pilihan, c harus jelas dan gamblang.
6
Prinsip lain dari perjanjian kerja harus saling jujur dan tidak mengkhianati perjanjian kerja, hal itu sesuai dalam al-
Qur’an surat al-Baqarah ayat 279 dan al-Maidah ayat 1.
2. Jenis Perjanjian Kerja
Dilihat dari segi jangka waktu pembuatan perjanjian kerja, dapat dibagi 2 dua jenis, yaitu perjanjian kerja waktu tertentu PKWTdan Perjanjian kerja
waktu tidak tertentu PKWTT sebagai berikut: a
Perjanjian Kerja Waktu Tertentu Perjanjian kerja waktu tertentu PKWT adalah perjanjian kerja antara
pekerja dengan pengusaha untuk mengadakan hubungan kerja dalam waktu tertentu dan untuk pekerjaan tertentu.
7
Tidak semua jenis pekerjaan dapat dibuat dengan perjanjian kerja waktu tertentu. Pasal 57 Ayat 1 UU 132003 mensyaratkan bentuk PKWT harus tertulis
dan mempunyai 2 kualifikasi yang didasarkan pada jangka waktu dan PKWT yang didasarkan pada selesainya suatu pekerjaan tertentu Pasal 56 Ayat 2UU
132003. Secara limitatif, Pasal 59 juga menyebutkan bahwa PKWT hanya dapat diterapkan untuk pekerjaan tertentu yang menurut jenis, sifat dan kegiatan
pekerjaannya akan selesai dalam waktu tertentu, yaitu pekerjaan yang sekali selesai atau
yang sementara sifatnya, pekerjaan yang diperkirakan
6
Chairuman Pasaribu dan Suhrawardi K. Lubis, Hukum Perjanjian dalam Islam, Jakarta: Sinar Grafika, 2004, hal. 2-3
7
F.X. Djulmiaji, Perjanjian Kerja Edisi Revisi, Jakarta: Sinar Grafika, 2008, hal. 67
penyelesaiannya dalam waktu yang tidak terlalu lama, paling lama 3 tahun, pekerjaan yang bersifat musiman dan pekerjaan yang berhubungan dengan
produk baru, atau produk tambahan yang masih dalam percobaan atau penjajagan.
8
b Perjanjian Kerja Waktu Tidak Tertentu
Perjanjian Kerja Waktu Tidak Tertentu PKWTT, yaitu perjanjian kerja antara pekerjaburuh dengan pengusaha untuk mengadakan hubungan kerja tetap.
Masa berlakunya PKWTT berakhir sampai pekerja memasuki usia pensiun, pekerja diputus hubungan kerjanya, pekerja meninggal dunia. Bentuk PKWTT
adalah fakultatif yaitu diserahkan kepada para pihak untuk merumuskan bentuk perjanjian baik tertulis maupun tidak tertulis. Hanya saja berdasarkan Pasal 63
Ayat 1 ditetapkan bahwa apabila PKWTT dibuat secara lisan, ada kewajiban pengusaha untuk membuat surat pengangkatan bagi pekerjaburuh yang
bersangkutan. PKWTT dapat mensyaratkan masa percobaan kerja paling lama 3 tiga bulan dan dalam hal demikian, pengusaha dilarang untuk membayar upah
di bawah upah minimum yang berlaku. Hal ini dijelaskan dalam Pasal 60 Ayat 1 dan 2 UU 132003 tentang Ketenagakerjaan.
9
8
Lihat juga YLBHI, Panduan Bantuan Hukum di Indonesia, Jakarta: YLBHI, 2014, hal. 156
9
Lihat juga YLBHI, Panduan Bantuan Hukum di Indonesia, Jakarta: YLBHI, 2014, hal. 157-158
3. Ketentuan Hukum Perjanjian Kerja
Suatu perjanjian yang telah memenuhi syarat-syarat tertentu bisa dikatakan sebagai suatu perjanjian yang sah dan sebagai akibatnya perjanjian
akan mengikat sebagai undang-undang bagi mereka yang membuatnya. Oleh karena itu agar keberadaan suatu perjanjian diakui oleh undang-undang legally
concluded contract haruslah sesuai dengan syarat-syarat yang telah ditentukan oleh undang-undang.
Untuk sahnya suatu perjanjian diperlukan empat syarat pasal 1320 KUH perdata yaitu:
a Sepakat merekat yang mengikatkan diri,
b Kecakapan untuk membuat suatu perjanjian,
c Suatu hal tertentu
d Suatu sebab yang halal.
Kesepakatan kedua belah pihak yang melakukan perjanjian haruslah bersepakat setuju dengan tanpa adanya paksaan atau tekanan dari pihak lain.
Tidak adanya kekeliruan atau penipuan oleh salah satu pihak. Oleh karena itu kesepakatan adalah unsur utama. Kecakapan membuat suatu perjanjian
maksudnya mereka yang dikategorikan sebagai pendukung hak dan kewajiban adalah orang atau badan hukum. Sedangkan suatu sebab yang halal maksudnya
ialah tidak dilarang oleh undang-undang, tidak bertentangan dengan kesusilaan dan ketertiban umum.
Ketentuan Pasal 51 1 UUK menyatakan bahwa Perjanjian Kerja dapat dibuat secara tertulis maupun lisan. Meskipun demikian, ketentuan Pasal 54 1
UUK setidak-tidaknya harus mencakup: a
Nama, alamat perusahaan, dan jenis usaha; b
Nama, jenis kelamin, umur dan alamat pekerjaburuh; c
Jabatan atau jenis pekerjaan; d
Tempat pekerjaan; e
Besarnya upah dan cara pembayarannya; f
Syarat-syarat kerja yang memuat hak dan kewajiban pengusaha dan pekerjaburuh;
g Mulai dan jangka waktu berlakunya perjanjian kerja;
h Tempat dan tanggal perjanjian kerja dibuat; dan
i Tanda tangan para pihak dalam perjanjian kerja.
Ketentuan tentang syarat-syarat di atas tidak diperlengkapi secara
memadai dengan sanksi yang memaksakan pentaatan. Sekalipun begitu, ketentuan perundang-undangan di atas setidak-tidaknya mengindikasikan apa yang
diharapkan termuat dalam perjanjian kerja yang dibuat tertulis. Fakta bahwa tidak disyaratkan perjanjian kerja dibuat tertulis dilandaskan pemikiran praktikal,
karena dalam banyak kasus para pihak tidak menuliskan kesepakatan yang dibuat antara mereka. Jika perjanjian lisan demikian dinyatakan cacat hukum, maka
artinya pekerjaburuh tidak akan dapat mendapat perlindungan yang layak.
B. Upah Menurut Hukum Islam dan Hukum Positif
1.
Pengertian Upah
Upah memegang peranan penting dalam hubungan kerja perjanjian
kerja, bahkan dapat dikatakan bahwa tujuan utama seorang pekerja bekerja pada pengusaha adalah untuk memperoleh upah. Sehingga jika tidak ada unsur upah,
maka suatu hubungan tersebut bukan merupakan hubungan kerja. Menurut beberapa ahli, Upah merupakan bentuk penghargaan yang diberikan oleh
pengusaha setelah buruh menyerahkan tenaga dan pikirannya dalam proses produksi. Buruh bersedia untuk bekerja menyerahkan tenaga dan pikirannya
untuk mendapatkan upah.
10
Upah harus diberikan dalam bentuk uang sebagai imbalan dari pengusaha kepada buruh yang besarnya ditetapkan sebelumnya
seperti dalam bentuk tertulis atau tidak. Ditinjau dari beberapa komponen, bentuk upah ada banyak macamnya, yaitu:
a Upah Pokok, yaitu upah dasar yang dibayarkan kepaa pekerja menurut
tingkat atau jenis pekerjaan, dan besarnya ditetapkan berdasarkan kesepakatan;
b Tunjangan Tetap, yaitu tunjangan yang diberikan bersamaan dengan upah
tiap bulannya. Tunjangan ini diberikan dengan tidak dipengaruhi dengan jumlah ketidak hadiran;
10
YLBHI, Panduan Bantuan Hukum di Indonesia, Jakarta: YLBHI, 2014, hal. 161
c Tunjangan Tidak Tetap, yaitu tunjangan yang diberikan bersamaan dengan
upah tiap bulannya. Tunjangan ini hanya diberikan bila buruh masuk kerja.
Upah dibayarkan bila buruh melakukan pekerjaan. Prinsip ini dikenal
engan istilah No Work No Pay
“tak ada kerja, tak ada upah”. Meskipun begitu, ada pengecualian dalam hal ini. Yaitu bila buruh cuti, mogok yang sah, buruh
sakit, menjalankan
kewajiban terhadap
negara, menjalankan
ibadah, melaksanakan tugas serikat, dan melaksanakan tugas pendidikan dari perusahaan.
Dalam keadaaan buruh sakit sehingga tidak dapat melaksanakan pekerjaaan, upah buruh tetap dibayar dengan besaran yang ditentukan dan wajib dibayarkan
oleh pengusaha.
Adapun istilah upah dalam islam ditemukan dengan padanan ijarah yang berasal dari kata
“al-Ajru” yang berarti “al-Iwadlu ganti” yang berarti upah atau imbalan.
11
Istilah ini ditemukan dalam surat at-Thalaq ayat 6, yang mana di dalam ayat itu dikatakan:
…
…
“Apabila mereka wanita-wanita menyusukan anak kalian, Maka berikanlah kepada mereka upah-
upahnya” QS at-Thalaq 65: 6
11
Sayyid Sabiq, Fiqh Sunnah, Beirut: Daar al-Tsaqafah al-Islamiyyah, t.Th, Juz. III, hal. 138, lihat juga Hendi Suhendi, Fiqh Muamalah, Jakarta: PT. Rajagrafindo, 2008, hal.113
Dalam hadits juga terdapat banyak menyinggung mengenai upah, salah satunya adalah hadits yang diiriwatkan oleh Ibnu Majah,
dari „Abdullah ibn „Umar berkata, Rasulullah Saw Bersabda:
هقرع ّفجي ْنأ لْبق هر ْجأ ريجأا اوطْعأ
“Berikan kepada seorang pekerja upahnya sebelum keringatnya kering.”
12
Hadits di atas menawarkan kepada seluruh pnyedia jasa pengusaha untuk memberikan upah kepada buruh sesuai dengan berakhirya kerja itu sendiri.
Dalam hukum Islam juga telah menawarkan suatu penyelesaian yang sangat tepat, baik mengenai masalah upah maupun, masalah perlindungan kepentingan-
kepentingan terhadap pekerja maupun pengusaha. Upah ditentukan dengan cara yang paling bijaksana tanpa merugikan kedua belah pihak. Buruh mendapat upah
yang telah dijanjikan tanpa merampas hak majikan yang sah. Begitu pula majikan tidak dibenarkan menindas golongan pekerja, dengan mengambil hak
mereka yang sah. Dalam al-Quran diperintahkan dengan jelas agar para pengusaha membayar upah pekerja selaras dengan tugas yang mereka lakukan
dan pada saat yang sama juga menjaga kepentingan mereka sendiri.
12
Muhammad ibn Yazid Abu Abdullah al-Quzwaini, Sunan Ibn Majah, Beirut: Daar al- FIkr, t.th, Juz. II, hal. 817
2. Macam-Macam Upah
Prinsip yang melandasi peraturan perundang-undangan berkenaan dengan pengupahan ialah bahwa setiap pekerjaburuh berhak memperoleh penghasilan
yang memenuhi penghidupan yang layak bagi kemanusiaan Pasal 88 UUK. Berlandaskan pada ketentuan itu, maka pemerintah mewajibkan diri sendiri
untuk mengembangkan kebijakan pengupahan yang melindungi pekerjaburuh. Dalam penjelasan ketentuan di atas, upah wajib necessary income
diterjemahkan sebagai upah yang memungkinkan buruhpekerja memenuhi penghidupan yang layak. Beranjak dari ketentuan itu pula, buruhpekerja dengan
pekerjaan yang mereka lakukan harus dapat memperoleh upah dalam jumlah tertentu yang memungkinkan mereka untuk secara masuk akal memenuhi
penghidupan diri sendiri dan keluarga mereka. Tercakup ke dalam itu ialah kemampuan untuk memenuhi kebutuhan pangan, sansang, papan, pendidikan,
pemeliharaan kesehatan, rekreasi dan jaminan hari tua. Kiranya jelas bahwa penguraian pengertian upah seperti ini mencerminkan program masa depan
daripada situasi kondisi aktual Indonesia. Di dalam ketentuan yang sama ditetapkan pula bahwa kebijakan
pengupahan yang dikembangkan pemerintah harus mencakup 6 pokok hal sebagai berikut:
a Upah Minimum;
b Upah kerja lembur;
c Upah tidak masuk kerja karena berhalangan;
d Upah tidak masuk kerja karena melakukan kegiatan di luar pekerjaannya;
e Upah karena menjalankan waktu istirahat kerjanya;
f Bentuk dan cara pembayaran upah;
3. Sistem Pengupahan
Sistem upah merupakan kerangka pengelolaan prihal bagaimana upah diatur dan ditetapan. Sistem upah di Indonesia pada umunya didasarkan pada tiga
fungsi, yaitu: a.
Menjamin kehidupan yang layak bagi pekerja dan keluaraga. b.
Mencerminkan imbalan atas hasil kerja seseorang c.
Menyediakan insentif untuk mendorng meningkatkan produktivitas kerja. Untuk mengatur sistem pengupahan di Indonesia, pemerintah sudah
membuat membuat rambu-rambunya dalam UU No 13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan. Selain itu, sudah dibuat pula Keputusan Presiden No 107 tahun
2004 tentang Dewan Pengupahan, Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi NoKEP-231MEN2003.
13
Dewan pengupahan adalah suatu lembaga nonstruktural yang bersifat tripartit. Secara struktural terdiri atas:
a Dewan Pengupahan Nasional Depenas yang dibentuk oleh Preside
b Dewan Pengupahan Provinsi Depeprov yang dibentuk oleh Gubernur
13
Keputusan Presiden No 107 tahun 2004 tentang Dewan Pengupahan
c Dewan Pengupahan KotaKabuptan DepekabDepeko yang dibentuk oleh
BupatiWalikota. Tugas dari Dewan Pengupahan adalah memberikan saran dan
pertimbangan kepada pemerintah dalam rangka perumusan kebijakan pengupahan
dan pengembangan
sistem pengupahan
nasionalprovinsikabupatenkota. Seperti dalam penentuan Upah Minimum Provinsi UMP dan Upah Minimum KotaKabupaten UMK.
Upah Minimum Provinsi dan Upah Minimum KabupatenKota Untuk mengatur tentang ketentuan upah minimum provinsi dan upah minimum
kabupatenkota, pemerintah membuat peraturan yaitu Peraturan Menteri Tenaga Kerja No Per-01MEN1999 dan diperbaharui pada tahun 2000 menjadi
Peraturan Menteri Tenaga Kerja No Per-226MEN2000 tentang Upah Minimum.
Upah minimum menurut peraturan tersebut adalah upah minimum terendah yang terdiri dari upah pokok dan tunjangan tetap. Upah minimum terdiri
atas Upah Minimum Provinsi UMP, Upah Minimum Sektoral Provinsi UMS Provinsi, Upah Minimum KotaKabupaten UMK, Upah Minimum Sektoral
KabupatenKota. Upah minimum provinsi adalah upah minimum yang berlaku untuk
seluruh kabupatenkota di suatu provinsi, sedangkan Upah minimum sektoral
provinsi adalah upah minimum yang berlaku secara sektoral diseluruh kabupatenkota di suatu provinsi.
Adapun upah minimum kabupatenkota adalah upah minimum yang berlaku di daerah kabupatenkota. Sedangkan upah minimum sektoral
kabupatenkota adalah upah minimum yang berlaku secara sektroal di daerah kabupatenkota.
Adapun Ketentuan tentang struktur dan skala upah di Idonesia sudah di atur dalam Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor
KEP.49MENIV2004 tentang Ketentuan Struktur dan Skala Upah. Struktur upah adalah susunan tingkat upah dari yang terendah sampai
yang tertinggi atau dari yang tertinggi sampai yang terendah. Adapun skala upah adalah kisaran nilai nominal upah untuk setiap kelompok jabatan.
Dasar pertimbangan untuk menyusun struktur upah terdiri atas: 1. Struktur organisasi
2. Rasio perbedaan bobot pekerjaan antar jabatan 3. Kemampuan perusahaan.
4. Biaya keseluruhan tenaga kerja. 5. Upah minimum
6. Kondisi pasar Sedangkan dalam penyusunan skala upah dapat dilakukan melalui dua
pendekatan yaitu: 1. Skala tunggal, yaitu skala upah dengan ketentuan setiap jabatan pada golongan
jabatan yang sama mempunyai upah yang sama 2. Skala ganda, yaitu skala upah dengan ketentuan setia golongan jabatan
mempunyai nilai upah nominal terendah dan tertinggi.
33
BAB III KRONOLOGIS KASUS PERBUDAKAN DI PABRIK CV. CAHAYA LOGAM
DI DAERAH KEC. SEPATAN TIMUR KAB. TANGERANG A.
Profil Perusahaan
Di desa Lebak Wangi, Kecamatan Sepatan Timur, Kabupaten Tangerang, Yuki Irawan 41 pemilik CV. Cahaya Logam adalah seorang pendatang. Sekitar
15 tahun lalu yuki pernah mengontrak di tanah petak dekat dengan rumah gedongnya kini. Yuki berbisnis mengolah limbah alumunium foil jadi alumunium
batangan. Usahanya itu sukses.
1
Yuki kemudian membeli rumah bertingkat yang kini dijadikan pabrik percetakan wajan atau kuali. Namun di balik keberhasilan itu rupanya menyimpan
borok. Yuki diketahui menyekap buruh di pabriknya selama berbulan-bulan, praktik penyekapan di pabrik kuali di Tangerang itu terkuak setelah dua buruh
yang bekerja di pabrik itu berhasil melarikan diri setelah 3 bulan dipekerjakan dengan tidak layak.
Yuki irawan, dikenal warga sebagai sosok berduit. Pemilik CV. Cahaya Logam itu dekat dengan aparat desa, polisi hingga tentara.
1
Wawancara Pribadi dengan Ketua Rt Bayur Opak, Desa Lebak Wangi, Kecamatan Sepatan Timur, Bapak Salmin., 5 Mei 2015
Banyaknya aparat yang datang di tempat pembuatan panci yang dikelola oleh Yuki Irawan tersebut, membuat warga sekitar beranggapan bahwa
perusahaan itu legal. ” kata Kepala Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Tangerang Heri Heryanto.
Polres Kota Tangerang, pada hari Sabtu 35 menggerebek Pabrik CV. Cahaya Logam, produsen alumunium batangan dan panci di Kampung Bayur
Opak Rt0306, Desa Lebak Wangi, Kecamatan Sepatan Timur, Kabupaten Tangerang dan terdapat 35 pekerja pabrik diduga mendapatkan perlakuan kasar
dari majikan dan orang suruhannya. Dari hasil pengecekan, tempat usaha industri itu tidak mempunyai izin Industri dari Dinas Pemda Kabupaten Tangerang,
namun hanya ada Surat Keterangan Usaha dari Kecamatan Cikupa tetapi lokasi usaha di Kecamatan Sepatan.
Saat ini, kepolisian telah menahan lima orang yang dijadikan tersangka terkait kasus itu yakni Yuki Irawan 41 sebagai pemilik pabrik serta empat anak
buahnya yakni Tedi Sukarno 35, Sudirman 34, Nurdin alias Umar 25, dan Jaya 30.
B. Kronologis Kasus
Kurang lebih 1 tahun lalu tragedi pelecehan martabat manusia terjadi di bumi negeri tercinta ini, tepatnya di Kampung Bayur Opak RT 0306, Desa
Lebak Wangi, Kecamatan Sepatan Timur, Kabupaten Tangerang, terkuak setelah
dua buruh yang bekerja di pabrik itu berhasil melarikan diri. Andi Gunawan 20 tahun dan Junaidi 22 kabur setelah tiga bulan dipekerjakan dengan tidak
layak.
2
Dalam waktu enam bulan dia bekerja di pabrik milik Yuki Irawan itu, tidak sepeser pun uang yang diterima para buruh. Setiap hari, para buruh harus
bekerja lebih dari 12 jam untuk membuat 200 panci. Jika tidak mencapai target, lanjutnya, para pekerja akan disiksa dan dipukul. Mereka bekerja mulai jam 5.30
pagi hingga jam 1 malam, hanya . mereka hanya diberi makan nasi putih, tahu dan tempe.Usai bekerja, para pekerja tinggal di sebuah ruangan berukuran 4
meter x 6 meter yang berada di belakang pabrik. Di dalam ruangan kecil itu terdapat kamar mandi, namun tidak ada ventilasi udara, dan mereka hanya diberi
dua tikar yang sudah rusak untuk tidur. Ruangan itu kemudian dikunci dari luar. Para pekerja yang rata-rata berumur 17 hingga 24 tahun ini hanya
memiliki satu baju yang melekat di tubuh, karena menurutnya baju, ponsel dan uang yang mereka bawa dari kampung disita oleh sang majikan ketika baru tiba
di pabrik tersebut. Para pekerja diiming-imingi mendapat gaji Rp 600 ribu per bulannya.
3
Kondisi di sana sangat memprihatinkan, tidak layak untuk ditiduri. Para pekerja sering diancam oleh mandor-mandor dan bos Yuki, akan dipukuli
sampai mati, mayatnya langsung mau dibuang di laut kalau jika macam-macam di sana. Tindakan tidak manusiawi yang diberikan kepada para buruh di pabrik
panci itu membuat sejumlah pekerja berusaha untuk melarikan diri tapi gagal.
2
Wawancara Pribadi dengan Kepala Desa Lebak Wangi Kecamatan Sepatan Timur, Ibu Siti Zubaedah., 4 Mei 2015
3
Wawancara Pribadi dengan Ibu Siti Zubaedah, 4 Mei 2015
Berikut pernyataan dari salah satu buruh bernama Darmin, “Itu ada yang kejar, tentara itu, saya langsung lari tapi ketangkap juga. Ditarik langsung dipukuli
sebentar terus saya diteriakin maling sama tentara itu, terus warga pada kumpul lalu saya bilang saya bukan maling. Saya pekerja tidak betah, lalu warga pergi.
Terus saya diikat sama tentara terus dibawa ke mes. Saya ditelanjangi, dipukuli, ditendang, ditampar, dikurung di WC satu malam terus besokannya kerja lagi.
4
C. Duduk Permasalahan
Seperti yang diberitakan di beberapa media dan hasil analis wawancara narasumber, kronologis kasus terkuaknya kasus diawali dari laporan seorang
buruh ke Kepala Desa Jamali, Cece Rusmana, yang kemudian ditindaklanjuti dengan mendatangi lokasi pabrik di Tangerang didampingi personel
Bhanbinkamtibmas. Dikutip dari media, saat itu kami mendapatkan laporan dari salah seorang
korban yang berasal dari Mande dan Lampung. Mereka melaporkan mendapatkan penyiksaan selama bekerja di pabrik itu. Sekitar tanggal 23
Februari kita datang ke lokasi pabrik. Kita bertemu langsung dengan bosnya dan para buruh. Tapi kedatangan kita yang pertama, para buruh mengaku tidak ada
masalah apa-apa. Rupanya sudah di-setting sama bosnya, terang Cece kepada INILAH di Kantor P2TP2A Kabupaten Cianjur, Minggu 552013.
4
http:sylhadisaputri.blogspot.com201306makalah-perbudakan-di-tanggerang.html