delapan  persen  Indocopper  Investama  sebesar  9,36  sembilan  koma  tiga  puluh enam  persen  dan  Pemerintah  Indonesia  hanya  memiliki  sebesar  9,36  sembilan
koma  tiga  puluh  enam  persen.  Namun  sejak  tahun  2012  wilayah  tambang  PT. Freeport Indonesia menyusut jika dibandingkan tahun 1991, luas wilayah tambangnya
kini  10.000  ha  sepuluh  ribu  hektare  untuk  eksploitasi  KK-A  dan  202.950  ha  dua ratus  dua  ribu  Sembilan  ratus  lima  puluh  hektare  untuk  eksploitasi  KK-B  dengan
jumlah keseluruhan seluas 212.950 ha dua rarus dua belas ribu Sembilan ratus lima puluh hektare.
15
C.  Kasus Divestasi PT. Freeport Indonesia
Berlakunya Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan  Batubara  telah  memberikan  sebuah  kerangka  baru  dalam  pengelolaan  bahan
tambang, karena hingga saat ini kontrak karya sebagai salah satu bentuk kerjasama dalam pengelolaan  tambang  nasional  dipandang  lebih  memberikan  keuntungan  kepada
perusahaan  dibandingkan  kepada  negara  sebagai  pemilik  aset  tambang.  Kontrak  karya yang  tidak  mencerminkan  rasa  keadilan  ini  mengakibatkan  desakan  untuk  melakukan
renegosiasi kontrak karya. Hal ini diperjelas dalam ketentuan Pasal 169 Undang-Undang Nomor  4  Tahun  2009  tentang  Pertambangan  Mineral  dan  Batubara  yang  menyatakan
bahwa  renegosiasi  dilakukan  selambatnya  1  tahun  setelah  undang-undang  ini diberlakukan.  Poin  yang  menjadi  wacana  renegosiasi  kontrak  karya  diantaranya
kewajiban divestasi.
15
PT. Freeport Indonesia,   Lembar fakta Maret 2014, website resmi  www. PTFI.com diakses 1 Mei  2015.
Terkait dengan kewajiban divestasi, menurut Pasal 112 ayat 1  Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara, kewajiban divestasi
mulai  berlaku  setelah  peraturan  berproduksi  selama  5  tahun.  Aturannya,  badan  usaha yang  sahamnya  dimiliki  oleh  asing  wajib  melakukan  divestasi  saham  pada  Pemerintah
Pusat,  Pemerintah  Daerah,  BUMN,  BUMD,  ataupun  badan  usaha  swasta  nasional. Divestasi  menjadi  penting  karena  dengan  dikuasainya  saham  oleh  Pemerintah  maka
fungsi  kontrol  dan  pengawasan  kegiatan  pertambangan  akan  menjadi  semakin  baik, optimasi  penerimaan  negara  dan  pengetahuan  teknis  dalam  pengelolaan  tambang.
Persoalan  divestasi  saham  PT.  Freeport  Indonesia  berbanding  terbalik  dengan  PT.  NNT yang  telah  melakukan  kewajiban  divestasi  saham,  karena  hingga  kini  PT.  Freeport
Indonesia justru belum melakukan divestasi saham. Hal  ini  terjadi  karena  perusahaan  tidak  tunduk  kepada  persyaratan  divestasi
seperti  yang telah diamanatkan di dalam Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara melainkan lebih mengacu kepada ketentuan kontrak
karya.  Sementara  jika  dicermati  kontrak  karya  PT.  Freeport  Indonesia  sendiri  tidak mencantumkan  adanya  klausul  mengenai  ketentuan  divestasi  saham.  Hal  ini  semakin
dipertegas  mengingat  sifat  dari  kontrak  karya  tersebut  adalah  layaknya  undang-undang bagi para pihak yang membuatnya.
Wacana divestasi saham pertambangan PT. Freeport Indonesia memang dirasakan sarat  dengan  problematika,  dalam  pemenuhan  kewajiban  divestasi  sesuai  Pasal  24  ayat
2.a KK, saat ini komposisi pemegang saham PT Freeport Indonesia adalah pemerintah 9,36  sembilan  koma  tiga  puluh  enam  persen  dan  Freeport  McMoran  90,64
Sembilan  puluh  koma  enam  puluh  empat  persen  termasuk  didalamnya  saham  eks
Indocopper Investama yang dibelinya dari Grup Nusamba pada 1991.
16
Pada tahun 2004 PT. Freeport Indonesia  pernah menawarkan sahamnya sebesar 9,36  Sembilan koma
tiga puluh enam persen, namun Menteri Keuangan sesuai surat No. S-293MK.022005 tanggal 7 Juli 2005 menyatakan kondisi keuangan negara tidak mendukung, selanjutnya
Direktur  Jendral  Geologi  dan  Sumber  Daya  Mineral  dengan  surat  No. 11.R40.00DJG2005  tanggal  18  Juli  2005  kepada  PT  Freeport  Indonesia  menyatakan
agar menawarkan sahamnya kepada Pemerintah Provinsi Papua.
17
Mengingat Gubernur Papua  pernah  mengajukan  keinginannya  dengan  surat  No.  9732459SET  tanggal  10
Agustus 2004 ditujukan kepada Menteri ESDM menyatakan bahwa Pemerintah Provinsi Papua  berminat  membeli  saham  PT.  Freeport  Indonesia.  Namun  hingga  tahun  2010
penawaran saham tersebut dengan surat Freeport McMoran No. 036GR.Lcl.Govt92005 tanggal 12  September 2005 kepada Pemda Papua belum ada tindak lanjutnya.
18
PT. Freeport Indonesia memastikan bahwa tidak akan menjual sahamnya kepada pihak swasta dalam negeri namun hanya kepada Pemerintah. Induk usaha Freeport di AS,
yakni  Freeport  McMoran  Copper  and  Gold  Inc  berencana  menawarkan  9,36  kepada Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah. Namun sayangnya bentuk divestasi yang ingin
ditawarkan  kepada  Pemerintah  Indonesia  masih  jauh  dari  ketentuan  yang  selama  ini diatur  dalam  Peraturan  Pemerintah  Nomor  77  Tahun  2014  Tentang  Perubahan    ketiga
Atas Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2010 Tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha Pertambangan  Mineral  dan  Batubara.  Dalam  peraturan  itu,  investor  asing  harus
melepaskan kepemilikan sahamnya melalui transaksi divestasi saham sebanyak 51 jika
16
Ahmad Redi, Hukum Pertambangan, cetakan pertama, Jakarta : Gramata Publishing, 2014, h. 300.
17
Ahmad Redi, Hukum Pertambangan, h. 301.
18
Ahmad Redi, Hukum Pertambangan, h. 302.