Kegiatan Panen dan Pasca Panen Bunga Potong Gerbera (Gerbera jamesonii) di PT Puri Sekar Asri, Lembang, Bandung.

(1)

KEGIATAN PANEN DAN PASCA PANEN BUNGA POTONG

GERBERA (Gerbera jamesonii) DI PT PURI SEKAR ASRI,

LEMBANG, BANDUNG.

EVA RACHMAWATY

A24070082

DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA

FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2012


(2)

ii

RINGKASAN

EVA RACHMAWATY. Kegiatan Panen dan Pasca Panen Bunga

Potong Gerbera (Gerbera jamesonii) di PT Puri Sekar Asri, Lembang,

Bandung. (Dibimbing oleh Sintho Wahyuning Ardie).

Kegiatan magang dilakukan di kebun produksi PT Puri Sekar Asri (PT PSA). Kegiatan magang ini bertujuan untuk: 1) Mempelajari pengelolaan usaha bunga potong gerbera di PT PSA; 2) Mempelajari teknik budidaya bunga potong gerbera; 3) Mengidentifikasi kendala yang dihadapi perusahaan dan memberikan alternatif solusi dari kendala yang dihadapi; 4) Mencari tingkat kematangan dan ruang simpan yang cocok untuk mendapatkan vaselife bunga gerbera yang lebih lama.

PT PSA merupakan perusahaan yang bergerak dalam bisnis bunga potong sejak tahun 1976. Produk yang dihasilkan oleh PT PSA adalah bunga potong lily, mawar, gerbera, lisianthus, hortensia, dan daun potong ruscus. Beberapa varietas gerbera yang diproduksi oleh PT PSA adalah Varietas Suny Boy, Starlite, Aruba, Ansofie, Ornella, Pompadour, Elegance, dan Marona. Produk yang dihasilkan oleh perusahaan didistribusikan ke hotel dan florist yang terdapat di Jakarta.

Kegiatan magang dilakukan selama empat bulan. Magang dimulai pada awal bulan Maret sampai awal bulan Juli 2011. Kegiatan yang dilakukan selama magang meliputi bekerja sebagai karyawan harian lepas (KHL) selama satu bulan, bekerja sebagai asisten kepala divisi selama satu bulan, dan bekerja sebagai asisten manajer selama dua bulan.

Data primer yang dikumpulkan meliputi data pertumbuhan tanaman gerbera, kegiatan panen dan pasca panen, kualitas bunga, dan pengamatan khusus berupa

vaselife bunga potong gerbera Varietas Starlite. Data sekunder yang dikumpulkan diantaranya kondisi umum perusahaan meliputi lokasi kebun, luas area dan tata guna lahan, keadaan iklim dan tanah, struktur organisasi dan manajemen perusahaan, pengelolaan tenaga kerja, hasil produksi dan keragaman varietas bunga potong gerbera yang dibudidayakan di PT PSA.


(3)

Produksi bunga potong gerbera masih lebih rendah dibandingkan potensi hasil yang dimiliki oleh masing-masing varietas, sehingga teknik budidaya bunga potong gerbera di kebun Cibodas perlu diperbaiki. Produksi yang baik harus dibarengi oleh perencanaan kegiatan yang baik, pengerjaan yang tepat waktu, dan koordinasi antar divisi yang baik. Perlu dilakukan pengontrolan secara rutin untuk seluruh kegiatan budidaya yang sudah dijadwalkan.

Pemanenan bunga potong gerbera Varietas Starlite sebaiknya dilakukan pada saat terdapat < 2 lingkaran benang sari (BM). Bunga potong gerbera Varietas Starlite yang dipanen saat lingkaran benang sari < 2 lingkaran (BM) dengan rasio diameter tangkai dan diameter bunga (DT:DB) 1:13.3 memiliki vaselife yang lebih lama dibandingkan bunga yang dipanen saat terdapat 2 lingkaran benang sari (M) dengan DT:DB 1:13.9 dan bunga yang dipanen saat terdapat >2 lingkaran benangsari (SM) dengan rasio DT:DB 1:13.5.

Bunga potong gerbera yang telah dipanen sebaiknya langsung dimasukkan ke dalam air bersih. Pengangkutan bunga dari lahan ke packing house sebaiknya menggunakan tempat dan dilakukan secara bertahap untuk menghindari kerusakan mekanik akibat gesekan antar mahkota bunga. Penerapan sortasi dan grading perlu dilakukan untuk meningkatkan nilai ekonomi bunga potong gerbera. Peletakan bunga secara horisontal saat pengemasan tidak disarankan, karena sifat bunga potong gerbera yaitu geotropik.

Perolehan Net Present Value (NPV) sebesar Rp 70 187 879.32, Net Benefit Cost Rasio (Net B/C) 1.65, nilai Internal Rate of Retun (IRR) 35 % lebih besar dari tingkat diskonto, dan Payback Period (PP) 3 tahun , berarti bisnis bunga potong gerbera layak untuk dilakukan.


(4)

i

KEGIATAN PANEN DAN PASCA PANEN BUNGA POTONG

GERBERA (Gerbera jamesonii) DI PT PURI SEKAR ASRI,

LEMBANG, BANDUNG.

Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor

EVA RACHMAWATY

A24070082

DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA

FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2012


(5)

Judul

:

KEGIATAN PANEN DAN PASCA PANEN BUNGA

POTONG GERBERA (Gerbera jamesonii) DI

PT PURI SEKAR ASRI, LEMBANG, BANDUNG.

Nama

:

Eva Rachmawaty

NIM

:

A24070082

Menyetujui, Pembimbing

Dr. Sintho Wahyuning Ardie, SP., MSi. NIP. 19820706 200501 2 001

Mengetahui, Ketua Departemen Agronomi dan Hortikultura

Dr. Ir. Agus Purwito, MSc. Agr. NIP.19611101 198703 1 003


(6)

iii

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Surabaya pada tanggal 05 September 1989. Penulis merupakan anak pertama dari dua bersaudara, dari pasangan Bapak Rachman Waluyo dan Ibu Endang Soecipto Retnowati.

Tahun 2001 penulis lulus dari SDN Sukaluyu I Bandung, kemudian pada tahun 2004 penulis lulus dari SLTPN 40 Bandung, dan pada tahun 2007 penulis menyelesaikan studinya di SMA PGII I Bandung.

Tahun 2007 penulis diterima di IPB melalui jalur undangan seleksi masuk IPB (USMI). Penulis diterima di Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian pada tahun 2008. Pada tahun ajaran 2011–2012 penulis menjadi asisten praktikum Mata Kuliah Dasar–dasar Agronomi. Selama mengikuti perkuliahan, penulis juga aktif mengikuti kepanitiaan dan pelatihan yang ada di IPB.


(7)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadiran Allah SWT karena atas rahmat dan karunia–Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Skripsi berjudul “Kegiatan Panen dan Pasca Panen Bunga Potong Gerbera (Gerbera jamesonii) pada PT Puri Sekar Asri” merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Penulis menyampaikan terima kasih kepada:

1. Dr. Sintho W. Ardie, SP., MSi., selaku dosen pembimbing skripsi, yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan kepada penulis.

2. Dr. Dewi Sukma, SP., Msi. dan Dr. Ir. Syarifah Iis Aisyah, Msc. Agr., sebagai dosen penguji atas koreksi dan masukan kepada penulis.

3. Dr. Ir. Hariyadi, MS., selaku dosen pembimbing akademik, atas nasehat-nasehatnya selama ini.

4. Keluargaku tersayang Ibu, Ayah, Emma, Febri, Bude Endang dan Pakde Prie yang telah memberikan dorongan yang tulus baik moril dan materil kepada penulis.

5. Keluarga besar PT Puri Sekar Asri atas yang telah membantu penulis selama magang.

6. Teman-teman AGH44 terutama Gina, Istirsyadah, Anne, Martini, Irfan, Romi, Kosmas dan Okti atas kebersamaanya selama ini.

7. Ibu Paryati Susarsono, Dewi, Asti, Tia, Mbak Siska, dan keluarga besar ARSIDA 2 atas doa, motivasi, dan kebersamaan selama ini.

8. Seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu yang telah membantu dalam proses studi dan menyelesaikan skripsi ini.

Semoga skripsi ini berguna bagi yang memerlukan.

Bogor, Januari 2012 Penulis


(8)

v

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

PENDAHULUAN ... 1

Latar Belakang ... 1

Tujuan ... 2

TINJAUAN PUSTAKA ... 3

Botani Gerbera ... 3

Syarat Tumbuh Gerbera ... 5

Panen dan Pasca Panen Bunga Potong ... 5

Panen Bunga Potong Gerbera ... 5

Pengumpulan Bunga yang Telah Dipanen ... 6

Pengangkutan Bunga ke Packing House ... 6

Sortasi dan Grading ... 7

Pengikatan dan Pengemasan ... 7

Penyimpanan ... 8

Pengiriman ... 9

METODOLOGI ... 10

Waktu dan Tempat ... 10

Metode Magang ... 10

Pengumpulan Data dan Informasi ... 11

Analisis Data dan Informasi ... 13

KEADAAN UMUM ... 14

Sejarah dan Perkembangan Perusahaan ... 14

Lokasi Perusahaan dan Letak Wilayah Administratif ... 15

Keadaan Iklim dan Tanah ... 15

Luas Area dan Tata Guna Lahan ... 15

Keadaan Tanaman dan Produksi ... 18

Struktur Oganisasi dan Ketenagakerjaan ... 20

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG ... 23

Aspek Teknis ... 23

Persiapan Lahan dan Media Tanam ... 23

Persiapan Bahan Tanam ... 25

Persiapan Tanam dan Penanaman ... 25

Pemeliharaan Tanaman ... 26

Pemanenan ... 31

Pasca Panen ... 32

Pemasaran ... 39


(9)

HASIL DAN PEMBAHASAN ... 42

Jumlah Anakan ... 42

Jumlah Bunga ... 43

Panen ... 46

Aspek Khusus ... 51

Kelayuan Bunga ... 51

Penampilan Bunga ... 53

Kelayakan Usahatani ... 55

KESIMPULAN DAN SARAN ... 56

Kesimpulan ... 56

Saran ... 56

DAFTAR PUSTAKA ... 58


(10)

vii

DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

1. Grading Ukuran Diameter Mahkota Bunga Potong Gerbera 7 2. Jumlah Tangkai Bunga berdasarkan Diameter Mahkota Bunga

dan Jumlah Lubang per Kotak ... 9 3. Jumlah Bunga beberapa Varietas Gerbera pada 60 MST dan

69 MST ... 44 4. Perbandingan Diameter Bunga saat Panen di Kebun dengan

Literatur ... 48 5. Persentase Kerusakan Bunga saat Panen ... 48 6. Panjang Tangkai, Diameter Tangkai, dan Diameter Bunga saat

Panen ... 49 7. Persentase Kehilangan Hasil pada Proses Pasca Panen Bunga

Gerbera di Kebun Cibodas ... 50 8. Pengaruh Kematangan Bunga terhadap Pesentase Kelayuan

Bunga Gerbera Varietas Starlite ... 52 9. Pengaruh Suhu Ruang Simpan terhadap Kelayuan Bunga

Gerbera Varietas Starlite ... 52 10. Pengaruh Kematangan Bunga terhadap Penampilan Bunga

Gerbera Varietas Starlite ... 54 11. Pengaruh Suhu Ruang Simpan terhadap Penampilan Bunga

Gerbera Varietas Starlite ... 54 12. Rasio Diameter Tangkai, Diameter Bunga dan Vaselife Bunga


(11)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman

1. Struktur Tanaman Gerbera ... 4

2. Konstruksi Bangunan Greenhouse I ... 17

3. Konstruksi Bangunan Greenhouse II ... 17

4. Produksi Gerbera PT PSA Bulan Januari–Juni Tahun 2010 dan Bulan Januari–Juni Tahun 2011 ... 18

5. Kondisi Greenhouse pada Blok G ... 19

6. Persiapan Lahan dan Media Tanam ... 24

7. Penyiraman Tanaman Gerbera ... 27

8. Penampilan Daun dan Bunga yang Dirompes ... 27

9. Gulma–gulma yang terdapat pada Pertanaman Gerbera ... 28

10. Aplikasi Pemupukan Mingguan yang Digabung dengan Pengendalian Hama dan Penyakit ... 29

11. Jenis Hama yang Menyerang Tanaman Gerbera ... 30

12. Pemanenan Bunga Gerbera ... 32

13. Bunga yang Telah Dipanen dan Diletakan di Atas Meja Packing ... 33

14. Tingkat Kerusakan Bunga Gerbera ... 34

15. Kegiatan Pencontongan Bunga Potong Gerbera ... 35

16. Pengemasan Bunga Potong Gerbera ... 36

17. Pengepakan Menggunakan Kardus ... 38

18. Pengepakan Menggunakan Krat ... 38

19. Kondisi Mobil Boks Milik Perusahaan ... 39

20. Jumlah Anakan beberapa Varietas Gerbera di Kebun Cibodas ... 42

21. Jumlah Bunga beberapa Varietas Gerbera Sebelum dan Setelah Pemupukan ... 45

22. Produksi Gerbera PT PSA Tahun 2010-2011 ... 45

23. Pertambahan Panjang Tangkai Bunga beberapa Varietas Gerbera ... 47

24. Pertambahan Diameter Bunga beberapa Varietas Gerbera ... 47

25. Penampilan Bunga pada Tingkat Kematangan Berbeda ... 51


(12)

ix

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Halaman

1. Gambar dan Karakteristik Bunga Potong Gerbera di Kebun

Cibodas PT PSA ... 61

2. Jurnal Kegiatan Magang sebagai Karyawan Harian Lepas (KHL) di PT PSA ... 68

3. Jurnal Kegiatan Magang sebagai Asisten Kepala Divisi di PT PSA ... 70 4. Jurnal Kegiatan Magang sebagai Asisten Manajer di PT PSA ... 72

5. Volume Curah Hujan dan Jumlah Hari Hujan 2006-2010 ... 76

6. Suhu, Kelembaban Relatif, dan Curah Hujan Desa Cibodas dari Januari 2010 – Mei 2011 ... 77

7. Denah Kebun Cibodas PT Puri Sekar Asri ... 78

8. Struktur Organisasi PT Puri Sekar Asri ... 79

9. Penggunaan Pestisida untuk Gerbera ... 80


(13)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Pengembangan produksi dan distribusi komoditas florikultur khususnya bunga potong dan tanaman hias saat ini memiliki peran yang sangat strategis dalam mendukung perekonomian nasional. Hal ini dikarenakan terjadinya perubahan gaya hidup yang disertai peningkatan pendapatan masyarakat terutama di kota-kota besar, sehingga pandangan masyarakat terhadap bunga potong semakin positif. Bunga potong sering dijadikan rangkaian bunga untuk penghias ruangan. Rangkaian bunga juga dapat digunakan sebagai simbol untuk mewakili perasaan seseorang, seperti rasa cinta, permohonan maaf, serta sebagai ucapan suka duka kepada kerabat dan sanak saudara.

Peningkatan permintaan bunga potong yang semakin tinggi mengakibatkan kebutuhan bunga potong dalam negeri hingga saat ini belum terpenuhi. Direktur Jenderal Bina Produksi Hortikultura (2001), menyebutkan bahwa Indonesia masih memerlukan impor bunga potong sebanyak 5–15 % dari total volume yang dihasilkan. Menjelang Natal dan tahun baru 2010 permintaan tanaman hias termasuk bunga potong mengalami lonjakan mencapai 50–80 % (Zakia, 2010). Produksi bunga potong harus lebih ditingkatkan untuk dapat memenuhi permintaan pasar bunga potong dalam negeri. Peningkatan produksi bunga potong sebaiknya ditunjang dengan inovasi agar lebih menarik minat konsumen terhadap produk bunga potong.

Inovasi yang dilakukan dapat berupa teknologi dalam budidaya, teknologi pasca panen ataupun mengintroduksi bunga-bunga yang cocok ditanam di Indonesia. Gerbera (Gerbera jamesonii) merupakan salah satu tanaman introduksi yang banyak diminati masyarakat Indonesia. Gerbera merupakan tanaman asli Afrika Selatan (Rogers dan Tjia, 1990). Gerbera banyak diminati karena memiliki bentuk dan warna mahkota bunga yang indah. Badan Pusat Statistik (2009) menyebutkan produksi bunga potong gerbera di Indonesia cenderung mengalami peningkatan yaitu 4 874 098 tangkai pada tahun 2006 menjadi 5 185 586 tangkai pada tahun 2009.

Bunga potong merupakan salah satu produk hortikultura yang diperlukan pada kondisi segar, tidak dapat disimpan dalam waktu lama, dan mudah rusak. Bunga potong


(14)

2 yang dipasarkan harus memiliki kualitas yang baik. Umur kesegaran bunga potong merupakan faktor penting dalam menentukan kualitas dan nilai ekonomis bunga potong selain penampilan bunga yang menarik. Penurunan mutu bunga banyak dijumpai pada aktivitas panen dan pasca panen. Penanganan yang serius pada kegiatan pra-panen sampai pasca panen harus dilakukan agar dapat meningkatkan kualitas dan kuantitas bunga potong, sehingga dihasilkan produk dengan mutu yang sesuai dengan keinginan konsumen. Soekartawi (1996), menyarankan penanganan pasca panen perlu dilakukan guna mempertahankan mutu bunga setelah dipanen.

PT Puri Sekar Asri (PSA) merupakan perusahaan yang bergerak dalam bisnis bunga potong sejak tahun 1976. Produk yang dihasilkan oleh PT PSA adalah bunga potong lily, mawar, gerbera, lisianthus, hortensia dan daun potong ruscus. Produk yang dihasilkan oleh perusahaan didistribusikan ke hotel dan florist yang terdapat di Jakarta. PT PSA memproduksi beberapa varietas gerbera diantaranya Ansofie, Aruba, Suny Boy, Starlite, Pompadour, Ornella, Elegance, dan Marona (Lampiran 1).

Sehubungan dengan potensialnya pengembangan bunga potong, maka penulis tertarik magang di kebun bunga potong yang dimilik oleh PT PSA dengan komoditi bunga potong gerbera. Aspek yang ditekankan dalam kegiatan magang adalah kegiatan panen dan penanganan pasca panen, khususnya untuk memperpanjang vaselife bunga potong gerbera.

Tujuan

Kegiatan magang ini bertujuan untuk: 1) Mempelajari pengelolaan usaha bunga potong di PT PSA, khususnya bunga potong gerbera; 2) Mempelajari teknik budidaya bunga potong, khususnya pemanenan dan penanganan pasca panen bunga potong gerbera; 3) Mengidentifikasi kendala yang dihadapi perusahaan dan memberikan alternatif solusi dari kendala yang dihadapi; 4) Mencari tingkat kematangan dan ruang simpan yang cocok untuk mendapatkan vaselife bunga gerbera yang lebih lama.


(15)

TINJAUAN PUSTAKA

Botani Gerbera

Gerbera (Gerbera jamesonii) merupakan salah satu tanaman introduksi yang berasal dari Afrika Selatan (Rogers dan Tjia, 1990). Terdapat lebih dari 40 spesies gerbera di alam bebas dan tersebar dari Afrika, Madagaskar hingga Asia (Kőnemann, 2004). Di negara tropis gerbera ditanam di daerah pegunungan yang beriklim sejuk (Soekartawi, 1996). Di Jawa Barat gerbera sering disebut sebagai bunga herbras. Sentra penanaman bunga potong gerbera di Indonesia berada di daerah Kaban Jahe, Barus Jahe, dan Simpang Empat (Sumatra Utara, Brastagi), Cipanas, Lembang, Sukabumi (Jawa Barat), Bandungan (Jawa Tengah), Batu dan Pujon (Malang, Jawa Timur) (Teknologi Tepat Guna, 2005).

Gerbera merupakan tanaman tahunan (perennial) berbentuk herba yang dapat tumbuh mencapai 45.72 cm (Rimando, 2003). Pertumbuhan vegetatifnya menghasilkan serumpun tanaman yang tampak kompak dan berumur panjang (Rismunandar, 1992). Tanaman gerbera dapat berproduksi baik sampai umur 2.5tahun dalam kondisi yang terkendali (Sheela, 2008).

Taksonomi tanaman gerbera adalah sebagai berikut (Teknologi Tepat Guna, 2005):

Kingdom : Plantae

Divisi : Spermatophyta Kelas : Magnoliopsida Ordo : Asterales Famili : Compositae Genus : Gerbera

Spesies : Gerbera jamesonii

Gerbera memiliki perakaran serabut dan menyebar ke segala arah. Panjang akar gerbera dapat mencapai 0.8 m pada akhir umur ekonomis. Tinggi tanaman gerbera antara 35–60 cm (Singh, 2006). Batang gerbera berada di dalam tanah, berukuran pendek membentuk stolon. Tangkai bunga gerbera berwarna hijau, berbentuk bulat, dan


(16)

4 terdapat rongga di tengahnya. Permukaan tangkai bunga dilapisi oleh rambut halus. Panjang tangkai bunga gerbera bervariasi antara 35–65 cm tergantung dari varietasnya (Singh, 2006).

Gerbera memiliki daun tunggal yang tersebar dan berhadapan di bagian bawah (roset). Tepi daun gerbera berbentuk bercangap (pissus) (Wijayakusuma, 2000). Bentuk daun sempit pada bagian pangkal dan melebar pada bagian ujungnya. Bentuk ujung dan pangkal daun gerbera bervariasi menurut varietasnya. Gerbera memiliki ukuran daun bervariasi seperti panjang daun antara 12–20 cm, lebar daun antara 5–7 cm dan panjang tangkai daun 15 cm. Seluruh permukaan daun dilapisi dengan rambut–rambut halus (Sheela, 2008).

Berdasarkan kelengkapanya gerbera merupakan bunga lengkap yang memiliki kelopak bunga, mahkota bunga, benang sari, dan putik. Gerbera merupakan bunga tunggal berbentuk cakram, karena hanya terdapat satu bunga dalam satu tangkai. Bentuk bunganya seperti bunga Daisy berukuran 7-10 cm, namun pada variatas hibrid diameter bunga dapat mencapai 15 cm (Sheela, 2008). Gerbera memiliki bentuk bunga menyerupai kumpulan pita atau disebut bunga pita yang tersusun membulat. Mahkota bunganya berbentuk panjang dan memiliki warna-warna menarik seperti, merah, putih, merah jambu, oranye, kuning, dan ungu . Bagian tengah bunga gerbera disebut bunga tabung yang tersusun dari ratusan bunga kecil, sehingga terlihat menyerupai satu bunga yang utuh (Gambar 1). Menurut Singh (2006), biasanya bunga gerbera memiliki lima benang sari dan satu putik.

Gambar 1. Struktur Tanaman Gerbera

Tangkai Bunga Bunga pita Bunga tabung Daun


(17)

Syarat Tumbuh Gerbera

Tanaman gerbera dapat ditanam hingga ketinggian 1 200 m di atas permukaan laut (dpl). Tanaman gerbera dapat tumbuh di dataran rendah namun pertumbuhan vegetatif dan generatifnya kurang baik bila dibandingkan dengan pertumbuhannya di dataran tinggi (Soekartawi, 1996). Gerbera cocok dibudidayakan pada jenis tanah berpasir, gembur, dan kaya akan bahan organik dengan drainase yang baik dengan tingkat kemasaman tanah 6.0–6.5 (Boodley, 1996). Gerbera menghendaki lingkungan dengan cahaya dan ketersediaan air cukup untuk pertumbuhannya (Soekartawi, 1996). Temperatur yang disarankan untuk menghasilkan kualitas bunga yang baik adalah dengan suhu malam 10–13 °C dan suhu siang antara 18–21 °C, perbedaan suhu siang dan malamnya lebih dari 8 °C (Boodley, 1996).

Panen dan Pasca Panen Bunga Potong

Panen merupakan kegiatan pengambilan hasil produksi tanaman yang dibudidayakan. Diperkirakan, kehilangan hasil pada produk hortikultura masih relatif tinggi melebihi 20% (Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura, 2004). Kegiatan pasca panen bertujuan untuk mempertahankan mutu produk agar tetap prima sampai di tangan konsumen, menekan kehilangan karena penyusutan dan kerusakan, memperpanjang daya simpan, dan meningkatkan nilai ekonomis hasil pertanian. Menurut Soekartawi (1996), kegiatan pengolahan pasca panen meliputi pengangkutan, pengumpulan, pemilihan kualitas (grading), pengemasan, penyimpanan, dan penggunaan bahan kimia.

Panen Bunga Potong Gerbera

Bunga pertama muncul 10–12 minggu setelah tanam anakan (Sheela, 2008). Pemanenan bunga gerbera dapat dilakukan setelah tanaman berumur 6–8 bulan setelah tanam dengan bibit yang berasal dari biji, atau 3–5 bulan dengan bibit yang berasal dari anakan (Teknologi Tepat Guna, 2005). Bunga gerbera dipanen ketika terbuka penuh dan saat dua lingkaran benang sari (disk floret) pecah (Rogers dan Tjia, 1990; Singh, 2006;


(18)

6 Sheela, 2008). Apabila dipanen terlalu awal mahkota bunga tidak dapat mekar sempurna dan mudah rontok (Sheela, 2008). Pemanenan bunga gerbera sebaiknya dilakukan dengan cara menarik tangkai bunga dan langsung menempatkannya dalam air (Singh, 2006). Hal ini dilakukan untuk mencegah kelayuan bunga dan mengurangi kebusukan akibat adanya organisme pengganggu yang terbawa dalam alat pemanen bunga (Rogers dan Tjia, 1990). Pemotongan tangkai gerbera saat pemanenan tidak cocok untuk penyimpanan jangka panjang (Singh, 2006). Sebaiknya pemanenan bunga gerbera dilakukan pada pagi atau sore hari (Rimando, 2003).

Pengumpulan Bunga yang Telah Dipanen

Pengumpulan adalah upaya menyatukan hasil panen pada tempat, wadah atau media tertentu sebelum dilakukan kegiatan pasca panen berikutnya (Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura, 2004). Proses pengumpulan pada berbagai bunga potong pada umumnya sama. Bunga calla lily yang telah dipanen langsung dimasukkan ke dalam ember berisi air yang mengandung bakterisida (International Flower Bulb Center, 2010). Bunga mawar yang telah dipanen dimasukkan ke dalam ember. Ember yang berisi mawar potong diletakkan di tempat yang teduh, terlindung dari panas matahari, dan terhindar dari pecikan air atau kotoran. Hal ini dilakukan agar hasil panen terhindar dari layu dan kerusakan lainnya yang dapat mengakibatkan penurunan kualitas bunga (Sudarsono, 2009).

Pengangkutan Bunga ke Packing House

Bunga yang telah terkumpul di dalam ember berisi air yang mengandung bakterisida kemudian dibawa ke packing house untuk dilakukan sortasi dan grading. Produk yang diangkut sebaiknya terhindar dari sinar matahari secara langsung (Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura, 2004). Pengangkutan dari kebun ke packing house dilakukan secara hati-hati, karena mahkota bunga mudah rusak dan terluka bila terkena gesekan atau goncangan keras (Soekartawi, 1996).


(19)

Sortasi dan Grading

Sortasi merupakan kegiatan pemilihan produk yang baik dari produk-produk yang rusak, cacat dan benda asing lainnya. Pembersihan dilakukan pada bagian tangkai, daun dan membuang bagian bunga yang rusak atau setengah rusak sekiranya perlu dibuang (Soekartawi, 1996). Grading adalah kegiatan pengkelasan produk berdasarkan karakteristik fisik seperti ukuran, bentuk dan warna (Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura, 2004).

Standarisasi mutu adalah mengklasifikasikan produk berdasarkan standar mutu untuk memperoleh produk yang bermutu secara konsisten. Standar mutu dapat mengacu pada Standar Nasional Indonesia (SNI), Standar Internasional atau kesepakatan antara produsen dan konsumen (Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura, 2004). Mutu pada bunga krisan dan anyelir ditentukan oleh panjang tangkai bunga, kondisi tangkai bunga, kondisi bunga, diameter mahkota bunga, kondisi daun, keseragaman kultivar, dan benda asing atau kotoran pada tangkai dan bunga (SNI 1998; SNI 1999). Pada gerbera, mutu bunga lebih ditentukan oleh diameter bunga (Sheela, 2008). Vereniging van Bloemenveilingen in Nederland (2004) menentukan standar bunga gerbera ke dalam beberapa kelas seperti ditampilkan dalam (Tabel 1).

Tabel 1. Grading Ukuran Diameter Mahkota Bunga Potong Gerbera

Diameter Mahkota Bunga (cm) Ukuran

11 11

10 10

9 09

8 08

Pengikatan dan Pengemasan

Bunga yang telah melewati proses sortasi dan grading berdasarkan ukuran dan varietasnya kemudian diikat. Satu ikat bunga potong biasanya berjumlah 10-20 tangkai bunga, namun hal tersebut dapat disesuaikan dengan permintaan konsumen (Soekartawi,1996). Vereniging van Bloemenveilingen in Nederland (2004) menyatakan bahwa, dalam satu ikat bunga gerbera tipe standar terdiri dari 10 tangkai bunga, sedangkan satu ikat bunga gerbera tipe mini terdiri dari 25 tangkai bunga.


(20)

8 Pengemasan berfungsi untuk melindungi produk dari kerusakan mekanis, menciptakan daya tarik bagi konsumen, memberikan nilai tambah produk, dan memperpanjang daya simpan produk (Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura, 2004). Pengemasan yang baik dapat melindungi barang segar dari pengaruh lingkungan seperti sinar matahari dan kelembaban dan mencegah terjadinya kememaran (Hardenberg, 1986).

Bunga gerbera memiliki sifat geotropik, sehingga pengemasannya harus dalam posisi berdiri (Boodley, 1996). Bunga potong gerbera dengan panjang tangkai > 35 cm dikemas menggunakan kotak, sedangkan untuk bunga dengan panjang tangkai < 35 cm cukup dengan ember yang berisi air (Vereniging van Bloemenveilingen in Nederland, 2004).

Penyimpanan

Penyimpanan dilakukan jika hasil panen tidak langsung didistribusikan. Penyimpanan juga memiliki peran penting dalam menjaga kestabilan penawaran dan permintaan bunga potong di pasar. Metode penyimpanan bunga potong dapat dilakukan dengan penyimpanan suhu rendah, penyimpanan dengan atmosfer terkendali dan atmosfer termodifikasi atau penyimpanan bertekanan rendah (Halevy dan Mayak, 1981). Penyimpanan produk hortikultura berfungsi untuk mengendalikan transpirasi, respirasi, serta mempertahankan produk dalam bentuk yang paling berguna untuk konsumen maupun untuk bahan pengolahan (Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura, 2004).

Penyimpanan suhu dingin pada bunga potong dapat dilakukan dengan penyimpanan basah dan penyimpanan kering. Suhu yang digunakan untuk penyimpanan kering mendekati suhu titik beku. Umur simpan bunga akan lebih panjang jika disimpan dengan cara penyimpanan kering. Pada penyimpanan kering bunga dikemas dalam wadah tertutup terlebih dulu, oleh karena itu perlu dilakukan pendinginan pendahuluan sebelum dikemas. Pendinginan pendahuluan dilakukan agar proses pendinginan tidak terhambat (Halevy dan Mayak, 1981). Bunga gerbera sangat rentan terhadap serangan cendawan sehingga tangkai harus disemprot atau dicelupkan dalam larutan fungisida


(21)

sebelum disimpan. Setelah disimpan tangkai harus dipotong dan ditempatkan dalam air atau larutan pengawet selama 2–3 jam untuk rehidrasi (Singh, 2006).

Pengiriman

Pengiriman hasil panen merupakan kegiatan pasca panen yang terakhir. Bunga yang telah siap dipasarkan dikumpulkan kembali. Pengiriman bunga potong gerbera dilakukan dengan mengemas bunga ke dalam kotak. Ukuran kotak yang digunakan untuk mengemas bunga tergantung pada jenis dan grade berdasarkan diameter mahkota bunga. Jumlah tangkai bunga per kotak dapat dilihat pada (Tabel 2) (Vereniging van Bloemenveilingen in Nederland, 2004).

Tabel 2. Jumlah Tangkai Bunga berdasarkan Diameter Mahkota Bunga dan Jumlah Lubang per Kotak.

Diameter Mahkota Bunga (cm)

Jumlah Lubang pada Kotak

Jumlah Tangkai per Kotak

≤ 7 30 60

8 35 70

9 35 70

25 50

10 – 11 25 50

≥ 12 25 20 50 40

Selama pengangkutan, produk harus dijaga dari kemungkinan terjadi benturan, gesekan, dan tekanan yang terlalu besar sehinga dapat menimbulkan kerusakan atau menurunnya mutu produk (Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura, 2004). Singh (2006) menyatakan bahwa, suhu ideal gerbera selama transportasi antara 4–6 °C.


(22)

10

METODOLOGI

Waktu dan Tempat

Kegiatan magang dilaksanakan di PT Puri Sekar Asri (PSA), Desa Cibodas, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat. Kegiatan magang dilakukan selama empat bulan. Magang dimulai pada awal bulan Maret sampai awal bulan Juli 2011.

Metode Magang

Metode magang yang dilaksanakan adalah bekerja di lapang dengan praktik langsung di kebun mengikuti sistem yang ditetapkan oleh perusahaan. Kegiatan yang dilakukan meliputi seluruh aspek teknis dan manajerial baik di kebun maupun di kantor.

Tahapan kegiatan magang yang dilaksanakan antara lain: 1. Orientasi lapang

Kegiatan ini dilakukan pertama kali untuk mengenal perusahaan lebih dekat mengenai lokasi, sistem kerja yang dijalankan, dan pengarahan lebih lanjut mengenai segala aktivitas perusahaan.

2. Bekerja sebagai karyawan harian lepas (KHL)

Kegiatan yang dilaksanakan meliputi persiapan lahan, penanaman, pemupukan, pengairan, pengendalian organisme pengganggu tanaman (OPT), panen, dan penanganan pasca panen. Kegiatan dilakukan selama satu bulan (Lampiran 2).

3. Pendamping kepala divisi kebun

Kegiatan yang dilaksanakan diantaranya membantu membuat perencanaan produksi dalam suatu divisi, mengawasi pekerjaan KHL, serta mencatat dan melaporkan kegiatan kerja harian. Kegiatan yang dilakukan disesuaikan dengan aktivitas supervisor kebun. Kegiatan dilakukan selama satu bulan (Lampiran 3).

4. Pendamping manajer kebun

Kegiatan yang dilaksanakan diantaranya mempelajari program kerja sebagai manajer di kebun, membantu dalam pembuatan rencana kerja, membantu


(23)

mengawasi dan mengelola tenaga kerja, menganalisis kegiatan kebun, dan membuat laporan harian, mingguan, dan bulanan. Kegiatan yang dilakukan disesuaikan dengan kegiatan manajer kebun. Kegiatan dilakukan dua bulan selama kegiatan magang (Lampiran 4).

Pengumpulan Data dan Informasi

Data yang dikumpulkan selama kegiatan magang meliputi data primer dan data sekunder. Data sekunder dikumpulkan melalui studi pustaka, wawancara, dan diskusi dengan staf dan pekerja di kebun. Data sekunder yang dikumpulkan diantaranya kondisi umum perusahaan meliputi lokasi kebun, luas area dan tata guna lahan, keadaan iklim dan tanah, struktur organiasi dan manajemen perusahaan, pengelolaan tenaga kerja, hasil produksi, dan keragaman varietas bunga potong gerbera yang dibudidayakan di PT PSA.

Data primer diperoleh dari hasil pengamatan langsung mulai dari pertumbuhan tanaman hingga penanganan pasca panen meliputi:

1. Fase Vegetatif dan Generatif

Pengamatan pada fase generatif diantaranya: 1) Jumlah anakan, banyaknya jumlah anakan dalam satu rumpun, 2) Jumlah bunga, banyaknya bunga per tanaman, 3) Panjang tangkai bunga, pertambahan panjang tangkai bunga per minggu hingga bunga siap panen, 4) Diameter bunga, pertambahan lebar diameter bunga per minggu hingga bunga siap panen. Pengamatan dilakukan dengan mengambil 10 tanaman contoh untuk setiap varietas yang diamati. 2. Panen

Pengamatan diantaranya: 1) Lama panen, dihitung dari awal bunga muncul hingga dapat dipanen, 2) Waktu pemanenan, waktu panen bunga gerbera yang diterapkan di perusahaan, 3) Hasil Panen, jumlah bunga yang dipanen dalam luasan tertentu, 4) Teknik pemanenan yang diterapkan, cara pemanenan yang dilakukan di perusahaan. 5) Panjang tangkai, panjang tangkai bunga saat dipanen, 6) Diameter bunga, diameter bunga saat dipanen.


(24)

12 3. Pasca panen

Pengamatan diantaranya: 1) Sortasi dan seleksi kualitas, cara sortasi yang dilakukan di kebun 2) Persentase kehilangan hasil, dilihat pada setiap tahapan pasca panen (pengumpulan, pengangkutan, sortasi dan grading,

pengikatan dan pembungkusan, pengemasan, dan penyimpanan),

3) Pengemasan dan pengepakan, cara mengemas dan mengepak bunga yang digunakan di kebun.

4. Kualitas Bunga

Pengamatan terhadap kualitas bunga dilakukan dengan membandingkan antara standar kualitas yang ditetapkan perusahaan dengan kualitas produk yang ditemukan di lapang. Pembandingan dilakukan dengan menampilkan contoh tanaman yang termasuk dalam standar mutu perusahaan, kemudian dilakukan perhitungan persentase masing-masing varietas yang memenuhi standar mutu perusahaan.

5. Vaselife

Pengamatan diantaranya: 1) Jumlah mahkota yang layu, dilihat dari tekstur bunga yang lemas, adanya bintik hitam atau coklat pada bunga, cabang bunga yang mulai merunduk, dan tidak adanya tegangan permukaan mahkota bunga. Halevy dan Mayak (1981), menyatakan bahwa pengamatan dihentikan sampai 50 % bunga yang mekar mengalami kelayuan. Penentuan persentase kelayuan bunga ditentukan dengan rumus:

Persentase bunga layu=

2) Warna dan penampilan bunga, pengamatan dilakukan menggunakan skoring angka mulai dari 1–5 yang menunjukan sangat buruk hingga sangat baik.

6. Analisis kelayakan usahatani

Data diperoleh melalui wawancara kepada karyawan, diskusi dengan manajer, studi literatur, dan survei harga langsung ke toko pertanian sekitar.


(25)

Analisis Data dan Informasi

Data yang bersifat kuantitatif dianalisis menggunakan rataan, standar deviasi, persentase, uji-t, dan uji F. Vaselife bunga diuji menggunakan rancangan tersarang. Model matematika rancangan percobaannya adalah:

Yijk= µ+αi+ßj(i)+εijk

Dimana:

Yijk : nilai hasil pengamatan pada suhu ke-i dengan tingkat kematangan ke-j dan

ulangan ke-k. µ : nilai rata-rata umum.

αi : pengaruh perlakuan suhu ke-i.

ßj(i) : pengaruh perlakuan tingkat kematangan ke-j yang tersarang dalam suhu ke-i

εijk : galat umum percobaan.

Data hasil pengamatan diolah menggunakan uji F pada sistem SAS 9.1.3. (Statistical Analysis System). Data yang menunjukkan pengaruh nyata dilanjutkan dengan uji Duncan Multiple Range Test ( DMRT) pada taraf α= 5 %.

Dilakukan analisis kelayakan usahatani meliputi NPV (Net Present Value), Net B/C (Net Benefit Cost Ratio), IRR (Internal Rate of Return), PP (Payback Period) untuk melihat kelayakan usaha budidaya bunga potong gerbera. Data pengamatan yang telah dianalisis kemudian diuraikan secara deskriptif dan dibandingkan dengan standar yang ditetapkan oleh perusahaan serta hasil studi literatur yang dilakukan.


(26)

14

KEADAAN UMUM

Sejarah dan Perkembangan Perusahaan

PT Puri Sekar Asri yang terletak di daerah Pondok Labu, Jakarta Selatan didirikan oleh Ir. Subiyanto pada tahun 1976. Perusahaan ini memulai bisnis dengan

budidaya tanaman anggrek kemudian diikuti pembibitan tanaman hias. Setelah Ir. Subiyanto meninggal dunia, perusahaan diserahkan kepada Ibu Atie Subiyanto

hingga sekarang (2011). Tahun 1994 Puri Sekar Asri menjadi sebuah Perseroan Terbatas (PT) berbadan hukum nomor 228 dengan nama PT Puri Sekar Asri. Tahun 1997 PT Puri Sekar Asri menjadi anggota Asosiasi Bunga Indonesia (Asbindo).

Kantor pusat perusahaan berlokasi di Jl. Pangkalan Jati no. 513/A, Jakarta Selatan. Lokasi ini merupakan pusat kegiatan untuk divisi landscape, rental tanaman hias dan angrek. Kantor pemasaran bunga potong (Trader) mulai tahun 1995 berlokasi di Jl. H. Saidi V no. 11, Cipete, Jakarta Selatan. Saat ini perusahaan memiliki 3 kebun produksi, yaitu: kebun Cibodas yang digunakan untuk produksi bunga potong, kebun Depok, dan kebun Pangkalan Jati digunakan untuk produksi anggrek pot.

Peningkatan usaha dilakukan dengan perluasan lahan secara konsisten, serta pengembangan teknologi terapan yang kemudian sangat membantu dalam upaya peningkatan mutu dan kuantitas produksi. Saat ini perusahaan memiliki berbagai divisi kegiatan usaha, diantaranya adalah nursery, trading, landscape, rental tanaman, florist, dan dekorasi. Permintaan bunga potong yang terus meningkat merupakan peluang pasar yang cukup cerah bagi perusahaan. Oleh karena itu, perusahaan mulai membudidayakan bunga potong seperti gerbera, mawar, lily, lisianthus, dan ruscus sebagai daun potong.

Visi perusahaan adalah menjadi perusahaan yang unggul di bidang tanaman hias dalam hal mutu, pertumbuhan, dan kemampuan memperoleh keuntungan. Melalui visi tersebut, perusahaan berusaha untuk meningkatkan dan mengembangkan produk-produk yang berkualitas tinggi.

Misi perusahaan adalah memenuhi kebutuhan konsumen dengan produk berkualitas unggul dan memberikan pelayanan prima. Hal tersebut dilakukan untuk menciptakan hubungan yang interaktif antara perusahaan dan konsumen. Pencapaian


(27)

inovasi untuk menghasilkan produktivitas tinggi dilakukan untuk memperoleh keuntungan yang optimal untuk menjaga kesinambungan hidup perusahaan dan kesejahteraan bagi seluruh karyawan.

Lokasi Perusahaan dan Letak Wilayah Administratif

PT Puri Sekar Asri merupakan perusahaan yang bergerak di bidang florikultur. Perusahaan ini berpusat di Jl. Pangkalanjati I no. 513/A, Jakarta Selatan sedangkan kantor pemasaran bunga potongnya berada di Jl. H. Saidi V no. 11, Cipete, Jakarta Selatan. Kebun produksi PT Puri Sekar Asri berlokasi di Jl. Raya Maribaya Timur Rt 03/Rw 06 Desa Cibodas, Kecamatan Lembang. Jarak dari Desa Cibodas ke ibukota kecamatan adalah 8 km. Waktu tempuh ke ibukota kecamatan dengan menggunakan kendaraan bermotor adalah 0.5 jam. Akses transportasi dan jaringan telekomunikasi yang baik memudahkan untuk mencapai lokasi perusahaan.

Desa Cibodas berada pada 6 ° 48’42” LS – 107 ° 37’3” BT dengan ketinggian 1 260 mdpl. Desa Cibodas terletak pada wilayah yang berbukit–bukit. Wilayah adminstratif Desa Cibodas berbatasan dengan Desa Wangunharja di sebelah Utara, Desa Cimenyan di sebelah Selatan, Desa Suntenjaya di sebelah Timur dan Desa Langensari di sebelah Barat.

Keadaan Iklim dan Tanah

Curah hujan di Desa Cibodas pada tahun 2010 adalah 3 296.8 mm/tahun dengan 150 hari hujan. Suhu harian di Ds. Cibodas berkisar 15 °C sampai dengan 24 °C dan kelembaban relatif harian 82 % (Stasiun Klimatologi Margahayu II Lembang, 2011). Data cuaca selekapnya dapat dilihat pada (Lampiran 5 dan 6). Jenis tanah di kebun Cibodas adalah andosol dengan struktur lempung berliat sampai lempung berdebu. Tanah andosol memiliki pH antara 5.0–6.5.

Luas Area dan Tata Guna Lahan

Kebun Cibodas adalah kebun yang disewa oleh PT PSA untuk melakukan kegiatan produksi bunga potong. Kebun dengan luas 1 ha ini awalnya adalah lahan tidur


(28)

16 milik penduduk sekitar. Pada tahun 1996 PT PSA mulai menyewa lahan tersebut hingga saat ini (2011). Keputusan perusahaan untuk menyewa lahan di desa Cibodas antara lain disesuaikan oleh kondisi iklim dan tanah yang cocok untuk budidaya bunga potong, biaya produksi dan tenaga kerja yang murah, serta sewa lahan yang murah, dan kemudahan dalam mengakses transportasi sebagai pendukung dari proses produksi.

Luas keseluruhan kebun Cibodas adalah 1 ha, yang terbagi menjadi kebun produksi dan fasilitas penunjang. Luas kebun produksi adalah 0.85 ha berupa

greenhouse yang digunakan untuk memproduksi bunga potong lily, lisianthus, mawar, gerbera, dan hortensia serta ruskus sebagai daun potong. Fasilitas penunjang seluas 0.15 ha terdiri dari kantor, mess karyawan, cool storage, packing house, gudang penyimpanan, bak penampungan air, dan lahan terbuka yang biasa ditanam sayuran oleh karyawan. Denah dari kebun Cibodas dapat dilihat pada (Lampiran 7).

Kebun Cibodas memliki 2 greenhouse yang terdiri dari 11 blok. Greenhouse I terdiri dari 9 blok dengan luas 8 000 m2. Greenhouse I digunakan untuk memproduksi bunga lily sebanyak 47 bedeng dengan luas ± 60 m2 per bedeng, bunga mawar sebanyak 36 bedeng dengan luas ± 45 m2 per bedeng, bunga gerbera sebanyak 108 bedeng dengan luas ± 30 m2 per bedeng, bunga lisianthus 6 bedeng dengan luas ± 30 m2 per bedeng, bunga hortensia, dan daun potong ruscus yang ditanam di pinggir greenhouse.

Greenhouse II terdiri dari 2 blok dengan luas 500 m2. Gereenhouse II digunakan untuk memproduksi bunga lily sebanyak 2 blok.

Bangunan greenhouse diantaranya berfungsi untuk melindungi tanaman dari terpaan air hujan, mengurangi intensitas cahaya yang masuk, mengurangi tingkat serangan OPT, dan menjaga agar suhu dan kelembaban udara tetap ideal. Greenhouse

yang dimiliki PT PSA berbentuk Piggy Back yang disatukan menjadi satu blok

greenhouse besar (multispan). Tiang bangunan greenhouse I terbuat dari kayu yang telah diberi pondasi beton, sedangkan tiang greenhouse II terbuat dari bambu gajah yang dilapisi oleh plastik pada bagian bawahnya (pondasi). Atap bangunan greenhouse

terbuat dari bahan polyethylene dengan ketebalan 2 µm. Bahan polyethylene dipilih karena harganya murah, ukuranya besar dan mudah dipasang. Kekurangan dari penggunaan atap berbahan polyethylene adalah jangka waktu penggunaannya pendek (2–3 tahun). Greenhouse memiliki dinding yang terbuat dari bahan screen. Screen


(29)

berfungsi untuk memberikan ventilasi alami yang mampu mengontrol suhu dalam

greenhouse dan mengurangi serangan OPT.

Bangunan greenhouse I adalah bangunan lama yang dibuat pada tahun 1994. Kondisi greenhouse I kurang baik Gambar 2. Screen pada dinding greenhouse I banyak yang sobek dan hilang sedangkan greenhouse di blok G (bunga gerbera) belum terpasang atap. greenhouse II yang pembangunannya baru selesai pada bulan Maret 2011 kondisinya masih baik Gambar 3. Kurangnya perhatian perusahaan terhadap perbaikan greenhouse merupakan salah satu faktor yang mengakibatkan penurunan produksi bunga potong gerbera.

Gambar 2. Konstruksi Bangunan Greenhouse I

Gambar 3. Konstruksi Bangunan Greenhouse II

Tiang kayu Pondasi beton Atap polyethylene

Dinding screen

Atap polyethylene

Paranet Dinding screen

Tiang bambu

Pondasi bambu yang dilapisi plastik


(30)

18

Keadaan Tanaman dan Produksi

Bahan tanam awal yang digunakan adalah tanaman dalam media polybag yang berasal dari perusahaan Florist di Belanda. Perusahaan terakhir mengimpor bibit dari Belanda pada tahun 1997. Setelah itu, perusahaan hanya menggunakan bibit hasil anakan dari bibit asli atau biasa diberi nama bibit ex-impor. Rata–rata umur tanaman yang berada di kebun Cibodas saat ini adalah 14 bulan setelah tanam anakan. Populasi tanaman gerbera yang ada di kebun Cibodas ± 36 000 tanaman. Kontinuitas produksi dijaga dengan cara pemeliharaan yang teratur. Bunga potong yang dihasilkan kemudian dipasarkan secara individual maupun perusahaan yang membutuhkan pasokan bunga secara rutin. Hasil panen dicatat agar dapat melihat kemajuan produksinya. Produksi bunga potong gerbera PT Puri Sekar Asri bulan Januari–Juni tahun 2010 dan bulan Januari–Juni 2011 dapat dilihat pada (Gambar 4).

Keterangan: Rata-rata produksi 2010= 6 910 tangkai. Rata-rata produksi 2011= 14 343 tangkai.

Gambar 4. Produksi Gerbera PT PSA Bulan Januari–Juni Tahun 2010 dan Bulan Januari–Juni Tahun 2011

Rata–rata produksi pada bulan Januari–Juni tahun 2010 lebih rendah dibandingkan rata–rata produksi pada bulan Januari–Juni tahun 2011. Hal tersebut diduga karena curah hujan pada bulan Januari–Juni tahun 2010 lebih tinggi jika

10420 3550 5860 9500 8260 3870 17100 21600 16050

11580 10750

8980 0 500 1000 1500 2000 2500 JAN '10 FEB '10 MAR '10 APR '10 MEI '10 JUN '10 JAN '11 FEB '11 MAR '11 APR '11 MEI '11 JUN '11 Ju m lah Pro d u ksi (t an gka i) Bulan Rata-rata produksi 2011 Rata-rata produksi 2010


(31)

dibandingkan dengan curah hujan bulan Januari–Mei tahun 2011 (Lampiran 6). Curah hujan yang tinggi dengan kondisi atap dan dinding greenhouse yang terbuka dan belum selesai diperbaiki (Gambar 5a) dapat mengakibatkan penurunan kualitas bunga potong gerbera. Rendahnya produksi bunga gerbera juga dipengaruhi oleh umur tanaman. Pada tahun 2010 tanaman baru berumur kurang lebih 2 bulan setelah tanam anakan pada awal tahun 2010, sehingga produksinya masih rendah. Pada tahun 2011 produksi lebih tinggi dengan umur tanaman 14 bulan setelah tanam anakan.

Kerusakan atap mengakibatkan air hujan dan cahaya matahari langsung mengenai tanaman, mempercepat pertumbuhan gulma yang bisa menjadi inang bagi hama dan penyakit, dan memungkinkan masuknya hama penyakit ke dalam greenhouse

sehingga dapat menyerang tanaman gerbera. Saat musim penghujan datang air dapat langsung masuk ke dalam greenhouse (Gambar 5b). Air hujan yang memercik dan mengenai permukaan bunga dan daun dapat menjadi jalan masuk bagi penyakit. Percikan air hujan yang mengenai permukaan bunga akan mengakibatkan permukaan bunga menjadi kotor dan tidak layak dipanen. Menurut Sheela (2008), lingkungan yang terkendali seperti di dalam greenhouse dapat meningkatkan produksi bunga potong gerbera sebesar 25 – 60 %.

Gambar 5. Kondisi Greenhouse pada Blok G: (a) Greenhouse yang Belum Selesai Diperbaiki, (b) Kondisi Greenhouse Setelah Hujan


(32)

20

Struktur Organisasi dan Ketenagakerjaan

PT Puri Sekar Asri merupakan perusahaan baru dengan stuktur organisasi yang masih sederhana dan bersifat sentralisasi. Fungsi-fungsi umum seperti pemasaran, administrasi, logistik, akuntasi dan pengaturan sumberdaya manusia masih dilakukan di kantor pusat, sedangkan bagian produksi hanya menjalankan fungsi produksi. Struktur organisasi di PT PSA dari jabatan tertinggi hingga terendah secara berturut-turut adalah direktur utama, direktur, manager, kepala bagian (divisi), dan karyawan (Lampiran 8).

PT PSA dipimpin oleh direktur utama yang bertugas mengelola perusahaaan dan merencanakan strategi perusahaan. Direktur utama langsung membawahi direktur. Direktur bertugas membuat kebijakan serta prosedur kerja, memeriksa prosedur kebijakan yang dijalankan oleh perusahaan, dan membina hubungan baik dengan instansi pemerintah dan swasta yang terkait dalam kegiatan usaha. Direktur langsung membawahi manajer pemasaran, manajer kebun Lembang dan manajer umum.

Manajer pemasaran berperan dalam mengelola perencanaan pemasaran. Manajer pemasaran langsung membawahi karyawan bagian pemasaran. Tugas dan tanggung jawab manajer pemasaran adalah: 1) Melaksanakan rencana berbagai aktivitas strategi pemasaran dengan segmentasi pasar yang jelas; 2) Menetapkan target setiap program aktivitas pemasaran, serta melakukan evaluasi keefektifan strategi yang digunakan; 3) Memastikan program operasional yang telah direncanakan berjalan dengan baik; 4) Memberi masukan kepada Direktur mengenai situasi dan kondisi pasar dari waktu ke waktu; 5) Membina kerjasama dengan konsumen untuk mendukung tercapainya target pemasaran; 6) Melakukan kontrol terhadap pemakaian budget secara efektif dan efisien serta dapat dipertanggungjawabkan.

Wewenang manajer pemasaran diantaranya: 1) Mengusulkan budget tahunan dan meminta persetujuan direktur untuk menggunakan biaya dalam aktivitas pemasaran sesuai dengan budget yang disetujui; 2) Turut menentukan vendor (suplier yang akan

bekerjasama); 3) Menentukan konsep aktivitas promosi yang akan dilakukan; 4) Melakukan koordinasi dengan semua bagian yang terkait dengan tugas dan tanggung


(33)

Manajer produksi berperan dalam mengelola perencanaan produksi. Manajer produksi langsung membawahi kepala divisi packing, kepala divisi produksi dan kepala

divisi umum dan logistik. Tugas dan tanggung jawab manajer produksi adalah: 1) Membuat usulan kebijakan, saran, peraturan, dan prosedur kerja yang berlaku di

divisi masing–masing; 2) Melakukan supervisi, pengarahan, dan pembinaan kepada tiap

divisi atas pelaksanaan program kerja, dan tercapainya sasaran perusahan; 3) Menerapkan teknik budidaya yang benar dan sesuai prosedur untuk masing–masing

jenis tanaman agar tercapai target produksi dengan kualitas produk yang layak jual; 4) Membina kerjasama dengan suplier unuk mendukung terlaksananya prosedur kerja dan tercapainya target produksi; 5) Melakukan kontrol terhadap penggunaan budget

secara efektif dan efisien serta dapat dipertanggungjawabkan.

Wewenang manajer pemasaran diantaranya: 1) Mengusulkan budget tahunan dan meminta persetujuan direktur untuk menggunakan biaya dalam aktifitas pemasaran sesuai dengan budget yang disetujui; 2) Turut menentukan vendor (suplier yang akan bekerjasama); 3) Melakukan koordinasi dengan semua bagian yang terkait dengan tugas dan tanggung jawab manajer produksi.

Manajer umum perperan dalam mengelola ketenagakerjaan dan keuangan perusahaan. Manajer umum langsung membawahi kepala divisi HRD dan kepala divisi

accounting dan financial. Tugas dan tanggung jawab manajer umum adalah: 1) Merencanakan, mengorganisir dan mengontrol cash flow perusahaan; 2) Menerima,

memeriksa, memproses dan mengontrol seluruh pengeluaraan perusahaan; 3) Mengontrol pembayaran kepada suplier melalui bagian financial; 4) Mengkoordinir

laporan keuangan yang berkaitan dengan kegiatan perusahaan; 5) Membuat administrasi, perizinan, dan surat menyurat yang berhubungan dengan perusahaan dan kegiatannya.

Wewenang manajer umum diantaranya: 1) Melakukan pemeriksaan dan kontrol terhadap seluruh transaksi keuangan perusahaan, termasuk yang terkait dengan divisi lain; 2) Mengusulkan budget tahunan dan meminta persetujuan direktur untuk menggunakan biaya dalam aktifitas pemasaran sesuai dengan budget yang disetujui; 3) Menentukan perusahaan yang akan bekerjasama dengan perusahaan; 4) Mengatur penugasan supir dan penggunaan kendaraan operasional.


(34)

22 Tenaga kerja PT Puri Sekar Asri terdiri dari tenaga kerja tetap dan tenaga kerja tidak tetap. Tenaga kerja tetap merupakan merupakan staf kantor yang berada di kantor pusat Jakarta dan kebun. Tenaga kerja tidak tetap merupakan karyawan kebun yang bekerja secara harian. Total tenaga kerja tetap di kebun Cibodas yaitu 12 orang. Tenaga tidak tetap diperoleh dari masyarakat yang tinggal di sekitar kebun. Tenaga tidak tetap hanya datang jika ada pekerjaan yang bersifat borongan.

Karyawan kebun dan karyawan kantor masuk setiap hari. Pekerjaan dimulai pada pukul 07.00 WIB sampai dengan pukul 15.30 WIB. Waktu istirahat pukul 12.00– 13.00 WIB, sedangkan di kebun jam istirahan ditambah yaitu pada pukul 09.00– 09.30WIB. Tenaga kerja tetap di kantor kebun mendapatkan libur secara bergilir dalam satu bulan. Tenaga kerja tidak tetap mendapatkan uang lembur untuk mengganti libur.

Sistem penggajian dilakukan berdasarkan tingkat pendidikan, keterampilan dan jabatan yang dimiliki oleh tenaga kerja. Upah karyawan harian dihitung berdasarkan jumlah hari kerja dalam satu minggu. Selain upah dan gaji yang diterima karyawan, perusahaan juga memberikan tunjangan seperti jaminan kesehatan, biaya makan, tunjangan Hari Raya dan insentif khusus untuk pekerja lembur. Gaji untuk tenaga kerja pria diberikan pada akhir bulan, sedangkan upah tenaga kerja wanita diberikan tiap akhir minggu. Upah yang diterima oleh tenaga kerja tidak tetap sebesar Rp 20 000,00 per HKW (hari kerja wanita) dan Rp 35 000 per HKP (hari kerja pria). Upah borongan

akan dihitung sesuai prestasi kerja karyawan. Upah lembur dihitung sebesar Rp 5 000,00 per jam, sehingga upah yang diperoleh setiap karyawan akan berbeda.


(35)

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG

Aspek Teknis

Aspek teknis yang dikerjakan dalam budidaya bunga potong gerbera meliputi: persiapan lahan dan media tanam, persiapan bahan tanam, persiapan tanam dan penanaman, pemeliharaan, panen, pasca panen dan pemasaran bunga potong gerbera.

Persiapan Lahan dan Media Tanam

Pembukaan lahan dilakukan sebelum membuat bedengan. Pembukaan lahan di kebun Cibodas dilakukan dengan cara kimia dan mekanik. Pembukaan lahan secara kimia dilakukan dengan menggunakan herbisida. Herbisida yang digunakan adalah herbisida sistemik dengan konsentrasi bahan aktif isopropilamina glifosat 486 g/ L dan dosis 0.3 ml/ m2. Seminggu setelah aplikasi herbisida baru dilakukan pembersihan lahan secara mekanik yaitu menggunakan arit, cangkul, dan garpu.

Pembuatan bedengan dilakukan jika lahan telah bersih dari gulma. Bedengan dibuat dengan memberi patok pada setiap ujung bedengan dengan luas 1 x 30 m2. Antara bedeng satu dengan bedeng yang lain diberi jarak ± 50 cm. Patok yang digunakan terbuat dari bambu yang telah dipotong meruncing pada bagian ujungnya dengan panjang ± 40 cm. Patok dipasang mengelilingi bedengan dengan jarak ± 50 cm antar patoknya. Bedeng yang telah diberi patok kemudian dipasang terpal dengan tinggi 30 cm dari permukaan tanah sambil diputar mengelilingi bedengan. Dibutuhkan 0.28 HOK untuk menyelesaikan pembuatan satu buah bedengan.

Tanah lapisan atas pada setiap bedengan yang telah jadi dikeluarkan dan disimpan di samping bedengan. Bedengan diberi pupuk kandang ayam dengan dosis ± 100 kg/ bedeng, kemudian pupuk kandang ayam dan tanah dalam bedengan diaduk dengan perbandingan 2:1 (v/v) (Gambar 6a). Setelah pupuk kandang ayam dan tanah tercampur rata bedengan disiram hingga mencapai kapasitas lapang. Bedengan yang telah dicampur dengan pupuk kandang ayam kemudian dibiarkan selama ± 1 bulan seperti pada (Gambar 6b) sambil terus di siram dan dibalik setiap satu minggu sekali. Tanah lapisan atas dimasukkan kembali ke dalam bedengan dan diaduk rata satu


(36)

24 minggu sebelum bibit di tanam seperti (Gambar 6c). Dibutuhkan 0.11 HOK untuk mengolah media tanam dalam satu bedeng sebelum penanaman dilakukan.

Gambar 6. Persiapan Lahan dan Media Tanam: (a) Pemberian Pupuk Kandang Ayam, (b) Bedengan yang Telah Dicampur Pupuk Kandang Ayam dan Telah Dibiarkan Selama 1 Bulan, (c) Proses Pembalikan Media

a

b

Top soil

Dinding bedengan

Pupuk kandang ayam


(37)

Persiapan Bahan Tanam

Bahan tanam yang digunakan dapat berasal dari biji, planlet hasil kultur jaringan, dan pemisahan anakan. Di kebun Cibodas bahan tanam yang digunakan berasal dari anakan. Anakan diperoleh dari tanaman induk yang masih produktif, minimal berumur 1 tahun. Hal tersebut dipilih karena tanaman yang telah berumur minimal 1 tahun memiliki anakan yang sudah cukup kuat untuk di pisahkan dari induknya. Tanaman induk yang dipilih berasal dari rumpun yang sehat (terbebas dari hama penyakit), memiliki pertumbuhan yang cepat, dan produksi bunganya banyak. Hal ini sesuai pendapat Ondra (1998), yang menyatakan perbanyakan yang diambil dari tanaman induk yang kuat akan meningkatkan keberhasilan suatu perbanyakan.

Rumpun indukan yang akan dijadikan bahan tanam dibongkar, kemudian anakan dipisahkan. Pemisahan dapat dilakukan dengan cara langsung menarik anakan dari tanaman induk atau dengan memotong bagian stolonnya. Pembongkaran dan pemisahaan anakan dilakukan pagi hari. Hal ini dilakukan untuk mengurangi tingkat stres yang dialami tanaman. Anakan yang telah terpisah kemudian dikumpulkan dan dimasukan ke dalam ember sesuai dengan varietasnya. Dibutuhkan 0.07 HOK untuk menyiapkan bibit yang akan ditanam dalam satu bedeng.

Persiapan Tanam dan Penanaman

Daun dan akar tanaman anakan yang telah dipisahkan dari tanaman induk dibuang sebagian. Membuang sebagian daun dapat mengurangi laju transpirasi tanaman, sedangkan memotong sebagian akar bertujuan untuk memudahkan penanaman dan diharapkan dapat merangsang pembentukan akar baru. Anakan yang telah dikurangi daun dan akarnya kemudian direndam ke dalam larutan fungisida sistemik berbahan aktif Mefenoksam 45 % dan Mankozeb 64 % dengan konsentrasi 0.5 g/ L selama ±1 menit, lalu diangin-anginkan sebentar sebelum ditanam. Perendaman dengan fungisida bertujuan untuk mencegah penyebaran cendawan yang terbawa bahan tanam dan atau masuk melalui bagian tanaman yang mengalami pelukaan.


(38)

26 Bedengan yang akan ditanam diolah dan diratakan terlebih dahulu. Media tanam dalam bedengan diratakan menggunakan bambu panjang. Penanaman dapat dilakukan pagi hari antara pukul 07.00–09.00 WIB atau sore hari antara pukul 14.30–15.30 WIB. Dibutuhkan 0.11 HOK untuk melakukan penanaman dalam satu bedeng. Penanaman dilakukan dengan membuat lubang tanam sedalam ± 15 cm, kemudian memasukan anakan ke dalam lubang, dan menutupnya dengan agak ditekan. Kedalaman lubang tanam tidak boleh terlalu dalam karena dapat menghalangi pertumbuhan tunas baru. Jarak tanam yang digunakan untuk menanam adalah 30 cm x 30 cm. Selesai menanam kemudian dilakukan penyiraman.

Pemeliharaan Tanaman

Pemeliharaan tanaman merupakan hal yang penting dalam budidaya tanaman. Pemeliharaan yang intensif dan terjadwal dengan baik dapat meningkatkan kualitas tanaman dan hasil produksi yang baik pula. Pemeliharaan tanaman gerbera yang dilakukan di kebun Cibodas meliputi penyiraman, perompesan, penggemburan, pengendalian gulma, pemupukan dan pengendalian organisme pengganggu tanaman.

a. Penyiraman

Jadwal penyiraman dilakukan 2 kali dalam satu minggu dengan mempertimbangkan kondisi tanah. Dibutuhkan 0.43 HOK untuk melakukan penyiraman pada lahan seluas 3 240 m2. Penyiraman dilakukan pagi hari sekitar pukul 09.00– 10.00 WIB atau sore hari sekitar pukul 14.30–15.30 WIB. Penyiraman dilakukan karyawan secara manual menggunakan selang. Penyiraman sebaiknya dilakukan sampai pada kondisi kapasitas lapang. Saat penyiraman sebaiknya air dari tanah tidak memercik mengenai daun dan bunga (Gambar 7).


(39)

Gambar 7. Penyiraman Tanaman Gerbera

b. Perompesan

Perompesan daun dan bunga adalah salah satu kegiatan dalam pemeliharaan gerbera. Perompesan daun dan bunga bertujuan untuk membuang daun dan bunga yang kering, layu, terkena hama penyakit, dan daun tua Gambar 8. Perompesan dilakukan dengan mencabut atau menggunting daun yang terletak paling bawah dan yang terserang hama penyakit. Perompesan diupayakan tidak melebihi 30 % dari jumlah daun keseluruhan. Perompesan dilakukan satu bulan sekali ketika daun tanaman sudah terlihat rimbun. Dibutuhkan 0.07 HOK untuk melakukan perompesan dalam satu bedeng.


(40)

28

c. Penggemburan

Penggemburan bertujuan untuk menjaga aerasi media tanam agar tetap baik dan dilakukan bersamaan dengan perompesan dan penyiangan gulma. Penggemburan dilakukan secara manual dengan alat bantu kored dan penggaru. Kegiatan tersebut dilakukan satu bulan sekali dengan cara mengeruk dan membalik tanah yang berada di sekitar rumpun tanam. Dibutuhkan 0.07 HOK untuk melakukan penggemburan dalam satu bedeng.

d. Pengendalian gulma

Penyiangan gulma di sela tanaman dan bedengan dilakukan satu bulan sekali. Dibutuhkan 0.07 HOK untuk melakukan pengendalian gulma dalam satu bedeng. Penyiangan dilakukan secara manual dengan cara mencabut gulma di sekelilng tanaman dan mengeruk lumut yang terdapat di dinding bedengan. Alat bantu yang digunakan untuk menyiangi gulma adalah arit dan kored. Gulma yang banyak ditemui adalah gulma berdaun lebar, sebagian kecil teki, dan rumput (Gambar 9).

Gambar 9. Gulma–gulma yang terdapat pada Pertanaman Gerbera: (a) Eleuisine indica, (b) Digitaria adscendens, (c) Entella asiatica, dan (d) Chromolaena odorata

a b


(41)

e. Pemupukan

Pemupukan gerbera di kebun Cibodas dibedakan menjadi 2 yaitu pemupukan bulanan dan pemupukan mingguan. Pemupukan bulanan dilakukan 1 bulan sekali. Dibutuhkan 0.11 HOK untuk aplikasi pemupukan dalam satu bedeng. Pupuk yang digunakan adalah NPK mikro hidro (15:9:20) dengan dosis 5 g/ tanaman. Pemupukan dilakukan dengan cara membuat lubang ± 5 cm dari rumpun, kemudian pupuk dimasukkan di dalam lubang dan ditutup kembali. Selesai memupuk bedengan kemudian disiram. Pemupukan mingguan dilakukan satu minggu sekali bersamaan dengan pengendalian hama penyakit. Dibutuhkan 0.29 HOK untuk melakukan pemupukan yang dilakukan bersamaan dengan pengendalian hama dan penyakit pada lahan seluas 3 240 m2. Pupuk yang digunakan adalah pupuk daun dengan merek dagang Gandasil D (27:18:27). Konsentrasi pupuk yang digunakan adalah 3 g/ L air dengan dosis 61.73 ml/ m2. Pemupukan ini dilakukan dengan cara penyemprotan menggunakan alat bantu compressor dan sprayer stick (Gambar 10).

Gambar 10. Aplikasi Pemupukan Mingguan yang Digabung dengan Pengendalian Hama dan Penyakit

f. Pengendalian Hama Penyakit

Hama penyakit adalah organisme yang merugikan tanaman. Di kebun Cibodas hama yang banyak dijumpai pada pertanaman gerbera adalah kumbang (Apogonia destructor Bos.), siput tak berumah (Limax maximus), ulat jengkal (Thalasodes sp.),


(42)

30 kutu daun (Aphis gossypii Glov. dan Aphis craccivora Koch.,), tungau, dan penggerek daun (Liriomyza huidobrensis) (Gambar 11). Pengendalian hama penyakit dilakukan secara kuratif dengan cara menyemprotkan pestisida dengan jenis dan dosis yang tepat setiap satu minggu sekali. Jenis, dosis, dan konsentrasi yang digunakan dalam pengendalian OPT dapat dilihat pada Lampiran 9.

Gambar 11. Jenis Hama yang Menyerang Tanaman Gerbera: (a) Kumbang (Apogonia destructor Bos.I), (b) Siput tak Berumah (Limax maximus), (c) Kutu Daun, dan (d) Penggerek Daun (Liriomyza huidobrensis)

Pengendalian hama penyakit dilakukan setiap 1 minggu sekali yaitu pada hari Sabtu. Pengendalian hama penyakit dilakukan pagi hari mulai pukul 07.00–09.00 WIB. Dibutuhkan 0.29 HOK untuk melakukan pengendalian hama dan penyakit pada lahan seluas 3 240 m2. Pengendalian hama penyakit dilakukan dengan cara menyemprot menggunakan alat bantu compressor dan sprayer stick. Sehari sebelum aplikasi dilakukan pengontrolan di lapang untuk mengetahui jenis hama dan populasinya. Pengontrolan dilakukan dengan cara menggoyang-goyangkan daun menggunakan

b

c d


(43)

tongkat. Hal tersebut dilakukan untuk mengetahui dosis dan jenis pestisida yang akan digunakan pada saat aplikasi.

Pemanenan

Pemanenan gerbera di kebun Cibodas dilakukan 3 kali dalam seminggu yaitu pada hari Minggu, Selasa dan Kamis. Panen bunga (Gambar 12a) dilakukan pagi hari mulai pukul 07.00–09.00 WIB. Dibutuhkan 0.29 HOK wanita untuk memanen bunga gerbera yang ditanam pada luasan 3 240 m2. Pemanenan dilakukan pada 4 blok yaitu blok E, G, H, dan I. Pemanenan dilakukan dengan cara memutar tangkai bunga dan mencabutnya sesuai dengan arah tumbuhnya.

Bunga yang dapat dipanen di kebun Cibodas adalah bunga yang telah mekar

penuh dan menghadap ke atas. Bunga yang dipanen sebaiknya telah memiliki 2 lingkaran benang sari (Singh, 2006) (Gambar 12b). Bunga yang telah dipanen dalam

satu bedeng disimpan di depan bedengan hingga seluruh bunga dalam satu blok terpanen (Gambar 12c). Bunga yang telah terkumpul di depan bedengan kemudian diangkut ke packing house untuk kemudian dilakukan proses pasca panen. Pengumpulan bunga di depan bedengan dilakukan untuk memudahkan proses pengangkutan bunga ke packing house. Penyimpanan di tempat teduh dilakukan untuk mencegah kelayuan dan kerusakan bunga yang dapat menurunkan kualitas.

Volume bunga yang dipanen tidak selalu sama. Hal ini dilakukan untuk meminimalkan biaya produksi karena mobil perusahaan tidak selalu ke kebun pada hari–hari pengiriman bunga, sehingga bunga harus dikirim menggunakan paket. Sejak bulan Maret hingga bulan Mei 2011 rata–rata volume panen terbanyak dilakukan pada hari Minggu sebanyak 154.67 ikat, kemudian hari Selasa sebanyak 145 ikat dan hari Kamis sebanyak 125.33 ikat. Hal ini dilakukan karena setiap hari Minggu mobil perusahaan datang ke kebun. Namun, pada awal bulan Mei 2011 rata–rata volume panen pada hari Minggu turun menjadi 65.83 ikat, hari Selasa menjadi 132.57 ikat dan hari Kamis menjadi 102 ikat. Hal tersebut dikarenakan adanya perubahan kebijakan dari kantor pusat, sehingga mobil perusahaan hanya datang pada hari Selasa.


(44)

32

Gambar 12. Pemanenan Bunga Gerbera: Kegiatan Pemanenan (a), Kriteria Bunga Layak Panen (b), dan Bunga yang Terpanen Diletakkan di Depan Bedengan (c)

Pasca Panen

Kegiatan pasca panen bertujuan untuk mempertahankan mutu produk agar tetap prima sampai di tangan konsumen, menekan kehilangan karena penyusutan dan kerusakan, memperpanjang daya simpan, dan meningkatkan nilai ekonomis hasil pertanian. Kegiatan pasca panen bunga potong gerbera yang dilakukan di kebun Cibodas meliputi, pengangkutan bunga ke packing house, sortasi dan seleksi kualitas, pengikatan dan pembungkusan, penyimpanan, dan pengiriman bunga.

1. Pengangkutan Bunga ke Packing House

Bunga yang telah dipanen dalam satu blok yang sama segera dibawa ke packing house dan diletakkan di atas meja packing untuk selanjutnya dilakukan sortasi dan seleksi kualitas (Gambar 13). Pengangkutan dilakukan secara bertahap dengan cara menumpuk bunga di tangan (seperti digendong). Pengangkutan dilakukan secara hati-hati agar tidak banyak kehilangan hasil panen dan kerusakan fisik. Dibutuhkan 0.04 HOK untuk mengangkut seluruh bunga gerbera dari kebun ke meja packing.


(45)

Gambar 13. Bunga yang Telah Dipanen dan Diletakan di Atas Meja Packing

2. Sortasi dan Seleksi Kualitas Bunga

Sortasi merupakan kegiatan pemilihan produk yang baik dari produk–produk yang rusak, cacat, dan benda asing lainnya. Sortasi dan seleksi kualitas merupakan kegiatan yang penting pada proses pasca panen. Sortasi dan seleksi kualitas akan menentukan nilai dan harga jual bunga potong yang dihasilkan. Sortasi dimulai pada saat bunga sampai di packing house. Dibutuhkan 0.29 HOK untuk melakukan sortasi, pencontongan, dan pengemasan bunga potong gerbera.

Bunga yang telah dipanen dan dibawa ke packing house langsung dipisahkan berdasarkan jenis, panjang, dan diameter bunganya. Bunga yang mengalami kerusakan juga harus dipisahkan terlebih dahulu agar tidak terbawa pada tahapan selanjutnya. Sebaiknya bunga langsung dipisahkan berdasarkan tingkat kerusakan bunganya. Ciri bunga gerbera yang telah siap panen adalah yang telah memiliki 2 lingkaran serbuk sari (disc floret).

Sortasi di kebun Cibodas dilakukan beberapa saat sebelum pencontongan. Sortasi yang dilakukan baru sebatas membuang bagian mahkota bunga yang rusak terserang OPT. Bunga yang mengalami rusak fisik akibat defisiensi hara atau abmormal belum dipisah dan masih lolos sortasi. Mahkota bunga yang tingkat kerusakannya < 30 % masih dipertahankan dengan membuang bagian yang rusak (Gambar 14a, 14b, dan 14c), sedangkan bunga yang tingkat kerusakan mahkota bunganya ≥ 30 % langsung disisihkan (Gambar 14d).


(46)

34

Gambar 14. Tingkat Kerusakan Bunga Gerbera: (a) Kerusakan 1–10 %, (b) Kerusakan 11–20 %, (c) Kerusakan 21–30 %, dan (d) Kerusakan

> 30 % 3. Pencontongan

Pencontongan dilakukan setelah seluruh bunga dipanen. Satu persatu bunga dimasukan ke dalam contong (Gambar 15a). Contong bunga terbuat dari kertas koran yang digunting setengah lingkaran dengan diameter ± 15 cm (Gambar 15b), lalu di rekatkan kedua sisinya hingga membentuk kerucut. Ariestyadi (2007) menyebutkan, kertas HVS merupakan kemasan terbaik untuk bunga potong krisan dibandingkan HDPE, kertas buram, dan kertas koran. Bunga yang telah diberi contong kemudian dipisahkan sesuai dengan varietasnya (Gambar 15c). Pencontongan berfungsi untuk mempertahankan bentuk mahkota bunga agar tidak rusak akibat gesekan antar bunga.

c d

b a


(47)

Gambar 15. Kegiatan Pencontongan Bunga Potong Gerbera: (a) Pencontongan, (b) Ukuran Contong yang Digunakan untuk Bunga Gerbera, dan (c) Bunga yang Telah Diberi Contong Dikumpulkan Berdasarkan Varietasnya

10 cm

b

c a


(48)

36 4. Pengemasan

Bunga yang telah diberi contong dan dipisahkan sesuai dengan warna dan jenisnya kemudian diikat (Gambar 16a). Bunga diikat menggunakan karet gelang dan mengikatnya tidak boleh terlalu kencang. Cara mengikatnya karet dimasukkan kedalam salah satu tangkai bunga kemudian diputar sebanyak dua kali dan dikaitkan kembali ke salah satu tangkai bunga. Satu ikat bunga (bunch) terdiri dari 10 tangkai bunga gerbera dengan warna dan jenis yang sama. Bunga yang telah diikat kemudian dibungkus dengan kertas HVS putih (Gambar 16b).

Gambar 16. Pengemasan Bunga Potong Gerbera: (a) Pengikatan Gerbera, (b) Bunga yang Telah Diikat dan Dibungkus, dan (c) Identitas pada Kertas Pengemas

b a

Dharmawangsa

5

c

Nama pemesan Jumlah pesanan


(49)

Bunga yang telah dibungkus kertas HVS putih kemudian dipisahkan berdasarkan jenis dan warnanya. Bunga dihitung berdasarkan jenis dan warnanya dan kemudian dibagi sesuai dengan pesanan. Bunga-bunga yang dipesan kemudian diikat kembali sebanyak 5 bunch, lalu dibungkus dengan kertas putih dan diberi identitas. Identitas yang dicantumkan adalah nama orang yang memesan dan jumlah bunga yang dipesan (Dharmawngsa 5) (Gambar 16c).

5. Penyimpanan

Di kebun Cibodas bunga yang telah dipanen langsung dikirim ke kantor pemasaran. Penyimpanan hanya dilakukan jika bunga tidak langsung dikirim ke kantor pemasaran. Penyimpanan dilakukan sementara waktu, karena bunga yang disimpan tidak pernah lebih dari 3 hari dan jumlahnya kurang dari 50 ikat. Penyimpanan bunga gerbera yang dilakukan di kebun Cibodas adalah penyimpanan basah. Selama penyimpanan bunga dimasukan ke dalam ember berisi air. Penyimpanan dilakukan di dalam cool storage dengan kisaran suhu 15-20 °C dan RH 75-90 %.

6. Pengemasan

Bunga yang akan dikirim ke kantor pemasaran di Jakarta dikemas ke dalam kardus karton. Kardus karton yang digunakan berukuran 45 cm x 120 cm x 80 cm dan di masing-masing sisi diberi lubang. Terdapat enam buah lubang dalam satu kardus dengan luas masing–masing lubang ± 4.5 cm2 (Gambar 17a). Dalam satu kardus karton tidak hanya berisi bunga gerbera saja, melainkan terdapat bunga mawar, lisianthus, dan daun potong ruscus. Bunga ditata berlawanan arah dalam posisi tidur (horizontal) (Gambar 17b). Penataan dimulai dengan menyimpan mawar, gerbera, ruscus dan lisianthus.


(50)

38

Gambar 17. Pengepakan Menggunakan Kardus: (a) Kardus yang Digunakan untuk Mengepak Bunga dan (b) Penataan Bunga Dalam Kardus Satu bulan terakhir perusahaan mulai memanfaatkan krat untuk mengemas bunga. Krat dipilih karena lebih kuat dan tahan lama dibandingkan kardus, sehingga dapat digunakan berulang-ulang. Krat diperoleh dari tempat bibit lily yang sudah tidak digunakan.Dua atau empat krat yang berukuran 60 cm x 40 cm x 20 cm digabungkan menjadi satu krat. Ukuran krat yang dihasilkan juga bervariasi, untuk dua krat yang digabungkan akan berukuran 120 cm x 40 cm x 20 cm sedangkan empat krat yang digabungkan akan berukuran 120 cm x 40 cm x 40 cm (Gambar 18a). Ukuran krat yang dibuat akan disesuaikan dengan volume bunga yang akan dipanen. Hal tersebut dilakukan untuk menekan biaya produksi untuk kardus karton dan memanfaatkan sumberdaya yang ada. Bunga yang telah dimasukkan ke dalam kotak, kemudian ditutup dan diberi alamat yang dituju (Gambar 18b).

Gamabar 18. Pengepakan Menggunakan Krat: (a) Krat Berukuran 120 cm x 40 cm x 40 cm dan (b) Contoh Identitas pada Kemasan Kardus atau Krat

a b


(51)

7. Pengiriman

Bunga-bunga yang telah dikemas baik dalam kardus maupun krat disusun rapih dalam mobil pengangkut. Dalam satu minggu dilakukan 3 kali pengiriman bunga ke Jakarta. Pengiriman dilakukan pada hari Minggu, Selasa dan Kamis. Pengiriman bunga pada hari Minggu dan Selasa dilakukan dengan mobil boks milik perusahaan, sedangkan pengiriman hari Kamis dilakukan dengan menggunakan mobil paket. Sejak awal bulan Mei 2011 kantor pusat mengubah jadwal untuk penggunaan mobil perusahaan. sehingga mobil perusahaan hanya datang pada hari Selasa.

Gambar 19. Kondisi Mobil Boks Milik Perusahaan

Pengiriman menggunakan mobil perusahaan dilakukan sekitar pukul 15.00 WIB, sedangkan pengiriman mengunakan paket dilakukan malam hari sekitar pukul 21.00 WIB. Pengiriman dengan mobil perusahaan pada sore hari dapat dilakukan karena mobil perusahan telah dilengkapi dengan pengatur suhu udara ruang (air conditioner) (Gambar 19). Temperatur dalam mobil diatur agar udara tetap rendah yaitu ± 15 °C. Pengiriman menggunakan paket pada malam hari dilakukan untuk menghindari respirasi bunga yang tinggi di siang hari. Mobil paket yang digunakan adalah mobil bak terbuka yang diberi terpal sebagai pelindung.

Pemasaran

Gerbera dipasarkan bersama dengan komoditas lainya seperti lily, mawar, lisianthus dan ruscus. Bunga yang diproduksi dipasarkan ke Bandung, Jakarta dan beberapa pasar di luar Jawa Barat. Bunga yang sampai ke kantor pemasaran di Jakarta


(52)

40 langsung di distribusikan ke konsumen yang sebelumnya telah memesan. Pengiriman dilakukan dengan mobil box milik perusahaan. Bunga-bunga yang tidak dipesan ditawarkan ke kios-kios bunga yang berada di Jakarta dengan sistem konsinyasi. Konsumen yang melakukan pemesanan adalaah pengepul (trader), florist, dekorator, dan hotel. Permintaan bunga meningkat pada saat-saat tertentu, seperti menjelang imlek, valentine, hari raya, natal dan tahun baru.

Aspek Manajerial

Kebun Cibodas dikelola oleh seorang manajer produksi yang langsung membawahi tiga kepala divisi. Kepala divisi memiliki tugas pokok diantaranya membuat perencanaan kegiatan yang meliputi kegiatan pemeliharaan seperti menentukan jadwal penyiangan gulma, perompesan, penggemburan, pemupukan dan pengendalian hama penyakit. Di lapangan Kepala kebun bertugas mengontrol pekerjaan karyawan, memperhatikan kondisi kebun baik tanaman maupun tenaga kerja, mengarahkan para karyawan dan membagi tugas-tugas sesuai dengan divisinya. Kepala divisi diharapkan mampu menganalisis dampak dari kegiatan yang ada dilapang dan memberikan masukan dari permasalah yang ditemui. Kepala divisi memiliki tanggung jawab penuh kepada manager produksi.

Terdapat 3 kepala divisi di kebun Cibodas. Kepala divisi dibagi berdasarkan komoditas yang dibudidayakan meliputi, lily, gerbera dan mawar. Namun, ada beberapa bagian yang memiliki tugas ganda seperti kepala divisi gerbera yang harus merangkap sebagai penanggung jawab untuk persiapan lahan serta kepala bagian mawar yang juga bertanggungjawab pada kegiatan pasca panen. Kebun Cibodas memiliki 5 pekerja wanita dan 3 pekerja pria. Pekerja wanita bertugas untuk penyiraman, panen, sortasi dan packing, serta melakukan kegiatan pemeliharaan yang ringan. Pekerja pria bertugas untuk persiapan lahan, membenahi fasilitas yang rusak, pengendalian hama dan penyakit, dan pekerjaan berat lainnya.

Penerapan stuktur organisasi perusahaan terutama di kebun masih belum optimal. Hal tersebut dikarenakan adanya tanggung jawab ganda yang diterima oleh masing-masing bagian sehingga fungsi dari masing-masing bagian belum sepenuhnya terlaksana. Perlu diadakan pelatihan untuk meningkatkan kesadaran dan tanggung jawab


(53)

yang lebih baik. Dengan demikian diharapkan dapat meningkatkan kinerja perusahaan. Terdapat sisi positif dalam kehidupan sosial di perusahaan khususnya di kebun Cibodas yaitu dengan terjalinya suasana kekeluargaan dan gotong royong diantara para tenaga kerja.


(54)

42

HASIL DAN PEMBAHASAN

Jumlah Anakan

Jumlah anakan juga dapat digunakan sebagai acuan untuk menentukan jadwal penjarangan dalam pemeliharaan tanaman gerbera. Pertambahan anakan yang cepat akan menguntungkan bagi perusahaan karena perusahaan dapat menggunakan anakan sebagai bahan tanam baru, sehingga tidak perlu membeli bibit dalam jumlah banyak. Pertambahan anakan yang cepat mengakibatkan jadwal penjarangan anakan menjadi lebih sering. Pengamatan terhadap laju pertambahan jumlah anakan dilakukan pada tujuh varietas yaitu Varietas Ansofie, Aruba, Suny Boy, Starlite, Ornella, Pompadour, dan Elegance (Lampiran 1.). Berdasarkan hasil analisis menggunakan uji t pada tujuh varietas yang diamati diperoleh bahwa Varietas Starlite, Ornella, dan Elegance memiliki jumlah anakan paling banyak dibandingkan empat varietas lainnya. Laju pertumbuhan jumlah anakan gerbera pada tiap minggunya dapat dilihat pada (Gambar 20).

Keterangan: Nilai pada grafik yang diikuti dengan tanda (*) menunjukan berbeda nyata pada taraf

α = 5 % dan tanda (**) menunjukan berbeda nyata pada taraf α = 1 % berdasarkan

uji t.

Gambar 20. Jumlah Anakan beberapa Varietas Gerbera di Kebun Cibodas

Pertambahan jumlah anakan dalam 8 minggu (61–69 MST) untuk Varietas Starlite adalah sebesar 0.80 anakan, Varietas Elegance sebesar 0.78 anakan, Varietas Ornella sebesar 0.60 anakan, Varietas Pompadour sebesar 0.50 anakan, Varietas Aruba sebesar 0.44 anakan, Varietas Ansofie sebesar 0.25 anakan, dan Varietas Suny Boy sebesar 0 anakan. Berdasarkan pertambahan anakan yang diamati diduga dalam waktu

0 0.5 1 1.5 2 2.5 3

61 62 63 64 65 66 67 68 69

Ju m lah A n ak an

Minggu Setelah Tanam (MST)

Aruba Suny Boy Starlite* Ansofi Ornella* Pompadour Elegance**


(1)

Lampiran 6. Suhu, Kelembaban Relatif, dan Curah Hujan Desa Cibodas dari Januari 2010 – Mei 2011

Bulan Suhu

(°C)

RH (%)

Curah Hujan (mm)

Januari 2010 20.76 82.35 229.4

Febuari 2010 20.55 82.50 393.8

Maret 2010 20.42 77.77 538.0

April 2010 19.93 81.10 186.5

Mei 2010 19.16 82.93 421.0

Juni 2010 19.44 79.61 99.0

Juli 2010 19.89 84.45 214.3

Agustus 2010 20.02 83.26 109.0

September 2010 19.66 80.48 274.5

Oktober 2010 20.88 85.87 310.5

November 2010 20.06 83.60 306.0

Desember 2010 20.52 83.37 221.0

Januari 2011 22.93 93.54 30.5

Febuari 2011 20.81 86.04 69.0

Maret 2011 22.83 92.96 76.5

April 2011 19.89 81.13 273.0


(2)

78 Lampiran 7. Denah Kebun Cibodas PT Puri Sekar Asri

Keterangan: A: Lily B: Mawar C: Mawar D: Lily

E: Gerbera dan Lisianthus F: Lily

G: Gerbera H: Gerbera I: Gerbera J: Lily

K: Lily L: Sayuran a: Mess Pegawai b: Cool Storage Bunga c: Cool Storage Bibit d: Kantor

e: Gudang Pupuk dan Pestisida f: Tempat Istirahat Karyawan g: Meja Packing

h: Bak Penampungan Bunga i: Kolam Penampungan Air

g

h i

a

b c d e f

L

G

F

A

H

I

E

D

B

C


(3)

Lampiran 8. Struktur Organisasi PT Puri Sekar Asri

Direktur Utama

Direktur

Manajer Marketing

Manajer Produksi

Div. Produksi

Div. Pasca

panen Div. Umum

Manajer Umum

HRD Accounting & Financial


(4)

80

Lampiran 9. Penggunaan Pestisida untuk Gerbera

Bahan Aktif Konsentrasi

Penggunaan Sifat Pengendali HPT

Propamokarb hidroklorida

722 g/ L

0.3 ml/ L Sistemiik Phytoptora sp., Pythium sp., Phytophthora infestans, Alternaria sp.

Mefenoksam 4 % dan Mankozeb 64 %

Sistemik dan Kontak

Busuk daun (Phytophthora infestans), Busuk buah (Phytophthora palmivora), Embun bulu (Pseudoperonospora cubensis)

Imidakoprid

100 g/ L 0.5–2 ml/ L

Penggerek daun kentang (Liriomyza huidobrensis), Trips sp., Aphids sp.(Toxoptera citridea), Penggerek batang padi (T. incertulas, T. inotata), ganjur (Orseolia oryzae), lalat putih (Hydrelia sp.), hama putih (Nymphula depunctalis), hama putih palsu (Cnaphalocrosis medinalis), wereng coklat (Nilaparvata lugens), kutu daun, lalat buah (Dacus ferrugineus), Penggorok daun jeruk (Phyllocnistis citrilla), kutu loncat (Diaphorina citri)

Siromazin 75 % Sistemik Diptera penggorok daun (Liriomyza sp.)

Difenokonazol 250 g/ L 0.125–0.5 l/ 500L Sistemik


(5)

81

Lampiran 10. Analisis Kelayakan Usahatani Bunga Potong Gerbera

Uraian Tahun

0 1 2 3 4 5

A. INFLOW

1. Penjualan Produksi 75.000.000 100.250.000 135.337.500 182.705.625 219.246.750

2. Nilai Sisa Investasi 21.204.167

TOTAL INFLOW 75.000.000 100.250.000 135.337.500 182.705.625 240.450.917

B. OUTFLOW BIAYA INVESTASI

1. Instalasi Listrik 10.000.000

2. Bangunan Screen House 40.000.000 40.000.000

3. Bibit bunga 26.250.000

4. Pompa Air 15.000.000

5. Alat Pertanian 4.115.000 335.000 280.000 335.000

6. Pengolahan Lahan 800.000

TOTAL BIAYA INVESTASI 96.165.000 - 335.000 40.280.000 335.000 -

BIAYA OPERASIONAL

1. Biaya Tetap

a. Gaji karyawan 18.900.000 37.800.000 37.800.000 37.800.000 37.800.000 37.800.000

b. Sewa Lahan 3.750.000 3.750.000 3.750.000 3.750.000 3.750.000 3.750.000

c. Listrik 1.200.000 1.200.000 1.200.000 1.200.000 1.200.000 1.200.000

BIAYA OPERASIONAL

2. Biaya Variabel

a. Pupuk anorganik 1.137.500 2.275.000 2.730.000 3.549.000 4.613.700 5.536.440

b. Pupuk Organik 1.000.000 850.000 850.000 850.000 850.000 850.000

c. Pestisida 2.414.300 3.449.000 4.138.800 5.380.440 6.994.572 8.393.486


(6)

82

Uraian Tahun

0 1 2 3 4 5

e. Transportasi 1.000.000 5.070.000 6.084.000 7.909.200 10.281.960 12.338.352

TOTAL BIAYA OPERASIONAL 29.401.800 54.994.400 57.273.280 61.375.264 66.707.843 71.329.412 TOTAL OUTFLOW 125.566.800 54.994.400 57.608.280 101.655.264 67.042.843 71.329.412 NET BENEFIT (125.566.800) 20.005.600 42.641.720 33.682.236 115.662.782 169.121.505

DISCOUNT FACTOR 17 % 1,000 0,855 0,731 0,624 0,534 0,456

PV/TAHUN (125.566.800) 17.098.803 31.150.354 21.030.196 61.723.449 77.138.204

NPV Rp70.576.245,89

IRR 35%

JUMLAH PV POSITIF 208.141.008 JUMLAH PV NEGATIF (125.566.800)

NET B/C 1,657612

PP 3