Koefisien Determinasi OBJEK DAN METODE PENULISAN

tidak terdapat pengaruh yang signifikan dan Hipotesis alternatif H a menunjukkan adanya pengaruh antara variabel bebas dan variabel terikat. Rancangan pengujian hipotesis penelitian ini untuk menguji ada tidaknya pengaruh antara variabel independent X yaitu kompetensi X 1 dan independensi auditor X 2 terhadap kualitas audit Y, dengan langkah-langkah sebagai berikut : 1 Penetapan Hipotesis a. Hipotesis Penelitian Berdasarkan identifikasi masalah yang dikemukakan sebelumnya, maka dalam penelitian ini penulis mengajukan hipotesis sebagai berikut :  Hipotesis parsial antara variabel bebas kompetensi terhadap variabel terikat kualitas audit. H o : Tidak terdapat pengaruh positif yang signifikan kompetensi auditor terhadap kualitas audit. H a : Terdapat pengaruh positif yang signifikan Independensi terhadap kualitas audit.  Hipotesis parsial antara variabel bebas independensi auditor terhadap variabel terikatkualitas audit. H o : Tidak terdapat pengaruh positif yang signifikan independensi auditor terhadap kualitas audit. H a : Terdapat pengaruh positif yang signifikan independensi auditor terhadap kualitas audit.  Hipotesis secara keseluruhan antara variabel bebas kometensi dan independensi terhadap variabel terikat kualitas audit. H o : Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara kometensi dan independensi auditor terhadap kualitas audit. H a : Terdapat pengaruh yang signifikan antara kompetensi dan independensi auditor terhadap kualitas audit. b. Hipotesis Statistik  Pengujian Hipotesis Secara Parsial Uji Statistik t. Dalam pengujian hipotesis ini menggunakan uji dua pihak two tail test dilihat dari bunyi hipotesis statistik yaitu hipotesis nol � � : β = 0 dan hipotesis alternatifnya H a : β ≠ 0 � � : β = 0 : Tidak terdapat pengaruh yang signifikan kompetensi terhadap kualitas audit. H a : β ≠ 0 : Terdapat pengaruh yang signifikan kompetensi terhadap kualitas audit. H o : β = 0 : Tidak terdapat pengaruh yang signifikan independensi auditor terhadap kualitas audit. H a : β ≠ 0 : Terdapat pengaruh yang signifikan independensi auditor terhadap kualitas audit.  Pengujian Hipotesis Secara Simultan Uji Statistik F. H o : β = 0 : Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara kompetensi dan independensi auditor terhadap kualitas audit. H a : β ≠ 0 : Terdapat pengaruh yang signifikan antara kompetensi dan independensi auditor terhadap kualitas audit.. 2 Menentukan tingkat signifikan Ditentukan dengan 5 dari derajat bebas dk = n – k – l, untuk menentukan t tabel sebagai batas daerah penerimaan dan penolakan hipotesis. Tingkat signifikan yang digunakan adalah 0,05 atau 5 karena dinilai cukup untuk mewakili hubungan variabel – variabel yang diteliti dan merupakan tingkat signifikasi yang umum digunakan dalam statu penelitian.  Menghitung nilai t hitung dengan mengetahui apakah variabel koefisien korelasi signifikan atau tidak dengan rumus : dan Dimana : r = Korelasi parsial yang ditentukan n = Jumlah sampel t = t hitung  Selanjutnya menghitung nilai F hitung sebagai berikut : Sumber : Sugiyono 2010:192 Dimana : R = koefisien kolerasi ganda K = jumlah variabel independen n = jumlah anggota sampel 3 Menggambar Daerah Penerimaan dan Penolakan Untuk menggambar daerah penerimaan atau penolakan maka digunakan kriteria sebagai berikut : a. Hasil t hitung dibandingkan dengan F tabel dengan kriteria :  Jika t hitung ≥ t tabel maka H ada di daerah penolakan, berarti Ha diterima artinya antara variabel X dan variabel Y ada pengaruhnya.  Jika t hitung ≤ t tabel maka H ada di daerah penerimaan, berarti Ha ditolak artinya antara variabel X dan variabel Y tidak ada pengaruhnya.  t hitung; dicari dengan rumus perhitungan t hitung, dan  t tabel; dicari di dalam tabel distribusi t student dengan ketentuan sebagai berikut, α = 0,05 dan dk = n-k-1 atau 24-2-1=21 b. Hasil F hitung dibandingkan dengan F tabel dengan kriteria :  Tolak Ho jika F hitung F tabel pada alpha 5 untuk koefisien positif.  Tolak Ho jika F hitung F tabel pada alpha 5 untuk koefisien negatif.  Tolak Ho jika nilai F-sign ɑ ,05. 4 Menggambar Daerah Penerimaan dan Penolakan Gambar 3.1 Daerah Penerimaan dan Penolakan Hipotesis 5 Penarikan Kesimpulan Daerah yang diarsir merupakan daerah penolakan, dan berlaku sebaliknya. Jika t hitung dan F hitung jatuh di daerah penolakan penerimaan, maka Ho ditolak diterima dan Ha diterima ditolak. Artinya koefisian regresi signifikan tidak signifikan. Kesimpulannya, kompetensi dan independensi auditor berpengaruh tidak berpengaruh terhadap kualitas audit. Tingkat signifikannya yaitu 5 α = 0,05, artinya jika hipotesis nol ditolak diterima dengan taraf kepercayaan 95, maka kemungkinan bahwa hasil dari penarikan kesimpulan mempunyai kebenaran 95 dan hal ini menunjukan adanya tidak adanya pengaruh yang meyakinkan signifikan antara dua variabel tersebut. 93

BAB IV HASIL PENELITIAN

4.1 Gambaran Umum BPK RI Perwakilan Provinsi Jawa Barat.

4.1.1 Sejarah BPK RI Perwakilan Provinsi Jawa Barat.

Badan Pemeriksa Keuangan BPK adalah lembaga tinggi negara dalam sistem ketatanegaraan Indonesia yang memiliki wewenang memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara. Menurut UUD 1945, BPK merupakan lembaga yang bebas dan mandiri. Anggota BPK dipilih oleh Dewan Perwakilan Rakyat dengan memperhatikan pertimbangan Dewan Perwakilan Daerah, dan diresmikan oleh Presiden.Hasil pemeriksaan keuangan negara diserahkan kepada DPR, DPD, dan DPRD sesuai dengan kewenangannya. Pasal 23 ayat 5 UUD Tahun 1945 menetapkan bahwa untuk memeriksa tanggung jawab tentang Keuangan Negara diadakan suatu Badan Pemeriksa Keuangan yang peraturannya ditetapkan dengan Undang-Undang. Hasil pemeriksaan itu disampaikan kepada Dewan Perwakilan Rakyat. Memenuhi amanat Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 23E, yang menyatakan bahwa BPK berkedudukan di ibukota negara dan mempunyai perwakilan di setiap provinsi, maka BPK RI melakukan pembukaan Perwakilan di Provinsi Jawa Barat, yang berkedudukan di Bandung. Dengan semakin meningkatnya luas lingkup pemeriksaan, pembukaan perwakilan dimaksud untuk meningkatkan mutu hasil pemeriksaan, serta untuk memperkuat peran dan kinerja BPK RI sebagai satu-satunya lembaga pemeriksa di Indonesia. BPK RI Perwakilan Provinsi Jawa Barat didirikan pada 27 Januari 2006. Pembukaan dilakukan oleh Ketua BPK Anwar Nasution. Peresmian dilakukan di gedung eks KASIPA II Bandung di Jalan Surapati 12 Bandung. Status gedung adalah pinjam pakai. Pendirian BPK RI di Bandung adalah unsur Pelaksana BPK, yang berada di bawah AKN V dan bertanggung jawab kepada Anggota V BPK melalui Auditor Utama Keuangan Negara V. Perwakilan BPK RI di Bandung didirikan pada tanggal 2 Mei 2005 berdasarkan Surat Keputusan Ketua BPK RI Nomor 06SKI-VII.352005 yang diresmikan pada tanggal 27 Januari 2006. Perwakilan BPK RI di Bandung mempunyai tugas memeriksa pengelolaan dan tanggungjawab keuangan daerah pada Pemerintah Propinsi Jawa Barat, KotaKabupaten di Propinsi Jawa Barat serta BUMD dan lembaga terkait di lingkungan entitas tersebut diatas, termasuk melaksanakan pemeriksaan yang dilimpahkan oleh Auditorat Utama Keuangan Negara V.Berdasarkan Surat Keputusan Ketua BPK No. 06KIXIII. 2102008 Tentang Nama Kantor Perwakilan BPK RI maka nama kantor Perwakilan BPK RI di Bandung dirubah menjadi BPK RI Kantor Perwakilan Provinsi Jawa Barat. Adapun visi dan misi BPK RI Perwakilan Provinsi jawa barat adalah sebagai berikut :

Dokumen yang terkait

Pengaruh Independensi Dan Standar Auditing Terhadap Kualitas Audit Pada Kantor BPK RI Perwakilan Provinsi Aceh

2 52 83

Pengaruh pengalaman, due professional care, dan independensi auditor terhadap kualitas audit (survey pada auditor inspektorat dan BPK RI Perwakilan Provinsi Jawa Barat)

0 10 1

PENGARUH PENERAPAN NILAI DASAR KODE ETIK BPK RI TERHADAP KINERJA AUDITOR PEMERINTAH : Studi Pada Auditor BPK-RI Perwakilan Provinsi Jawa Barat.

1 6 43

Pengaruh Independensi, Profesionalisme, dan Role Stress terhadap Kinerja Auditor BPK RI Perwakilan Provinsi Jawa Barat.

2 5 23

PENGARUH KOMPETENSI DAN INDEPENDENSI AUDITOR TERHADAP OPINI AUDIT (Studi Kasus Perwakilan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) RI Provinsi Bali).

0 0 103

PENGARUH KOMPETENSI DAN INDEPENDENSI AUDITOR TERHADAP KUALITAS AUDIT INVESTIGATIF PADA KANTOR PERWAKILAN BPK-RI YOGYAKARTA.

0 2 28

PENGARUH INDEPENDENSI, PENERAPAN TEKNOLOGI INFORMASI, DAN PEMAHAMAN GOOD GOVERNANCE TERHADAP KINERJA AUDITOR (Studi Kasus Pada Auditor di BPK RI Perwakilan Provinsi Jawa Barat)

0 0 11

PENGARUH INDEPENDENSI, SKEPTISISME PROFESIONAL AUDITOR, PENERAPAN STANDAR AUDIT, DAN ETIKA AUDIT TERHADAP KUALITAS HASIL AUDIT (STUDI PADA AUDITOR BPK RI PERWAKILAN PROVINSI ACEH)

0 1 11

PENGARUH TEKNIK AUDIT BERBANTUAN KOMPUTER, KOMPETENSI AUDITOR, INDEPENDENSI, DAN PENGALAMAN KERJA TERHADAP KUALITAS AUDIT (STUDI PADA AUDITOR BPK RI PERWAKILAN PROVINSI ACEH)

1 2 10

PENGARUH KOMPETENSI DAN INDEPENDENSI AUDITOR TERHADAP OPINI AUDIT (Studi Kasus Perwakilan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) RI Provinsi Bali).

0 0 18