Ekstraksi Fitokimia TINJAUAN PUSTAKA

- 8 - c. Rasa sepat, terdapat pada jantung pisang susu, tanduk dan jantung pisang raja. d. Rasa pahit, terdapat pada jantung pisang ambon putih dan jantung pisang nangka. Jantung pisang memiliki nilai gizi yang dapat dimanfaatkan oleh manusia. Komposisi nilai gizi dari setiap jantung pisang berbeda-beda, hal ini dikarenakan jenis dan tempat pertumbuhannya berbeda-beda pula. Komposisi gizi jantung pisang disajikan pada Tabel 2 . J a n t u n g pisang kaya akan protein, lemak, karbohidrat, kalsium, besi, fosfor, vitamin A, B dan vitamin C. Semua komponen gizi yang terdapat pada jantung pisang sangat bermanfaat bagi tubuh manusia.Jantung pisang klutuk atau yang lebih dikenal dengan jantung pisang batu merupakan jenis jantung pisang yang memiliki nilai gizi tertinggi jika dibandingkan dengan jantung pisang lainnya. Jantung pisang batu memiliki warna seludang merah hati sehingga jantung pisang batu dapat dibedakan dari jantung pisang lainnya.

2.4 Ekstraksi

Ekstraksi adalah suatu proses pemisahan dari bahan padat maupun cair dengan bantuan pelarut. Pelarut yang digunakan harus dapat mengekstrak substansi yang diinginkan tanpa melarutkan material lainnya. Ekstraksi padat cair atau leaching adalah transfer difusi komponen terlarut dari padatan inert ke dalam pelarutnya. Proses ini merupakan proses yang bersifat fisik karena komponen terlarut kemudian dikembalikan lagi ke keadaan semula tanpa mengalami perubahan kimiawi. Ekstraksi dari bahan padat dapat dilakukan jika bahan yang diinginkan dapat larut dalam solven pengekstraksi. Ekstraksi berkelanjutan diperlukan apabila padatan hanya sedikit larut dalam pelarut. Namun sering juga digunakan pada padatan yang larut karena efektivitasnya Anonim 2013 a . Proses pemisahan ekstraksi terjadi atas dasar 9 kemampuan kelarutan yang berbeda dari komponen-komponen yang terdapat di dalam campuran Bernasconi, et al, 1987.

2.5 Metode Ekstraksi

Terdapat beberapa metode ekstraksi senyawa organik bahan alam yang sering digunakan pada penelitian adalah sebagai berikut :

2.5.1 Maserasi

Menurut Guenther 1987, maserasi adalah proses perendaman sampel dengan pelarut organic yang digunakan pada temperature ruang. Umumnya perendaman dilakukan 24 jam dan selanjutnya pelarut diganti dengan pelarut baru. Namun dari beberapa penelitian melakukan perendaman hingga 72 jam. Selama proses perendaman, cairan akan menembus dinding sel dan masuk ke dalam rongga sel yang mengandung zat aktif. Kemudian zat aktif akan larut dan karena adanya perbedaan konsentrasi antara larutan zat aktif di dalam sel dengan yang di luar sel, maka larutan yang terpekat didesak keluar. Peristiwa tersebut terus berulang hingga terjadi keseimbangan konsentrasi antara larutan antara larutan di luar sel dengan larutan di dalam sel. Keuntungan cara ekstraksi dengan maserasi adalah cara pengerjaan dan peralatan yang sederhana. Namun metode ini juga memiliki kekurangan, yaitu cara pengerjaannya yang lama dan ekstraksi yang kurang sempurna Anonim 2013 a .

2.5.2 Perkolasi

Perkolasi merupakan cara ekstraksi yang dilakukan dengan mengalirkan pelarut melalui bahan sehingga komponen dalam bahan tersebut tertarik ke dalam pelarut Anonim 2013 a . Pada prinsipnya, serbuk sampel ditempatkan di dalam suatu bejana silinder yang dibawahnya diberikan sekat berpori. Kemudian cairan pelarut dialirkan dari atas ke bawah melalui serbuk tersebut sehingga akan melarutkan zat aktif Lestari, 2008. Keutamaan yang berperan pada perkolasi antara lain: gaya berat, kekentalan, daya larut, tegangan permukaan, difusi, osmosis, adesi, daya kapiler dan daya geseran friksi. Hasil perkolasi disebut perkolat. Perkolasi banyak digunakan untuk mengekstraksi komponen dari bahan tumbuhan. Pada - 10 - proses perkolasi, terjadi partisi komponen yang diekstraksi, antara bahan dan pelarut. Dengan pengaliran pelarut secara berulang-ulang, maka semakin banyak komponen yang tertarik. Kelemahan dari metode ini yaitu diperlukan banyak pelarut dan waktu yang lama, sedangkan komponen yang didapat relatif tidak banyak. Keuntungannya adalah tidak memerlukan pemanasan sehingga teknik ini baik untuk substansi termolabil yang tidak tahan terhadap panas Anonim 2013 a .

2.5.3 Sokletasi

Sokletasi adalah proses ekstraksi dimana sampel yang akan diekstraksi ditempatkan dalam suatu timbel yang permeabel kertas saring terhadap pelarut dan diletakkan di atas tabung destilasi, dididihkan dan dikondensaasikan di atas sampel. Kemudian kondesat akan jatuh ke dalam timbel dan merendam sampel dan diakumulasi sekeliling timbel. Setelah sampai batas tertentu, pelarut akan kembali masuk ke dalam tabung destilasi secara otomastis. Proses ini berulang terus dengan sendirinya di dalam alat sampai ekstraksi terjadi sempurna Anonim, 2013 a . Ekstraksi sempurna ditandai apabila cairan di kertas saring tidak berwarna lagi, tidak tampak noda jika di KLT, atau sirkulasi telah mencapai 20-25 kali Sukandar et al., 2013.

2.6 Fitokimia

Fitokimia atau kadang disebut fitonutrien, sedangkan dalam arti luas fitokimia adalah segala jenis zat kimia atau nutrient yang diturunkan dari tumbuhan. Menurut Sukandar et al,. 2013, fitokimia berasal dari kata phytochemical. Phyto adalah tumbuhan dan Chemical adalah zat kimia. Dengan demikian fitokimia merupakan zat kimia alami yang terdapat di dalam tumbuhan dan dapat memberikan rasa, aroma atau warna pada tumbuhan itu. Akan tetapi senyawa fitokimia tidak termasuk kedalam zat gizi karena bukan berupa karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral maupun air. Fitokimia adalah salah satu ilmu yang mempelajari berbagai senyawa organik yang dibentuk dan disimpan oleh tumbuhan, yaitu tentang struktur kimia, biosintetis, perubahan dan metabolisme, serta penyebaran secara alami dan fungsi biologis dari senyawa organik Anonim, 2013 a . Sampai saat ini sudah sekitar 30.000 jenis fitokimia yang ditemukan dan sekitar 10.000 terkandung dalam makanan 11 Anonim, 2013 a . Secara garis besar, fitokimia terdiri dari alkaloid, flavonoid, terpenoid, saponin, kuinon dan tannin.

2.7 Jenis-Jenis Senyawa Fitokimia