Definisi operasional Analisa Data.

3.7. Cara Penelitian

Pada semua penderita yang masuk dalam penelitian diminta memberikan persetujuan tertulis informed concent dan dilakukan pemeriksaan sebagai berikut: a. Dilakukan anamnesis untuk mendapatkan data : umur, jenis kelamin, pekerjaan, pendidikan, keluhan utama, dan riwayat penggunaan obat-obatan terutama OAINS. b. Dilakukan pemeriksaan Tinggi Badan TB dalam satuan meter m, Berat Badan BB dalam satuan Kilogram kg. c. Dilakukan pemeriksaan Tekanan Darah TD dengan menggunakan sphygmomanometer air raksa, dimana sebelumnya penderita diistirahatkan selama 5 menit. Pengukuran dilakukan pada lengan sebelah kanan sebanyak dua kali dan diambil reratanya. d. Dilakukan pemeriksaan fisik diagnostik pada semua sampel. e. Dilakukan pemeriksaan penunjang lainnya berupa : laboratorium yang meliputi darah rutin, pemeriksaan faal hati, faal ginjal dan kadar gula darah puasa, 2 jam setelah makan atau random yang di periksa di bagian Patologi Klinik rumah sakit dimana sampel diperiksa, serta pemeriksaan ultrasonografi abdomen oleh seorang konsultan gastroentero hepatologi. f. Dilakukan skor dispepsia dengan cara wawancara dengan sampel, pengisian kuesioner tersebut dipandu oleh peneliti. g. Dilakukan pemeriksaan endoskopi oleh seorang konsultan gastroentero hepatologi dan hasilnya ditabulasi.

3.8. Definisi operasional

Universitas Sumatera Utara a. Sampel penelitian : penderita dispepsia yang menjalani pemeriksaan kesehatan secara teratur di poliklinik Gastroentero Hepatologi RSUP H. Adam Malik dan RS Permata Bunda serta praktek swasta konsultan gastroentero hepatologi di Medan selama periode penelitian dan sudah memberikan izin tertulisnya untuk mengikuti penelitian ini. b. Usia : Usia berdasarkan yang tertera di kartu tanda penduduk KTP dengan satuan hasil berupa tahun. c. Jenis kelamin : Berdasarkan yang tertera di kartu tanda penduduk KTP dengan hasil pria atau wanita. d. Pekerjaan dan Pendidikan : Ditanyakan secara lisan dengan penderita secara langsung. e. Dispepsia adalah anamnesis yang didapat dari pasien, dapat dibagi menjadi : o Dispepsia tipe seperti ulkus gejalanya seperti terbakar, nyeri di epigastrium terutama saat laparepigastric hunger pain yang reda dengan pemberian makanan, antasida dan obat antisekresi asam o Dispepsia tipe dismotilitas dengan gejala yang menonjol yaitu mual, kembung dan anoreksia o Dispepsia non spesifik f. Pemeriksaan endoskopi adalah pemeriksaan gastroskopi yang dilakukan oleh dokter spesialis penyakit dalam konsultan gastroentero hepatologi. g. Skor dispepsia adalah skoring keparahan dispepsia yang sudah diteliti pada penelitian sebelumnya, dengan skoring PADYQ system sebagai berikut : Gejala Skor Universitas Sumatera Utara Nyeri di abdomen atas Intensitas 0-5 Durasi 0-3 Frekuensi 0-4 Mual Intensitas 0-5 Durasi 0-3 Frekuensi 0-4 Muntah Intensitas 0-4 Kembung Intensitas 0-5 Durasi 0-3 Frekuensi 0-4 Cepat kenyang Frekuensi 0-4 Total 44 h. Gambaran endoskopi adalah kesimpulan hasil endoskopi yang didapat setelah dilakukan pemeriksaan endoskopi oleh konsultan gastroentero hepatologi, yang dapat dibagi menjadi : 37 38 1. Normal 2. Gastritis 3. Ulkus 4. Keganasan 5. Massa 6. Lain-lain hal yang jarang ditemui

3.9 Analisa Data.

• Untuk menampilkan data-data demografi ditabulasi dan di diskripsikan. • Untuk menilai hubungan skor gastritis dengan derajat kerusakan mukosa lambung disajikan dengan mengunakan uji Anova. Universitas Sumatera Utara • Data diolah dan dianalisa dengan mengunakan program SPSS Version- 15 dengan batas kemaknaan p0,05. 3.10. Ethical Clearance dan informed consent. Ethical clearance diperoleh dari Komite Penelitian Bidang Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara yang ditanda tangani oleh Prof. Dr. Sotomo Kasiman, SpPD, SpJP K, dengan nomor 261KOMETFK USU2010, tanggal 5 November 2010. Informed consent diminta secara tertulis dari subjek penelitian yang bersedia untuk ikut dalam penelitian setelah mendapatkan penjelasan mengenai maksud dan tujuan penelitian ini.

3.11. Kerangka Operasional Pasien

Dokumen yang terkait

Hubungan Kadar Ubiqutin C-Terminal Hydrolase – L1 Dengan Tingkat Keparahan Cedera Kepala

0 58 92

Hubungan Antara Tingkat Keparahan Ispa Dengan Status Gizi Pada Anak Balita Di Kelurahan Tangkahan Kecamatan Medan Labuhan Tahun 2009

2 48 97

Hubungan Antara Keparahan Fraktur Mandibula Dan Keparahan Cedera Kepala

1 47 38

EFEK PROTEKSI JUS JAMBU BIJI PUTIH TERHADAP KERUSAKAN HISTOLOGIS MUKOSA LAMBUNG MENCIT YANG DIINDUKSI ASPIRIN

0 4 43

EFEK PROTEKSI JUS ALPUKAT (Persea americana Mill) TERHADAP KERUSAKAN MUKOSA LAMBUNG MENCIT YANG DIINDUKSI ASPIR

1 6 51

HUBUNGAN ANTARA PEMAKAIAN TABIR SURYA DENGAN DERAJAT KEPARAHAN MELASMA (Skor MASI) PADA Hubungan Antara Pemakaian Tabir Surya Dengan Derajat Keparahan Melasma (Skor Masi) Pada Wanita Di Kec. Grogol-Sukoharjo.

0 3 14

HUBUNGAN ANTARA PEMAKAIAN TABIR SURYA DENGAN DERAJAT KEPARAHAN MELASMA (Skor MASI) PADA Hubungan Antara Pemakaian Tabir Surya Dengan Derajat Keparahan Melasma (Skor Masi) Pada Wanita Di Kec. Grogol-Sukoharjo.

0 3 15

HUBUNGAN TINGKAT KEKERAPAN MENGKONSUMSI KOPI DENGAN KEJADIAN DISPEPSIA DI PUSKESMAS KARTASURA Hubungan Tingkat Kekerapan Mengkonsumsi Kopi Dengan Kejadian Dispepsia Di Puskesmas Kartasura.

0 5 13

HUBUNGAN TINGKAT KEKERAPAN MENGKONSUMSI KOPI DENGAN KEJADIAN DISPEPSIA DI PUSKESMAS KARTASURA Hubungan Tingkat Kekerapan Mengkonsumsi Kopi Dengan Kejadian Dispepsia Di Puskesmas Kartasura.

0 4 12

EFEK MADU SEBAGAI GASTROPROTEKTOR TERHADAP KERUSAKAN MUKOSA LAMBUNG MENCIT YANG DIINDUKSI INDOMETASIN.

0 1 4