumpun, 2 Jumlah bunga, banyaknya bunga per tanaman, 3 Panjang tangkai bunga, pertambahan panjang tangkai bunga per minggu hingga bunga siap panen, 4 Diameter bunga, pertambahan lebar diameter bunga per minggu hingga bunga siap panen. Pengamatan dilakukan dengan mengambil 10 tanaman contoh untuk setiap varietas yang diamati. 2. Panen Pengamatan diantaranya: 1 Lama panen, dihitung dari awal bunga muncul hingga dapat dipanen, 2 Waktu pemanenan, waktu panen bunga gerbera yang diterapkan di perusahaan, 3 Hasil Panen, jumlah bunga yang dipanen dalam luasan tertentu, 4 Teknik pemanenan yang diterapkan, cara pemanenan yang dilakukan di perusahaan. 5 Panjang tangkai, panjang tangkai bunga saat dipanen, 6 Diameter bunga, diameter bunga saat dipanen. 12 3. Pasca panen Pengamatan diantaranya: 1 Sortasi dan seleksi kualitas, cara sortasi yang dilakukan di kebun 2 Persentase kehilangan hasil, dilihat pada setiap tahapan pasca panen pengumpulan, pengangkutan, sortasi dan grading, pengikatan dan pembungkusan, pengemasan, dan penyimpanan, 3 Pengemasan dan pengepakan, cara mengemas dan mengepak bunga yang digunakan di kebun. 4. Kualitas Bunga Pengamatan terhadap kualitas bunga dilakukan dengan membandingkan antara standar kualitas yang ditetapkan perusahaan dengan kualitas produk yang ditemukan di lapang. Pembandingan dilakukan dengan menampilkan contoh tanaman yang termasuk dalam standar mutu perusahaan, kemudian dilakukan perhitungan persentase masing-masing varietas yang memenuhi standar mutu perusahaan. 5. Vaselife Pengamatan diantaranya: 1 Jumlah mahkota yang layu, dilihat dari tekstur bunga yang lemas, adanya bintik hitam atau coklat pada bunga, cabang bunga yang mulai merunduk, dan tidak adanya tegangan permukaan mahkota bunga. Halevy dan Mayak 1981, menyatakan bahwa pengamatan dihentikan sampai 50 bunga yang mekar mengalami kelayuan. Penentuan persentase kelayuan bunga ditentukan dengan rumus: Persentase bunga layu= 2 Warna dan penampilan bunga, pengamatan dilakukan menggunakan skoring angka mulai dari 1 –5 yang menunjukan sangat buruk hingga sangat baik. 6. Analisis kelayakan usahatani Data diperoleh melalui wawancara kepada karyawan, diskusi dengan manajer, studi literatur, dan survei harga langsung ke toko pertanian sekitar. 13 Analisis Data dan Informasi Data yang bersifat kuantitatif dianalisis menggunakan rataan, standar deviasi, persentase, uji-t, dan uji F. Vaselife bunga diuji menggunakan rancangan tersarang. Model matematika rancangan percobaannya adalah: Y ijk = µ+α i +ß ji +ε ijk Dimana: Y ijk : nilai hasil pengamatan pada suhu ke-i dengan tingkat kematangan ke-j dan ulangan ke-k. µ : nilai rata-rata umum. α i : pengaruh perlakuan suhu ke-i. ß ji : pengaruh perlakuan tingkat kematangan ke-j yang tersarang dalam suhu ke-i ε ijk : galat umum percobaan. Data hasil pengamatan diolah menggunakan uji F pada sistem SAS 9.1.3. Statistical Analysis System. Data yang menunjukkan pengaruh nyata dilanjutkan dengan uji Duncan Multiple Range Test DMRT pada taraf α= 5 . Dilakukan analisis kelayakan usahatani meliputi NPV Net Present Value, Net BC Net Benefit Cost Ratio, IRR Internal Rate of Return, PP Payback Period untuk melihat kelayakan usaha budidaya bunga potong gerbera. Data pengamatan yang telah dianalisis kemudian diuraikan secara deskriptif dan dibandingkan dengan standar yang ditetapkan oleh perusahaan serta hasil studi literatur yang dilakukan. 14 KEADAAN UMUM Sejarah dan Perkembangan Perusahaan PT Puri Sekar Asri yang terletak di daerah Pondok Labu, Jakarta Selatan didirikan oleh Ir. Subiyanto pada tahun 1976. Perusahaan ini memulai bisnis dengan budidaya tanaman anggrek kemudian diikuti pembibitan tanaman hias. Setelah Ir. Subiyanto meninggal dunia, perusahaan diserahkan kepada Ibu Atie Subiyanto hingga sekarang 2011. Tahun 1994 Puri Sekar Asri menjadi sebuah Perseroan Terbatas PT berbadan hukum nomor 228 dengan nama PT Puri Sekar Asri. Tahun 1997 PT Puri Sekar Asri menjadi anggota Asosiasi Bunga Indonesia Asbindo. Kantor pusat perusahaan berlokasi di Jl. Pangkalan Jati no. 513A, Jakarta Selatan. Lokasi ini merupakan pusat kegiatan untuk divisi landscape, rental tanaman hias dan angrek. Kantor pemasaran bunga potong Trader mulai tahun 1995 berlokasi di Jl. H. Saidi V no. 11, Cipete, Jakarta Selatan. Saat ini perusahaan memiliki 3 kebun produksi, yaitu: kebun Cibodas yang digunakan untuk produksi bunga potong, kebun Depok, dan kebun Pangkalan Jati digunakan untuk produksi anggrek pot. Peningkatan usaha dilakukan dengan perluasan lahan secara konsisten, serta pengembangan teknologi terapan yang kemudian sangat membantu dalam upaya peningkatan mutu dan kuantitas produksi. Saat ini perusahaan memiliki berbagai divisi kegiatan usaha, diantaranya adalah nursery, trading, landscape, rental tanaman, florist, dan dekorasi. Permintaan bunga potong yang terus meningkat merupakan peluang pasar yang cukup cerah bagi perusahaan. Oleh karena itu, perusahaan mulai membudidayakan bunga potong seperti gerbera, mawar, lily, lisianthus, dan ruscus sebagai daun potong. Visi perusahaan adalah menjadi perusahaan yang unggul di bidang tanaman hias dalam hal mutu, pertumbuhan, dan kemampuan memperoleh keuntungan. Melalui visi tersebut, perusahaan berusaha untuk meningkatkan dan mengembangkan produk- produk yang berkualitas tinggi. Misi perusahaan adalah memenuhi kebutuhan konsumen dengan produk berkualitas unggul dan memberikan pelayanan prima. Hal tersebut dilakukan untuk menciptakan hubungan yang interaktif antara perusahaan dan konsumen. Pencapaian 15 inovasi untuk menghasilkan produktivitas tinggi dilakukan untuk memperoleh keuntungan yang optimal untuk menjaga kesinambungan hidup perusahaan dan kesejahteraan bagi seluruh karyawan. Lokasi Perusahaan dan Letak Wilayah Administratif PT Puri Sekar Asri merupakan perusahaan yang bergerak di bidang florikultur. Perusahaan ini berpusat di Jl. Pangkalanjati I no. 513A, Jakarta Selatan sedangkan kantor pemasaran bunga potongnya berada di Jl. H. Saidi V no. 11, Cipete, Jakarta Selatan. Kebun produksi PT Puri Sekar Asri berlokasi di Jl. Raya Maribaya Timur Rt 03Rw 06 Desa Cibodas, Kecamatan Lembang. Jarak dari Desa Cibodas ke ibukota kecamatan adalah 8 km. Waktu tempuh ke ibukota kecamatan dengan menggunakan kendaraan bermotor adalah 0.5 jam. Akses transportasi dan jaringan telekomunikasi yang baik memudahkan untuk mencapai lokasi perusahaan. Desa Cibodas berada pada 6 ° 48’42” LS – 107 ° 37’3” BT dengan ketinggian 1 260 mdpl. Desa Cibodas terletak pada wilayah yang berbukit –bukit. Wilayah adminstratif Desa Cibodas berbatasan dengan Desa Wangunharja di sebelah Utara, Desa Cimenyan di sebelah Selatan, Desa Suntenjaya di sebelah Timur dan Desa Langensari di sebelah Barat. Keadaan Iklim dan Tanah Curah hujan di Desa Cibodas pada tahun 2010 adalah 3 296.8 mmtahun dengan 150 hari hujan. Suhu harian di Ds. Cibodas berkisar 15 °C sampai dengan 24 °C dan kelembaban relatif harian 82 Stasiun Klimatologi Margahayu II Lembang, 2011. Data cuaca selekapnya dapat dilihat pada Lampiran 5 dan 6. Jenis tanah di kebun Cibodas adalah andosol dengan struktur lempung berliat sampai lempung berdebu. Tanah andosol memiliki pH antara 5.0 –6.5. Luas Area dan Tata Guna Lahan Kebun Cibodas adalah kebun yang disewa oleh PT PSA untuk melakukan kegiatan produksi bunga potong. Kebun dengan luas 1 ha ini awalnya adalah lahan tidur 16 milik penduduk sekitar. Pada tahun 1996 PT PSA mulai menyewa lahan tersebut hingga saat ini 2011. Keputusan perusahaan untuk menyewa lahan di desa Cibodas antara lain disesuaikan oleh kondisi iklim dan tanah yang cocok untuk budidaya bunga potong, biaya produksi dan tenaga kerja yang murah, serta sewa lahan yang murah, dan kemudahan dalam mengakses transportasi sebagai pendukung dari proses produksi. Luas keseluruhan kebun Cibodas adalah 1 ha, yang terbagi menjadi kebun produksi dan fasilitas penunjang. Luas kebun produksi adalah 0.85 ha berupa greenhouse yang digunakan untuk memproduksi bunga potong lily, lisianthus, mawar, gerbera, dan hortensia serta ruskus sebagai daun potong. Fasilitas penunjang seluas 0.15 ha terdiri dari kantor, mess karyawan, cool storage, packing house, gudang penyimpanan, bak penampungan air, dan lahan terbuka yang biasa ditanam sayuran oleh karyawan. Denah dari kebun Cibodas dapat dilihat pada Lampiran 7. Kebun Cibodas memliki 2 greenhouse yang terdiri dari 11 blok. Greenhouse I terdiri dari 9 blok dengan luas 8 000 m 2 . Greenhouse I digunakan untuk memproduksi bunga lily sebanyak 47 bedeng dengan luas ± 60 m 2 per bedeng, bunga mawar sebanyak 36 bedeng dengan luas ± 45 m 2 per bedeng, bunga gerbera sebanyak 108 bedeng dengan luas ± 30 m 2 per bedeng, bunga lisianthus 6 bedeng dengan luas ± 30 m 2 per bedeng, bunga hortensia, dan daun potong ruscus yang ditanam di pinggir greenhouse. Greenhouse II terdiri dari 2 blok dengan luas 500 m 2 . Gereenhouse II digunakan untuk memproduksi bunga lily sebanyak 2 blok. Bangunan greenhouse diantaranya berfungsi untuk melindungi tanaman dari terpaan air hujan, mengurangi intensitas cahaya yang masuk, mengurangi tingkat serangan OPT, dan menjaga agar suhu dan kelembaban udara tetap ideal. Greenhouse yang dimiliki PT PSA berbentuk Piggy Back yang disatukan menjadi satu blok greenhouse besar multispan. Tiang bangunan greenhouse I terbuat dari kayu yang telah diberi pondasi beton, sedangkan tiang greenhouse II terbuat dari bambu gajah yang dilapisi oleh plastik pada bagian bawahnya pondasi. Atap bangunan greenhouse terbuat dari bahan polyethylene dengan ketebalan 2 µm. Bahan polyethylene dipilih karena harganya murah, ukuranya besar dan mudah dipasang. Kekurangan dari penggunaan atap berbahan polyethylene adalah jangka waktu penggunaannya pendek 2 –3 tahun. Greenhouse memiliki dinding yang terbuat dari bahan screen. Screen 17 berfungsi untuk memberikan ventilasi alami yang mampu mengontrol suhu dalam greenhouse dan mengurangi serangan OPT. Bangunan greenhouse I adalah bangunan lama yang dibuat pada tahun 1994. Kondisi greenhouse I kurang baik Gambar 2. Screen pada dinding greenhouse I banyak yang sobek dan hilang sedangkan greenhouse di blok G bunga gerbera belum terpasang atap. greenhouse II yang pembangunannya baru selesai pada bulan Maret 2011 kondisinya masih baik Gambar 3. Kurangnya perhatian perusahaan terhadap perbaikan greenhouse merupakan salah satu faktor yang mengakibatkan penurunan produksi bunga potong gerbera. Gambar 2. Konstruksi Bangunan Greenhouse I Gambar 3. Konstruksi Bangunan Greenhouse II Tiang kayu Pondasi beton Atap polyethylene Dinding screen Atap polyethylene Paranet Dinding screen Tiang bambu Pondasi bambu yang dilapisi plastik 18 Keadaan Tanaman dan Produksi Bahan tanam awal yang digunakan adalah tanaman dalam media polybag yang berasal dari perusahaan Florist di Belanda. Perusahaan terakhir mengimpor bibit dari Belanda pada tahun 1997. Setelah itu, perusahaan hanya menggunakan bibit hasil anakan dari bibit asli atau biasa diberi nama bibit ex-impor. Rata –rata umur tanaman yang berada di kebun Cibodas saat ini adalah 14 bulan setelah tanam anakan. Populasi tanaman gerbera yang ada di kebun Cibodas ± 36 000 tanaman. Kontinuitas produksi dijaga dengan cara pemeliharaan yang teratur. Bunga potong yang dihasilkan kemudian dipasarkan secara individual maupun perusahaan yang membutuhkan pasokan bunga secara rutin. Hasil panen dicatat agar dapat melihat kemajuan produksinya. Produksi bunga potong gerbera PT Puri Sekar Asri bulan Januari –Juni tahun 2010 dan bulan Januari –Juni 2011 dapat dilihat pada Gambar 4. Keterangan: Rata-rata produksi 2010= 6 910 tangkai. Rata-rata produksi 2011= 14 343 tangkai. Gambar 4. Produksi Gerbera PT PSA Bulan Januari –Juni Tahun 2010 dan Bulan Januari –Juni Tahun 2011 Rata –rata produksi pada bulan Januari–Juni tahun 2010 lebih rendah dibandingkan rata –rata produksi pada bulan Januari–Juni tahun 2011. Hal tersebut diduga karena curah hujan pada bulan Januari –Juni tahun 2010 lebih tinggi jika 10420 3550 5860 9500 8260 3870 17100 21600 16050 11580 10750 8980 500 1000 1500 2000 2500 JAN 10 FEB 10 MAR 10 APR 10 MEI 10 JUN 10 JAN 11 FEB 11 MAR 11 APR 11 MEI 11 JUN 11 Ju m lah Pro d u ksi t an gka i Bulan Rata-rata produksi 2011 Rata-rata produksi 2010 19 dibandingkan dengan curah hujan bulan Januari –Mei tahun 2011 Lampiran 6. Curah hujan yang tinggi dengan kondisi atap dan dinding greenhouse yang terbuka dan belum selesai diperbaiki Gambar 5a dapat mengakibatkan penurunan kualitas bunga potong gerbera. Rendahnya produksi bunga gerbera juga dipengaruhi oleh umur tanaman. Pada tahun 2010 tanaman baru berumur kurang lebih 2 bulan setelah tanam anakan pada awal tahun 2010, sehingga produksinya masih rendah. Pada tahun 2011 produksi lebih tinggi dengan umur tanaman 14 bulan setelah tanam anakan. Kerusakan atap mengakibatkan air hujan dan cahaya matahari langsung mengenai tanaman, mempercepat pertumbuhan gulma yang bisa menjadi inang bagi hama dan penyakit, dan memungkinkan masuknya hama penyakit ke dalam greenhouse sehingga dapat menyerang tanaman gerbera. Saat musim penghujan datang air dapat langsung masuk ke dalam greenhouse Gambar 5b. Air hujan yang memercik dan mengenai permukaan bunga dan daun dapat menjadi jalan masuk bagi penyakit. Percikan air hujan yang mengenai permukaan bunga akan mengakibatkan permukaan bunga menjadi kotor dan tidak layak dipanen. Menurut Sheela 2008, lingkungan yang terkendali seperti di dalam greenhouse dapat meningkatkan produksi bunga potong gerbera sebesar 25 – 60 . Gambar 5. Kondisi Greenhouse pada Blok G: a Greenhouse yang Belum Selesai Diperbaiki, b Kondisi Greenhouse Setelah Hujan a b 20 Struktur Organisasi dan Ketenagakerjaan PT Puri Sekar Asri merupakan perusahaan baru dengan stuktur organisasi yang masih sederhana dan bersifat sentralisasi. Fungsi-fungsi umum seperti pemasaran, administrasi, logistik, akuntasi dan pengaturan sumberdaya manusia masih dilakukan di kantor pusat, sedangkan bagian produksi hanya menjalankan fungsi produksi. Struktur organisasi di PT PSA dari jabatan tertinggi hingga terendah secara berturut-turut adalah direktur utama, direktur, manager, kepala bagian divisi, dan karyawan Lampiran 8. PT PSA dipimpin oleh direktur utama yang bertugas mengelola perusahaaan dan merencanakan strategi perusahaan. Direktur utama langsung membawahi direktur. Direktur bertugas membuat kebijakan serta prosedur kerja, memeriksa prosedur kebijakan yang dijalankan oleh perusahaan, dan membina hubungan baik dengan instansi pemerintah dan swasta yang terkait dalam kegiatan usaha. Direktur langsung membawahi manajer pemasaran, manajer kebun Lembang dan manajer umum. Manajer pemasaran berperan dalam mengelola perencanaan pemasaran. Manajer pemasaran langsung membawahi karyawan bagian pemasaran. Tugas dan tanggung jawab manajer pemasaran adalah: 1 Melaksanakan rencana berbagai aktivitas strategi pemasaran dengan segmentasi pasar yang jelas; 2 Menetapkan target setiap program aktivitas pemasaran, serta melakukan evaluasi keefektifan strategi yang digunakan; 3 Memastikan program operasional yang telah direncanakan berjalan dengan baik; 4 Memberi masukan kepada Direktur mengenai situasi dan kondisi pasar dari waktu ke waktu; 5 Membina kerjasama dengan konsumen untuk mendukung tercapainya target pemasaran; 6 Melakukan kontrol terhadap pemakaian budget secara efektif dan efisien serta dapat dipertanggungjawabkan. Wewenang manajer pemasaran diantaranya: 1 Mengusulkan budget tahunan dan meminta persetujuan direktur untuk menggunakan biaya dalam aktivitas pemasaran sesuai dengan budget yang disetujui; 2 Turut menentukan vendor suplier yang akan bekerjasama; 3 Menentukan konsep aktivitas promosi yang akan dilakukan; 4 Melakukan koordinasi dengan semua bagian yang terkait dengan tugas dan tanggung jawab manajer pemasaran. 21 Manajer produksi berperan dalam mengelola perencanaan produksi. Manajer produksi langsung membawahi kepala divisi packing, kepala divisi produksi dan kepala divisi umum dan logistik. Tugas dan tanggung jawab manajer produksi adalah: 1 Membuat usulan kebijakan, saran, peraturan, dan prosedur kerja yang berlaku di divisi masing –masing; 2 Melakukan supervisi, pengarahan, dan pembinaan kepada tiap divisi atas pelaksanaan program kerja, dan tercapainya sasaran perusahan; 3 Menerapkan teknik budidaya yang benar dan sesuai prosedur untuk masing –masing jenis tanaman agar tercapai target produksi dengan kualitas produk yang layak jual; 4 Membina kerjasama dengan suplier unuk mendukung terlaksananya prosedur kerja dan tercapainya target produksi; 5 Melakukan kontrol terhadap penggunaan budget secara efektif dan efisien serta dapat dipertanggungjawabkan. Wewenang manajer pemasaran diantaranya: 1 Mengusulkan budget tahunan dan meminta persetujuan direktur untuk menggunakan biaya dalam aktifitas pemasaran sesuai dengan budget yang disetujui; 2 Turut menentukan vendor suplier yang akan bekerjasama; 3 Melakukan koordinasi dengan semua bagian yang terkait dengan tugas dan tanggung jawab manajer produksi. Manajer umum perperan dalam mengelola ketenagakerjaan dan keuangan perusahaan. Manajer umum langsung membawahi kepala divisi HRD dan kepala divisi accounting dan financial. Tugas dan tanggung jawab manajer umum adalah: 1 Merencanakan, mengorganisir dan mengontrol cash flow perusahaan; 2 Menerima, memeriksa, memproses dan mengontrol seluruh pengeluaraan perusahaan; 3 Mengontrol pembayaran kepada suplier melalui bagian financial; 4 Mengkoordinir laporan keuangan yang berkaitan dengan kegiatan perusahaan; 5 Membuat administrasi, perizinan, dan surat menyurat yang berhubungan dengan perusahaan dan kegiatannya. Wewenang manajer umum diantaranya: 1 Melakukan pemeriksaan dan kontrol terhadap seluruh transaksi keuangan perusahaan, termasuk yang terkait dengan divisi lain; 2 Mengusulkan budget tahunan dan meminta persetujuan direktur untuk menggunakan biaya dalam aktifitas pemasaran sesuai dengan budget yang disetujui; 3 Menentukan perusahaan yang akan bekerjasama dengan perusahaan; 4 Mengatur penugasan supir dan penggunaan kendaraan operasional. 22 Tenaga kerja PT Puri Sekar Asri terdiri dari tenaga kerja tetap dan tenaga kerja tidak tetap. Tenaga kerja tetap merupakan merupakan staf kantor yang berada di kantor pusat Jakarta dan kebun. Tenaga kerja tidak tetap merupakan karyawan kebun yang bekerja secara harian. Total tenaga kerja tetap di kebun Cibodas yaitu 12 orang. Tenaga tidak tetap diperoleh dari masyarakat yang tinggal di sekitar kebun. Tenaga tidak tetap hanya datang jika ada pekerjaan yang bersifat borongan. Karyawan kebun dan karyawan kantor masuk setiap hari. Pekerjaan dimulai pada pukul 07.00 WIB sampai dengan pukul 15.30 WIB. Waktu istirahat pukul 12.00 – 13.00 WIB, sedangkan di kebun jam istirahan ditambah yaitu pada pukul 09.00 – 09.30WIB. Tenaga kerja tetap di kantor kebun mendapatkan libur secara bergilir dalam satu bulan. Tenaga kerja tidak tetap mendapatkan uang lembur untuk mengganti libur. Sistem penggajian dilakukan berdasarkan tingkat pendidikan, keterampilan dan jabatan yang dimiliki oleh tenaga kerja. Upah karyawan harian dihitung berdasarkan jumlah hari kerja dalam satu minggu. Selain upah dan gaji yang diterima karyawan, perusahaan juga memberikan tunjangan seperti jaminan kesehatan, biaya makan, tunjangan Hari Raya dan insentif khusus untuk pekerja lembur. Gaji untuk tenaga kerja pria diberikan pada akhir bulan, sedangkan upah tenaga kerja wanita diberikan tiap akhir minggu. Upah yang diterima oleh tenaga kerja tidak tetap sebesar Rp 20 000,00 per HKW hari kerja wanita dan Rp 35 000 per HKP hari kerja pria. Upah borongan akan dihitung sesuai prestasi kerja karyawan. Upah lembur dihitung sebesar Rp 5 000,00 per jam, sehingga upah yang diperoleh setiap karyawan akan berbeda. 23 PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG Aspek Teknis Aspek teknis yang dikerjakan dalam budidaya bunga potong gerbera meliputi: persiapan lahan dan media tanam, persiapan bahan tanam, persiapan tanam dan penanaman, pemeliharaan, panen, pasca panen dan pemasaran bunga potong gerbera. Persiapan Lahan dan Media Tanam Pembukaan lahan dilakukan sebelum membuat bedengan. Pembukaan lahan di kebun Cibodas dilakukan dengan cara kimia dan mekanik. Pembukaan lahan secara kimia dilakukan dengan menggunakan herbisida. Herbisida yang digunakan adalah herbisida sistemik dengan konsentrasi bahan aktif isopropilamina glifosat 486 g L dan dosis 0.3 ml m 2 . Seminggu setelah aplikasi herbisida baru dilakukan pembersihan lahan secara mekanik yaitu menggunakan arit, cangkul, dan garpu. Pembuatan bedengan dilakukan jika lahan telah bersih dari gulma. Bedengan dibuat dengan memberi patok pada setiap ujung bedengan dengan luas 1 x 30 m 2 . Antara bedeng satu dengan bedeng yang lain diberi jarak ± 50 cm. Patok yang digunakan terbuat dari bambu yang telah dipotong meruncing pada bagian ujungnya dengan panjang ± 40 cm. Patok dipasang mengelilingi bedengan dengan jarak ± 50 cm antar patoknya. Bedeng yang telah diberi patok kemudian dipasang terpal dengan tinggi 30 cm dari permukaan tanah sambil diputar mengelilingi bedengan. Dibutuhkan 0.28 HOK untuk menyelesaikan pembuatan satu buah bedengan. Tanah lapisan atas pada setiap bedengan yang telah jadi dikeluarkan dan disimpan di samping bedengan. Bedengan diberi pupuk kandang ayam dengan dosis ± 100 kg bedeng, kemudian pupuk kandang ayam dan tanah dalam bedengan diaduk dengan perbandingan 2:1 vv Gambar 6a. Setelah pupuk kandang ayam dan tanah tercampur rata bedengan disiram hingga mencapai kapasitas lapang. Bedengan yang telah dicampur dengan pupuk kandang ayam kemudian dibiarkan selama ± 1 bulan seperti pada Gambar 6b sambil terus di siram dan dibalik setiap satu minggu sekali. Tanah lapisan atas dimasukkan kembali ke dalam bedengan dan diaduk rata satu 24 minggu sebelum bibit di tanam seperti Gambar 6c. Dibutuhkan 0.11 HOK untuk mengolah media tanam dalam satu bedeng sebelum penanaman dilakukan . Gambar 6. Persiapan Lahan dan Media Tanam: a Pemberian Pupuk Kandang Ayam, b Bedengan yang Telah Dicampur Pupuk Kandang Ayam dan Telah Dibiarkan Selama 1 Bulan, c Proses Pembalikan Media a b Top soil Dinding bedengan Pupuk kandang ayam c 25 Persiapan Bahan Tanam Bahan tanam yang digunakan dapat berasal dari biji, planlet hasil kultur jaringan, dan pemisahan anakan. Di kebun Cibodas bahan tanam yang digunakan berasal dari anakan. Anakan diperoleh dari tanaman induk yang masih produktif, minimal berumur 1 tahun. Hal tersebut dipilih karena tanaman yang telah berumur minimal 1 tahun memiliki anakan yang sudah cukup kuat untuk di pisahkan dari induknya. Tanaman induk yang dipilih berasal dari rumpun yang sehat terbebas dari hama penyakit, memiliki pertumbuhan yang cepat, dan produksi bunganya banyak. Hal ini sesuai pendapat Ondra 1998, yang menyatakan perbanyakan yang diambil dari tanaman induk yang kuat akan meningkatkan keberhasilan suatu perbanyakan. Rumpun indukan yang akan dijadikan bahan tanam dibongkar, kemudian anakan dipisahkan. Pemisahan dapat dilakukan dengan cara langsung menarik anakan dari tanaman induk atau dengan memotong bagian stolonnya. Pembongkaran dan pemisahaan anakan dilakukan pagi hari. Hal ini dilakukan untuk mengurangi tingkat stres yang dialami tanaman. Anakan yang telah terpisah kemudian dikumpulkan dan dimasukan ke dalam ember sesuai dengan varietasnya. Dibutuhkan 0.07 HOK untuk menyiapkan bibit yang akan ditanam dalam satu bedeng. Persiapan Tanam dan Penanaman Daun dan akar tanaman anakan yang telah dipisahkan dari tanaman induk dibuang sebagian. Membuang sebagian daun dapat mengurangi laju transpirasi tanaman, sedangkan memotong sebagian akar bertujuan untuk memudahkan penanaman dan diharapkan dapat merangsang pembentukan akar baru. Anakan yang telah dikurangi daun dan akarnya kemudian direndam ke dalam larutan fungisida sistemik berbahan aktif Mefenoksam 45 dan Mankozeb 64 dengan konsentrasi 0.5 g L selama ±1 menit, lalu diangin-anginkan sebentar sebelum ditanam. Perendaman dengan fungisida bertujuan untuk mencegah penyebaran cendawan yang terbawa bahan tanam dan atau masuk melalui bagian tanaman yang mengalami pelukaan. 26 Bedengan yang akan ditanam diolah dan diratakan terlebih dahulu. Media tanam dalam bedengan diratakan menggunakan bambu panjang. Penanaman dapat dilakukan pagi hari antara pukul 07.00 –09.00 WIB atau sore hari antara pukul 14.30–15.30 WIB. Dibutuhkan 0.11 HOK untuk melakukan penanaman dalam satu bedeng. Penanaman dilakukan dengan membuat lubang tanam sedalam ± 15 cm, kemudian memasukan anakan ke dalam lubang, dan menutupnya dengan agak ditekan. Kedalaman lubang tanam tidak boleh terlalu dalam karena dapat menghalangi pertumbuhan tunas baru. Jarak tanam yang digunakan untuk menanam adalah 30 cm x 30 cm. Selesai menanam kemudian dilakukan penyiraman. Pemeliharaan Tanaman Pemeliharaan tanaman merupakan hal yang penting dalam budidaya tanaman. Pemeliharaan yang intensif dan terjadwal dengan baik dapat meningkatkan kualitas tanaman dan hasil produksi yang baik pula. Pemeliharaan tanaman gerbera yang dilakukan di kebun Cibodas meliputi penyiraman, perompesan, penggemburan, pengendalian gulma, pemupukan dan pengendalian organisme pengganggu tanaman.

a. Penyiraman