Pengaruh Kompetensi Auditor dan Independensi Auditor Terhadap

Tabel 4.25 Uji Parsial Uji t Sumber : Data Primer yang telah diolah, 2011 Nilai statistik uji t yang terdapat pada tabel 4.25 selanjutnya akan dibandingkan dengan nilai t tabel untuk menentukan apakah variabel yang sedang diuji berpengaruh signifikan atau tidak. 1 Pengaruh Kompetensi Auditor Secara Parsial Terhadap Kualitas Audit. Dihipotesiskan bahwa kompetensi auditor secara parsial berpengaruh terhadap kualitas audit, untuk membuktikan dugaan tersebut dilakukan pengujian secara parsial dengan langkah-langkah sebagai berikut: a. Merumuskan hipotesis statistic H :  1 = 0 : Menunjukan bahwa kompetensi auditor secara parsial tidak berpengaruh terhadap kualitas audit pada Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia Provinsi Jawa Barat. H a :  1 ≠ 0: Menunjukan bahwa kompetensi auditor secara parsial berpengaruh terhadap kualitas audit pada Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia Provinsi Jawa Barat. b. Menentukan tingkat signifikansi Tingkat signifikansi tersebut adalah sebesar α = 0,05 atau 5 dengan derajat bebas df= n-k-1 df= 50-2-1= 47, dimana nilai t tabel pengujian dua arah sebesar 2,012. Coe fficients a .267 .256 1.044 .302 .324 .096 .333 3.378 .001 .554 .092 .595 6.032 .000 Cons tant X1 X2 Model 1 B Std. Error Unstandardiz ed Coef f icients Beta Standardized Coef f icients t Sig. Dependent Variable: Y a. c. Mencari nilai t hitung Nilai t untuk pengujian secara parsial pengaruh kompetensi auditor terhadap kualitas audit dihitung menggunakan rumus berikut :     1 2 50 2 1 0, 442 3,378 1 0, 442 t      Melalui keluaran software SPSS.15 seperti terlihat pada tabel 4.25 diperoleh nilai t hitung untuk variabel kompetensi auditor sebesar 3,378 d. Menentukan daerah penerimaan penerimaan atau penolakan hipotesis dengan membandingkan t hitung terhadap t tabel dengan ketentuan : Jika t hitung t tabel, atau t hitung -t tabel maka H ditolak signifikan Jika -t tabel ≤ t hitung ≤ t tabel , maka H diterima tidak signifikan Hasil yang diperoleh dari perbandingan t hitung dengan t tabel adalah t hitung t tabel 3,378 2,012, sehingga pada tingkat kekeliruan 5 diputuskan untuk menolak Ho sehingga Ha diterima. Artinya kompetensi auditor secara parsial berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit. Berdasarkan uji hipotesis dapat digambarkan daerah penolakan dan penerimaan Ho sebagai berikut: Gambar 4.6 Grafik Daerah Penolakan dan Penerimaan Ho Pada Uji t Kompetensi auditor Terhadap Kualitas audit e. Pengambilan keputusan hipotesis Pada gambar 4.3 diatas dapat dilihat bahwa Ho ditolak, karena t hitung sebesar 3,378 berada pada daerah penolakan Ho, yang berarti bahwa kompetensi auditor secara parsial berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit pada Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia Provinsi Jawa Barat. 2 Pengaruh Independensi Auditor Secara Parsial Terhadap Kualitas Audit Dihipotesiskan bahwa independensi auditor secara parsial berpengaruh terhadap kualitas audit, untuk membuktikan dugaan tersebut dilakukan pengujian secara parsial dengan langkah-langkah sebagai berikut: a. Merumuskan hipotesis statistik Hipotesis kedua H :  2 = 0 : Menunjukkan bahwa independensi auditor secara parsial tidak berpengaruh terhadap kualitas audit pada Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia Provinsi Jawa Barat. Daerah Penolakan Ho Daerah Penolakan Ho Daerah Penerimaan Ho t 0,975;47 = 2,012 - t 0,975;47 = - 2,012 t hitung = 3,378 H a :  2 ≠ 0 : Menunjukkan bahwa independensi auditor secara parsial berpengaruh terhadap kualitas audit pada Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia Provinsi Jawa Barat. b. Menentukan tingkat signifikansi Tingkat signifikansi tersebut adalah sebesar α = 0,05 atau 5 dengan derajat bebas df= n-k-1 df= 50-2-1= 47, dimana nilai t tabel pengujian dua arah sebesar 2,012. c. Mencari nilai t hitung Nilai t untuk pengujian secara parsial pengaruh independensi auditor terhadap kualitas audit dihitung menggunakan rumus berikut :     2 2 50 2 1 0, 661 6, 032 1 0, 661 t      Melalui keluaran software SPSS.15 seperti terlihat pada tabel 4.25 diperoleh nilai t hitung untuk variabel kompetensi auditor sebesar 3,378 Dengan bantuan software SPSS.15, seperti terlihat pada tabel 4.25 diperoleh nilai t hitung variabel independensi auditor sebesar 6,032. d. Menentukan daerah penerimaan atau penolakan hipotesis dengan membandingkan t hitung terhadap t tabel dengan ketentuan : Jika t hitung t tabel, atau t hitung -t tabel maka H ditolak signifikan Jika -t tabel ≤ t hitung ≤ t tabel , maka H diterima tidak signifikan Hasil yang diperoleh dari perbandingan t hitung terhadap t tabel adalah t hitung t tabel 6,032 2,012, sehingga pada tingkat kekeliruan 5 diputuskan untuk menolak Ho sehingga Ha diterima. Artinya independensi auditor secara parsial berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit. Berdasarkan uji hipotesis dapat digambarkan daerah penolakan dan penerimaan Ho sebagai berikut : Gambar 4.4 Grafik Daerah Penolakan dan Penerimaan Ho Pada Uji t Independensi auditor Terhadap Kualitas audit e. Pengambilan keputusan hipotesis Berdasarkan gambar 4.4 diatas dapat dilihat bahwa Ho ditolak, karena t hitung sebesar 6,032 berada pada daerah penolakan Ho, yang berarti bahwa independensi auditor secara parsial berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit pada Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia Provinsi Jawa Barat. Daerah Penolakan Ho Daerah Penolakan Ho Daerah Penerimaan Ho t 0,975;47 = 2,012 - t 0,975;47 = - 2,012 t hitung = 6,032 147

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil penelitian mengenai pengaruh kompetensi dan independensi terhadap kualitas audit pada BPK RI Perwakilan Provinsi Jawa Barat, maka pada bagian akhir ini dapat ditarik kesimpulan sekaligus saran sebagai berikut:

5.1 Kesimpulan 1.

Kompetensi yang dimiliki auditor BPK RI Perwakilan Provinsi Jawa Barat pada umumnya sudah baik. Sebagian besar auditor pada BPK RI Perwakilan provinsi Jawa Barat memiliki kemampuan yang cukup baik dalam mendeteksi penyimpangan keuangan negara. Namun sebagian auditor masih jarang yang mengikuti pelatihan dan pendidikan informal yang mendukung pelaksanaan tugas auditnya.

2. Independensi yang dimiliki auditor BPK RI Perwakilan Provinsi Jawa Barat pada

umumnya sudah dapat dikatakan baik dalam melaksanakan tugas auditnya. Namun masih ditemukannya gangguan eksternal dari pihak lain berkaitan dengan tugas audit yang sedang dilaksanakan dan juga sering menghadapi gangguan pribadi karena memiliki hubungan kekerabatan dengan pihak yang diaudit.

3. Kualitas Audit pada BPK RI Perwakilan Provinsi Jawa Barat telah dilaksanakan

dengan baik.Dengan mengeluarkan pendapat yang sewajarnya, hal ini terlihat dari auditor yang yang berpedoman pada standar auditing yang terdiri dari standar umum, standar pekerjaan lapangan dan standar pelaporan. 4 . Tingkat kompetensi dan independensi auditor berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit pada BPK RI Perwakilan Provinsi Jawa Barat. Kompetensi dan independensi auditor secara bersama-sama memberikan kontribusi atau pengaruh sebesar 68,6 terhadap kualitas audit pada BPK RI Perwakilan Provinsi Jawa barat. Sedangka Secara parsial kompetensi auditor berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit pada BPK RI Perwakilan provinsi Jawa Barat, kompetensi auditor memberikan kontribusi atau pengaruh terhadap kualitas audit pada BPK RI Perwakilan Provinsi Jawa Barat.Kemudian independensi berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit pada BPK RI Perwakilan Provinsi Jawa Barat, independensi auditor memberikan kontribusi atau pengaruh sebesar 43,7 terhadap kualitas audit pada BPK RI Perwakilan Provinsi Jawa Barat sisanya 31,4 dipengaruhi oleh faktor lain diluar model.

Dokumen yang terkait

Pengaruh Independensi Dan Standar Auditing Terhadap Kualitas Audit Pada Kantor BPK RI Perwakilan Provinsi Aceh

2 52 83

Pengaruh pengalaman, due professional care, dan independensi auditor terhadap kualitas audit (survey pada auditor inspektorat dan BPK RI Perwakilan Provinsi Jawa Barat)

0 10 1

PENGARUH PENERAPAN NILAI DASAR KODE ETIK BPK RI TERHADAP KINERJA AUDITOR PEMERINTAH : Studi Pada Auditor BPK-RI Perwakilan Provinsi Jawa Barat.

1 6 43

Pengaruh Independensi, Profesionalisme, dan Role Stress terhadap Kinerja Auditor BPK RI Perwakilan Provinsi Jawa Barat.

2 5 23

PENGARUH KOMPETENSI DAN INDEPENDENSI AUDITOR TERHADAP OPINI AUDIT (Studi Kasus Perwakilan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) RI Provinsi Bali).

0 0 103

PENGARUH KOMPETENSI DAN INDEPENDENSI AUDITOR TERHADAP KUALITAS AUDIT INVESTIGATIF PADA KANTOR PERWAKILAN BPK-RI YOGYAKARTA.

0 2 28

PENGARUH INDEPENDENSI, PENERAPAN TEKNOLOGI INFORMASI, DAN PEMAHAMAN GOOD GOVERNANCE TERHADAP KINERJA AUDITOR (Studi Kasus Pada Auditor di BPK RI Perwakilan Provinsi Jawa Barat)

0 0 11

PENGARUH INDEPENDENSI, SKEPTISISME PROFESIONAL AUDITOR, PENERAPAN STANDAR AUDIT, DAN ETIKA AUDIT TERHADAP KUALITAS HASIL AUDIT (STUDI PADA AUDITOR BPK RI PERWAKILAN PROVINSI ACEH)

0 1 11

PENGARUH TEKNIK AUDIT BERBANTUAN KOMPUTER, KOMPETENSI AUDITOR, INDEPENDENSI, DAN PENGALAMAN KERJA TERHADAP KUALITAS AUDIT (STUDI PADA AUDITOR BPK RI PERWAKILAN PROVINSI ACEH)

1 2 10

PENGARUH KOMPETENSI DAN INDEPENDENSI AUDITOR TERHADAP OPINI AUDIT (Studi Kasus Perwakilan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) RI Provinsi Bali).

0 0 18