Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Price Earning Ratio Pada Perusahaan Real Estate Dan Property Yang Terdaftar Di Bursa Efek Jakarta

(1)

Khairul Anwar Pulungan : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Price Earning Ratio Pada Perusahaan Real Estate Dan Property Yang Terdaftar Di Bursa Efek Jakarta, 2010.

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRICE

EARNING RATIO PADA PERUSAHAAN REAL

ESTATE DAN PROPERTY YANG TERDAFTAR

DI BURSA EFEK JAKARTA

TESIS

Oleh

Khairul Anwar Pulungan

067017034/Akt

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2009

S

E K O L AH

P A

S C

A S A R JA


(2)

Khairul Anwar Pulungan : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Price Earning Ratio Pada Perusahaan Real Estate Dan Property Yang Terdaftar Di Bursa Efek Jakarta, 2010.

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRICE

EARNING RATIO PADA PERUSAHAAN REAL

ESTATE DAN PROPERTY YANG TERDAFTAR

DI BURSA EFEK JAKARTA

TESIS

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Magister Sains dalam Program Studi Akuntansi pada

Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara

Oleh

Khairul Anwar Pulungan

067017034/Akt

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2009


(3)

Khairul Anwar Pulungan : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Price Earning Ratio Pada Perusahaan Real Estate Dan Property Yang Terdaftar Di Bursa Efek Jakarta, 2010.

Judul Tesis : Faktor-faktor yang Mempengaruhi Price Earning

Ratio Pada Perusahaan Real Estate dan Property yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta

Nama Mahasiswa : Khairul Anwar Pulungan

Nomor Pokok : 067017034

Program Studi : Akuntansi

Menyetujui Komisi Pembimbing

(Erlina, SE, M.Si, Ph.D, Ak) (Drs. Zainul Bahi Torong, M.Si, Ak) Ketua Anggota

Ketua Program Studi, Direktur,

(Prof.Dr.Ade Fatma Lubis, MAFIS,MBA,Ak) (Prof.Dr.Ir.T.Chairun Nisa B,MSc)


(4)

Khairul Anwar Pulungan : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Price Earning Ratio Pada Perusahaan Real Estate Dan Property Yang Terdaftar Di Bursa Efek Jakarta, 2010.

Telah diuji pada Tanggal : 29 Juli 2009

PANITIA PENGUJI TESIS

Ketua : Erlina, SE, M.Si, Ph.D, Ak Anggota :1. Drs. Idhar Yahya, MBA, Ak

2. Prof. Dr. Ade Fatma Lubis, MAFIS, MBA, Ak 3. Fahmi Natigor, SE, M.Ec, Ac


(5)

Khairul Anwar Pulungan : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Price Earning Ratio Pada Perusahaan Real Estate Dan Property Yang Terdaftar Di Bursa Efek Jakarta, 2010.

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan Tesis yang berjudul :

“Pengaruh Penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2000 Terhadap Kinerja Pegawai Dengan Pemberian Insentif Dan Kepuasan Kerja Sebagai Variabel Moderating di PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I Unit Terminal Peti Kemas Belawan”.

Adalah benar hasil kerja saya sendiri dan belum dipublikasikan oleh siapapun sebelumnya. Sumber-sumber data dan informasi yang digunakan telah dinyatakan secara benar dan jelas.

Medan,04 September 2009 Yang membuat pernyataan :


(6)

Khairul Anwar Pulungan : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Price Earning Ratio Pada Perusahaan Real Estate Dan Property Yang Terdaftar Di Bursa Efek Jakarta, 2010.

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh hubungan antara penerapan sistem manajemen mutu ISO 9001:2000 (kompetensi, kesadaran dan pelatihan, infrastruktur serta lingkungan kerja) dengan kinerja pegawai dan pengaruh moderating pemberian insentif dan kepuasan kerja terhadap hubungan antara penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2000 (kompetensi, kesadaran dan pelatihan, infrastruktur serta lingkungan kerja) dan kinerja pegawai.

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer. Metode pengumpulan data adalah menggunakan metode purposive sampling dengan menggunakan pertanyaan tertulis melalui pengisian kuesioner oleh unit sample. Unit sample adalah unit individual yang terdiri dari semua pegawai non struktural PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I Unit Terminal Peti Kemas Belawan yang terlibat langsung dalam penerapan sistem manajemen mutu ISO 9001:2000. Data akan dianalisis dengan menggunakan metode analisis data multivariate, yang mana metode ini merupakan metode statistik deskriptif dan inferensial yang digunakan untuk menganalisi data lebih dari dua variabel penelitian.

Penelitian ini menghasilkan beberapa penemuan yang menolak dari hipotesis penelitian. Pertama, sistem manajemen mutu ISO 9001:2000 (kompetensi, kesadaran dan pelatihan, infrastruktur, lingkungan kerja) tidak berpengaruh terhadap kinerja pegawai. Kedua, variabel kepuasan kerja bukanlah variabel pemoderasi yang dapat mempengaruhi hubungan sistem manajemen mutu ISO 9001:2000 (kompetensi, kesadaran dan pelatihan, infrastruktur, lingkungan kerja) dan kinerja pegawai. Ketiga, variabel pemberian insentif bukanlah variabel pemoderasi yang dapat mempengaruhi hubungan sistem manajemen mutu ISO 9001:2000 (kompetensi, kesadaran dan pelatihan, infrastruktur, lingkungan kerja) dan kinerja pegawai.

Kata kunci : Sistem manajemen mutu ISO 9001:2000 (kompetensi, kesadaran dan pelatihan, infrastruktur serta lingkungan kerja), kinerja pegawai, pemberian insentif, dan kepuasan kerja.


(7)

Khairul Anwar Pulungan : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Price Earning Ratio Pada Perusahaan Real Estate Dan Property Yang Terdaftar Di Bursa Efek Jakarta, 2010.

ABSTRAK

This study aims to test the influence of relationship between implementation of total quality management ISO 9001:2000 (competence, awareness and training, infrastructure and work environment) with the performance of employees and the moderating influence of incentives on job satisfaction and the relationship between implementation of total quality management ISO 9001:2000 (competence, awareness and training, infrastructure and work environment) with the performance of employees.

Data used in The research primary data. Methode is to use data collection methods and sampling purposively using question written by the questioner by sample. Sample units are individual units consisting of all non employee struktural PT. Pelindo I directly involved in the implementation of quality management ISO 9001:2000. Data will be analyzed using the methods multivariate data analysis which this a method of statiscal and descriptive inferensial used to analyze the data more than two variabel research.

This research produced some finding the decline of hypothetical research. The first, implementation of total quality management ISO 9001:2000 (competence, awareness and training, infrastructure and work environment) does not affect the performance of employees. Second , the variable of job satisfaction is not moderating variable that can affect implementation of total quality management ISO 9001:2000 (competence, awareness and training, infrastructure and work environment) with the performance of employees. Third, The incentive variable is not moderating variables that can affect implementation of total quality management ISO 9001:2000 (competence, awareness and training, infrastructure and work environment) with the performance of employees.

Keywords : Implementation of total quality management ISO 9001:2000 (competence, awareness and training, infrastructure and work environment), the performance of employees, giving insentive and job satisfaction.


(8)

Khairul Anwar Pulungan : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Price Earning Ratio Pada Perusahaan Real Estate Dan Property Yang Terdaftar Di Bursa Efek Jakarta, 2010.

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan Rahmat dan Hidayahnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini.

Banyak pihak yang telah membantu dalam penulisan tesis ini, oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Prof.Dr.Ir.T.Chairun Nisa B, M.Sc selaku Direktur Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Prof. Dr. Ade Fatma Lubis, MAFIS, MBA, Ak selaku Ketua Program Magister Akuntansi Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara dan bertindak sebagai dosen pembanding yang telah banyak memberikan saran dan kritik untuk perbaikan hingga selesainya tesis ini.

3. Ibu Dra. Tapi Anda Sari Lubis, Msi, Ak selaku Sekretaris Program Magister Akuntansi Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara dan bertindak sebagai dosen pembanding yang telah banyak memberikan saran dan kritik untuk perbaikan hingga selesainya tesis ini.

4. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec, Ak, selaku dosen pembimbing telah banyak memberikan arahan, bimbingan dan saran dalam proses penelitian dan penulisan tesis ini.

5. Bapak Drs. Idhar Yahya, MBA, Ak, selaku dosen pembimbing banyak memberikan arahan, bimbingan dan saran dalam proses penelitian dan penulisan tesis ini.

6. Bapak Fahmi Natigor, SE, M.Ec, Ac, selaku dosen pembanding yang telah banyak memberikan saran dan kritik untuk perbaikan tesis ini .

7. Manajemen Terminal Peti Kemas Belawan beserta staff yang telah banyak membantu peneliti dalam proses penelitian.


(9)

Khairul Anwar Pulungan : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Price Earning Ratio Pada Perusahaan Real Estate Dan Property Yang Terdaftar Di Bursa Efek Jakarta, 2010.

8. Teman-temanku seperjuangan mahasiswa Program Magister Akuntansi Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara yang telah banyak membantu pada masa perkuliahan dan pembuatan tesis.

Akhirnya penulis menghaturkaan rasa terima kasih dan penghargaan yang setingginya kepada istri tercinta Meylinda, anak-anakku tercinta Manna Wassalwa, Syasya Kamilia Zahra, kedua orang tuaku serta seluruh keluarga atas doa dan pengorbanan yang tidak ternilai harganya dalam memberikan dukungan baik moril, materil dan spiritual dalam keadaan suka maupun duka dan juga kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyesaian tesis ini.

Semoga tesis ini bermanfaat bagi kita semua. Aminn….

Medan, Juli 2009 Penulis


(10)

Khairul Anwar Pulungan : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Price Earning Ratio Pada Perusahaan Real Estate Dan Property Yang Terdaftar Di Bursa Efek Jakarta, 2010.

RIWAYAT HIDUP

Nama : Khairul Anwar Pulungan

Jenis Kelamin : Laki-laki

Temapat/Tanggal lahir : Jakarta/ 22 Juni 1981

Agama : Islam

Nama Ayah : Abdul Aziz Mas

Nama Ibu : Yustinah Jusan

Alamat : Komp.Griya Marelan Blok O No.14 Titipapan Mdn

LATAR BELAKANG PENDIDIKAN

1. 2002 Lulus Pendidikan Sarjana (S1) Jurusan Teknik Elekro Fakultas Teknik Ekstension Universitas Sumatera Utara – Medan.

2. 1998 Lulus Politeknik Negeri Universitas Andalas - Padang Jurusan Teknik Elektro.

3. 1994 Lulus SMA Negeri Batusangkar, Sumatera Barat. 4. 1991 Lulus SMP Negeri 2 Batusangkar, Sumatera Barat. 5. 1988 Lulus SD Negri 3 Batusangkar, Sumatera Barat.

LATAR BALAKANG PEKERJAAN

1. 1999-sekarang sebagai Pegawai PT. Pelabuhan Indonesia I Unit Terminal Peti Kemas Belawan.


(11)

Khairul Anwar Pulungan : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Price Earning Ratio Pada Perusahaan Real Estate Dan Property Yang Terdaftar Di Bursa Efek Jakarta, 2010.

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ……….……… i

ABSTRACT ……… ii

KATA PENGANTAR ……… iii

RIWAYAT HIDUP ……… v

DAFTAR ISI ……….... vi

DAFTAR TABEL ………..………. ix

DAFTAR GAMBAR ………..………. x

DAFTAR LAMPIRAN ……… xi

BAB I PENDAHULUAN ………..………... 1

1.1. Latar Belakang ………..………... 1

1.2. Rumusan Masalah ………..………... 6

1.3. Tujuan Penelitian ………. 7

1.4. Manfaat Penelitian ……..………... 7

1.5. Originalitas Penelitian ..………. 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ………. 9

2.1. Landasan Teori ……… 9

2.1.1. Pengertian Kinerja ………. 9

2.1.2. Penilaian Kinerja ……… 10

2.1.3. Manfaat Penilaian Kinerja ………. 11

2.1.4. ISO ………. 12

2.1.5. ISO 9000 ……… 15

2.1.6. ISO 9001:2000 ……… 17

2.1.7. Kompetensi ……… 22


(12)

Khairul Anwar Pulungan : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Price Earning Ratio Pada Perusahaan Real Estate Dan Property Yang Terdaftar Di Bursa Efek Jakarta, 2010.

2.1.9. Infrastruktur dan Lingkungan Kerja ………. 24

2.1.10. Insentif ……….. 28

2.1.11. Jenis Insentif ………. 34

2.1.12. Kepuasan Kerja ………. 35

2.1.13. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tingkat Kepuasan Kerja ………. 38

2.2. Review Penelitian Terdahulu ……… 39

BAB III KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS ………... 40

3.1. Kerangka Konsep ………. 40

3.2. Hipotesis ……….. 42

BAB IV METODE PENELITIAN ………. 43

4.1. Jenis Penelitian ………... 43

4.2. Lokasi Penelitian ………. 43

4.3. Populasi dan Sampel ……… 44

4.4. Metode Pengumpulan Data ………. 44

4.5. Definisi Operasional Variabel ………. 45

4.6. Metode Analisa Data ……… 48

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN ……… 52

5.1. Deskriptif Data ……… 52

5.1.1. Deskripsi Lokasi ……… 52

5.1.2. Karakteristik Penelitian ………. 52

5.2. Analisis Data ……… 56

5.2.1. Uji Kualitas Data ……… 56

5.2.2. Uji Asumsi Klasik ……….. 64

5.3. Hasil Analisis ..………. 67

5.3.1. Hasil Pengujian Hipotesis 1 ……...……… 67

5.3.2. Hasil Pengujian Hipotesis 2 ……… ……….. 69


(13)

Khairul Anwar Pulungan : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Price Earning Ratio Pada Perusahaan Real Estate Dan Property Yang Terdaftar Di Bursa Efek Jakarta, 2010.

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ………. 75

6.1. Kesimpulan ………. 75

6.2. Keterbatasan Penelitian ……….. 76

6.3. Saran ……… 77


(14)

Khairul Anwar Pulungan : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Price Earning Ratio Pada Perusahaan Real Estate Dan Property Yang Terdaftar Di Bursa Efek Jakarta, 2010.

DAFTAR TABEL

No Judul Halaman

2.1. Klausul Sistem Manajemen Mutu 9001:2000 ……….. 18

2.2. Penelitian Terdahulu ……… 39

4.1. Definisi Operasional Variabel ……….. 47

5.1. Karakteristik Responden ……….. 54

5.2. Uji Validitas Kompetensi, Kesadaran dan Pelatihan, Infrastruktur, Lingkungan Kerja (X1) ………. 57

5.3. Pengujian Pertama Validitas Kepuasan Kerja (X2) ………... 58

5.4. Pengujian Kedua Validitas Kepuasan Kerja (X2) ………. 59

5.5. Pengujian Pertama Uji Validitas Pemberian Insentif (X3) ……… 60

5.6. Pengujian Kedua Uji Validitas Pemberian Insentif (X3) ………. 60

5.7. Pengujian Ketiga Uji Validitas Pemberian Insentif (X3) ………. 61

5.8. Uji Validitas Kinerja Pegawai (Y) ……… 62

5.9. Nilai Cronbach’ Alpha ……….. 63

5.10. Kolmogrov-Smirnov (K-S) ……….. 65

5.11. Hasil Uji Multikoliniearitas ……….. 67

5.12. Hasil Pengujian Hipotesis 1 ……….. 68

5.13. Pengujian Goodness of Fit ……… 69

5.14. Hasil Pengujian Hipotesis 2 ……….. 70

5.15. Uji F ……….. 70

5.16. Uji t ……… 71

5.17. Hasil Pengujian Hipotesis 3 ……….. 72

5.18. Uji F ……….. 73


(15)

Khairul Anwar Pulungan : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Price Earning Ratio Pada Perusahaan Real Estate Dan Property Yang Terdaftar Di Bursa Efek Jakarta, 2010.

DAFTAR GAMBAR

No. Judul Halaman

3.1 Kerangka Konsep .………. 42 5.1 Grafik Histogram …... 64 5.2 Grafik Scatterplot ……… 66


(16)

Khairul Anwar Pulungan : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Price Earning Ratio Pada Perusahaan Real Estate Dan Property Yang Terdaftar Di Bursa Efek Jakarta, 2010.

DAFTAR LAMPIRAN

No. Judul Halaman

1. Uji Validitas & Reliability Kompetensi, Kesadaran

dan Pelatihan, Infrastruktur, Lingkungan Kerja (X1) .……… 81

2. Uji Validitas & Reliability Kepuasan Kerja (X2) …... 83

3. Uji Validitas & Reliability Pemberian Insentif (X3) ……….. 86

4. Uji Validitas & Reliability Kinerja Pegawai (Y) ……… 91

5. Hasil Analisis Regresi Berganda Model I ……… 93

6. Hasil Analisis Regresi Berganda Model II ………... 97

7. Hasil Analisis Regresi Berganda Model III ……….. 101 8. Kuisioner Penelitian………


(17)

Khairul Anwar Pulungan : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Price Earning Ratio Pada Perusahaan Real Estate Dan Property Yang Terdaftar Di Bursa Efek Jakarta, 2010.

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Perkembangan industri jasa di daerah Sumatera utara dan Aceh pada dekade terakhir ini banyak mengalami perubahan . Desakan globalisasi perdagangan dunia tidak dapat dibendung lagi yang mengakibatkan kompetisi semakin ketat di antara para pelaku bisnis baik nasional maupun internasional.

Kondisi tersebut menyadarkan perusahaan akan pentingnya mutu dan usaha untuk meningkatkan daya saing dengan cara melakukan perbaikan secara konsisten dan terus menerus agar dapat memenuhi kebutuhan pelanggan dan pasar. Penerapan sistem manajemen mutu pada perusahaan jasa pelabuhan merupakan kebutuhan agar perusahaan mampu bersaing dalam memenangkan pelayanan jasa di pasar bebas guna menghadapi pelabuhan pesaing dari mancanegara. Dengan adanya kompleksitas persaingan menyebabkan perusahaan harus berusaha meningkatkan kualitasnya agar dapat memberikan kepuasan kepada pelanggan.

Sumber daya manusia memegang peranan sangat penting dalam operasional perusahaan. Manajemen sumber daya manusia tidak hanya menfokuskan bagaimana pekerja harus berpartisipasi dalam mengerahkan tenaga dan jasanya secara efektif dan efisien, tetapi juga menitikberatkan pada usaha-usaha memberikan balas jasa kepada tenaga kerja secara adil dan layak, yang meliputi pemberian upah sehingga mampu meningkatkan kinerja pegawai itu sendiri. Beberapa perusahaan yang telah


(18)

Khairul Anwar Pulungan : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Price Earning Ratio Pada Perusahaan Real Estate Dan Property Yang Terdaftar Di Bursa Efek Jakarta, 2010.

suskses menyadari bahwa pada dasarnya peningkatan bisnis mereka dilandasi oleh suatu sistem yang dilaksanakan secara konsisten dan efisien sehingga menghasilkan kinerja perusahaan yang lebih baik.

Menghadapi tuntutan pelanggan dan pasar Terminal Peti Kemas Belawan yang merupakan salah satu unit usaha dari PT.(Persero) Pelabuhan Indonesia I menyadari untuk melakukan peningkatan manajemen yaitu dengan menerapkan sistem manajemen mutu ISO 9001:2000 (versi 2000) sebagai upaya merespon perubahan dan meningkatkan daya saing dalam era globalisasi saat ini. Terminal Peti Kemas Belawan bertekad memberikan pelayanan yang terbaik kepada pengguna jasa dengan tetap memperhatikan kemampuan yang dimiliki perusahaan. Untuk mendukung tujuan tersebut maka terminal peti kemas belawan menetapkan sasaran mutu untuk produktivitas menggunakan 2 indikator yaitu:

1. Kemampuan dari alat container crane melayani bongkar muat kapal dalam hitungan box dalam waktu 1 jam yang disebut B/C/H (box/container/hour) sebesar 22.00.

2. Berapa cepat Terminal Peti Kemas melayani kapal mulai dari tambatnya kapal di dermaga sampai keluarnya kapal dari dermaga dalam hitungan box dalam waktu 1 jam yang disebut B/S/H (box/sheep/hour) sebesar 23.00.

Untuk mengetahui pelaksanaan penerapan sistem manajemen mutu Terminal Peti Kemas Belawan dalam setiap 6 (enam) bulan sekali dilakukan audit internal maupun eksternal atau disebut survelence. Hal ini sangat penting guna melihat


(19)

Khairul Anwar Pulungan : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Price Earning Ratio Pada Perusahaan Real Estate Dan Property Yang Terdaftar Di Bursa Efek Jakarta, 2010.

konsistensi terhadap penerapan sistem manajemen mutu tersebut. Pola pelaksanaan secara konsisten tersebut merupakan prinsip dalam melaksanakan sistem manajemen mutu. Hasil dari audit tersebut menjadi barometer bagi assessor untuk merekomendasikan terhadap sertifikasi yang dimiliki perusahaan.

Selama penerapan sistem manajemen mutu PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I Unit Terminal Peti Kemas Belawan belum pernah dilakukan penelitian mengenai dampak penerapan sistem manajemen mutu ISO 9001:2000 terhadap kinerja karyawan, sehingga belum dapat diketahui secara nyata pengaruhnya terhadap kinerja karyawan. Penilaian kinerja diperlukan untuk mengetahui antara lain seberapa besar tingkat pencapaian antara rencana kerja dengan hasil kerja, kekuatan dan kelemahan yang ada pada diri karyawan, kebutuhan pelatihan dan pengembangan yang kesemuanya bermuara pada peningkatan kinerja dalam mengoptimalkan penggunaan sumber daya yang dimiliki perusahaan.

Dalam sistem manajemen mutu ISO 9001:2000 terdapat beberapa klausul yang penerapannya berkaitan dengan kinerja karyawan, antara lain adalah :

1. Klausul 6.2.2 yaitu kompetensi, kesadaran dan pelatihan. 2. Klausul 6.3 yaitu infrastruktur

3. Klausul 6.4 yaitu lingkungan kerja.

Meskipun ada beberapa klausul yang berkaitan dengan kinerja, peneliti hanya meneliti klausul 6 saja, karena klausul ini yang berhubungan dengan Sumber Daya Manusia dan ini sesuai dengan pendapat dari Donely (1994) dan Robin (1996). Dari


(20)

Khairul Anwar Pulungan : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Price Earning Ratio Pada Perusahaan Real Estate Dan Property Yang Terdaftar Di Bursa Efek Jakarta, 2010.

kedua pendapat diatas dapat disimpulkan kinerja adalah hasil kerja yang dapat dicapai seseorang atau kelompok orang dalam suatu perusahaan sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masing-masing dalam upaya pencapaian tujuan perusahaan secara legal, tidak melanggar hukum , tidak bertentangan dengan etika dan dipengaruhi oleh kemampuan, keinginan, lingkungan, kesempatan. Pada klausal lain dari ISO 9001:2000 tidak mewakili dari pendapat diatas.

Kompetensi, kesadaran dan pelatihan yaitu kemampuan dan kesadaran yang dimiliki karyawan dalam melaksanakan pekerjaan, mengambil keputusan yang relevan dengan keahlian, pengalaman, ketrampilan, yang didukung pendidikan dan pelatihan berkaitan dengan tugas yang menjadi tanggung jawabnya serta bagaimana mereka berkontribusi pada pencapaian tujuan kualiatas meliputi keahlian, pengalaman, keterampilan, kesadaran, pendidikan dan pelatihan.

Infrastruktur yaitu fasilitas yang mendukung kelancaran pelaksanaan pekerjaan untuk mencapai kesesuaian terhadap persyaratan produk meliputi bangunan, ruang kerja, dan fasilitas yang sesuai, peralatan proses (perangkat lunak dan perangkat keras), pelayanan pendukung (transportasi dan komunikasi).

Lingkungan kerja yaitu kondisi lingkungan tempat melaksanakan pekerjaan dengan suasana yang kondusif sehingga memberikan motivasi dan kenyamanan dalam melaksanakan pekerjaan untuk mencapai kesesuaian produk. Lingkungan kerja mencakup kondisi tempat melaksanakan kerja meliputi faktor fisik, sosial, psikologis dan lingkungan (temperatur, kelembaban dan komposisi udara).


(21)

Khairul Anwar Pulungan : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Price Earning Ratio Pada Perusahaan Real Estate Dan Property Yang Terdaftar Di Bursa Efek Jakarta, 2010.

Untuk meningkatkan kinerja karyawan Terminal Peti Kemas Belawan juga memberika insentif khusus pada pegawainya dengan perhitungan jumlah produksi box bongkar muat. Besarnya insentif memang tidak akan pernah mencukupi persepsi karyawan. Kecendrungan yang terjadi adalah persepsi mereka terhadap insentif belum sesuai dengan harapan dan kebutuhan mereka. Namun pemberian insentif yang sesuai dengan beban kerja, sesuai dengan lingkungan internal dan eksternal, serta didukung oleh peraturan yang melindunginya akan dapat meningkatkan kinerja dari pegawai tersebut.

Peningkatan kinerja pegawai juga dipengaruhi oleh kepuasan kerjanya. Jika dipandang dari aspek nilai, seseorang merasa puas ditempat kerjanya jika memperoleh nilai ganda. Orang bekerja mempunyai makna untuk mengisi waktu luang, menambah persahabatan, bersosialisasi, memanfaatkan ilmunya, mencari uang, mendapatkan jabatan, diakui keberadaannya, menunjukkan preatasinya dan sebagainya. Sedangkan dipandang dari aspek psikologis, seseorang akan memandang bahwa pekerjaan yang sedang dihadapinya memiliki makna yang positif sehingga memberikan kebahagiaan atau sebaliknya menimbulkan tekanan bathin atau stress. Dipandang dari aspek fisik, seseorang menyenangi pekerjaannya akan tampak lebih giat, lebih kuat dalam bekerja.

Fenomena yang terjadi di Terminal Peti Kemas Belawan setelah penerapan ISO 9001 : 2000 dan pemberian insentif memberikan hasil kurang memuaskan,


(22)

Khairul Anwar Pulungan : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Price Earning Ratio Pada Perusahaan Real Estate Dan Property Yang Terdaftar Di Bursa Efek Jakarta, 2010.

sasaran produktivitas yang ditetapkan manajemen tidak mencapai hasil yang diharapkan. Ini dapat dilihat dari data berikut ini :

U R A I A N SAT TAHUN

2002 2003 2004 2005 2O06 2007

PRODUKTIVITAS B/C/H 22.22 21.23 22.22 22.02 22.81 24.49

B/S/H 24.31 19.04 24.31 21.21 17.51 19.63

Dari data diatas dapat diatas dari tahun 2002 sampai dengan 2007 target produktivitas dalam satuan B/S/H yang diterapkan oleh manajemen hanya dapat dicapai pada tahun 2002 dan 2004 sedangkan target produktivitas dalam satuan B/C/H dapat dipenuhi. Bagi pelanggan eksternal atau stakeholder yang menjadi acuan kepuasan mutu adalah produktivitas dalam satuan B/S/H. Hal ini menjadikan suatu polemik, kenapa setelah diterapkan standar manajemen mutu ISO 9001:2000 dan pemberian insentif sasaran mutu yang ingin dicapai oleh manajemen sulit dicapai di Terminal Peti Kemas Belawan.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan diatas maka dalam penelitian dirumuskan masalah sebagai berikut :

1. Apakah penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2000 (kompetensi, kesadaran dan pelatihan, infrastruktur serta lingkungan kerja) berpengaruh terhadap kinerja karyawan?


(23)

Khairul Anwar Pulungan : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Price Earning Ratio Pada Perusahaan Real Estate Dan Property Yang Terdaftar Di Bursa Efek Jakarta, 2010.

2. Apakah insentif dan kepuasan kerja mempengaruhi hubungan antara penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2000 (kompetensi, kesadaran dan pelatihan, infrastruktur serta lingkungan kerja) dengan kinerja karyawan?

1.3. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah diatas, maka tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk menganalisis pengaruh penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2000 (kompetensi, kesadaran dan pelatihan, infrastruktur serta lingkungan kerja) terhadap kinerja pegawai di Terminal Peti Kemas Belawan .

2. Untuk mengetahui dan mengkaji apakah pemberian insentif mempengaruhi hubungan penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2000 (kompetensi, kesadaran dan pelatihan, infrastruktur serta lingkungan kerja) terhadap kinerja karyawan Terrminal Peti Kemas.

3. Untuk mengetahui dan mengkaji apakah kepuasan kerja mempengaruhi hubungan penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2000 (kompetensi, kesadaran dan pelatihan, infrastruktur serta lingkungan kerja) terhadap kinerja karyawan Terrminal Peti Kemas.

1.4 Manfaat Penelitian

Dengan dilaksanakan penelitian ini, diharapkan dapat memberi manfaat yang luas antara lain :


(24)

Khairul Anwar Pulungan : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Price Earning Ratio Pada Perusahaan Real Estate Dan Property Yang Terdaftar Di Bursa Efek Jakarta, 2010.

1. Sebagai masukan kepada manajemen dalam upaya meningkatkan kinerja karyawan Terminal Peti Kemas Belawan.

2. Sebagai masukan atau referensi bagi peneliti yang akan datang dalam mengkaji masalah sistem manajemen mutu ISO 9001:2000 berkaitan dengan peningkatan kinerja karyawan.

3. Sekolah Pasca Sarjana Universitas Sumatera Utara diharapkan hasil penelitian dapat memperkaya referensi untuk pengembangan ilmu pengetahuan khususnya ilmu akuntasi manajemen.

4. Peneliti diharapkan dari hasil penelitian ini akan memacu dan memotivasi peneliti dalam menerapkan sistem manajemen mutu ISO 9001:2000 di tempat pekerjaan.

1.5. Originalitas Penelitian

Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian Sutoyo tahun 2006 dengan judul penelitian Analisis Pengaruh Penerapaan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2000 Terhadap Kinerja Karyawan Pada PT. Brantas Abipraya Wilayah I Medan dengan tiga variabel bebas yang dipergunakan yaitu kompetensi, kesadaran dan pelatihan (X1), infrastruktur (X2), dan lingkungan kerja (X3) serta variabel terikat adalah kinerja karyawan (Y). Penelitian yang akan dilakukan saat ini menambah variabel moderating yaitu variabel pemberian Insentif dan kepuasan Kerja..


(25)

Khairul Anwar Pulungan : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Price Earning Ratio Pada Perusahaan Real Estate Dan Property Yang Terdaftar Di Bursa Efek Jakarta, 2010.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Kinerja

Pentingnya sumber daya manusia diantara faktor-faktor produksi yang lain menuntut perusahaan memberikan pendidikan, pelatihan dan pengembangan guna meningkatkan ketrampilan dan pengetahuan karyawan baik untuk kebutuhan jangka pendek maupun jangka panjang agar kinerja yang diharapkan perusahaan dapat tercapai.

Beberapa uraian tentang kinerja dalam Rivai (2005) adalah sebagai berikut : 1. Kinerja merujuk pada tingkat keberhasilan dalam melaksanakan tugas serta

kemampuan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Kinerja dinyatakan baik dan sukses jika tujuan yang diinginkan dapat dicapai dengan baik dan kinerja tidak berdiri sendiri tetapi dipengaruhi tiga faktor kemampuan, keinginan dan lingkungan (Donely, Gibson and Ivencevich : 1994 )

2. Kinerja sebagai fungsi ineteraksi antara kemampuan atau ability (A), motivasi atau motivation (M ), dan kesempatan atau Opportunity (O) yaitu :

Kinerja = f ( A x M x O ), artinya kinerja merupakan fungsi dari kemampuan, motivasi dan kesempatan (Robins : 1996).

Dari pendapat diatas maka dapat di simpulkan Performance atau kinerja adalah hasil kerja yang dapat dicapai seseorang atau kelompok orang dalam suatu 9


(26)

Khairul Anwar Pulungan : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Price Earning Ratio Pada Perusahaan Real Estate Dan Property Yang Terdaftar Di Bursa Efek Jakarta, 2010.

perusahaan sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masing-masing dalam upaya pencapaian tujuan perusahaan secara legal, tidak melanggar hukum , tidak bertentangan dengan etika dan dipengaruhi oleh kemampuan, keinginan, lingkungan, kesempatan.

2.1.2 Penilaian Kinerja

Penilaian kinerja merupakan proses dimana organisasi berupaya memperoleh informasi seakurat mungkin tentang kinerja para anggotanya. Penilaian kinerja harus dilakukan dengan baik karena akan sangat bermanfaat bagi organisasi secara keseluruhan, bagi atasan langsung dan bagi para kayawan yang bersangkutan.

Penilaian kinerja juga merupakan landasan penilaian kegiatan manajemen sumber pengembangan karir. Informasi tentang kinerja terdiri dari tiga kategori (Mathis dan Jackson, 2002)

1. Informasi berdasarkan ciri-ciri seperti kepribadian yang menyenangkan, inisiatif atau kreatifitas dan mungkin sedikit pengaruhnya pada pekerjaan tertentu lainnya.

2. Informasi berdasarkan tingkah laku memfokuskan pada perilaku yang spesifik mengarah pada keberhasilan pekerjaan informasi perilaku ini sulit diidentifikasikan oleh pihak manajemen.

3. Informasi berdasarkan hasil mempertimbangkan apa yang telah dilakukan dan telah dicapai karyawan, pengukuran pekerjaan berdasarkan hasil merupakan


(27)

Khairul Anwar Pulungan : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Price Earning Ratio Pada Perusahaan Real Estate Dan Property Yang Terdaftar Di Bursa Efek Jakarta, 2010.

pendekatan yang terbaik. Akan tetapi apa yang akan diukur cenderung menetapkan harus dicapai dalam kurun tertentu.

2.1.3 Manfaat Penilaian Kinerja

Penilaian kinerja karyawan memiliki manfaat ditinjau dari beragam prespektif pengembangan perusahaan, khususnya manajemen sumber daya manusia yaitu sebagai berikut (Sondang, 2002):

1. Sebagai alat untuk memperbaiki kinerja para karyawan.

2. Sebagai instrumen dalam melakukan penyesuaian imbalan yang diberikan oleh organisasi kepada karyawannya.

3. Membantu manajemen sumber daya manusia untuk mengambil keputusan dalam mutasi karyawan.

4. Sebagai salah satu sumber informasi untuk perencanaan dan penyelenggaraan kegiatan pelatihan.

5. Sebagai bahan untuk membantu para karyawan melakukan perencanaan dan pengembangan karier.

6. Sebagai alat untuk mengkaji kegiatan pengadaan tenaga kerja, terutama yang diarahkan pada kemungkinan terjadi kelemahan didalamnya.

7. Mempelajari, apakah terdapat ketidaktepatan dalam sistem informasi sumber daya manusia.

8. Mempersiapkan organisasi dan seluruh komponennya menghadapi berbagai tantangan yang mungkin akan dihadapi di masa depan.


(28)

Khairul Anwar Pulungan : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Price Earning Ratio Pada Perusahaan Real Estate Dan Property Yang Terdaftar Di Bursa Efek Jakarta, 2010.

9. Untuk melihat, apakah terdapat kesalahan dalam rancang bangun pekerjaan. 10. Sebagai bahan umpan balik bagi manajemen sumber daya manusia, bagi para

atasan langsung, dan bagi karyawan sendiri.

Umpan balik pada SDM : kinerja yang baik dan buruk diseluruh organisasi mengindikasikan bagaimana baiknya fungsi departemen SDM yang diterapkan.

2.1.4 ISO

Kata ISO digunakan oleh Organisasi Internasional untuk Standarisasi atau

The International Organization for Standardization sebagai nama organisasinya. Organisasi ini didirikan pada tahun 1946 di Genewa, Swiss. Tujuan pendiriannya adalah untuk mengembangkan standarisasi di seluruh dunia.

Kata ‘ISO’ yang menjadi nama organisasi ini, berasal dari bahasa Yunani yaitu ‘Isos’ yang berarti ‘sama’ atau ‘equivalent’. Dalam bentuk modern kata ‘Isos’ kemudian ditransformasikan menjadi ‘Iso’ seperti yang digunakan dalam istilah Isotermis (kesamaan panas), Isobar (kesamaan tekanan). Kata ini diadopsi oleh Organisasi Internasional untuk Standarisasi menjadi nama dari organisasinya disamping karena kemiripan arti kata ini dengan tujuan organisasi, juga karena kata tersebut memiliki bentuk yang paling mendekati dengan singkatan nama organisasi.

ISO merupakan federasi internasional dari badan-badan standarisasi nasional diseluruh dunia, saat ini anggotanya mencakup lebih dari 130 negara. Pekerjaan pembuatan standar internasional biasanya dilakukan oleh Komite Teknis ISO. Setiap anggota yang memiliki kepentingan terhadap suatu subjek yang akan dipersiapkan


(29)

Khairul Anwar Pulungan : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Price Earning Ratio Pada Perusahaan Real Estate Dan Property Yang Terdaftar Di Bursa Efek Jakarta, 2010.

oleh Komite Teknis ISO berhak menetapkan wakilnya di dalam komite tersebut. Selain itu organisasi-organisasi internasional lainnya baik milik pemerintah ataupun non pemerintah yang berhubungan dengan ISO juga diizinkan ikut ambil bagian dalam pekerjaan pembuatan standar internasional. Seperti dalam pekerjaan pembuatan standarisasi elektroteknik, ISO bekerjasama erat dengan komisi Elektroteknik internasional atau International Electrotechnical Commision (IEC). Setiap draft internasional yang dibuat oleh Komite Teknis ISO disosialisasikan terlebih dahulu kepada seluruh anggota federasi ISO, dan baru bisa diterbitkan setelah mendapat persetujuan sedikitnya 75% dari anggota federasi.

Sejak tahun 1946 federasi ISO memiliki visi untuk membuat standar pemastian mutu (Quality Assurance) yang dikemudian hari juga dikenal dengan istilah Sistem Manajemen Mutu (Quality Manajemen System).

Standar Mutu ISO dikembangkan dari standar-standar mutu yang telah ada dan digunakan secara luas. Pada tahun 1963, ISO mengadopsi standar mutu militer, MIL-Q-9858A yaitu Persyaratan Program Mutu (Quality Program Requirements) dari USA dan standar mutu NATO, AQAP 1 untuk standar pemastian mutunya. Pada tahun 1972, ISO mengadopsi standar BS 4891 (British Standar) yaitu pedoman untuk pemastian mutu (A Guide to Quality Assurance) dari Inggris. Kemudian berturut-turut pada tahun 1975 dan tahun 1979 mengadopsi lagi BS 5179 dan BS 5750.

Beberapa tahun kemudian dibentuk Komite Teknis ISO/TC 176 yang bertugas membuat satu draft standar Pemastian Mutu (Quality Assurance) dan


(30)

Khairul Anwar Pulungan : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Price Earning Ratio Pada Perusahaan Real Estate Dan Property Yang Terdaftar Di Bursa Efek Jakarta, 2010.

Manajemen Mutu (Quality Management). Komite ini terdiri atas wakil-wakil ISO, IEC, dan BSI (British Standar Institute). Dengan mengambil sejumlah standar-standar nasional negara anggotanya seperti ; BS 4891 & BS 5750 (Inggris), AFNOR Z50-110 (Perancis), DIN 55-355 (Jerman), ANSI/ASQC Z-1.15 & ASME NQA-1 (US) sebagai bahan dasar untuk pembuatan draft standar tersebut.

Produk-produk ISO yang terkenal antara lain :

ISO 9000 Series yang membuat tentang standar Sistem Manajemen Mutu. ISO 14000 Series yang memuat standar Sistem Manajemen Lingkungan.

ISO TS 17025 Series yang memuat tentang standar Pengujian dan Kalibrasi di Labaratorium.

ISO TS 16949 yang memuat tentang standar Sistem Manajemen Mutu di industri otomotif.

ISO 19011 yang memuat tentang standar Audit Sistem Manajemen Mutu dan Lingkungan, standar ini digunakan untuk menggantikan ISO 10011 (Audit Sistem Manajemen Mutu) dan ISO 14010, ISO 14011, ISO 14012 (Audit Sistem Manajemen Lingkungan).

ISO mempunyai tiga misi utama, yaitu : 1. Mengembangkan standar internasional.

2. Menyebarkan informasi tentang standar internasional, dan 3. Mempromosikan implementasi standar internasional.


(31)

Khairul Anwar Pulungan : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Price Earning Ratio Pada Perusahaan Real Estate Dan Property Yang Terdaftar Di Bursa Efek Jakarta, 2010.

2.1.5 ISO 9000

ISO 9000 adalah seri standar internasional untuk sistem manajemen mutu. Dapat pula dirumuskan ISO 9000 adalah sistem manajemen mutu. Seri standar ISO 9000 digunakan untuk mendokumentasikan, menerapkan sistem manajemen mutu. Seri standar ISO 9000 ini menjelaskan tiga model sistem mutu dan memberikan panduan penggunaan standar internasional sistem mutu. ISO 9000 adalah standar untuk desain, produk, penjualan dan layanan produk. Disini produk obat merupakan produk fisik maupun prroduk lunak (jasa). Seri ISO 9000 merupakan standar untuk mengendalikan kualitas. Bahkan di tahun-tahun belakangan ini ISO 9000 dianggap sebagai pedoman untuk menjalankan usaha yang bertaraf internasional.

Standar dari ISO 9000 merupakan dokumen yang dapat diterapkan hampir disemua jenis usaha, mulai dari lembaga kesehatan, perbankan, pabrk, usaha alat-alat berat, perusahan farmasi, hingga perusahaan pembuat makanan. ISO 9000 mendorong setiap perusahaan untuk menentukan elemen-elemen yang mempengaruhi proses dihasilkannya produk yang konsisten.

ISO 9000 series memiliki standar, pedoman dan laporan teknis terdiri :

1. ISO 9000 : 2000, dasar dan kosa kata sistem manajemen mutu dibuat sebagai langkah awal untuk memahami standar dasar yang membantu ketika sitem digunakan.


(32)

Khairul Anwar Pulungan : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Price Earning Ratio Pada Perusahaan Real Estate Dan Property Yang Terdaftar Di Bursa Efek Jakarta, 2010.

2. ISO 9001 : 2000, persyaratan sistem manajemen mutu, berisi persyaratan standar yang digunakan untuk mengakses kemampuan organisasi dalam memenuhi persyaratan pelanggan dan peraturan yang sesuai.

3. ISO 9004 : 2000, pedoman untuk kinerja peningkatan sistem manajemen, pedoman yang menyediakan acuan dalam pengingkatan berkelanjutan untuk memberikan keuntungan bagi semua pihak semua pihak termasuk kepuasan pelanggan.

4. ISO 19011, pedoman audit sistem manajemen mutu dan lingkungan, pedoman untuk memverifikasi kemampuan sistem dalam mencapai sasaran mutu, dapat juga digunakan untuk audit internal maupun audit pemasok.

5. ISO 90005 : 1995, manajemen mutu pedoman untuk rencana mutu, pedoman untuk membantu dalam persiapan, tinjauan penerimaan, dan revisi rencana mutu. 6. ISO 90006 : 1997 manajemen mutu – pedoman mutu untuk manajemen proyek,

pedoman membantu dalam memastikan mutu dari proses dan produk proyek. 7. ISO 90007 : 1995 manajemen mutu – pedoman untuk susunan manajemen. 8. ISO/DIS 10012, persyaratan jaminan mutu untuk pengukuran peralatan.

9. ISO 10013 : 1995 pedoman untuk mengembangkan manual manual mutu, pedoman dalam mengembangkan dan memelihara manual mutu.

10.ISO 10014 : 1998 pedoman untuk pengelolaan ekonomi mutu, pedoman dalam pengembangan, penerapan, pemeliharaan dan peningkatan strategi dan sistem pelatihan yang mempengaruhi mutu produk.


(33)

Khairul Anwar Pulungan : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Price Earning Ratio Pada Perusahaan Real Estate Dan Property Yang Terdaftar Di Bursa Efek Jakarta, 2010.

11.ISO 10015 : 1999, manajemen mutu – pedoman pelatihan, pedoman dalam pengembangan, penerapan, pemeliharaan, dan peningkatan strategi dan sistem pelatihan yang mempengaruhi mutu produk.

2.1.6 ISO 9001:2000

ISO 9001:2000 adalah standar internasional untuk sistem manajemen kualitas. ISO 9001:2000 menetapkan persyaratan-persyaratan dan rekomendasi untuk desain dan penilaian dari suatu sistem manajemen kualitas, bertujuan untuk menjamin bahwa organisasi akan memberikan produk (barang dan/atau jasa) yang memenuhi persyaratan yang ditetapkan. Persyaratan-persyaratan yang ditetapkan dapat merupakan kebutuhan spesifik dari pelanggan, dimana organisasi yang dikontrak itu bertanggung jawab untuk menjamin kualitas dari produk-produk tertentu, atau merupakan kebutuhan dari pasar tertentu, sebagaimana ditentukan oleh organisasi.

ISO 9001:2000 bukan merupakan standar produk, karena tidak menyatakan persyaratan-persyaratan yang harus dipenuhi oleh produk (barang dan/atau jasa).Tidak ada kriteria penerimaan produk dalam ISO 9001:2000, sehingga tidak dapat menginspeksikan suatu produk terhadap standar-standar produk, ISO 9001:2000 hanya merupakan standar manajemen kualitas.

Persyaratan standar dari Sistem Manajemen Kualitas ISO 9001:2000, terdiri dari 8 klausul, dapat dilihat pada bagan berikut :


(34)

Khairul Anwar Pulungan : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Price Earning Ratio Pada Perusahaan Real Estate Dan Property Yang Terdaftar Di Bursa Efek Jakarta, 2010.

Tabel 2.1. Klausul Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2000

Klausul

1 Ruang lingkup

1.1 Umum

1.2 Aplikasi

2 Referensi Normatif

3 Istilah dan definisi-definisi

4 Sistem Manajemen Kualitas (hanya judul)

4.1 Persyaratan umum

4.2 Persyaratan Dokumen (hanya judul)

4.2.1 Umum

4.2.2 Manual Kualitas

4.2.3 Pengendalian Dokumen

4.2.4 Pengendalian Catatan Kualitas

5 Tanggung jawab Manajemen (hanya judul)

5.1 Komitmen Manajemen

5.2 Fokus Pelanggan

5.3 Tanggung jawab Manajemen (hanya judul)

5.4 Komitmen Manajemen

5.4.1 Fokus Pelanggan

5.4.2 Kebijakan Kualitas

5.5 Perencanaan (hanya judul)

5.5.1 Tujuan Kualitas

5.5.2 Perencanaan Sistem Manajemen Kualitas

5.5.3 Tanggung jawab, wewenang dan Komunikasi (hanya judul)

5.6 Tanggung jawab dan Wewenang

5.6.1 Wakil Manajemen

5.6.2 Komunikasi Internal

5.6.3 Peninjauan ulang manajemen (hanya judul)

Umum

Input peninjauan ulang

Output peninjauan ulang

6 Manajemen Sumber Daya (hanya judul)

6.1 Penyediaan Sumber-sumber Daya

6.2 Sumber Daya Manusia (hanya judul)


(35)

Khairul Anwar Pulungan : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Price Earning Ratio Pada Perusahaan Real Estate Dan Property Yang Terdaftar Di Bursa Efek Jakarta, 2010.

Klausul

6.2.2 Kompetensi, kesadaran dan pelatihan

6.3 Infrastruktur

6.4 Lingkungan Kerja

7 Realisasi Produk (hanya judul)

7.1 Perencanaan Realisasi Produk

7.2 Proses yang terkait dengan pelanggan

7.2.1 Perencanaan persyaratan-persyaratan yang terkait dengan produk

7.2.2 Peninjauan-ulang persyaratan yang terkait dengan aproduk

7.2.3 Komunikasi Pelanggan

7.3 Desain dan Pengembangan (hanya judul)

7.3.1 Perencanan Desain dan Pengembangan

7.3.2 Input Desain dan Pengembangan

7.3.3 Output Desain dan Pengembangan

7.3.4 Peninjauan Ulang Desain dan Pengembangan

7.3.5 Verifikasi Desain dan Pengembangan

7.3.6 Validasi Desain dan Pengembangan

7.3.7 Pengendalian dari Perubahan Desain dan Pengembangan

7.4 Pembelian

7.4.1 Proses Pembelian

7.4.2 Informasi Pembelian

7.4.3 Verifikasi Produk yang dibeli

7.5 Ketentuan Produksi dan Pelayanan

7.5.1 Pengendalian Produksi dan Pelayanan

7.5.2 Validasi Dari Proses Untuk Produksi dan Pelayanan

8 Pengukuran, Analisis dan Perbaikan

8.1 Umum

8.2 Pemantauan dan Pengukuran

8.2.1 Kepuasan Pelanggan


(36)

Khairul Anwar Pulungan : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Price Earning Ratio Pada Perusahaan Real Estate Dan Property Yang Terdaftar Di Bursa Efek Jakarta, 2010.

Klausul

8.2.3 Pemantauan dan Pengukuran Proses

8.2.4 Pemantauan dan Pengukuran Produk

8.3 Pengendalian Ketidaksesuaian Produk

8.4 Analisis data

8.5 Perbaikan

8.5.1 Perbaikan Berkelanjutan

8.5.2 Tindakan Perbaikan

8.5.3 Tindakan Pencegahan

Sumber Gaspersz (2000)

Yamit (2002) menjabarkan persyaratan atau elemen sistem mutu yang terdapat dalam ISO 9001:2000 terdiri dari 20 elemen, yaitu :

1. Elemen tanggung jawab manajemen (Management Responsibility). 2. Elemen sistem mutu (quality system).

3. Elemen kaji ulang kontrak (contract review).

4. Elemen pengendalian desain (design control).

5. Elemen pengendalian dokumen dan data (document and data control).

6. Elemen Pembelian (purchasing).

7. Elemen pengendalian produk milik pelanggan (customer supplied product control).

8. Elemen indentifikasi dan keterlacakan prorduk (product indentification an traceability)

9. Elemen pengendalian proses (proses control).


(37)

Khairul Anwar Pulungan : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Price Earning Ratio Pada Perusahaan Real Estate Dan Property Yang Terdaftar Di Bursa Efek Jakarta, 2010.

11. Elemen pengendalian inspeksi, pengukuran dan peralatan test (control of inspection, measuring test equipment).

12. Elemen inspeksi dan status test (inspection and test status).

13. Elemen pengendalian produk yang tidak sesuai (control of nonconforming product).

14. Elemen tindakan pencegahan dan perbaikan (preventive and corrective actions).

15. Elemen penanganan, penyimpanan, pengemasan, pengawetan dan pengiriman

(handling, storage, packaging, preservation and delivery).

16. Elemen pengendalian catatan mutu (control of quality records).

17. Elemen tindakan audit mutu internal (internal quality audit).

18. Elemen pelatihan (training). 19. Elemen pelayanan (servicing).

20. Elemen teknik statistic (statiscal techniques).

Sunu (1999) mengemukakan manfaat keberhasilan program ISO dari segi efisiensi adalah :

a) Pelanggan, yaitu jika tercapainya kepuasan pelanggan.

b) Personel yang menerapkan, yaitu jika personel merasa bermanfaat atau dapat berfungsi sebagai alat Bantu.


(38)

Khairul Anwar Pulungan : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Price Earning Ratio Pada Perusahaan Real Estate Dan Property Yang Terdaftar Di Bursa Efek Jakarta, 2010.

2.1.7 Kompetensi

Karyawan yang terlibat dalam proses pengoperasian organisasi, baik perencanaan, pelaksanaan maupun pengendalian harus mempunyai kompetensi sebagaimana yang ditetapkan dalam organisasi atau perusahaan , yaitu kompeten sesuai dengan pendidikan, pelatihan, ketrampilan dan pengalaman yang dapat menjamin bahwa kualitas yang disyaratkan terpenuhi (Gaspersz, 2005).

Alwi (2001) menyatakan kompetensi menyangkut kewenangan setiap individu untuk melakukan tugas mengambil keputusan sesuai dengan perannya dalam organisasi yang relevan dengan keahlian, pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki. Sementara Rivai (2005) menyatakan kompetensi adalah sesuatu yang orang bahwa bagi suatu pekerjaan dalam bentuk dan tingkatan perilaku yang berbeda yang mempengaruhi aspek proses dari pekerjaan.

Untuk mewujudkan sasaran organisasi agar sesuai dengan kompetensi yang diisyaratkan harus dilakukan :

1. Identifikasi dan menetapkan kebutuhan kompetensi karyawan yang melaksanakan pekerjaan yang mempengaruhi produk.

2. Memberikan pelatihan untuk memenuhi kebutuhan kompetensi agar karyawan sadar dan berkontribusi terhadap pencapaian kualitas.

Dengan membangun kompetensi yang tinggi dapat diciptakan keunggulan yang khas terhadap sumber daya manusia yang dimiliki perusahaan salah satu caranya adalah dengan melakukan rekruitmen individu yang terlatih dan memiliki potensi


(39)

Khairul Anwar Pulungan : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Price Earning Ratio Pada Perusahaan Real Estate Dan Property Yang Terdaftar Di Bursa Efek Jakarta, 2010.

individual yang dapat dikembangkan melalui program pelatihan dan pendidikan lanjut.

2.1.8 Pendidikan dan Pelatihan

Pendidikan dan pelatihan merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan kemampuan sumber daya manusia sesuai dengan kebutuhan pekerjaan. Bella (dalam Hasibuan, 2003) menyatakan bahwa “pendidikan dan pelatihan merupakan proses peningkatan ketrampilan kerja baik teknis ataupun manajerial dimana pendidikan berorientasi pada teori, dilakukan dalam kelas, berlangsung lama dan biasanya menjawab why sedangkan latihan berorientasi pada praktek, dilakukan di lapangan, berlangsung singkat dan biasanya menjawab how”.

Pedidikan dan pelatihan tidak hanya berlaku bagi pegawai baru akan tetapi juga bagi pegawai lama yang juga sudah berpengalaman perlu belajar menyesuaikan dengan organisasi orang-orangnya, kebijaksanaan-kebijaksanaannya dan prosedur-prosedurnya. Ketrampilan, keahlian dan pengetahuan berdasarkan aktivitas kerja agar dapat menjalankan dan menyelesaikan pekerjaan dengan baik.

Mensosialisasi karyawan ke dalam budaya perusahaan agar dapat menjadi karyawan yang produktif dan efektif merupakan hal sangat penting bagi perusahaan. Langkah efektif adalah dengan memberikan pelatihan, dan pelatihan bagi karyawan adalah merupakan sebuah proses mengajarkan pengetahuan dan keahlian tertentu serta sikap agar karyawan semakin terampil dan mampu melaksanakan tanggung jawabnya dengan semakin baik sesuai dengan standar.


(40)

Khairul Anwar Pulungan : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Price Earning Ratio Pada Perusahaan Real Estate Dan Property Yang Terdaftar Di Bursa Efek Jakarta, 2010.

Michael dan Robert dalam Mangkuprawira (2004) pelatihan dibedakan menjadi dua program yaitu pelatihan dimana karyawan memperoleh ketrampilan yang dapat dipakai di hampir semua jenis pekerjaan. Pelatihan khusus dimana karyawan memperoleh informasi dan ketrampilan sudah siap pakai khususnya pada bidang pekerjaannya. Tujuan utama yang ingin dicapai dari program pelatihan dan pengembangan adalah : memperbaiki kinerja, meningkatkan ketrampilan karyawan, menghindari keusangan manajerial, memecahkan permasalahan, orientasi karyawan baru, persiapan promosi dan keberhasilan manejerial, memberi kepuasan untuk pengembangan personal.

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pendidikan dan pelatihan karyawan merupakan suatu persyaratan pekerjaan untuk memperbaiki penguasaan berbagai keterampilan, keahlian dan pengetahuan berdasarkan aktivitas kerja agar menjalankan dan menyelesaikan pekerjaan dengan baik.

2.1.9 Insfrastruktur dan Lingkungan Kerja

Insfrastruktur yaitu fasilitas yang mendukung kalancaran pelaksanaan pekerjaan untuk mencapai kesesuaian terhadap persyaratan produk meliputi bangunan, ruang kerja, dan fasilitas yang sesuai, peralatan proses (perangkat lunak dan perangkat keras), pelayanan pendukung (transportasi dan kamunikasi).

Lingkungan kerja yaitu kondisi lingkungan tempat melaksanakan pekerjaan dengan suasana yang kondusif sehingga dapat memberikan motivasi dan kenyamanan dalam melaksanakan pekerjaan untuk mencapai kesesuain produk.


(41)

Khairul Anwar Pulungan : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Price Earning Ratio Pada Perusahaan Real Estate Dan Property Yang Terdaftar Di Bursa Efek Jakarta, 2010.

Lingkungan kerja mencakup kondisi tempat melaksanakan kerja meliputi factor fisik, sosial, psikologis dan lingkungan (temperature, kelembaban dan komposisi udara) Gaspersz (2005).

Lingkungan tersebut seperti penerangan yang cukup, kelembaban udara, temperatur, sistem upah gaji, hubungan kerja antar pegawai, kebijakan perusahaan, proses administrasi di perusahaan dan lingkungan kerja yang kondusif.

Dalam upaya peningkatan kerja pegawai perlu diperhatikan lingkungan kerja yang mendukung dan memadai sehingga pekerja merasa nyaman dalam bekerja dengan baik. Keberhasilan organisasi sangan tergantung pada lingkungan kerja didalam organisasi, karena para karyawan yang melakukan kegiatan pekerjaan merasa betah dan menyukai lingkungan tempat mereka bekerja. Lingkungan kerja merupakan salah satu factor pendukung semangat kerja dalam menyelesaikan suatu pekerjaan.

Simamora (1995), menyatakan “lingkungan kerja merupakan tempat dimana pekerja melakukan kegiatannya dan segala sesuatu yang dapat membantunya didalam pekerjaan”. Selain itu lingkungan kerja didalam organisasi mutlak untuk diperhatikan dan sangat menentukan dalam segala kegiatan oraganisasi baik itu organisasi pemerintah maupun organisasi swasta.


(42)

Khairul Anwar Pulungan : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Price Earning Ratio Pada Perusahaan Real Estate Dan Property Yang Terdaftar Di Bursa Efek Jakarta, 2010.

Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Lingkungan Kerja

Pelaksanaan pekerjaan dapat berjalan dengan baik apabila pimpinan perusahaan memperhatikan kebutuhan karyawan terhadap lingkungan kerja yang memadai.

Robbins (2002), menyatakan bahwa faktor-fktor yang mempengaruhi lingkungan kerja adalah sebagai berikut : 1. Suhu, 2. Kebisingan, 3. Penerangan, 4. Mutu udara, 5. Ukuran ruangan, 6. Pengaturan ruangan kerja, 7. Privasi.

a) Suhu.

Untuk memaksimalkan kinerja adalah penting bagi karyawan yang bekerja di suatu lingkungan suhu diatur sedemikian rupa sehingga berada diantara rentang yang dapat diterima setiap individu. Seperti tersedianya sistem pendingin antara lain AC, kipas angin dan ventilasi udara.

b) Kebisingan

Efek dari suara-suara yang tidak konstan (tidak dapat diramalkan) cenderung menganggu kemampuan karyawan untuk berkosentrasi dan memusatkan perhatian sehingga dapat menurunkan kinerja karyawan. Kebanyakan kantor mempunyai tingkat kebisingan berkisar dari rendah sampai sedang dan organisasi hendaknya mempertimbangkan untuk memasang bahan kedap suara seperti : langit-langit, karpet, dan tirai yang dapat menyerap bunyi.


(43)

Khairul Anwar Pulungan : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Price Earning Ratio Pada Perusahaan Real Estate Dan Property Yang Terdaftar Di Bursa Efek Jakarta, 2010.

c) Penerangan

Untuk tugas yang sulit dan pekerjaan yang membutuhkan tingkat kecermatan yang tinggi sangat membutuhkan intensitas cahaya yang tepat. Hal ini disebabkan melakukan aktifitas di dalam intensitas cahaya yang buruk dapat membuat mata tegang dan sakit. Oleh karena itu perusahan harus memperhatikan sistem penerangan yang cukup.

d) Mutu Udara.

Merupakan fakta yang tidak dapat disangkal bahwa menghirup udara yang sangat tercemar membawa efek yang merugikan kesehatan pribadi. Sejauh ini polutan ditemukan dalam konsentrasi yang tinggi dilingkungan kerja dibanding masyarakat umumnya, karyawan dapat menghadapi resiko kesehatan pribadi yang serius yang dapat menyebabkan menurunnya kinerja karyawan. Hal ini bagi perusahaan dapat menjadi alasan untuk memasang alat penyaring udara, meletakkan tumbuhan hijau pada ruangan dan kecendrungan kearah tempat kerja yang bebas dari asap rokok.

e) Ukuran Ruangan

Ukuran ruangan selayaknya disesuaikan dengan kebutuhan karyawan dan tugas-tugas yang diembannya tidak terlampau sempit dan tidak terlalu luas. Sehingga karyawan dapat bergerak dengan leluasa.


(44)

Khairul Anwar Pulungan : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Price Earning Ratio Pada Perusahaan Real Estate Dan Property Yang Terdaftar Di Bursa Efek Jakarta, 2010.

f)Pengaturan Ruangan Kerja

Ukuran ruangan merujuk pada pengukuran besarnya ruangan per karyawan, pengaturan merujuk pada jarak antara orang dan fasilitas, misalnya : penempatan meja, kursi, komputer, telpon dll. Penempatan fasilitas yang baik dapat memudahkan karyawan dalam pelaksanaan pekerjaannya.

g) Privasi

Banyak karyawan menginginkan tingkat privasi yang besar dalam pekerjaan mereka namun banyak juga karyawan menginginkan peluang untuk berinteraksi dengan rekan kerja. Privasi pada dasarnya membatasi gangguan terutama bagi karyawan yang melakukan tugas-tugas yang rumit. Oleh sebab itu pimpinan harus tanggap terhadap kebutuhan privasi karyawannya.

Faktor lingkungan kerja sangat berpengaruh terhadap kinerja karyawan, untuk itu kondisi lingkungan kerja yang kondusif dan harmonis akan membuat karyawan merasa nyaman dan bergairah dalam melaksanakan pekerjaan.

2.1.10 Insentif

Insentif adalah merupakan salah satu unsur atau bagian dari imbalan. Oleh karena itu sebelum membahas mengenai insentif akan dijelaskan terlebih dahulu pengertian-pengertian mengenai imbalan. Untuk menarik orang supaya memasuki organisasi, untuk mengupayakan supaya karyawan datang bekerja, dan untuk memotivasi mereka supaya lebih bekerja lebih giat lagi, maka para manajer biasanya


(45)

Khairul Anwar Pulungan : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Price Earning Ratio Pada Perusahaan Real Estate Dan Property Yang Terdaftar Di Bursa Efek Jakarta, 2010.

memberikan imbalan kepada karyawan. Karyawan menukarkan waktu mereka, kemampuan, keterampilan dan usaha mereka dengan imbalan yang dihargai.

Menurut Terry (2001) imbalan jika ditinjau berdasarkan hubungannya dengan produktivitas terdiri dari dua kategori, yaitu imbalan berbentuk uang

(financial reward) dan imbalan berbentuk non uang (non financial reward). Sedangkan bentuk-bentuk imbalan yaitu imbalan intrinsik dan ekstrinsik.

Imbalan Ektrinsik

Imbalan ektrinsik adalah merupakan imbalan yang diterima individu atas pekerjaan atau jasa yang telah dihasilkannya yang biasanya diberikan dalam bentuk uang, imbalan interpersonal, maupun imbalan yang berupa promosi.

Banyak organisasi menggunakan jenis tertentu dari rencana pembayaran insentif untuk memotivasi para karyawan. Cascio (2001) menyajikan rangkuman yang paling lengkap mengenai beraneka ragam rencana upah dan efektifitasnya sebagai motivator. Setiap rencana dievaluasi atas dasar pertanyaan berikut :

1. Sampai seberapakah efektifnya rencana itu dalam menciptakan persepsi bahwa uang itu berhubungan dengan hasil karya?

2. Sampai seberapa jauh rencana itu dapat menimumkan konsekuensi negatif yang dirasakan dari hasil karya yang baik?

3. Sampai seberapakah rencana itu dapat membantu persepsi bahwa imbalan penting selain upah?


(46)

Khairul Anwar Pulungan : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Price Earning Ratio Pada Perusahaan Real Estate Dan Property Yang Terdaftar Di Bursa Efek Jakarta, 2010.

Dengan memperhatikan setiap kriteria secara terpisah, maka muncullah beberapa pola yang menarik. Rencana upah dan bonus individual kelihatannya paling baik jika manajemen berusaha mengkaitkan upah dan hasil karya. (Cascio, 2001).

Imbalan interpersonal merupakan imbalan yang berupa status dan pengakuan. Dengan menugaskan seorang melakukan pekerjaan yang memiliki prestasi tinggi, berarti manajemen telah berusaha meningkatkan atau memidahkan status yang dimiliki seseorang. Sedangkan pengakuan berarti mengakui prestasi karyawan yang dapat menyebabkan status yang meningkatkan. Pengakuan dari manajemen dapat mencangkup pujian di depan umum, pernyataan bahwa pekerjaan telah dilaksanakan dengan baik, atau menerima perhatian khusus. Sampai sejauh mana perhatian itu memberi motivasi, tergantung seperti halnya dengan sebagian besar imbalan, pada nilai yang dirasakan dan pada hubungan yang dilihat orang antara pengakuan tersebut dengan perilaku itu sendiri. (Terry,2001)

Imbalan Intrinsik

Pengertian imbalan intrinsik adalah imbalan yang diberikan oleh individu itu sendiri misalnya rasa kepuasan atas keberhasilan sebagai hasil tugas tertentu. Imbalan intrinsik itu lebih bersifat kepuasan pribadi terhadap penyelesaian tugas, prestasi, otonomi dan perkembangan pribadi. Kemampuan untuk memulai dan menyelesaikan suatu pekerjaan tertentu adalah penting bagi beberapa orang. Orang-orang ini menghargai apa yang dinamakan penyelesaian tugas (Completion). Penyelesaian tugas dan pengaruhnya terhadap seseorang merupakan suatu imbalan diri


(47)

(Self-Khairul Anwar Pulungan : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Price Earning Ratio Pada Perusahaan Real Estate Dan Property Yang Terdaftar Di Bursa Efek Jakarta, 2010.

reward). Beberapa orang mempunyai suatu kebutuhan untuk menyelesaikan tugas. Kesempatan yang memungkinkan orang semacam itu untuk menyelesaikan tugas mempunyai pengaruh motivasi yang sangat kuat. Prestasi (Achievement) merupakan imbalan yang diberikan sendiri (self-administered reward), yang diperoleh apabila seseorang mencapai satu tujuan menantang. Beberapa orang mencapai tujuan yang menantang, sedangkan orang lain cenderung menyelesaikan tujuan yang sedang aau rendah. Dalam program penetapan tujuan telah dikemukakan bahwa tujuan yang sukar menyebabkan orang mencapai hasil karya yang lebih tinggi dari pada tujuan yang sedang. Tetapi dalam program semacam itupun harus dipertimbangkan perbedaan individual. (Terry, 2001)

Setiap perolehan mempunyai valensi atau nilai bagi seseorang. Perolehan seperti upah, promosi, teguran, atau pekerjaan yang lebih baik, mempunyai nilai yang berbeda-beda bagi orang orang yang berbeda. Ini disebabkan karena setiap orang mempunyai kebutuhan dan persepsi yang berbeda-beda. Jadi, dalam mempertimbangkan imbalan apakah yang digunakan, manajer harus pandai mempertimbangkan perbedaan individual. Jika digunakan imbalan yang dinilai tinggi untuk memotivasi, maka imbalan dapat menyebabkkan orang bekerja keras untuk mencapai tingkat hasil karya yang tinggi. (Schuler dan Jackson, 2001)

Telah banyak riset dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor yang menentukan persepsi seseorang terhadap insentif yang diterimanya, (Cascio, 2001) secara ringkas merangkumkan lima kesimpulan sebagai berikut:


(48)

Khairul Anwar Pulungan : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Price Earning Ratio Pada Perusahaan Real Estate Dan Property Yang Terdaftar Di Bursa Efek Jakarta, 2010.

1. Persepsi dari berapakah yang diterima dan berapakah orang itu merasa seharusnya terima. Apabila orang menerima kurang daripada yang harus diterimanya, maka akan menimbulkan rasa kekecewaan.

2. Perbandingan dengan apa yang terjadi pada orang lain. Orang cendrung membandingkan usaha mereka, keterampilan, masa kerja, dan hasil karya mereka dengan kepunyaan orang lain. Kemudian mereka berusaha membandingkan dengan insentif mereka.

3. Persepsi yang dipengaruhi oleh sampai seberapakah karyawan itu merasa cukup dengan imbalan ekstrinsik dan imbalan intrinsik. Ada sedikit perselisihan antara para ahli riset mengenai masalah imbalan manakah yang lebih penting dalam menentukan kepuasan pekerjaan, imbalan intrinsik ataukah imbalan ekstrinsik. Perdebatan itu belum selesai karena kebanyakan penelitian menegaskan bahwa kedua jenis imbalan itu penting semua.

4. Orang-orang berbeda-beda keinginannya mengenai insentif dan berbeda juga mengenai bagaimana pentingnya insentif yang berbeda bagi mereka. Dalam kenyataannya, pada saat yang berbeda dalam karir seseorang, pada umur yang berbeda, dan dala situasi yang berbeda, insentif yang lebih disenangi itu berbeda pula.

5. Ada beberapa imbalan intrinsik yang menimbulkan imbalan lain yang lebih disenangi, misalnya luas kantor seseorang atau apakah kantor itu dilengkapi dengan karpet atau gorden seringkali dipandang sebagai suatu imbalan karena


(49)

Khairul Anwar Pulungan : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Price Earning Ratio Pada Perusahaan Real Estate Dan Property Yang Terdaftar Di Bursa Efek Jakarta, 2010.

hal itu menunjukkan status dan kekuasaan seseorang. Uang merupakan imbalan yang menyebabkan imbalan lain seperti gengsi, autonomi, dan kebebasan, keamanan dan perlindungan.

Hampir semua karyawan manajerial dan banyak karyawan yang bukan manajer dibayar dengan menggunakan sistem upah jasa. Satu alternatif adalah dengan menetapkan suatu tingkat minimum upah bagi tiap-tiap pekerjaan dan kemudian memberikan kenaikan tambahan sampai tercapai tingkat kompensasi yang tertinggi. (Deluca,2003)

Pada dasarnya, upah jasa atau upah hasil bagi pekerjaan sebagai dasar bagi imbalan kepada karyawan adalah praktek manajemen yang telah diterima secara luas. Walaupun beberapa orang membantah bahwa upah itu relative penting dibandingkan dengan imbalan ekstrinsik dan intrinsik lain, namun ada persetujuan umum dalam kalangan manajemen bahwa upah merupakan imbalan penting bagi kebanyakan karyawan. Jika dua orang karyawan diperkerjakan untuk melaksanakan pekerjaan yang sama dan yang seorang lebih baik hasilnya ini harus dibayar lebih banyak karena hasil karyanya yang lebih baik daripada yang lainnya. (Deluca,2003)

Menurut Scott (2003) insentif adalah merupakan suatu pendorong, dimana dalam penggunaannya berlaku untuk semua jenis pendorong baik material maupun nonmaterial yang dapat mendorong orang untuk melakukan tindakan dalam pencapaian tujuan. Pengaruh sekundernya adalah mempengaruhi perilaku seseorang.


(50)

Khairul Anwar Pulungan : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Price Earning Ratio Pada Perusahaan Real Estate Dan Property Yang Terdaftar Di Bursa Efek Jakarta, 2010.

Dalam pelaksanaan program insentif, tolak ukur yang dipakai oleh perusahaan dalam menentukan besarnya insentif yang harus diterima oleh karyawan biasanya sangat bergantung pada target kuantitas produksi, kualitas produksi, standar kinerja dan target penjualan. (Scott, 2003).

2.1.11 Jenis Insentif

Terry (2001) menyatakan ada dua jenis insentif, yaitu : 1. Insentif Finansial (Financial Incentive)

Menurutnya insentif finansial yang dapat dinilai atau diukur dengan uang. Sistem financial ini menawarkan karyawan suatu tambahan kompensasi atas usaha lebih yang telah mereka lakukan, dengan berdasarkan pada standar yang telah ditentukan.

2. Insentif Non Finasial (Non Financial Incentive)

Insentif non finasial adalah insentif yang tidak dapat diukur atau dinilai dengan uang. Insentif non financial ini merupakan penghargaan non moneter yang bentuknya dapat berupa pengakuan atau penghargaan yang diberikan tkepada karyawa atas pekerjaan yang telah mereka lakukan dengan baik. Hal ini dapat menjadi daya pendorong bagi karyawan tersebut untuk bekerja lebih baik sehingga prestasi kerjanya juga meningkat.

Tujuan dari pembarian insentif ini sendiri adalah sebagai balas jasa untuk memenuhi kebutuhan karyawan, sebagai pendorong agar bekerja lebih giat sehingga


(51)

Khairul Anwar Pulungan : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Price Earning Ratio Pada Perusahaan Real Estate Dan Property Yang Terdaftar Di Bursa Efek Jakarta, 2010.

diharapkan dapat menghasilkan prestasi kerja yang lebih baik dimasa mendatang. (Terry,2001).

2.1.12 Kepuasan Kerja

Setiap individu yang bekerja dalam suatu perusahaan sudah sewajarnya mengharapkan untuk memperoleh segala sesuatu yang bermanfaat dan menguntungkan bagi dirinya. Pandangan pekerja terhadap kondisi tersebut akan mempengaruhi perilakunya dalam bekerja. Seperti yang dinyatakan oleh Robin,(2000), bahwa kepuasan kerja merupakan hubungan antara individu dengan pekerjaan dan lingkungannya. Kepuasan kerja akan muncul apabila individu menyukai pekerjaan dan lingkungannya tersebut dan sebaliknya akan timbul rasa tidak puas dalam diri seorang karyawan bila pekerja tidak menyukai pekerjaan dan lingkungannya, seperti yang dinyatakan oleh Wexley dan Yukl (2001),”Job satisfaction refers basically to how much employees like their jobs.”

Dessler (2001) menyatakan bahwa definisi kepuasan kerja menekankan pada persepsi kerja karyawan mengenai keuntungan-keuntungan yang diperoleh dari pekerjaannya. Pekerja juga menganggap bahwa kepuasan kerja merupakan faktor penting yang harus diperhatikan dala hal produktivitas. Sedangkan Davis dan Newstrom (2001) menyatakan bahwa kepuasan kerja timbul berdasarkan persepsi, pendapat atau pandangan karyawan tehadap pekerjaan dan aspek-aspeknya, yaitu kepentingan dan manfaat apa yang dapat diberikan pekerjaan dan lingkungannya.


(52)

Khairul Anwar Pulungan : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Price Earning Ratio Pada Perusahaan Real Estate Dan Property Yang Terdaftar Di Bursa Efek Jakarta, 2010.

Dipandang dari aspek psikologis, seseorang akan memandang bahwa pekerjaan yang sedang dihadapinya memiliki makna yang positif sehingga memberikan kebahagiaan atau sebaliknya menimbulkan tekanan bathin atau stress. Dipandang dari aspek fisik, seseorang yang menyenangi pekerjaanya akan tampak lebih giat, lebih kuat dalam bekerja karena hasilnya akan lebih banyak memenuhi kebutuhan fisik seperti untuk membeli pakaian, makanan, rumah, dan sebagainya. Sedangkan dipandang dari aspek nilai, seseorang merasa puas di tempat kerjanya jika memperoleh nilai ganda. Orang bekerja mempunyai makna untuk mengisi luang, untuk menambah persahabatan, untuk bersosialisasi, untuk memanfaatkan ilmunya, untuk ibadah, untuk mencari uang, untuk mendapatkan jabatan, untuk diakui keberadaannya, untuk menunjukkan prestasi dan sebagainya.

Ada beberapa teori tentang kepuasan kerja :

1) Teori Keadilan (Equity Theori). Teori ini mengemukakan bahwa orang akan merasa puas atau tidak puas, tergantung pada ada atau tidaknya keadilan

(equity) dalam suatu situasi, khususnya situasi kerja. Menurut teori ini komponen utama dalam teori keadilan adalah input, hasil keadilan dan ketidakadilan. Input adalah faktor yang bernilai bagi karyawan yang dianggap mendukung pekerjaannya, seperti pendidikan, pengalaman, kecakapan, jumlah tugas dan peralatan atau perlengkapan yang dipergunakan untuk melaksanakan pekerjaannya. Hasilnya adalah sesuatu yang dianggap bernilai oleh seorang karyawan yang diperoleh dari pekerjaannya seperti upah/gaji, keuntungan


(53)

Khairul Anwar Pulungan : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Price Earning Ratio Pada Perusahaan Real Estate Dan Property Yang Terdaftar Di Bursa Efek Jakarta, 2010.

sampingan, symbol, status, penghargaan dan kesempatan untuk berhasil atas aktualisasi diri. Sedangkan orang selalu membandingkan dapat berupa seseeorang di perusahaan yang sama atau ditempat lain atau bisa pula dengan dirinya dimasa lalu. Menurut teori ini, setiap karyawan akan membandingkan rasio input hasil dirinya dengan rasio input hasil orang lain. Bila perbandingan input dianggap cukup adil, maka karyawan akan merasa puas. Bila perbandingan itu tidak seimbang tetapi menguntungkan bisa menimbulkan kepuasan tetapi bisa pula tidak. Tetapi bila perbandingan itu tidak seimbang akan mennimbulkan ketidakpuasan. (Locke,2001)

2) Teori Ketidakpuasan (Discrepancy Theory). Teori ini menyatakan bahwa kepuasan kerja merupakan hasil dari perbandingan antara apa yang diharapkan dan apa kenyataannya. Kepuasan kerja dipengaruhi oleh harapan-harapan dari karyawan. Perbandingan yang baik menunjukkan bahwa karyawan telah menerima lebih dari yang diharapkan, akan menciptakan kepuasan kerja yang tinggi. Perbandingan yang tidak baik, yang menunjukkan kenyataan tidak sesuai dengan yang diharapkan, akan menimbulkan ketidakpuasan. Teori ini menekankan pada pentingnya pemahaman mengenai harapan-harapan pada saat melakukan pekerjaan. Perbedaan antara jumlah yang diterima dengan jumlah yang dipersepsikan oleh karyawan lain merupakan penyebab utama terjadinya ketidakpuasan. (Schermerhorn,2002)


(54)

Khairul Anwar Pulungan : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Price Earning Ratio Pada Perusahaan Real Estate Dan Property Yang Terdaftar Di Bursa Efek Jakarta, 2010.

2.1.13 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tingkat Kepuasan Kerja

Menurut Robbins (2000), faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja seseorang adalah : pekerjaan yang secara mental menantang (Mentally Challenging Work), ganjaran yang pantas (Equitable Rewards), kondisi kerja yang mendukung

(Supportive Working Condition), dukungan reken sekerja (Supportive Colleagues), kecocokan antara kepribadian dan pekerjaan (The personality-job fit). Menuru Rivai (2004), faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kepuasan kerja karyawan pada dasarnya dapat dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu faktor intrinsik dan ekstrinsik. Faktor intrinsik adalah faktor yang berasal dari dalam diri karyawan dan dibawa oleh setiap karyawan sejak mulai bekerja. Sedangkan faktor ekstrinsik menyangkut hal-hal yang berasal dari luar diri karyawan, seperti kondisi fisik lingkungan kerja, interaksi dengan karyawan lain, dukungan atasan dalam bekerja.

Menurut Davis dan Newstorm (2001), ada dua faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja, yaitu faktor pegawai seperti kecerdasan, umur jenis kelamin, kondisi fisik, pendidikan, pengalaman dan masa kerja, kepribadian, emosi, cara berpikir dan sikap kerja dan faktor pekerjaan seperti jenis pekerjaan, struktur perusahaan, pangkat atau golongan, kesempatan promosi, interaksi sosial. Indikator untuk mengukur kepuasan kerja pegawai dinyatakan Schermerhorn (2002) dalam Job Description Index (JDI) adalah pekerjaan itu sendiri (work itself), pengawasan (supervision),


(55)

Khairul Anwar Pulungan : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Price Earning Ratio Pada Perusahaan Real Estate Dan Property Yang Terdaftar Di Bursa Efek Jakarta, 2010.

2.2 Review Penelitian Terdahulu

Beberapa penelitian sebelumnya yang dijadikan sebagai pedoman untuk melakukan penelitian ini, seperti pada Tabel 2.2 berikut:

Tabel 2.2. Penelitian Terdahulu

Nama/ Tahun

Topik/ Judul Penelitian

Variabel yang diteliti Hasil yang diperoleh

Loebis (2007)

Sutuyo (2006)

Pengaruh Pemberian Insentif dan Kepuasan Kerja Terhadap Prestasi Kerja Karyawan Balai

Yasa Pulo Brayan PT. Kereta Api Medan

Analisis Pengaruh Penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2000 Terhadap Kinerja

Karyawan Pada PT. Brantas Abipraya Wilayah I Medan

Variabel bebas, meliputi pemberian insentif dan

kepuasan kerja. Variabel teikat meliputi

prestasi kerja

Variabel bebas, meliputi : kompetensi, infrastruktur,lingkungan

kerja.

Variabel terikat, meliputi : kinerja karyawan

Pemberian insentif dan kepuasan kerja secara simultan berpengaruh terhadap prestasi kerja karyawan Balai Yasa PT.

Kereta Api Medan

Terdapat pengaruh yang signifikan dan secara simultaan yaitu kompetensi,

kesadaran dan pelatihan, infrastruktur, lingkungan kerja terhadap kinerja

karyawan

Hafni (2004)

Pengaruh ISO 9001:2000 Terhadap peningkatan produktivitas kerja karyawan

Rumah Sakit “X” di Medan, Sumatera Utara

Variabel bebas, meliputi : kompetensi, infrastruktur,lingkungan

kerja.

Variabel terikat, meliputi : produktivitas kerja

karyawan

Penerapan ISO 9001:2000 (sumberdaya mannusia,

insfranstruktur, dan lingkungan kerja) berpengaruh signifikan terhadap produktivitas kerja.

Pengaruh yang dominant adalah variabel sumber daya

manusia


(56)

Khairul Anwar Pulungan : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Price Earning Ratio Pada Perusahaan Real Estate Dan Property Yang Terdaftar Di Bursa Efek Jakarta, 2010.

BAB III

KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS

3.1. Kerangka Konsep

Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2000 pada klausul 6.2 terdiri dari kompetensi, kesadaran dan pelatihan, infrastruktur serta lingkungan kerja. Kompetensi, kesadaran dan pelatihan yaitu kemampuan dan kesadaran yang dimiliki karyawan dalam melaksanakan pekerjaan, mengambil keputusan yang relevan dengan keahlian, pengalaman, ketrampilan, yang didukung pendidikan dan pelatihan berkaitan dengan tugas yang menjadi tanggung jawabnya serta bagaimana mereka berkontribusi pada pencapaian tujuan kualiatas meliputi keahlian, pengalaman, keterampilan, kesadaran, pendidikan dan pelatihan. Infrastruktur yaitu fasilitas yang mendukung kelancaran pelaksanaan pekerjaan untuk mencapai kesesuaian terhadap persyaratan produk meliputi bangunan, ruang kerja, dan fasilitas yang sesuai, peralatan proses (perangkat lunak dan perangkat keras), pelayanan pendukung (transportasi dan komunikasi). Lingkungan kerja yaitu kondisi lingkungan tempat melaksanakan pekerjaan dengan suasana yang kondusif sehingga memberikan motivasi dan kenyamanan dalam melaksanakan pekerjaan untuk mencapai kesesuaian produk. Lingkungan kerja mencakup kondisi tempat melaksanakan kerja meliputi faktor fisik, sosial, psikologis dan lingkungan (temperatur, kelembaban dan komposisi udara).


(57)

Khairul Anwar Pulungan : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Price Earning Ratio Pada Perusahaan Real Estate Dan Property Yang Terdaftar Di Bursa Efek Jakarta, 2010.

Pemberian insentif yang sesuai dengan beban kerja, sesuai dengan lingkungan internal dan eksternal, serta didukung oleh peraturan yang melindunginya akan dapat meningkatkan kinerja dari pegawai. Peningkatan kinerja pegawai juga dipengaruhi oleh kepuasan kerjanya. Jika dipandang dari aspek nilai, seseorang merasa puas ditempat kerjanya jika memperoleh nilai ganda. Orang bekerja mempunyai makna untuk mengisi waktu luang, menambah persahabatan, bersosialisasi, memanfaatkan ilmunya, mencari uang, mendapatkan jabatan, diakui keberadaannya, menunjukkan preatasinya dan sebagainya. Sedangkan dipandang dari aspek psikologis, seseorang akan memandang bahwa pekerjaan yang sedang dihadapinya memiliki makna yang positif sehingga memberikan kebahagiaan atau sebaliknya menimbulkan tekanan bathin atau stress. Dipandang dari aspek fisik, seseorang menyenangi pekerjaannya akan tampak lebih giat, lebih kuat dalam bekerja.

Berdasarkan teori yang telah dikemukan dimuka, maka peneliti membuat kerangka konseptual seperti pada model. Gambar 3.1 sebagai berikut


(58)

Khairul Anwar Pulungan : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Price Earning Ratio Pada Perusahaan Real Estate Dan Property Yang Terdaftar Di Bursa Efek Jakarta, 2010.

Gambar 3.1 Kerangka Konsep

3.2. Hipotesis

Dari gambaran kerangka konseptual diatas maka penelliti dapat menarik hipotesis penelitian sebagai berikut:

1) Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2000 (Kompetensi, Kesadaran dan Pelatihan, Infranstruktur dan Lingkungan Kerja) berpengaruh terhadap kinerja pegawai.

2) Kepuasan kerja berpengaruh terhadap hubungan antara Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2000 (Kompetensi, Kesadaran dan Pelatihan, Infranstruktur dan Lingkungan Kerja) dan kinerja pegawai.

3) Pemberian insentif berpengaruh terhadap hubungan antara Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2000 (Kompetensi, Kesadaran dan Pelatihan, Infranstruktur dan Lingkungan Kerja) dan kinerja pegawai.

Sistem Manejemen Mutu ISO 9001:2000

(X1) Kompetensi, kesadaran dan

pelatihan, infrastruktur, lingkungan kerja

KINERJA PEGAWAI (Y)

KEPUASAN KERJA

(X2)

PEMBERIAN INSENTIF


(59)

Khairul Anwar Pulungan : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Price Earning Ratio Pada Perusahaan Real Estate Dan Property Yang Terdaftar Di Bursa Efek Jakarta, 2010.

BAB IV

METODE PENELITIAN

4.1. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan peneltian survey yaitu penelitian yang mengambil sample kuesioner sebagai alat pengumpul data (Singarimbun 1995). Penelitian survey disini bertujuan menjelaskan hubungan kausal dan pengujian hipotesis tentang pengaruh penerapan sistem manajemen mutu ISO 9001:2000 (kompetensi, kesadaran dan pelatihan, infrastruktur serta lingkungan kerja) terhadap kinerja karyawan dengan pemberian insentif dan kepuasan kerja sebagai variabel moderating di Terminal Peti Kemas Belawan.

Berdasarkan sifat, penelitian ini bersifat deskriptif explanatory yaitu menguraikan dan menjelaskan pengaruh antara kompetensi, kesadaran dan pelatihan, infrastruktur serta lingkungan kerja terhadap kinerja karyawan dengan insentif dan kepuasan kerja sebagai faktor yang menguatkan atau melemahkan, melalui hipotesis yang dilakukan melalui pengumpulan data.

4.2. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Terminal Peti Kemas Belawan, yang beralamat di jalan ujung gabion medan, selama 3 bulan mulai bulan September 2008 sampai dengan bulan Desember 2008.


(1)

Khairul Anwar Pulungan : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Price Earning Ratio Pada Perusahaan Real Estate Dan Property Yang Terdaftar Di Bursa Efek Jakarta, 2010.

C. INSENTIF

NO Daftar Pertanyaan

STS TS N S SS

1 2 3 4 5

1

Bagaimana menurut Bapak/Ibu bahwa besarnya upah insentif yang diberikan perusahaan merupakan salah satu faktor penting yang mendorong saya untuk melakukan pekerjaan dengan lebih baik

2

Bagaimana menurut Bapak/Ibu bahwa besarnya insentif berupa uang akan lebih mendorong untuk bekerja lebih giat dibandingkan insentif yang bukan berupa uang?

3

Bagaimana menurut Bapak/Ibu bahwa sistem penghitungan pemberian insentif yang dijalankan perusahaan saat ini sudah baik ?

4

Bagaimana menurut Bapak/Ibu bahwa besarnya insentif dan fasilitas yang diberikan oleh perusahaan sudah membuat Bapak/Ibu betah bekerja?

5

Bagaimana menurut Bapak/Ibu bahwa insentif yang diberikan sudah sesuai dengan tugas dan tanggung jawab Bapak/Ibu?


(2)

Khairul Anwar Pulungan : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Price Earning Ratio Pada Perusahaan Real Estate Dan Property Yang Terdaftar Di Bursa Efek Jakarta, 2010.

6 Bagaimana menurut Bapak/Ibu bahwa perusahaan cukup

memperhatikan insentif karyawannya?

7

Bagaimana menurut Bapak/Ibu jikaperusahaan selalu mengadakan perbaikan-perbaikan yang lebih baik mengenai kebijaksanaan pemberian insentif?

8 Bagaimana menurut Bapak/Ibu bahwa proses pemberian

insentif yang dilakukan perusahaan cukup baik? 9 Bagaimana menurut anda bahwa ketepatan waktu dalam

pembayaran gaji yang dilakukan perusahaan sudah baik? 10

Bagaimana menurut Bapak/Ibu bahwa Bapak Ibu bersedia untuk bekerja lebih keras demi mendapatkan insentif yang lebih besar

D. KEPUASAN KERJA

NO Daftar Pertanyaan STS TS N S SS

1 2 3 4 5

1

Bagaimana menurut Bapak/Ibu bahwa hampir setiap hari Bapak / Ibu bersemangat (antusias) menjalankan

pekerjaan?

2 Apakah Bapak/Ibu menikmati pekerjaan saat ini? 3 Bagaimana menurut Bapak/Ibu bahwa pekerjaan yang


(3)

Khairul Anwar Pulungan : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Price Earning Ratio Pada Perusahaan Real Estate Dan Property Yang Terdaftar Di Bursa Efek Jakarta, 2010.

4

Apakah menurut Bapak/Ibu pekerjaan yang sedang di kerjakan tidak menyediakan peluang untuk mencapai prestasi?

5 Apakah Bapak/Ibu merasa puas dengan pemenuhan

kebutuhan dalam pekerjaan?

6

Bagaimana menurut Bapak/Ibu bahwa sikap atasan dalam memberikan bimbingan dalam pekerjaan kepada

Bapak/Ibu dengan cukup baik?

7

Bagaimana menurut anda kerjasama dengan rekan sekerja dalam melakukan pekerjaan adalah suatu hal yang amat penting?

8 Bagaimana menurut Bapak/Ibu apakah Bapak/Ibu merasa

puas dengan gaji yang diterima setiap bulan?

9

Bagaimana menurut Bapak/Ibu bahwa peranan atasan cukup besar dalam penyelesaian pekerjaan yang Bapak/Ibu lakukan?

10 Bagaimana menurut Bapak/Ibu bahwa dukungan rekan


(4)

Khairul Anwar Pulungan : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Price Earning Ratio Pada Perusahaan Real Estate Dan Property Yang Terdaftar Di Bursa Efek Jakarta, 2010.

B. KINERJA PEGAWAI

NO Daftar Pertanyaan STS TS N S SS

1 2 3 4 5

1

Bagaimana menurut Bapak/Ibu , kemampuan dalam melaksanakan tugas telah sesuai dengan standar yang ditentukan perusahaan.

2

Bagaimana menurut Bapak/Ibu, kehandalan, kecepatan, ketepatan dan ketelitian dalam melaksanakan tugas telah dilakukan, baik dari segi waktu maupun biaya.

3

Bagaimana menurut Bapak/Ibu, efektivitas kerja setiap pekerjaan dilaksanakan sesuai dengan target waktu, kualitas dan biaya.

4

Bagaimana menurut Bapak/Ibu, sumber daya yang ada telah dipergunakan secara efektif dan efisien untuk mencapai kinerja yang tinggi.

5 Bagaimana menurut Bapak/Ibu , perhatian yang diberikan

kepada pelanggan telah dilakukan dengan baik.

6

Bagaimana menurut Bapak/Ibu, hubungan kerjasama dengan pelanggan telah dilakukan dengan baik dan saling menguntungkan.

7

Bagaimana menurut Bapak/Ibu , pelayanan yang diberikan kepada pelanggan telah sesuai dengan harapan dan

keinginan pelanggan.


(5)

Khairul Anwar Pulungan : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Price Earning Ratio Pada Perusahaan Real Estate Dan Property Yang Terdaftar Di Bursa Efek Jakarta, 2010.

8

Bagaimana menurut Bapak/Ibu, dalam meningkatkan kinerja telah dilakukan kerjasama yang baik sesama karyawan.

9

Bagaimana menurut Bapak/Ibu, dalam meningkatkan kinerja telah dilakukan kerjasama yang baik antara karyawan dengan pimpinan.

10 Bagaimana menurut Bapak/Ibu, kualitas kerja yang dicapai


(6)

Khairul Anwar Pulungan : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Price Earning Ratio Pada Perusahaan Real Estate Dan Property Yang Terdaftar Di Bursa Efek Jakarta, 2010.