Tinjauan Aktivitas Pengendalian Atas Penjualan Pada PT. PP. London Sumatra Indonesia Tbk. Medan

(1)

Ulil Fadli : Tinjauan Aktivitas Pengendalian Atas Penjualan Pada PT. PP. London Sumatra Indonesia Tbk. Medan, 2010.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI

MEDAN

SKRIPSI

TINJAUAN AKTIVITAS PENGENDALIAN

ATAS PENJUALAN PADA PT. PP. LONDON SUMATRA

INDONESIA Tbk. MEDAN

OLEH:

Nama : ULIL FADLI NIM : 060522156 Departemen : Akuntansi Program : S-1

Guna Memenuhi salah satu syarat Untuk memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Medan 2009


(2)

Ulil Fadli : Tinjauan Aktivitas Pengendalian Atas Penjualan Pada PT. PP. London Sumatra Indonesia Tbk. Medan, 2010.

PERNYATAAN

Saya menyatakan bahwa skripsi dengan judul “Tinjauan Aktivitas Atas Penjualan Pada PT. PP. London Sumatra Indonesia Tbk. Medan” adalah benar hasil karya saya. Skripsi ini belum pernah dimuat, dipublikasikan atau diteliti oleh mahasiswa lain dalam konteks penulisan skripsi program S-1 Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

Semua sumber data dan informasi yang diperoleh telah dinyatakan dengan jelas, benar apa adanya. Apabila dikemudian hari pernyataan ini tidak benar, saya bersedia menerima sanksi yang ditetapkan oleh Universitas Sumatera Utara.

Medan, 15 Juli 2009

Yang membuat pernyataan,

Ulil Fadli


(3)

Ulil Fadli : Tinjauan Aktivitas Pengendalian Atas Penjualan Pada PT. PP. London Sumatra Indonesia Tbk. Medan, 2010.

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT karena atas segala rahmat dan hidayah-NYA memberikan pengetahuan, kesehatan, kekuatan dan kesempatan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Tinjauan Aktivitas Pengendalian Atas Penjualan Pada PT. PP. London Sumatra Indonesia Tbk. Medan”.

Shalawat beriring salam penulis junjungkan kepada Nabi besar Muhammad SAW yang telah membawa kita dari alam kegelapan sampai ke alam yang terang benderang seperti sekarang ini.

Tujuan dari penulisan skripsi ini adalah sebagai salah satu syarat bagi penulis untuk menyelesaikan pendidikan Strata 1 (S-1) Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, mengingat keterbatasan kemampuan, pengalaman dan pengetahuan penulis, baik dalam hal penyajian maupun penggunaan bahasanya. Oleh kaena itu penulis sangat mengharapkan dan menerima dengan senang hati semua kritik dan saran untuk penyempurnaan skripsi ini.

Skripsi ini tentunya tidak dapat penulis selesaikan tanpa adanya bimbingan, dorongan dan bantuan dari semua pihak. Untuk itu pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec., selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Fahmi Natigor Nasution, SE., M.Acc. Ak., selaku Ketua Departemen Akuntansi Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Drs. Zainal A.T. Silangit, Ak., selaku Dosen Pembimbing yang telah memberikan arahan dan bimbingan yang bermanfaat kepada penulis sehingga penyusunan skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.

4. Ibu Dra. Salbiah, M.Si, Ak., selaku dosen penguji I dan Bapak Drs. Chairul Nazwar, M.Si, Ak., Selaku Dosen Penguji II yang telah memberikan saran dan masukan yang berguna bagi penulis dalam penyusunan skripsi ini.


(4)

Ulil Fadli : Tinjauan Aktivitas Pengendalian Atas Penjualan Pada PT. PP. London Sumatra Indonesia Tbk. Medan, 2010.

5. Bapak M. Harry Nuryadin, selaku Sales Control Manager PT. PP. London Sumatra Indonesia Tbk. Medan serta seluruh staff PT. PP. London Sumatra Indonesia Tbk. Medan yang telah memberikan bantuan kepada penulis dalam mengumpulkan data.

6. Kedua orang tua penulis, Ayahanda H. Andry Tanjung dan Ibunda Hj. Yuspiani juga Abang dan Adikku yang telah memberikan dukungan, bimbingan, doa dan kasih sayang serta pengorbanannya kepada penulis sehinnga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini

7. Special thanks to Jihan yang telah memberikan doa, bantuan dan semangatnya kepada penulis.

8. Sahabat-sahabat terbaik angkatan ’06 Akuntansi Ekstensi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara, terima kasih atas pertemanan dan bantuannya kepada penulis.

Medan, 15 Juli 2009 Penulis

Ulil Fadli


(5)

Ulil Fadli : Tinjauan Aktivitas Pengendalian Atas Penjualan Pada PT. PP. London Sumatra Indonesia Tbk. Medan, 2010.

ABSTRAK

Tujuan penelitian dari penulisan skripsi yang berjudul tinjauan aktivitas pengendalian atas penjualan pada PT. PP. London Sumatra Indonesia Tbk. Medan adalah untuk mengetahui efektivitas dari aktivitas pengendalian atas penjualan yang diterapkan oleh perusahaan.

Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif, yaitu dengan cara menentukan, mengumpulkan data, menganalisis dan membandingkan dengan teori untuk mengambil kesimpulan. Data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder dengan teknik pengumpulkan data melalui wawancara, dokumentasi dan kepustakaan.

Setelah melakukan peninjauan, dapat disimpulkan bahwa PT. PP. London Sumatra Indonesia Tbk. Medan telah melakukan aktivitas pengendalian atas penjualan dengan baik, ini dapat dilihat telah dijalankannya otorisasi transaksi, pemisahan tugas, desain dan penggunaan dokumen, pengendalian fisik atas aktiva dan pemeriksaaan independen atas kinerja.


(6)

Ulil Fadli : Tinjauan Aktivitas Pengendalian Atas Penjualan Pada PT. PP. London Sumatra Indonesia Tbk. Medan, 2010.

ABSTRACT

The purpose of this research that have title observation of the sales controlling activities in PT. PP. London Sumatra Indonesia Tbk. Medan is to know the effectivity of sales controlling activities that apply in that company.

The method of this research is using descriptive method, which is determining, collecting data, analyzing, and comparing to theories to make conclusion. The data used is primary and secondary. In obtaining the required data, the writer uses data collection techniques such as interview, documentation and reference library.

The result of research shows that PT. PP. London Sumatra Indonesia Tbk. Medan already does all the controlling activites with good like transaction authorization, separation of duties, design and use of documents, physical control to asset and independent checks on performance.


(7)

Ulil Fadli : Tinjauan Aktivitas Pengendalian Atas Penjualan Pada PT. PP. London Sumatra Indonesia Tbk. Medan, 2010.

DAFTAR ISI SKRIPSI

PERNYATAAN... i

KATA PENGANTAR... ii

ABSTRAK………. iv

ABSTRACT... v

DAFTAR ISI……….. vi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah……….. 1

B. Perumusan Masalah………. 3

C. Tujuan Penelitian………. 4

D. Manfaat Penelitian………... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Pengendalian Intern……… 5

B. Aktivitas Pengendalian……… 7

C. Pengertian Penjualan………... 11

1. Aktivitas Pengendalian Penjualan Tunai………... 12

2. Aktivitas Pengandalian Penjualan Kredit……….. 16

D. Tinjauan Penelitian Terdahulu……… 21

E. Kerangka Konseptual……….. 22

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ………. 24


(8)

Ulil Fadli : Tinjauan Aktivitas Pengendalian Atas Penjualan Pada PT. PP. London Sumatra Indonesia Tbk. Medan, 2010.

B. Jenis Data………. 24

C. Teknik Pengumpulan Data……….. 25

D. Metode Analisis Data……….. 25

E. Lokasi Penelitian………. 26

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN A. Data Penelitian………. 27

2. Gambaran Umum Perusahaan………. 27

3. Struktur Organisasi………. 35

4. Aktivitas Penjualan Tunai……… 41

5. Aktivitas Penjualan Kredit……….. 48

B. Analisis Hasil Penelitian……….. 49

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan……….. 52

B. Saran……… 53

DAFTAR PUSTAKA………... 54 LAMPIRAN


(9)

Ulil Fadli : Tinjauan Aktivitas Pengendalian Atas Penjualan Pada PT. PP. London Sumatra Indonesia Tbk. Medan, 2010.

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Setiap perusahaan dalam menjalankan usahanya memiliki tujuan untuk mendapatkan laba yang sebesar-besarnya. Laba yang dihasilkan perusahaan tersebut berkaitan erat dengan kegiatan perusahaan yaitu penjualan. Penjualan merupakan unsur yang paling penting bagi perusahaan dalam mencapai tujuan utamanya yaitu memperoleh laba semaksimal mungkin. Besarnya laba yang diperoleh menunjukkan kemajuan dan keberhasilan perusahaan dalam merebut pasar, baik dalam maupun luar negeri, tidak hanya itu perusahaan juga dituntut agar dapat bekerja seefisien mungkin.

Didalam menjalankan aktivitas, perusahaan sangat memerlukan suatu pengendalian yang baik terhadap kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan, baik itu perusahaan berskala besar maupun perusahaan yang berskala kecil. Pada perusahaan yang relative kecil pada umumnya dikendalikan dan diawasi langsung oleh pemimpin perusahaan dimana pembukuannya juga masih sederhana. Sedangkan untuk perusahaan besar pemimpin tidak bisa secara langsung mengawasi setiap aspek kegiatan yang ada dalam perusahaan.

Adanya pengendalian intern yang memadai dalam suatu perusahaan mutlak diperlukan, tapi pengendalian yang baik belumlah cukup bila tidak diterapkan sebagaimana mestinya. Dengan adanya pengendalian intern yang memadai akan membantu manajemen dalam memberikan informasi yang akurat,


(10)

Ulil Fadli : Tinjauan Aktivitas Pengendalian Atas Penjualan Pada PT. PP. London Sumatra Indonesia Tbk. Medan, 2010.

tepat dan cepat demi kelangsungan hidup perusahaan, maka diperlukan adanya upaya peningkatan efektivitas suatu pengendalian intern. Pengendlian intern terdiri dari lima komponen yaitu: lingkungan pengendalian, penilaian resiko, aktivitas pengendalian, informasi dan komunikasi, dan pemantauan. Dalam hal ini penulis akan membahas khususnya tentang aktivitas pengendalian.

Penjualan merupakan salah satu kegiatan perusahaan yang sangat rentan terhadap adanya penggelapan barang sehingga perlu adanya aktivitas pengendalian atas penjualan tersebut. Aktivitas pengendalian atas penjualan ini merupakan suatu hal penting bagi manajemen perusahaan guna mengendalikan kegiatan operasi perusahaan dan untuk menjaga aset perusahaan. Aktivitas pengendalian atas penjualan dimulai sejak diterimanya pesanan dari pembeli, persetujuan pengiriman, pembuatan faktur, verifikasi faktur, dan pencatatan penjualan. Aktivitas pengendalian atas penjualan ini perlu diterapkan agar resiko yang dapat merugikan perusahaan dapat ditekan sekecil mungkin.

PT. PP. London Sumatra Indonesia Tbk., adalah salah satu perusahaan perkebunan terbesar yang ada di Indonesia. Perusahaan ini memiliki area perkebunan yang tersebar di beberapa propinsi yang ada di Indonesia, yakni di Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Kalimantan Timur, Sulawesi Selatan, Jawa Timur dan Jawa Barat. Perusahaan ini menghasilkan berbagai macam produk perkebunan, seperti kelapa sawit (Oil Palm), karet (Rubber), coklat (Cocoa), teh (Tea), kopi (Coffee) dan kelapa (Coconut), yang diolah oleh pabrik sendiri untuk dijual kembali. Adapun pabrik yang mengolah produk tersebut menjadi produk jual adalah pabrik kelapa sawit (Oil Palm Mill), pabrik karet (Crumb Rubber


(11)

Ulil Fadli : Tinjauan Aktivitas Pengendalian Atas Penjualan Pada PT. PP. London Sumatra Indonesia Tbk. Medan, 2010.

Factory), pabrik coklat (Cocoa Factory), pabrik teh (Tea Factory), dan pabrik kopi (Coffee Factory). PT. PP. London Sumatra Indonesia Tbk., menjual hasil olahan perkebunannya ke dalam dan ke luar negri. Dalam proses penjualan ini ada 4 bagian yang terkait yaitu sales department, financial accounting section, treasury section dan factory section. Oleh karena setiap satu transaksi penjualan melibatkan 4 bagian maka penulis tertarik untuk meninjau mengenai apakah PT. PP. London Sumatra Indonesia Tbk., telah menerapkan kelima komponen aktivitas pengendalian yang telah ada, sehingga pengendalian atas aktivitas penjulan tersebut berjalan dengan baik.

Dengan dilandasi alasan dan pertimbangan diatas, maka penulis tertarik untuk mengetahui dan meninjau aktivitas pengendalian atas penjualan yang diterapkan oleh perusahaan. Untuk itu penulis mengambil judul “Tinjauan Aktivitas Pengendalian Atas Penjualan pada PT. PP. London Sumatra Indonesia Tbk.”

B. Perumusan Masalah

Perumusan masalah merupakan hal yang harus dilakukan sebelum sampai pada tahap pembahasan lebih lanjut. Adapun perumusan masalah dari proposal skripsi ini adalah: Apakah dalam menjalankan aktivitas pengendalian atas penjualan perusahaan telah melakukan otorisasi transaksi dan kegiatan yang memadai, pemisahan tugas, desain dan penggunaan dokumen serta catatan yang memadai, pengendalian fisik atas aktiva dan catatan, dan pemeriksaan independen atas kinerja?


(12)

Ulil Fadli : Tinjauan Aktivitas Pengendalian Atas Penjualan Pada PT. PP. London Sumatra Indonesia Tbk. Medan, 2010.

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian yang dilaksanakan oleh penulis adalah sebagai berikut: “Untuk mengetahui apakah perusahaan telah menjalankan kelima komponen aktivitas pengendalian sehingga aktivitas pengendalian atas penjualan tersebut telah berjalan dengan efektif”.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi penulis, untuk menambah pengetahuan tentang masalah pengendalian intern khususnya mengenai aktivitas pngendalian atas penjualan secara nyata dan membandingkanya dengan pengetahuan yang diperoleh penulis selama perkuliahan.

2. Bagi perusahaan, sebagai sumbangan pemikiran yang bermanfaat untuk dapat meningkatkan aktivitas pengendalian atas penjualan di perusahaan

3. Bagi penulis lain, sebagai bahan referensi dan informasi tambahan dalam melakukan penelitian terutama yang berhubungan dengan masalah aktivitas pengendalian terhadap penjulan.


(13)

Ulil Fadli : Tinjauan Aktivitas Pengendalian Atas Penjualan Pada PT. PP. London Sumatra Indonesia Tbk. Medan, 2010.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Pengendalian Intern

Perkembangan yang sangat pesat dewasa ini menempatkan peranan pengendalian intern sebagai suatu kebutuhan dalam membantu manajemen untuk mencapai tujuan. Pengendalaian merupakan suatu konsep yang luas yang dapat diterapkan pada manusia, benda, dan organisasi yaitu berupa kebijakan dan prosedur.

Pengendalian intern menyangkut tindakan-tindakan yang diambil di dalam suatu organisasi untuk membantu mengatur dan mengarahkan aktivitas organiasasi tersebut. Dalam suatu perusahaan yang diorganisasikan untuk mendatangkan hasil yang menguntungkan bagi mereka yang menanamkan modalnya ke dalam perusahaan tersebut, tujuan pemimpin perusahaan adalah untuk memaksimalkan hasil tersebut, dan pengendalian intern merupakan suatu teknik yang dapat memberikan bantuannya untuk mencapai maksimalisasi tersebut.

Pengertian pengendalian menurut Daft (2007:9), adalah “Pengendalian (controlling) berarti mengawasi aktivitas karyawan, menentukan apakah organisasi dapat memenuhi target tujuannya, dan melakukan koreksi bila diperlukan.”

Menurut Tunggal (2006:75) definisi pengendalian intern adalah sebagai berikut:

Pengendalian intern merupakan suatu proses, yang dipengaruhi oleh board of director, manajemen, dan personel lain, yang didesain untuk mendapatkan


(14)

Ulil Fadli : Tinjauan Aktivitas Pengendalian Atas Penjualan Pada PT. PP. London Sumatra Indonesia Tbk. Medan, 2010.

keyakinan yang memadai (reason by assurance) tentang pencapaian dalam hal-hal berikut:

a. Kesudahan laporan keuangan

b. Kesesuaian dengan UU dan peraturan yang berlaku c. Efektifitas dan efisiensi operasi.

Menurut Mulyadi (2001;163), Pengendalian intern meliputi struktur organisasi, metode dan ukuran-ukuran yang dikoordinasikan untuk menjaga kekayaan organisasi, mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi, mendorong efisiensi dan mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen.”

Dari definisi pengendalian intern diatas terdapat beberapa konsep dasar yaitu pengendalian intern merupakan suatu proses untuk mencapai tujuan tertentu. Pengendalian intern dijalankan oleh orang, bukan hanya terdiri dari pedoman kebijakan dan formulir, namun dijalankan oleh orang dari setiap jenjang organisasi yang mencakup dewan komisaris, manajemen dan personil lain untuk mengamankan harta kekayaan perusahaan dan meningkatkan efektifitas dan efisiensi operasional perusahaan.

Menurut Hall (2007:28), Pengendalian intern terdiri dari lima komponen yang saling terkait:

a. Lingkungan pengendalian menetapkan bentuk suatu organisasi, mempengaruhi kesadaran pengendalian orang-orangnya. Linggkungan pngendalian merupakan dasar untuk semua komponen pengendalian intern, menydiakan disiplin dan struktur.

b. Penilaian resiko, membantu akuntan memainkan peranan yang penting dalam memebantu manajemen mengontrol bisnis dengan mendesain sistem pengendalian yang efektif dan mengevaluasi sistem yang ada untuk memastikan bahwa sistem tersebut berjalan dengan efektif. Akuntan dapat mengevaluasi pengendalian internal dengan menggunakan strategi manajemen resiko ini.

c. Informasi dan komunikasi adalah pengidentifikasian dan pertukaran informasi dalam suatu bentuk dan waktu yang memungkinkan orang melaksanakn tanggung jawab mereka.


(15)

Ulil Fadli : Tinjauan Aktivitas Pengendalian Atas Penjualan Pada PT. PP. London Sumatra Indonesia Tbk. Medan, 2010.

d. Pengawasan Adalah proses yang menentukan kualitas kinerja pengendalian intern sepanjang waktu yang mencakup supervise yang efektif, pelaporan yang bertanggung jawab dan audit internal.

e. Aktivitas pengendalian adalah kebijakan dan prosedur yang membantu menjamin bahwa arahan manajemen dilaksanakan.

B. Aktivitas Pengendalian

1. Pengertian Aktivitas Pengendalian

Menurt Gondodiyoto (2007:270), “Aktivitas pengendalian merupakan kebijakan dan prosedur yang dirancang untuk memastikan dilaksanakannya kebijakan manajemen dan bahwa risiko sudah diantisipasi”.

Menurut Romney (2006:236), “Aktivitas pengendalian adalah kegiatan-kegiatan pengendalian, yang merupakan kebijakan dan peraturan yang menyediakan jaminan yang wajar bahwa tujuan pengendalian pihak manajemen, dicapai”.

Menurut Hall (2007:32), “Aktivitas Pengendalian adalah berbagai kebijakan dan prosedur yang digunakan untuk memastikan bahwa tindakan yang tepat telah dilakukan untuk menangani berbagai risiko yang tealah diidentifikasi perusahaan.”

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa aktivitas pengendalian merupakan salah satu fungsi manajemn perusahaan yang sangat penting didalam pencapaian tujuan perusahaan sesuai dengan apa yang direncanakan sebelumnya. Perncanaan yang telah dibuat harus diiringi dengan aktivitas pengendalian agar rencana yang telah ditetapkan sebelumnya dapat dilaksanakan secar efektif dan efisien.


(16)

Ulil Fadli : Tinjauan Aktivitas Pengendalian Atas Penjualan Pada PT. PP. London Sumatra Indonesia Tbk. Medan, 2010.

Menurut Harahap (2001:123), Aktivitas pengendalian adalah sebagai berikut:

a. Kontrol administrasi

Pada struktur organisasi, prosdur, dan catatan yang melaksanakan transaksi yang diotorisasi manajemen. Otorisasi ini merupakan fungsi manajemen yang langsung menyangkut tanggung jawab untuk mencapai tujuan perusahaan dan hal ini merupakan awal dalam melaksanakan accounting control atas transaksi perusahaan.

b. Kontrol Akuntansi

Meliputi struktur organisasi, prosedur dan catatan yang berhubungan dengan usaha untuk menjaga keamanan dan dipercayainya catatan keuangan perusahaan.

2. Komponen Aktivitas pengendalian

Aktifitas pengendalian memiliki berbagai tujuan dan diaplikasikan pada berbagai tingkat organisasional atau fungsional dalam sebuah entitas. Penerapan aktivitas pengendalian yang baik akan meningkatkan dan efektifitas dalam tercapainya tujuan pengendalian itu sendiri.

Aktivitas pengendalian terdiri dari lima komponen/ kategori berikut ini: a. Otorisasi transaksi dan kegiatan yang memadai

Aktivitas Pengendalian yang baik megharuskan setiap transaksi harus di otorisasi oleh pihak yang berwewenang. Prosedur otorisasi merupakan pengendalian yang memastikan bahwa karyawan perusahaan hanya memproses transaksi yang sah dalam ruang lingkup otoritas yang telah ditentukan. Adapun tujuan dari otorisasi transaksi adalah untuk memastikan bahwa semua transaksi material yang diproses oleh sistem informasi valid dan sesuai dengan tujuan pihak manajemen. Otorisasi dapat bersifat umu m atau khusus, disebut sebagai prosedur otorisasi umum apabila pihak manajemen dapat memberi otorisasi pada pegawai untuk menangani transaksi


(17)

Ulil Fadli : Tinjauan Aktivitas Pengendalian Atas Penjualan Pada PT. PP. London Sumatra Indonesia Tbk. Medan, 2010.

rutin tanpa persetujuan khusus. Sedangkan otorisasi khusus dilakukan oleh pihak manjemen untuk menangani beberapa aktivitas atau transaksi tertentu yang terjadi karena keadaan khusus. Oleh karena itu pihak manajemen harus memiliki kebijakan tertulis baik mengenai otorisasi khusus maupun umum, untuk semua jenis transaksi.

b. Pemisahan tugas

Aktivitas Pengendalian yang baik mensyaratkan bahwa tidak ada pegawai yang diberi tanggung jawab terlalu banyak. Tugas harus dipisahkan untuk mengurangi kemungkinan terjadinya kesalahan dan usaha untuk menyembunyikan kesalahan atau penyimpangan tugas oleh orang-orang terkait. Pemisahan tugas yang efektif dicapai ketika fungsi-fungsi berikut ini dipisahkan:

1. Otorisasi – menyetujui transaksi dan keputusan

2. Pencatatan – mempersiapkan dokumen sumber; memelihara catatan jurnal, buku besar, dan file lainnya; mempersiapkan rekonsiliasi; serta mempersiapkan laporan kinerja.

3. Penyimpanan – menangani kas, memelihara tempat penyimpanan persediaan, menerima cek yang masuk dari pelanggan, menulis cek atas rekening bank organisasi.

Apabila dua dari ketiga fungsi tersebut merupakan tanggung jawab satu orang, maka akan muncul masalah. Oleh karena itu, pemisahan tugas mempunyai peranan penting dalam aktivitas pengendalian.


(18)

Ulil Fadli : Tinjauan Aktivitas Pengendalian Atas Penjualan Pada PT. PP. London Sumatra Indonesia Tbk. Medan, 2010.

c. Desain dan penggunaan dokumen serta catatan yang memadai

Desain dan penggunaan catatan yang memadai membantu untuk memastikan pencatatan yang akurat dan lengkap atas seluruh data transaksi yang berkaitan. Bentuk dan isinya harus dijaga agar tetap sesederhana mungkin untuk mendukung pencatatan yang efisien, meminimalkan kesalahan pencatatan, dan memfasilitasi peninjauan serta verifikasi. Dokumen-dokumen yang mengawali sebuah transaksi harus memiliki ruang untuk otorisasi. Dokumen-dokumen yang dipergunakan untuk memindahkan asset ke orang lain, harus memiliki ruang untuk tanda tangan pihak penerima asset. Dalam rangka mengurangi kesempatan penggunaan dokumen untuk penipuan, dokumen harus diberikan nomor urut yang telah dicetak lebih dahulu, agar setiap dokumen dapat dipertanggungjawabkan. Jejak audit yang baik memfasilitasi pelacakan ke setiap transaksi melalui sistem, perbaikan kesalahan, dan verifikasi output sistem.

d. Pengendalian fisik atas aktiva dan catatan

Aktivitas ini terdiri dari pengamanan aktiva secara fisik, termasuk perlindungan yang memadai atas akses ke aktiva dan catatannya. Prosedur-prosedur berikut ini menjaga asset pencurian, penggunaan tanpa otorisasi, dan vandalisme:

1. Mensupervisi dan memisahkan tugas secara efektif

2. Memelihara catatan asset, termasuk informasi, secara akurat 3. Membatasi akses secara fisik ke asset


(19)

Ulil Fadli : Tinjauan Aktivitas Pengendalian Atas Penjualan Pada PT. PP. London Sumatra Indonesia Tbk. Medan, 2010.

5. Mengendalikan lingkungan

6. Pembatasan akses ke ruang komputer, file komputer, dan informasi e. Pemeriksaan independen atas kinerja

Pemeriksaan internal untuk memastikan bahwa seluruh transaksi diproses secara akurat adalah elemen pengendalian lainnya yang penting. Pemeriksaan ini harus independen, karena pemeriksaan umumnya akan lebih efektif apabila dilaksanakan oleh orang lain yang tidak bertanggung jawab atas jalannya operasi yang diperiksa.

C. Pengertian Penjualan

Penjualan adalah suatu usaha yang terpadu untuk mengembangkan rencana-rencana strategis yang diarahkan pada usaha pemuasan kebutuhan dan keinginan pembeli, guna mendapatkan penjualan yang menghasilkan laba.

Menurut Standar akuntansi keuangan (2007:PSAK no. 23)

“Pendapatan dari penjualan barang harus diakui bila seluruh kondisi berikut dipenuhi:

d. Perusahaan telah memindahkan risiko secara signifikan dan memindahkan manfaat kepemilikan barang kepada pembeli.

e. Perusahaan tidak lagi mengelola atau melakukan pengendalian efektif atas barang yang dijual.

f. Jumlah pendapatan tersebut dapat diukur dengan andal

g. Besar kemungkinan manfaat ekonomi yang dihubungkan dengan transaksi akan mengalir kepada perusahaan tersebut

h. Biaya yang terjadi atau yang akan terjadi sehubungan dengan transaksi penjualan dapat diukur dengan andal.

Menurut Soemarso (2002:164), “Penjualan dapat dilakukan dengan berbagai cara, ada penjualan yang dilakukan secara tunai dan ada yang dilakukan secara kredit. Penjualan tunai dilakukan apabila barang yang diberikan oleh penjual langsung saat barang tersebut diterima dan ini sudah umum dilakukan juga dianggap sebagat penjulan yang lazim, dan penjualan yang dilakukan secara


(20)

Ulil Fadli : Tinjauan Aktivitas Pengendalian Atas Penjualan Pada PT. PP. London Sumatra Indonesia Tbk. Medan, 2010.

kredit adalah merupakan hal tagihan yang timbul dari transaksi penjualan barang atau jasa, dan merupakan komponen besar dalam aktiva lancar.”

D. Aktivitas Pengendalian Penjualan

Aktivitas Pengendalian atas penjualan merupakan pengendalian yang digunakan untuk menganalisa kegiatan penjualan yang mengungkapkan hubungan-hubungan atau penyimpangan yang tidak dikehendaki dari tujuan, anggaran, ataupun standart yang telah dihitung dengan cara yang tepat agar ada tindakan perbaikan. Diharapkan dengan adanya aktivitas pengendalian penjualan yang baik, segala bentuk penyelewengan atau penggelapan dapat dikurangi.

1. Aktivitas Pengendalian Penjualan Tunai

Aktivitas pengendalian dalam prosedur penjualan tunai adalah sebagai berikut:

Penerimaan order dari customer

a. Fungsi penjualan harus terpisah dari fungsi penerimaan kas. Fungsi penjualan, yang merupakan fungsi operasi, harus dipisahkan dari fungsi penerimaan kas, yang merupakan fungsi penyimpanan. Pemisahan ini mengakibatkan setiap penerimaan kas dari penjualan tunai dilaksanakan oleh dua fungsi yang saling mengecek.

b. Penerimaan order dari pembeli diotorisasi oleh fungsi penjualan dengan menggunakan formulir faktur penjualan tunai. Faktur penjualan tunai harus diotorisasi oleh fungsi penjualan agar menjadi dokumen yang sah, yang dapat dipakai sebagai dasar bagi fungsi penerimaan kas untuk menerima kas


(21)

Ulil Fadli : Tinjauan Aktivitas Pengendalian Atas Penjualan Pada PT. PP. London Sumatra Indonesia Tbk. Medan, 2010.

dari pembeli, dan menjadi perintah bagi fungsi pengiriman barang untuk menyerahkan barang kepada pembeli setelah harga barang dibayar oleh pembeli tersebut, serta sebagai dokumen sumber pencatatan dalam catatan akuntansi.

c. Faktur penjualan tunai bernomor urut tercetak dan pemakaiannya dipertanggung jawabkan oleh fungsi penjualan. Untuk menciptakan pengendalian dalam pelaksanaan transaksi, formulir penting yang digunakan dalam perusahaan harus bernomor urut tercetak dan penggunaan nomor urut tersebut dipertanggungjawabkan oleh yang memiliki wewenang untuk menggunakan formulir tersebut. Oleh karena itu, dalam sistem penjualan tunai harus bernomor urut tercetak dan penggunaannya dipertanggungjawabkan oleh fungsi penjualan.

Penerimaan Kas

a. Penerimaan kas di otorisasi oleh fungsi penerimaan kas dengan cara membubuhkan cap “lunas” pada faktur penjualan tunai dan penempelan pita register kas yang di terima pada faktur tersebut. Sebagai bukti bahwa fungsi penerimaan kas telah menerima kas dari pembeli, fungsi tersebut harus membubuhkan cap “lunas” dan menempelkan pita register kas pada faktur penjualan tunai. Dengan cap “lunas” dan pita register kas tersebut dokumen faktur penjualan tunai dapat memberikan otorisasi bagi fungsi pengiriman barang untuk menyerahkan barang kepada pembeli.

b. Fungsi penerimaan kas harus terpisah dari fungsi akuntansi. Hal ini dimaksudkan untuk menjaga kekayaan perusahaan dan menjamin ketelitian


(22)

Ulil Fadli : Tinjauan Aktivitas Pengendalian Atas Penjualan Pada PT. PP. London Sumatra Indonesia Tbk. Medan, 2010.

dan keandala catatan akuntansi. Pemisahan kedua fungsi pokok ini akan mencegah terjadinya penggunaan kas dari penjualan tunai oleh bagian kasa untuk kepentingan pribadi.

c. Jumlah kas yang di terima dari penjualan di setor seluruhnya dengan segera ke bank pada hari yang sama dengan transaksi penjualan tunai atau hari kerja berikutnya. Penyetoran segera seluruh jumlah kas yang diterima dari penjualan tunai ke bank akan menjadikan jurnal kas perusahaan dapat diuji ketelitian dan keandalannya dengan menggunakan informasi dari bank yang tercantum dalam rekening Koran bank (bank statement)

d. Penghitungan saldo kas yang ada di tangan fungsi penerimaan kas secara periodik dan secara mendadak oleh fungsi auditor internal. Penghitungan kas secara periodic dan secara mendadak akan mengurangi risiko penggelapan kas yang diterima oleh kasir. Dalam penghitungan fisik kas ini dilakukan pencocokan antara jumlah kas hasil hitungan dengan jumlah kas yang seharusnya ada menurut faktur penjualan tunai dan bukti penerimaan kas yang lain (misalnya bukti kas masuk)

e. Setiap hari diadakan pembacaan pita register kas oleh fungsi audit intern dan diadakan pencocokkan antara pita register kas tersebut dengan jumlah kas yang di terima dari penjualan tunai. Penerimaan kas dari penjualan tunai yang dilakukan fungsi penerimaan kas diawasi dengan membaca pita register kas oleh fungsi audit intern setiap hari kerja. Jumlah kas yang ada ditangan fungsi penerimaan kas pada saat penghitungan seharusnya sama dengan jumla yang tercantum pada pita register kas.


(23)

Ulil Fadli : Tinjauan Aktivitas Pengendalian Atas Penjualan Pada PT. PP. London Sumatra Indonesia Tbk. Medan, 2010.

f. Secara periodik diadakan rekonsiliasi bank oleh fungsi yang tidak menyelenggarakan catatan akuntansi dan yang tidak menerima kas. Untuk menjamin ketelitian dan keandalan catatan kas yang diselenggarakan oleh fungsi penerimaan kas, secara periodic fungsi audit intern mengadakan rekonsiliasi antara jurnal kas dengan rekening koran yang diterima dari bank.

Penyerahan Barang

a. Fungsi penyerahan barang harus terpisah dari fungsi akuntansi.

b. Penyerahan barang diotorisasi oleh fungsi pengiriman barang dengan cara membubuhkan cap “sudah diserahkan” pada faktur penjualan tunai. Dengan bukti ini, fungsi akuntansi telah memperoleh bukti yang sah untuk mencatat adanya transaksi penjualan tunai dengan mendebit akun kas, dan kos produk yang dijual, serta mengkreditkan akun hasil penjualan dan sediaan barang. Pencatatan Transaksi

a. Fungsi akuntansi harus terpisah dari fungsi operasi dan fungsi penyimpanan uang dan barang.

b. Pencatatan kedalam catatan akuntansi harus didasarkan atas dokumen sumber yang dilampiri dengan dokumen pendukung yang lengkap. Catatan akuntansi harus didisi informasi yang berasal dari dokumen sumber yang sah (valid). Dalam siste penjualan tunai, pencatatan mutasi hasil penjualan dan kas harus didasarkan pada faktur penjualan tunai sebagai dokumen sumber dan pita register kas sebagai dokumen pendukung.


(24)

Ulil Fadli : Tinjauan Aktivitas Pengendalian Atas Penjualan Pada PT. PP. London Sumatra Indonesia Tbk. Medan, 2010.

c. Pencatatan dalam catatan akuntansi harus dilakukan oleh karyawan yang diberi wewenang untuk itu. Setiap pencatatan ke dalam catatan akuntansi harus dilakukan oleh karyawan yang diberi wewenang untuk mengubah catatan akuntansi tersebut.

2. Aktivitas Pengendalian penjualan kredit

Aktivitas pengendalian dalam prosedur penjualan kredit adalah sebagai berikut:

Penerimaan Order dari Customer

a. Penentuan bahwa customer berada dalam daftar customer yang telah disetujui. Penjualan mengandung risiko tidak tertagihnya piutang. Oleh karena itu, kebijakan yang dapat diubah oleh perusahaan untuk mengurangi risiko tersebut adalah hanya dapat melaksanakan transaksi penjualan kredit kepada customer yang namanya telah tercantum dalam dafta customer yang layak untuk diberi kredit. Untuk dapat tercantum dalam daftar tersebut, customer harus memenuhi criteria tertentu (misalnya kemempuan dan keandalan keuangan customer) yang ditetapkan oleh fungsi pemberi otorisasi kredit.

b. Penggunaan surat order penjualan yang diotorisasi untuk setiap penjualan. Persetujuan dimulainya kegiatan penjualan diwujudkan dalam bentuk tanda tngan otorisasi dari fungsi penjualan pada formulir surat order pengiriman. Dengan demikian fungsi penjualan ini bertanggungjawab atas perintah


(25)

Ulil Fadli : Tinjauan Aktivitas Pengendalian Atas Penjualan Pada PT. PP. London Sumatra Indonesia Tbk. Medan, 2010.

pengiriman yang ditujukan kepada fungsi pengiriman barang dalam pemenuhan order yang diterimanya dari customer.

Otorisasi Pemberian Kredit

a. Fungsi pemberi otorisasi kredit mengecek semua customer baru. Untuk mengurangi risiko tidak tertagihnya piutang, transaksi penjualan kredit harus mendapatkan otorisasi dari fungsi pemberi otorisasi kredit sebelum barang dikirim kepada customer.

b. Pengecekan batas kredit sebelum penjualan kredit dilaksanakan. Penjualan kredit hanya dapat dilakukan kepada customer yang belum melampaui batas kredit maksimum agar mengurangi risiko tidak tertagihnya piutang.

Pengiriman Barang

a. Barang dikeluarkan dari gudang hanya atas dasar surat order pengiriman yang telah diotorisasi. Fungsi pnyimpanan barang hanya dapat melakukan pengeluaran barang jika mendapat perintas dari fungsi penjualan dalam surat order pengiriman barang yang diotorisasi oleh fungsi penjualan barang tersebut.

b. Pengecekan barang yang dikirim dengan surat order pengiriman. Kecermatan jenis, spesifikasi, kualitas, dan kuantitas barang yang dikirim kepada customer dapat dijamin dengan melakukan kegiatan pengecekan barang yang dikirim dengan informasi mengenai jenis, spesifikasi, kualitas dan kuantitas barng sebagaimna yang tercantum dalam surat order pengiriman.


(26)

Ulil Fadli : Tinjauan Aktivitas Pengendalian Atas Penjualan Pada PT. PP. London Sumatra Indonesia Tbk. Medan, 2010.

c. Pemisahan fungsi pengiriman barang dari fungsi penjualan. Pemisahankedua fungsi ini dimaksudkan untuk menciptakan pengecekan intern terhadap transaksi penjualan kredit. Dalam transaksi penjualan,fungsi penjualan mempunyai kecenderungan untuk menjual barang sebanyak-banyaknya, yang mengesampingkan dapat ditagih tidaknya piutang dari trnsaksi tersebut. Oleh karena itu diperlukan pengecekan intern terhadap staus krdit customer sebelum transaksi penjualan kredit dilaksanakan.

d. Pembuatan dokumen pengiriman untuk setiap pengiriman barang. Sebagai bukti telah dilaksanakannya pengiriman barang, fungsi pengiriman membubuhkan tanda tangan otorisasi dan cap “sudah dikirim” pada copy surat order pengiriman. Dokumen ini dikirimkan oleh fungsi pengiriman ke fungsi penagihan sebagai bukti telah dilaksanakan pengiriman barang sesuai dengan perintah pengiriman barang yang diterbitkan oleh fungsi penjualan, sehingga fungsi penagihan dapat segera melaksanakan pengiriman faktur penjualan sebagai dokumen penagihan piutang.

Penagihan

a. Setiap faktur penjualan harus dilampiri denga surat order penjulan yang telah diotorisasi dan dokumen pengiriman. Agar menjadi dokumen yang andal, dokumen sumber ini harus dilampiri dengan dokumen pendukung: (1) surat order pengiriman yang telah diotorisasi oleh fungsi penjualan dan (2) dokumen pengiriman (berupa copy surat order pengiriman yang telah dibubuhi cap “sudah dikirim” dan tanda tangan fungsi pengiriman serta surat muat).


(27)

Ulil Fadli : Tinjauan Aktivitas Pengendalian Atas Penjualan Pada PT. PP. London Sumatra Indonesia Tbk. Medan, 2010.

b. Pencocokan faktur penjualan denga dokumen pengiriman. Untuk menjamin kelengkapan informasi yang dicantumkan dalam faktur penjualan, perlu ada aktivitas pencocokan informasi yang dicantumkan dalam faktur penjualan (sebagai dokumen sumber) dengan informasi yang tercantum dalam copy surat order pengiriman surat muat (bill of lading).

c. Pertanggungjawaban secara periodik dokumen pengiriman. Untuk menjamin bahwa semua barang yang telah dikirimkan ke customer telah dibuat penagihan melalui pembuatan dan pengiriman faktur penjualan, secara periodik perlu diadakan pertanggungjawaban dokumen pengiriman dengan mencocokkan jumlah barang yang telah dikirim dengan yang telah dibuatkan faktur penjualannya.

d. Pengecekan independen pemberian harga dalam faktur penjualan. Untuk menjamin keakuratan jumlah rupiah yang ditagihkan kepada customer, perlu dilakuka pengecekan independen terhadap pemberian harga satuan dalam faktur penjualan.

Pencatatan

a. Setiap pencatatan harus dilandasi dokemen sunber faktur penjualan dan dokumen pendukung yang lengkap. Catatan akuntansi yang handal harus didukung oleh dokumen sumber yang telah diotorisasi oleh yang berwenang dan dokumen sumber tersebut didukung oleh dokumen pendukung yang lengkap dan diotorisasi oleh yang berwenang

b. Pengecekan secara independen posting kedalam buku pembantu piutang dengan akun kontrol piutang kedalam buku besar. Untuk mengecek


(28)

Ulil Fadli : Tinjauan Aktivitas Pengendalian Atas Penjualan Pada PT. PP. London Sumatra Indonesia Tbk. Medan, 2010.

ketelitian data akuntansi yang dicatat diakun kontrol piutang dalam buku besar, aktivitas pengendalian mengharuskan secara periodik diadakan rekonsiliasi antara buku pembantu piutang dengan akun kontrol piutang dalam buku besar.

c. Pertnggungjawaban semua faktur penjualan secara periodik. Untuk menjamin bahwa semua faktur penjualan yang dibuat selam periode akuntansi tertentu telah dicatat kedalam jurnal penjualan dan buku pembantu piutang, secara periodik fungsi penagihan harus mempertanggungjawabkan semua faktur penjualan yang dibuat selama periode akuntansi tertentu dan memeriksa apakah semua faktur penjualan tersebut telah dicatat kedalam catatan akuntansi semestinya.

d. Panduan akun dan review pemberian kode akun. Ketersediaan buku panduan kode akun dan review terhadap pemberian kode akun pada saat pembuatan dokumen sumber menjamin keakuratan posting sehingga asersi penyajian dan pengungkapan menjadi andal.

e. Pengiriman pernyataan piutang bulanan kepada debitur. Secara periodik fungsi pencatat piutang mengirim pernyataan piutang kepada setiap debitur untuk menguji ketelitian catatan piutang yang diselenggarakan oleh fungsi tersebut.


(29)

Ulil Fadli : Tinjauan Aktivitas Pengendalian Atas Penjualan Pada PT. PP. London Sumatra Indonesia Tbk. Medan, 2010.

E. Tinjauan Penelitian Terdahulu 1. Penlitian Sri Rahmi (2007)

Judul penelitian “Pengendalian intern penerimaan kas pada penjualan tunai dan kredit pada PT. PLN (Persero) Cabang Medan”. Yang menjadi permasalahan dalam penelitian skripsi ini adalah:

a. Bagaimanakah pengendalian intern penerimaan kas pada penjualan tuani dan kredit PT. PLN (Persero) Cabang Medan?

b. Apakah Pengendalian intern penerimaan kas pada penjualan tunai dan kredit PT. PLN (Persero) Cabang Medan telah sesuai dengan SPI dalan standart professional akuntan publik?

Hasil pembahasan masalah yang terdapat dalam skripsi ini adalah: Bahwa pengendalian intern penerimaan kas pada penjualan tunai dan kredit pada PT. PLN (Persero) Cabang Medan telah dijalankan sesuai dengan prosedur.

2. Penelitian Rusnella Ulfa (2008)

Judul penelitian “Pengendalian intern penjualan kredit dan penagihan piutang pada PT. Indomobil Finance Cabang Padang Sidempuan”. Yang menjadi permasalahan:

a. Apkah dalam prosedur penjualan kredit dan penagihan piutang perusahaan sudah menerapkan pengendalian intern?

b. Jika perusahaan sudah menerapkan pengendalian intern, apakah pengendalian intern yang diterapkan tersebut sudah memadai dalam


(30)

Ulil Fadli : Tinjauan Aktivitas Pengendalian Atas Penjualan Pada PT. PP. London Sumatra Indonesia Tbk. Medan, 2010.

menekan resiko-resiko yang ditimbulkan oleh penjualan kredi tersebut dalam mencapai tujuan perusahaan?

Hasil dari pembahasan masalah dari skripsi ini adalah: Bahwa pengendalianinternnya secara keseluruhan belum dijalankan secara efektif, namun pada bidang tertentu perusahaan ini dapat menjalankan Pengendalian Intern secara efektif misalnya didalam penjualan.

F. Kerangka Konseptual

Sesuai dengan tinjauan teoritis diatas, maka kerangka konseptual dari penelitian ini adalah:

Gambar 2.1. Kerangka Konseptual Aktivitas Pengendalian atas

Penjualan

Teori Praktek

Tinjauan dan Evaluasi


(31)

Ulil Fadli : Tinjauan Aktivitas Pengendalian Atas Penjualan Pada PT. PP. London Sumatra Indonesia Tbk. Medan, 2010.

Keterangan:

Dari penelitian ini penulis ingin membandingkan antara aktivitas pengendalian penjualan secara teoritis dengan aktivitas pengendalian yang diterapkan pada perusahaan. Sehingga dengan adanya perbandingan antara teoritis dengan penerapan yang ada diperusahaan, penulis akan meninjau dan mengevaluasi aktivitas pengendalian penjualan tersebut, dan kemudian ditarik sebuah kesimpulan.


(32)

Ulil Fadli : Tinjauan Aktivitas Pengendalian Atas Penjualan Pada PT. PP. London Sumatra Indonesia Tbk. Medan, 2010.

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN B. Jenis Penelitian

Penelitian yang dilakukan penulis menggunakan metode deskriptif, yaitu penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan hal-hal yang saat ini berlaku. Di dalam penelitian ini terdapat upaya mendeskripsikan, mencatat dan menginterpretasikan kondisi-kondisi yang terjadi pada saat ini. Dengan kata lain penlitian ini bertujuan memperoleh informasi mengenai keadaan pada saat ini dan melihat antara teori-teori yang ada.

C. Jenis Data

Jenis data yang dikumpulkan untuk penelitian ialah: 1. Data primer

Menurut Sugiyono (2001:21), “Data primer merupakan data yang didapat dari sumber pertama yang masih memerlukan pengolahan lebih lanjut dan dikembangkan dengan pemahaman sendiri oleh penulis, seperti wawancara.”

2. Data sekunder

Menurut Sugiyono (2001:21), “Data sekunder yaitu data yang diperoleh dari perusahan sebagai objek penelitian yang sudh diolah dan terdokumentasi di perusahaan, misalnya sejarah singkat perusahaan, struktur organisasi, dan pengendalian intern di perusahaan.”


(33)

Ulil Fadli : Tinjauan Aktivitas Pengendalian Atas Penjualan Pada PT. PP. London Sumatra Indonesia Tbk. Medan, 2010.

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah sebagai berikut: 1. Teknik dokumentasi

Teknik dokumentasi adalah salah satu metode pengumpulan data yang digunakan untuk menelusuri data historis yang tersedia dalam bentuk surat-surat, catatan harian, laporan dan sebagainya

2. Teknik wawancara

Teknik wawancara yaitu teknik pengumpulan data dengan melakukan tanya jawab dengan pihak yang berwewenang dalam memberikan datayang dibutuhkan.

3. Teknik kepustakaan

Teknik kepustakan yaitu mengumpulkan informasi yang dibutuhkan melalui buku-buku, leteratur, dan lain-lain yang berkaitan dengan masalah penelitian.

E. Metode Analisis Data

Metode analisis data yang digunakan adalah:

Metode deskriptif yaitu dengan mengumpulkan, mengolah dan menginterpretasikan data yang diperoleh sehingga dapat memberikan gambaran yang jelas mengenai keadaan yang diteliti.


(34)

Ulil Fadli : Tinjauan Aktivitas Pengendalian Atas Penjualan Pada PT. PP. London Sumatra Indonesia Tbk. Medan, 2010.

F. Jadwal dan Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksankan di PT. PP. London Sumatra Indonesia Tbk. yang beralamat di Jl. Jend. Ahmad Yani No. 2 Medan

No Kegiatan Maret April Mei Juni Juli

1 Pengajuan Judul

2 Pengumpulan data

3 Penyelesaian Proposal

4 Seminar Proposal

5 Pengolahan&analisis data


(35)

Ulil Fadli : Tinjauan Aktivitas Pengendalian Atas Penjualan Pada PT. PP. London Sumatra Indonesia Tbk. Medan, 2010.

BAB IV

ANALISIS HASIL PENELITIAN

A. Data Penelitian

1. Sejarah Singkat Perusahaan

Sejalan dengan perkembangan sejarah perjuangan bangsa, baik masa penjajahan Belanda, Jepang sampai pada kemerdekaan dan pembangunan saat ini, perkebunan di Indonesia khususnya Sumatra Utara yang dikenal dengan daerah perkebunannya mengalami banyak perkembangan. Berbagai perusahaan perkebunan mengambil kesempatan untuk memanfaatkan sumber daya yang ada.

Kesempatan ini diambil oleh Horrison dan Crossfield, yang berdiri sejak tahun 1884 di London dan beroperasi di Indonesia pada tahun 1906. Pada mulanya perusahaan ini bekas hak Concessie berdasarkan perjanjian antara Zelfbestuur Deli dengan beberapa perusahaan Rubber Company Ltd, yang disahkan residen Sumatra Timur. Dalam rangka konversi Undang-undang Pokok Agraria (UU No. 5 Tahun 1960) hak Concessie tersebut dikonversi menjadi Hak Guna Usaha sebagaimana ditegaskan dalam Surat Mentri Agraria Tanggal 1 Maret 1962 No. Ka. 13/7/1.

Pada tahun 1962 – 1963 perusahaan ini memperluas bidang usahanya dengan mengadakan penggabungan antara perusahaan perkebunan Inggris yang memiliki beberapa kebun di Sumatra Utara. Dari penggabungan ini maka terbentuklah PT. PP. London Sumatra Indonesia Tbk.


(36)

Ulil Fadli : Tinjauan Aktivitas Pengendalian Atas Penjualan Pada PT. PP. London Sumatra Indonesia Tbk. Medan, 2010.

PT. PP. London Sumatra Indonesia Tbk didirikan berdasarkan akte pendirian No. 93 tanggal 18 Desember 1962 di hadapan Notaris Raden Kadiman (Jl. Kali Besar Barat 15 A Jakarta) dan kemudian dihadapan Notaris yang sama naskah pendirian diperbaharui dengan akte No. 20 tanggal 9 September 1963. Sedangkan pengukuhan perusahaan menjadi suatu badan hukum disahkan Menteri Kehakiman tanggal 14 September 1963 No. J.A5/121/120 dan diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia tanggal 8 Oktober 1963 No. 81.

Pada masa konfrontasi dengan Malaysia, terjadi konflik antara Pemerintah Inggris dengan Indonesia yang menyebabkan kaum buruh perkebunan dan Pemerintah Republik Indonesia berinisiatif mengambil alih pengurusan perusahaan dan menyerahkannya pada Bangsa Indonesia untuk meneruskan aktivitas usaha perkebunan yang terkendala.

Selanjutnya pada tahun 1964 kepengurusan itu diserahkan kepada Badan Pengawas Pemerintah Daerah kemudian oleh Pemerintah Daerah mempercayakan pengawasan perusahaan perkebunan kepada suatu badan bernama Badan Pengawasan Perkebunan Asing Republik Indonesia dan setelah itu digantilah PT. PP. London Sumatra Indonesia menjadi PT P.P. Dwikora. Tetapi dalam tahun tersebut terjadi lagi perubahan berdasarkan ketetapan Presiden No. 16 tahun 1964 diadakan perjanjian antara Pemerintah RI dengan Harrison & Crosfield Ltd, London dan perjanjian ini mulai berlaku tanggal 20 Maret 1968. Isi perjanjian itu adalah bertujuan untuk :

1. Pengembalian hak milik dari pemerintah kepada Harrison & Crosfield Ltd, di Sumatra Utara.


(37)

Ulil Fadli : Tinjauan Aktivitas Pengendalian Atas Penjualan Pada PT. PP. London Sumatra Indonesia Tbk. Medan, 2010.

2. Kerjasama perusahaan di bidang perkebunan karet, kelapa sawit, proyek pertanian lainnya dan proyek bahan pangan.

Perjanjian berdasarkan atas :

1. Instruksi Presidium Kabinet No. 28/U/IN/12/1966, tanggal 12 Desember 1966 dan semua peraturan lain yang berhubungan dengan pengendalian perusahaan-perusahaan asing.

2. Undang-Undang No. 1 tahun 1967 mengenai Penanaman Modal Asing dan semua peraturan Penanaman Modal asing di Indonesia.

Setelah perjanjian disepakati, pemerintah menyerahkan pengusahaan dan penguasaan perusahaan tersebut kepada pemilik semula, yakni Harrison & Crosfield Ltd pada tanggal 1 April 1968 dan perusahaan berganti nama kembali menjadi PT. PP. London Sumatra Indonesia yang sesuai dengan pengesahan akte pendirian semula.

Anggaran dasar Perseroan mengalami beberapa kali mengalami perubahan. Perubahan terakhir pada tanggal 25 Juli 1997, sehubungan dengan perubahan Menteri Kehakiman RI dengan surat keputusan No. C2-6275.HT.01.04 tahun 1997 tanggal 16 juli. Berkaitan dengan perubahan anggaran dasar Perseroan sebagaimana diatur oleh Undang Umdang No. 1/1995, perubahan nama perusahaan menjadi PT P.P. London Sumatra Indonesia Tbk serta perubahan tempat kedudukan perusahaan menjadi di Jakarta.


(38)

Ulil Fadli : Tinjauan Aktivitas Pengendalian Atas Penjualan Pada PT. PP. London Sumatra Indonesia Tbk. Medan, 2010.

Perusahaan ini mengelola hak tanah perkebunan yang di sebut Hak Guna Usaha (HGU), berlaku selama 30 tahun dengan opsi pembaharuan. Semua Hak Guna Usaha berakhir tahun 1998. Pada tanggal 31 Desenber 1997 perusahaan telah memperoleh kembali perpanjangan Hak Guna Usaha selama 25 tahun hingga tahun 2003.

Pada bulan Juli 1994 Lonsum mulai diambil alih dan dikelola oleh para bisnisman Indonesia. September 1995 Lonsum mulai mengadakan ekspansi lahan perkebunan terutama lahan sawit di daerah Sumatra Selatan dan Kalimantan Timur. Seiring semakin berkembangnya perusahaan, maka pada Juli 1996 Lonsum mendaftarkan diri pada Bursa Efek Jakarta dan Surabaya dengan inisial Emiten LSIP. Pada Juli 2004 diadakan pemulihan keuangan dengan ditandatanganinya perjanjian restrukturisasi hutang jangka panjang yang membuat babak baru dan perbaikan financial perusahaan yang membuat para investor baru berminat untuk menanamkan dan mempercayakan investasinya di PT P.P.. London Sumatra Indonesia Tbk. Saat ini perusahaan PT P.P. London Sumatra Indonesia Tbk dimiliki oleh para stock holder berikut :

a. CS Singapore TR AC Client 50, 45 % b. PT Pan London Sumatra Plantation 20, 94 %

c. Public 23, 04 %

d. The Northem Trust Company 5, 57 %

PT P.P. London Sumatra Indonesia Tbk yang berkantor pusat di Jl. Jendral Ahmad Yani No. 2 Medan Sumatra Utara merupakan perusahaan perkebunan


(39)

Ulil Fadli : Tinjauan Aktivitas Pengendalian Atas Penjualan Pada PT. PP. London Sumatra Indonesia Tbk. Medan, 2010.

terkemuka yang telah berpengalaman selama 100 tahun yang mengelola bermacam-macam usaha antara lain :

1. Perkebunan

2. Industri pengolahan hasil perkebunan 3. Pemuliaan bibit unggul

4. Jasa konsultasi perkebunan

Dengan kegiatan operasional berlokasi di Indonesia serta kantor pemasaran berada di Singapura dan Belanda. PT P.P. London Sumatra Indonesia Tbk mengelola dan menghasilkan beberapa komoditas perkebunan antara lain kelapa sawit, karet, coklat, teh, dan Kelapa yang tersebar di wilayah Sumatra Utara, Sumatra Selatan, Jawa Barat, Jawa Timur, Sulawesi Utara, Sulawesi Selatan, Kalimantan Timur dan perkebunan plasma yang terdapat di Sumatra Selatan dan Sulawesi Selatan. Adapun perkebunan yang dimiliki PT. PP. London Sumatera Indonesia Tbk, tersebut terdapat di berbagai daerah seperti:

Tabel 4.1 Nucleus Estate

No. Estates Names District Province Description

1. Dolok Batu Bara North Sumatera Oil Palm Estates

2. Gunung Melayu Asahan North Sumatera Oil Palm Estates

3. Bagerpang Deli Serdang North Sumatera Oil Palm Estates

4. Rambong Sialang Deli Serdang North Sumatera Oil Palm Estates


(40)

Ulil Fadli : Tinjauan Aktivitas Pengendalian Atas Penjualan Pada PT. PP. London Sumatra Indonesia Tbk. Medan, 2010.

6. Si Bulan Deli Serdang North Sumatera Oil Palm Estates

7. Bungara Langkat North Sumatera Oil Palm Estates

8. Turangie Langkat North Sumatera Oil Palm Estates

9. Pulo Rambong Langkat North Sumatera Oil Palm Estates

10. Sei Rumbia Labuhan Batu North Sumatera Oil Palm & Rubber Estate

11. Bah Bulian Simalungun North Sumatera Oil Palm & Rubber Estate

12. Bah Lias Simalungun North Sumatera Oil Palm, Cocoa &

Coconut Estate

13. Bukit Hijau Musi Rawas South Sumatera Oil palm Estate

14. Belani Musi Rawas South Sumatera Oil palm Estate

15. Gunung Bais Musi Rawas South Sumatera Oil palm Estate

16. Ketapat Bening Musi Rawas South Sumatera Oil palm Estate

17. Riam Indah Musi Rawas South Sumatera Oil palm Estate

18. Sei Kepayang Musi Rawas South Sumatera Oil palm Estate

19. Sei Lakitan Musi Rawas South Sumatera Oil palm Estate

20. Terawas Indah Musi Rawas South Sumatera Oil palm Estate

21. Sei Gemang Musi Rawas South Sumatera Oil palm Estate

22. Tulung Gelam Ogan Komering Ilir South Sumatera Rubber Estate

23. Kubu Pakaran Ogan Komering Ilir South Sumatera Rubber Estate

24. Bebah Permata Ogan Komering Ilir South Sumatera Rubber Estate

25. Kertasarie Bandung West Java Tea Estate

26. Trebasala Banyuwangi East Java Cocoa&coffe estate

27. Balombissie Bulukumba South Sulwesi Rubber Estate

28. Palang Isang Bulukumba South Sulwesi Rubber Estate


(41)

Ulil Fadli : Tinjauan Aktivitas Pengendalian Atas Penjualan Pada PT. PP. London Sumatra Indonesia Tbk. Medan, 2010.

30. Tirta Agung Musi Banyuasin South Sumatera Oil Palm Estate

31. Budi Tirta Musi Banyuasin South Sumatera Oil Palm Estate

32. Suka Damai Musi Banyuasin South Sumatera Oil Palm Estate

33. Arta Kencana Lahat South Sumatera Oil Palm Estate

34. Kencana Sari Lahat South Sumatera Oil Palm Estate

35. Pahu Permai Kutai Barat East Kalimantan Oil Palm Estate

36. Pahu Makmur Kutai Barat East Kalimantan Oil Palm Estate

37. Jelau Makmur Kutai Barat East Kalimantan Oil Palm Estate

38. Sari Jempang Kutai Barat East Kalimantan Oil Palm Estate

Sumber: PT. PP. London Sumatra Indonesia

Tabel 4.2 Plasma Estate

No. Estates Names District Province Description

1. Air Bening Musi Rawas South Sumatera Oil Palm Estate

2. Bukit Hijau Musi Rawas South Sumatera Oil Palm Estate

3. Dwi Makmur Musi Rawas South Sumatera Oil Palm Estate

4. Ekasari Musi Rawas South Sumatera Oil Palm Estate

5. Marga Sido Musi Rawas South Sumatera Oil Palm Estate

6. Muara Kelingi Musi Rawas South Sumatera Oil Palm Estate

7. Tirta Agung Musi Banyuasin South Sumatera Oil Palm Estate

8. Suka Damai Musi Banyuasin South Sumatera Oil Palm Estate

9. Arta Kencana Lahat South Sumatera Oil Palm Estate


(42)

Ulil Fadli : Tinjauan Aktivitas Pengendalian Atas Penjualan Pada PT. PP. London Sumatra Indonesia Tbk. Medan, 2010.

11. Kubu Pakaran Ogan Komering Ilir South Sumatera Ruber Estate

12. Tulung Gelam Ogan Komering Ilir South Sumatera Ruber Estate

13. Tibona Bulukumba South Sulawesi Ruber Estate

Sumber: PT. PP. London Sumatra Indonesia Tbk.

Selain mengelola tanaman perkebunan, PT. PP. London Sumatra Indonesia Tbk., juga melakukan pengolahan hasil perkebunan yang dilakukan beberapa pabrik yang terdapat ditiap-tiap daerah. Hasil perkebunan dan pengolahan pabrik akan dijual kedalam dan luar negeri berupa minyak kelapa sawit, biji kelapa sawit, coklat, kopra, teh, kopi, bibit kelapa sawit, dan bibit coklat.

Adapun luas lahan perkebunan yang dimiliki oleh PT. PP. London Sumatra Indonesia Tbk., adalah sebagai berikut:

Tabel 4.3

Location

Oil Palm Rubber Cocoa Tea

Mature Imm* Mature Imm*. Mature Imm* Matur Imm*

North Sumatra 28,100 3,164 5,207 469 2,596 35

South Sumatra 15,662 7,176 5,252 863

West Java 582 3

East Java 1 1,174 565

East


(43)

Ulil Fadli : Tinjauan Aktivitas Pengendalian Atas Penjualan Pada PT. PP. London Sumatra Indonesia Tbk. Medan, 2010.

North

Sulawesi 593

South

Sulawesi 3,885 1,030

Plasma S.

Sumatra 30,728 886 3,259

Plasma S.

Sulawesi 740

Total Area

(Ha) 79,046 11,242 18,343 2,363 4,363 600 583 3 *Imm = Immature Sumber: PT. PP. London Sumatra Indonesia Tbk.

2. Struktur Organisasi Perusahaan

Struktur organisasi adalah susunan atau perwujudan yang mencerminkan arus atau garis perintah, tugas, kewajiban, serta tanggung jawab. Pada umumnya, suatu organisasi digambarkan dalam bentuk bagan tertentu sehingga bagan tersebut akan dapat dilihat dengan jelas tentang tugas serta kedudukan masing-masing orang dalam organisasi tersebut.

Dalam menjalankan fungsi-fungsi dan tugas masing-masing serta memperlancar aktivitas arus kerja perusahaan, maka diperlukan struktur organisasi yang jelas dalam menggambarkan departemen-departemen yang dapat membantu pimpinan dalam mencapai suatu tujuan serta dapat mengetahui posisi, tugas, dan wewenang setiap departemen dan bagaimana sebenarnya hubungan antar departemen tersebut.


(44)

Ulil Fadli : Tinjauan Aktivitas Pengendalian Atas Penjualan Pada PT. PP. London Sumatra Indonesia Tbk. Medan, 2010.

Bentuk struktur organisasi pada PT. PP. London Sumatra Indonesia Tbk adalah struktur organisasi garis atau line organization yang menggambarkan pembagian tugas, fungsi, tanggung jawab, serta wewenang didalam perusahaan secara vertikal serta mencerminkan hubungan antar departemen secara horizontal.

Berikut ini akan dijelaskan tentang tugas dan wewenang masing-masing bagian yang terdapat dalam PT. PP. London Sumatra Indonesia Tbk berdasarkan struktur organisasi yang terlampir dalam skripsi ini:

1. Board of Comissioner (Dewan Komisaris)

Dewan Komisaris adalah posisi yang tertinggi dalam struktur organisasi di PT. PP. London Sumatra Inhdonesia Tbk. Posisi ini dikuasai oleh pemegang saham yang pengangkatannya ditunjuk/disahkan oleh pemegang saham.

Wewenang dan tanggung jawab dari Dewan Komisaris adalah: a. Mengawasi dewan direksi.

b. Mempertimbangkan serta memutuskan laporan tahunan yang diajukan Presiden Direktur.

c. Menyetujui kebijaksanaan yang diambil oleh Presiden direktur dalam menggunakan cadangan dana menurut cara yang terbaik.

d. Berhak memasuki tempat-tempat yang dipergunakan / dikuasai oleh perusahaan.

e. Berhak memeriksa keadaan kas dan lain-lain serta memeriksa segala tindakan ynag telah dijalankan Direksi.

f. Berhak atas beban perusahaan dan meminta bantuan ahli untuk melakuka n pemeriksaan tersebut.


(45)

Ulil Fadli : Tinjauan Aktivitas Pengendalian Atas Penjualan Pada PT. PP. London Sumatra Indonesia Tbk. Medan, 2010.

2. Presiden Director

Presiden director adalah pemimpin tertinggi yang berkuasa penuh terhadap perusahaan dengan berkewajiban untuk mengawasi pekerjaan para direktur. Presiden Director berkewajiban mempertanggung jawabkan segala sesuatu hal yang berhubungan dengan kegiatan perusahaan kepada Dewan Komisaris.

Wewenang dan tanggung jawab dari Presiden Director adalah: a. Membuat perencanaan perusahaan.

b. Menyusun kebijaksanaan dan strategi perusahaan.

c. Berkewajiban mempertanggungjawabkan segala kebijkasanaan yang dilakukan kepada Dewan Komisaris.

3. Managing Director Operations (COO)

a. Bertugas dan bertanggung jawab atas perencanaan, pengaturan dalam bidang produksi, baik kualitas maupun kuantitas.

b. Membawahi seluruh pekerjaan yang dilaksanakan oleh bagian produksi. 4. Managing Director Finance (CFO)

a. Bertanggung jawab atas keuangan perusahaan.

b. Mengontrol pekerjaan yang dilakukan oleh bagian keuangan, seksi perpajakan, asuransi, tekhnik pembukuan dan pemeriksaan.

c. Mengadakan pengawasan terhadap masuk dan keluarnya uang. 5. Managing Director Human Resource & General Service

a. Bertanggung jawab atas sumber daya manusia serta menjaga hubungan industri yang kondusif.


(46)

Ulil Fadli : Tinjauan Aktivitas Pengendalian Atas Penjualan Pada PT. PP. London Sumatra Indonesia Tbk. Medan, 2010.

b. Mengontrol kegiatan dari pelayanan umum yang mencakup fasilitas, keamanan, pengadaan dan logistik.

6. Managing Director Sales

a. Bertanggung jawab atas segala kegiatan penjualan yang terjadi di perusahaan.

b. Membawahi pekerjaan yang dilaksanakan oleh bagian penjualan. 7. Head of Internal Audit & Risk Managemen

a. Bertanggung jawab kepada Presiden Directur

b. Membuat perencanaan audit berdasarkan profil resiko yang sekurang-kurangnya meliputi terhadap kajian internal.

c. Memimpin dan mengolah kegiatan internal audit dan risk managemen d. Melakukan audit dan menyiapkan pelaporan audit

e. Membuat program komunikasi dengan fungsi manajemen resiko dan pengendalian internal yang ada dalam manajemen.

8. Head of Accounting & Tax

a. Bertanggungjawab kepada Managing Director Finance

b. Memimpin dan mengelola dan mengkoordinasi keseluruhan aktivitas akuntansi dan pajak perusahaan agar selalu berjalan sesuai dengan kebijakan perusahaan

c. Melakukan koordinasi dengan semua Regional Finance Manager untuk pelaksanaan pencatatan akuntansi di masing-masing wilayah


(47)

Ulil Fadli : Tinjauan Aktivitas Pengendalian Atas Penjualan Pada PT. PP. London Sumatra Indonesia Tbk. Medan, 2010.

d. Membawahi Recording & Consolidation Manager, Tax Planning & Administration Manager, Statutory Reporting Manager & Fixed Assets Manager

9. Head of Treasury

a. Bertanggungjawab kepada Managing Director Finance

b. Memimpin dan mengelola dana (penerimaan, penempatan dan pengeluaran) perusahaan sehingga kegiatan pendanaan operasional perusahaan terselenggara dengan baik

c. Membawahi Financial Institution Relations Manager, Cash Management & Payment Manager, Pension Fund Supervisor dan Plasma Financing & Admin Manager

10. Head of Financial Control

a. Bertanggungjawab kepada Managing Director Finance

b. Memimpin dan mengelola dan mengkoordinasi perencanaan anggaran (modal, biaya dan pendapatan)

c. Membawahi aktivitas yang berhubungan dengan keuangan perusahaan agar selalu berjalan sesuai dengan kebijakan perusahaan

d. Membawahi semua Regional Finance Manager, Budget Control Manager, Cost & Management Accountinng Manager, Budgeting & Forecasting Manager

11. Head of Procurement & Logistics


(48)

Ulil Fadli : Tinjauan Aktivitas Pengendalian Atas Penjualan Pada PT. PP. London Sumatra Indonesia Tbk. Medan, 2010.

b. Memimpin dan mengelola dan mengkoordinasi seluruh kegiatan pengadaan, penyimpanan dan distribusi barang agar dapat mendukung kegiatan bisnis perusahaan secara optimal

c. Membawahi Logistics & Procurement Admin Manager, Estate & Planting Procurement Manager, Direct Material & General Supplies Procurement Manager, Infrastructure & Non Planting Procurement Manager, Logistics Center Manager

12. Head of Project Management Office

a. Bertanggungjawab kepada Managing Director Finance

b. Memimpin dan mengelola dan mengkoordinasi kegiatan monitoring perkembangan proyek-proyek yang sedang berjalan

c. Melaporkan perkembangan proyek-proyek yang sedang berjalan 13. Head of Information Systems & Business Processes

a. Bertanggungjawab kepada Managing Director Finance

b. Memimpin dan mengelola dan mengkoordinasI seluruh kegiatan sistem informasi perusahaan agar dapat mendukung kegiatan perusahaan secara optimal

c. Membawahi Management Information System & Application Support Manager, IT Quality Manager, Infrastructure, Communication & Data Center Operations Manager, Business Process & System Procedure Manager


(49)

Ulil Fadli : Tinjauan Aktivitas Pengendalian Atas Penjualan Pada PT. PP. London Sumatra Indonesia Tbk. Medan, 2010.

14. Head of Sales

a. Bertanggungjawab kepada Managing Director Sales

b. Memimpin dan mengelola seluruh kegiatan penjualan, mulai dari pembuatan strategi penjualan hingga ke pelaksanaan

c. Memastikan penyampaian komoditi tepat waktu dan terkumpulnya pendapatan dari hasil penjualan

d. Membawahi Sales Manager, Fulfillment Manager dan Sales Admin Manager

15. Head of Special Projects & Joint Ventures

a. Bertanggungjawab kepada Managing Director Sales

b. Memimpin dan mengelola tugas-tugas dalam Special Project & Joint Venture

3. Aktivitas Penjualan Tunai

Aktivitas penjualan di setiap perusahaan berbeda-beda, tergantung pada kebutuhan perusahaan tersebut. Adapun produk yang dijual berupa hasil olahan pabrik seperti Crude Palm Oil (CPO), Palm Kernel, Cocoa, Cocunut, Rubber, dan produk lainnya. Banyaknya jumlah produk yang dijual tergantung persediaan stok yang ada di perusahaan. Pada PT. PP. London Sumatra Indonesia Tbk penjualan dilakukan secara tunai.

Adapun Aktivitas penjualan tunai yang diterapkan pada PT. PP.London Sumatra Indonesia Tbk adalah:


(50)

Ulil Fadli : Tinjauan Aktivitas Pengendalian Atas Penjualan Pada PT. PP. London Sumatra Indonesia Tbk. Medan, 2010.

a. Memeriksa Stok

Sebelum melakukan penjualan maka stok harus diperiksa terlebih dahulu oleh Sales Department pada mill. Apabila stok barang banyak maka tender dilakukan.

b. Membuat undangan tender

Undangan tender dilakukan pada customer perusahaan tersebut. Undangan k

tender juga diumumkan pada media cetak. c. Mengirim undangan tender

Undangan tender bagi para customer dilakukan melalui fax atau melalui pos, dikirim tiap 2 minggu (tergantung banyaknya penjualan ekspor). Jumlah untuk tender lokal ditentukan berdasarkan perkiraan jumlah yang dapat dijual secara ekspor.

d. Konfirmasi undangan

Konfirmasi undangan yaitu menanyakan pada pihak customer apakah surat undangan sudah diterima atau tidak.

e. Menerima penawaran tender

Tender pada perusahaan tersebut dilakukan sesuai dengan stok yang ada. Apabila stoknya banyak maka tender dilakukan hingga tiga kali dalam seminggu dan apabila stoknya sedikit maka tender dilakukan sekali dalam seminggu.

f. Melakukan tender

Tender dilakukan apabila undangan tender diterima oleh customer. Pemenang tender adalah yang melakukan penawaran barang dengan harga tertinggi.


(51)

Ulil Fadli : Tinjauan Aktivitas Pengendalian Atas Penjualan Pada PT. PP. London Sumatra Indonesia Tbk. Medan, 2010.

g. Konfirmasi pemenang tender

Apabila perusahaan pemenang sudah didapatkan maka diberitahukan kepada perusahaan tersebut agar segera dapat dilakukan kontrak.

h. Membuat kontrak

Isi dari surat kontrak penjualan lokal berbeda dengan isi dari surat kontrak penjualan ekspor.

Isi dari surat kontrak penjualan lokal adalah: (1) Nama Pembeli

(2) Jenis barang yang dibeli

(3) Kuantitas dan harga barang dan nama mill yang mengeluarkan barang (4) Pajak yang diberikan

(5) Pembayaran

Sedangkan isi dari surat kontrak penjualan ekspor adalah: (1) Bill of Lading

(2) Invoice

(3) Weight/Packing List (4) Certificate of Orgin (5) Certificate of Quality (6) Packing of Declaration i. Pembayaran oleh pembeli

Sistem penjualan dalam perusahaan ini adalah menerima uang terlebih dahulu kemudian mengirimkan barang. Bukti transfer dari bank dikirimkan oleh pembeli ke Financial Accounting Section. Bukti transfer tersebut diserahkan


(52)

Ulil Fadli : Tinjauan Aktivitas Pengendalian Atas Penjualan Pada PT. PP. London Sumatra Indonesia Tbk. Medan, 2010.

kepada Sales Department sehingga dengan bukti ini pengiriman barang dapat dilakukan.

j. Deliveri Order

Setelah menerima bukti transfer tersebut, maka Sales Department membuat suatu dokumen yang disebut dengan delivery order, yaitu surat yang menyatakan bahwa pembeli sudah melakukan pembayaran dan sudah dapat mengambil barang ke mill yang ditunjuk. Ketika melakukan pengambilan barang, surat tersebut dibawa oleh pembeli sebagai bukti telah terjadi transaksi.

k. Pengiriman barang

Pada perusahaan ini, apabila penjualan secara lokal, barang diambil langsung oleh pembeli pada mill yang bersangkutan. Sedangkan pada penjualan ekspor, maka barang dikirim oleh perusahaan ke pelabuhan yang dituju dengan sistem FOB (free on board) shipping point.

Ada beberapa hal yang mendukung didalam prosedur aktivitas penjualan dalam perusahaan ini yaitu:

a. Dokumen

Dokumen yang dibutuhkan dalam prosedur penjualan tunai adalah: (1) Surat Kontrak

(2) Bukti Transfer (3) Delivery Order (4) Faktur Pajak


(53)

Ulil Fadli : Tinjauan Aktivitas Pengendalian Atas Penjualan Pada PT. PP. London Sumatra Indonesia Tbk. Medan, 2010.

(5) Kwitansi

(6) Faktrur Penjualan

Dalam transaksi penjualan tunai, dokumen yang dipergunakan mempunyai beberapa tembusan dokumen, setiap tembusan dokumen itu ditujukan kepada:

(1) Lembar 1, merupakan aslinya di serahkan kepada pembeli

(2) Lembar 2, yang merupakan aslinya pertinggal bagi Sales Department (3) Lembar 3, Merupakan tembusan bagi Direktur Sales

(4) Lembar 4, merupakan tembusan bagi Sales Operation (5) Lembar 5, merupakan tembusan bagi Sales Control

(6) Lembar 6, merupakan tembusan bagi Head of Financial Accounting Section

(7) Lembar 7, merupakan tembusan bagi Head of Taxation Section

b. Bagian yang terkait

Agar prosedur penjualan berjalan dengan baik maka diperlukan bagian-bagian yang menanganinya dengan masing-masing bagian-bagian bagian-bagian mempunyai fungsinya tersendiri.

Adapun Bagian-bagian yang terkait tersebut adalah: (1) Sales Departmen

Tugas dari bagian ini adalah: (a) Membuat faktur (invoice). (b) Melakukan tender.


(54)

Ulil Fadli : Tinjauan Aktivitas Pengendalian Atas Penjualan Pada PT. PP. London Sumatra Indonesia Tbk. Medan, 2010.

(d) Mengeluarkan delivery order yaitu sebagai bukti bahwa pembeli sudah melakukan pembayaran dan sudah dapat mengambil barang ke mill.

(e) Melakukan pengiriman barang. (2) Financial Accounting Section

Tugas dari bagian ini adalah:

(a) Menerima adanya order penjualan dari pembeli.

(b) Melakukan pencatatan atas penjualan tunai dari mulai jurnal hingga melakukan rekonsiliasi terhadap penjualan tersebut.

(c) Melakukan order pembelian terhadap penjualan. (3) Treasury Section

Tugas dari bagian ini adalah mengatur segala sesuatu yang berhubungan dengan keuangan perusahaan, termasuk menerima pembayaran atas penjualan.

(4) Factory Section

Bagian ini berada ditangan pabrik, pihak pabrik akan mempersiapkan produk yang akan dijual sesuai dengan kontrak penjualan yang dikirimkan oleh Sales Department.

c. Catatan Akuntansi

Catatan akuntansi yang digunakan dalam bagian ini adalah:

(1) Local Sales Register yang disebut dengan 517 SL, yaitu untuk mencatat jurnal penjualan lokal


(55)

Ulil Fadli : Tinjauan Aktivitas Pengendalian Atas Penjualan Pada PT. PP. London Sumatra Indonesia Tbk. Medan, 2010.

(2) Eksport Sales Register yang disebut dengan GLF 517 SE, yaitu untuk mencatat jurnal penjualan ekspor.

(3) Cash Receipt Voucher yaitu untuk mencatat adanya penerimaan uang yang berasal dari penjualan.

(4) General Journal Register yaitu untuk mencatat apabila ada perbaikan jurnal yang berasal dari adanya selisih dalam penjualan akibat salah pencatatan.

Catatan akuntansi yang digunakan oleh perusahaan yaitu dengan menggunakan jurnal khusus ini dapat dilihat dengan adanya catatan akuntansi Local Sales Register atau 517 SL untuk mencatat jurnal penjualan lokal, Eksport Sales Register atau GLF 517 SE untuk mencatat jurnal penjualan ekspor, Cash Receipt Voucher untuk mencatat adanya penerimaan uang yang berasal dari penjualan, serta General Journal Register untuk mencatat jika adanya perbaikan jurnal yang berasal dari selisih dalam penjualan akibat salah pencatatan.

Adapun tujuan aktivitas transaksi penjualan yang dilakukan perusahaan secara tunai adalah:

a. Mendapatkan Cash flow secara tepat.

b. Agar kegiatan administrasi berjalan dengan lancar dan keuangan perusahaan tetap terjaga.

c. Mengetahui jumlah yang sebenarnya ada di gudang dan jumlah yang sudah terjual.


(56)

Ulil Fadli : Tinjauan Aktivitas Pengendalian Atas Penjualan Pada PT. PP. London Sumatra Indonesia Tbk. Medan, 2010.

d. Agar transaksi penjualan berjalan dengan tertib dan lancar.

Dengan menerapkan prosedur penjualan secara tunai, perusahaan dapat memperoleh perputaran kas secara lebih cepat sehingga kas tersebut dapat digunakan untuk kegiatan operasional lainnya. Selain itu, dengan menerapkan aktivitas transaksi penjualan tunai ini maka perusahaan dapat terhindar dari kredit macet yang kemungkinan akan terjadi.

4. Aktivitas Penjualan Kredit

Dalam hal penjualan komoditi perkebunan, PT. PP. London Sumatra Indonesia Tbk. tidak melakukan penjualan kredit, namun perusahaan tetap memiliki suatu sistem akuntansi penjualan untuk menangani aktivitas penjualan tersebut.

Penjualan kredit pada PT. PP. London Sumatra Indonesia Tbk. tidak dapat dikatakan sepenuhnya merupakan penjualan kredit, hanya saja ada beberapa jenis kontrak penjualan dimana pembayaran baru akan dilakukan setelah barang diterima oleh pembeli.

Konsumen yang ingin membeli komoditi perkebunan PT. PP. London Sumatra Indonesia Tbk., harus terlebih dahulu mengikuti tender yang diadakan oleh perusahaan, baru setelah konsumen dapat memenangkan tender, dia berhak untuk membeli komoditi perkebunan tersebut, setelah itu barulah kedua belah pihak menandatangani kontrak. Kemudian pihak pembeli harus melakukan pembayaran sesuai dengan kesepakatan dalam kontrak penjualan, baru kemudian


(57)

Ulil Fadli : Tinjauan Aktivitas Pengendalian Atas Penjualan Pada PT. PP. London Sumatra Indonesia Tbk. Medan, 2010.

PT. PP. London Sumatra Indonesia Tbk. mengeluarkan Delivery Order yang akan digunakan konsumen untuk mengambil komoditi yang telah dibelinya.

B. Analisis Hasil Penelitian

PT. PP. London Sumatra Indonesia Tbk., menjual produk hasil olahan perkebunannya kedalam dan keluar negri. Inggris, Belanda dan Prancis adalah beberapa negara yang membeli produk hasil perkebunan PT. PP. London Sumatra Indonesia Tbk.

Setelah penulis melakukan peninjauan atas aktivitas penjualan yang ada di PT. PP. London Sumatra Indonesia Tbk., maka dapat dilihat bahwa aktivitas pengendalian atas penjualan telah sesuai dengan komponen-komponen yang telah dijelaskan pada bagian tinjauan pustakan pada Bab II yaitu:

1. Otorisasi dan kegiatan yang memadai

Pada PT. PP. London Sumatra Indonesia Tbk., otorisasi telah berjalan dengan baik. Ini dapat dilihat dari aktivitas penjualan telah diotorisasi oleh pihak-pihak yang terkait dan telah sesuai dengan fungsinya masing-masing. Adapun pihak-pihak yang terkait dalam aktivitas penjualan yaitu Sales Department, Financial Accounting Section, Treasury Section dan Factory Section.

2. Pemisahan tugas

Aktivitas pengendalian yang baik mensyaratkan bahwa tidak ada pegawai yang diberi tanggung jawab terlalu banyak. Dilihat dari struktur organisasi pad PT. PP. London Sumatra Indonesia Tbk., perusahaan ini telah melakukan


(58)

Ulil Fadli : Tinjauan Aktivitas Pengendalian Atas Penjualan Pada PT. PP. London Sumatra Indonesia Tbk. Medan, 2010.

pemisahan tugas sesuai dengan fungsinya masing-masing sehingga pengendalian internnya juga berjalan dengan baik.

3. Desain dan penggunaan dokumen dan catatan yang memadai

Penggunaan dokumen dan catatan atas penjualanlah sesuai dengan pengendalian intern yang ada, karena setiap adanya penjualan, terdapat beberapa dokumen dan catatan, dan dokumen dan catatannya dibuat untuk beberapa tembusan. Adapun dokumen yang digunakan dalam penjualan tunai adalah surat kontrak, bukti transfer, delivery order, faktur pajak, kuintansi dan faktur penjualan. Adapun tembusan dokumen dan catatan ini ditujukan kepada:

a. lembar 1, merupakan lembar asli diserahkan pembeli b. lembar 2, merupakan asli pertinggal bagi Sales Department c. lembar 3, tembusan bagi Direktur Sales

d. lembar 4, tembusan bagi Sales Operation e. lembar 5, tembusan bagi Sales Control f. lembar 6, tembusan bagi Pembukuan g. lembar 7, tembusan bagi pajak

4. Pengendalian fisik atas aktiva dan catatan

Telah dijalankannya pengendalian fisik atas aktiva dan catatan. Ini dapat dilihat dengan adanya pemeriksaan stok setiap 2 minggu atau pada saat dilakukannya penjualan.

5. Pemeriksaan independen

Pada PT. PP. London Sumatra Indonesia Tbk., pemeriksaan independen telah dilaksanakan dengan baik oleh Head of Internal Audit & Risk Management.


(59)

Ulil Fadli : Tinjauan Aktivitas Pengendalian Atas Penjualan Pada PT. PP. London Sumatra Indonesia Tbk. Medan, 2010.

Dapat dilihat dari struktur organisasi pemeriksaan ini telah dilakukan secara independen karena Head oh Internal Audit & Risk Management itu tidak terlibat langsung kedalam jalannya aktivitas operasional perusahaan.

Dari hasil analisis diatas, dapat disimpulkan bahwa aktivitas pengendalian atas penjualan pada PT. PP. London Sumatra Indonesia telah berjalan secara efektif. Ini dapat dilihat bahwa PT. PP. London Sumatra Indonesia Tbk., telah menjalankan kelima komponen dari aktivitas pengendalian secara baik.


(60)

Ulil Fadli : Tinjauan Aktivitas Pengendalian Atas Penjualan Pada PT. PP. London Sumatra Indonesia Tbk. Medan, 2010.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Setelah melakukan pengumpulan data dan melakukan analisis terhadap data-data tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa:

1. PT. PP. London Sumtra Indonesia Tbk bergerak dalam bidang manufaktur, yaitu perkebunan kelapa sawit sebagai kegiatan utama.

2. Sistem penjualan yang dilakukan di PT. PP. London Sumatra Indonesia Tbk dilakukan berdasarkan tender dimana pemenang tender yang berhak melakukan pembelian barang yang akan dijual.

3. Aktivitas transaksi penjualan pada PT. PP. London Sumatra Indonesia Tbk., hanya mengenal penjualan secara tunai karena perusahaan tidak mengenal penjualan secara kredit. Hanya saja dalam beberapa jenis kontrak ada penjualan yang melakukan pembayaran beberapa hari setelah barang diterima. 4. Aktivitas pengendalian atas penjualan yang diterapkan di PT. PP. London

Sumatra Indonesia Tbk cukup baik, ini dapat dilihat dari adanya prosedur-prosedur yang mengatur didalam kegiatan penjualan yaitu; adanya otorisasi yang jelas, dokumen-dokumen yang cukup lengkap, fungsi-fungsi yang terkait dan catatan akuntansi,yang digunakan pada penjualan di PT.PP. London Sumatra Indonesia Tbk.

5. Sistem pengendalian intern perusahaan cukup baik, hal ini dapat dilihat setiap pendapatan yang terjadi akibat penjualan barang yang dilakukan oleh


(61)

Ulil Fadli : Tinjauan Aktivitas Pengendalian Atas Penjualan Pada PT. PP. London Sumatra Indonesia Tbk. Medan, 2010.

perusahaan, pembayarannya langsung dilakukan melalui bank sehingga kekayaan perusahaan akan terjamin keamanannya dan data akuntansi yang dicatat terjamin ketelitian dan keandalannya.

B. SARAN

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh penulis pada PT. PP. London sumtra Indonesia Tbk., maka dapat disimpulkan bahwa aktivitas pengendalian atas penjualan telah berjalan dengan baik dan efektif. Untuk menjaga agar sistem informasi akuntansi penjualan tetap berjalan dengan baik maka disarankan untuk tetap mengadakan pengembangan terhadap sistem akuntansi agar sesuai dengan perkembangan zaman. Dengan adanya perkembangan terhadap sistem akuntansi maka aktivitas pengendalian akan berjalan secara efektif. Karena kemungkinan besar sitem akuntansi yang berjalan pada masa sekarang akan sangat ketinggalan apabila perusahaan tidak mengadakan pengembangan sistem akuntansi pada masa yang akan datang.


(1)

Ulil Fadli : Tinjauan Aktivitas Pengendalian Atas Penjualan Pada PT. PP. London Sumatra Indonesia Tbk. Medan, 2010.

pemisahan tugas sesuai dengan fungsinya masing-masing sehingga pengendalian internnya juga berjalan dengan baik.

3. Desain dan penggunaan dokumen dan catatan yang memadai

Penggunaan dokumen dan catatan atas penjualanlah sesuai dengan pengendalian intern yang ada, karena setiap adanya penjualan, terdapat beberapa dokumen dan catatan, dan dokumen dan catatannya dibuat untuk beberapa tembusan. Adapun dokumen yang digunakan dalam penjualan tunai adalah surat kontrak, bukti transfer, delivery order, faktur pajak, kuintansi dan faktur penjualan. Adapun tembusan dokumen dan catatan ini ditujukan kepada:

a. lembar 1, merupakan lembar asli diserahkan pembeli b. lembar 2, merupakan asli pertinggal bagi Sales Department c. lembar 3, tembusan bagi Direktur Sales

d. lembar 4, tembusan bagi Sales Operation e. lembar 5, tembusan bagi Sales Control f. lembar 6, tembusan bagi Pembukuan g. lembar 7, tembusan bagi pajak

4. Pengendalian fisik atas aktiva dan catatan

Telah dijalankannya pengendalian fisik atas aktiva dan catatan. Ini dapat dilihat dengan adanya pemeriksaan stok setiap 2 minggu atau pada saat dilakukannya penjualan.

5. Pemeriksaan independen

Pada PT. PP. London Sumatra Indonesia Tbk., pemeriksaan independen telah dilaksanakan dengan baik oleh Head of Internal Audit & Risk Management.


(2)

Ulil Fadli : Tinjauan Aktivitas Pengendalian Atas Penjualan Pada PT. PP. London Sumatra Indonesia Tbk. Medan, 2010.

Dapat dilihat dari struktur organisasi pemeriksaan ini telah dilakukan secara independen karena Head oh Internal Audit & Risk Management itu tidak terlibat langsung kedalam jalannya aktivitas operasional perusahaan.

Dari hasil analisis diatas, dapat disimpulkan bahwa aktivitas pengendalian atas penjualan pada PT. PP. London Sumatra Indonesia telah berjalan secara efektif. Ini dapat dilihat bahwa PT. PP. London Sumatra Indonesia Tbk., telah menjalankan kelima komponen dari aktivitas pengendalian secara baik.


(3)

Ulil Fadli : Tinjauan Aktivitas Pengendalian Atas Penjualan Pada PT. PP. London Sumatra Indonesia Tbk. Medan, 2010.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Setelah melakukan pengumpulan data dan melakukan analisis terhadap data-data tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa:

1. PT. PP. London Sumtra Indonesia Tbk bergerak dalam bidang manufaktur, yaitu perkebunan kelapa sawit sebagai kegiatan utama.

2. Sistem penjualan yang dilakukan di PT. PP. London Sumatra Indonesia Tbk dilakukan berdasarkan tender dimana pemenang tender yang berhak melakukan pembelian barang yang akan dijual.

3. Aktivitas transaksi penjualan pada PT. PP. London Sumatra Indonesia Tbk., hanya mengenal penjualan secara tunai karena perusahaan tidak mengenal penjualan secara kredit. Hanya saja dalam beberapa jenis kontrak ada penjualan yang melakukan pembayaran beberapa hari setelah barang diterima. 4. Aktivitas pengendalian atas penjualan yang diterapkan di PT. PP. London

Sumatra Indonesia Tbk cukup baik, ini dapat dilihat dari adanya prosedur-prosedur yang mengatur didalam kegiatan penjualan yaitu; adanya otorisasi yang jelas, dokumen-dokumen yang cukup lengkap, fungsi-fungsi yang terkait dan catatan akuntansi,yang digunakan pada penjualan di PT.PP. London Sumatra Indonesia Tbk.

5. Sistem pengendalian intern perusahaan cukup baik, hal ini dapat dilihat setiap pendapatan yang terjadi akibat penjualan barang yang dilakukan oleh


(4)

Ulil Fadli : Tinjauan Aktivitas Pengendalian Atas Penjualan Pada PT. PP. London Sumatra Indonesia Tbk. Medan, 2010.

perusahaan, pembayarannya langsung dilakukan melalui bank sehingga kekayaan perusahaan akan terjamin keamanannya dan data akuntansi yang dicatat terjamin ketelitian dan keandalannya.

B. SARAN

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh penulis pada PT. PP. London sumtra Indonesia Tbk., maka dapat disimpulkan bahwa aktivitas pengendalian atas penjualan telah berjalan dengan baik dan efektif. Untuk menjaga agar sistem informasi akuntansi penjualan tetap berjalan dengan baik maka disarankan untuk tetap mengadakan pengembangan terhadap sistem akuntansi agar sesuai dengan perkembangan zaman. Dengan adanya perkembangan terhadap sistem akuntansi maka aktivitas pengendalian akan berjalan secara efektif. Karena kemungkinan besar sitem akuntansi yang berjalan pada masa sekarang akan sangat ketinggalan apabila perusahaan tidak mengadakan pengembangan sistem akuntansi pada masa yang akan datang.


(5)

Ulil Fadli : Tinjauan Aktivitas Pengendalian Atas Penjualan Pada PT. PP. London Sumatra Indonesia Tbk. Medan, 2010.

DAFTAR PUSTAKA

Daft, Richard L.2007. Manajemen.Ed. 6. Salemba Empat, Jakarta.

Gondodiyoto, Sanyoto. 2007. Audit Sistem Informasi + Pendekatan CobIT, Mitra Wacana Media, Jakarta.

Guy, Alderman, Winters. 2002. Auditing. Ed. 5. Erlangga, Jakarta.

Hall, Singleton. 2007. Information Technology Auditing and Assurance. Salemba Empat, Jakarta.

Harahap, Sofyan Safri. 2001. Teori Akuntansi, Edisi Revisi, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Hartadi, Bambang. 1999. Sistem Pengendalian Intern, BPFE-Yogyakarta, Yogyakarta.

Ikatan Akuntan Indonesia, 2007. Standar Akuntansi Keuangan, salemba empat, Jakarta.

Mulyadi. 2001. Sistem akuntansi. Salemba Empat, Jakarta. _______. 2002. Auditing. Buku 2, Salemba Empat, Jakarta.

Romney, Marshall B. dan Paul Jhon Steinbart. 2006. Sistem Informasi

Akuntansi.Ed. 9. Salemba Empat, Jakarta.

Rahmi, Sri. 2007. Pengendalian intern penerimaan kas pada penjualan tunai dan

kredit pada PT. PLN (Persero) Cabang Medan. Medan.

Soemarso, 2002. Akuntansi suatu pengantar, Ed. 5. Salemba Empat. Jakarta. Sugiyono, 2001. Metode Penelitian Bisnis, Cetakan Ketiga, Alfabeta. Bandung Tunggal, A. W, 2006. Financial Statement Auditing, Harvarindo. Jakarta.


(6)

Ulil Fadli : Tinjauan Aktivitas Pengendalian Atas Penjualan Pada PT. PP. London Sumatra Indonesia Tbk. Medan, 2010.

Ulfa, Rusnella. 2008. Pengendalian intern penjualan kredit dan penagihan

piutang pada PT. Indomobil Finance Cabang Padang Sidempuan. Medan

Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi. 2004. Buku Peunjuk Teknis Penulisan

Proposal Penelitian dan Penulisan Skripsi Jurusan Akuntansi, Fakultas