52
D.  Metode Analisis Data
Metode  analisis  data  yang  digunakan  dalam  penelitian  ini  adalah  dengan menggunakan perhitungan statistik, yaitu dengan menggunakan aplikasi SPSS
Statistical  Product  and  Services  Solutions  version  22  for  windows.  Setelah data-data  yang  dibutuhkan  dalam  penelitian  ini  terkumpul,  selanjutnya
dilakukan  teknik  analisis  data  berupa  uji  regresi  linier  berganda  yang  terdiri dari uji statistik deskriptif, uji asumsi klasik, uji koefisien determinasi dan uji
hipotesis.  Adapun  penjelasan  mengenai  metode  analisis  data  tersebut  adalah sebagai berikut:
1.  Uji Statistik Deskriptif
Statistik  deskriptif  memberikan  gambaran  atau  deskripsi  suatu  data yang dilihat dari nilai rata-rata mean, standar deviasi, varian, maksimum,
minimum,  sum,  range,  kurtosis  dan  skewness  kemencengan  distribusi Ghozali, 2013:19.
Oleh  karena  itu,  penelitian  ini  menggunakan  uji  statistik  deskriptif adalah untuk mengetahui gambaran mengenai variabel independen ukuran
perusahaan,  umur  perusahaan,  leverage,  profitabilitas  dan  konsentrasi kepemilikan,  serta  variabel  dependen  pengungkapan  intellectual  capital
pada perusahaan property dan real estate.
2.  Uji Asumsi Klasik
Uji  asumsi  klasik  dalam  penelitian  ini  bertujuan  untuk  mengetahui kelayakan penggunaan model regresi yang digunakan dalam penelitian ini.
53 Uji  asumsi  klasik  terdiri  dari  uji  normalitas,  uji  multikolinieritas,  uji
autokorelasi dan uji heteroskedastisitas.
a.  Uji Normalitas
Uji  normalitas  bertujuan  untuk  menguji  apakah  dalam  model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal.
Terdapat  dua  cara  untuk  mendeteksi  apakah  residual  berdistribusi normal  atau  tidak,  yaitu  dengan  analisis  grafik  dan  uji  statistik
Ghozali, 2013:160. Grafik  histogram  untuk  membandingkan  data  observasi  dengan
distribusi yang mendekati distribusi normal. Metode yang lebih handal adalah  dengan  melihat  normal  probability  plot  yang  membandingkan
distribusi  kumulatif  dari  distribusi  normal.  Distribusi  normal  akan membentuk  satu  garis  lurus  diagonal  dan  ploting  data  residual  akan
dibandingkan  dengan  garis  diagonal.  Jika  distribusi  data  residual normal,  maka  garis  yang  menggambarkan  data  sesungguhnya  akan
mengikuti garis diagonalnya Ghozali, 2013:161. Uji normalitas dengan grafik dapat menyesatkan jika tidak hati-hati
secara visual kelihatan normal, padahal secara statistik bisa sebaliknya Ghozali,  2013:163.  Uji  normalitas  yang  digunakan  dalam  penelitian
ini yaitu analisis grafik histogram, normal probability plot dan analisis statistik  non-parametrik  Kolmogorov-Smirnov  Z  1-Sample  K-S.  Jika
nilai Kolmogorov-Smirnov memiliki tingkat signifikan di atas α  0,05 berarti regresi memenuhi asumsi normalitas Ghozali, 2013:165.
54
b.  Uji Multikolinieritas
Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan  adanya  korelasi  antar  variabel  bebas  independen.  Model
regresi  yang  baik  seharusnya  tidak  terjadi  korelasi  di  antara  variabel independen.  Jika  variabel  independen  saling  berkorelasi,  maka
variabel-variabel  ini  tidak  ortogonal.  Variabel  ortogonal  adalah variabel  independen  yang  nilai  korelasi  antar  sesama  variabel
independen  adalah  sama  dengan  nol  Ghozali,  2013:105.  Salah  satu cara
untuk mendeteksi
multikolinieritas dilakukan
dengan menggunakan  nilai  VIF  Variance  Inflation  Factor  dan  tolerance.
Kedua  ukuran  ini  menunjukkan  setiap  variabel  independen  manakah yang dijelaskan oleh variabel independen lainnya Ghozali, 2013:106.
Jika  nilai  tolerance    0,10  dan  nilai  VIF    10,  maka  tidak  terjadi
multikolinieritas. c.  Uji Autokorelasi
Uji  autokorelasi  bertujuan  menguji  apakah  dalam  model  regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan
kesalahan  pengganggu  pada  periode  t-1  sebelumnya.  Jika  terjadi korelasi, maka terdapat problem autokorelasi. Model regresi yang baik
adalah regresi yang bebas dari autokorelasi Ghozali, 2013:110. Cara  yang  digunakan  untuk  mendeteksi  autokorelasi  dalam
penelitian  ini  adalah  dengan  menggunakan  uji  Runs  Test,  yaitu merupakan bagian dari statistik non-parametrik yang dapat digunakan
55 untuk menguji apakah antar residual terdapat korelasi yang tinggi. Jika
antar residual tidak terdapat hubungan korelasi, maka dikatakan bahwa residual  adalah  acak  atau  random.  Runs  test  digunakan  untuk  melihat
apakah data residual terjadi secara random atau tidak sistematis. Nilai probabilitas  harus  lebih  besar  dari  tingkat  signifikansi  5  Ghozali,
2013:120-121.
d.  Uji Heteroskedastisitas
Uji  heteroskedastisitas  bertujuan  untuk  menguji  apakah  dalam model  regresi  terjadi  ketidaksamaan  variance  dari  residual  satu
pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan
ke pengamatan
lain tetap,
maka disebut
Homoskedastisitas  dan  jika  berbeda  disebut  Heteroskedastisitas. Model  regresi  yang  baik  adalah  yang  Homoskedastisitas  atau  tidak
terjadi Heteroskedastisitas Ghozali, 2013:139. Asumsi heteroskedastisitas akan diuji menggunakan analisis grafik
scatterplot  antara  nilai  prediksi  variabel  terikat  yaitu  ZPRED  dengan residualnya  SRESID.  Deteksi  ada  tidaknya  heteroskedastisitas  dapat
dilakukan  dengan  melihat  ada  tidaknya  pola  tertentu  pada  grafik scatterplot antara SRESID dan ZPRED. Jika tidak ada pola yang jelas,
serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka  tidak  terjadi  heteroskedastisitas  Ghozali,  2013:139.  Selain
menggunakan  analisis  grafik  scatterplot,  untuk  memperkuat  bukti apakah  terdapat  heteroskedastisitas  atau  tidak  pada  model  regresi,
56 maka  diperlukan  uji  statistik  dengan  menggunakan  uji  glejser
Ghozali,  2013:142.  Nilai  signifikansi  dari  masing-masing  variabel
pada uji glejser harus memiliki tingkat signifikansi lebih dari 0,05. 3.  Uji Koefisien Determinasi R
2
Koefisien  determinasi  R
2
pada  intinya  mengukur  seberapa  jauh kemampuan  variabel  independen,  yaitu  ukuran  perusahaan,  umur
perusahaan,  leverage,  profitabilitas,  dan  konsentrasi  kepemilikan dalam  menjelaskan  variasi  variabel  dependen,  yaitu  pengungkapan
intellectual capital. Nilai koefisien determinasi adalah antara 0 dan 1. Nilai  R
2
yang  kecil  berarti  kemampuan  variabel-variabel  independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen sangat terbatas, sehingga
R
2
mengandung  kelemahan  mendasar,  yaitu  adanya  bias  terhadap jumlah  variabel  independen  yang  dimasukkan  ke  dalam  model,  maka
dalam penelitian ini menggunakan adjusted R
2
yang nilainya berkisar antara  0  dan  1.  Jika  nilai  adjusted  R
2
semakin  mendekati  1,  maka semakin baik kemampuan model tersebut dalam menjelaskan variabel
dependen Ghozali, 2013:97.
4.  Uji Hipotesis