Perencanaan & Pengawasan Biaya Penjualan pada PT. PP London Sumatra Indonesia Tbk, Medan

(1)

(2)

(3)

KATA PENGANTAR

Assalamu’ alaikum Wr. Wb.

Allahamdulilah, segala puja puji dan syukur penulis panjatkan khadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat, hidayah dan karunianya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini. Adapun isi Tugas Akhir ini membahas “Perencanaan & Pengawasan Biaya Penjualan pada PT.

PP London Sumatra Indonesia Tbk, Medan “ Penulis menyadari bahwa Tugas

Akhir ini masih terdapat banyak kekurangan. Oleh karna itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan Tugas Akhir ini.

Dalam penyelesaian Tugas Akhir ini maupun saat belajar di Fakultas Ekonomi, penulis banyak menerima bantuan, bimbingan serta dorongan dan pengarahan dari berbagai pihak pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih pada :

1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec Selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Prof. Dr. Paham Ginting, SE, M.S Selaku Ketua Program Studi D III Keuangan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Syafrizal Helmi Situmorang, SE, M.Si Selaku Sekretaris Program Studi D III Keuangan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. 4. Kak Nurlailah Sebagai Pengelola Program Studi D III Keuangan.Bapak,


(4)

selama penulis kuliah di Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara serta seluruh pegawai administrasi Fakultas Ekonomi.

5. Bapak Pimpinan PT. PP London Sumatra Indonesia Tbk, Medan Bpk Drs. Riyanto MSc sebagai Training Manager serta para karyawan London Sumatra.

6. Teristimewa untuk Seluruh keluarga saya, khususnya Ayahanda Mara. Siregar dan Ibunda (Alm) K. Lubis & Bunda Nurlena yang tersayang yang sangat saya cintai, dan selalu mendoakan dan memenuhi kebutuhan penulis hingga saat ini, dan yang teristimewa untuk Abang Mail, Kak Popi, adik saya Yanti, Indah, Doli, Lia, Bebi yang selalu mendukung & mendoakan saya, sampai berhasil.

7. Teristimewa untuk yang Ter...Moga skripsi nya cepat selesai & cepat wisuda ya makasih sudah jadi penyemangat penulis (Tuk sahabat saya Angga, Elli & Tari makasih Sudah ada saat suka maupun duka) Untuk teman-teman seperjuangan di Jurusan Keuangan khusunya grup B Universitas Sumatera Utara : Eli, Tari, Ami, lina, liza, Bibah, Rahmi, Hana, Nita & teman-teman magang dan masih banyak lagi yang belum tertulis, semoga kita sukses semua.

Medan, juni 2009

Penulis (Leni Diana ) 062101069


(5)

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iii

BAB I : PENDAHULUA A. Latar Belakang ... 1

B. Perumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 6

BAB II :PT. PP LONDON SUMATRA INDONESIA Tbk MEDAN A. Sejarah Singkat Berdirinya Perusahaan ... 7

B. Jenis Usaha dan Kegiatan ... 9

C. Struktur Organisasi ... 12

D. Job Description ... 14

E. Kinerja Usaha Terkini ... 20

F. Rencana Kegiatan Perusahaan ... 24

BAB III : PEMBAHASAN A. Perencanaan Biaya Penjualan ... 26

B. Prosedur Penerimaan dan Pengeluaran Biaya Penjualan ... 29

C. Pengawasan Intern Penjualan ... 32

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 35

B. Saran ... 36

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(6)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Jenis Usaha Kegiatan PT Lonsum ... 10

Tabel 2.2 Usaha terkini ... 23

Tabel 3.1 Biaya penjualan ... 26

Tabel 3.2 Hutang Bank jangka panjang ... 27

Tabel 3.3 Penjualan bersih ... 27


(7)

DAFTAR GAMBAR

Halaman GAMBAR 2.1 Struktur Organisasi PT. PP London Sumatra Indonesia ... 14 GAMBAR 2.2 Bagan prosedur penerimaan dan pengeluaran Penjualan ….. 33


(8)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Sejalan dengan perkembangan jaman, perusahaan merupakan suatu bentuk organisasi yang berkembang di dunia usaha. Perkembangan dunia usaha dewasa ini di barengi dengan semakin ketatnya persaingan antara satu perusahaan dengan perusahaan lain hal ini praktis memerlukan pengambil keputusan yang cepat. Setiap perusahaan bertujuan mencari laba karena dengan adanya laba, perusahaan dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya, laba optimum merupakan tujuan dari setiap perusahaan, baik itu perusahaan dagang, jasa industri maupun usaha lainnya, laba yang menjadi tujuan perusahaan tidak terwujud dengan sendirinya, tetapi di peroleh dengan usaha yang di lakukan secara terencana, teratur dan terus-menerus. Efisiensi dalam setiap gerak langkah perusahaan merupakan factor yang cukup penting.

Perencanaan dan pengawasan merupakan dua fungsi manajemen yang tidak dapat di pisahkan, perencanaan di dalam pelaksanaannya tanpa ada pengawasan tidak akan menghasilkan sesuatu yang baik demikian sebaliknya, pengawasan tanpa adanya perencanaan terlebih dahulu tidak akan ada manfaatnya karena perencanaan ini merupakan pedoman yang akan dijadikan sebagai tolak ukur, pada situasi persaingan bisnis yang semakin ketat, bagian pemasaran memiliki posisi strategis dalam upaya membawa perusahaan kearah yang lebih baik. Akibat nilai strategis pemasaran ini, setiap perusahaan kemudian berlomba menyusun strategi pemasaran ini untuk memenangkan persaingan.


(9)

Perencanaan meliputi sebagai satu proses penetapan tujuan yang akan di capai dan memutuskan strategi dan taktik untuk mencapainya, rencana adalah merupakan suatu pernyataan tentang cara yang diharapkan untuk mencapai sasaran-sasaran. Meskipun semua manajer melakukan perencanaan tetapi tipe dan cakupan rencana berpariasi sesuai dengan tingkat dan tanggung jawab manajer, semua kegiatan dan tindakan manajerial didasarkan atau disesuaikan dengan rencana yang sudah di tetapkan. Rencana menentukan kemana organisasi dari kegiatan-kegiatanya akan diarahkan atau di rencanakan, perencanaan membantu manajer dalam semua tipe organisasi untuk mencapai kinerja yang lebih baik. Silalahi ( 2002:159 )

Pengawasan terhadap perusahaan yang mempunyai kebijakan hanya membiayai ekspansinya dengan dana yang berasal dari sumber Intern saja. Kebijakan tersebut dijalankan atas dasar pertimbangan bahwa kalau ekspansi di biayai dengan dana yang berasal dari hasil penjualan saham baru yang akan melemahkan “control” dari kelompok dominan didalam perusahaan. Demikian pula bila membiayai ekspansi dengan utang akan memperbesar resiko finansialnya. Mempercayakan pada pembelanjaan intern dalam rangka usaha mempertahankan “Control” terhadap perusahaan . Riyanto ( 1997: 268 )

Strategi penjualan merupakan pegangan bagi perusahaan agar mempunyai keunggulan bersaing sekaligus merupakan suatu rancana keseluruhan untuk mencapai tujuan, salah satu tujuan yang di terapkannya yaitu strategi pamasaran untuk meningkatkan volume penjualan. Kebijakan strategi pemasaran yang baik dan dapat diharapkan dapat membantu perusahaan untuk mencapai tingkat penjualan yang telah ditetapkan, Volume penjualan yang dimaksud dalam hal ini


(10)

adalah penjualan total produk barang / Jasa yang dihasilkan dalam satuan rupiah yang terjadi dalam satu periode waktu tertentu. Pada strategi pemasaran ini memberikan arah dalam kaitannya dalam variabel-variabel seperti segmentasi pasar, Identifikasih pasar sasaran, elemen bauran pemasaran dan biaya bauran pemasaran dalam merencanakan strategi pemasaran, Manejer pemasaran harus mengambil keputusan mengenai bagaimana ia akan menggunakan alat-alat pemasaran yang di milikinya untuk mencapai sasaran yang telah di tetapkan.

Penjualan berperan dalam menjamin kelancaran usaha perusahaan dan menghindari kebangkrutan, Hal ini dapat di lakukan dengan menjaga perputaran piutang dengan penjualan secara tunai atau kredit dengan jangka pendek. Oleh karena itu pemasaran yang menentukan produk apa yang akan di pasarkan dan berapa besar jumlahnya serta langganan atau konsumen mana yang menjadi pasar sasaran perusahaan, agar proses perusahaan dapat tetap lancar sehingga dapat berkembang, Pemasaran juga merupakan sistim total dari kegiatan bisnis yang di rancang untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan atau mendristribusikan barang-barang yang dapat memuaskan keinginan, dan jasa baik bagi para konsumen saat ini maupun pada konsumen potensial, pemasaran juga merupaka suatu proses sosial yang melibatkan kegiatan-kegiatan penting yang memungkinkan individu dan perusahaan mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan melalui pertukaran dengan pihak lain dan untuk mengembangkan hubungan pertukaran.

Agar perusahaan dapat bekerja secara efisien, dibutuhkan suatu perencanaan yang baik, perencanaan yang baik haruslah memiliki semua aktifitas yang akan dilakukan untuk masa yang akan datang. Perencanaan harus


(11)

merumuskan langkah-langkah untuk tujuan yang akan dicapai serta mengembangkan tujuan jangka waktu yang akan datang, perencanaan di lakukakan dalam berbagai bidang. Salah satunya adalah bidang keuangan. Salah satu sistim yang membantu manajemen untuk pengawasan aktifitas pemasaran ini adalah dengan dibentuknya sistim perencanaan dan pengawasan aktifitas pemasaran ini adalah dengan dibentuknya sistem perencanaan dan pengawasan pemasaran hal ini dimaksudkan untuk melindungi harta perusahaan, meningkatkan efisiensi, kerja dan mendorong agar tetap dipatuhinya kebijaksanaan manajemen dalam pemasaran yang telah di tetapkan sebelumnya.

Setiap perusahan bertujuan mencari laba karena dengan adanya laba, perusahaan dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya laba optimum merupakan tujuan dari setiap perusahaan, baik itu perusahaan dagang, jasa industri, maupun perusahaan lainnya, laba yang menjadi tujuan perusahaan tidak terwujud dengan sendirinya, tetapi diperoleh dengan usaha yang dilakukan secara terencana, teratur dan terus menerus, efisiensi dalam setiap gerak langkah perusahaan merupakan factor yang cukup penting dalam setiap kegiatan atau merupakan salah satu factor untuk sasaran yang telah di tetapkan.

Penjualan dalam hal ini adalah pengaturan produk-produk yang sanggup memuaskan kebutuhan dengan pasar yang terdiri dari pelanggan potensial yang ingin dan mampu terlibat dalam pertukaran untuk memuaskan kebutuhan atau keinginannya, Produsen harus berupaya untuk menghasilkan barang dan jasa sesuai dengan keinginan dan kebutuhan konsumen. Produk yang baik akan bermanfaat bagi kelangsungan hidup dan kesejahteraan perusahaan. Salah satu tujuan yang diterapkan suatu strategi pemasaran adalah untuk meningkatkan


(12)

volume penjualan, Strategi ini bermanfaat agar perusahaan memiliki suatu pengetahuan yang lebih mendalam mengenai suatu pasar yang akan dimasukinya, sehingga apabila strategi dijalankan dengan baik maka perusahaan akan dapat meningkatkan penjualan dan memenangkan persaingan dengan perusahaan sejenis lainnya kajian yang akan dibahas dalam skrifsi ini adalah “Perencanaan dan

Pengawasan Biaya Penjualan Pada PT. PP London Sumatra Indonesia Tbk Medan”

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian diatas penulis merumuskan permasalahan sebagai berikut Sesuai dengan judul Skripsi minor ini yaitu, Perencanaan dan Pengawasan Biaya Penjualan maka untuk menjelaskan permasalahan yang dijadikan dasar penulis skripsi minor penulis mencoba merumuskan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana Perencanaan dan Pengawasan Biaya penjualan yang tetapkan untuk memenuhi kebutuhan informasi yang di perlukan oleh manajemen pemasaran.

2. Apakah Perencanaan dan Pengawasan Biaya Penjualan yang di lakukan dapat meningkatkan laba perusahaan.

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penulis mengadakan penelitian adalah:

1. Untuk mengetahui Perencanaan dan Pengawasan Biaya Penjualan yang di tetapkan oleh perusahaan

2. Mengidentifikasikan masalah yang timbul dalam Perencanaan dan Pengawasan Biaya Penjualan guna meningkatkan laba.


(13)

D. Manfaat Penelitian

Adapun Manfaat penelitian yang di lakukan adalah:

1. Bagi Penulis

Diperoleh penerapan teori dalam praktek sehingga dapat memahami dan mengetahui khususnya mengenai Perencanan dan pengawasan biaya Penjualan yang di pelajari dibangku kuliah.

2. Bagi Perusahaan

Penelitian ini bermanfaat bagi perusahaan agar memperoleh masukan-masukan atau Informasi yang berguna sehubungan dengan pelaksanaan Perencanaan dan Pengawasan Biaya Penjualan

3. Bagi Lembaga Pendidikan

Dapat di gunakan sebagai bahan masukan dan perbandingan bagi yang melakukan penelitian yang sama dimasa yang akan datang.


(14)

BAB II

PROFIL PERUSAHAAN A. Sejarah Ringkas

Sejalan dengan perkembangan sejarah perkembangan Indonesia, baik masa penjajahan Belanda, Jepang sampai pada masa kemerdekaaan dan masa pembangunan saat ini, perusahaan di Indonesia khususnya dikawasan Sumatera Utara yang dikenal dengan daerah perkebunan yang banyak mengalami perkembangan. Berbagai perusahaan perkebunan mengalami kesempatan untuk memanfaatkan Sumber Daya Alam yang ada di daerah Sumatera Utara ini.

Kesempatan ini diambil oleh Horrison & Crossfield Ltd, yang berdiri sejak tahun 1884 di London dan beroperasi di Indonesia pada tahun 1906. Pada mulanya perusahaan ini bekas hak Concessie berdasarkan perjanjian antara

Zelfbestuur Deli dengan beberapa perusahaan Rubber Company Ltd, yang

disyahkan resident Sumatera Timur. Dalam rangka Konfersi Undang-Undang Pokok Agraria Tanggal 1 Maret 1962 No. Ka. 13/7/1. Pada tahun 1962 perusahaan ini memperluas bidang usahanya dengan mengadakan penggabungan diantara perusahaan perkebunan Inggris yang memiliki beberapa kebun di Sumatera Indonesia.

PT. PP London Sumatra Indonesia, Tbk didirikan dengan akte pendirian No. 93 tanggal 18 Desember 1962 dihadapkan notaris Raden Kardiman di Jakarta, dan naskah No. 20 tanggal 9 September 1963 yang dibuat dihadapkan notaris yang sama. Kemudian timbul pergolakan akibat adanya perubahan situasi antara pemerintah Indonesia dengan pemerintah Inggris. Pemerintah Indonesia berniat mengambil alih pengurusan perusahaan dan menyerahkannya kepada Bangsa


(15)

Indonesia. Pengambilalih ini segera dilaksanakan pada tanggal 22 Januari 1964 oleh Badan Pengawasan Perkebunan Asing Republik Indonesia (BPPARI) dan perkebunan ini diganti namanya PT. PP Dwikora I & II.

Kemudian berdasarkan ketetapan Presiden No. 6 tahun 1967, diadakanlah suatu perjanjian antara pemerintah Republik Indonesia dengan Horrison &

Crossfield Ltd, dan anak perusahaannya. Persetujuan perjanjian ini berlaku mulai

tanggal 20 Maret 1968. Dengan adanya perjanjian ini maka kepemilikan dan penguasaan perusahaan tersebut oleh Pemerintah Republik Indonesia dikembalikan kepada pemiliknya semula yaitu Horrison & Crossfield Ltd pada tanggal 1 April 1968 dan diganti kembali namanya menjadi PT. PP London Sumatra Indonesia Tbk. Dalam perjanjian itu disebutkan hak-hak eksploitasi termasuk menguasai dan menjual hasil produksi dan hak untuk menanam semua jenis tanaman.

Pada tanggal 21 November 1991, PT. PP London Sumatra Indonesia Tbk, melakukan merger dengan beberapa perusahaan di bawah ini:

a. PT Nagodang Plantation Company b. PT Seibulan Plantation Company

c. PT Perusahaan Perkebunan bajue Kidoel d. PT Perusahaan Perkebunan Sulawesi

Keempat perusahaan ini menggabungkan namanya menjadi PT. PP London Sumatra Indonesia Tbk, status PT. PP London Sumatra Indonesia Tbk adalah perusahaan Penanaman Modal Asing (PMA) berdasarkan Surat Ketua Badan Penanaman Modal Tanggal 12 November 1991 No. 794/III/PMA/1991. Pada tanggal 27 Juli 1994, kepemilikan saham PT. PP London Sumatra Indonesia


(16)

Tbk sepenuhnya diambil oleh Pan London Sumatra Plantation dengan komposisi saham mengalami beberapa kali perubahan. Pada tahun 1998 kepemilikan saham PT. PP London Sumatra Indonesia Tbk adalah Pan London Sumatra Plantation dengan komposisi saham sebesar 47,23 % Commerzbank (SEA) Ltd. Singapura sebesar 5,83 % dan sisanya 46,94 % dimiliki oleh masyarakat.

Sejak tahun 1996, perusahaan ini menjadikan perusahaan yang Go Public. Dengan demikian PT. PP London Sumatra Indonesia Tbk, telah dituntut untuk menjalankan aktifitasnya secara lebih profesional lagi.

B. Jenis Usaha/Kegiatan

PT. PP London Sumatra Indonesia Tbk adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang perkebunan dan mengolah hasil produksi dari bahan mentah menjadi bahan baku. Ruang lingkup kegiatan perusahaan ini meliputi penanaman, pemeliharaan, pemanenan, pengolahan dan penjualan hasil produksi. Perusahaan ini mempunyai perkebunan terbesar diwilayah Republik Indonesia yaitu Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Jawa, Sulawesi dan Kalimantan.


(17)

Setiap Estate dikepalai oleh General Manager (GM). Adapun Estate milik PT. PP London Sumatra Indonesia Tbk antara lain:

Tabel 2.1

Estate Milik PT. PP London Sumatra Indonesia Tbk

Nama Estate/Mill Nama Estate/Mill

GM-Serdang

- Turangie - Turangie POM

GM-Serdang

- Pulau Rambong - Bungara

- Sei Merah - Begerpang - Begerpang POM - Rambong Sialang - Kertasarie

- QCTL

GM-Lima Puluh

- Sibulan - Bah Bulian

GM-Lima Puluh

- Bah Lias - Dolok - Dolok POM - Gunung Melayu - Gunung Melayu POM - Treblasala

- Pungkol

GM-Rubber

- Sei Rumbiya - Balombessie - Palngisang - Kubu Pakaran - Tulung Gelam

GM-Kalimantan

- Pahu Permai - Issue Makmur - Pahu Makmur - Jelau Makmur - Sari Jampang


(18)

GM-Bingin Teluk

- Ketapat Bening - Sei Kepayang - Bukit Hijau - Belani Elok - Belani Elok POM - Batu Cemerlang

GM-Muara Rupit

- Sei Lakitan - Sei Lakitan POM - Rian Indah - Sei Gemang - Gunung Bais

GM-Lahat

- Arta Kencana - Kencana Sari

GM-Terawas

- Terawas Indah - Terawas Indah POM - Eka Sari POM

GM-Muba

- Tirta Agung - Budi Tirta - Suka Damai

Research

- Bah Lias Research Station (BLRS-NS)

- SPS-Kalimantan

Sumner: PT. PP London Sumatra Indonesia Tbk

PT. PP London Sumatra Indonesia Tbk menanam berbagai jenis tanaman meliputi kelapa sawit, karet dan coklat (cocoa) yang lokasi perkebunannya mayoritas berada di Sumatera Utara, sedangkan untuk tanaman karet dan kopi berada di daerah Jawa yaitu Jember dan Surabaya. Tanaman lainnya yaitu kacang dan teh terletak di Ujung Pandang, Palembang, Jakarta, Samarinda, Sampit dan Kertasari.


(19)

C. Struktur Organisasi Perusahaan

Semakin berkembangnya suatu perusahaan maka semakin banyak pula kegiatan-kegiatan yang harus dilakukan dalam rangka pencapaian tujuan perusahaan. Dalam hal ini pimpinan perusahaan tidak dapat bekerja sendiri saja dalam mengatasi semua masalah perusahaan. Untuk dapat melaksanakan kepemimpinan tersebut, maka pimpinan perusahaan memerlukan pemakaian suatu sistem organisasi didalam perusahaan, sehingga semua kegiatan yang menyangkut kepentingan perusahaan dapat berjalan dengan sempurna, efektif dan efisien.

Dalam hal ini struktur organisasi merupakan suatu hal yang penting sebagai penunjuk dalam pembagian tugas dan tanggung jawab dari tiap bagian. Dengan demikian struktur organisasi merupakan gambaran yang memperlihatkan susunan, fungsi departemen ataun posisi mereka dalam organisasi serta bagaimana hubungannya antara satu sama lainnya disamping menunjukkan garis perintah maupun jalur komunikasi formal. Sehingga dapat tercipta suatu team kerja yang kompak dalam usaha untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan oleh perusahaan.

Sejalan dengan hal tersebut, dapat dikemukakan Struktur Organisasi PT. PP London Sumatra Indonesia adalah Struktur Organisasi PT. PP London Sumatra Indonesia, Adalah struktur organisasi yang berbentuk garis ( Line

OrganizationStructur ) yang menggambarkan pembagian tugas, fungsi tanggung

jawab serta wewenang di dalam perusahaan secara vertikal serta mencerminkan hubungan antara Departemen secara horizontal. Dengan adanya Struktur Organisasi yang memisahkan dengan jelas, maka dapat diperoleh keuntungan yaitu adanya ketegasan fungsi dan tanggung jawab dari masing-masing karyawan.


(20)

Melalui badan Organisasi akan terlihat jelas bagaimana informasi mengalir dari satu Organisasi kesatuan lainnya. Juga memberikan petunjuk-petunjuk tentang pembagian tugas, Luasnya rentangan kekuasaan atau kendali ( Span Of Co

Atrol ). Wewenang dan tanggung jawab ( Authority Responsibility ). Oleh karena

itu setiap karyawan harus mutlak memahami Struktur Organisasi di tempat mereka bekerja.

Perusahaan PT. PP. London Sumatra Indonesia, Tbk Cabang Medan dipimpin oleh Dewan Komisaris, President Director, Managing Direction sales, Managing Director Finance dan Director HR & BS.

Untuk lebih jelasnya berikut akan disajikan bagan Struktur Organisasi perusahaan PT. PP. London Sumatra Indonesia , Tbk Cabang Medan


(21)

Struktur Organisasi PT.PP. London Sumatra Indonesia Tbk DIRECTOR RESEARCH Deputi Dir.Research BLRS (NS) BLRS (SS) SPS TISSUE CULTURE Inspectorat Dev.Office Estate Dept Inspectorat Estate Dept Nort Sumatra Sulewesi&Jawa Est. Mgr Acting Mgr Head Asst ASST’S Ist Mandor Mandor Clerk Labours Nort Sumtra Sulewesi&jawa Kalimantan Est Mgr Acting Mgr Head Asst ASST’S Ist Mandor Mandor Clerk Labour Management Dept DIRECTOR MANEGEMENT BOARD OF COMMISSIONER Establ/Develop Personal Section Public Rel/ Security Gen &

Home Aff Training Sect Clinic Bection Branch Officer Palembang Jakarta/ WTC Surabaya, Makasar PRESIDENT DIREKTOR DIREKTOR MANEGENT


(22)

D. Job Description

1. Dewan Komisaris ( Board of Commissioner )

Dewan Komisaris adalah posisi tertinggi dalam stuktur organisasi di PT. PP London Sumatra Indonesia Tbk.

Wewenang dan tanggung jawab dari Dewan komisaris adalah sebagai berikut: a. Mengawasi pekerjaan direksi.

b. Berhak memeriksa dokumen kantor, gedung dan kekayaan perusahaan.

c. Meminta berbagai keterangan dari direksi yang berkenaan dengan kepentingan perusahaan.

d. Berhak atas beban perusahaan serta meminta bantuan ahli untuk melakukan pemeriksaan.

e. Mempertimbangkan serta memutuskan laporan tahunan dan program kerja tahunan yang diajukan Presiden Direktur.

f. Menyetujui kebijaksanaan Presiden Direktur dalam penggunaan kekayaan menurut cara pandang yang baik.

2. Presiden Direktur ( President Director )

Presiden Direktur adalah pimpinan tertinggi yang berkuasa penuh terhadap perusahaan dengan berkewajiban mengawasi pekerjaan pada direktur.

Wewenang dan tanggungjawab dari Presiden Direktur adalah sebagai berikut: a. Membuat kebijaksanaan yang diperlukan dalam pelaksanaan.

b. Mengatur strategi agar pelaksanaan operasi perusahaan dapat berjalan dengan lancar.


(23)

c. Merencanakan dan mengendalikan kebijaksanaan keuangan yang telah dibuat oleh bagian keuangan termasuk menyetujui anggaran belanja dan biaya perusahaan.

d. Seluruh strategi dan kebijaksanaan yang dilakukan harus dapat dipertanggungjawabkan kepada Dewan Komisaris.

3. Head of Goverment and Community Relations.

Wewenang dan tanggung jawabnya adalah sebagai berikut: a. Bertanggung jawab kepada Presiden Direktur.

b. Memimpin dan mengelola Government dan Community Relations.

c. Membuat kebijakan perusahaan mengenai Government dan Community Relations.

d. Membina hubungan antara perusahaan dan masyarakat atau Pemerintah, dengan melaksanakan kegiatan-kegiatan yang memberi manfaat bagi masyarakat yang ada di sekitar perusahaan.

e. Membawahi Community Relations Manager and Government Relations Manager.

4. Coorporate Secretary and Head of Legal affairs

Wewenang dan tanggung jawabnya adalah sebagai berikut: a. Bertanggung jawab kepada President Direktur.

b. Berperan sebagai Sekretaris Perusahaan.

c. Menangani masalah hukum yang ada diperusahaan.

d. Memimpin dan mengelola pelaksanaan dan administrasi perijinan serta dokumentasi.


(24)

5. Head of Coorporate Communications

Wewenang dan tanggung jawabnya adalah sebagai berikut: a. Bertanggung jawab kepada President direktur.

b. Memimpin dan mengelola aktifitas Coorporate Communication termasuk: 1) Mengkonsolidasi informasi tentang aktifitas perusahaan

2) Menyediakan media komunikasi internal dan eksternal 3) Membina hubungan dengan wartawan

c. Membawahi Internal Communications Manager dan External Communication Manager.

6. Head of Investor Relations.

Wewenang dan tanggung jawabnya adalah sebagai berikut: a. Menyiapkan informasi untuk para investor/calon investor.

b. Menjalin dan menjaga hubungan baik dengan investor dengan memperluas jaringan komunikasi lewat berperan aktif di lembaga investasi, pasar bursa, dan perusahaan sekuritas atau BAPEPAM.

c. Mengkoordinasi pertemuan BOD dengan investor.

d. Menjadi pendamping bagi investor yang berminat melihat secara langsung, serta berkoordinasi dengan bagian-bagian terkait.

e. Mengidentifikasi isu-isu internal yang dapat memepengaruhi citra perusahaan dimata investor dan mencari penyelesaiannya dengan berkoordinasi dengan pihak tersebut.

7. Head of Internal Audit and Risk Management.

Wewenang dan tanggung jawabnya adalah sebagai berikut: a. Bertanggung jawab kepada Presiden Direktur.


(25)

b. Memimpin dan mengelola kegiatan Internal Audit dan Risk Management. c. Membuat kebijakan Risk Management.

d. Membuat Audit dan Menyiapkan laporan Audit.

e. Memastikan perusahaan telah memiliki dan menjalankan semua standar yang diperlukan.

f. Membawahi Internal Audit Manager dan Risk Management Manager.

8. Head of Human Resources

Wewenang dan tanggung jawabnya adalah sebagai berikut:

a. Bertanggung jawab kepada Managing Director HR (Human Resources) dan GS (General Services).

b. Memimpin dan mengelola aktifitas pengembangan dan pengelola SDM guna mendukung pencapaian bisnis.

c. Mengembangkan strategi dan sistem pengembangan SDM serta mengelola pelaksanaannya.

d. Membawahi HR Service Manager dan HR Planning dan Recrutment Manager.

9. Head of general Services

Wewenang dan tanggung jawabnya adalah:

a. Bertanggung jawab kepada Managing Director HR dan GS.

b. Memimpin, mengelola dan mengkoordinasi keseluruhan aktifitas yang berhubungan dengan layanan umum, kesehatan dan keamanan kerja.

c. Menyediakan sarana pendukung yang memadai dan menunjang kelancaran operasi perusahaan.

d. Membawahi Support Facilities Manager, Head and Safety Manager dan GS Administration Staff.


(26)

10. Head of Security

Wewenang dan tanggung jawabnya adalah sebagai berikut:

a. Bertanggung jawab kepada Managing dan Director HR dan GS.

b. Memimpin dan mengelola aktifitas yang berhubungan dengan keamanan untuk melindungi fasilitas dan kegiatan perusahaan.

c. Memantau pelaksanaan sistem dan prosedur keamanan di seluruh wilayah. d. Berkoordinasi dengan pihak-pihak eksternal terkait mengenai masalah

keamanan (misalnya Polda, dll) untuk melindungi fasilitas dan kegiatan perusahaan.

e. Membawahi semua regional Security Manager dan Security Coordinator.

11. Head of Treasury

Wewenang dan tanggung jawabnya adalah sebgai berikut: a. Bertanggung jawab kepada Managing Director Finance.

b. Memimpin dan mengelola dana ( penerimaan, penempatan dan pengeluaran ) perusahaan terselenggara dengan baik.

c. Membawahi Financial Institution Relations Manager, Cash Management dan Payment Manager, Pension Fund Supervisor dan Plasma Financing serta Administrasi Manager.

12. Head of Accounting and Tax

Wewenang dan tanggung jawabnya adalah sebagai berikut: a. Bertanggung jawab kepada Managing Director Finance.

b. Memimpin, mengelola dan mengkoordinasi seluruh aktifitas akuntansi dan pajak perusahaan agar selalu berjalan sesuai dengan kebijakan perusahaan.


(27)

c. Melakukan semua koordinasi dengan semua regional Finance Manager untuk pelaksanaan pencatatan akuntansi dimasing-masing wilayah.

d. Membawahi Recording and Consolidation Manager, Tax Planning and Administration Manager, Statutory Reporting Manager and Fixed Asset Manager.

13. Head of Procurement and Logostic

Wewenang dan tanggung jawabnya adalah sebagai berikut: a. Bertanggung jawab kepada Managing Director Finance.

b. Memimpin, mengelola dan mengkoordinasi seluruh kegiatan pengadaan, penyimpanan dan distribusi barang agar dapat mendukung kegiatan bisnis perusahaan secara optimal.

c. Membawahi Logistic Procurement Administration Manager, Estate and Planting Proucurement Manager. Direct material dan General Supplies Procurement Manager, Instratructure and Non Planting Pricyrenebt Manager, Logistic Center Manager.

14. Co-Head of Procurement and Logistic

Wewenang dan tanggung jawabnya adalah sebagai berikut:

a. Bertanggung jawab terhadap Head of Procurement & Logistic.

b. Membantu Head of Procurement & Logistic untuk mengelola dan mengkoordinasi kegiatan pengadaan barang

15. Head of Project Management Office

Wewenang dan tanggung jawabnya adalah sebagai berikut: a. Bertanggung jawab terhadap Manager Director Finance.


(28)

b. Memimpin, mengelola dan mengkoordinasi kegiatan monitoring perkembangan proyek-proyek yang sedang berjalan.

c. Melaporkan proyek-proyek yang sedang berjalan.

16. Head of Information System & Bussines Process

Wewenang dan tanggung jawabnya adalah sebagai berikut: a. Bertanggung jawab terhadap Manager Director Finance.

b. Memimpin, mengelola dan mengkoordinasi seluruh kegiatan sistem informasi perusahaan agar dapat mendukung seluruh kegiatan perusahaan secara optimal. c. Memahami Management Information System & Application Support Manager, IT Quality Manager, Infrastructure, Communication & Data Center Operation Manager, Bussines Process dan System Prosedur Manager.

E. Kinerja Usaha Terkini

Selain perkebunan, PT. PP London Sumatra Indonesia Tbk juga memiliki beberapa unit pabrik pengolahan yang berlokasi di dalam areal kebun untuk mengolah semua produk yang dihasilkan oleh kebun-kebun milik sendiri. Hal ini bertujuan untuk mencapai efisiensi kerja serta mempermudah pengolahan dan penghematan biaya khususnya biaya angkut. Lokasi unit pengolahan yang ada di Deli Serdang adalah sebagai berikut:

a. Begerpang POM untuk mengolah kelapa sawit.

b. Rambong Sialang Cocoa untuk mengolah biji kakao (coklat). c. Sei Merah Crumb & Sibulan Sheet untuk mengolah karet.

Dengan adanya pabrik pengolahan karet tersebut maka seluruh hasil perkebunan dapat diolah sendiri tanpa harus mengirimkannnya ke tempat lain. Semua produk yang dihasilkan merupakan komoditi eksport seperti CPO, Latek


(29)

dan Biji cokelat kering. Oleh karena itu produk tersebut termasuk komoditi yang mutunya diawasi oleh pemerintah, dalam hal ini adalah Departemen Perdagangan. Hasil produksi akan diekspor dikirimkan ke negara pengimpor khususnya Singapura dan beberapa negara lainnya seperti Amerika, Jerman, Belanda, Italia, Kanada, dan juga India. Hasil produksi tersebut dikirimkan dengan menggunakan jasa perkapalan melalui pelabuhan Belawan. Barang-barang yang telah dipersiapkan langsung dimuat ke kapal yang akan membawanya ke negara importer.

Dari tahun ke tahun PT. PP London Sumatra Indonesia Tbk mengalami perkembangan yang semakin pesat. Hal ini membuktikan bahwa perusahaan telah memiliki metode pengolahan organisasi yang baik. Dengan keberhasilan yang diperoleh PT. PP London Sumatra Indonesia Tbk telah banyak memberikan manfaat kepada pemerintah antara lain:

a. Penghasil devisa Negara.

b. Memberikan bantuan modal dalam pelaksanaan pembangunan

c. Menciptakan lapangan pekerjaan dan memberikan kesempatan kerja sehingga dapat mengurangi jumlah pengangguran.

d. Memberikan sumbangan kepada negara dalam bidang Pajak Bumi dan Bangunan, Pajak Perseroan dan Pajak Ekspor.

e. Mempertahankan dan melestarikan alam Indonesia.

Untuk memperoleh hasil produksi yang baik serta memperlancar arus perdagangan ekspor maka diperlukan orang-orang yang terampil dan menguasai bidang kegiatannya. Dalam hal pendayagunaan tenaga kerja PT. PP London Sumatra Indonesia Tbk, sangat kreatif dalam memperkerjakan tenaga kerjanya.


(30)

Pada tahun 2000 PT. PP London Sumatra Indonesia Tbk telah mempekerjakan lebih dari 26.000 tenaga kerja tetap dan tidak tetap. Untuk kebun di Sumatera Utara, Jawa, Sulawesi, Sumatera Selatan dan Kalimantan. Jumlah tersebut terdiri dari 513 orang staff, 12.867 orang tenaga kerja tidak tetap. Pengurangan tenaga kerja tidak tetap sejumlah 8000 orang pada tahun 1999 terjadi karena efisiensi yang dilakukan perusahaan akibat dampak krisis, namun pengurangan tersebut tidak berpengaruh besar terhadap produksi perusahaan.

Untuk meningkatkan keahlian serta kemampuan para staff dan karyawan, PT. PP London Sumatra Indonesia Tbk secara terus menerus melaksanakan program pelatihan dan mengikutsertakan staff dan karyawan pada kursus dan seminar yang dilaksanakan di dalam maupun di luar perusahaan. Pelatihan yang dilaksanakan dari dalam perusahaan seperti kursus budi daya tanaman dan manajemen pengolahan tanaman. Selain itu pelatihan yang diperoleh dari luar perusahaan seperti pelatihan administrasi akuntansi, perpajakan, komputer, pengendalian hama penyakit tanaman, pengolahan dan perencanaan pabrik.

Perusahaan juga berusaha untuk tetap memperhatikan kesejahteraan pekerjaannya dengan memberikan sarana-sarana seperti perumahan, keagamaan, sosial, pelayanan keamanan, kesehatan dan olahraga.

PT PP London Sumatra Indonesia Tbk juga mengelola lahan perkebunan milik masyarakat yang disebut dengan plasma. Adapun kebun pengolahan ( Plasma


(31)

Tabel. 2.2

Estate Milik PT. PP London Sumatra Indonesia Tbk

No Nama Kebun Daerah Propinsi Keterangan

1. Air Bening Musi Rawas South Sumatera Oil Palm Estate 2. Bukit Hijau Musi Rawas South Sumatera Oil Palm Estate 3. Dwi Makmur Musi Rawas South Sumatera Oil Palm Estate 4. Eka Sari Musi Rawas South Sumatera Oil Palm Estate 5. Marga Sido Musi Rawas South Sumatera Oil Palm Estate 6. MuaraKelingi Musi Rawas South Sumatera Oil Palm Estate 7. Pelita Jaya Musi Rawas South Sumatera Oil Palm Estate 8. Tirta Agung Musi Banyuasin South Sumatera Oil Palm Estate 9. Suka Damai Musi Banyuasin South Sumatera Oil Palm Estate 10. Arta Kencana Lahat South Sumatera Oil Palm Estate 11. Bebah

Permata

Ogan Komering Ilir South Sumatera Rubber Estate

12. Kubu Pakaran Ogan Komering Ilir South Sumatera Rubber Estate 13. Tulung Gelam Ogan Komering Ilir South Sumatera Rubber Estate 14. Tibona Ogan Komering Ilir South Sumatera Rubber Estate

Sumber : PT. PP London Sumatra Indonesia Tbk F. Rencana Kegiatan Perusahaan

PT PP London Sumatra Indonesia melakukan buy back pada dua transaksi yang berbeda transaksi pertama pada 13 November 2008 lalu membeli 377.500 saham dengan harga Rp. 2.142,17 per saham dan mengeluarkan dana sebesar


(32)

Rp. 801.870,000 dengan Indopremier Securities, yang bertindak sebagai pelaksana buy back. Sementara aksi buy back kedua pada 16 November 2008 dalam keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan jumlah saham yang dibeli sebanyak 2.768.000 saham yang dibeli dengan harga Rp. 2.251,31 per saham. PT. PP London Sumatra Indonesia telah menggunakan dana sebesar Rp. 6,230,000,000 sehingga total saham yang dibeli sebesar 3.145.500 saham dengan nilai transaksi Rp. 7,030.000.000 dan menganggarkan dana sebesar Rp. 627,700.000.000 untuk buy back saham, dimana jumlah maksimal saham yang bakal di buy back sebanyak 20 %.

PT. PP London Sumatra Indonesia Tbk, juga mengakusisi sekaligus tiga perusahaan kelapa sawit yaitu Tani Musi Persada (20.000 Ha), Tani Andalas Persada (10.000 Ha) dan Sumatra Agri Sejahtera (16,000) senilai Rp. 48.000.000.000. Pada tahun 2009 PT. PP London Sumatra Indonesia Tbk, juga mengalokasikan dana US $ 100. 000.000 untuk membiayai ekspansi seperti pembangunan pabrik kelapa sawit disejumlah lokasi perkebunannya. Disamping perusahaan kini juga berencana mengembangkan lahan sawit di Sumatra Selatan hingga 46.000 Ha. Pada tahun 2009. PT. PP London Sumatra Indonesia menargetkan pertumbuhan produksi Crude Palm Oil (CPO) meningkat sebesar 10 % dari realisasi tahun sebelumnya. Pencapaian produksi tersebut dilakukan dengan mengacu kriteria yang ditetapkan dalam Roundtable for Suistainable Palm

Oil ( RSPO ) atau lebih dikenal dengan minyak sawit lestari.

Berdasarkan strategi yang dilakukan, diharapkan lima tahun ke depan, PT. PP Lonsum Indonesia Tbk memperoleh dua keuntungan, yakni harga jual CPO yang tinggi dan biaya produksi yang efisien dibanding perusahaan lainnya.


(33)

Rencana pengambilalihan dapat memperkuat bisnis model perkebunan Grup IndoAgri, antara lain: mengembangkan usaha inti perkebunan, memperluas lahan dan perkebunan yang telah ditanami dengan kelapa sawit, meningkatkan produksi, memenuhi kebutuhan internal untuk CPO dan menjadi produsen atas bibit kelapa sawit unggul.

Realisasi rencana jangka panjang Grup Indo Agri memiliki 250.000 Ha perkebunan kelapa sawit. Total lahan perkebunan dan total lahan yang telah ditanami kelapa sawit meningkat sekitar 387.483 Ha dan 138.081 Ha. Secara keseluruhan luas lahan yang telah ditanami sekitar 165.000 Ha termasuk tanaman karet dan tanaman lainnya.


(34)

BAB III PEMBAHASAN A. Perencanaan Biaya Penjualan

Untuk dapat menentukan beberapa jumlah penjualan yang dibutuhkan selaras dengan penggunaannya, maka perusahaan membuat suatu perencanaan dengan penggunaannya. Tujuan utama dari perencanaan tersebut adalah untuk dapat menjalankan aktifitas perusahaan.

1. Biaya yang harus di bayar .

Tabel 3.1

Sumber : PT. PP London Sumatra Indonesia Tbk Medan 2. Hutang Bank jangka panjang

Posisi hutang Bank jangka panjang group pada tanggal 30 Juni 2008 dan 2007 adalah sebagai berikut :

Keterangan 2008 2007

Bonus dan tunjangan 119. 909 77. 841

Pembelian Buah 46. 849 39. 673

Kontrol pembayaran plasma 39. 798 53. 258

Transportasi 5. 713 -

Bunga 1. 827 2. 704

Jasa Profesional 1. 610 1. 024

Pajak dan biaya Ekspor - 2. 403

Lain-lain ( masing-masing di bawah Rp. 1. 000 )

6. 425 4. 245


(35)

Tabel 3.2

Keterangan 2008 2007

Club deal – US $ 304. 425 90. 540

PT Bank Ekspor Indonesia (Persero) 2. 450 2. 200

Jumlah 306. 875 92. 740

Dikurangi :

Biaya tangguhan atas hutang Bank

( 3. 741 ) ( 808 )

Bagian yang jatuh tempo dalam

Waktu satu tahun - Bersih 303. 134 91. 932 Sumber : PT. PP London Sumatra Indonesia Tbk Medan 3. Penjualan Bersih

Tabel 3.3

Sumber : PT. PP London Sumatra Indonesia Tbk Medan

Keterangan 2008 2007

Lokal 1. 353. 567 860. 999

Ekspor 646. 332 361. 989

Pajak Ekspor (55. 005) ( 2. 709)


(36)

4. Beban Usaha

Tabel. 3.4

Keterangan 2008 2007

Penjualan

Beban pemasaran dan komisi penjualan Remunerasi

Lian-lain ( masing-masing di bawah Rp. 1000 ) 6. 694 2. 902 6. 361 2. 430

Sub - Jumlah 11. 671 12. 211

Umum dan administrasi Remunerasi

Beban Administrasi Beban Profesional Izin dan piranti lunak Amortisasi

Lain-lain ( masing-masing di bawah Rp. 1000) 10. 180 9. 522 3. 387 2. 420 1. 782 329 10. 334 5. 630 14. 276 3. 380 2. 259 883

Sub - Jumlah 27. 620 36. 762

Jumlah beban Usaha 39. 291 48. 973

Sumber : PT. PP London Sumatra Indonesia Tbk Medan

Kontrol pembayarannya perencanaan biaya penjualan pada plasma merupakan saldo dana dari pemotongan 30 % pada jumlah penjualan tandan buah segar petani plasma yang akan di bayarkan ke bank sebagai pelunasan hutang pada petani plasma. Pajak dan biaya ekspor nya terdiri dari beban pajak Ekspor dan biaya Ekspor.

Posisi hutang Bank jangka panjang group pada tanggal 30 Juni 2008 dan 2007 adalah sebagai berikut, pada tahun 2007 sekitar 92. 740 pada tahun 2008


(37)

meningkat menjadi 306. 875 kemudian di kurangi biaya tangguhan atas hutang bank hasilnya menjadi 3.741 pada tahun 2008 sedangkan pada tahun 2007 sekitar 808.

Pendapatan dari pelanggan individu pada penjualan bersih yang melebihi 10 % dari jumlah pendapatan bersih adalah pada tahun 2007 dan 2008 pada PT Salim Ivomas Pratama adalah pada tahun 2007 jumlah totalnya kosong pada persentase jumlah penjualan juga kosong sedangkan pada tahun 2008 jumlah totalnya sebesar Rp. 381. 095 sedangkan pada persentase jumlah penjualannya sebesar 19. 59 %.

Beban administrasi termasuk beban yang timbul sehubungan dengan pengurusan, pemetaan, perizinan lahan perkebunan, serta keamana operasional dalam areal perkebunan dan beban lain-lain.

B. Prosedur Penerimaan dan Pengeluaran Biaya Penjualan 1. Prosedur Penerimaan Penjualan

Penerimaan penjualan akan di lakukan sebagai berikut prosedur yang sebenarnya dilakukan dalam 3 tahapan:

1. Pemegang buku

a. Pemegang buku akan memeriksa permintaan untuk penerimaan bukti – bukti dan dokumen akunting dan yang lainnya yang disampaikan oleh si pemohon, menandatangani permintaan dan kemudian menyerahkan dokumen tersebut di atas dengan permintaan penerimaan kepada kasir setelah mendapat persetujuan dari menejer akunting.

b. Dalam hal si pemohon akan menyampaikan permintaan untuk pembayaran penerimaan diluar dari yang di cantumkan , pemegang buku akan


(38)

mempersiapkan permintaan untuk pembayaran penerimaan untuk siapa transaksi tersebut.

2. Kasir

a. Kasir akan mencap dengan cap yang telah ditentukan atas permintaan untuk penerimaan bukti-bukti dan dokumen-dokumen akunting. Setelah memeriksa dan mensyahkan bahwa tidak ada perbedaan diantara jumlah uang dengan permintaan untuk penerimaan yang disampaikan oleh pemegang buku.

b. Kasir akan mengeluarkan kwitansi yang telah ditentukan, dengan umur kwitansi, tanggal penggunaan, tanda tangan dari yang berwenang diatas bukti-bukti dokumen akunting.

c. Kasir akan menyerahkan permintaan untuk penerimaan beserta bukti-bukti dan dokumen-dokumen akunting kepada manajer kas untuk mendapatkan persetujuan, kemudian menyerahkan kwitansi tersebut kepada si pembayar setelah mnemperoleh tanda tangan dari manajer kas.

d. Dalam hal penerimaan cek yang bertanggal mundur, kasir akan mengeluarkan kwitansi sesuai dengan prosedur untuk penerimaan

3. Pengeluaran Kwitansi

a. Pengeluaran kwitansi terpisah dari fungsi kredit. Pada perusahaan lonsum bagian keuangan membawahi fungsi kas. Untuk setiap pengeluaran dan penerimaan kas adalah pekerjaan dari bagian keuangan yaitu kasir. Untuk setiap penyetoran piutang, pelanggan langsung menyetor uangnya ke kasir, kemudian kasir melaporkan kebagian administrasi.


(39)

menggunakannya sebagai berikut :

1. Dalam hal jumlah yang melebihi dari ketentuan jumlah yang di nyatakan hukum bea materai tadi agar tidak dapat digunakan kembali.

2. Manejer penjualan akan menandatangani pada tempat yang telah ditentukan

3. Dalam hal salah penulisan dan pembatalan, kasir akan mencap dengan cap yang telah di tentukan Void akan meletakkannya pada potongan-potongan kwitansi

4. Dalam hal penerimaan melalui penggunaan uang, pengeluaran kwitansi ditiadakan.

2. Prosedur pengeluaran biaya penjualan 1. Pemegang buku

a. Pemegang buku akan memeriksa permintaan untuk penerimaan bukti – bukti dan dokumen akunting dan yang lainnya yang disampaikan oleh si pemohon, menandatangani permintaan dan kemudian menyerahkan dokumen tersebut diatas dengan permintaan penerimaan kepada kasir setelah mendapat persetujuan dari menejer akunting.

b. Dalam hal si pemohon akan menyampaikan permintaan untuk pembayaran penerimaan diluar dari yang dicantumkan, pemegang buku akan mempersiapkan permintaan untuk pembayaran penerimaan untuk siapa transaksi tersebut.

2. Kasir


(40)

dokumen-dokumen akunting yang disampaikan dari pemegang buku, kasir akan melaksanakan pembayaran sebagai tukaran atas kwitansi termasuk tanda terima bank atas permintaan pengiriman uang dan daftar perhitungan yang di sebut oleh bank.

b. Metode pembayaran pada prinsipnya akan dilaksanakan sebagai berikut, pada hal-hal yang umum pada pembayaran keluar pembayaran dengan pengiriman melalui bank atau cek melalui kasir sedangkan pada pembayaran kedalam pembayaran kas melalui kasir ( dalam hal upah, bonus pembayaran tunjangan bagi yang berhenti pembayaran dengan pengiriman uang atau pun cek )

c. Setelah pembayaran kasir dengan cap yang telah ditentukan PAID atas permintaan untuk pembayaran bukti-bukti pembayaran dan dokumen akunting dengan tanggal pembayaran dan tanda tangan pejabat yang berwenang atas permintaan untuk pembayaran tersebut.

d. Cek kas atas nama si penerima, kecuali menyetujui untuk pengeluaran cek dari yang dipergunakan si pemohon atau si penerima.

e. Pembetulan atau perbaikan dari dokumen tagihan faktur dari pihak luar perusahaan tidak di benarkan untuk membetulkan isi yang tertera pada dokumen dari pihak luar, seperti bukti pembayaran dan dokumen akunting untuk pembayaran.

3. Penerimaan kwitansi dari pihak luar

a. Manajer kas akan menyediakan registrasi untuk akunting dan daftar tanda tangan dari langganan.


(41)

konfirmasi tanda tangan, jumlah tanggal penerimaan, tanda-tanda dari pembayaran, kalimat tertulis dan sebagainya.

c. Pada konfirmasi yang disebutkan diatas, kasir tidak akan mengakui kebenaran dan konfirmasi jika terdapat hal-hal seperti tanda tangan yang terdaftar tidak ada dalam kwitansi, Tanda tangannya belum di daftar, begitu pun ada beberapa pengecualian yang tidak dapat dielakkan seperti transaksi, Terdapatnya kesalahan dalam jumlah tidak termasuk ke dalam kesalahan yang telah diperbaiki dengan tanda tangan yang telah terdaftar.

C. Pengawasan Intern Penjualan

Manajemen suatu perusahaan dalam menjalankan kegiatannya merancang suatu sistim pengawasan intern dalam tujuan pokoknya :

1. Untuk menjamin kebenaran data akutansi

Perusahaan harus memiliki data akutansi yang dapat diuji ketepatannya untuk melaksanakan operasi perusahaan. Berbagai macam data digunakan untuk mengambil keputusan penting. Sistim pengendalian akutansi intern bertujuan untuk mengamankan / menguji kecermatan dengan jalan mencegah dan menemukan kesalahan-kesalahan pada saat yang tepat.

2. Untuk mengamankan harta kekayaan dan catatan pembukuannya

Harta fisik perusahaan dapat saja dicuri, disalahgunakan ataupun rusak secara tidak sengaja. Hal yang sama juga berlaku untuk harta perusahaan yang tidak nyata seperti perkiraan piutang, dokumen penting, surat berharga, dan catatan keuangan. Sistem pengendalian intern di bentuk guna mencegah maupun menemukan harta yang hilang dan catatan pembukuan pada saat yang tepat.


(42)

3. Untuk menggalakkan efisiensi masalah

Pengendalian dalam suatu perusahaan juga dimaksud untuk menghindari pekerjaan-pekerjaan berganda yang tidak perlu, mencegah pemborosan terhadap semua aspek usaha termasuk pencegahan terhadap penggunaan sumber-sumber dana yang tidak efisien.

4. Pengawasan Kwitansi dan pengawasan administrasinya

a. Pengawasan kwitansi

1. Sistem pemberian wewenang yang tepat, dapat berupa pemberian wewenang untuk hal-hal khusus dan hal umum yaitu mengenai transaksi tertentu atau sekelompok transaksi yang serupa.

2. Menetapkan sistem kewenangan dan persetujuan agar transaksi

dilaksanakan sesuai dengan kebijakan dengan cara menyetujui secara tertulis pada dokumen itu.

3. Sistem pemeriksaan intern yang mempunyai fungsi penting karena melalui sistem ini dapat menilai kelemaha-kelemahan yang terdapat pada system pengawasan intern.

4. Sistem pengawasan fisik berfungsi agar tidak ada pencurian dan perusakan fisik barang yang diperlukan dalam proses usaha.

b. Pengawasan administrasi

1. Membuat laporan kegiatan usaha yang teratur 2. Mengadakan pelatihan pegawai

3. menyusun dan menganalisa data statistik dan menberikan cuti 4. mutasi pegawai.


(43)

5. Pengawasan kas

Pengawasan kas pada PT Lonsum menyelenggarakan Petty cash untuk melayani transaksi yang jumlahnya relatif kecil, berikut ini merupakan biaya-biaya pendanaanya di tanggung oleh petty cash perusahaan antara lain :

a. Biaya Telepon, Listrik, Air, Surat Telex.

b. Biaya untuk pembelian materai, alat tulis-menulis dan perangko. c. Biaya perjalanan yang jumlahnya kecil relatif kecil.

d. Biaya iuran yang bersifat umum seperti iuran sampah, LKMD dll. e. Biaya makan para direktur & staff


(44)

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bab terakhir ini penulis telah membuat suatu uraian yang berupa beberapa kesimpulan dan saran atas hasil penelitian yang telah dilakukan penulis pada PT. PP London Sumatra Indonesia Tbk Cabang Medan. Adapun kesimpulan dan saran yang mencakup penulisan tugas akhir ini sebagai berikut:

A. Kesimpulan

1. Pada PT. PP London Sumatra Indonesia Tbk Pengawasan penjualan meliputi struktur organisasi dan semua cara-cara serta dan alat-alat yang dikordinasikan yang digunakan didalam perusahaan dengan tujuan untuk menjaga keamanan harta milik perusahaan, memeriksa ketelitian dan kebenaran data akuntansi, dan merupakan suatu proses pengambilan keputusan apa yang dilaksanakan, bagaimana menentukan strategi pencapaiannya bagaimana mempertimbangkan kemampuan yang berguna untuk mencapai tingkat keuntungan yang diinginkan.

2. Pada Perencanaanya meliputi tindakan memilih dan menghubungkan factor mengenai yang akan datang dalam hal memfisualisasikan serta merumuskan aktifitas yang di usulkan serta yang dianggap perlu untuk mencapai hasil yang di inginkan.

3. PT. PP London Sumatra Indonesia Tbk, merupakan perusahaan yang bergerak dibidang industri perkebunan kelapa sawit, karet, kakao, kelapa, teh dan kopi, mengolah hasil perkebunan dan memasarkan produknya dengan proporsi lokal dan ekspor


(45)

4. PT. PP London Sumatera Indonesia Tbk Lonsum menargetkan produksi

Crude Palm Oil CPO/minyak kelapa sawit sebanyak satu juta ton pertahun

mulai tahun 2010 mendatang.

B. Saran

1. Meningkatkan sistem pengawasan biaya penjualan yang juga meliputi estimasi biaya penjualan dalam memasarkan produksi tanaman unggul. 2. Produsen harus berupaya untuk menghasilkan barang dan jasa sesuai

dengan keinginan dan kebutuhan konsumen. Sehingga produk yang dihasilkan akan bermanfaat bagi kelangsungan hidup dan kesejahteraan perusahaan.

3. Mempromosikan produk secara aktif serta memperkenalkan keunggulan kualitas suatu produk yang akan kita pasarkan.


(46)

DAFTAR PUSTAKA

Lonsum, 2007, Laporan Keuangan, Diakses 27 Mei 2009,

< http ://guide.opendns.com/?url :www. londonsumatra. com >

Riyanto, 1995. Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan, BPFE UGM, Yogyakarta.


(47)

(48)

(49)

(50)

(51)

(52)

(53)

(54)

(55)

(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)