Dari pendapat-pendapat tersebut, dapat dikatakan bahwa setiap tindakan penyelenggara negara maupun warga negara harus
berdasarkan aturan hukum, baik aturan hukum yang tertulis maupun yang aturan hukum yang tidak tertulis. Oleh sebab itu, sebagai salah
satu prinsip good governance dan wujud kedaulatan rakyat, partisipasi masyarakat dalam pengambilan kebijakan publik harus terjamin dalam
konstitusi atau Peraturan Perundang-undangan. Yang dimaksud aturan hukum tertulis di sini adalah peraturan perundang-undangan,
sedangkan yang dimaksud dengan aturan hukum yang tidak tertulis di sini adalah dalam bidang pembentukan peraturan perundang-undangan.
Dengan demikian, partisipasi masyarakat dalam penyusunan peraturan daerah tidak saja cukup diatur dalam peraturan perundang-undangan,
namun pengaturannya tersebut haruslah dilakukan secara jelas.
7. Penyusunan Rancangan Peraturan Daerah 1 Pengertian Peraturan Daerah
Peraturan Daerah adalah instrumen aturan yang secara sah diberikan kepada pemerintah daerah dalam menyelenggarakan
pemerintahan di daerah. Sejak Tahun 1945 hingga sekarang ini, telah berlaku beberapa undang-undang yang menjadi dasar hukum
penyelenggaraan pemerintahan daerah dengan menetapkan peraturan daerah sebagai salah satu instrumen yuridisnya
Sesuai dengan ketentuan Undang- Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan,
yang dimaksud dengan peraturan daerah adalah peraturan perundang-undangan yang dibentuk oleh Dewan Perwakilan
Rakyat Daerah dengan persetujuan bersama Kepala Daerah. Definisi lain tentang peraturan daerah berdasarkan ketentuan
Undang-Undang tentang Pemerintah Daerah adalah peraturan perundang-undangan yang dibentuk bersama oleh Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah dengan Kepala Daerah baik di Propinsi maupun di KabupatenKota.
Dalam ketentuan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, peraturan daerah dibentuk dalam
rangka penyelenggaraan otonomi daerah PropinsiKabupatenKota dan tugas pembantuan serta merupakan penjabaran lebih lanjut dari
peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi dengan memperhatikan ciri khas masing-masing daerah.
Rancangan Peraturan Daerah dapat berasal dari Dewan Perwakilan
Rakyat Daerah
DPRD, Gubernur
atau BupatiWalikota. Apabila dalam satu kali masa sidang Gubernur
atau BupatiWalikota dan DPRD menyampaikan rancangan peraturan daerah dengan materi yang sama, maka yang dibahas
adalah rancangan peraturan daerah yang disampaikan oleh DPRD, sedangkan rancangan peraturan daerah yang disampaikan oleh
Gubernur atau BupatiWalikota dipergunakan sebagai bahan persandingan. Program penyusunan peraturan daerah dilakukan
dalam satu program legislasi daerah, sehingga diharapkan tidak terjadi tumpang tindih dalam penyiapan satu materi peraturan
daerah Jazim Hamidi, 2007 : 53. Kedudukan dan fungsi peraturan daerah berbeda antara
yang satu dengan lainnya sejalan dengan sistem ketatanegaraan yang termuat dalam UUDKonstitusi dan Undang-Undang
pemerintahan daerahnya. Perbedaan tersebut juga terjadi pada penataan materi muatan yang disebabkan karena luas sempitnya
urusan yang ada pada pemerintah daerah. Demikian juga terhadap mekanisme pembentukan dan pengawasan terhadap pembentukan
dan pelaksanaan peraturan daerah pun mengalami perubahan seiring dengan perubahan pola hubungan antara pemerintah pusat
dengan pemerintah daerah. Setiap perancang peraturan daerah, terlebih dahulu harus mempelajari dan menguasai aturan hukum
positip tentang Undang-Undang. Pemerintahan Daerah, Undang-Undang tentang perundang-
undangan, Peraturan pelaksanaan yang secara khusus mengatur tentang peraturan daerah. Untuk merancang sebuah peraturan
daerah, perancang pada dasarnya harus menyiapkan diri secara baik dan mengusai hal-hal sebagai berikut :
a Analisa data tentang persoalan sosial yang akan diatur; b Kemampuan teknis perundang-undangan;
c Pengetahuan teoritis tentang pembentukan aturan;
d Hukum perundang-undangan baik secara umum maupun khusus tentang peraturan daerah;
Pada dasarnya, pembentukan peraturan daerah yang baik harus berdasarkan pada asas pembentukan peraturan perundang-
undangan sebagai berikut : a Kejelasan tujuan, yaitu bahwa setiap pembentukan peraturan
perundang-undangan harus mempunyai tujuan yang jelas yang hendak dicapai;
b Kelembagaan atau organ pembentuk yang tepat, yaitu setiap jenis peraturan perundang-undangan harus dibuat oleh
lembaga atau pejabat pembentuk peraturan perundang- undangan yang berwenang dan dapat dibatalkan atau batal
demi hukum bila dibuat oleh lembaga atau pejabat yang tidak berwenang;
c Kesesuaian antara jenis dan materi muatan, yaitu dalam pembentukan peraturan perundang-undangan harus benar-benar
memperhatikan materi muatan yang tepat dengan jenis peraturan perundang-undangan;
d Dapat dilaksanakan, yaitu bahwa setiap pembentukan peraturan perundang-undangan
harus memperhatikan
efektifitas peraturan perundang-undangan tersebut di dalam masyarakat,
baik secara filosofis, yuridis maupun sosiologis;
e Kedayagunaan dan kehasilgunaan, yaitu setiap peraturan perundang-undangan dibuat karena memang benar-benar
dibutuhkan dan bermanfaat dalam mengatur kehidupan bermasayarakat, berbangsa dan bernegara;
f Kejelasan rumusan, yaitu setiap peraturan perundang-undangan harus memenuhi persyaratan teknis penyusunan, sistematika
dan pilihan kata atau terminologi, serta bahasa hukumnya jelas dan mudah dimengerti sehingga tidak menimbulkan berbagai
macam interpretasi dalam pelaksanaannya; g Keterbukaan, yaitu dalam proses pembentukan peraturan
perundang-undangan mulai dari perencanaan, persiapan, penyusunan dan pembahasan bersifat transparan dan terbuka.
Dengan demikian seluruh lapisan masyarakat mempunyai kesempatan seluas-luasnya untuk memberikan masukan dalam
proses pembuatan peraturan perundang-undangan;
2. Asas Pembentukan Peraturan Daerah