c. Data, merupakan komponen dasar dari informasi yang akan diproses lebih lanjut untuk menghasilkan informasi. Contohnya sekumpulan data, dokumen,
nota, kuitansi dan sebagainya. d. Prosedur, sekumpulan aturan yang dipakai untuk mewujudkan pemrosesan data
yang terjadi dalam sistem. Prosedur dapat berupa buku-buku penuntun operasional seperti buku penuntun teknis, buku manual menjalankan program
komputer dan sebagainya. e. Manusia, semua pihak yang bertanggung jawab dalam pengembangan sistem
informasi, pemrosesan, dan penggunaan keluaran sistem informasi.
3.2.3. Metode Perancangan Sistem Informasi
Dalam perancangan sistem informasi dikenal beberapa model pendekatan antara lain:
a. Pendekatan Top Down.
b. Pendekatan Bottom Up.
c. Business System Planning.
d. Process Oriented.
e. Object Oriented.
f. Structured Analysis and Design Technique SADT.
Pendekatan TopDown digunakan untuk menentukan kebutuhan informasi dan aliran informasi serta untuk merancang sistem informasi yang sesuai dengan
aliran informasi berdasarkan keputusan-keputusan yang dilakukan oleh suatu fungsi untuk mencapai tujuan sistem.
Universitas Sumatera Utara
Pendekatan Bottom Up, merupakan pendekatan klasik yang dikembangkan pada tahun 1960-an. Pendekatan ini dimulai dari level bawah organisasi, yaitu
level organisasi dimana transaksi dilakukan sampai ke level atas dengan merumuskan kebutuhan informasi berdasarkan transaksi tersebut. Bila pendekatan
ini digunakan pada analisis sistem disebut analisis data karena yang menjadi tekanan adalah data yang diolah terlebih dahulu, informasi yang dihasilkan
menyusul mengikuti datanya. Metode perancangan Business System Planning dikembangkan oleh IBM
pada tahun 1984 metodologinya didasarkan pada proses dan digunakan apabila ada kondisi-kondisi berikut:
a. Ada kejelasan dari proses bisnis
b. Ada kejelasan aktor.
c. Ada kejelasan informasi yang diperlukan.
Pendekatan proses orinted berdasarkan metodologinya pada kestabilan proses yaitu proses yang sudah tertentu, jelas dan terdefinisi sedangkan objek oriented
pendekatannya berorientasi pada objek. Structure Analysis and Design Technolgy SADT merupakan
pengembangan sistem terstruktur sebagai metodologi pengembangan yang menganut konsep dekomposisi, yaitu mengembangkan terlebih dahulu sistem
secara utuh sebagai tingkat tertinggi dan memecah-mecah menjadi lebih terperinci.
Universitas Sumatera Utara
3.2.4. Perancangan Konseptual Sistem Informasi
Perancangan konseptual bukanlah perancangan proses informasi seorang programmer aplikasi, tetapi merupakan kombinasi beberapa cara untuk merancang
sistem secara konseptual. Pada perancangan konseptual, penekanan dilakukan pada struktur data dan relasi antar file.
Dalam perancangan sistem terdapat beberapa model konseptual yang sering digunakan antara lain:
a. Diagram konteks.
b. Data Flow Diagram.
c. Entity Relationship Diagram.
d. Normalisasi.
e. Pengkodean.
Diagram konteks adalah diagram yang mendokumentasikan sistem pada tingkat yang paling ringkas yang menghubungkan sistem tersebut dengan
lingkungannya. Data flow diagram adalah suatu gambaran grafis dari suatu sistem yang
menggunakan sejumlah bentuk simbol untuk menggambarkan bagaimana data mengalir melalui proses yang saling berkaitan. Sebagai perangkat perancangan
model ini hanya mampu memodelkan sistem dari satu sudut pandang yaitu sudut pandang fungsi. Ada empat komponen dalam model ini yaitu:
a. Proses, merupakan transformasi dari masukan menjadi keluaran, dalam hal ini
sejumlah masukan dapat menjadi hanya satu keluaran atau sebaliknya. Proses dipresentasikan dalam simbol berbentuk lingkaran.
Universitas Sumatera Utara
b. Aliran, digambarkan dengan menggunakan panah darike proses untuk
mempresentasikan gerakan informasi dari suatu bagian ke bagian lain. c.
Penyimpanan, digunakan untuk memodelkan kumpulan data atau informasi. Notasi yang digunakan bermacam-macam, diantaranya yang sering digunakan
adalah segi empat dengan sudut yang melengkung. d.
Terminator, untuk mempresentasikan entity luar atau lingkungan dimana sistem melakukan hubungan atau komunikasi seperti orang atau kelompok
orang di luar sistem, organisasi atau perusahaan lain dan sebagainya, digambarkan dengan persegi panjang.
Entity Relationship Diagram ERD digunakan untuk memodelkan struktur data dan hubungan antar data, karena hal ini relatif kompleks. Pada
dasarnya ada tiga simbol yang digunakan untuk menggambarkan struktur dan hubungan antar data dalam ERD, yaitu:
a. Entity, yaitu suatu objek yang dapat diidentifikasi dalam lingkungan pemakai,
sesuatu yang penting bagi pemakai dalam konteks sistem yang akan dibuat. Contoh entity antara lain gudang, pemasok dan lain-lain. Entity digambarkan
dengan bentuk persegi empat. b.
Atribut, yaitu elemen yang terdapat dalam entity dan berfungsi untuk mendeskripsikan karakter entity. Contoh, jika entity adalah gudang maka
atribut dapat berupa jenis material, jumlahnya dan sebagainya. c.
Hubungan atau relasi, yang menggambarkan hubungan antar entity atau elemen yang terdapat dalam entity atribut. Contoh, hubungan antar entity pemasok
dan gudang dapat berupa mengirimkan barang.
Universitas Sumatera Utara
Normalisasi merupakan proses pengelompokan data elemen menjadi tabel- tabel yang menunjukkan entity dan relasinya dan dilakukan untuk menghindari
redudansi atau penyimpanan data pada lebih dari satu tempat. Normalisasi dilakukan dengan tiga tahap yaitu normalisasi pertama, normalisasi kedua, dan
normalisasi ketiga. Prosedur yang dilakukan pada setiap tahap adalah: a.
Normalisasi pertama. Tahap ini merupakan tahap transformasi elemen-elemen data ke dalam tabel
dua dimensi. Hal yang perlu dilakukan dalam tahap ini adalah memindahkan atau mengalokasikan elemen-elemen data yang berulang sehingga dapat suatu
file yang rata. b. Normalisasi kedua.
Tahap ini adalah tahap untuk menentukan filed-field kunci yang diperlukan untuk membuat suatu file elemen-elemen data yang dapat dikaitkan dengan
field-field kunci tersebut. c. Normalisasi ketiga
Tahap ini merupakan tahap pemisahan elemen-elemen data dari hubungan normal kedua elemen-elemen data dan field kunci tersebut dapat berdiri sendiri
dalam struktur basis data sebagai suatu file sehingga informasi tentang elemen data tersebut dapat dimodifikasi secara terpisah dari keseluruhan sehingga
hubungan dimana elemen-elemen tersebut terlihat. Pengkodean adalah proses untuk mengenali dan menempatkan data dala
kelas-kelas berdasarkan kesamaan sifat dan karakteristik tertentu. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengkodean adalah:
Universitas Sumatera Utara
a. Setiap kode mewakili item secara unik.
b. Bagan kode mempunyai logika sesuai dengan kebutuhan pemakai dan cara
pemrosesan yang digunakan. c.
Struktur kode harus mudah dimengerti oleh setiap pemakai dalam organisasi, yaitu sederhana, praktis dan memiliki arti.
d. Rancangan kode harus fleksibel untuk menampung kemungkinan perubahan
atau penambahan item data. e.
Kode perlu mempunyai makna yang luas dalam setiap kondisi
3.3. E-Commerce 3.3.1. Pengertian E-commerce