Potensi Bandara Silangit Dalam Pengembangan Pariwisata Di Kabupaten Tapanuli Utara

(1)

POTENSI BANDARA SILANGIT DALAM PENGEMBANGAN PARIWISATA DI KABUPATEN TAPANULI UTARA

KERTAS KARYA O

L E H

JULIATI S. SITOMPUL NIM: 072204028

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS SASTRA

PROGRAM PENDIDIDKAN NON GELAR BIDANG KEAHLIAN USAHA WISATA MEDAN


(2)

POTENSI BANDARA SILANGIT DALAM PENGEMBANGAN PARIWISATA DI KABUPATEN TAPANULI UTARA

KERTAS KARYA O

L E H

JULIATI S. SITOMPUL NIM: 072204028

PEMBIMBING

Drs. Ridwan Azhar, M. Hum Nip: 195509231982031001

Kertas karya ini diajukan kepada Panitia Ujian Program Pendidikan Non gelar Fakultas Sastra USU Medan untuk melengkapi salah satu syarat Ujian Diploma 3 dalam Program Studi Pariwisata.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS SASTRA

PROGRAM PENDIDIDKAN NON GELAR BIDANG KEAHLIAN USAHA WISATA MEDAN


(3)

Disetujui oleh :

PROGRAM DIPLOMA SASTRA DAN BUDAYA FAKULTAS SASTRA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

Medan, Maret 2010

PROGRAM STUDI PARIWISATA KETUA

NIP : 195509231982031001 Drs. Ridwan Azhar, M.Hum


(4)

PENGESAHAN Diterima

PANITIA UJIAN PROGRAM PENDIDIKAN NON GELAR SASTRA DAN BUDAYA FAKULTAS SASTRA USU MEDAN UNTUK MELENGKAPI SALAH SATU SYARAT UJIAN DIPLOMA III DALAM BIDANG STUDI PARIWISATA.

Pada : Tanggal : Hari :

PROGRAM DIPLOMA SASTRA DAN BUDAYA FAKULTAS SASTRA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

DEKAN

Prof. Syaifuddin M.A.Ph.D NIP : 196509091994031004

Panitia Ujian No Nama

Tanda Tangan 1. Drs. Ridwan Azhar, M.Hum. ( )

2. Muchtar, S.Sos, SE, MA. ( )


(5)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan berkah dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan kertas karya dengan baik. Kertas karya ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Diploma 3 Program Studi Pariwisata Fakultas Sastra USU Bidang Keahlian Usaha Wisata. Adapun judul kertas karya ini adalah: “Potensi Bandara Silangit dalam

Pengembangan Pariwisata di Kabupaten Tapanuli Utara”.

Penulisan kertas karya ini, penulis banyak menerima bantuan dan bimbingan maupun arahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati, penulis menyampaikan penghargaan dan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada: 1. Bapak Prof. Syaifuddin, M.A, Ph.D, selaku Dekan Fakultas Sastra Universitas

Sumatera Utara.

2. Bapak Drs. Ridwan Azhar, M.Hum, selaku Ketua Program Studi Pariwisata Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara dan sekaligus sebagai dosen pembimbing yang telah banyak memberikan arahan dan bimbingan dalam penulisan kertas karya ini.

3. Bapak Solahuddin Nasution, SE, MSP, selaku Koordinator Usaha Wisata D3 Pariwisata Universitas Sumatera Utara.

4. Bapak Soegeng Parmono, SE, M.Si, selaku dosen pembaca yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan kertas karya ini.

5. Bapak Muchtar, S.Sos, SE, MA, selaku Sekretaris Program Studi Pariwisata Fakultas Sastra Universitas Sumatra Utara yang telah memberikan dukungan dalam penyelesaian kertas karya ini.


(6)

6. Bapak dan Ibu dosen Fakultas Sastra Universitas Sumatra Utara, Khususnya Staff administrasi di Program Studi Pariwisata.

7. Kepada abang, kakak dan adik-adik penulis tercinta yang telah memberikan dukungan baik secara moral dan material.

8. Kepada seluruh mahasiswa pariwisata angkatan 2007, khususnya mahasiswa bidang keahlian usaha wisata yang juga telah memberikan dukungan kepada penulis.

Penulis juga mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang telah ikut membantu namun tidak bisa dituliskan namanya satu persatu. Semoga kebaikan-kebaikannya mendapatkan balasan yang setimpal dari Tuhan Yang Maha Esa.

Penulis berharap kertas karya ini bisa bermanfaat bagi pembaca. Akhir kata, penulis mengucapkan terimakasih.

Medan, Maret 2010 Penulis,

Juliati S. Sitompul


(7)

ABSTRAK

Perkembangan bisnis kepariwisataan di Indonesia khususnya Tapanuli Utara tidak terlepas dari peran serta dari berbagai sektor. Salah satunya aksesibilitas, karena akses berperan penting dan berdampak langsung di dunia kepariwisataan dalam mengantarkan wisatawan ke Daerah Tujuan Wisata. Bandar udara pada saat ini merupakan salah satu pendukung dalam mendatangkan wisatawan. Karena dengan adanya Bandar udara maka para wisatawan dapat menggunakan pesawat terbang ke daerah tersebut. Wisatawan memilih transportasi udara karena memiliki kelebihan dibandingkan jenis transportasi lainnya. Selain dari segi waktu yang relatif singkat dan tingkat kenyamanan yang cukup bervariasi, transportasi ini juga memberikan suatu pelayanan yang memuaskan pada penumpang supaya penumpang betah dan nyaman dalam melakukan perjalanan melalui transportasi udara. Oleh karena itu, bandara silangit diharapkan mampu mmemberikan pelayanan yang terbaik demi mengembangkan kepariwisataan di Tapanuli Utara.

Kata kunci: Bandar udara, Tapanuli Utara, Transportasi dan Wisatawan.


(8)

DAFTAR ISI

halaman

KATA PENGANTAR ………. i

ABSTRAK……… iii

DAFTAR ISI……… iv

BAB 1 PENDAHULUAN ……… 1

1.1Alasan Pemilihan Judul ………. 1

1.2 Pembatasan Masalah ………. 2

1.3Tujuan Penulisan ………. 2

1.4Metode Penelitian ……… 3

1.5Sistematika Penulisan ……… 3

BAB 2 URAIAN TEORITIS KEPARIWISATAAN 2.1 Pengertian Pariwisata ………. 5

2.2 Sarana dan Prasarana Pariwisata ………. 8

2.2.1 Sarana Kepariwisataan ……….. 8

2.2.2 Prasarana Kepariwisataan ………..………..…….. 10

2.3 Pengertian Objek dan Daya Tarik Wisata ………. 11

2.3.1 Jenis-Jenis Objek dan Daya Tarik Wisata ……….……… 12


(9)

BAB 3 GAMBARAN UMUM KABUPATEN TAPANULI UTARA

3.1 Letak Geografis ……… 15

3.2 Kependudukan ………. 16

3.2.1 Penduduk ……… 16

3.2.2 Mata Pencaharian …….……….. 17

3.3 Potensi Wisata ………. 17

3.4 Sarana dan Prasarana ……… 18

BAB 4 POTENSI BANDARA SILANGIT DALAM PENGEMBANGAN PARIWISATA DI KABUPATEN TAPANULI UTARA 4.1 Profil Bandara Silangit ……… 19

4.1.1 Pengertian Bandar Udara ……… 20

4.2 Potensi Bandar Udara dalam Mendukung Kepariwisataan di Tapanuli Utara ….……….. 21

4.2.1 Beberapa Objek Wisata Potensial di Tapanuli Utara ……….. 22

4.3 Peralatan dan Fasilitas Bandar Udara ……… 26

4.4 Upaya yang Dilakukan dalam Pengembangan Pariwisata ……… 27

4.5 Kendala yang Dihadapi ……… 28

4.6 Pengaruh Penyelenggaraan Pembangunan Pariwisata ………… 30

BAB 5 PENUTUP 5.1 Kesimpulan………. 35

5.2 Saran……… 35


(10)

Lembar Persembahan

Give thanks With a grateful heart

Give thanks To the Holy One

And now let the weak Say “I’m strong”

Let the poor Say “ I’m rich” Because of what the lord

Has done for me

Aku mau bersyukur kepada-Mu, sebab kasih setia-Mu besar sampai kelangit, dan

kebenaran-Mu sampai ke awan-awan….

Aku persembahkan kertas karya ini sebagai ungkapan rasa cinta dan trimakasihku

kepada:

Ayahanda terkasih, P. Sitompul dan Ibunda L. Pasaribu.

Terimakasih atas segala kasih sayang, pengorbanan, dan nasehat yang selalu

membuatku lebih tegar dalam menghadapi segala persoalan hidupku.


(11)

ABSTRAK

Perkembangan bisnis kepariwisataan di Indonesia khususnya Tapanuli Utara tidak terlepas dari peran serta dari berbagai sektor. Salah satunya aksesibilitas, karena akses berperan penting dan berdampak langsung di dunia kepariwisataan dalam mengantarkan wisatawan ke Daerah Tujuan Wisata. Bandar udara pada saat ini merupakan salah satu pendukung dalam mendatangkan wisatawan. Karena dengan adanya Bandar udara maka para wisatawan dapat menggunakan pesawat terbang ke daerah tersebut. Wisatawan memilih transportasi udara karena memiliki kelebihan dibandingkan jenis transportasi lainnya. Selain dari segi waktu yang relatif singkat dan tingkat kenyamanan yang cukup bervariasi, transportasi ini juga memberikan suatu pelayanan yang memuaskan pada penumpang supaya penumpang betah dan nyaman dalam melakukan perjalanan melalui transportasi udara. Oleh karena itu, bandara silangit diharapkan mampu mmemberikan pelayanan yang terbaik demi mengembangkan kepariwisataan di Tapanuli Utara.

Kata kunci: Bandar udara, Tapanuli Utara, Transportasi dan Wisatawan.


(12)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Alasan Pemilihan Judul

Pariwisata pada saat ini menjadi salah satu sektor yang berperan penting dalam sektor perekonomian setelah sektor migas. Pariwisata juga merupakan suatu potensi untuk meningkatkan pembangunan. Pembangunan dan pengembangan kepariwisataan ini lebih ditingkatkan khususnya dalam rangka penerimaan devisa dan pendapatan masyarakat, memperluas lapangan pekerjaan, dan memperkenalkan kebudayaan bangsa.

Langkah-langkah yang ditempuh untuk mencapai sasaran pembangunan pariwisata adalah mengupayakan agar objek wisata maupun fasilitas yang ada ditata dan dirawat agar fungsinya lebih berkembang, menggali dan mengembangkan seni budaya untuk ditampilkan secara terencana dan berkesinambungan.

Oleh sebab itu, keinginan pemerintah maupun pihak swasta dalam mengembangkan kepariwisataan mengalami peningkatan. Hal ini terbukti dengan meningkatnya pembangunan prasaranana dan sarana pariwisata. Salah satunya adalah dengan pembangunan infrasruktur bandara Silangit di Tapanuli Utara.

Dengan adanya pembangunan bandara Silangit, memudahkan wisatawan dalam mengunjungi objek wisata yang ada di Tapanuli Utara sebab wisatawan dapat menempuh perjalanan dengan waktu yang lebih singkat ke daerah tujuan wisata.

Kabupaten Tapanuli Utara menyimpan banyak potensi sosial, budaya dan ekonomi, juga memiliki berbagai potensi alam dan sejarah yang dapat digali serta dilestarikan untuk menjadi salah satu aset dalam mendukung pengembangan sektor


(13)

pariwisata apabila dapat dikemas menjadi objek wisata yang memiliki daya tarik dan keunikan sehingga dapat menarik minat para wisatawan baik domestik maupun mancanegara dengan didukung oleh adanya partisipasi dan sadar wisata baik dari pihak masyarakat lokal, pemerintah dan dunia usaha untuk dapat menunjang kepariwisataan lokal.

Keberadaan bandara Silangit diharapkan menjadi salah satu pendukung pemerintah kabupaten dalam pengembangan Tapanuli Utara dalam bidang Kepariwisataan, sekaligus diharapkan mampu memacu percepatan roda pembangunan dan perekonomiannya.

1.2. Pembatasan Masalah

Penulisan kertas karya ini, pembahasannya dititikberatkan pada masalah potensi bandara Silangit dalam pengembangan pariwisata di Tapanuli Utara, upaya yang dilakukan dalam pengembangan kepariwisataan, kendala yang dihadapi dan dampak yang diakibatkan pembangunan sarana kepariwisataan.

1.3. Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penulisan kertas karya ini adalah :

a. Untuk memperkenalkan bandara Silangit yang ada di Tapanuli Utara.

b. Untuk mengetahui pengaruh yang ditimbulkan dengan adanya pembangunan infrastruktur bandara Silangit dalam menunjang kepariwisataan di Tapanuli Utara.

c. Sebagai bahan kajian dan masukan bagi masyarakat dan pihak-pihak yang berkepentingan khususnya dalam sektor kepariwisataan.


(14)

d. Untuk melengkapi salah satu syarat ujian Diploma 3 Program Studi Pariwisata Fakultas Sastra USU Bidang Keahlian Usaha Wisata untuk memperoleh gelar Diploma Ahli Madya Pariwisata.

1.4. Metode Penelitian

Metode pengumpulan data yang dipergunakan penulis dalam menyelesaikan kertas karya ini melalui dua cara yaitu :

a. Penelitian Perpustakaan (Library Research)

Pengumpulan data dan informasi yang diperlukan dari literature seperti buku-buku perpustakaan, majalah, diktat, perkuliahan, media internet dan brosur-brosur yang berhubungan dengan permasalahan yang akan dibahas.

b. Penelitian Lapangan (Field Research)

Pengumpulan data-data dan informasi yang dibutuhkan dengan mengadakan wawancara langsung dengan masyarakat dan orang-orang yang terlibat dalam pengembangan bandara Silangit.

1.5 Sistematika Penulisan

Secara sistematis kertas karya ini dibagi atas 5 bab yakni sebagai berikut :

BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini membahas tentang alasan pemilihan judul, pembatasan masalah, tujuan penulisan, metode penelitian dan sistematika penulisan.


(15)

BAB II: URAIAN TEORITIS KEPARIWISATAAN

Bab ini menguraikan tentang pengertian pariwisata, pengertian sarana dan prasarana pariwisata, pengertian objek dan daya tarik wisata, dan atraksi wisata.

BAB III: GAMBARAN UMUM KABUPATEN TAPANULI UTARA

Bab ini menguraikan tentang letak geografis, keadaan penduduk, mata pencaharian, potensi wisata serta sarana dan prasarana.

BAB IV: POTENSI BANDARA SILANGIT DALAM PENGEMBANGAN PARIWISATA DI KABUPATEN TAPANULI UTARA

Bab ini menguraian mengenai profil bandara Silangit, potensi bandar udara dalam mendukung kepariwisataan di Tapanuli Utara, peralatan dan fasilitas, upaya yang dilakukan dalam pengembangan pariwisata, kendala yang dihadapi serta dampak negatif dan positif yang diakibatkan pembangunan bandara silangit.

BAB V : PENUTUP

Menguraikan tentang kesimpulan penulis.


(16)

BAB II

URAIAN TEORITIS KEPARIWISATAAN

2.1 Pengertian Pariwisata

Pariwisata merupakan suatu gejala yang kompleks dimana banyak unsur yang terkait didalamnya seperti akomodasi, transportasi, restaurant, dan lain sebagainya. Masing-masing unsur saling berkaitan satu sama lain dan saling melengkapi serta mendukung.

Sektor pariwisata diharapkan mampu menjadi pengganti pemasok devisa utama setelah peran migas. Dibalik harapan yang begitu besar, Indonesia memang memiliki potensi alam dan budaya luar biasa yang melimpah dan benar-benar layak untuk dibanggakan sebagai tambang industri jasa pariwisata yang masih luas dan belum banyak terjamah. Dengan keragaman kekayaan alam dan budaya inilah pariwisata diharapkan mampu melakukan pengemasan yang berkualitas. Pendayagunaan itu secara maksimal harus direkayasa sedemikian rupa agar tidak merusak penyangga kekayaan alam-budaya. Sebaliknya, harus mampu secara optimal memberi nilai tambah ekonomis bagi setiap daerah pemilik potensi wisata.

Kata pariwisata pertama sekali disusun oleh bapak Herman V. Schulalard seorang ahli ekonomi berkebangsaan Austria, dalam tahun 1910 memberikan batasan pariwisata bagi setiap orang yang melakukan perjalanan wisata.

Menurut herman V. Schulalard, kepariwisataan adalah sejumlah kegiatan, terutama yang ada kaitannya dengan kegiatan perekonomian yang secara langsung berhubungan dengan masuknya budaya asing, adanya pendiaman dan bergeraknya orang-orang keluar masuknya suatu kota, daerah atau negara.


(17)

Secara etimologi kata pariwisata berasal dari bahasa Sansekerta yaitu : pari, artinya berkali-kali, berputar-putar, dan keliling. Sedangkan wisata, artinya perjalanan atau bepergian. Jadi jika digabungkan pariwisata adalah perjalanan keliling atau perjalanan yang dilakukan dari satu tempat ke tempat lain.

Prof. Salah Wahab (dalam Yoeti: 1990), mengemukakan bahwa pariwisata adalah suatu aktivitas yang dilaksanakan secara sadar dan mendapatkan pelayanan secara bergantian diantara orang-orang dalam suatu Negara itu sendiri (di luar negeri) yang meliputi kediaman orang-orang daerah lain (Negara/benua) untuk sementara waktu dalam mencari sesuatu kepuasan yang beraneka ragam yang berbeda-beda dengan apa yang dialaminya di tempat dimana ia memperoleh pekerjaan tetap.

Prof. Salah Wahab juga mengemukakan bahwa batasan pariwisata hendaknya memperlihatkan anatomi dari gejala-gejala yang terdiri dari tiga unsur yaitu : Manusia (Man), yaitu orang yang melakukan perjalanan wisata, kemudian Ruang (Space), yaitu daerah atau ruang lingkup tempat melakukan perjalanan, serta Waktu (Time), yaitu waktu yang digunakan selama dalam perjalanan dan tinggal di daerah tujuan wisata.

Bagi suatu negara yang menganggap pariwisata sebagai suatu industri yang menghasilkan produk yang dikonsumsi di tempat tujuan, maka ini dapat dianggap sebagai export yang tidak kelihatan (invisible-exports), dan manfaat yang diperoleh dapat berpengaruh positif dalam perekonomian, kebudayaan dan kehidupan sosial masyarakat. Dari berbagai usaha pariwisata inilah yang membentuk industri pariwisata.


(18)

Adapun pengertian industri pariwisata adalah: a. Secara Umum

Industri pariwisata adalah kumpulan berbagai perusahaan yang secara bersama menghasilkan barang dan jasa yang dibutuhkan wisatawan pada khususnya dan travelers pada umumnya dalam perjalanan.

b. Menurut Prof. Ir. Kusudianto Hadiroto

Industri pariwisata adalah suatu susunan organisasi baik pemerintah maupun swasta yang terkait dalam pengembangan produksi dan pemasaran produk suatu layanan yang memenuhi kebutuhan orang-orang yang bepergian (pelancong).

c. Menurut Dr. Hunzieker

Tourism Enterprices all business with by combining varies means of production, provide good and services of a specially torist nature.

Yang termasuk dalam industri pariwisata adalah: - Tour Operation

- Accomodation - Transportation

- Catering Bar, Restaurant - Souvenir Shop

- Money Changer - Entertaiment


(19)

2.2 Sarana dan Prasarana Pariwisata

Seorang wisatawan yang melakukan perjalanan wisata terlebih dahulu ia ingin mengetahui tentang:

a. Fasilitas Transportasi

Membawa dari dan ke daerah tujuan wisata yang ingin dikunjungi. b. Fasilitas Akomodasi

Merupakan tempat tinggal sementara di daerah atau tempat tujuan yang dikunjunginya.

c. Fasilitas Catering Service

Memberi pelayanan mengenai makanan dan minuman. d. Objek dan Atraksi Wisata

Objek dan atraksi wisata yang ada di daerah tujuan wisata yang akan dikunjungi. f. Fasilitas Perbelanjaan

Wisatawan dapat membeli barang-barang pada umumnya dan souvenir pada khususnya.

g. Aktivitas Rekreasi

Kegiatan yang dilakukan sebelum kita mempromosikan suatu daerah tujuan wisata.

2.2.1 Sarana Kepariwisataan

Pengertian sarana kepariwisataan secara umum adalah semua bentuk perusahaan yang dapat memberikan pelayanan pada wisatawan, namun perusahaan tersebut tidak selamanya tergantung pada wisatawan.


(20)

Sarana kepariwisataan terbagi atas 3 macam (Suwantoro:1997), yaitu:

A. Sarana Pokok Kepariwisataan (Main Tourism Suprastructure), adalah Perusahaan yang usahanya sangat tergantung pada kedatangan wisatawan. Adapun perusahaan yang dimaksud adalah perusahaan-perusahaan yang usaha kegiatannya mempersiapkan dan merencanakan suatu perjalanan wisata seperti: travel agent dan tour operator, perusahaan angkutan wisata, hotel dan jenis akomodasi lainnya, restaurant dan bar, serta objek wisata dan atraksi wisata. Ketentuannya apabila tidak ada wisatawan, maka perusahaan tersebut tidak dapat beroperasi sebagaimana biasanya.

B. Sarana Pelengkap kepariwisataan (Suplementing Tourism Suprastructure), adalah perusahaan yang menyediakan fasilitas-fasilitas untuk rekreasi yang fungsinya tidak hanya melengkapi sarana pokok sedemikian rupa, sehingga fungsinya dapat membuat agar para wisatawan dapat lebih lama tinggal di daerah yang dikunjunginya. Yang termasuk dalam kelompok ini adalah: Sarana olah raga, seperti lapangan tennis, lapangan golf, kolam renang, daerah perburuan, pelayaran dan sebagainya.

C. Sarana ketangkasan, seperti billiard, jackpot dan sebagainya.

Sarana Penunjang Kepariwisataan (Supporting Tourism Suprastructure), adalah perusahaan yang menunjang sarana pelengkap dan sarana pokok yang berfungsi tidak hanya membuat wisatawan lebih lama tinggal dan lebih penting agar wisatawan lebih banyak membelanjakan uangnya di tempat yang dikunjunginya. Yang termasuk dalam kelompok ini adalah :

- Night Club - Casino


(21)

- Discotique

- Dan lain sebagainya

2.2.2 Prasarana Kepariwisataan

Pengertian prasarana kepariwisataan adalah semua fasilitas yang dapat memungkinkan proses perekonomian dapat berjalan lancer sedemikian rupa, sehingga dapat memudahkanmanusia untuk dapat memenuhi kebutuhan.

Prasarana kepariwisataan ada 2 yaitu:

a. Prasarana Umum (General Infrastructure), yaitu prasarana yang menyangkut kebutuhan orang banyak (umum) yang pengadaannya bertujuan untuk membantu kelancaran roda perekonomian. Yang termasuk dalam kelompok ini adalah: - Sistem penyediaan air bersih

- Pembangkit tenaga listrik

- Sistem jaringan jalan raya dan rel kereta api - Sistem irigasi

- Sistem Telekomunikasi

- Airport, Pelabuhan laut, Terminal, Stasiun

b. Kebutuhan Masyarakat Banyak (Basic Needs of Civilized Life), yaitu prasarana yang menyangkut kebutuhan orang banyak, termasuk dalam kelompok ini adalah rumah sakit, apotik, kantor pos, bank, pompa bensin, administrasi pemerintah (polisi dan pengadilan), pemerintahan umum dan bahan legislatif lainnya.

Pembagian prasarana kepariwisataan adalah sebagai berikut:

1. Receptive Tourist Plan, yaitu segala bentuk badan usaha atau organisasi yang kegiatan khususnya untuk mempersiapkan kedatangan wisatawan pada suatu daerah tujuan wisata. Yang termasuk dalam kelompok ini adalah:


(22)

- Perusahaan yang kegiatannya merencanakan dan menyelenggarakan perjalanan bagi orang yang melakukan perjalanan wisata, misalnya Tourist Information

Centre.

- Badan/Organisasi yang memberikan penerangan, penjelasan promosi dan propaganda tentang suatu daerah tujuan wisata.

2. Residental Tourist Plan, yaitu semua fasilitas yang dapat menampung kedatangan para wisatawan untuk sementara waktu di daerah tujuan wisata. Yang termasuk dalam kelompok ini adalah:

- Semua bentuk akomodasi yang diperuntukkan bagi wisatawan seperti hotel, pension, cottages dan sebagainya.

- Rumah makan, restoran, cafeteria, bar dan sebagainya.

3. Recreative and sportive plan, yaitu semua fasilitas yang dapat digunakan untuk tujuan rekreasi dan olah raga. Yang termasuk dalam kelompok ini adalah fasilitas main golf, main ski, kolam renang, perahu layar, surfing, lapangan tennis dan lain-lain.

2.3 Pengertian Objek dan Daya Tarik Wisata

Objek dan daya tarik wisata adalah suatu bentukan dan/atau aktivitas dan fasilitas yang berhubungan, yang dapat menarik minat wisatawan atau pengunjung untuk datang ke suatu daerah/tempat tertentu.

Daya tarik yang tidak atau belum dikembangan semata-mata hanya merupakan sumber daya potensial dan belum dapat disebut sebagai daya tarik wisata, sampai adanya suatu jenis pegembangan tertentu. Misalnya penyediaan aksesibilitas


(23)

atau fasilitas. Oleh karena itu, suatu daya tarik dapat dimanfaatkan sebagai daya tarik wisata.

Objek dan daya tarik wisata merupakan dasar bagi kepariwisataan. Tanpa adanya daya tarik disuatu areal/daerah tertentu, maka kepariwisataan akan sulit untuk dikembangkan. Pariwisata biasanya akan lebih cepat berkembang atau dikembangkan, jika disuatu daerah terdapat lebih dari satu jenis objek dan daya tarik wisata.

2.3.1 Jenis-Jenis Objek dan Daya Tarik Wisata

Terdapat banyak jenis daya tarik wisata dan dibagi dalam berbagai macam sistem klasifikasi daya tarik. Secara garis besar daya tarik wisata diklasifikasikan ke dalam tiga bagian:

a. Daya Tarik Alam

Daya tarik alam ialah segala sesuatu yang behubungan dengan alam, misalnya flora dan fauna, air, pegunungan, dan sebagainya.

Beberapa alasan mengapa alam menarik bagi wisatawan

• Banyak wisatawan yang tertarik oleh kegiatan-kegiatan yang dapat dilakukan di alam terbuka. Misalnya di daerah pegunungan wisatawan itu bisa mendaki gunung, berkuda, dan lain-lain.

:

• Seseorang yang melakukan perjalanan ingin terbebas dari rutinitas sehari-hari sehingga mungkin ia mengunjungi tempat-tempat yang memberikan suasana tenang misalnya ke pantai, danau, dan lain-lain.


(24)

• Alam juga sering menjadi bahan studi untuk wisatawan budaya. Untuk berbagai keperluan wisatawan ini meneliti, mengamati, bagaimana keunikan, keanekaragaman yang ditawarkan oleh alam.

b. Daya Tarik Budaya

Budaya sangat penting perananya dalam pariwisata. Salah satu hal yang menyebabkan orang ingin melakukan perjalanan wisata adalah adanya keinginan untuk melihat cara hidup dan budaya orang lain. Istilah “budaya” bukan saja mengarah pada seni atau sastra tetapi juga keseluruhan cara hidup yang dipraktikkan manusia dalam kehidupannya sehari-hari dan diwariskan dari generasi ke generasi.

Adapun sumber daya budaya yang dapat dikembangkan menjadi daya tarik wisata diantaranya:

• Bangunan bersejarah, situs, monumen, galeri seni, situs budaya kuno, dan lain-lain.

• Seni dan patung, arsitektur, pusat kerajinan tangan, pusat desain, dan lain-lain.

Seni pertunjukan, drama, lagu daerah, tari, festival, atau even khusus lainnya.

• Peninggalan keagamaan seperti pura, candi, masjid, dan lain-lain.

• Kegiatan dan cara hidup masyarakat lokal, sistem pendidikan, alat-alat tradisional, cara kerja, dan sebagainya.

• Perjalanan ke tempat bersejarah menggunakan alat transportasi unik contohnya: dokar.

• Mencoba kuliner khas daerah yang dikunjungi. Melihat persiapan, cara membuat, menyajikan, dan cara menyantapnya merupakan daya tarik budaya


(25)

c. Daya Tarik Buatan Manusia

Manusia juga memiliki potensi untuk menciptakan hal-hal yang menjadi daya tarik bagi wisatawan. Dengan imajinasi dan kreatifitas manusia dapat menciptakan produk wisata yang mampu menjadi daya tarik tersendiri. Misalnya dibukanya Dunia Fantasi sebagai tempat rekreasi.

2.4 Pengertian Atraksi Wisata

Atraksi wisata adalah atraksi yang diidentifikasikan dalam suatu penelitian dan telah dikembangkan menjadi atraksi wisata yang berkualitas.

A) Atraksi dapat digolongkan menjadi:

1. Atraksi resource-based, yang unik, langka, dan tidak ada di daerah-daerah tujuan wisata yang berdekatan. Jenis atraksi ini memiliki daya tarik yang kuat untuk mendatangkan wisatawan. Contohnya: Candi Borobudur.

2. Atraksi consumer oriented, seperti kolam renang, air terjun, dan sebagainya. Atraksi ini memiliki daya tarik pengunjung lokal dan kurang menarik perhatian wisatawan jarak jauh.

3. Atraksi Primer atau atraksi utama, mendapatkan prioritas untuk dikembangkan. Bersamaan dengan pengembangan atraksi primer turut juga dikembangan atraksi sekunder. Dengan demikian dapat menahan wisatawan untuk tinggal lebih lama di suatu daerah tujuan wisata.

B) Atraksi dapat dibedakan sebagai:

1. Atraksi geografis daerah, yang diperhatikan dalam usaha pengembangan daerah.

2. Peristiwa menarik, seperti festival Borobudur, festival Danau Toba. Peristiwa menarik perlu dipromosikan sebagai bentuk persaingan dalam pasar wisata.


(26)

BAB III

GAMBARAN UMUM KABUPATEN TAPANULI UTARA

3.1 Letak Geografis

Kabupaten Tapanuli Utara secara geografis terletak diantara 1° 20' - 2° 41' Lintang Utara dan 98° 05 - 99° 15' Bujur Timur dengan Tarutung sebagai ibukota Kabupaten. Wilayahnya berbatasan dengan Kabupaten Dairi dan Kabupaten Toba Samosir di sebelah utara, Kabupaten Tapanuli Selatan di sebelah selatan, Kabupaten Tapanuli Tengah di sebelah barat dan Kabupaten Labuhan Batu di sebelah timur. Kabupaten Tapanuli Utara secara administratif terdiri dari 16 kecamatan dengan 213 desa dan 11 kelurahan, luas wilayah 364.557.79 Ha.

Sesuai dengan UU Drt. No. 7 Thn 1956, di daerah propinsi dibentuk daerah otonom kabupaten. Salah satu kabupaten yang dibentuk dalam UU Drt. tersebut adalah Kabupaten Tapanuli Utara.

Mengingat luasnya wilayah Kabupaten Tapanuli Utara, maka untuk meningkatkan daya guna pemerintahan dan pemerataan hasil-hasil pembangunan di daerah ini, maka pada tahun 1964 Kabupaten Tapanuli Utara dimekarkan menjadi 2 (dua) kabupaten, yaitu Kabupaten Tapanuli Utara dan Dairi. Pemekaran Kabupaten Dairi dari Kabupaten Tapanuli Utara sesuai dengan UU No. 15 Tahun 1964 tentang Pembentukan Daerah Tingkat II Dairi.

Pada tahun 1998 untuk kedua kalinya Kabupaten Tapanuli Utara dimekarkan menjadi 2 (dua) kabupaten, yaitu Kabupaten Tapanuli Utara dan Kabupaten Toba Samosir, sesuai dengan UU No. 12 Tahun 1998 tentang Pembentukan Daerah Tingkat II Toba Samosir dan Kabupaten Daerah Tingkat II Mandailing Natal.


(27)

Kemudian pada tahun 2003, Kabupaten Tapanuli Utara untuk yang ketiga kalinya dimekarkan menjadi 2 (dua) kabupaten, yaitu Kabupaten Tapanuli Utara dan Kabupaten Humbang Hasundutan sesuai dengan UU No. 9 Tahun 2003 tentang Pembentukan Kabupaten Nias Selatan, Kabupaten Pakpak Bharat, dan Kabupaten Humbang Hasundutan di Propinsi Sumatera Utara. Pemekaran wilayah kabupaten ini dimaksudkan untuk meningkatkan penyelenggaraan pemerintahan, pelayanan kepada masyarakat dan pelaksanaan pembangunan serta untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat di daerah ini.

3.2 Kependudukan

Kesejahteraan penduduk merupakan sasaran utama dari pembangunan sebagaimana tertuang dalam GBHN. Untuk itu pemerintah telah melaksanakan berbagai usaha dalam rangka memecahkan masalah kependudukan. Usaha-usaha yang mengarah pada pemerataan penyebaran penduduk melalui transmigrasi telah dilakukan. Selain itu dengan mulai diberlakukannya otonomi daerah, diharapkan dapat mengurangi perpindahan penduduk. Usaha untuk menekan laju pertumbuhan penduduk juga telah dilakukan melalaui Program Keluarga Berencana yang dimulai awal tahun 1970-an.

3.2.1 Penduduk

Jumlah penduduk Kabupaten Tapanuli Utara pada tahun 2006 sebesar 262.642 jiwa yang terdiri dari 130.429 jiwa laki-laki dan 132.213 jiwa perempuan. Rasio jenis kelamin Kabupaten Tapanuli Utara tahun 2006 sebesar 98,65 ini berarti bahwa jumlah penduduk perempuan di Tapanuli Utara lebih banyak dari pada jumlah


(28)

penduduk laki-laki. Sedang tingkat kepadatan penduduk relatif rendah, yaitu 69,23 penduduk per kilometer persegi.

3.2.2. Mata Pencaharian

Sektor Pertanian merupakan tulang punggung perekonomian daerah ini, baik sebagai penghasil nilai tambah maupun sumber penghasilan. Beberapa jenis tanaman pangan diusahakan di Kabupaten Tapanuli Utara seperti padi, jagung, kacang tanah, ubi jalar dan ubi kayu. Tanaman buah-buahan yang produksinya besar di daerah ini adalah nenas, jeruk dan durian. Terutama nenas dan jeruk produksinya cukup besar untuk pasokan industri pengolahan buah.

Komoditi perkebuan yang banyak diusahakan masyarakat Tapanuli Utara diantaranya adalah kopi, karet dan kemenyan. Jenis ternak yang diusahakan di Tapanuli Utara adalah kerbau, babi dan itik. Populasi ternak babi cukup menonjol di daerah ini dan perkembangannya dari tahun ke tahun terus meningkat. Hal ini menunjukkan bahwa minat masyarakat untuk mengusahakan ternak tersebut cukup besar karena didukung oleh kondisi dan lingkungan daerahnya.

3.3 Potensi Wisata

Kabupaten Tapanuli Utara memiliki berbagai potensi alam, budaya dan sejarah yang dapat digali serta dilestarikan menjadi salah satu aset dalam mendukung pengembangan sektor pariwisata.

Obyek wisata yang berpotensi dikembangkan adalah obyek wisata air panas yang ada di daerah Hutabarat, Sipoholon, Sait Nihuta, Ugan. Juga ada pemandian air soda yang sangat terkenal karena pemandian seperti ini hanya ada 2 didunia yaitu di Venezuela dan di Tarutung, Tapanuli Utara.


(29)

Selain itu Kabupaten Tapanuli Utara juga memiliki obyek wisata rohani yaitu Salib Kasih Siatas Barita dan Monumen Sejarah misionaris Kristen yang dibanggakan dan terkenal, makam misionaris Munson dan Lyman di Lobupining Kecamatan Adian Koting, gereja dame dan kantor pusat HKBP Pearaja dan makam Pendeta Johanes Siregar dikecamatan Muara. Untuk mendukung kepariwisataan di Kabupaten Tapanuli Utara, maka dukungan dunia usaha akomodasi termasuk hotel sangat menentukan.

3.4 Sarana dan Prasarana

Kabupaten Tapanuli Utara memiliki sarana dan prasarana transportasi darat dan udara, disamping itu tersedia sarana dan prasarana lain seperti hotel, listrik, telekomunikasi dan air bersih. Hampir seluruh kecamatan di Kabupaten Tapanuli Utara telah memiliki listrik PLN, namun untuk air minum baru beberapa kecamatan.

HOTEL DAN PENGINAPAN

- Glory Hotel Tarutung - Penginapan Salomo Salib Kasih Siatas Barita - Bali Hotel Tarutung - Penginapan Parsoran

- Perdana Hotel Tarutung - Losmen Segar Tarutung

- Safari Hotel Tarutung - BBC ( sibole-bole Café ) Hotel - Kenari Hotel Tarutung - Losmen Bahagia

- Palapa Hotel tarutung - Losmen Murni Tarutung - Losmen Murni Tarutung


(30)

BAB IV

POTENSI BANDARA SILANGIT DALAM PENGEMBANGAN PARIWISATA DI KABUPATEN TAPANULI UTARA

4.1 Profil Bandara Silangit

Bandar Udara Silangit adalah kabupaten Tapanuli Utara. Jarak dari pusat kota sekitar 7 km. Bandara Silangit saat ini sudah dapat didarati berbagai jenis pesawat, diantaranya pesawat jenis CN – 235, Fokker 50, dan bahkan Fokker 28 seri 4000.

Bandara ini mulai dibangun di masa penjajahan Jepang. Karena masalah biaya yang terkendala pembangunan ini sempat berhenti. Pembangunan kembali bandara mulai dilakukan lagi pada tahun 1995-1997 dengan membuat landasan pacu sepanjang 900 meter. Lalu tahun 2003-2004, dengan menggunakan dana APBN dan APBD sebesar Rp 23 miliar akhirnya memiliki landasan pacu 1.600 meter.

Departemen Perhubungan terus menambah panjang Run Way (Landasan Pacu). Jika semula panjang Run Way Bandara tersebut masih 1.850 meter x 30 meter, saat ini sudah menjadi 2.250 meter x 30 meter, Sekaligus membangun berbagai fasilitas pendukung penerbangan.

Bandara Silangit dalam beberapa tahun ke depan diproyeksikan menjadi salah satu bandara alternatif terkemuka di Sumut. Berbagai langkah strategis sudah dipersiapkan ke arah itu, termasuk membuka kemungkinan memperluas jangkauan pelayanan keluar Sumatera.

Penerbangan perdana pesawat Susi Airlines dari bandara Polonia Medan ke bandara Silangit, Tapanuli Utara, yaitu pada tanggal 16 november 2006 dan


(31)

berlangsung sukses. Penjualan tiket tersedia di loket Susi Air di bandara Silangit atau di kantor Dishub Taput di Terminal kota Tarutung. Adapun tarif penerbangan Polonia-Silangit dan sebaliknya adalah Rp 300 ribu per flight. Sedangkan jadwal penerbangan setiap hari, kecuali Jumat dan Senin, berangkat dari Medan pukul 12.30 WIB, tiba di Silangit 13.10 WIB, berangkat dari Silangit pukul 13.20 WIB, tiba di Medan pukul 14.00 WIB.

4.1.1 Pengertian Bandar Udara

Bandara atau bandar udara yang juga popular disebut dengan istilah airport merupakan sebuah fasilitas dimana pesawat terbang seperti pesawat udara dan helikopter dapat lepas landas dan mendarat. Suatu Bandar udara yang paling sederhana minimal memiliki sebuah landasan pacu atau helipad (untuk pendaratan helikopter), sedangkan untuk bandara-bandara besar biasanya dilengkapi berbagai fasilitas lain, baik untuk operator layanan penerbangan maupun bagi penggunanya seperti bangunan dan hanggar.

Pengertian bandar udara secara umum adalah lapangan terbang yang dipergunakan untuk mendarat dan lepas landas pesawat udara, naik turun penumpang, dan atau bongkar muat kargo dan pos, serta dilengkapi dengan fasilitas keselamatan penerbangan dan sebagai tempat perpindahan antar moda transportasi.

Menurut Annex 14 dari ICAO (International Civil Aviation Organization): Bandar udara adalah area tertentu di daratan atau perairan (termasuk bangunan, instalasi dan peralatan) yang diperuntukkan baik secara keseluruhan atau sebagian untuk kedatangan, keberangkatan, dan pergerakan pesawat.


(32)

Sedangkan defenisi Bandar udara menurut PT (persero) Angkasa Pura I adalah lapangan udara, termasuk segala bangunan dan peralatan yang merupakan kelengkapan minimal untuk menjamin tersedianya fasilitas bagi angkutan udara untuk masyarakat.

4.2 Potensi Bandar Udara dalam Mendukung Kepariwisataan di Tapanuli Utara

Objek wisata yang memiliki sumber daya potensial belum tentu dapat dikembangkan sampai adanya akses. Salah satu pendukung berkembangnya pariwisata di suatu daerah adalah dengan adanya aksesibilitas. Salah satunya dengan adanya bandar udara.

Perjalanan menuju objek-objek wisata tidak akan menjadi keluhan lagi bagi para masyarakat, terutama wisatawan. Turis yang ingin menikmati objek wisata akan lebih mudah karena akses transportasi udara mulai terbuka.

Bandara Silangit memiliki potensi yang sangat besar dalam mendukung pengembangan pariwisata di Tapanuli Utara. Karena letak bandara yang sangat srategis dengan objek-objek wisata yang ada di Tapanuli Utara.

Prospek bandara ini sebenarnya sangat besar jika bandara Silangit ini bisa didarati Pesawat seperti Boing 737, karena diyakini para masyarakat yang hendak ke Kab. Tapanuli Selatan, Kab. Mandailing, Kab. Sibolga, Nias, Tapanuli Utara, Padanglawas, Toba Samosir serta Kabupaten sekitar Danau Toba lainnya dan kota-kota lainnya di kawasan Barat Sumatera Utara akan beralih ke bandara ini, termasuk para pebisnis yang mau hilir mudik ke daerah ini.


(33)

Pembangunan bandara Silangit yang strategis dengan panorama indah sumber daya alamnya akan mendukung Kabupaten Tapanuli Utara sebagai daerah wisata. Oleh karena itu, dengan adanya bandara akan membuka mata dunia untuk menarik banyak pengunjung. Semakin banyak orang datang berkunjung ke daerah ini, maka daerah ini pun akan berkembang lebih maju. Dengan adanya bandara tersebut juga diharapkan akan lebih mudah mengajak para investor dan menjadi hal yang sangat menarik bagi para usahawan untuk membuka usaha seperti hotel, restoran, toko souvenir, dan juga Biro Perjalanan Wisata apabila pelayanan penerbangan keluar Sumatera Utara telah terbuka.

Dengan demikian, pengusaha di daerah-daerah, akan lebih mudah memperoleh modal kerja untuk memulai, melanjutkan dan memperbesar usahanya. Dengan tumbuhnya berbagai kegiatan usaha, maka kemampuan untuk menyerap tenaga kerja juga akan makin besar.

4.2.1 Beberapa Objek Wisata Potensial di Tapanuli Utara

Kabupaten Tapanuli Utara memiliki berbagai potensi alam, budaya dan sejarah yang dapat digali serta dilestarikan menjadi salah satu aset dalam mendukung pengembangan sektor pariwisata. Potensi tersebut berhubungan dengan daya tarik dan nilai objek wisata yang tersebar di beberapa kecamatan yang terdiri dari objek wisata rohani atau agama, wisata alam atau rekreasi, sejarah dan budaya, obyek wisata hutan atau kebun. Beberapa diantaranya adalah:

A. Wisata Air Panas

Sumber air panas yang di dalamnya terdapat kandungan belerang dan soda tersebar di beberapa tempat di Tapanuli Utara, antara lain di Kecamatan Pahae Jae,


(34)

Sipoholon dan Pagaran. Lokasi sumber air panas ini sebagian telah dikembangkan dan diolah secara komersial untuk sarana mandi umum. Di kawasan kota Tarutung terdapat beberapa obyek wisata air panas, seperti : Air panas Hutabarat, Air panas Sipoholon, Air panas Sait Ni Huta dan Air panas Ugan. Khusus air panas Sipoholon telah menjadi tempat persinggahan (stop over) para wisatawan yang mengadakan paket perjalanan wisata ke Medan, Parapat, Tarutung, Padang dan Sibolga

B. Wisata Rohani

Obyek wisata agama salib kasih Siatas Barita terletak di Kecamatan Siatas Barita. Kawasan obyek wisata ini merupakan tempat beristirahat pertama misionaris Nommensen setelah sampai di Rura Silindung pada 11 Nopember 1863.

Dari puncak bukit Siatas Barita, DR.Ingwer Ludwig Nommensen berdiri memandang ke arah Rura Silindung di bawahnya. Ia terpaku dan takjub akan keindahan panorama Tano Batak. Maka Iapun berdoa , "Hidup atau mati, biarlah aku tinggal di tengah-tengah bangsa ini untuk menyebarkan firmanmu dan kerajaanMu."

Demikianlah peristiwa pada tahun 1863, ketika missionaris agama Kristen asal Jerman itu mengawali babak kehidupan baru bagi orang-orang Batak yang belum mengenal agama Kristen. Nommensen wafat tanggal 23 Mei 1918, dimakamkan di desa Sigumpar sekitar 60 Km utara Tarutung.

Pada tahun 1993/1994, sebagai penghormatan dan penghargaan atas jasa- jasanya, maka Pemda Tapanuli Utara membangun Salib Kasih dengan tinggi 31 meter di puncak bukit Siatas Barita. Pada waktu-waktu tertentu masyarakat Batak dan turis asing melakukan ibadah terbuka di tempat ini.


(35)

Obyek wisata ini merupakan primadona yang diminati dan ramai dikunjungi wisatawan manca negara maupun wisatawan lokal terutama pada hari-hari besar keagamaan dan hari libur.

C. Wisata Air Soda

Pemandian Air Soda yang satu ini adalah merupakan salah satu objek wisata di Tarutung yang berlokasi di desa Parbubu, Kecamatan Tarutung, Kabupaten Tapanuli Utara, Propinsi Sumatera Utara.

Pemandian Air Soda di dunia hanya ada dua yakni di Tarutung dan satu lagi berada di Venezuela, yang diyakini bisa menyembuhkan penyakit kulit. Di samping itu bila dirasakan dengan lidah rasanya asam, jauh berbeda dengan air biasa. Debit airnya sangat banyak, dan terus menerus berganti serta tidak kunjung habis. Lokasi pemandian tersebut berada di areal persawahan dan merupakan posisi yang unik karena diwarnai dengan pemandangan yang indah.

D. Panorama Huta Ginjang

Lokasi panorama Huta Ginjang terletak sekitar 38 km dari kota Tarutung atau hanya 11 km dari Bandara Silangit dan kampus Bumi Pendidikan UNITA (Universitas Sisingamangaraja XII Tapanuli) Silangit. Apabila pengunjung berada di Huta Ginjang Taput tidak jauh berbeda apabila berada di objek wisata Sipinsur, Desa Pearung Kecamatan Paranginan, Kabupaten Humbang Hasundutan. Karena dari kedua objek wisata itu dapat melihat langsung enam kabupaten yaitu Taput, Humbang Hasundutan, Tobasa, Samosir, Dairi dan Simalungun. Berdiri di lokasi Huta Ginjang seakan berada di angkasa raya. Karena dari lokasi itu dapat memandang bebas ke arah Pulau Samosir, Danau Toba, Pulau Sibandang dan areal


(36)

sebagai pulau mangga karena sesuai dengan data masyarakat setempat semuanya punya pohon mangga.

Huta Ginjang yang mempunyai panorama yang sangat indah dapat kita lalui dengan menelusuri jalan berbelok, seraya menikmati pemandangan indah persawahan dan perumahan, kita akan sampai dengan hitungan belasan menit di Muara yang jaraknya hanya 21 km dari jalan negara. Kecamatan Muara memiliki pantai yang cukup landai dan telah berkembang menjadi kota wisata pantai apalagi dengan hadirnya hotel bintang tiga Sentosa Lake Resort milik putra asli Muara Samsul Sianturi SH. Di samping pusat wisata di kawasan Muara, kota ini juga merupakan pintu gerbang masuk karena dapat ditempuh melalui jalur darat maupun jalur Danau Toba. Kemudian menyebar ke objek wisata lain yaitu Pulau Sibandang dan Istana Raja Sisingamangaraja XII di Baktiraja. Jadi apabila pengunjung pergi ke Baktiraja untuk mengenang Pahlawan Nasional Raja Sisingamangraja XII dapat melalui Muara. Tidak ketinggalan, pengusaha asal Siborongborong Ir Berman Sianturi juga telah membangun hotel Roma Anugrah berbiaya Rp 6 miliar di Jalan Balige Kecamatan Siborongborong. Yang bisa menampung para pengunjung ke wilayah Tapanuli Utara.

Keindahan Huta Ginjang dan Muara tidak perlu diragukan lagi, karena dikelilingi oleh bukit-bukit terjal diantara hijaunya lembah dan keindahan danau yang membentang serta sejuknya udara pegunungan. Sehingga dengan hadirnya objek-objek wisata di Taput menjadi salah satu daerah tujuan wisata unggulan di Sumut.


(37)

4.3 Peralatan dan Fasilitas Bandar Udara

Setiap peralatan dan fasilitas yang dioperasikan pada Bandar udara harus dipelihara sehingga memenuhi standar yang berlaku. Inspeksi terhadap bandara untuk memastikan bahwa bandara dapat melayani pesawat udara dengan selamat, terutama pada keadaan:

• Setelah terjadi angin kencang, badai dan cuaca buruk lainnya;

• Setelah terjadinya kecelakaan atau insiden pesawat udara di bandara.

• Saat diminta oleh Dirjen Perhubungan Udara. Fasilitas pergerakan pesawat udara, antara lain: a. Landasan pacu (runway)

Pada umumnya, landasan pacu (runway) dan landasan-hubung (taxiway) harus diatur untuk memberikan pemisahan yang secukupnya dalam pola lalu-lintas udara, memberikan keterlambatan dan gangguan sekecil mungkin dalam operator pendaratan, gerakan di landas hubung dan lepas landas juga untuk memberikan jarak landas hubung yang sependek mungkin dari daerah terminal menuju ujung landas pacu serta memberikan jumlah landas hubung yang cukup sehingga pesawat yang mendarat dapat meninggalkan landasan pacu secepat mungkin dan mengikuti rute yang paling pendek ke daerah terminal.

b. Jalan penghubung landasan pacu (taxiway)

Fungsi utama landasan hubung adalah untuk memberikan jalan masuk dari landasan pacu ke daerah terminal dan hanggar pemeliharaan atau sebaliknya. Landas hubung harus diatur sedemikian rupa sehingga pesawat yang baru mendarat tidak mengganggu gerakan pesawat yang sedang bergerak perlahan untuk lepas landas.


(38)

c. Apron

Pada Bandar udara yang sibuk, harus disediakan apron tunggu (holding) dan pemanasan yang berdekatan dengan ujung-ujung lepas landas dari landasan pacu. Apron-apron tersebut harus dirancang untuk menampung tiga atau mungkin empat pesawat dengan ukuran maksimum yang diantisipasi akan mendarat, dengan ruangan yang cukup sehingga satu pesawat dapat melewati yang lain.

Alat Bantu visual di Bandara, antara lain:  Marka

 Rambu dan tanda yang ada di runway, taxiway dan apron; alat bantu yang berupa lampu di bandara dan sekitarnya termasuk lampu untuk halangan (obstacle) yang ada disekitar bandara.

4.4 Upaya yang Dilakukan dalam Pengembangan Pariwisata

Pengembangan akan membutuhkan panduan yang luas dan pengalaman, sehingga akan membutuhkan tenaga-tenaga ahli yang terdiri dari kelompok spesialis yang terbagi dalam kategori-kategori yang luas seperti dari service-service teknik, spesialis marketing, orang-orang yang membuat rencana dan ahli-ahli ekonomi. Umumnya yang lebih dominan ialah seperti spesialis ahli-ahli pengembangan yang termasuk:

♦ Ahli-ahli dagang

♦ Orang-orang yang membuat rencana fisik

♦ Ahli-ahli ekonomi

Ahli mesin infrastucture


(39)

Ahli-ahli gambar dan designer-designer

♦ Ahli-ahli hukum

Selain faktor individunya, hal- hal yang perlu dipertimbangkan juga adalah daerah yang menjadi tujuan wisata. Prinsip-prinsip yang perlu diperhatikan dalam pengembangan objek dan daya tarik wisata ini antara lain:

a. Penerapan zonasi

b. Fasilitas usaha terkonsentrasi atau mengelompok, bisa disebut sebagai visitor

center, yang terdiri dari pusat informasi, ios, rumah makan, ruang

pandang-dengar museum, P3K, WC atau MCK, tempat parkir, akomodasi dan lain-lain. c. Fasilitas lain di dalam taman, jaln setapak, scenic-viewpoints. Tempat berteduh,

area piknik, MCK, tempat sampah, rambu-rambu penunjuk arah, lahan perkemahan.

d. Bentuk bangunan dan bahan bangunan harus sesuai dengan lingkungan alam sekitar.

4.5 Kendala yang Dihadapi

Kemajuan perkembangan sosial dan ekonomi masyarakat di suatu daerah, tidaklah semata-mata tergantung kepada modal dan fasilitas. Karena pada akhirnya, kualitas sumber daya manusianya juga yang akan menentukan. Sumber daya manusia yang baik adalah, mereka yang benar-benar memiliki etos kerja yang tinggi, yang terampil, yang dilandasi oleh kepatuhan terhadap nilai-nilai moral dan norma-norma hukum. Di samping itu, sikap ramah tamah dan rendah hati juga sangat perlu untuk dikembangkan. Hal ini tidak saja menjadi modal yang penting dalam setiap kegiatan ekonomi, namun berkaitan juga dengan jati diri bangsa. Kita harus mampu


(40)

menunjukkan kepada orang lain, bahwa kita adalah masyarakat yang penuh rasa persahabatan, jujur dan dapat dipercaya.

Masyarakat juga harus mampu menunjukkan kepada orang lain, bahwa mereka adalah masyarakat yang ramah dan rendah hati. Salah satu faktor yang menyebabkan suatu daerah gagal dalam mengembangkan pariwisata adalah, disebabkan kekhawatiran bangsa-bangsa lain terhadap masyarakat kita. Kita sering dianggap tidak ramah, kurang bersahabat dan kurang menciptakan rasa aman kepada wisatawan asing yang datang berkunjung.

Masyarakat harus berani menerima kritik yang disampaikan orang lain, demi untuk perbaikan dan kemajuan daerah itu sendiri. Keramahtamahan dan sikap hormat menghormati adalah kunci keberhasilan dalam mengembangkan pariwisata. Akan sia-sia potensi besar yang dimiliki, seperti keindahan alam dan keunikan budaya, jika anggapan-anggapan negatif masih melekat pada wisatawan, baik wisatawan domestik, apalagi wisatawan mancanegara.

Suatu hal yang harus diingatkan kepada semua pihak, yang terlibat dalam pengelolaan bandar udara ini ialah, perlunya menegakkan dan memelihara budaya disiplin. Disiplin itu tidak saja harus ditegakkan kepada manajemen dan teknisi pengoperasian bandar udara ini, tetapi juga kepada warga masyarakat. Masyarakat harus mengakui bahwa pelayanan di berbagai bandar udara yang ada, baik domestik maupun internasional, sering kurang memuaskan. Hal yang kurang sempurnanya fasilitas yang dimiliki, namun lebih banyak disebabkan oleh faktor manusianya.


(41)

4.6 Pengaruh Penyelenggaraan Pembangunan Pariwisata

Pembangunan kepariwisataan ditujukan untuk memberikan manfaat kepada pemenuhan kebutuhan masyarakat dan peningkatan kualitas hidup dan kesejahteraan masyarakat. Tujuan ini sangat luhur dan positif, namun pada kenyataannya seringkali muncul berbagai permasalahan teknis meskipun sepertinya perencanaan yang dibuat telah dianggap sempurna. Permasalahan seperti ini sering terjadi disegala bidang pembangunan. Berikut ini adalah beberapa pengaruh yang ditimbulkan pembangunan kepariwisataan dalam bidang ekonomi, sosial-budaya, dan lingkungan.

a) Pengaruh di Bidang Ekonomi

Karakteristik ekonomi dari pariwisata menjelaskan macam-macam dampak dari pariwisata yang dimiliki pariwisata. Ada dua macam dampak. Pertama, wisatawan tidak menghasilkan jumlah yang banyak. Kedua, permintaan dipengaruhi oleh suatu musim. Ini berarti bahwa dalam beberapa bulan ada aktifitas besar sementara bulan-bulan berikutnya hanya ada pergerakan kecil dalam berbisnis.

Terdapat beberapa perhatian ekonomi tentang kepariwisataan:

Inflasi dan Nilai Tanah

Kemajuan pariwisata menaikkan harga tanah dan harga barang juga pelayanan.

• Sifat musiman

Kebanyakan wisatawan lokal adalah musiman: fasilitas keramah-tamahan banyak dilupakan pada musim sepi. Ketersediaan modal dalam jumlah besar tetap dibutuhkan untuk membangun fasilitas tersebut.


(42)

Kepariwisataan dijuluki sebagai industri tidak berasap yang membutuhkan sedikit pelayanan masyarakat. Sekolah tidak akan dibangun untuk anak-anak turis, walau mereka harus konsentrasi pada anak-anak pekerja yang dibawa ketempat kerjanya.

• Nilai Kesempatan

Ketika pemerintah menginvestasikan sumber langka dalam mendorong kemajuan pariwisata, mereka mendahulukan kesempatan untuk menginvestasikan uang tersebut ke sektor lain yang mungkin lebih produktif. Hal ini dikenal dengan nilai kesempatan.

• Pariwisata yang Sangat Bebas

Banyak yang setuju bahwa tidakbaik pariwisata hanya berdasarkan ekonomi. Pertumbuhan wisata adalah akibat dari perubahan dalam kenaikan harga dan perubahan mode, masalah politik, dan persediaan energi.

b) Pengaruh di Bidang Sosial

Dalam penambahan banyak pengaruh sosial bahwa yang pariwisata berada dalam daerah asal, ada pengaruhnya bagi manusia akibat interaksi pemilik, penduduk dan tamu.

• Kepadatan Wisatawan

Seringkali jumlah wisatawan yang berkumpul atau yang berkunjung menumpuk pada suatu waktu. Aspek musiman pada pariwisata banyak terjadi di daerah tujuan wisata. Wisatawan berpusat pada daerah tujuan wisata selama bebrapa bulan.


(43)

• Pengaruh Perilaku Wisatawan

Perilaku wisatawan di tempat tujuan wisata tercatat memberikan pengaruh pada masyarakat lokal. Pengaruh perilaku wisatawan mendorong masyarakat lokal untuk bekerja dan menegejar sesuatu yang mereka tidak punya sesuatu yang baru dan dampak baik yang dikenakan atau dilakukan wisatawan. Akibatnya. Tidak jarang wisatawan diperlakukan berbeda dari kebiasaan penduduk lokal untuk menarik perhatian wisatawan.

• Migrasi

Secara ekonomi dan mencoba meraih peluang ekonomi dan perjalanan wisatawan, masyarakat pedesaan turut ambil bagian dengan bekerja di bidang jasa di tempat-tempat tujuan wisata, sehingga tidak sedikit diantara mereka yang meninggalkan kampong halamannya untuk pekerjaan ini. Hal ini dapat menjadi masalah dalam menjaga kebutuhan tenaga kerja di bidang pertanian. Pekerja migrasi dari desa ke kota dan dari satu negara ke negara lain,adalah dampak kepariwisataan.

• Penurunan Moral Masyarakat

Adanya kegiatan kepariwisataan memberi pengaruh pada:

a. Kejahatan: terdapat hubungan antara pariwisata dengan kejahatan. Manusia yang membawa masyarakat uang cenderung mengundang kejahatan. Pengaruh lain disekitarnya seperti perampokan, pencurian, perusakan, obat-obatan, alcohol, serta perilaku negative lainnya.

b. Perjudian: di beberapa Negara ini menjadi hiiburan, tetapi dampak negatifnya lebih besar seperti kekacauan, perkelahian, dan kerusakan.


(44)

c. Pelacuran/seks bebas: ini sangat merusak moral masyarakat, dan sangat berpeluang untuk menyebarkan penyakit.

c) Pengaruh Terhadap Kebudayaan

Kebudayaan manusia terdiri dari kepercayaan, nilai, sikap dan kelakuan. Kebudayaan mempunyai cara pengungkapan yang berbeda seperti pekerjaan, pakaian, arsitektur, kerajinan, sejarah, budaya, bahasa, pendidikan, tradisi, kegiatan mengisi waktu luang, kesenian, musik, dan kesukaan lainnya.

Mengembangkan kebudayaan dan mengganti kebudayaan asli akan membuat kebudayaan utama beradaptasi dengan perubahan jaman. Proses kepariwisataan dipercepat karena ini dapat memperkenalkan kontak antara dua masyarakat yang berbeda. Dalam proses, kedua masyarakat ini mulai berubah.

Biasanya penerimaan ini terjadi ketika kebudayaan yang kuat datang ke kebudayaan yang lemah, lalu yang lemah akan terpengaruh akan kebudayaan yang kuat. Pariwisata banyak melibatkan turis dari yang kuat. Masyarakat yang kebarat-baratan adalah pengunjung yang miskin, juga negara yang kurang mengadakan pengembangan. Kebudayaan merupakan satu-satunya yang akan berubah melalui percampuran.

d) Pengaruh Terhadap Lingkungan

Pembangunan kepariwisataan, seperti pembangunan lainnya mempunyai dampak terhadap lingkungan. Dampak tersebut bisa positif atau negatif. Dalam pembangunan area pariwisata, pembangunan lebih mendekati pada hal negatif. Kondisi lingkungan yang natural adalah merupakan atraksi utama bagi wisatawan. Pengunjung diharapkan tertarik pada tempat bagi wisatawan dan juga pada tempat


(45)

yang menawarkan film menyenangkan dan memiliki aksesibilitas yang tinggi, rumah penginapan untuk wisatawan serta rumah makan harus tersedia.


(46)

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Bandar udara merupakan tempat yang dijadikan sarana pengenalan dan kadang dijadikan miniatur keadaan suatu negara ataupun wilayah dimana tempat tersebut adalah pintu masuk bagi pendatang yang menggunakan jasa transportasi udara yang hendak melaksanakan kegiatan perjalanan wisata maupun umum.

Bandar udara yang dikelola dengan baik akan mendukung pariwisata yang menguntungkan dalam meningkatkan wisatawan. Dengan meningkatnya wisatawan maka pariwisata di suatu daerah tertentu pun otomatis akan berkembang.

Dengan adanya bandar udara maka akan mempermudah wisatawan untuk datang berkunjung ke suatu daerah tertentu, juga menjadi salah satu pendukung pemerintah dalam pengembangan di bidang kepariwisataan, sekaligus diharapkan mampu memacu percepatan roda pembangunan, dan perekonomiannya.

5.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan tersebut, ada beberapa saran yang dapat dilakukan dalam mendukung pengembangan kepariwisataan di Tapanuli Utara yaitu:

a. Meningkatkan prosedur pelayanan

b. Meningkatkan kualitas sarana dan prasaranan c. Meningkatkan pendidikan Sumber Daya Manusia

d. Masyarakat dan Pemerintah ikut berperan serta dan bekerja sama dalam mendukung pariwisata di Tapanuli Utara


(47)

DAFTAR PUSTAKA

Basuki, Heru.1986. Merancang dan Merencanakan Lapangan Terbang. Bandung: PT. Alumni.S.

Suwantoro, Gamal. 1997. Dasar-Dasar Pariwisata. Yogyakarta: Andi Yogyakarta. Marpaung, Happy. 2002. Pengetahuan Kepariwisataan. Bandung: Alfabeta. Suwarno, Fx. 1992. Tata Operasi Darat. Jakarta: Grasindo.

Sahulata, Z.S.A. Tarif Dokumen Pasasi. Bandung: Grasindo.

Yoeti, Oka. 1980. Pengantar Ilmu Kepariwisataan. Bandung: Angkasa. ---.1990. Pemasaran Pariwisata. Bandung: Angkasa.


(1)

Kepariwisataan dijuluki sebagai industri tidak berasap yang membutuhkan sedikit pelayanan masyarakat. Sekolah tidak akan dibangun untuk anak-anak turis, walau mereka harus konsentrasi pada anak-anak pekerja yang dibawa ketempat kerjanya.

• Nilai Kesempatan

Ketika pemerintah menginvestasikan sumber langka dalam mendorong kemajuan pariwisata, mereka mendahulukan kesempatan untuk menginvestasikan uang tersebut ke sektor lain yang mungkin lebih produktif. Hal ini dikenal dengan nilai kesempatan.

• Pariwisata yang Sangat Bebas

Banyak yang setuju bahwa tidakbaik pariwisata hanya berdasarkan ekonomi. Pertumbuhan wisata adalah akibat dari perubahan dalam kenaikan harga dan perubahan mode, masalah politik, dan persediaan energi.

b) Pengaruh di Bidang Sosial

Dalam penambahan banyak pengaruh sosial bahwa yang pariwisata berada dalam daerah asal, ada pengaruhnya bagi manusia akibat interaksi pemilik, penduduk dan tamu.

• Kepadatan Wisatawan

Seringkali jumlah wisatawan yang berkumpul atau yang berkunjung menumpuk pada suatu waktu. Aspek musiman pada pariwisata banyak terjadi di daerah tujuan wisata. Wisatawan berpusat pada daerah tujuan wisata selama bebrapa bulan.


(2)

• Pengaruh Perilaku Wisatawan

Perilaku wisatawan di tempat tujuan wisata tercatat memberikan pengaruh pada masyarakat lokal. Pengaruh perilaku wisatawan mendorong masyarakat lokal untuk bekerja dan menegejar sesuatu yang mereka tidak punya sesuatu yang baru dan dampak baik yang dikenakan atau dilakukan wisatawan. Akibatnya. Tidak jarang wisatawan diperlakukan berbeda dari kebiasaan penduduk lokal untuk menarik perhatian wisatawan.

• Migrasi

Secara ekonomi dan mencoba meraih peluang ekonomi dan perjalanan wisatawan, masyarakat pedesaan turut ambil bagian dengan bekerja di bidang jasa di tempat-tempat tujuan wisata, sehingga tidak sedikit diantara mereka yang meninggalkan kampong halamannya untuk pekerjaan ini. Hal ini dapat menjadi masalah dalam menjaga kebutuhan tenaga kerja di bidang pertanian. Pekerja migrasi dari desa ke kota dan dari satu negara ke negara lain,adalah dampak kepariwisataan.

• Penurunan Moral Masyarakat

Adanya kegiatan kepariwisataan memberi pengaruh pada:

a. Kejahatan: terdapat hubungan antara pariwisata dengan kejahatan. Manusia yang membawa masyarakat uang cenderung mengundang kejahatan. Pengaruh lain disekitarnya seperti perampokan, pencurian, perusakan, obat-obatan, alcohol, serta perilaku negative lainnya.

b. Perjudian: di beberapa Negara ini menjadi hiiburan, tetapi dampak negatifnya lebih besar seperti kekacauan, perkelahian, dan kerusakan.


(3)

c. Pelacuran/seks bebas: ini sangat merusak moral masyarakat, dan sangat berpeluang untuk menyebarkan penyakit.

c) Pengaruh Terhadap Kebudayaan

Kebudayaan manusia terdiri dari kepercayaan, nilai, sikap dan kelakuan. Kebudayaan mempunyai cara pengungkapan yang berbeda seperti pekerjaan, pakaian, arsitektur, kerajinan, sejarah, budaya, bahasa, pendidikan, tradisi, kegiatan mengisi waktu luang, kesenian, musik, dan kesukaan lainnya.

Mengembangkan kebudayaan dan mengganti kebudayaan asli akan membuat kebudayaan utama beradaptasi dengan perubahan jaman. Proses kepariwisataan dipercepat karena ini dapat memperkenalkan kontak antara dua masyarakat yang berbeda. Dalam proses, kedua masyarakat ini mulai berubah.

Biasanya penerimaan ini terjadi ketika kebudayaan yang kuat datang ke kebudayaan yang lemah, lalu yang lemah akan terpengaruh akan kebudayaan yang kuat. Pariwisata banyak melibatkan turis dari yang kuat. Masyarakat yang kebarat-baratan adalah pengunjung yang miskin, juga negara yang kurang mengadakan pengembangan. Kebudayaan merupakan satu-satunya yang akan berubah melalui percampuran.

d) Pengaruh Terhadap Lingkungan

Pembangunan kepariwisataan, seperti pembangunan lainnya mempunyai dampak terhadap lingkungan. Dampak tersebut bisa positif atau negatif. Dalam pembangunan area pariwisata, pembangunan lebih mendekati pada hal negatif. Kondisi lingkungan yang natural adalah merupakan atraksi utama bagi wisatawan. Pengunjung diharapkan tertarik pada tempat bagi wisatawan dan juga pada tempat


(4)

yang menawarkan film menyenangkan dan memiliki aksesibilitas yang tinggi, rumah penginapan untuk wisatawan serta rumah makan harus tersedia.


(5)

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Bandar udara merupakan tempat yang dijadikan sarana pengenalan dan kadang dijadikan miniatur keadaan suatu negara ataupun wilayah dimana tempat tersebut adalah pintu masuk bagi pendatang yang menggunakan jasa transportasi udara yang hendak melaksanakan kegiatan perjalanan wisata maupun umum.

Bandar udara yang dikelola dengan baik akan mendukung pariwisata yang menguntungkan dalam meningkatkan wisatawan. Dengan meningkatnya wisatawan maka pariwisata di suatu daerah tertentu pun otomatis akan berkembang.

Dengan adanya bandar udara maka akan mempermudah wisatawan untuk datang berkunjung ke suatu daerah tertentu, juga menjadi salah satu pendukung pemerintah dalam pengembangan di bidang kepariwisataan, sekaligus diharapkan mampu memacu percepatan roda pembangunan, dan perekonomiannya.

5.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan tersebut, ada beberapa saran yang dapat dilakukan dalam mendukung pengembangan kepariwisataan di Tapanuli Utara yaitu:

a. Meningkatkan prosedur pelayanan

b. Meningkatkan kualitas sarana dan prasaranan c. Meningkatkan pendidikan Sumber Daya Manusia

d. Masyarakat dan Pemerintah ikut berperan serta dan bekerja sama dalam mendukung pariwisata di Tapanuli Utara


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Basuki, Heru.1986. Merancang dan Merencanakan Lapangan Terbang. Bandung: PT. Alumni.S.

Suwantoro, Gamal. 1997. Dasar-Dasar Pariwisata. Yogyakarta: Andi Yogyakarta. Marpaung, Happy. 2002. Pengetahuan Kepariwisataan. Bandung: Alfabeta. Suwarno, Fx. 1992. Tata Operasi Darat. Jakarta: Grasindo.

Sahulata, Z.S.A. Tarif Dokumen Pasasi. Bandung: Grasindo.

Yoeti, Oka. 1980. Pengantar Ilmu Kepariwisataan. Bandung: Angkasa. ---.1990. Pemasaran Pariwisata. Bandung: Angkasa.