Pembelajaran Kreatif Konsep Pembelajaran: Sebuah Kerangka Teoritik 1. Pengertian Belajar

10 belajar. Lingkungan belajar yang kondusif sangat menunjang pembelajaran kontekstual dan keberhasilan pembelajaran secara keseluruhan. Signifikansi lingkungan pembelajaran tampak pada hal-hal berikut: a belajar efektif itu dimulai dari lingkungan belajar yang berpusat pada peserta didik; b pembelajaran harus berpusa t pada ˝bagaimana cara― peserta didik menggunakan pengetahuan baru mereka. Strategi belajar lebih dipentingkan daripada hasilnya; dan c umpan balik sangat penting bagi peserta didik, yang berasal dari proses penilaian assessment yang benar; dan d menumbuhkan komunitas belajar dalam bentuk kerja kelompok itu penting. 22 Jadi, kontekstualisasi pembelajaran diorientasikan kepada pemandirian peserta didik dalam mengembangkan kompetensi dan kemampuannya untuk memecahkan masalah. Belajar memecahkan masalah mendorong peserta didik untuk mencari informasi atau melakukan investigasi.

4. Pembelajaran Kreatif

Pembelajaran kreatif mengharuskan tenaga pendidik dapat memunculkan kreativitas peserta didik dalam kelas, baik kreativitas berpikir maupun kreativitas dalam melakukan sesuatu. Kreativitas berpikir merupakan kemampuan imajinatif, tetapi rasional. Berpikir kreatif berawal dari berpikir kritis, yaitu menemukan dan melahirkan sesuatu yang sebelumnya belum ada atau memperbaiki seseuatu yang sebelumnya tidak baik. 23 Pembelajaran kreatif adalah pembelajaran yang dilakukan di dalam maupun di luar kelas dengan cara memanfaatkan segenap potensi dan multi-kecerdasan yang dimiliki peserta didik secara maksimal. Secara implisit, pembelajaran ini mengandung muatan baru yang disesuaikan dengan keadaan, terutama dalam penyajiannya yang lebih inovatif. Bila di dalam ruangan kelas tidak tersedia fasilitas pembelajaran yang memadai, guru bisa memanfaatkan fasilitas yang ada, termasuk mengeksploitasi secara maksimal alam lingkungan di sekitarnya. Dengan demikian, pembelajaran ini mampu beradaptasi dengan berbagai macam situasi dan keadaan sehingga bisa dilakukan di mana dan kapan saja. Karakter pembelajaran kreatif itu sangat fleksibel dan bergantung pada guru sang kreator. Ini menunjukkan bahwa pembelajaran tersebut akan dapat disajikan oleh guru-guru yang memiliki kreativitas tinggi. Unsur kreativitas yang dipertaruhkan di sini pada dasarnya dimiliki oleh setiap orang. Orang-orang yang memiliki kreativitas tinggi, biasanya dapat memelihara unsur tersebut dengan baik, begitu pun sebaliknya. Pembelajaran kreatif dapat dikembangkan melalui empat tahap. Keempat tahap ini oleh Daniel Goleman disebut anatomi 22 Nurhadi, Pendekatan Kontekstual, Malang: Universitas Negeri Malang, 2002, Cet. I, h. 4. 23 Abdul Rahman Shaleh, Pendidikan Agama dan Pembangunan Watak Bangsa, Jakarta: Rajawali Pers, 2005, Cet. I, h. 158. 11 momen kreatif . 24 Tahap pertama adalah persiapan, yaitu proses pengumpulan berbagai informasi untuk diuji. Dalam tahap ini, otak mengumpulkan informasi dan data yang berfungsi sebagai dasar atau riset untuk karya kreatif yang sedang terjadi. Pengalaman hidup turut menyumbang proses persiapan menjadi kreatif. Kedua, inkubasi, disebut juga tahap istirahat, yaitu suatu rentang waktu untuk merenungkan hipotesis informasi tersebut sampai memperoleh keyakinan bahwa hipotesis tersebut rasional. Hal ini antara lain dapat diperkuat dengan intuisi dan suara hati nurani. Dalam proses mengaitkan ide, pikiran sebenarnya juga melakukan berbagai proses, yaitu: menjajarkan, memadukan, memilah, mengitari, dan membayangkan ide. Ketiga, illuminasi pencerahan. Pengendapan informasi dan ―lamunan‖ bahkan intuisi akan membawa kepada pencerahan, ketika secara seketika jawaban yang dicari datang menemui pembelajar tanpa diketahui sumbernya. Inilah tahapan yang biasanya memperoleh limpahan perhatian. Pembelajar mendapat inspirasi dan motivasi untuk menjawab tantangan kreatif yang dihadapi 25 Tahap lanjutannya adalah penerjemahan, ketika pembelajar mengubah wawasan menjadi tindakan. Keempat, tahap pembuktianpelaksanaan verifikasi, yaitu pengujian kembali hasil hipotesis tersebut untuk dijadikan sebagai sebuah rekomendasi. Dalam tahap ini, ada gagasan berhasil dengan cepat, sedang yang lain perlu waktu berbulan-bulan atau bahkan tahunan. Kemampuan dan keterampilan berpikir dibarengi hasrat kuat dan rasa gembira, memainkan peran penting dalam aktualisasi kreativitas. Selain itu, Teresa M. Amabile berpendapat bahwa proses pembelajaran kreatif itu melalui lima tahap dan diibaratkan seperti orang membuat sop. Kelima tahap dimaksud adalah: 1 tahap presentasi masalah pembelajar menyadari adanya suatu masalah yang harus dipelajari dan dicarikan solusinya; 2 tahap persiapan menyiapkan diri untuk belajar, menelaah bacaan yang relevan dengan masalah; 3 tahap penyimpulan gagasan hasil pembacaan biasa melahirkan gagasan, sehingga ada titik simpul yang dapat dijadikan sebagai inspirasi dan media pemecahan masalah; 4 tahap validasi aktualisasi gagasan dalam bentuk tindakan dan karya kreatif; dan 5 tahap pengukuran hasil evaluasi. 26 Adapun strategi pembelajaran kreatif adalah: 1 menyatu dengan masyarakat luas, termasuk berkolega dengan ilmuwan, 2 merancang lingkungan yang bernilai tambah, seperti: musik, pencahayaan, aroma, warna yang indah dan menarik; 3 mengembara keluar dari dunia 24 Daniel Goleman, The Creative Spirit: Nyalakan Jiwa Kreatifmu di Sekolah, Tempat Kerja, dan Komunitas , Terj. dari The Creative Spirit oleh Yuliani Liputo, Bandung: MLC, 2005, Cet. I, h. 30-37. 25 Ayan, Jordan E., Bengkel Kreativitas, Terj. dari 10 Ways to Free Yoour Creative Spirit and Find Your Great Ideas oleh Ibnu Setiawan, Bandung: Kaifa, 2003, Cet. V, h. 56. 26 Lihat Teresa M. Amabile, Growing up Creative, New York: Pinguin, 1998. 12 sempit dengan belajar, menemukan sudut pandang baru, dan perenungan pribadi; 4 menyulut inspirasi dari permainan dan humor, termasuk olah raga; 5 mengembangkan daya pikir dengan membaca kreatif, menjelajahi toko buku dan dunia maya; 6 menggemari kesenian dan memaknai musik dalam jiwa kreatif; 7 menggeluti teknologi; 8 menghadapi tantangan dengan teknik berpikir ampuh; 9 membebaskan alam kesadaran lain dengan memvisualisasikan tantangan kreatif; dan 10 menyatu dengan jiwa kreatif, termasuk di dalam berdo‘a dan bermeditasi. 27

D. Strategi Aplikasi CCTL dalam Pembelajaran Bahasa Arab