Pengujian golongan terpenoid dan steroid Pengujian golongan saponin Pengujian golongan alkaloid Pengujian golongan flavonoid Pengujian golongan kuinon Pengujian golongan tanin

21 Pada tahap ini dilakukan uji aktivitas antioksidan terhadap ekstrak jantung pisang .Pengujian aktivitas antioksidan lanjut ini dengan menggunakan metode DPPH Hatano et al., 1988. Pengukuran aktivitas antioksidan dengan metode ini berdasarkan pada DPPH free radical scavanging activity. Sebanyak 2 mL larutan sampel yang sudah diukur dengan berbagai konsetrasi 100 ppm, 50 ppm, 25 ppm,12,5 ppm, 6,25 ppm, 3,175 ppm dimasukkan kedalam tabung reaksi kemudian ditambahkan dengan 2 mL DPPH 0,002 dilakukan dalam ruang gelap. Setiap konsentrasi dibuat duplo. Kemudian dikocok dan diinkubasi pada suhu 37 selama 30 menit lalu diukur dengan spektrofotometer UV-Vis panjang gelombang DPPH = 517 nm. Selanjutnya dihitung nilai presentase inhibisi yang diwakili oleh IC 50 dengan rumus sebagai berikut : Persen inhibisi = x 100 Dimana nilai persen inhibisi sebagai absis x dan konsentrasi ekstrak sebagai ordinat y

3.3.3. Uji Fitokimia

3.3.3.1. Pengujian golongan terpenoid dan steroid

Ekstrak tanaman sebanyak 2 mL dimasukkan kedalam tabung reaksi kemudian ditambahkan beberapa tetes reagen Liberman-Burchard ke dalam tabung tersebut positif triterpenoid jika terbentuk cincin kecoklatan atau violet dan positif steroid jika berwarna hijau.

3.3.3.2. Pengujian golongan saponin

- 22 - Ekstrak tanaman sebanyak 2mL dikocok dengan menggunakan vortex positif jika terdapat busa yang stabil selama ±10 menit.

3.3.3.3. Pengujian golongan alkaloid

Ekstrak tanaman sebanyak 4 mL dimasukkan kedalam tabung reaksi kemudian ditambahkan dengan 0,5 mL HCl 2 ke dalam tabung tersebut. Setelah itu divortex dan dibagi kedalam 2 tabung. Tabung pertama ditambahkan 2-3 tetes Reagen Dragendorf positif alkaloid jika terdapat endapan jingga, sedangkan tabung kedua ditambahkan 2-3 tetes Reagen Meyer positif alkaloid jika terdapat endapan kuning.

3.3.3.4. Pengujian golongan flavonoid

Ekstrak tanaman sebanyak 2 mL dimasukkan kedalam tabng reaksi kemudian ditambahkan sedikit serbuk Mg kedalam tabung tersebut dan 1 mL HCl 2 positif flavonoid jika timbul busa dan berwarna bening-oranye.

3.3.3.5. Pengujian golongan kuinon

Ekstrak tanaman sebanyak 2 mL dimasukkan kedalam tabung reaksi kemudian ditambahkan NaOH 2 N 1 mL kedalam tabung reaksi tersebut dan dikocok positif jika berwarna merah.

3.3.3.6. Pengujian golongan tanin

Ekstrak tanaman sebanyak 2 mL dimasukkan kedalam tabung reaksi lalu ditambahkan 2-3 tetes FeCl 3 1 kedalam tabung tersebut dan dikocok positif jika berwarna hjau kehitaman atau biru tinta. 23

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Ekstraksi

Proses ekstraksi jatung pisang batu dilakukan dengan cara maserasi bertingkat. Hal ini dilakukan dengan tujuan agar zat aktif dalam sampel bisa diekstraksi secara maksimal. Selain itu perbedaan pelarut yang digunakan bertujuan untuk mengekstraksi zat aktif yang berbeda polaritasnya sehingga bisa diekstraksi dengan baik. Sampel kering yang telah dipotong kecil-kecil ditimbang sebanyak 50 gram yang kemudian dimaserasi menggunakan kloroform sebagai pelarut semi polar yang akan mengekstraksi senyawa non polar dalam jaringan sampel. Maserasi dilakukan selama 3x24 jam dalam suhu ruang. Kemuadian ekstrak tersebut di pekatkan dengan rotary evaporator. Selanjutnya, dengan sampel yang sama maserasi dlanjutkan dengan etil asetat dengan cara yang sama seperti maserasi menggunakan kloroform dan maserat terakhir menggunakan etanol sebagai pelarut polar yang akan mengekstraksi senyawa polar dari jaringan jantung pisang batu.Cara maserasi bertingkat ini memaksimalkan ekstraksi senyawa aktif dari sampel. Selanjutnya ekstraksi dilakukan dengan cara sokletasi menggunakan pelarut methanol. Cara sokletasi ini memisahkan zat dari jaringan sampel jantung pisang batu dengan cara melarutkan zat tersebut dengan pelarut yang diuapkan dan diembunkan seolah pelarut yang digunakan selalu baru. Cara ini cukup efektif mengingat pelarut yang digunakan dalam jumlah yang sama tetapi kemampuan melarutkannya seperti pelarut baru dimana pelarut itu belum jenuh dengan senyawa yang diekstrak. Hasil dari setiap ekstraksi dilanjutkan dengan uji fitokimia. Hasil pekat ekstraksi dapat dilihat pada Tabel 4.1 Tabel 4. 1 Hasil pekat ekstrak jantung pisang batu Sampel Kering Ekstrak Kloroform Ekstrak Etil Asetat Ekstrak Etanol Sokletasi metanol 50 gram 3,99 gram 0,96 gram 0,57 gram 0,64 gram