Teori Permodalan Koperasi TINJAUAN UMUM TENTANG KOPERASI DAN KESEJAHTERAAN

kebutuhan masyarakat yang bukan anggota koperasi atau satu-satunya kegiatan usaha koperasi. 31 Dalam pendayagunaan modal kerja terdapat tiga 3 konsep yang sebaiknya diketahui oleh para pengurus, yaitu: 32 a. Konsep Kuantitatif, yaitu mendasar pada kuantitas dari pada dan yang tertanam dalam unsur-unsur aktiva lancer di mana aktiva tersebut merupakan aktiva yang sekali berputar kembali dalam bentuk semula atau akan terbebas lagi dalam waktu yang pendek; b. Konsep Kualitatif, modal kerja di sini dikaitkan dengan besarnya jumlah utang lancar yang segera harus dikembalikan, dengan demikian maka setelah satu putaran usaha maka utang-utang itu sera harus disisihkan untuk dipersiapkan pengembaliannya bila ditagih oleh sipemberi pinjaman, dengan demikian maka usaha selanjutnya akan dibiayai dengan aktiva lancar yang benar-benar dapat digunakan tanpa mengganggu likuiditasnya; c. Konsep Fungsional, yaitu mendasarkan pada fungsi dari pada dana dalam menhasilkan sesuatu pelayanan, produk, pemasaran, dan lain-lain yang memuaskan pemenuhan kepentingan para anggota sambil mendatangkan pendapatan yang wajar.

B. Teori Permodalan Koperasi

31 Euis, Keadilan Distributif dalam Ekonomi Islam, h. 250 32 Kartasapoetra, Praktek Pengelolaan Koperasi, h. 51 1. Arti Modal Bagi Koperasi Semakin berkembangnya kegiatan usaha koperasi dewasa ini serta semakin besarnya dana yang digunakan untuk membiayai kegiatan usaha koperasi, baik yang berasal dari dana intern modal sendiri maupun modal ekstern modal luarpinjaman, maka semakin berat pula tanggung jawab manajemennya. Pengendalian penggunaan dan pengawasannya akan berjalan baik apabila koperasi menerapkan sistem perencanaan anggaran yang sesuai dan memadai. 33 Pimpinan koperasi yang baik, selain secara teratur meneliti kemajuan koperasi, juga harus membuat rencana kegiatan usaha untuk masa mendatang. Rencana kegiatan yang berkaitan dengan penerimaan dan pengeluaran koperasi dikenal sebagai Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Koperasi RAPB. Dalam penganggaran dikenal dua macam penyusunan anggaran yaitu Anggaran Belanja Operasional dan Anggaran Keuangan. 34 a. Anggaran Belanja Koperasi ABK ABK adalah suatu perencanaan dalam bentuk uangrupiah atas kegiatan- kegiatan yang akan dilaksanakan pada waktu yang akan datangdan digambarkan dalam bentuk angka untuk suatu periode tertentu biasa satu tahhun. Perencanaan tersebut meliputi perkiraan jumlah penjualan, jumlah biaya, jumlah pendapatan, dan jumlah keuntungan yang diharapkan. b. Anggaran Keuangan Cash Budget 33 Tiktik Sartika Partomo dan Abd. Rachman Soejoedono, Ekonomi Skala KecilMenengah dan Koperasi, h. 76 34 Ibid, h. 76-77 Anggaran Pendapatan Koperasi jika dilihat dari keluar masuknya uang kas bisa disebut Anggaran Keuangan. Pada anggaran keuangan ini diperkirakan keluar masuknya uang pada waktu-wakttu tertentu di masa yang akan datang. Perhitungan ini diperlukan untuk uang tunai yang harus ada di dalam kas dan bank dalam suatu wakttu. Jumlah modal yang diperlukan oleh suatu koperasi sudah harus bisa ditentukan dalam proses pengorganisasian atau pada waktu pendiriannya dengan rinciannya berapa untuk modal tetap atau yang disebut juga sebagai modal jangka panjang dan berapa untuk modal kerja yang disebut sebagai modal jangka pendek. Disamping itu juga masih diperlukan sejumlah dana yang akan digunakan untuk membiayai pengeluaran selama dalam proses pendiriannya itu, yang disebut dana pengorganisasian organizational funds. 35 Modal jangka panjang diperlukan untuk penyediaan fasilitas fisik bagi koperasi, seperti untuk pembelian tanah, gedung, mesin-mesin dan kenderaan-kenderaan yang diperlukan oleh koperasi. 36 Modal jangka pendek diperlukan oleh koperasi untuk membiyai kegiatan operasional koperasi, seperti gaji, pembelian, bahan baku, pembayaran pajak dan asuransi, biaya penelitian dan sebagainya. Dalam hal koperasi tersebut adalah 35 Hendrojogi, Koperasi: Asas-asas, Teori, dan Praktik, Jakarta: PT Rajawali Pers, 2010, h. 189-190 36 Ibid koperasi simpan pinjam modal ini diperlukan untuk pemberian pinjaman kepada anggota-anggota, modal kerja ini disebut juga circulating capital. 37 Dana pendirianpengorganisasian digunakan untuk membiayai pengeluaran koperasi selama dalam proses pendirian atau pengorganisasian, sebelum organisasi bisa beroperasi seperti untuk izin pendirian, izin usaha, pembuatan anggaran dasar dan rencana kerja, dan sebagainya. 38 Modal adalah merupakan salah satu faktor produksi, tetapi hingga sekarang diantara para ahli ekonomi sendiri belum terdapat kesamaan pendapat tentang apa yang disebut dengan modal dan tampaknya dalam sejarahnya, pengertian dari modal itu berkembang sesuai dengan perkembangan ilmu. 39 Menurut klasik, modal diartikan sebagai hasil produksi yang digunakan untuk memprodusir lebih lanjut. Dalam perkembangannya, pengertian modal mengarah pada sifat non-physical, dalam arti modal ditekankan pada nilai, daya beli atau kekuasaan memakai atau menggunakan yang terkandung dalam barang modal. 40 Ada beberapa prinsip yang harus dipatuhi oleh koperasi dalam kaitannya dengan permodalan, yaitu sebagai berikut: 41 1. Pengendalian dan pengelolaan koperasi harus tetap berada di tangan anggota dan tidak perlu dikaitkan dengan jumlah modal yang dapat ditanam oleh 37 Ibid 38 Ibid 39 Ibid, h. 190-191 40 Ibid, h. 191 41 Muhammad firdaus dan Agus Edhi Susanto, Perkoperasian: Sejarah, Teori, dan Praktek, h.70-71 seseorang anggoa dalam koperasi dan berlaku ketentuan satu anggota satu suara. 2. Modal harus dimanfaatkan untuk usaha-usaha yang bermanfaat dan meningkatkan kesejahteraan bagi anggota. 3. Kepada modal hanya diberikan balas jasa yang terbatas. 4. Koperasi pada dasarnya memerlukan modal yang cukup untuk membiayai usahanya secara efisien. 5. Usaha-usaha dari koperasi harus dapat membantu pembentukan modal baru 6. Kepada saham koperasi di Indonesia ekuivalen dengan simpanan pokok tidak bisa diberikan suatu premi di atas nilai nominalnya, meski seandainya nilai bukunya bisa bertambah. 2. Sumber Permodalan Koperasi Koperasi mempunyai prinsip member based oriented activity, bukan capital based oriented activity, sehingga pembentukan modal sendiri tergantung pada besarnya simpanan-simpanan para anggotanya dan jumlah anggota koperasi tersebut. 42 Modal koperasi dibutuhkan untuk membiayai usaha dan organisasi koperasi. Modal usaha terdiri dari dua macam: pertama, modal investasi, yaitu sejumlah uang yang ditanam atau dipergunakan untuk pengadaan sarana operasional suatu perusahaan, yang bersifat tidak mudah diuangkan seperti tanah, mesin, bangunan, dan 42 Tiktik Sartika Partomo dan Abd. Rachman Soejoedono, Ekonomi Skala KecilMenengah dan Koperasi, h. 78 lain-lain. Kedua, modal kerja yaitu sejumlah uang yang tertanam dalam aktiva lancar perusahaan atau yang dipergunakan untuk membiayai operasional jangka pendek perusahaan, seperti pengadaan bahan baku, tenaga kerja, biaya listrik, pajak dan lain- lain. 43 Ditinjau dari perspektif manajemen, modal kerja selalu dibutuhkan selama usaha berjalan. Oleh sebab itu, para pengelola usaha pada umumnya menaruh perhatian khusus pada penanganan modal kerja ini karena modal ini akan berputar terus menerus di dalam perusahaan. Salah satu faktor utama yang perlu diperhatikan oleh manajemen dalam perputaran modal kerja adalah periode lama waktu yang dibutuhkan dalam setiap perputaran. Semakin pendek periode perputaran akan menyebabkan semakin kecil kebutuhan modal kerja. Sebaliknya, semakin lama atau panjang waktu periode maka semakin besar modal kerja yang dibutuhkan. 44 Menurut UU No. 251992 tentang Perkoperasian pasal 41 dinyatakan bahwa modal koperasi terdiri dari modal sendiri dan modal pinjaman. 45 a. Modal sendiri yaitu modal yang menanggung resiko atau yang disebut modal equity. Modal ini diperoleh dari beberapa simpanan, yaitu sebagai berikut: 46 1. Simpanan pokok, adalah sejumlah uang yang sama banyaknya yang wajib dibayarkan oleh anggota kepada koperasi pada saat masuk menjadi anggota. Simpanan pokok tidak dapat diambil kembali selama yang bersangkutan masih menjadi angota. 43 Arifin Sitio dan Halomoan Tamba, Koperasi: Teori dan Praktik, h. 82 44 Ibid, h. 83 45 Muhammad firdaus dan Agus Edhi Susanto, Perkoperasian: Sejarah, Teori, dan Praktek, h.71 46 Ibid, h. 71-72 2. Simpanan wajib adalah sejumlah simpanan tertentu yang tidak harus sama yang wajib dibayar oleh anggota kepada koperasi dalam waktu dan kesempatan tertentu. Simpanan wajib tidak dapat diambil kembali selama yang bersangkutan masih menjadi anggota. 3. Dana cadangan adalah sejumlah uang yang diperoleh dari penyisihan sisa hasil usaha, yang dimaksudkan untuk memupuk modal sendiri dan untuk menutup kerugian koperasi bila diperlukan. Dana cadangan tidak boleh dibagikan kepada anggota, meskipun terjadi pembubaran koperasi. 4. Hibah adalah suatu pemberian atau hadiah dari seseorang semasa hidupnya. Modal koperasi yang merupakan hibah ini adalah pemberian harta kekayaan dari seseorang yang berupa kebendaan, baik benda bergerak atau benda tetap. b. Modal pinjaman, yaitu modal yang berasal dari para anggota sendiri atau dari koperasi lain atau dari lembaga-lembaga keuanganbank. Modal pinjaman bersumber dari: 47 1. Anggota, yaitu suatu pinjaman yang diperoleh dari anggota termasuk calon anggota yang memenuhi syarat. 2. Kopersi lain atau anggotanya, pinjaman dari koperasi lain atau anggotanya didasari dengan perjanjian kerja sama antar koperasi. 3. Bank dan lembaga keuangan lainnya, pinjaman dari bank dan lembaga keuangan lainnya dilakukan berdasarkan ketentuan peraturan perundang- undangan yang berlaku. 47 Ibid, h. 72-73 4. Penerbitan obligasi dan surat hutang lainnya dalam rangka mencari tambahan modal, koperasi dapat mengeluarkan obligasi surat pernyataan hutang yang dapat dijual ke masyarakat. 5. Sumber lain yang sah, adalah pinjaman dari bukan anggota yang dilakukan tidak melalui penawaran secara hukum.

c. Teori Kesejahteraan Ekonomi

1. Pengertian Kesejahteraan Secara harfiah yang dimaksud dengan kesejahteraan adalah keamananan dan keselamatan hidup. Kesejahteraan telah termasuk kemakmuran hidup, yaitu keadaaan yang menunjukkan keadaan orang hidup aman dan tenteram serta dapat memenuhi kebutuhan hidupnya. 48 Kesejahteraan sosial dapat didefenisikan sebagai suatu kondisi kehidupan individu dan masyarakat yang sesuai dengan standar kelayakan hidup yang dipersepsi masyarakat. Tingkat kelayakan hidup dipahami secara relatif oleh berbagai kalangan dan latar belakang budaya, mengingat tingkat kelayakan ditentukan oleh persepsi normatif suatu masyarakat atas kondisi sosial, material, dan psikologis tertentu. 49 Kesejahteraan sosial dapat diperoleh dengan berbagai cara. Midgley 1997 mengulas beberapa usaha yang dilakukan masyarakat guna mencapai taraf kesejahteraan, antara lain pembangunan ekonomi dan penciptaan lapangan kerja, 48 Muhammad Daud, Lembaga-Lembaga Islam di Idonenesia, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1995, h. 275 49 Kusmana, Bunga Rampai: Islam Kesejahteraan Sosial, Jakarta: IAIN Indonesia Social Equity Project, 2006, h. 32 pembangunan bidang pendidikan kesehatan dan penciptaan kebijakan-kebijakan sosial yang memberi jaminan atas pemeliharaan dan peningkatan taraf kesejahteraan masyarakat. 50 Selain itu sejahtera juga dapat dipahami sebagai keadaan lahiriyah yang diperoleh dalam kehidupan duniawi yang meliputi kesehatan, sandang, pangan, papan, perlindungan hak asasi dan sebagainya. Kesejahteraan dipahami sebagai hak dasar manusia yang bersifat universal, sehingga setiap orang secara inclusive berhak atas suatu tingkat kesejahteraan yang sesuai dengan nilai-nilai kemanusiaan. Oleh sebab itu, usaha-usaha pemeliharaan tingkat kesejahteraan dapat dipandang sebagai usaha pemenuhan hak-hak asasi manusia. 51 2. Indikator Kesejahteraan Para pakar ilmu sosial yang telah mencoba untuk mengembangkan ukuran-ukuran kuantitatif dalam kesejahteraan sosial dalam usaha memahami konsep ini dengan menggunakan berbagai teknik. Satu teknik membandingkan indikasi kunci juga statistik dilakukan untuk mengukur kondisi sosial. Ukuran statistik ini diketahui sebagai indikator karena sumbangannya dalam memberikan indikator tentang kondisi sosial pada suatu masyarakat. Contoh yang seringkali digunakan adalah tingkat pengangguran, angka kematian bayi, angka kriminalitas, tingkat buta huruf, dan angka statistik tentang ekspektasi 50 Ibid 51 Ibid, h. 33 hidup, pendaftaran murid pada sekolah, kemiskinan dan kondisi sosial yang lain. Tingginya angka kriminalitas, pengangguran, kemiskinan, dan masalah serupa menjadi indikasi rendahnya tingkat kesejahteraan sosial. Sebaliknya, masyarakat yang memiliki angka pengangguran, kemiskinan dan kriminalitas yang rendah, serta angka ekpektasi hidup dan tingginya orang yang dapat membaca dapat dikatakan memiliki taraf kesejahteraan sosial yang tinggi. 52 Konsep sejahtera menurut BKKBN, dirumuskan lebih luas daripada sekedar definisi kemakmuran ataupun kebahagiaan. Konsep sejahtera tidak hanya mengacu pada pemenuhan kebutuhan fisik orang ataupun keluarga sebagai entitas, tetapi juga kebutuhan psikologisnya. Ada tiga kelompok kebutuhan yang harus terpenuhi, yaitu: kebutuhan dasar, kebutuhan sosial, dan kebutuhan pengembangan. Apabila hanya satu kebutuhan saja yang dapat dipenuhi oleh keluarga, misalnya kebutuhan dasar, maka keluarga tersebut belum dapat dikatakan sejahtera menurut konsep ini. Pembangunan kesejahteraan keluarga mencakup 13 variabel, seperti: pangan, sandang, papan, kesehatan, pendidikan, agama, keluarga berencana, interaksi dalam keluarga, interaksi dengan lingkungan, transportasi, tabungan, informasi dan peranan dalam masyarakat. Selain itu, BKKBN menetapkan 5 lima tahapan Keluarga Sejahtera menurut pemenuhan kebutuhan, yaitu: Pra Sejahtera, Sejahtera I, Sejahtera II, Sejahtera III, dan Sejahtera III Plus. 53 52 James Midgley, Pembangunan Sosial: Perspektif Pembangunan dalam Kesejahteraan Sosial, Jakarta: Ditperta Islam Depag RI, 2005, h. 19-20 53 http:journal.unair.ac.idfilerPDFASPIRASI20SOSIAL20BUDAYA20MASYARAKAT20PEDE SAAN.pdf diakses pada hari senin, tanggal 06 Februari 2012 Islam sesungguhnya mengajarkan prinsip-prinsip „adalah yang sangat kuat. Prinsip dasarnya adalah bahwa setiap orang memiliki hak untuk hidup dan berkembang dengan sejahtera dalam masyarakatnya. Tidak diperkenankan dalam masyarakat terjadi ketimpangan, di mana oorang lapar dan lemah, orang miskin atau yatim dan orang cacat dan buta huruf dibiarkan dalam kesulitan sementara sebagian lainnya sejahtera dan berkecukupan. Prinsip-prinsip dasar tentang diturunkannya syari’at Islam sesungguhnya juga berorientasi pada penciptaan kesejahteraan dan perlindungan kaum dhu’afa. 54 3. Pengertian Ekonomi Kata ekonomi berasal dari bahasa Yunani, yaitu oikonomos. Pada mulanya kata ini berarti pengaturan urusan-urusan rumah tangga. Selanjutnya kata ekonomi diberi pengertian yang dikhususkan pada persoalan-persoalan yang berkenaan dengan kebendaan atau kekayaan saja. Ilmu ekonomi, secara popular sering didefinisikan sebagai ilmu tentang kekayaan atau ilmu tentang bagaimana menciptakan kesejahteraan material. Dalam bahasa Arab, ekonomi disebut al-iqtishad dan ilmu ekonomi disebut ilm al-iqtishad dengan arti melakukan sesuatu atau mengatur sesuatu sesuai dengan ketentuan dan aturan-aturannya, tidak lebih dan tidak kurang. Seperti yang termuat dalam Al- qur’an surat Al-furqan ayat 67, yaitu: 55 54 Kusmana, Bunga Rampai: Islam Kesejahteraan Sosial, h. 39 55 Ahmad Dimyati, dkk, Islam dan Koperasi, h. 43-44             Dan orang-orang yang apabila membelanjakan harta, mereka tidak berlebihan, dan tidak pula kikir, dan adalah pembelanjaan itu di tengah-tengah antara yang demikian. QS. Al-Furqaan: 67 Selain itu, ekonomi juga diartikan sebagai pengelolaan rumah tangga, maksudnya adalah suatu usaha dalam pembuatan keputusan dan pelaksanaannya yang berhubungan dengan pengalokasian sumberdaya rumah tangga yang terbatas diantara berbagai anggotanya, dengan mempertimbangkan kemampuan, usaha, dan keinginan masing-masing. 56 4. Peningkatan Kesejahteraan Ekonomi Anggota Dalam UU No 25 tahun 1992 tentang Perkoperasian pasal 3 disebutkan bahwa, koperasi bertujuan memajukan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya, serta ikut membangun tatanan perekonomian nasional, dalam rangka mewujudkan masyarakat yang maju, adil, dan makmur berlandaskan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Tujuan tersebut mengandung makna bahwa meningkatkan kesejahteraan anggota adalah menjadi program utama koperasi melalui pelayanan usaha. Jadi, pelayanan anggota merupakan prioritas utama dibandingkan dengan masyarakat umum. 57 Dan apabila nantinya mempunyai kelebihan kemampuan, maka usaha tersebut diperluas ke masyarakat di sekitarnya. 56 Damsar, Pengantar Sosiologi Ekonomi, Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2009, h. 9-10 57 Arifin Sitio dan Halomoan Tamba, Koperasi: Teori dan Praktik, h. 19 Karena para anggota koperasi pada dasarnya juga merupakan anggota masyarakat, maka dengan jalan ini secara bertahap koperasi ikut berperan meningkatkan taraf hidup masyarakat. 58 Karena di samping itu juga tujuan utama ekonomi kerakyatan pada dasarnya adalah untuk meningkatkan kemampuan masyarakat dalam mengendalikan jalannya roda perekonomian. Tujuan mendirikan sebuah koperasi adalah untuk membangun sebuah organisasi usaha dalam memenuhi kepentingan bersama, dari para pendiri dan anggotanya di bidang ekonomi. Sebagai organisasi usaha, penerapan asas ekonomi dan asas hukum menjadi jelas, asas ekonomi adalah memenuhi kebutuhan ekonomi dengan menerapkan prinsip-prinsip ekonomi dalam berusaha, sedangkan asas hukum adalah memenuhi semua prinsip-prinsip hukum dalam usaha yang berbadan hukum. Dalam meningkatkan kesejahteraan anggotanya, koperasi tidak hanya dituntut mempromosikan usaha-usaha ekonomi anggota, tetapi juga mengembangkan sumber daya anggota melalui pendidikan dan pelatihan yang dilakukan secara terus menerus dan berkelanjutan sehingga anggota semakin professional dapat melakukan usaha- usaha sebagaimana usaha badan usaha lain, seperti sektor perdagangan, industri manufaktur, jasa keuangan dan pembiayaan, dan lain-lain. Maksud dan tujuan pendirian koperasi juga merupakan ketentuan yang harus dimasukkan ke dalam AD. Maksud dan tujuan pendirian koperasi tersebut secara formal dan umum dapat 58 Muhammad firdaus dan Agus Edhi Susanto, Perkoperasian: Sejarah, Teori, dan Praktek, h. 43 dirumuskan untuk mewujudkan kesejahteraan para angota pada khususnya dan masyarakat non-anggota pada umumnya. 59 Keberhasilan koperasi dalam mencapai tujuannya dapat diukur dari peningkatan kesejahteraan anggota. Kesejahteraan bermakna sangat luas dan juga bersifat relatif, karena ukuran sejahtera bagi seseorang dapat berbeda satu sama lain. Manusia pada dasarnya adalah makhluk yang tidak pernah merasa puas, karena itu kesejahteraan akan terus dikejar tanpa batas. Keberhasilan koperasi dalam meningkatkan kesejahteraan sosial ekonomi anggotanya akan lebih mudah diukur, apabila aktivitas ekonomi yang dilakukan oleh anggota dilakukan melalui koperasi. Dalam pengertian ekonomi, tingkat kesejahteraan itu dapat ditandai dengan tinggi rendahnya pendapatan riil. Apabila pendapatan riil seseorang atau masyarakat meningkat, maka kesejahteraan ekonomi seseorang atau masyarakat tersebut meningkat pula. Sejalan dengan hal itu, maka apabila tujuan koperasi adalah meningkatkan kesejahteraan anggotanya, maka berarti pula tujuan koperasi tersebut diwujudkan dalam bentuk meningkatnya pendapatan riil para anggotanya. 60 Dalam pengertian ekonomi, pendapatan dapat berbentuk pendapatan nominal dan pendapatan riil. Pendapatan nominal adalah pendapatan seseorang yang diukur dalam jumlah satuan uang yang diperoleh. Sedangkan pendapatan riil adalah pendapatan seseorang yang diukur dalam jumlah barang dan jasa pemenuh kebutuhan yang dapat dibeli, dengan membelanjakan pendapatan nominalnya uangnya. Apabila 59 Andjar Pachta W, dkk, Hukum Koperasi Indonesia, h. 82-83 60 Arifin Sitio dan Halomoan Tamba, Koperasi: Teori dan Praktik, h. 19 pendapatan nominal seseorang meningkat, sementara harga-harga barangjasa tetap tidak naik, maka orang tersebut akan lebih mampu membeli barangjasa untuk memenuhi kebutuhannya, yang berarti tingkat kesejahteraannya meningkat pula. 61 Selanjutnya, fungsi koperasi tertuang dalam pasal 4 UU No 25 tahun 1992 tentang Perkoperasian yaitu: 62 a. Membangun dan mengembangkan potensi dan kemampuan ekonomi anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan sosialnya. b. Berperan serta secara aktif dalam upaya mempertinggi kualitas kehidupan manusia dan masyarakat. c. Memperkokoh perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan dan ketahanan perekonomian nasional dengan koperasi sebagai sokogurunya. d. Berusaha untuk mewujudkan dan mengembangkan perekonomian nasional yang merupakan usaha bersama berdasar atas azas kekeluargaan dan demokrasi ekonomi. Begitu juga dalam Islam, kedudukan ekonomi penting karena ekonomi merupakan faktor penting yang membawa kepada kesejaheraan umat. Ismail al Faruqi bahkan berpendapat bahwa “Kegiatan-kegiatan ekonomi adalah penyataan dari semangat ajaran Islam” economic is action is the expression of Islam‟s spirituality, karena ekonomi masyarakat dan kemakmurannya adalah cita-cita yang ingin dicapai 61 Ibid 62 Arifin Sitio dan Halomoan Tamba, Koperasi: Teori dan Praktik, h. 20 oleh umat Islam the economy of ummah and its good health are of the assence of Islam. 63 63 Ahmad Dimyanti, dkk, Islam dan Koperasi, h. 47-48 55

BAB III GAMBARAN KOPONTREN AL-IKHLAS DAN MASYARAKAT DESA