Pengaruh Struktur Modal, Kepemilikan Saham Publik, Profitabilitas dan Umur Perusahaan Terhadap Tingkat Kelengkapan Pengungkapan Laporan Keuangan pada Perusahaan Property and Real Estate yang Terdaftar di BEI

(1)

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

SKRIPSI

PENGARUH STRUKTUR MODAL, KEPEMILIKAN SAHAM PUBLIK, PROFITABILITAS DAN UMUR PERUSAHAAN TERHADAP TINGKAT

KELENGKAPAN PENGUNGKAPAN LAPORAN KEUANGAN PADA PERUSAHAAN PROPERTY AND REAL ESTATE YANG

TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

OLEH:

NAMA : FRENGKY SINURAT

NIM : 070503138

DEPARTEMEN : AKUNTANSI

GUNA MEMENUHI SALAH SATU SYARAT UNTUK MEMPEROLEH GELAR SARJANA EKONOMI


(2)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul : “Pengaruh Struktur Modal, Kepemilikan Saham Publik, Profitabilitas dan Umur Perusahaan Terhadap Tingkat Kelengkapan Pengungkapan Laporan Keuangan pada Perusahaan Property and Real Estate yang Terdaftar di BEI” adalah benar hasil karya saya sendiri dan judul yang dimaksud belum pernah dibuat, dipublikasikan, atau diteliti oleh mahasiswa lain dalam konteks skripsi Program Reguler S-1 Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. Semua sumber data dan informasi yang diperoleh telah dinyatakan dengan jelas, benar apa adanya. Apabila dikemudian hari pernyataan ini tidak benar, saya bersedia menerima sanksi yang ditetapkan oleh Universitas Sumatera Utara.

Medan, Desember 2010 Yang membuat pernyataan

Nama :Frengky Sinurat NIM : 070503138


(3)

KATA PENGANTAR

Segala puji, hormat, dan syukur penulis naikkan kepada Tuhan Yesus Kristus Sang Juruselamat yang telah memberikan kekuatan dan kasihNya sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Struktur Modal, Kepemilikan Saham Publik, Profitabilitas dan Umur Perusahaan Terhadap Tingkat Kelengkapan Pengungkapan Laporan Keuangan Pada Perusahaan Property and Real Estate yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”.

Penulisan skripsi ini bermanfaat untuk menambah wawasan dan pengetahuan penulis khususnya mengenai masalah yang diangkat dalam penelitian ini. Selain itu, penelitian ini dilaksanakan juga untuk memenuhi salah satu syarat untuk meraih gelar sarjana ekonomi pada Universitas Sumatera Utara.

Dalam penyelesaian skripsi ini penulis banyak mendapat dukungan, bimbingan, dan bantuan dari berbagai pihak. Penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Drs. Hasan Sakti Siregar, MSi, Ak, selaku Ketua Departemen Akuntansi dan Ibu Dra. Mutia Ismail, MM, Ak, selaku Sekretaris Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. 3. Bapak Drs. Firman Syarief, MSi, Ak, selaku dosen pembimbing. Terima

kasih atas semua waktu dan bimbingan yang telah diberikan kepada penulis selama proses penyusunan dan penyelesaian skripsi ini.


(4)

4. Bapak Drs. Zainul B Torong, MSi, Ak, selaku dosen pembanding / penguji I, Bapak Abdillah Arif, SE, MSi, Ak, selaku dosen pembanding / penguji II. Terima kasih atas saran dan masukan yang telah diberikan kepada penulis selama proses penyusunan dan penyelesaian skripsi ini.

5. Secara khusus penulis persembahkan kepada kedua orang tua terkasih, R. Sinurat dan T br Manurung serta kakak dan abang penulis; Resti Sinurat/T Manungkalit, Benny Sinurat/E Sipahutar, Nova Sinurat/K Purba, Juita Sinurat/A. Lumban Gaol, dan Adik yang paling penulis sayangi Shinta Sinurat yang selalu memberikan kasih sayang, dukungan doa, semangat dan dana kepada penulis, serta kepada pihak-pihak lain yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna dan untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun dalam penulisan ke depan. Akhir kata, penulis berharap agar skripsi ini bermanfaat bagi pembaca.

Medan, Desember 2010 Penulis

Nama :Frengky Sinurat NIM : 070503138


(5)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh struktur modal, kepemilikan saham publik, profitabilitas, dan umur perusahaan terhadap kelengkapan pengungkapan laporan keuangan pada perusahaan property and real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2006-2009.

Metode pengambilan sampel adalah dengan purposive sampling dan diperoleh 12 perusahaan yang akan menjadi objek penelitian. Data yang digunakan adalah laporan keuangan yang dipublikasikan melalui website www.idx.co.id. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif dengan pengujian asumsi klasik serta analisis regresi berganda.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara parsial struktur modal tidak mempengaruhi kelengkapan pengungkapan laporan keuangan dengan nilai signifikansi 0.863 > 0.05. Kepemilikan saham publik berpengaruh signifikan terhadap kelengkapan pengungkapan laporan keuangan dengan nilai signifikansi 0.004 < 0.05. Profitabilitas tidak mempengaruhi kelengkapan pengungkapan laporan keuangan dengan nilai signifikansi 0.127 > 0.05 dan umur perusahaan berpengaruh signifikan terhadap kelengkapan pengungkapan laporan keuangan dengan nilai signifikansi 0.003 < 0.05. Secara simultan struktur modal, kepemilikan saham publik, profitabilitas dan umur perusahaan berpengaruh signifikan terhadap kelengkapan pengungkapan laporan keuangan dengan nilai signifikansi 0.001 < 0.05.

Kata kunci : struktur modal, kepemilikan saham publik, profitabilitas, umur perusahaan, kelengkapan pengungkapan laporan keuangan


(6)

ABSTRACT

The objective of this research is to know the influence of capital structure, public shares, profitability and firm age to the disclosure of financial report the corporates of property and real estate which have been listed in Indonesian Stock Exchange on period 2006-2009.

Sampling method that used is purposive sampling and there are 12 companies that will be research objects. Data that used in this research is financial statement from each company that published on websit method that used in this research is quantitative method with Multiple Regression Analysis.

The result of research by t-test shows that capital structure not influence disclosure of financial statement with signification 0.863 > 0.05. Public share have significant influence to disclosure of financial statement with signification 0.004 < 0.05. Profitability not influence disclosure of financial statement with signification 0.127 > 0.05. Firm age have significant influence to disclosure of financial statement with signification 0.003 < 0.05. The result of research by F- test shows that capital structure, public shares, profitability and firm age have significant influence to disclosure of financial statement with signification 0.001 < 0.05.

Keywosrds: capital structure, public shares, profitability, firm age, disclosure of financial statement


(7)

DAFTAR ISI

halaman

PERNYATAAN ... i

KATA PENGANTAR ... ii

ABSTRAK ...iv

ABSTRACT ... v

DAFTAR ISI ...vi

DAFTRA TABEL ...ix

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN ...xi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Perumusan Masalah ... 7

C. Tujuan Penelitian ... 8

D. Manfaat Penelitian ... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Laporan Keuangan ... 9

2. Pengungkapan Laporan Keuangan ... 14

3. Kelengkapan Pengungkapan Laporan Keuangan ... 17


(8)

5. Kepemilikan Saham Publik ... 19

6. Profitabilitas ... 21

7. Umur Perusahaan ... 23

B. Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 23

C. Kerangka konseptual dan Hipotesis 1. Kerangka Konseptual ... 24

2. Hipotesis Penelitian ... 27

BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian ... 28

B. Populasi dan Sampel Penelitian ... 28

C. Jenis dan Sumber Data ... 29

D. Metode Pengumpulan Data... 29

E. Defenisi dan Pengukuran Variabel ... 31

F. Metode Analisis Data ... 33

G. Jadwal Penelitian ... 39

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN A. Data Penelitian ... 40

B. Analisis Hasil Penelitian 1. Analisis Statistik Deskriptif ... 41

2. Uji Asumsi Klasik a. Uji Normalitas ... 43


(9)

b. Uji Multikolinearitas ... 45

c. Uji Autokorelasi ... 48

d. Uji Heteroskedastisitas ... 49

3. Analisis Regresi Berganda a. Persamaan Regresi Berganda... 50

b. Analisis Koefisien Korelasi dan Koefisien determinasi... 52

c. Pengujian Hipotesis Penelitian ... 54

C. Pembahasan Hasil Penelitian ... 59

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 64

B. Keterbatasan Penelitian ... 65

C. Saran ... 66

DAFTAR PUSTAKA ... 67


(10)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul halaman

Tabel 2.1 Tinjauan Peneliti Terdahulu ... 23

Tabel 3.1 Proses Seleksi Sampel Berdasarkan Kriteria ... 29

Tabel 3.2 Perusahaan yang Menjadi Sampel Penelitian ... 30

Tabel 3.3 Jadwal Penelitian... 39

Tabel 4.1 Statistik Deskriptif Variabel-Variabel Penelitian ... 41

Tabel 4.2 Hasil Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov test ... 43

Tabel 4.3 Coefficients untuk index = f(DER, PUB, ROE, Age) ... 46

Tabel 4.4 Coeffisients Correlations untuk index ... 47

Tabel 4.5 Hasil Uji Autokorelasi ... 48

Tabel 4.7 Hasil Analisis Regresi Berganda ... 51

Tabel 4.8 Hasil Analisis Koefisien Korelasi dan Koefisien Determinasi .. 53

Tabel 4.9 Hasil Uji t ... 55

Tabel 4.10 Hasil Uji F ... 58


(11)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul halaman

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual ... 25

Gambar 4.1 Histogram ... 44

Gambar 4.2 Grafik Normal P-Plot ... 44


(12)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul halaman

Lampiran i Daftar Populasi dan Sampel ... 69

Lampiran ii Daftar item pengungkapan Laporan Keuangan Berdasarkan Surat Edaran Ketua Bappepam No. SE-02/PM/2002 Tanggal 27 Desember 2002 ... 71

Lampiran iii Pengungkapan Laporan Keuangan Perusahaan Property and Real Estate 2006-2009 ... 75

Lampiran iv Data Variabel Penelitian 2006-2009 ... 87

Lampiran v Statistik Deskriptif... 89

Lampiran vi Hasil Uji Asumsi Klasik ... 90


(13)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh struktur modal, kepemilikan saham publik, profitabilitas, dan umur perusahaan terhadap kelengkapan pengungkapan laporan keuangan pada perusahaan property and real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2006-2009.

Metode pengambilan sampel adalah dengan purposive sampling dan diperoleh 12 perusahaan yang akan menjadi objek penelitian. Data yang digunakan adalah laporan keuangan yang dipublikasikan melalui website www.idx.co.id. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif dengan pengujian asumsi klasik serta analisis regresi berganda.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara parsial struktur modal tidak mempengaruhi kelengkapan pengungkapan laporan keuangan dengan nilai signifikansi 0.863 > 0.05. Kepemilikan saham publik berpengaruh signifikan terhadap kelengkapan pengungkapan laporan keuangan dengan nilai signifikansi 0.004 < 0.05. Profitabilitas tidak mempengaruhi kelengkapan pengungkapan laporan keuangan dengan nilai signifikansi 0.127 > 0.05 dan umur perusahaan berpengaruh signifikan terhadap kelengkapan pengungkapan laporan keuangan dengan nilai signifikansi 0.003 < 0.05. Secara simultan struktur modal, kepemilikan saham publik, profitabilitas dan umur perusahaan berpengaruh signifikan terhadap kelengkapan pengungkapan laporan keuangan dengan nilai signifikansi 0.001 < 0.05.

Kata kunci : struktur modal, kepemilikan saham publik, profitabilitas, umur perusahaan, kelengkapan pengungkapan laporan keuangan


(14)

ABSTRACT

The objective of this research is to know the influence of capital structure, public shares, profitability and firm age to the disclosure of financial report the corporates of property and real estate which have been listed in Indonesian Stock Exchange on period 2006-2009.

Sampling method that used is purposive sampling and there are 12 companies that will be research objects. Data that used in this research is financial statement from each company that published on websit method that used in this research is quantitative method with Multiple Regression Analysis.

The result of research by t-test shows that capital structure not influence disclosure of financial statement with signification 0.863 > 0.05. Public share have significant influence to disclosure of financial statement with signification 0.004 < 0.05. Profitability not influence disclosure of financial statement with signification 0.127 > 0.05. Firm age have significant influence to disclosure of financial statement with signification 0.003 < 0.05. The result of research by F- test shows that capital structure, public shares, profitability and firm age have significant influence to disclosure of financial statement with signification 0.001 < 0.05.

Keywosrds: capital structure, public shares, profitability, firm age, disclosure of financial statement


(15)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Perkembangan ekonomi yang semakin pesat menuntut perusahaan agar mampu menjaga eksistensinya sebagai perusahaan yang tumbuh dan berkembang. Dalam upaya tumbuh dan berkembang, kebutuhan perusahaan akan mengalami peningkatan, seperti untuk membeli bahan baku, peningkatan teknologi, pengadaan penelitian dan pengembangan serta kebutuhan operasi lainnya sehingga membutuhkan dana dalam jumlah besar untuk memenuhinya. Upaya tersebut akan sulit diwujudkan jika perusahaan hanya mengandalkan struktur modal sendiri atau laba operasi yang dihasilkan saja, perusahaan membutuhkan pihak luar yang dapat membantu memenuhi kebutuhan dananya seperti investor, kreditur dan pihak lainnya terkait investasi. Di era perekonomian yang semakin maju, pasar modal menjadi sarana yang paling banyak digunakan perusahaan untuk menghimpun dana dari pihak luar.

Pasar modal mempertemukan pihak yang membutuhkan dana dengan pihak yang memiliki kelebihan dana. Perusahaan sebagai pihak yang kekurangan dana dapat menerbitkan efeknya di pasar modal seperti saham atau surat kepemilikan dan obligasi atau surat hutang. Perusahaan harus mampu meyakinkan pihak yang memiliki kelebihan dana untuk menanamkan dananya di perusahaan dengan membeli saham atau obligasinya. Investor yang menanamkan kelebihan dananya pada suatu perusahaan tentu akan berhati-hati dalam menilai perusahaan mana


(16)

yang akan memberikan keuntungan yang maksimal di masa depan atas investasinya. Pada umumnya laporan keuangan menjadi sumber informasi utama untuk mempertimbangkan setiap keputusan para investor.

Laporan keuangan merupakan sarana pertanggungjawaban manajemen (stewardship) dalam menunjukkan keberhasilannya memanfaatkan sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan kepada pihak di luar perusahaan. Menurut Harahap (2008 :132) “informasi yang terkandung dalam laporan keuangan berguna untuk pengambilan keputusan ekonomis. Para pemakai laporan akan menggunakannya untuk meramalkan, membandingkan dan menilai dampak keuangan yang timbul dari keputusan ekonomis yang diambilnya”.

Signalling theory menekankan kepada pentingnya informasi yang dikeluarkan oleh perusahaan terhadap keputusan investasi pihak diluar perusahaan. Informasi yang lengkap, relevan, akurat dan tepat waktu sangat diperlukan investor sebagai alat analisis untuk mengambil keputusan investasi. Untuk lebih meyakinkan investor menanamkan modalnya pada perusahaan, manajemen perlu melakukan pengungkapan yang lebih luas dalam laporan keuangan yang menjelaskan kinerja perusahaan secara keseluruhan. Pengungkapan yang lebih luas dilakukan untuk menjelaskan informasi-informasi yang memberikan nilai tambah bagi investor dan kreditur.

Kelengkapan pengungkapan laporan keuangan (disclosure of financial statement) merupakan isu yang paling menarik dalam dunia pasar modal karena selain untuk pencapaian efisiensi pasar modal juga merupakan sarana akuntabilitas publik. Menurut Imhoff dalam Na’im dan Rakhman (2000:72)


(17)

“Kelengkapan pengungkapan laporan keuangan adalah suatu bentuk kualitas untuk menilai manfaat dari laporan keuangan. Tingginya kualitas informasi akuntansi sangat berkaitan dengan tingkat kelengkapan pengungkapan laporan keuangan”. Agar dapat diandalkan, informasi dalam laporan keuangan harus lengkap dalam batasan materialitas dan biaya disertai dengan pengungkapan yang cukup (adequate disclosure) sehingga informasi yang disajikan di dalam laporan keuangan dapat dipahami dan tidak menimbulkan salah interpretasi.

Selain perusahaan, pemerintah juga memiliki peran yang tidak dapat dikesampingkan dalam usaha menentukan kelengkapan pengungkapan laporan keuangan. Kelengkapan pengungkapan laporan keuangan sangat bergantung kepada standar yang diberlakukan di suatu negara. Pemerintah dapat menyelenggarakan regulasi informasi untuk mengatur pengungkapan wajib perusahaan publik. Negara maju dengan regulasi yang lebih ketat relatif lebih tinggi pengungkapan laporan keuangannya jika dibandingkan dengan perusahaan di negara berkembang. Di Indonesia, yang menjadi otoritas pengungkap wajib adalah Bapepam. Pemerintah (dalam hal ini Bapepam) tidak menjamin atas kebenaran isi laporan tahunan (prospektus) yang memuat berbagai aspek perusahaan seperti keuangan, manejemen, pemasaran dan hukum. Prospektus adalah menjadi tanggung jawab sepenuhnya dari emiten dan lembaga penunjang atau profesi terkait diantaranya penjamin emisi efek, akuntan publik, konsultan hukum dan perusahaan penilai. Perlindungan yang dapat diberikan pemerintah dalam suatu kegiatan bisnis hanyalah menjamin investor memperoleh informasi dan fakta-fakta yang relevan untuk membuat keputusan bisnis. Pemberian


(18)

informasi kepada investor merupakan hal yang mendasar untuk terciptanya transparansi pasar modal.

Setiap perusahaan publik diwajibkan membuat laporan keuangan yang diaudit oleh akuntan publik independen sebagai sarana pertanggungjawaban, terutama kepada pemilik modal. Bapepam melalui Surat Keputusan Ketua Bapepam No.SE-02/PM/2002 tanggal 27 Desember 2002 tentang pedoman penyajian dan pengungkapan laporan keuangan perusahaan publik mensyaratkan total item pengungkapan wajib oleh perusahaan publik adalah 65 item. Pedoman ini dimaksudkan untuk memberikan suatu panduan penyajian dan pengungkapan yang terstandarisasi dengan mendasarkan pada prinsip-prinsip pengungkapan penuh (full disclosure) sehingga dapat memberikan kualitas informasi keuangan bagi para pengguna.

Keluarnya peraturan tersebut ternyata belum signifikan mempengaruhi kelengkapan pengungkapan laporan keuangan perusahaan, terbukti dari penelitian yang menyebutkan bahwa kelengkapan pengungkapan laporan keuangan perusahaan publik masih 64,01%. Padahal seharusnya emiten mulai menyadari bahwa setelah perusahaannya go public, juga harus melakukan perubahan budaya dari perusahaan tertutup menjadi perusahaan terbuka. Terdapat pendapat mengenai keengganan emiten melakukan pengungkapan laporan keuangan, yaitu kemungkinan kurangnya pengetahuan emiten tentang kebutuhan para investor atau alasan mengenai tingginya biaya pelaporan.

Penelitian tentang kualitas pengungkapan laporan keuangan dan faktor-faktor yang mempengaruhinya telah banyak dilakukan terutama terhadap perusahaan


(19)

manufaktur yang terdaftar di BEI, namun masih menghasilkan hasil yang beragam. Hertanti (2005) meneliti hubungan antara rasio leverage, likuiditas, profitabilitas, porsi saham publik dan ukuran perusahaan terhadap kelengkapan laporan keuangan keuangan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI periode 2002-2003. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara parsial, hanya rasio leverage, porsi saham publik dan ukuran perusahaan yang berpengaruh positif terhadap kelengkapan laporan pengungkapan laporan keuangan.

Irawan (2006) melakukan penelitian yang menguji apakah terdapat pengaruh leverage, likuiditas, profitabilitas, porsi saham publik, ukuran perusahaan, umur perusahaan, status perusahaan, operating margin profit, net profit margin dan return on equity terhadap kelengkapan pengungkapan laporan keuangan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara parsial, hanya variabel ukuran perusahaan, umur perusahaan dan porsi saham publik yang mempengaruhi kelengkapan pengungkapan laporan keuangan.

Harventy (2007) meneliti hubungan antara leverage, likuiditas, profitabilitas, EPS, umur perusahaan, porsi kepemilikan saham publik terhadap tingkat pengungkapan laporan keuangan perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara parsial, hanya leverage yang berpengaruh signifikan terhadap kelengkapan pengungkapan laporan keuangan.

Setyo (2008) meneliti hubungan antara leverage, profitabilitas, umur perusahaan, likuiditas dan porsi kepemilikan saham publik terhadap tingkat kelengkapan pengungkapan laporan keuangan perusahaan manufaktur yang


(20)

terdaftar di BEI. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hanya profitabilitas yang berpengaruh signifikan terhadap kelengkapan pengungkapan laporan keuangan.

Ketidakkonsistenan hasil-hasil penelitian terdahulu mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi kelengkapan pengungkapan laporan keuangan, mendorong peneliti untuk meneliti kembali setiap variabel dari penelitian terdahulu yang telah disebutkan, dengan mengambil variabel independen yang sama yang digunakan oleh masing-masing peneliti namun memiliki hasil yang berbeda satu sama lain, yaitu umur perusahaan, profitabilitas, kepemilikan saham publik dan leverage yang dalam penelitian akan diganti dengan struktur modal.

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu yaitu peneliti mengganti perusahaan manufaktur yang diteliti oleh peneliti terdahulu menjadi perusahaan property and real estate yang terdaftar di BEI dan peneliti memperpanjang tahun penelitian dimana peneliti terdahulu hanya meneliti selama dua dan tiga tahun sedangkan penelitian ini dilakukan selama empat tahun. Alasan peneliti menggunakan perusahaan property and real estate karena selain merupakan lahan potensial dalam menghasilkan tingkat pengembalian yang tinggi bagi investor dan kreditur juga dapat membantu masyarakat untuk mendapatkan tempat tinggal yang diinginkan.

Property and real estate merupakan bisnis yang bergerak dalam bidang pengembangan properti dan bangunan. Semakin banyaknya pertambahan populasi yang disertai tingginya taraf hidup dan kemudahan dalam memperoleh tempat tinggal nyaman membuat kebutuhan masyarakat akan perusahaan ini semakin tinggi sehingga bisnis ini sangat menarik bagi para investor dalam melakukan


(21)

investasi. Keadaan perekonomian dunia yang mengalami ketidakstabilan pada periode tahun 2008-2009 menjadi sebuah fenomena yang sangat luar biasa sehingga berdampak pada terjadinya krisis global yang pada akhirnya menjadi ancaman bagi berbagai perusahaan dan tidak terlepas pada perusahaan property and real estate, ditambah dengan tingginya persaingan pada industri ini tentunya akan menambah tantangan bagi manajemen untuk mendapatkan modal tambahan. Agar memiliki daya saing yang kuat, perusahaan property and real estate dihadapkan pada kondisi untuk dapat lebih transparan dalam mengungkapkan informasi perusahaannya pada pihak yang berkepentingan, sehingga akan membantu para pengambil keputusan dalam mengantisipasi kondisi ekonomi yang sering berubah.

Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti tertarik melakukan penelitian dengan judul pengaruh struktur modal, kepemilikan saham publik, profitabilitas dan umur perusahaan terhadap tingkat kelengkapan pengungkapan laporan keuangan pada perusahaan property and real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah struktur modal, kepemilikan saham publik, profitabilitas dan umur perusahaan berpengaruh secara parsial dan simultan terhadap tingkat kelengkapan pengungkapan laporan keuangan pada perusahaan property and real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia ?


(22)

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah struktur modal, kepemilikan saham publik, profitabilitas dan umur perusahaan berpengaruh terhadap tingkat kelengkapan pengungkapan laporan keuangan pada perusahaan property and real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia baik secara parsial maupun simultan.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan memberi manfaat, yaitu :

1. bagi penulis, sebagai referensi mengenai pengaruh struktur modal, profitabilitas, kepemilikan saham publik dan umur perusahaan terhadap

pengungkapan laporan keuangan,

2. bagi perusahaan, sebagai bahan masukan mengenai perlunya pengungkapan laporan keuangan perusahaan,

3. bagi investor, sebagai dasar pertimbangan untuk melakukan keputusan investasi pada perusahaan preperty and real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia,

4. bagi peneliti, selanjutnya sebagai bahan masukan untuk melakukan penelitian selanjutnya yang lebih baik mengenai pengungkapan laporan keuangan.


(23)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teoritis 1. Laporan Keuangan

a. Pengertian Laporan Keuangan

Menurut Harahap (2008:201), “laporan keuangan adalah hasil akhir dari proses akuntansi yang menjadi bahan informasi bagi para pemakainya sebagai salah satu bahan dalam proses pengambilan keputusan dan pertanggungjawaban (accountability)”. Menurut Kamus Akuntansi oleh Ismaya Sujana (2005:454), ”laporan keuangan adalah laporan yang dirancang untuk para pembuat keputusan baik didalam maupun diluar perusahaan mengenai posisi keuangan dan hasil usaha perusahaan”.

Laporan keuangan disusun dan disajikan sekurang-kurangnya satu tahun sekali untuk memenuhi kebutuhan sejumlah besar pemakai. Informasi laporan keuangan menjadi sebuah keputusan penting oleh para pemakai ataupun yang berkepentingan (stakeholders) dalam mengambil keputusan bisnis.

b. Tujuan Laporan Keuangan

Tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan


(24)

suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam pengambilan keputusan ekonomi.

Menurut PSAK No. 1 paragraf 05 (IAI, 2007)

Tujuan laporan keuangan untuk tujuan umum adalah memberikan informasi tentang posisi keuangan, kinerja dan arus kas perusahaan yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam rangka membuat keputusan-keputusan ekonomi serta menunjukkan pertanggungjawaban (stewardship) manajemen atas penggunaan sumber-sumber daya yang akan dipercayakan kepada mereka. Dalam rangka mencapai tujuan tersebut, suatu laporan keuangan menyajikan informasi mengenai perusahaan yang meliputi aktiva, kewajiban, ekuitas, peendapatan dan beban termasuk keuntungan dan kerugian serta arus kas.

Laporan keuangan yang disusun untuk tujuan ini memenuhi kebutuhan bersama sebagian besar pengguna walaupun laporan keuangan tidak menyediakan semua informasi yang mungkin dibutuhkan pengguna dalam pengambilan keputusan ekonomi karena secara umum menggambarkan pengaruh keuangan dari kejadian di masa lalu, dan tidak diwajibkan untuk menyediakan informasi non keuangan. Laporan keuangan juga menunjukkan pertanggungjawaban manajemen atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya.

Berkaitan dengan tujuannya, maka laporan keuangan disusun atas dasar akrual yang mengharuskan pengaruh transaksi dan peristiwa lain diakui pada saat kejadian (bukan pada saat kas atau setara kas diterima atau dibayar) dan dicatat dalam catatan akuntansi serta dilaporkan dalam laporan keuangan pada periode yang bersangkutan. Laporan keuangan yang disusun atas dasar akrual memberikan informasi kepada


(25)

pengguna tidak hanya transaksi masa lalu yang melibatkan penerimaan dan pembayaran kas tetapi juga kewajiban pembayaran kas di masa depan serta sumber daya yang merepresentasikan kas yang akan diterima di masa depan sehingga dapat dikatakan bahwa laporan keuangan menyediakan jenis informasi transaksi masa lalu dan peristiwa lainnya yang paling berguna bagi pengguna dalam pengambilan keputusan ekonomi.

c. Elemen-Elemen Laporan Keuangan

Elemen-elemen laporan keuangan yang diwajibkan untuk diterbitkan oleh perusahaan adalah neraca, laporan laba rugi, laporan ekuitas pemilik, laporan arus kas dan catatan atas laporan keuangan.

1). Neraca

Neraca adalah suatu daftar aktiva, kewajiban, dan ekuitas pemilik pada tanggal tertentu.

2). Laporan Laba Rugi

Laporan laba rugi adalah suatu ikhtisar pendapatan dan beban selama periode waktu tertentu, misalnya sebulan atau setahun. 3). Laporan Ekuitas Pemilik

Laporan ekuitas pemilik adalah suatu ikhtisar perubahan ekuitas pemilik yang terjadi selama periode waktu tertentu, misalnya sebulan atau setahun.


(26)

4). Laporan Arus Kas

Laporan arus kas adalah suatu ikhtisar penerimaan kas dan pembayaran kas selama periode waktu tertentu, misalnya sebulan atau setahun.

5). Catatan atas laporan keuangan

Catatan atas laporan keuangan mengungkapkan informasi tentang dasar penyusunan laporan keuangan dan kebijakan akuntansi yang dipilih dan diterapkan terhadap peristiwa dan transaksi yang penting, informasi yang diwajibkan dalam PSAK tetapi tidak disajikan di neraca, laporan laba rugi, laporan arus kas, dan laporan perubahan ekuitas, informasi tambahan yang tidak disajikan dalam laporan keuangan tetapi diperlukan dalam rangka penyajian secara wajar.

d. Pengguna dan Kebutuhan Informasi

Pengguna laporan keuangan meliputi investor sekarang dan investor potensial, karyawan, pemberi pinjaman, pemasok dan kreditor usaha lainnya, pelanggan, pemerintah serta lembaga-lembaganya, dan masyarakat. Mereka menggunakan laporan keuangan untuk memenuhi beberapa kebutuhan informasi yang berbeda.

1). Investor

Penanam modal berisiko dan penasihat mereka berkepentingan dengan risiko yang melekat serta hasil pengembangan dari investasi


(27)

yang mereka lakukan. Mereka membutuhkan informasi untuk membantu menentukan apakah harus membeli, menahan, atau menjual investasi tersebut.

2). Karyawan

Karyawan dan kelompok-kelompok yang mewakili mereka tertarik pada informasi mengenai stabilitas dan profitabilitas perusahaan. Mereka juga tertarik dengan informasi yang memungkinkan mereka untuk menilai kemampuan perusahaan dengan memberikan balas jasa, imbalan pasca kerja, dan kesempatan kerja.

3). Pemberi pinjaman

Pemberi pinjaman tertarik dengan informasi keuangan yang memungkinkan mereka untuk memutuskan apakah pinjaman serta bunganya dibayar pada saat jatuh tempo.

4). Pemasok dan kreditur usaha lainnya

Pemasok dan kreditur usaha lainnya tertarik dengan informasi yang memungkinkan mereka untuk memutuskan apakah jumlah yang terutang akan dibayar pada saat jatuh tempo.

5). Pelanggan

Para pelanggan berkepentingan dengan informasi mengenai kelangsungan hidup perusahaan, terutama kalau mereka terlibat dalam perjanjian jangka panjang dengan atau bergantung pada perusahaan.


(28)

6). Pemerintah

Pemerintah dan berbagai lembaga yang berada di bawah kekuasaannya berkepentingan dengan alokasi sumber daya dan karena itu berkepentingan dengan aktivitas perusahaan. Mereka juga membutuhkan informasi untuk mengatur aktivitas perusahaan, menetapkan kebijakan pajak, dan sebagai dasar untuk menyusun statistik pendapatan nasional dan statistik lainnya.

7). Masyarakat

Perusahaan mempengaruhi anggota masyarakat dalam berbagai cara misalnya perusahaan dapat memberikan kontribusi berarti pada perekonomian nasional, termasuk jumlah orang yang dipekerjakan dan perlindungan kepada penanam modal domestik. Laporan keuangan dapat membantu masyarakat dengan menyediakan informasi kecenderungan (trend) dan perkembangan terakhir kemakmuran perusahaan serta rangkaian aktivitasnya.

2. Pengungkapan (disclosure)Laporan Keuangan

Kata disclosure memiliki arti tidak menutupi atau tidak menyembunyikan, apabila dihubungkan dengan laporan keuangan, disclosure mengandung arti bahwa laporan keuangan harus memberikan informasi dan kejelasan mengenai hasil aktivitas suatu unit usaha. Oleh sebab itu, informasi tersebut harus lengkap, jelas dan dapat menggambarkan secara tepat kejadian-kejadian ekonomi yang berpengaruh terhadap hasil operasi unit usaha


(29)

tersebut. Informasi yang disajikan harus berguna dan tidak membingungkan pengguna laporan keuangan karena telah disusun berdasarkan standar yang diterima umum sehingga pengguna laporan mampu mengambil keputusan ekonomi. Selain pengungkapan laporan keuangan tidak saja berisi informasi sesuai dengan keahlian penyusun laporan saja tetapi juga diselaraskan pada standar yang dibutuhkan.

Darrough dalam Na’im dan Rakman (2000:73) mengemukakan ada dua jenis pengungkapan dalam hubungannya dengan persyaratan yang ditetapkan standar,

1. Pengungkapan Wajib (mandatory disclosure)

Pengungkapan wajib merupakan pengungkapan minimum yang disyaratkan oleh standar akuntansi yang berlaku. Jika perusahaan tidak bersedia untuk mengungkapkan informasi secara sukarela, pengungkapan wajib akan memaksa perusahaan untuk mengungkapkannya. Luas pengungkapan wajib tidak sama antara negara yang satu dengan negara yang lain. Negara maju dengan regulasi yang lebih baik akan mensyaratkan pengungkapan minimum atas lebih banyak butir dibandingkan dengan yang disyaratkan negara berkembang.

2. Pengungkapan Sukarela (voluntary disclosure)

Pengungkapan sukarela merupakan pengungkapan butir-butir yang dilakukan sukarela oleh perusahaan tanpa diharuskan oleh peraturan yang berlaku. Healy dan Palepu dalam Na’im dan Rakhman (2000:73) mengemukakan meskipun semua perusahaan publik diwajibkan memenuhi pengungkapan minimum, mereka berbeda secara substansial dalam hal jumlah tambahan informasi yang diungkap ke pasar modal. Salah satu cara meningkatkan kredibilitas perusahaan adalah melalui pengungkapan sukarela secara lebih luas dan membantu investor dalam memahami strategi bisnis manajemen. Berdasarkan pertimbangan tersebut, tidak semua perusahaan mengungkapkan laporan keuangannya secara penuh, karena selain dapat


(30)

menyesatkan pengguna laporan juga akan berakibat pada kegagalan pasar. Oleh sebab itu hanya sebagian perusahaan yang mau mengungkapkan sukarela.

Hendriksen (2002: 436), menyatakan bahwa perusahaan enggan untuk mengungkapkan lebih banyak informasi keuangan dengan alasan :

1. pengungkapan akan membantu pesaing dengan merugikan pemegang saham,

2. serikat pekerja akan memperoleh keuntungan dalam tawar- menawar upah,

3. pengungkapan yang lengkap hanya akan menyesatkan para pengguna laporan tahunan,

4. sumber informasi mungkin tersedia untuk memberikan informasi dengan biaya yang lebih rendah,

5. tidak adanya pengetahuan tentang kebutuhan para investor. Menurut Belkaoui (2000:219) tujuan pengungkapan antara lain:

1. untuk menjelaskan item-item yang diakui dan item-item yang belum diakui serta menyediakan ukuran yang relevan bagi item-item tersebut,

2. untuk menyediakan informasi dan item-item yang potensial untuk diakui dan yang belum diakui bagi investor dan kreditor dalam menentukan risiko, dan returnnya,

3. untuk menyediakan informasi mengenai aliran kas masuk dan keluar di masa mendatang

Pengungkapan laporan keuangan memberikan manfaat baik bagi perusahaan maupun pihak luar yang terkait dengan investasi. Perusahaan akan mampu mengurangi biaya modalnya, pengungkapan laporan keuangan membuat investor akan lebih yakin untuk menanamkan modalnya ke perusahaan yang menurut mereka telah memberikan pengungkapan yang jujur dan lengkap dengan membeli sekuritas atau surat-surat berharga seperi obligasi dan saham dengan harga tinggi. Sedangkan bagi investor,


(31)

pengungkapan laporan keuangan akan memberikan informasi yang lengkap tentang kondisi perusahaan yang pada akhirnya akan membantu mereka menentukan keputusan investasi yang tepat dan memberikan pengembalian yang diharapkan. Dengan kondisi demikian, investor akan lebih percaya kepada perusahaan dengan pengungkapan laporan yang lebih lengkap.

3. Kelengkapan Pengungkapan Laporan keuangan

Kelengkapan (comprehensiveness) adalah suatu bentuk kualitas. Menurut Imhoff dalam Na’im dan Rakhman (2000:72), “kualitas tampak sebagai atribut-atribut yang penting dari suatu informasi akuntansi”. Meskipun kualitas akuntansi masih memiliki makna ganda (ambiguous), banyak penelitian yang menggunakan index of disclosure methodology mengemukakan bahwa kualitas pengungkapan dapat diukur dan digunakan untuk menilai manfaat potensial dari isi suatu laporan keuangan. Dengan kata lain Imhoff menyatakan bahwa tingginya kualitas informasi akuntansi sangat berkaitan dengan tingkat kelengkapan pengungkapan laporan keuangan. Kelengkapan pengungkapan laporan keuangan sangat bergantung kepada standar yang diberlakukan di suatu negara. Negara maju dengan regulasi yang lebih ketat relatif lebih tinggi pengungkapan laporan keuangannya jika dibandingkan dengan perusahaan di negara berkembang. Kelengkapan pengungkapan laporan keuangan suatu perusahaan tidak bersifat statis, tetapi meningkat sejalan dengan perkembangan pasar modal dan sosial di negara bersangkutan.


(32)

Dari uraian tersebut dapat dipahami bahwa kelengkapan pengungkapan laporan keuangan adalah suatu bentuk kualitas untuk menilai manfaat dari laporan keuangan tersebut. Di Indonesia, pedoman penyajian dan pengungkapan laporan keuangan oleh emiten ditetapkan oleh Bapepam dalam Surat Edaran No.SE-02/PM/2002 tanggal 27 Desember 2002. Pedoman ini dimaksudkan untuk memberikan suatu panduan penyajian dan pengungkapan yang terstandarisasi dengan mendasarkan pada prinsip-prinsip pengungkapan penuh (full disclosure) sehingga dapat memberikan kualitas informasi keuangan bagi para pengguna. Tingkat kelengkapan pengungkapan laporan keuangan dapat diukur dengan menggunakan index of disclosure methodology, seperti indeks Wallace.

4. Struktur Modal

Struktur modal (Capital structure) merupakan bagian dari struktur keuangan yang merupakan jumlah relatif dari kewajiban dan modal perusahaan untuk memperoleh gambaran dari mana perusahaan tersebut dibiayai. Struktur modal merupakan bauran dari segenap sumber pembelanjaan yang digunakan perusahaan. Komposisi dari struktur modal ini mempengaruhi keputusan manajemen dalam melakukan pengembalian kepada kreditor dan pemegang saham. Tujuan pokok manajemen struktur modal adalah menciptakan suatu bauran atau kombinasi sumber pembelanjaan permanen sedemikian rupa, sehingga mampu memaksimalkan


(33)

harga saham perusahaan. Variabel struktur modal yaitu: Debt to equity ratio, Debt to asset ratio, dan Equity to asset ratio.

Tujuan utama perusahaan adalah memaksimalkan kekayaan pemegang saham. Tujuan ini jelas bukan hanya menguntungkan pemegang saham, tetapi juga memastikan bahwa sumber daya yang terbatas telah dialokasikan secara efisien, yang menguntungkan perekonomian. Kekayaan pemegang saham akan menjadi maksimal dengan memaksimalkan perbedaan antara nilai pasar saham dengan nilai buku saham bersangkutan. Ini dapat dicapai dengan membuat kebijakan struktur modal yang optimal, yaitu struktur modal yang meminimalisasi biaya modal sehingga menjaga pengembalian atas investasi tetap tinggi.

5. Kepemilikan Saham Publik

Perusahaan adalah suatu entitas bagi sekelompok orang yang melakukan kegiatan usaha pada bidang tertentu selama jangka waktu yang panjang untuk dapat mencapai tujuan dan sasaran. Ada berbagai bentuk perusahaan bisnis yaitu perusahaan perorangan (soleproprietorship), persekutuan (partnership) dan perseroan (corporation). Penelitian ini memfokuskan pada perusahaan perseroan. Perseroan adalah suatu badan hukum yang berbeda dan terpisah dari individu-individu yang mendirikan dan mengoperasikannya. Pada perusahaan perseroan kepentingan kepemilikan dinyatakan dalam lembar saham yang sangat mudah dipindahtangankan. Salah satu cara yang dilakukan perusahaan untuk mendapatkan modal adalah menjual sahamnya ke publik.


(34)

Semakin banyak yang dijual maka semakin banyak pula saham yang beredar di masyarakat.

Kepemilikan saham publik diwujudkan dalam bentuk pembagian saham, dimana setiap pemegang saham memiliki bagian atas perusahaan yang diwakili dengan proporsi saham yang dimiliki dibandingkan dengan jumlah yang ada. Semakin banyak saham yang dimiliki oleh publik, maka semakin besar tekanan yang dihadapi perusahaan untuk mengungkapkan informasi lebih banyak dalam laporan keuangannya. Hal ini dikarenakan dengan semakin besar porsi kepemilikan publik, maka semakin banyak pula pihak yang membutuhkan informasi tentang perusahaan sehingga semakin banyak pula butir-butir informasi yang mendetail yang dituntut untuk dibuka dalam laporan keuangan.

Untuk mengurangi tekanan tersebut, perusahaan harus mengungkapkan informasi mengenai perusahaan secara transparan. Informasi tersebut akan diungkapkan dalam laporan keuangan. Pemegang saham yang berasal dari publik akan menilai informasi tersebut untuk mengetahui keadaan dan kinerja perusahaan. Perusahaan yang sahamnya banyak dimiliki publik menunjukkan perusahaan tersebut memiliki kredibilitas yang tinggi dimata masyarakat dalam memberikan imbalan (deviden) yang layak dan dianggap mampu beroperasi terus menerus (going concern).

6. Profitabilitas

Profitabilitas merupakan suatu indikator kinerja yang dilakukan oleh manajemen dalam mengelola kekayaan perusahaan yang ditunjukkan oleh


(35)

laba yang dihasilkan. Rasio profitabilitas terkait dengan penjualan dan investasi perusahaan karena kedua variabel ini menunjukkan efektivitas operasional keseluruhan perusahaan. Selain itu, analisis profitabilitas merupakan evaluasi atas tingkat pengembalian investasi perusahaan dimana analisis ini berfokus pada sumber daya perusahaan dan tingkat profitabilitas dengan melibatkan pengukuran terhadap pemicu profitabilitas yaitu margin dan perputaran (Wild, 2005: 16).

Sartono (2001: 122) menyatakan bahwa :

profitabilitas adalah kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva maupun modal sendiri. Dengan demikian, investor jangka panjang akan sangat berkepentingan dengan analisis profitabilitas, misalnya pemegang saham akan melihat keuntungan yang benar- benar diterima dalam bentuk dividen.

Beberapa pengukuran dalam menghitung rasio profitabilitas adalah : a. laba bersih atas penjualan (net profit margin)

Laba bersih atas penjualan dihitung dengan membagi laba bersih setelah pajak dengan penjualan bersih. Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba melalui penjualan.

laba bersih atas penjualan =

penjualan

pajak setelah bersih

laba

b. pengembalian atas total aktiva (return of total asset)


(36)

Rasio ini menilai efektivitas dan intensitas aktiva dalam menghasilkan

laba. Tingkat pengembalian atas aktiva =

aktiva total rata rata pajak dan bunga sebelum bersih laba

c. pengembalian atas total ekuitas (return on total equity)

Pengembalian atas total aktiva dihitung dengan membagi laba bersih dengan rata- rata ekuitas pemegang saham. Rasio ini digunakan untuk menunjukkan kemampuan modal sendiri dalam menghasilkan keuntungan yang tersedia bagi pemegang saham.

tingkat pengembalian atas ekuitas =

ekuitas total rata rata bersih laba

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan rasio return on equity. Rasio ini menunjukkan tingkat pengembalian perusahaan atau efektivitas dalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan ekuitas yang dimiliki perusahaan. Rasio ini juga merupakan ukuran profitabilitas dari sudut pandang pemegang saham. Tingkat profitabilitas yang tinggi akan mendorong para manajer untuk memberikan tingkat informasi yang lebih terinci, sebab mereka ingin meyakinkan investor terhadap profitabilitas perusahaan dan mendorong kompensasi manajemen. Semakin tinggi Return on Equity suatu perusahaan maka semakin luas pengungkapan yang dilakukan oleh perusahaan.

7. Umur Perusahaan

Umur perusahaan merupakan rentang waktu sejak first issue di BEI sampai dengan tahun penelitian. Perusahaan yang berumur lebih tua memiliki


(37)

lebih banyak pengalaman dan kemampuan dalam mempublikasikan laporan keuangan karena sudah mengerti akan kebutuhan informasi seperti apa yang dibutuhkan oleh pengguna laporannya. Semakin banyak pengalaman suatu perusahaan maka akan semakin paham akan kebutuhan konstituantenya akan informasi tentang informasi perusahaan dan dengan demikian akan lebih luas dalam melakukan pengungkapan laporan keuangan.

B. Tinjauan Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu lainnya yang berhubungan dengan kelengkapan pengungkapan laporan keuangan disajikan pada tabel 2.1.

Tabel 2.1

Tinjauan Penelitian Terdahulu Nama

Peneliti

Variabel dan Periode

Penelitian Hasil Penelitian Sari

(2008)

Variabel independen dalam penelitian ini adalah ukuran perusahaan,

likuiditas, leverage, profitabilitas, porsi saham publik, reputasi auditor dan umur perusahaan, sedangkan variabel dependennya adalah kelengkapan

pengungkapan laporan keuangan.

Periode penelitian tahun 2006-2007

Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara simultan semua variabel independen yang diteliti berpengaruh signifikan terhadap kelengkapan pengungkapan laporan keuangan. Secara parsial hanya ukuran perusahaan, likuiditas, profitabilitas dan reputasi auditor yang memiliki pengaruh signifikan terhadap kelengkapan pengungkapan laporan keuangan.


(38)

Ivanna, (2009)

Variable independen dalam penelitian ini adalah jenis perusahaan, ukuran perusahaan, profitabilitas dan debt to equity ratio. Sedangkan variable dependennya adalah tingkat pengungkapan laporan tahunan.

Periode penelitian tahun 2006-2008

Hasil penelitian menunjukkan bahwa hanya jenis perusahaan yang mempengaruhi tingkat pengungkapan laporan

tahunan;sedangkan perbedaan ukuran perusahaan, profitabilitas dan debt to equity ratio tidak mempengaruhi tingkat

pengungakapan laporan tahunan.

Gloria Anita Tambunan (2009)

Variabel independen dalam penelitian ini adalah profitabilitas, likuiditas, leverage, dan

pertumbuhan, sedangkan variabel dependennya adalah pengungkapan sukarela.

Periode penelitian tahun 2006-2008

Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara simultan semua variabel yang diteliti tidak berpengaruh signifikan terhadap tingkat pengungkapan. secara parsial profitabilitas, likuiditas, leverage dan pertumbuhan tidak berpengaruh terhadap tingkat pengungkapan sukarela

sumber : diolah penulis, 2010

C. Kerangka Konseptual dan Hipotesis 1. Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual merupakan penjelasan sementara gejala- gejala yang menjadi objek permasalahan tentang hubungan antarvariabel yakni variabel bebas dan variabel terikat yang disusun dari berbagai teori yang telah diuraikan (Sugiyono, 2006: 47).


(39)

Hubungan antara struktur modal, kepemilikan saham publik, profitabilitas dan umur perusahaan terhadap kelengkapan pengungkapan laporan keuangan digambarkan dalam kerangka konseptual pada gambar 2.1

Gambar. 2.1 Kerangka Konseptual

Struktur modal menunjukkan proporsi pendanaan perusahaan yang dibiayai dengan hutang. Struktur modal dinilai dengan debt to equity ratio (DER). Semakin tinggi DER berarti semakin tinggi pula ketergantungan perusahaan tersebut kepada krediturnya.

Perusahaan akan berusaha memberikan informasi yang seluas-luasnya mengenai kondisi perusahaan kepada krediturnya. Harapannya kreditur lebih

Ha Perusahaan Property

and real estate di BEI

Laporan Keuangan (financial report)

Profitabilitas (X )

Kelengkapan pengungkapan laporan keuangan Umur perusahaan

(X )

Porsi Saham Publik (X )

Struktur modal (X )


(40)

mengetahui dan memahami perusahaan dalam kaitannya dengan kredit yang diberikan. Dengan demikian perusahaan dengan DER yang tinggi akan tinggi pula kelengkapan pengungkapan laporan keuangannya.

Para investor kebanyakan lebih menyukai perusahaan dengan profitabilitas yang tinggi. Mereka beranggapan dengan profitabilitas yang tinggi perusahaan mampu memberikan pengembalian investasi atau Return on Equity (ROE) yang tinggi pula. ROE yang tinggi akan mendorong para manajer untuk memberikan informasi yang lebih rinci, sebab mereka ingin meyakinkan investor terhadap profitabilitas perusahaan dan mendorong kompensasi manajemen.

Investor publik membutuhkan perlindungan akan investasi yang telah ditanamkan. Perlindungan itu berupa jaminan dari emiten bahwa informasi baik keuangan maupun non keuangan yang disampaikan dapat bermanfaat untuk pengambilan keputusan para investornya. Oleh karena itu, untuk mempertahankan investor publik, perusahaan akan mengungkapkan laporan keuangannya secara lengkap dan bertanggungjawab. Dapat dipahami bahwa semakin besar kepemilikan saham oleh umum menyebabkan perusahaan lebih serius dalam memberikan informasi perusahaan kepada umum, artinya semakin tinggi kelengkapan pengungkapan laporan keuangannya.

Umur perusahaan diperkirakan memiliki hubungan yang positif dengan kualitas pengungkapan. Perusahaan yang berumur lebih tua memiliki pengalaman yang lebih banyak dalam mempublikasikan laporan keuangannya. Perusahaan yang memiliki pengalaman lebih banyak akan lebih


(41)

mengetahui kebutuhan konstituennya akan informasi tentang perusahaan, sehingga akan mengungkapkan informasi yang lebih lengkap.

2. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan kerangka konseptual yang telah dijelaskan, hipotesis yang dirumuskan dalam penelitian ini adalah struktur modal, rasio profitabilitas, kepemilikan saham publik dan umur perusahaan berpengaruh baik secara parsial maupun simultan terhadap kelengkapan pengungkapan laporan keuangan perusahaan property and real estate.


(42)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain kausal, yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan sebab akibat antara dua variabel atau lebih. Menurut Efferin et al (2008 : 66) “desain kausal digunakan jika peneliti ingin mengetahui adanya penyebab dari suatu fenomena, dimana suatu variabel akan mempengaruhi variabel lainnya”.

B. Populasi dan Sampel Penelitian

Menurut Sugiyono (2006:55) ”populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh perusahaan property and real estate yang terdaftar di bursa efek Indonesia. Jumlah perusahaan yang terdaftar di BEI selama periode 2006-2009 adalah sebanyak 42 emiten.

”Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut” (Sugiyono, 2006:61). Sampel yang digunakan ditentukan dengan menggunakan teknik purposive sampling, yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu.

Beberapa pertimbangan atau kriteria yang digunakan dalam menentukan sampel tercantum di bawah ini.


(43)

1. Perusahaaan property and real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan tidak delisting pada tahun 2006-2009,

2. Perusahaan property and real estate tersebut telah mempublikasikan laporan keuangan yang telah diaudit secara rutin dari tahun 2006-2009,

3. Perusahaan memiliki laba positif selama tahun penelitian.

Berdasarkan pertimbangan dan kriteria dalam penentuan sampel tersebut, maka diperoleh 12 sampel sebagai berikut:

Tabel 3.1

Proses Seleksi Sampel Berdasarkan Kriteria

No Kriteria Jumlah Akumulasi

1 Perusahaaan property and real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan tidak delisting pada tahun 2006-2009

42

2 Perusahaan property and real estate tersebut telah mempublikasikan laporan keuangan yang telah diaudit secara rutin dari tahun 2006-2009

(19) 23

3 Perusahaan memiliki laba positif selama tahun penelitian

(11) 12

Jumlah sampel total selama periode penelitian (12 x 4)

48 Sumber : Diolah peneliti, 2010

Berdasarkan kriteria yang ditetapkan, maka diperoleh 12 perusahaan yang memenuhi kriteria dan akan diteliti selama periode 2006-2009, sehingga sampel pengamatan menjadi 12 x 4 tahun = 48 sampel. Perusahaan-perusahaan yang akan diteliti disajikan pada tabel 3.2.


(44)

Tabel 3.2

Perusahaan yang menjadi sample penelitian

No Kode Nama Perusahaan

1 ELTY Bakrieland Development Tbk 2 CTRS Ciputra Surya Tbk

3 DART Duta Anggada realty Tbk 4 DUTI Duta Pertiwi Tbk

5 GMTD Gowa Makasar Tourism Development Tbk 6 JRPT Jaya Real property Tbk

7 LAMI Lamicitra Nusantara Tbk. 8 LPCK Lippo Cikarang Tbk 9 LPKR Lippo Karawaci Tbk

10 RBMS Ristia Bintang Mahkotasejati Tbk 11 SMRA Summerecon Agung Tbk

12 SIIP Suryainti Permata Tbk Sumber : lampiran i, diolah peneliti 2010 C. Jenis dan Sumber Data

Penelitian ini menggunakan data sekunder. “Data sekunder merupakan data primer yang telah diolah lebih lanjut dan disajikan baik oleh pihak pengumpul data primer maupun atau pihak lain” (Umar, 2003:69). Untuk mengumpulkan data, penulis melakukan teknik dokumentasi yaitu mendapatkannya dari sumber yaitu website Bursa Efek Indonesia

Adapun data yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah : 1. laporan keuangan tahunan yang telah di publikasikan (diaudit), 2. total saham tercatat di BEI,


(45)

D. Metode Pengumpulan Data

Untuk mengumpulkan data, penulis melakukan teknik dokumentasi yaitu teknik mengumpulkan data sekunder yang berkaitan dengan penelitian ini, dapat berupa catatan, laporan keuangan maupun informasi lainnya. Data penelitian ini diperoleh melalui media internet dengan cara men-download laporan keuangan perusahaan-perusahaan property and real estate yang diperlukan dalam penelitian ini melalui situs (ICMD).

E. Defenisi Operasional dan Pengukuran Variabel Penelitian

Menurut Jogiyanto (2004:62) ”definisi operasional adalah bagian dari riset yang menjelaskan karakteristik dari objek ke dalam elemen-elemen yang dapat diobservasi yang menyebabkan konsep dapat diukur dan dioperasionalisasikan di dalam riset”. Pengoperasionalan variabel-variabel dalam penelitian ini dapat dilihat di bawah ini.

1. ”Variabel Independen adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel dependen” (Sugiyono, 2006:3). Penelitian ini menggunakan empat variabel independen, yaitu variabel struktur modal,kepemilikan saham publik, profitabilitas dan umur perusahaan,


(46)

a. Struktur Modal

Penelitian ini menggunakan Debt to Equty Ratio (DER) perusahaan yang dijadikan sampel pada tahun 2006-2009 yang diukur dengan membagi total kewajiban dengan total ekuitas pemegang saham.

b. Porsi Saham Publik

Rasio porsi saham publik diukur dengan membandingkan antara jumlah saham yang dimiliki masyarakat (publik) dengan total saham.

c. Profitabilitas

Dalam penelitian ini, tingkat profitabilitas perusahaan dapat diukur dengan menggunakan Return on Equity (ROI) perusahaan.

d. Umur Perusahaan

Umur perusahaan diukur dengan menghitung selisih antara tahun 2006-2009 dengan first issue perusahaan property and real estate yang terdaftar di BEI.

2. ”Variabel Dependen adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas” (Sugiyono, 2006:3). Penelitian ini mengambil kelengkapan pengungkapan laporan keuangan sebagai variabel dependen. Variabel ini mengukur berapa banyak item laporan


(47)

keuangan yang material diungkapkan oleh perusahaan property and real estate . Variabel ini diukur dengan menggunakan index of disclosure methodology, yaitu indeks Wallace.

Dimana n : jumlah item yang diungkapkan oleh perusahaan

k : jumlah item yang seharusnya diungkap berdasar peraturan Dalam penelitian ini, instumen yang digunakan adalah peraturan yang dikeluarkan oleh Bapepam melalui Surat Edaran Ketua Bapepam No.SE-02/PM/2002 pada tanggal 27 Desember 2002 yang berisi tentang pedoman penyajian dan pengungkapan laporan keuangan perusahaan publik, Skor maksimum yang dapa diperoleh sebuah perusahaan adalah sebesar 65, sehingga indeks pengungkapan ini maksimal bagi sebuah perusahaan yang menyingkapkan secara penuh seluruh disclosure item-nya adalah 1 (satu).

F. Metode Analisis Data

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis statistik dengan menggunakan software SPSS 16. Analisis data dilakukan dengan melakukan pengujian asumsi klasik dan pengujian hipotesis. Hasil pengujian asumsi klasik akan mendukung hasil pengujian hipotesis.

1. Pengujian Asumsi Klasik a. Uji Normalitas


(48)

Uji normalitas data bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi antara variabel dependen dengan variabel independen mempunyai distribusi normal atau tidak. Proses uji normalitas data dilakukan dengan menggunakan uji Kolmogorov Smirnov. Distribusi data dapat dilihat dengan membandingkan Zhitung dengan Ztabel dengan kriteria sebagai berikut :

1. Jika Zhitung (Kolmogorov Smirnov) < Ztabel (1,96), atau angka signifikan > taraf signifikansi (α) 0,05 maka distribusi data dikatakan normal,

2. Jika Zhitung (Kolmogorov Smirnov) > Ztabel (1,96), atau angka signifikan < taraf signifikansi (α) 0,05 maka distribusi data dikatakan tidak normal,

Uji normalitas data juga dapat dilihat dengan memperlihatkan penyebaran data (titik) pada normal P plot of regression standizzed residual variabel independen, dimana :

1. Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas,

2. Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan atau tidak mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.

Model regresi yang baik adalah yang mempunyai distribusi data normal atau mendekati normal.


(49)

b. Uji Multikolinearitas

Uji Multikolinearitas bertujuan untuk mengidentifikasi ada tidaknya hubungan antar variabel independen dalam model regresi. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel bebasnya (Ghozali, 2005: 91). Salah satu cara untuk mengetahui ada tidaknya multikolinearitas pada suatu model regresi adalah dengan melihat nilai tolerance dan VIF (Variance Inflation Factor), yaitu :

1. Jika nilai tolerance > 0,10 dan VIF < 10, maka dapat diartikan bahwa tidak terdapat multikolinearitas pada penelitian tersebut, 2. Jika nilai tolerance < 0,10 dan VIF > 10, maka dapat diartikan

bahwa terjadi gangguan multikolinearitas pada penelitian tersebut

Model regresi linier berganda harus terbebas dari gejala multikolinearitas agar dapat digunakan dalam penelitian.

c. Uji Autokorelasi

Uji Autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode saat ini dengan kesalahan pengganggu pada periode sebelumnya. ( Ghozali 2005: 95) menyatakan bahwa “uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya)”. Autokorelasi sering terjadi pada sampel dengan data


(50)

time series. Salah satu cara untuk mengetahui ada tidaknya autokorelasi pada model regresi adalah dengan melakukan Uji Durbin Watson (Dw). Pengambilan keputusan ada tidaknya korelasi :

1.Bila nilai Dw terletak antara batas atas atau Upper Bound (du) dan (4-du), maka koefisien autokorelasi sama dengan nol yang berarti tidak ada gangguan autokorelasi,

2.Bila nilai Dw lebih rendah dari batas bawah atau Lower Bound sebesar (du), maka koefisien autokorelasi lebih besar dari nol yang berarti ada masalah autokorelasi positif,

3.Bila nilai Dw lebih besar dari (4-dl), maka koefisien autokorelasi lebih kecil daripada nol yang berarti ada autokorelasi negatif, 4.Bila nilai Dw terletak antara batas atas (du) dan batas bawah (dl),

maka hasilnya tidak dapat disimpulkan

d. Uji Heteroskedastisitas

Uji Heteroskedastisitas dilakukan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi telah terjadi ketidaksamaan varian dari residual suatu pengamatan ke pengamatan yang lain (Ghozali, 2005: 105). Model regresi yang baik adalah model regresi yang memiliki persamaan variance residual atau homokedastisitas. Untuk melihat ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat grafik Scatterplot, antara nilai prediksi variabel terikat (ZPRED) dengan residualnya (SRESID). Cara memprediksi pola gambar Scatterplot adalah dengan :


(51)

1. titik- titik data menyebar di atas dan di bawah atau di sekitar angka 0,

2. titik- titik data tidak mengumpul hanya di atas atau di bawah saja,

3. penyebaran titik- titik data tidak boleh membentuk pola bergelombang melebar,

4. penyebaran titik- titik data sebaiknya tidak berpola.

2. Pengujian Hipotesis

Model penelitian ini menggunakan model regresi linier berganda. Model regresi linier berganda adalah model regresi yang memiliki lebih dari

satu variabel independen. Model regresi linier berganda dikatakan model yang baik jika model tersebut memenuhi asumsi normalitas data dan terbebas dari asumsi- asumsi klasik statistik baik multikolinearitas, autokorelasi dan heteroskedastisitas.

Persamaan regresi linier berganda yaitu :

Y = α + β1X1 + β2X2 + β3X3 + β4X4 + ε Keterangan :

Y = Indeks Pengungkapan Sukarela, X1 = Debt to Equity Ratio,

X2 = kepemilikan saham publik, X3 = Return on Equity,


(52)

α = Konstanta, ε = error,

β1,β2,β3,β4 = koefisien regresi yang menunjukkan perubahan variabel dependen berdasarkan pada variabel independen.

a. Uji Parsial (t-test)

Uji parsial digunakan untuk menguji seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas/independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen (Ghozali, 2005: 84). Hipotesis statistik yang diajukan adalah :

Ha : bi≠ 0 : ada pengaruh.

Kriteria yang digunakan dalam menerima atau menolak hipotesis adalah :

a. Ha diterima apabila thitung > ttabel, pada α = 5% dan nilai probabilitas < level of significant sebesar 0,05,

b. Ha ditolak apabila thitung < ttabel, p ad a α = 5 % d an nilai probabilitas > level of significant sebesar 0,05.

b. Uji Simultan (F-test)

Uji F dilakukan untuk menujukkan apakah semua variabel independen atau bebas yang dimasukkan dalam model regresi berganda mempunyai pengaruh secara bersama- sama terhadap variabel dependen (Ghozali, 2005: 84). Hipotesis yang akan diuji adalah sebagai berikut :


(53)

Ha : b0 = b1 = b2 ≠ 0 :semua variabel independen berpengaruh secara bersama.

Kriteria yang digunakan dalam menerima atau menolak hipotesis adalah :

a. Ha diterima apabila Fhitung > Ftabel, pada α = 5% dan nilai probabilitas < level of significant sebesar 0,05,

b. Ha ditolak apabila Fhitung < Ftabel, pada α = 5% dan nilai probabilitas > level of significant sebesar 0,05.

G. Jadwal Penelitian

Jadwal penelitian dapat dilihat pada tabel 3.3 Tabel 3.3 Jadwal Penelitian Tahapan Penelitian Juli 2010 Ags 2010 Sep 2010 Okt 2010 Nov 2010 Des 2010 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 Pemilihan Judul Penyelesaian proposal Bimbingan Proposal Seminar Proposal Pengumpulan Data Pengolahan Data Bimbingan Skripsi


(54)

Penyelesaian Laporan Penelitian

Ujian Komprehensif

Sumber : Penulis, 2010

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Data Penelitian

Populasi penelitian ini adalah perusahaan property and real estate yang terdaftar di BEI. Property and Real Estate digunakan untuk menunjukkan suatu wilayah perumahan yang dikembangkan oleh perusahaan pengembang perumahan. Aktivitas perusahaan yang tergolong dalam kelompok property and real estate menghasilkan keuntungan dengan cara menjual, menyewakan, dan mengembangkan properti, rumah, dan bangunan.

Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan teknik purposive sampling. Berdasarkan kriteria yang ditetapkan, diperoleh 12 perusahaan property and real estate yang memenuhi kriteria dan dijadikan sampel penelitian ini yang diamati selama periode 2006-2009, sehingga sampel pengamatan menjadi 12 x 4 tahun = 48 sampel. Proses pengambilan sampel dapat dilihat pada lampiran i.

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis statistik yang menggunakan persamaan regresi berganda. Analisis data dimulai dengan mengolah data menggunakan Microsoft Excel. Selanjutnya dilakukan pengujian asumsi klasik dan pengujian menggunakan regresi berganda.


(55)

Pengujian asumsi klasik dan regresi berganda digunakan dengan menggunakan software SPSS versi 16. Prosedur dimulai dengan memasukkan variabel-variabel penelitian ke program SPSS tersebut dan menghasilkan output-output sesuai metode analisis data yang telah ditentukan.

B. Analisis Hasil Penelitian

1. Analisis Statistik Deskriptif

Informasi yang dibutuhkan dalam penelitian ini merupakan data sekunder yang diperoleh dari perusahaan property and real estate dari tahun 2006-2009. Variabel dari penelitian ini terdiri dari struktur modal, kepemilikan saham publik, profitabilitas dan umur perusahaan sebagai veriabel independen dan kelengkapan pengungkapan laporan keuangan sebagai variabel dependen. Statistik deskriptif dari variabel tersebut dari sampel perusahaan property and real estate selama tahun 2006-2009 disajikan dalam tabel 4.1.

Table 4.1

Statistik Deskriptif Variabel-Variabel Penelitian Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean

Std. Deviation Tingkat Kelengkapan

Pengungkapan 48 53.84 83.07 66.6000 7.23686 Debt to Equity 48 .05 4.04 1.3952 .96393 Porsi Saham Publik 48 7.11 71.82 35.9196 18.63826 Return on Equity 48 .11 30.68 7.9571 6.04843 Umur Perusahan 48 5.00 19.00 11.5833 3.59570 Valid N (listwise) 48


(56)

Berdasarkan tabel 4.1 dapat diketahui bahwa kelengkapan pengungkapan laporan keuangan perusahaan minimum adalah sebesar 53,84% dan tingkat kelengkapan pengungkapan laporan keuangan maksimal sebesar 83,07%. Rata-rata tingkat kelengkapan pengungkapan laporan keuangan perusahaan yang menjadi target populasi adalah 66,60%.

Variabel Struktur modal perusahaan diukur dengan membagi total utang dengan total ekuitasnya. Hasil yang diperoleh menunjukkan struktur modal yang paling rendah (minimum) selama periode 2006-2009 adalah sebesar 0.05 dan nilai maksimum sebesar 4,04. Nilai rata-rata struktur modal perusahaan yang diteliti adalah 1,3952 mengindikasikan bahwa rata-rata utang perusahaan terhadap modalnya sebesar 1,3952.

Kepemilikan saham publik yang diukur dengan membagi jumlah saham yang dimiliki publik dengan total saham, menunjukkan hasil bahwa kepemilikan saham publik yang paling sedikit periode tahun 2006-2009 sebesar 7,11% dan nilai paling tinggi sebesar 71,82%. Nilai rata-rata persentase porsi saham perusahaan yang dimiliki publik adalah sebesar 35,9196%.

Pada variabel profitabilitas, hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa rata-rata kemampuan perusahaan memperoleh laba periode tahun 2006-2009 adalah sebesar 7,9571%. Nilai profitabilitas maksimum sebesar 30,68% dan nilai minimum profitabilitas sebesar 0,11%.

Pada umur perusahaan yang diukur adalah waktu sejak first issue di BEI sampai dengan tahun penelitian. Umur perusahaan yang paling tua periode


(57)

tahun 2006-2009 adalah 19 tahun dan umur perusahaan yang paling muda adalah 5 tahun. Rata-rata umur perusahaan yang diteliti adalah 11,5833 tahun.

2. Uji Asumsi Klasik a. Uji Normalitas

Pengujian normalitas data penelitian adalah untuk menguji apakah dalam model statistik variabel-variabel penelitian berdistribusi normal atau tidak normal. Pengujian normalitas data dalam penelitian ini menggunakan uji statistik non parametrik Kolmogorov-Smirnov (K-S) dengan membuat hipotesis :

H0 : data residual berdistribusi normal Ha : data residual tidak berdistribusi normal

Apabila nilai signifikansinya lebih besar dari 0,05 maka H0 diterima, sedangkan jika nilai signifikansinya lebih kecil 0,05 maka H0 ditolak.

Table 4.2 Hasil Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardiz ed Residual

N 48

Normal Parametersa Mean .0000000

Std. Deviation 5.77412772 Most Extreme

Differences

Absolute .139


(58)

Negative -.139

Kolmogorov-Smirnov Z .966

Asymp. Sig. (2-tailed) .308

a. Test distribution is Normal.

Sumber : Output SPSS, diolah penulis, 2010

Hasil pengolahan data menunjukkan besar nilai Kolmogorov-Smirnov adalah 0,966 dan signifikansi 0,308 maka dapat disimpulkan data terdistribusi secara normal karea Zhitung (0,966) < Ztabel (1,96) dan p = 0, 308 > 0,05

Gambar 4.1 Histogram


(59)

Gambar 4.2 Grafik Normal P-Plot Sumber : Output SPSS, diolah penulis, 2010

Kesimpulan yang dapat diambil dari perbandingan antara data observasi dengan distribusi yang mendekati distribusi normal dari grafik pada gambar 4.1 dan 4.2 menyatakan bahwa distribusi data normal karena grafik histogram menunjukkan distribusi data mengikuti garis diagonal yang tidak menceng (skewness) kekiri maupun ke kanan. Grafik normal plot memperlihatkan titik-titik menyebar disekitar garis diagonal serta penyebarannya mendekati garis diagonal sehingga dapat disimpulkan bahwa data dalam model regresi terdistribusi secara normal. Kesimpulan secara keseluruhan yang dapat diambil adalah bahwa nilai-nilai observasi data telah terdistribusi secara normal dan dapat dilanjutkan dengan uji asumsi klasik lainnya.


(60)

b. Uji Multikolinearitas

Gejala multikolinearitas dideteksi dengan melihat besaran korelasi antar variabel independen dan besarnya tingkat kolonieritas yang masih dapat ditolerir, yaitu tolerance > 0,10 dan Variance Inflation Factor (VIF) < 10. Hasil pengujian disajikan dalam table 4.3 dan table 4.4.

Table 4.3

Coefficients untuk Index = f(DER,PUB, ROE, Age) Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

T Sig.

Collinearity Statistics

B

Std.

Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 53.814 3.496 15.394 .000 Debt to

Equity -.175 1.008 -.023 -.174 .863 .821 1.218 Porsi

Saham Publik

.155 .051 .399 3.059 .004 .871 1.148

Return on

Equity -.243 .156 -.203 -1.558 .127 .869 1.151 Umur

Perusahan .812 .260 .403 3.124 .003 .888 1.126 a. Dependent Variable: Tingkat

Kelengkapan Pengungkapan

sumber : Output SPSS, diolah penulis, 2010

hasil perhitungan nilai tolerance menunjukkan variabel independen memiliki nilai tolerance lebih dari 0,10 yaitu 0,821; 0,871; 0,869; 0,888


(61)

yang berarti tidak terjadi korelasi antar variabel independen. Hasil perhitungan VIF juga menunjukkan hal yang sama dimana variabel independen memiliki nilai VIF kurang dari 10 yaitu 1.128; 1,148; 1,151; 1,126

Table 4.4

Coefficients untuk Index = f(DER,PUB, ROE, Age) Coefficient Correlationsa

Model Umur Perusahan Porsi Saham Publik Return on Equity Debt to Equity 1 Correlations Umur

Perusahan 1.000 -.179 -.222 -.147 Porsi Saham

Publik -.179 1.000 -.087 .331

Return on

Equity -.222 -.087 1.000 -.247

Debt to Equity -.147 .331 -.247 1.000 Covariances Umur

Perusahan .068 -.002 -.009 -.039 Porsi Saham

Publik -.002 .003 .000 .017

Return on

Equity -.009 .000 .024 -.039

Debt to Equity -.039 .017 -.039 1.017 a. Dependent Variable: Tingkat Kelengkapan

Pengungkapan

Sumber : Output SPSS, diolah penulis, 2010.

Hasil besaran korelasi antar variabel memperlihatkan bahwa antara variabel independen yang diuji, variabel Debt to Equity dan kepemilikan


(62)

saham publik mempunyai korelasi paling tinggi yaitu sebesar 0,331 atau sebesar 33,1%. Hal ini tidak menunjukkan gejala korelasi karena masih dibawah 0,95, sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada mulitkolonieritas antar variabel independen dalam model penelitian ini.

c. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ada korelasi pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Masalah autokorelasi terjadi apabila terdapat korelasi. Uji yang digunakan untuk melihat autokorelasi dalam penelitian ini adalah uji Durbin-Watson (DW test).

Tabel 4.5

Hasil Uji Autokorelasi Model Summaryb Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

Durbin-Watson

1 .603a .363 .304 6.03672 2.250

a. Predictors: (Constant), Umur Perusahan, Porsi Saham Publik, Return on Equity, Debt to Equity

b. Dependent Variable: Tingkat Kelengkapan Pengungkapan Sumber : Output SPSS, diolah penulis, 2010

Berdasarkan tabel 4.5 dapat dilihat bahwa nilai D-W sebesar 2,520. Angka ini terletak di atas +2. Nilai ini akan kita bandingkan dengan menggunakan nilai siginifikansi 5%, jumlah pengamatan 48 dan jumlah variabel independen 4 (n = 48, k = 4) sehingga di dalam tabel D-W akan didapatkan nilai 1,7206. Hasil pengujian tersebut menunjukkan bahwa


(63)

model regresi dalam penelitian ini tidak terdapat gangguan autokorelasi karena Durbin Watson (Dw) yaitu sebesar 2,520 berada diantara du (1,7206) dan 4-du (2,279) yang berarti koefisien autokorelasi sama dengan nol.

d. Uji Heteroskedastisitas

Penelitian mendeteksi ada tidaknya gejala heteroskedastisitas dengan cara melihat pada pola grafik scatterplot. Dasar pengambilan keputusannya adalah :

1. jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, menyebar, kemudian menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas,

2. jika tidak ada pola yang jelas, seperti titik yang menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.

Berikut ini dilampirkan grafik scatterplot untuk menganalisis apakah terjadi heteroskedastisitas atau terjadi homokedastisitas dengan mengamati penyebaran titik-titik pada gambar 4.3


(64)

Gambar 4.3 Scatterplot

Sumber : Output SPSS, diolah penulis, 2010

Grafik scatterplot memperlihatkan titik-titik menyebar secara acak serta tersebar baik diatas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y. berdasarkan gambar tersebut dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heterekedastisitas pada model regresi. Titik-titik yang menyebar menjauh dari titik-titik yang lain dikarenakan adanya data observasi yang sangat berbeda dengan data observasi yang lain.

3. Analisis Regresi

Hasil uji asumsi klasik menyimpulkan bahwa model regresi yang dipakai dalam penelitian ini telah memenuhi model estimasi Best Linear Unbiased


(65)

Estimator (BLUE) dan layak dilakukan analisis regresi. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda. Berikut ini adalah hasil pegolahan data dengan program SPSS versi 16.

a. Persamaan Regresi

Pengolahan data dengan menggunakan regresi linear dilakukan dalam beberapa tahapan untuk mencari hubungan antara variabel independen dan vaiabel dependen, melalui pengaru Debt to Equity Ratio (X1), kepemilikan saham public (X2), Return on Equity (X3), dan umur perusahaan (X4) terhadap tingkat kelengkapan pengungkapan laporan keuangan (Y). berikut ini adalah hasil regresi yang disajikan dalam tabel 4.6

Tabel 4.6 Hasil Analisis Regresi

Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B

Std.

Error Beta

Tolera nce VIF 1 (Constant) 53.814 3.496 15.394 .000

Debt to

Equity -.175 1.008 -.023 -.174 .863 .821 1.21

8 Porsi

Saham Publik

.155 .051 .399 3.059 .004 .871 1.14 8 Return on

Equity -.243 .156 -.203 -1.558 .127 .869 1.15

1 Umur

Perusahan .812 .260 .403 3.124 .003 .888 1.12


(66)

Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B

Std.

Error Beta

Tolera nce VIF 1 (Constant) 53.814 3.496 15.394 .000

Debt to

Equity -.175 1.008 -.023 -.174 .863 .821 1.21

8 Porsi

Saham Publik

.155 .051 .399 3.059 .004 .871 1.14 8 Return on

Equity -.243 .156 -.203 -1.558 .127 .869 1.15

1 Umur

Perusahan .812 .260 .403 3.124 .003 .888 1.12

6 a. Dependent Variable: Tingkat Kelengkapan

Pengungkapan

Sumber : Output SPSS, diolah penulis, 2010

Berdasarkan tabel 4.6 dapat diperoleh persamaan sebagai berikut, Y= 53,814 - 0,175X1 + 0,155X2 – 0,243X3 + 0,812X4 + e

Keterangan :

1). konstanta sebesar 53,814 menunjukkan bahwa apabila tidak ada variabel independen (X1, X2, X3, X4 = 0) maka kelengkapan pengungkapan laporan keuangan sebesar 53,814,

2).b1 sebesar -0,175 menunjukkan bahwa setiap kenaikan debt to equity ratio sebesar 1 % maka akan diikuti oleh penurunan kelengkapan pengungkapan laporan keuangan sebesar 0,175 dengan asumsi variabel lain dianggap tetap ( X2, X3, X4 = 0),


(67)

3).b2 sebesar 0,155 menunjukkan bahwa setiap kenaikan kepemilikan saham public sebesar 1% akan ikuti oleh kenaikan kelengkapan laporan keungan sebesar 0,155 dengan asumsi variabel lain dianggap tetap (X1, X3, X4 = 0),

4). b3 sebesar -0,243 menunjukkan bahwa setiap kenaikan return on equity sebesar 1% akan diikuti oleh penurunan kelangkapan pengungkapan laporan keuangan sebesar 0,243 dengan asumsi variabel lain dianggap tetap (X1, X2, X4 = 0),

5). b4 sebesar 0,812 menunjukkan bahwa setiap pertambahan umur perusahaan selama 1 tahun akan diikuti oleh kenaikan kelengkapan pengungkapan laporan keuangan sebesar 0,812 dengan asumsi variabel lain dianggap tetap (X1, X2, X3 = 0).

b. Analisis Koefisien Korelasi dan Koefisien Determinasi

Nilai koefisien korelasi R menunjukkan seberapa besar korelasi atau hubungan antara variabel-variabel independen dengan variabel dependen. Koefisien korelasi dikatakan kuat apabila nilai R berada di atas 0,5 dan mendekati 1. Koefisien determinasi (R square) menunjukkan seberapa besar variabel independen menjelaskan variabel dependennya. Nilai R square adalah 0 sampai dengan satu, apabila nilai R square semakin mendekati satu, maka variabel-variabel independen memberikan semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen dan sebaliknya. Nilai R square memiliki kelemahan yaitu R square akan


(68)

meningkat setiap ada penambahan satu variabel independen meskipun variabel independen tersebut tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. Nilai koefisien dan koefisien determinasi disajikan pada tabel 4.7.

Tabel 4.7

Hasil Analisis Koefisien Korelasi dan Koefisien Determinasi Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 .603a .363 .304 6.03672

a. Predictors: (Constant), Umur Perusahan, Porsi Saham Publik, Return on Equity, Debt to Equity

b. Dependent Variable: Tingkat Kelengkapan Pengungkapan Sumber : Output SPSS, diolah penulis, 2010

Berdasarkan tabel model summary, nilai koefisein korelasi (R) sebesar 0,603 yang berarti bahwa korelasi atau hubungan antara pengungkapan laporan keuangan dengan variabel independennya DER, kepemilikan saham publik, ROI dan umur perusahaan kuat karena berada diatas 0,5. Angka R square atau koefisien determinasi adalah 0,363. Hal ini berarti variasi atau perubahan dalam kelengkapan pengungkapan laporan keuangan dapat dijelaskan oleh variasi DER, kepemilikan saham public, ROI dan umur perusahaan sebesar 36,3% sedangkan sisanya sebesar 63,7% dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak ada dalam penelitian ini.


(69)

c. Pengujian Hipotesis Penelitian

Pengujian hipotesis dilakukan untuk menguji hipetesis penelitian yang telah dipaparkan sebelumnya. Uji t (t test ) dan uji F (F test ) dilakukan untuk mengetahui apakah variabel independen dalam model regresi berpengaruh terhadap variabel dependen

1). Uji t (t test)

Uji t dilakukan untuk memprediksi ada tidaknya pengaruh secara parsial variabel independen terhadap variabel dependen (kelengkapan pengungkapan laporan keuangan). Dalam pengujian ini dilakukan uji satu sisi dengan derajat kebebasan sebesar 5% agar kemungkinan terjadinya gangguan kecil. Uji satu sisi juga lebih sering digunakan. Dalam penelitian ini diperoleh sampel penelitian sebesar 12 perusahaan, karena menggunakan periode pengamatan selama empat tahun, maka total sampel adalah sebesar 48 laporan keuangan perusahaan. Nilai tabel dengan jumlah sampel (n) = 70; jumlah variabel (k)= 4; taraf signifikan α = 5%; degree of freedom (df) = n-k = 48-4 = 44 sehingga diperoleh nilai ttabel sebesar ± 2,016 (satu sisi).

Berdasarkan hasil pengolahan SPSS versi 16, diperoleh hasil seperti pada tabel 4.8


(1)

Lampiran vi (lanjutan) Hasil Uji Multikolonieritas

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 53.814 3.496 15.394 .000 Debt to

Equity -.175 1.008 -.023 -.174 .863 .821 1.218 Porsi

Saham Publik

.155 .051 .399 3.059 .004 .871 1.148

Return on

Equity -.243 .156 -.203 -1.558 .127 .869 1.151 Umur

Perusahan .812 .260 .403 3.124 .003 .888 1.126 a. Dependent Variable: Tingkat Kelengkapan

Pengungkapan

Coefficient Correlationsa

Model

Umur Perusahan

Porsi Saham Publik

Return on Equity

Debt to Equity 1 Correlations Umur

Perusahan 1.000 -.179 -.222 -.147

Porsi Saham


(2)

Return on

Equity -.222 -.087 1.000 -.247

Debt to

Equity -.147 .331 -.247 1.000

Covariances Umur

Perusahan .068 -.002 -.009 -.039

Porsi Saham

Publik -.002 .003 .000 .017

Return on

Equity -.009 .000 .024 -.039

Debt to

Equity -.039 .017 -.039 1.017


(3)

Lampiran vi (lanjutan) Hasil Uji Autokorelasi

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

Durbin-Watson

1 .603a .363 .304 6.03672 2.520

a. Predictors: (Constant), Umur Perusahan, Porsi Saham Publik, Return on Equity, Debt to Equity

b. Dependent Variable: Tingkat Kelengkapan Pengungkapan \


(4)

Lampiran vii Hasil Analisis Regresi

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B

Std.

Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 53.814 3.496 15.394 .000 Debt to

Equity -.175 1.008 -.023 -.174 .863 .821 1.218 Porsi

Saham Publik

.155 .051 .399 3.059 .004 .871 1.148

Return on

Equity -.243 .156 -.203 -1.558 .127 .869 1.151 Umur

Perusahan .812 .260 .403 3.124 .003 .888 1.126 a. Dependent Variable: Tingkat Kelengkapan

Pengungkapan

Hasil Analisis Koefisien Korelasi dan Koefisien Determinan Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 .603a .363 .304 6.03672

a. Predictors: (Constant), Umur Perusahan, Porsi Saham Publik, Return on Equity, Debt to Equity


(5)

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 .603a .363 .304 6.03672

a. Predictors: (Constant), Umur Perusahan, Porsi Saham Publik, Return on Equity, Debt to Equity


(6)

Lampiran vii (lanjutan) Hasil Uji t

Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardize d Coefficients t Sig . Collinearity Statistics B Std.

Error Beta

Tole ranc

e VIF 1 (Constant)

53.814 3.496 15.39

4 .00

0 Debt to

Equity -.175 1.008 -.023 -.174 .86

3 .821 1.218 Porsi Saham

Publik .155 .051 .399 3.059

.00

4 .871 1.148 Return on

Equity -.243 .156 -.203 -1.558 .12

7 .869 1.151 Umur

Perusahan .812 .260 .403 3.124 .00

3 .888 1.126 a. Dependent Variable: Tingkat Kelengkapan

Pengungkapan

Hasil Uji F (ANOVA) ANOVAb

Model

Sum of

Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression 894.485 4 223.621 6.136 .001a

Residual 1567.006 43 36.442 Total 2461.491 47

a. Predictors: (Constant), Umur Perusahan, Porsi Saham Publik, Return on Equity, Debt to Equity

b. Dependent Variable: Tingkat Kelengkapan Pengungkapan


Dokumen yang terkait

Pengaruh Profitabilitas, Likuiditas, Ukuran Perusahaan dan Struktur Aset Terhadap Struktur Modal Pada Perusahaan Real Estate dan Property yang Terdaftar di BEI

1 49 102

Kajian Pengaruh Perumahan (Real Estate) Terhadap Tingkat Pelayanan Jalan Studi Kasus: Perumahan Setiabudi Indah Medan

1 45 10

Perbandingan Tingkat Pengungkapan Laporan Tahunan Perusahaan Publik Sebelum dan Setelah Perubahan Peraturan BAPEPAM Mengenai Kewajiban Penyampaian Laporan Tahunan

0 25 149

Kajian Pengaruh Perumahan (Real Estate) Terhadap Tingkat Pelayanan Jalan Studi Kasus: Ruas Jalan Setiabudi Medan

1 24 164

Pengaruh Karakteristik Spesifik Perusahaan Terhadap Tingkat Pengungkapan Laporan Keuangan Perusahaan Real Estate Dan Properti Di Bursa Efek Indonesia

0 30 88

UMUR PERUSAHAAN, UKURAN PERUSAHAAN, KEPEMILIKAN SAHAM PUBLIK DAN KELENGKAPAN PENGUNGKAPAN LAPORAN KEUANGAN

0 0 15

Pengaruh Profitabilitas, Likuiditas, Ukuran Perusahaan dan Struktur Aset Terhadap Struktur Modal Pada Perusahaan Real Estate dan Property yang Terdaftar di BEI

0 0 22

Pengaruh Profitabilitas, Likuiditas, Ukuran Perusahaan dan Struktur Aset Terhadap Struktur Modal Pada Perusahaan Real Estate dan Property yang Terdaftar di BEI

0 0 10

PENGARUH PROFITABILITAS, UKURAN PERUSAHAAN, STRUKTUR AKTIVA, PERTUMBUHAN PENJUALAN, STRUKTUR KEPEMILIKAN PUBLIK TERHADAP STRUKTUR MODAL PERUSAHAAN REAL ESTATE AND PROPERTY

0 0 16

PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, KEPEMILIKAN SAHAM PUBLIK, LEVERAGE DAN PROFITABILITAS TERHADAP KELENGKAPAN PENGUNGKAPAN LAPORAN KEUANGAN (Studi Empiris pada Perusahaan Property dan Real Estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2011-2013) - re

0 0 18