Objek dan Ruang Lingkup Hukum Divestasi

divestasi di Indonesia belum ada. Peraturan tentang divestasi tersebar dalam berbagai bentuk peraturan perundang-undangan, antara lain : a. Pasal 79 dan Pasal 112 Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 Tentang Pertambangan Mineral dan Batubara. b. Pasal 7 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 Tentang Penanaman Modal. c. Pasal 27 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1967 Tentang Penanaman Modal Asing. d. Peraturan Pemerintah Nomor 77 Tahun 2014 Tentang Perubahan Ketiga Atas Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2010 Tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral dan Batubara. e. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2012 Tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2010 Tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral dan Batubara. f. Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 2008 Tentang Investasi Pemerintah Tentang Investasi Pemerintah. g. Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 27 Tahun 2013 Tentang Tata Cara dan Penetapan Harga Divestasi Saham, Serta Perubahan Penanaman Modal di Bidang Usaha Pertambangan Mineral dan Batubara h. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomer 183PMK.052008 Tentang Persyaratan dan Tata Cara Divestasi Terhadap Investasi Pemerintah. i. Kontrak Karya yang dibuat antara Pemerintah Indonesia dengan PT Freeport Indonesia. Sebahagian Peraturan Perundang-Undangan yang dicantumkan sudah ada yang tidak di gunakan atau dengan kata lain mengalami perubahan. Namun demikian dapat digunakan sebagai bahan data untuk meneliti perubahan-perubahan dalam hukum divestasi. Sumber hukum ini akan di bahas lebih komprehensif pada bab berikutnya yang membutuhkan analisis yuridis normatif.

D. Asas-Asas Hukum Divestasi

Istilah asas hukum berasal dari terjemahan bahasa Inggris, yaitu principle of law. Asas dalam kamus hukum Indonesia, memiliki arti sebagai hukum dasar yang menjadi tumpuan dan pendapat. 10 Mengutip kutipan Rchmadi, Sajipto Rahajo menyatakan, “asas hukum merupakan „jantung‟ peraturan hukum. Ia merupakan landasan yang paling luas bagi lahirnya suatu peraturan hukum. Peraturan-peraturan hukum itu pada akhirnya bisa dikembalikan kepada asas-asas hukum tersebut. Kecuali disebut landasan, asas hukum ini layak disebut sebagai alasan bagi lahirnya peraturan hukum atau merupakan ratio legis dari peraturan hukum. Kalau demikian dengan adanya asas hukum, hukum itu bukan sekedar kumpulan peraturan-peraturan, karena asas itu mengandung nilai-nilai dan tuntutan-tuntutan etis, merupakan jembatan antara peraturan-peraturan hukum dengan cita- cita sosial dan pandangan etis masyarakatnya.” 11 Asas hukum merupakan suatu kaidah yang menjadi prinsip dasar lahirnya sebuah peraturan. Asas hukum yang berkaitan divestasi harus dianalisis dari berbagai aspek. Asas-asas hukum dalam hukum divestasi meliputi asas manfaat, kebebasan berkontrak, konsesualisme, pacta sunt servanda, itikad baik dan akuntabilitas. 12

1. Asas Manfaat

Asas manfaat merupakan salah satu asas yang sangat penting, karena kemanfaatan dari divestasi akan dapat dilihat dari asas ini. Hukum pada prinsipnya adalah memberikan manfaat, seperti diungkapkan Jeremy Bentham, itu semua untuk 10 BN Marbun, Kamus Hukum Indonesia ; edisi kedua direvisi, Jakarta : Pustaka Sinar Harapan, 2009, h. 18. 11 Rachmadi Usman, Hukum Ekonomi dalam Dinamika, cetakan pertama, Jakarta :Djambatan, 2000, h.7-8. 12 Salim HS, Hukum divestasi Indonesia, cetakan pertama, Jakarta : Erlangga, 2010, h. 11-12.