berbanding lurus dengan asas lainnya pada penyelenggaraan negara yang sangat diperlukan dalam pelaksanaan hukum divestasi. Asas-asas itu, meliputi :
25
a. Asas kepastian hukum b. Asas tertib penyelenggaraan negara
c. Asas kepentingan umum d. Asas keterbukaan
e. Asas proporsionalitas f. Asas Profesionalitas
Saham yang nantinya akan dilepas oleh badan hukum asing berupa divestasi saham kepada pemerintah Indonesia, butuh pengelolaan uang negara yang transparan.
Prinsip-prinsip penyelenggaraan negara yang telah terkandung dalam asas-asas tersebut, yang nantinya diharapkan mampu mewujudkan kebijakan negara yang
berkeadilan.
E. Manfaat dan Tujuan Divestasi Saham Bagi Indonesia
Kewajiban divestasi saham pada bidang pertambangan yang dimiliki badan hukum asing adalah suatu amanat yang diperintahkan oleh undang-undang. DPR dan
Pemerintah Indonesia bersama-sama menyusun beberapa Peraturan Perundang-Undangan untuk mengatur mengenai divestasi. Dengan telah diaturnya hukum divestasi, selayaknya
pemerintah segera mengenakan kewajiban divestasi dan memaksa badan hukum asing yang bergerak dibidang pertambangan secepatnya melakukan kewajiban tersebut.
Divestasi merupakan suatu upaya pemerintah Indonesia agar dapat menjaga kedaulatan negara dan menguasai sumber daya alam di Indonesia. Menurut Salim HS,
“Kedaulatan atas sumber daya alam merupakan hak dasar untuk menentukan nasib sendiri atas potensi sumber daya alam yang dimilik oleh sebuah negara. Sumber daya
alam merupakan unsur penting bagi sebuah negara untuk dapat meningkatkan
25
Salim HS, Erlies Septiana Nurbani, Hukum Divestasi Di Indonesia ; Pasca Putusan Mahkamah Konstitusi RI Nomer 2 SLKN-X2012
, edisi revisi cetakan pertama,Jakarta : RajaGrafindo Persada, 2013, h. 31.
prekonomian dan pembangunannya, sehingga penguasaan dan pengusahaan sumber daya alam secara bijak merupakan syarat penting bagi eksistensi sumber daya alam yang
memiliki manfaat bagi kesejahteraan dan kemakmuran sebuah negara.”
26
Pembentukan undang-undang didasari oleh usaha untuk menjadikan semua
tambang di Indonesia menjadi menjadi milik bangsa Indonesia sekaligus keinginan melahirkan beberapa peraturan perundang-undangan yang menyangkut nasionalisasi
usaha pertambangan.
27
Meskipun begitu Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1967 tentang Pokok-Pokok Pertambangan belum mengatur mengenai divestasi saham bagi kepentingan
nasional, padahal pada prinsipnya negara merupakan penguasa sumber daya alam pertambangan dalam setiap kegiatannya yang berkaitan pengusahaan pertambangan
mineral dan batubara haruslah memberikan kontribusi yang besar bagi kepentingan nasional. Namun, baru sejak tahun 2009 dengan disahkannya Undang-Undang Nomor 4
Tahun 2009 tentang Mineral dan Batubara, divestasi saham terkait pertambangan kepada peserta Indonesia barulah diatur didalam peraturan perundang-undangan.
Selanjutnya dengan peraturan pelaksana yang terbaru yaitu Peraturan Pemerintah Nomor 77 Tahun 2014 Tentang Perubahan Ketiga Atas Peraturan Pemerintah Nomor 23
Tahun 2010 Tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral dan Batubara, pemerintah Indonesia diberi hak oleh undang-undang untuk menguasai saham yang telah
dimiliki badan hukum asing sebersar 51 melalui transaksi divestasi saham.
28
Oleh sebab itu, dapat pula diartikan ketika pemerintah memiliki saham mayoritas maka secara
otomatis Indonesia dapat mengambil peran penting dalam setiap kegiatan pelaksanaan
26
Ahmad Redi, Hukum Pertambangan, cetakan pertama, Jakarta : Gramata Publising, 2014, h. 18.
27
Sajuti Thalib, Hukum Pertambangan Indonesia, cetakan pertama, Bandung : Penerbitan Akademi Geologi dan Pertambangan, 1974, h.12.
28
Pasal 97 Peraturan Pemerintah Nomor 77 Tahun 2014 Tentang Perubahan Ketiga Atas Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2010 Tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral
dan Batubara