BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dengan melihat sejarah perkembangan perusahaan masalah keuangan adalah faktor terpenting bagi kelangsungan suatu perusahaan. Setiap perusahaan memiliki
berbagai kegiatan atau aktifitas baik yang menghasilkan barang maupun jasa dengan tujuan meningkatkan laba dan menjaga kelangsungan hidup perusahaan dan
kontiniuitas perusahaan. Dengan tercapainya tujuan utama perusahaan yaitu meningkatkan laba, maka
tujuan perusahaan yang lain akan dapat tercapai dimana besar kecilnya keuntungan atau laba yang diperoleh oleh suatu perusahaan merupakan ukuran kesuksesan
manajemen dalam mengelola keuangan. Setiap perusahaan dalam menjalankan usahanya selalu membutuhkan kas. Kas
adalah salah satu unsur modal kerja yang paling tinggi tingkat likuiditasnya. Kas diperlukan baik untuk, membiayai operasi perusahaan sehari-hari maupun untuk
mengadakan investasi baru dalam aktiva tetap. Semakin besar jumlah kas yang ada dalam suatu perusahaan berarti semakin tinggi pula tingkat likuiditasnya. Hal ini
berarti bahwa perusahaan mempunyai risiko yang lebih kecil untuk tidak dapat memenuhi kewajiban finansialnya. Tetapi hal ini tidak berarti bahwa perusahaan
harus berusaha untuk mempertahankan persediaan kas yang sangat besar, karena semakin besar kas berarti makin banyak uang yang menganggur sehingga akan
memperkecil tingkat profitabilitasnya. Riyanto 1995 : 93-94 .
Universitas Sumatera Utara
Kompleksnya masalah yang terjadi di dalam perusahaan, maka dibutuhkan suatu pengawas keuangan, pengawasan keuangan yang dimaksud disini adalah
bagaimana suatu perusahaan dapat melindungi harta kekayaannya dari usaha penyelewengan, penipuan, penggelapan bahkan pemborosan yang dapat dilakukan
oleh pihak-pihak yang ada di lingkungan perusahaan. Pengawasan diartikan sebagai alat untuk mengkoordinasikan aktifitas-aktifitas
perusahan agar sesuai dengan rencana semula. Pengawasan intern kas juga merupakan salah satu fungsi manajemen yang berperan penting dalam aktifitas
perusahaan. Tujuan dari sistem pengawasan intern ini adalah untuk mengamankan harta milik perusahaan, memperoleh data akuntansi yang akurat, tepat dan wajar,
meningkatkan efisiensi dan mendorong karyawan untuk memenuhi kebutuhan manajemen.
Adapun ciri-ciri pengawasan kas yang baik adalah Pertama, dalam pelaksanaannya terdapat pemisahan fungsi penyimpanan kas dan fungsi pencatatan
kas. Kedua, penyetoran setiap hari semua uang kas yang diterima yang bertujuan untuk menghindari penumpukan uang kas dalam perusahaan yang mungkin dapat
dipergunakan untuk keperluan di luar perusahan dan dapat mengurangi pinjaman pegawai juga dapat menghindarkan uang kas dari pencurian, kebakaran dan
sebagainya. Ketiga, penggunaan voucher system untuk pengawasan pengeluaran kas. Voucher system adalah suatu cara pemakaian formulir khusus tempat mencatat data
tentang hutang dan pembayarannya dengan tambahan persetujuan dari orang yang berwenang. Keempat, mengadakan pemeriksaan kas secara tiba-tiba. Harnanto
2002 : 148 .
Universitas Sumatera Utara
Dengan adanya suatu sistem pengawasan intern kas yang memadai juga merupakan syarat mutlak demi perlindungan dan keamanan terhadap kas.
Pengawasan intern itu sendiri meliputi sarana, alat, dan peraturan-peraturan yang digunakan oleh perusahaan dengan maksud untuk mengamankan dan mencegah
terjadinya pemborosan, penyalahgunaan dan in-efisiensi dari sumber-sumber ekonomi yang dipunyai perusahaan, menjamin ketelitian dan dapat dipercayainya
reability kebenaran data operasi dan akuntansi yang dihasilkan serta mendorong tercapainya efisiensi operasi dan dipatuhinya kebijaksanaan manajemen. Pengawasan
intern kas tidak dirancang untuk dapat mendeteksi adanya kesalahan-kesalahan, tetapi lebih diutamakan pada usaha-usaha pencegahan dan mengurangi kemungkinan
terjadinya kesalahan dan penyalahgunaan dana pada kas perusahaan. Dalam fungsi penerimaan kas; pengawasan kas harus ditujukan agar semua
uang yang seharusnya diterima, benar-benar diterima dan dicatat. Sedangkan dalam kaitannya dengan pengeluaran kas; pengawasan kas harus diarahkan agar tidak terjadi
pengeluaran kas tanpa adanya otorisasi oleh pejabat yang berwenang. Untuk itu penetapan wewenang, tanggung jawab yang jelas dan adanya verifikasi keuangan
terhadap setiap transaksi yang menyangkut kas oleh suatu bagianfungsionaris yang independen merupakan cara yang biasa dipakai untuk mengawasi penerimaan dan
pengeluaran kas. Secara umum segala transaksi yang terjadi dalam perusahaan akan
berhubungan kas, karena transaksi yang terjadi dalam perusahaan akan berhubungan langsung dengan kas. Setiap aktifitas perusahaan berawal dari kas dan berakhir pada
kas, baik dalam bentuk penerimaan maupun dalam bentuk pengeluaran kas. Oleh
Universitas Sumatera Utara
karena itu, dibutuhkan pengawasan intern kas untuk mengawasi adanya kemungkinan terjadinya penyalahgunaan oleh pihak-pihak tertentu yang dapat merugikan
perusahaan. Melihat pentingnya peranan kas dalam kegiatan operasional suatu perusahaan
seperti uraian di atas, maka penulis merasa tertarik untuk mengadakan penelitian secara langsung untuk mengetahui sejauh mana pelaksanaan pengawasan intern kas
yang dilakukan oleh PT. PP London Sumatra Indonesia Tbk. Medan dengan memilih
judul “ PENGAWASAN INTERN KAS PADA PT. PP LONDON SUMATRA INDONESIA Tbk. MEDAN “.
B. Perumusan Masalah