Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Di Indonesia kebijakan pemerintah terhadap pengembangan Usaha Kecil Menengah UKM dan kelembagaan koperasi saat ini terfokus di Kementrian Negara Koperasi dan UKM, meskipun program-program terkait juga dikembangkan oleh instansi pemerintah lainnya. 1 Pengembangan koperasi dan UKM perlu mendapatkan perhatian lebih, baik dari pemerintah maupun dari masyarakatnya sendiri. Sekarang ini sudah mulai banyak terlihat peran-peran ataupun ketertarikan pemerintah maupun masyarakat terhadap sektor koperasi maupun UKM ini. Hal ini bisa dilihat dari program-program yang dikeluarkan pemerintah untuk pengelolaan bidang ini. Pemberdayaan UMKM menjadi sesuatu yang niscaya dan perlu dilakukan. Usaha kecil sendiri, pada dasarnya sebagian besar bersifat informal dan karena itu relatif lebih mudah untuk dimasuki oleh pelaku-pelaku usaha baru. Meski demikian, ada juga pendapat yang mengatakan bahwa sektor informal tidak memberikan perbaikan secara berarti bagi taraf hidup para pekerjanya. 2 Permasalahan koperasi dan UKM sebenarnya bukanlah hal atau persoalan yang baru lagi dalam masyarakat. Koperasi merupakan badan usaha yang didirikan untuk 1 Euis Amalia, Keadilan Distributif dalam Ekonomi Islam: Penguatan Peran LKM dan UKM di Indonesia, Jakarta: Rajawali Pers, 2009, h. 236 2 Ibid, h. 8 mensejahterakan ekonomi anggotanya. Latar belakang kelahirannya telah memberikan ciri yang khas bagi koperasi, yaitu berbeda dengan bentuk usaha lain. Koperasi yang lahir kira-kira satu setengah abad yang lalu, awalnya merupakan suatu sistem ekonomi kapitalis liberal yang cenderung selalu menekan dan merupakan penghisapan dari yang kuat terhadap yang lemah. Ini merupakan sesuatu yang tidak manusiawi dan tidak berkeadilan. Oleh karenanya, koperasi saat ini lebih menampakkan wataknya yang selalu cenderung untuk membela diri, lebih bermanusiawi dan menanamkan nilai-nilai keadilan dan pemerataan. 3 Fokus kepada koperasi menjadi penting, karena seperti yang tertera dalam pembukaan UUD 1945 khususnya pasal 33 ayat 1 dan 4 UUD 1945. Yaitu bunyi ayat satu 1 adalah: “Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan. Sedangkan aya t empat 4 adalah: “Perekonomian nasional diselenggarakan berdasar atas demokrasi ekonomi, kebersamaan, efisiensi keadilan, berkelanjutan, berwawasan lingkungan, kemandirian, serta dengan menjaga keseimbangan kemajuan dan kesatuan ekonomi nasional. 4 Ciri utama dari usaha koperasi adalah kerja sama anggota. Kerja sama itu dilakukan dengan tujuan untuk mencapai kesejahteraan hidup bersama. Sebenarnya falsafah atau etik yang mendasari gagasan koperasi adalah kerjasama, gotong royong dan demokrasi ekonomi, menuju kesejahteraan umum. Dilihat dari segi falsafah yang 3 Ninik Widiyanti, Manajemen Koperasi, Jakarta: Rineka Cipta, 2002, Edisi Pertama, h. 1 4 Euis, Keadilan Distributif dalam Ekonomi Islam, h. 243-244 mendasari gagasan koperasi banyak yang mendukung persamaan dan diberi rujukan dari segi ajaran Islam. 5 Kesesuaian koperasi dengan ajaran Islam dapat terlihat dari mekanisme operasional, dimana pada sistem imbalan keuntungan atau fasilitas yang diterima anggota sesuai dengan peran serta dan kontribusinya. Hal ini sesuai dengan prinsip balas jasa dalam Islam, yaitu seseorang hanya menerima apa yang ia usahakan. Oleh karenanya, pelaksanaan nilai-nilai ekonomi syariah merupakan kebutuhan secara teknis, mengingat kegagalan ekonomi konvensional baik secara teoritis maupun praktis dalam pembangunan Indonesia termasuk dalam membangun koperasi. Ekonomi syariah memiliki substansi mengenai berbagai paradigma dan pandangan dunia yang amat cocok di abad ini dalam meningkatkan moralitas serta daya saing lembaga-lembaga ekonomi termasuk koperasi. 6 Tentunya peran Koperasi dengan basis Syariah Islam ini sangat dibutuhkan oleh masyarakat sekarang ini, walau demikian model Koperasi Syariah di lingkungan masyarakat masih dinilai kurang. Padahal ekonomi Islam dengan model koperasi ini tentunya memberi prioritas pada kesejahteraan rakyat bersama yang merupakan kepentingan masyarakat. Pesantren merupakan sistem pendidikan tertua saat ini. Pendidikan ini merupakan pendidikan agama Islam sejak munculnya masyarakat Islam pada abad ke-13. Beberapa abad kemudian penyelenggaraan pendidikan ini semakin teratur dengan 5 Ahmad Dimyati, dkk, Islam dan Koperasi: Telaah Peran Serta Umat Islam dalam Pengembangan Koperasi, Jakarta: Koperasi Jasa Informasi, 1989, h. 70-71 6 Sayuti Hasibuan, “Koperasi Indonesia Abad Ke 21”, Buletin Fakultas Ekonomi Universitas Al-Azhar Indonesia, Vol 1, 23 November 2011, h. 3 munculnya tempat-tempat pengajian dan sebagai tempat menginap bagi para santri. 7 Kehadiran pondok pesantren salah satunya dapat meningkatkan perekonomian melalui kegiatan-kegiatan yang menguntungkan, seperti salah satunya dengan mendirikan kopontren. Kehadiran koperasi di lingkungan pondok pesantren pada dewasa ini bukan merupakan barang baru. Populer dengan sebutan KOPONTREN, sebagai singkatan dari Koperasi Pondok Pesantren. Kopontren bukan saja menandai memasyarakatnya koperasi di Indonesia, melainkan juga menandai pengembangan peranan fungsi dan dinamika pesantren itu sendiri di satu pihak serta potensinya sebagai detonator bagi pengembangan koperasi selanjutnya di masyarakat di pihak lain. 8 Permodalan koperasi dalam pasal 41 UU Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian disebutkan bahwa modal koperasi terdiri dari simpanan pokok, simpanan wajib, dana cadangan, dan hibah. Akan tetapi meskipun begitu, permodalan tersebut masih kurang untuk memenuhi kebutuhan anggotanya, baik itu yang bergerak diberbagai bidang produktif. Oleh karenanya, pemerintah memiliki kebijakan unuk memberikan bantuan dana bergulir yang sudah dianggarkan bagi koperasi syariah yang dinilai layak menerimanya. 9 Dalam hal penguatan permodalan dan pendanaan ini pemerintah sudah mengeluarkan kebijakan, yaitu yang sering disebut dengan dana bergulir berpola syariah. Kebijakan ini dikeluarkan dalam Peraturan Menteri Negara Koperasi dan 7 M Sulthon Masyhud dan Moh Khusnurdilo, ManajemenPondok Pesantren, Jakarta: Diva Pustaka, 2005, h. 1 8 Ahmad Dimyati, dkk, Islam dan Koperasi, h. 145 9 Euis, Keadilan Distributif dalam Ekonomi Islam, h. 260 UKM RI No. 06PerM.KUKMI2007 tentang Petunjuk Teknis Program Pembiayaan Produktif Koperasi dan Usaha Mikro P3KUM Pola Syariah yang sering disebut dengan Dana Bergulir Syariah DBS. Kebijakan ini tidak lain bertujuan untuk memberdayakan pengusaha mikro yang termasuk di dalamnya yaitu anggota koperasi untuk pengembangan usahanya yang bergerak diberbagai bidang produktif. 10 Sejak tahun 2008 hingga 8 Agustus 2011, Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah LPDB-KUMKM telah mencairkan dana pinjaman atau pembiayaan sebesar Rp 1.24 triliun. 11 Akan tetapi sekarang ini kejadian yang sering terlihat adalah seringnya pembiayaan ataupun pemberian pinjaman yang walaupun sudah diberikan atau dikucurkan kepada anggotanya ataupun penggunanya, tetapi hal itu sama saja tidak memberikan efek bagi perekonomiannya. Pondok Pesantren NU Paringgonan Kabupaten Padang Lawas – Sumatera Utara memiliki kopontren yang bernama Kopontren Al-Ikhlas. Kopontern Al-Ikhlas merupakan salah satu Koperasi Jasa Keuangan Syariah KJKS di daerah tersebut yang menyalurkan pembiayaan kepada anggotanya. Dana koperasi disalurkan dengan baik kepada para anggota, akan tetapi yang menjadi masalah adalah bagaimana dana itu dikelola oleh anggota dan sejauh mana dampaknya terhadap pengembangan usaha dan peningkatan kondisi perekonomian mereka belum diketahui secara akurat dan komprehensif. Karena seharusnya dengan adanya penyaluran pembiayaan ini 10 Ibid, h. 265 11 http:bisniskeuangan.kompas.comread2011080820175843Dana.Bergulir.LPDB- KUMKM.Rp.1.24.Triliun , diakses pada hari minggu, tanggal 27 November 2011. semestinya kesejahteraan dan kondisi perekonomian anggotanya akan meningkat dan pengembangan usaha anggotanya juga semakin meningkat. Oleh karena itu, penulis akan melakukan penelitian di koperasi pondok pesantren tersebut dan menganalisis lebih lanjut permasalahan yang terjadi dan selanjutnya akan disajikan pada sebuah karya ilmiah berbentuk skripsi yang berjudul “Pengaruh Penyaluran Dana Koperasi Terhadap Kesejahteraan Ekonomi Anggota di Koperasi Pondok PesantrenKopontren Al-Ikhlas Pondok Pesantren NU Paringgonan – Sumatera Utara”.

B. Identifikasi Masalah