Pengetahuan dan Sikap Bidan tentang Hiperemesis Gravidarum di Kelurahan Tegal Sari Mandala I Medan Tahun 2010

(1)

PENGETAHUAN DAN SIKAP BIDAN TENTANG HIPEREMESIS GRAVIDARUM DI KELURAHAN TEGAL SARI MANDALA I MEDAN

TAHUN 2010

DEFACTO FIRMAWATI ZEGA NIM. 095102062

KARYA TULIS ILMIAH

PROGRAM D-IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


(2)

PROGRAM D-IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Karya Tulis Ilmiah, JUNI 2010 Defacto Firmawati Zega

Pengetahuan dan Sikap Bidan tentang Hiperemesis Gravidarum di Kelurahan Tegal Sari Mandala I Medan Tahun 2010.

Vii + 33 hal + 6 tabel + 1 skema + 8 lampiran

Abstrak

Hiperemesis gravidarum adalah mual-muntah yang berkelanjutan dan berlebihan yang

mengganggu kehidupan sehari-hari wanita hamil, akibat lebih lanjutnya dapat mengakibatkan kekurangan cairan dan makanan ke jaringan plasenta yang dapat mengganggu kehidupan janin dan memperburuk keadaan umum ibu. Dan bila tidak ditangani dengan segera dan efektif dapat menyebabkan kematian. Penelitian ini bersifat deskriptif, populasi dalam penelitian ini adalah keseluruhan bidan di Kelurahan Tegal Sari Mandala I Medan, penelitian ini adalah dengan menggunakan pendekatan cross

sectional yang bertujuan untuk mengidentifikasi gambaran pengetahuan dan sikap bidan

tentang hiperemesis gravidarum. Penelitian ini di lakukan pada Februari sampai Mei 2010. Hasil penelitian menunjukkan mayoritas pengetahuan bidan tentang hiperemesis

gravidarum di Kelurahan Tegal Sari Mandala I Medan berpengetahuan baik sebanyak

29 orang (96,6%). Sikap bidan tentang hiperemesis gravidarum di Kelurahan Tegal Sari Mandala I Medan memiliki sikap positif tentang hiperemesis gravidarum sebanyak 30 orang(100%). Diharapkan agar bidan dapat lebih meningkatkan pengetahuannya dengan mencari informasi tentang perkembangan kesehatan.

Kata kunci : Pengetahuan, Sikap, Hiperemesis Gravidarum Daftar pustaka : 19 (1998-2009)


(3)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat

karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul

“Pengetahuan dan sikap bidan tentang hiperemesis gravidarum di Kelurahan Tegal Sari

Mandala I Medan 2010“.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini masih banyak

terdapat kekurangan karena keterbatasan kemampuan pengetahuan penulis. Untuk itu

dengan kerendahan hati penulis menerima segala kritik dan saran yang sifatnya

membangun dari para pembaca sekalian, demi kebaikan dan kesempurnaan Karya Tulis

Ilmiah ini.

Selama pelaksanaan penulis menerima dukungan moril, materil, serta kritik dan

saran dari berbagai pihak. Untuk itu dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima

kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan Karya Tulis

Ilmiah ini , yaitu :

1. dr. Dedi Ardinata, M.Kes. selaku Dekan D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan

Universitas Sumatera Utara.

2. dr. Murniati Manik, M.Sc., Sp.KK, selaku ketua program D-IV Bidan Pendidik

Fakultas Keperawatan Universitas sumatera Utara

3. dr. Christoffel L.Tobing, SpOG (K), Selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak

membantu penulis dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.

4. Lurah Tegal Sari Mandala I Medan yang telah memberikan izin kepada penulis


(4)

5. Seluruh staf dan dosen D-IV Bidan pendidik Fakultas Keperawatan Universitas

Sumatera Utara yang telah banyak memberikan ilmu dan masukan kepada penulis

selama pendidikan.

6. Kedua orang tua dan seluruh keluarga tercinta yang telah memberikan dukungan

baik moril maupun materil dan doa serta semangat belajar kepada penulis selama

penulis mengikuti pendidikan.

Akhir kata, penulis mengharapkan karya tulis ini dapat bermanfaat bagi penulis

maupun pembaca.

Medan, Juni 2010


(5)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR SKEMA ... vi

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR LAMPIRAN ... viii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang... 1

B. Rumusan Masalah ... 3

C. Tujuan Penelitian ... 3

D. Manfaat Penelitian ... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 5

A. Pengetahuan ... . 5

B. Sikap ... 7

C. Skala sikap ... 8

D. Bidan ... 8

E. Pengertian Kehamilan ... 9

F. Pengertian Emesis ... 9

G. Pengertian Hiperemesis ... 9

H. Patofisiologi. ... 10

I. Penyebab Hiperemesis Gravidarum ... 11

J. Diagnosis ... 11

K. Tingkat Hiperemesis Gravidarum ... 12

L. Patologi ... 13

M.Penanganan ... 13

BAB III KERANGKA PENELITIAN ... 16

A.Kerangka Konsep... 16


(6)

BAB IV METODE PENELITIAN ... 18

A. Desain Penelitian ... 18

B. Populasi dan Sampel ... 18

1. Populasi ... 18

2. Sampel ... 18

C. Tempat ... 18

D. Waktu Penelitian ... 18

E. Etik Penelitian ... 19

F. Alat pengumpulan Data ... 19

1. Data Demografi ... 19

2. Kuesioner Pengetahuan ... 19

3. Kuesioner Sikap ... 20

4. Validitas dan reliabilitas... 21

G. Pengumpulan Data ... 21

H. Analisis Data ... 22

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN ... 23

A. Hasil Penelitian ... 23

1. Karakteristik Responden ... 23

2. Pengetahuan Responden ... 24

3. Sikap responden ... 26

4. Pembahasan... 28

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ... 31

A. Kesimpulan ... 31

B. Saran ... 32

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(7)

DAFTAR SKEMA


(8)

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Definisi Operasional 16

Tabel 5.1 Distribusi Responden Berdasarkan Karakteristik Bidan tentang

Hiperemesis Gravidarum di Kelurahan Tegal Sari Mandala I Medan 24

Tabel 5.2 Distribusi Responden Pertanyaan Pengetahuan Bidan tentang

Hiperemesis Gravidarum Kelurahan Tegal Sari Mandala I Medan 25

Tabel 5.3 Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Bidan tentang

Hiperemesis Gravidarum di Kelurahan Tegal Sari Mandala I Medan 26

Tabel 5.4 Distribusi Responden Pernyataan Sikap Bidan tentang Hiperemesis

Gravidarum di Kelurahan Tegal Sari Mandala I Medan 27

Tabel 5.5 Distribusi Responden Berdasarkan Sikap Bidan tentang Hiperemesis


(9)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Lembar Persetujuan menjadi Responden

Lampiran 2 : Lembar informed consent

Lampiran 3 : Kuesioner

Lampiran 4 : Lembar Konsultasi Karya Tulis Ilmiah Lampiran 5 : Master tabel

Lampiran 6 : Surat izin data pendahuluan Lampiran 7 : Balasan surat izin penelitian


(10)

PROGRAM D-IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Karya Tulis Ilmiah, JUNI 2010 Defacto Firmawati Zega

Pengetahuan dan Sikap Bidan tentang Hiperemesis Gravidarum di Kelurahan Tegal Sari Mandala I Medan Tahun 2010.

Vii + 33 hal + 6 tabel + 1 skema + 8 lampiran

Abstrak

Hiperemesis gravidarum adalah mual-muntah yang berkelanjutan dan berlebihan yang

mengganggu kehidupan sehari-hari wanita hamil, akibat lebih lanjutnya dapat mengakibatkan kekurangan cairan dan makanan ke jaringan plasenta yang dapat mengganggu kehidupan janin dan memperburuk keadaan umum ibu. Dan bila tidak ditangani dengan segera dan efektif dapat menyebabkan kematian. Penelitian ini bersifat deskriptif, populasi dalam penelitian ini adalah keseluruhan bidan di Kelurahan Tegal Sari Mandala I Medan, penelitian ini adalah dengan menggunakan pendekatan cross

sectional yang bertujuan untuk mengidentifikasi gambaran pengetahuan dan sikap bidan

tentang hiperemesis gravidarum. Penelitian ini di lakukan pada Februari sampai Mei 2010. Hasil penelitian menunjukkan mayoritas pengetahuan bidan tentang hiperemesis

gravidarum di Kelurahan Tegal Sari Mandala I Medan berpengetahuan baik sebanyak

29 orang (96,6%). Sikap bidan tentang hiperemesis gravidarum di Kelurahan Tegal Sari Mandala I Medan memiliki sikap positif tentang hiperemesis gravidarum sebanyak 30 orang(100%). Diharapkan agar bidan dapat lebih meningkatkan pengetahuannya dengan mencari informasi tentang perkembangan kesehatan.

Kata kunci : Pengetahuan, Sikap, Hiperemesis Gravidarum Daftar pustaka : 19 (1998-2009)


(11)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kehamilan merupakan suatu peristiwa yang unik dan penuh misteri bagi setiap

pasangan suami isti. Setiap kehamilan diharapkan dapat berakhir aman dan sejahtera

baik bagi ibu maupun bagi janinnya, oleh karena itu pelayanan kesehatan maternal yang

bermutu sangatlah penting dan semua perempuan diharapkan dapat memperoleh akses

terhadap pelayanan kesehatan tersebut (Hidayat,2009. hal: 29).

Mortalitas dan morbilitas pada wanita hamil dan bersalin adalah masalah besar

bagi negara-negara berkembang. Di negara miskin, sekitar 20-50% kematian Wanita

Usia Subur (WUS) disebabkan hal yang berkaitan dengan kehamilan. Menurut data

statistik yang di keluarkan World Healt Organitation (WHO) sebagai badan Perserikatan

bangsa-bangsa (PBB) yang menangani masalah bidang kesehatan, tercatat angka

kematian ibu dalam kehamilan dan persalinan di dunia mencapai 515 ribu jiwa setiap

tahun (WHO 2008).

Menurut WHO memperkirakan setiap tahunnya 500.000 ibu meninggal sebagai

akibat langsung dari kehamilan. Sebagian kematian itu sebenarnya dapat dicegah.

Ironisnya sebagian besar kematian ibu dapat dicegah dengan teknologi sederhana, dan

madya serta pendidikan. Kesukaran dalam mengukur kematian ibu ini sudah lama

menjadi kendala dalam menyadarkan para perencana kesehatan dan pihak lainya akan

besarnya masalah serta penyebabnya, sehingga menghambat intervensi yang efektif


(12)

dalam perlindungan/ pertolongan para dukun yang mudah dimengerti mempunyai

tingkat keamanan yang rendah.

Insiden yang terjadi di Cina pada tahun 2000 menggambarkan mual dan muntah

sebagai gangguan medis tersering selama kehamilan. Tinjauan sistematis dari Jewell dan

Young mengidentifikasi angka mual antara 70% dan 85% dengan sekitar setengah dari

presentase ini mengalami muntah. Keadaan hiperemesis gravidarum yang sangat

patologis jauh lebih jarang terjadi di bandingkan mual muntah secara logis. Kelli

memperkiran bahwa hiperemesis gravidarum yang sangat patologis terjadi dalam 1:500

kehamilan. Kuscu dan Koyucu (2002) meyakini bahwa kisarannya adalah antara satu

dan dua puluh per seribu kehamilan, sekitar 2,4% wanita yang mengalami mual-muntah

memerlukan Rumah Sakit untuk hiperemesis gravidarum (Denis, 2008. hal: 3).

Hiperemesis gravidarum adalah mual muntah yang berkelanjutan dan berlebihan

yang mengganggu kehidupan sehari-hari wanita hamil, akibat lebih lanjutnya dapat

mengakibatkan kekurangan cairan dan makanan ke jaringan plasenta yang dapat

mengganggu kehidupan janin dan memperburuk keadaan umum ibu. Dan bila tidak

ditangani dengan segera dan efektif dapat menyebabkan kematian (Manuaba, 1998).

Mual muntah terjadi pada 60-80% primigravida dan 40-60% multigravida.

Satu di antara 1000 kehamilan gejala-gejala ini menjadi lebih berat. Perasaan mual ini di

sebabkan oleh karena meningkatnya kadar hormon estrogen HCG dalam serum.

Penguruh fisiologis kenaikan hormon ini belum jelas, mungkin karena sistem saraf pusat

atau pengosongan lambung yang berkurang. Pada umumnya wanita dapat menyesuaikan

dengan keadaan ini meskipun demikian gejala mual muntah yang berat dapat

berlangsung sampai 4 bulan. Pekerjaan sehari-sehari menjadi terganggu dan keadaan


(13)

perubahan fisiologis menentukan berat ringannya penyakit. Hiperemesis gravidarum

yang tidak mendapatkan penanganan yang baik dapat pula menyebabkan kematian pada

ibu hamil (Cindy, 2009, ¶ 1,

september 2009).

Pengetahuan bidan yang berhubungan dengan masalah dan tanda kehamilan

terutama mengenai hiperemesis gravidarum masih kurang sehingga hiperemesis

gravidarum menyebabkan timbulnya dampak yang fatal (Depkes, 2001).

Survei awal yang dilakukan peneliti di Kelurahan Tegal Sari Mandala 1 Medan,

di temukan sebanyak 30 orang bidan. Dari 30 orang bidan yang ditemukan pernah

memiliki pasien dengan hiperemesis gravidarum.

Sesuai dengan latar belakang tersebut maka penulis tertarik untuk mengambil

judul “Pengetahuan dan Sikap Bidan tentang Hiperemesis Gravidarum di Kelurahan

Tegal Sari Mandala I Medan”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian tersebut, maka yang ingin diketahui dalam penelitian ini

adalah bagaimana Pengetahuan dan Sikap Bidan tentang Hiperemesis Gravidarum di

Kelurahan Tegal Sari Mandala I Medan.

C. Tujuan Penelitian

a. Tujuan Umum

Untuk mengidentifikasi Pengetahuan dan Sikap Bidan tentang Hiperemesis

Gravidarum di Kelurahan Tegal Sari Mandala I Medan Tahun 2010.

b. Tujuan Khusus


(14)

2. Untuk mengidentifikasi Sikap responden

D. Manfaat Penelitian

a. Bagi Bidan

Sebagai sumber informasi dan bahan masukan bagi bidan agar lebih mengenal dan

mampu mengatasi hiperemesis gravidarum.

b. Bagi Institusi Pendidikan

Sebagai bahan referensi dalam melakukan penelitian yang sejenis dan lebih

mendalam lagi.

c. Bagi Peneliti

Penelitian ini bermanfaat untuk menerapkan ilmu yang telah penulis peroleh


(15)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengetahuan

Pengetahuan bukanlah hanya sekedar pertemuan antara subjek yang mengetahui

dengan objek yang diketahui, tetapi pengetahuan adalah persatuan antara subyek yang

mengetahui dengan objek yang diketahui. Namun dalam pertemuan inisubyek tidak

melebur menjadi subjek. Pengetahuan pada hakekatnya yang dituntut atau yang ingin

dicapai tujuannya adalah mencapai kebenaran. Dengan mengetahui yang benar kita

dapat mengetahui yang salah tanpa terlebih dahulu mengetahui yang benar. (Agustrisno,

2005)

Menurut Notoadmojo (2003, hal : 128), pengetahuan atau kognitif merupakan

domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang. Karena dari

pengalaman dan penelitian ternyata perilaku yang disadari oleh pengetahuan akan lebih

langgeng dari pada prilaku oleh pengetahuan.

Notoadmojo (2003, hal : 128), mengungkapkan bahwa sebelum orang

mengadopsi perilaku baru, di dalam diri orang tersebut terjadi proses yang berurutan :

1. Kesadaran, di mana orang tersebut menyadari dalam arti mengetahui terlebih

dahulu terhadap stimulus (objek).

2. Merasa tertarik, terhadap stimulus atau objek tersebut. Disini sikap mulai timbul.

3. Menimbang-nimbang, terhadap baik dan tidaknya stimulus tersebut bagi dirinya, hal ini berarti sikap responden mulai baik lagi.

4. Mencoba, dimana subjek mulai mencoba melakukan sesuatu sesuai dengan apa


(16)

5. Adopsi, dimana subjek telah berprilaku baru sesuai dengan pengetahuan, kesadaran dan sikapnya terhadap stimulus.

Pengetahuan yang dicakup di dalam domain kognitif mempunyai enam tingkat

yaitu:

1. Tahu

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya.

Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali terhadap

suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang

diterima.

2. Memahami

Yaitu kemampuan menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan

dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar.

3. Aplikasi

Kemampuan untuk menggunakan materi yang dipelajari pada suatu kondisi real

(sebenarnya).

4. Analisis

Kemampuan untuk menjabarkan suatu materi atau objek ke dalam

komponen-komponen, tapi masih dalam struktur organisasi tersebut, dan masih ada

kaitannya satu sama lain.

5. Sintesis

Sintesis menunjukkan kepada kemampuan untuk melakukan atau

menghubungkan bagian-bagian di dalam batas keseluruhan yang baru.

6. Evaluasi


(17)

B. Sikap

Menurut Syah M (2004) sikap (attitude) adalah kecenderungan yang relative

menetap untuk bereaksi dengan cara baik atau buruk terhadap orang atau barang

tertentu. Dengan demikian, pada prinsipnya sikap itu dapat kita anggap suatu

kecenderungan siswa atau seseorang untuk bertindak dengan cara teretentu. Dalam hal

ini, perwujudan perilaku belajar siswa dan perilaku seseorang akan ditandai dengan

munculnya kecenderungan-kecenderungan baru yang telah berubah (lebih maju dan

lugas) terhadap suatu objek, tata nilai peristiwa dan sebagainya.

Sikap akan terwujud di dalam suatu tindakan tergantung pada situasi saat itu.

Adapun ciri-ciri sikap menurut WHO adalah :

1. Sikap akan ikut atau tidak diikuti oleh tindakan yang mengacu pada

pengalaman orang lain.

2. Sikap akan di ikuti atau tidak oleh suatu tindakan berdasarkan pada banyak

atau sedikitnya pada pengalaman seseorang.

3. Di dalam suatu masyarakat apapun selalu berlaku nilai-nilai yang menjadi

pegangan setiap orang dalam menyelenggarakan hidup bermasyarakat.

Menurut Notoadmodjo (2003. hal : 131), sikap mempunyai 3 komponen pokok

yaitu :

1. Kepercayaan (keyakinan), ide konsep terhadap suatu objek.

2. Kehidupan emosional atau evaluasi terhadap suatu objek.

3. Kecenderungan untuk bertindak.

Ketiga komponen ini secara bersama-sama membentuk sikap yang utuh. Dalam

penentuan sikap yang utuh ini pengetahuan berpikir, keyakinan, dan emosi memegang


(18)

1. Menerima

Bila orang atau subjek mau dan memperhatikan stimulus yang diberikan objek.

2. Merespon

Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan dan menyelesaikan tugas

yang diberikan adalah suatu indikasi dan sikap.

3. menghargai

Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan suatu masalah.

4. Bertanggung jawab

Tanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya denngan segala resiko

adalah merupakan sikap yang paling tinggi.

C. Skala Sikap

Sikap dapat di ukur dengan mempergunakan Skala Likert.

Merupakan metode pelaksanaan pernyataan sikap yang menggunakan distribusi

responden sebagai dasar penentuan nilai skalanya. Kelompok uji coba ini hendaknya

memiliki karakteristik yang semirip mungkin dengan karakteristik individu yang hendak

diungkapkan sifatnya.

Skala likert di pergunakan untuk mengukur sikap yang terdiri dari komponen

sangat setuju, setuju, tidak setuju dan sangat tidak setuju (Arikunto, 1997)

D. Bidan

Bidan adalah seseorang yang telah menyelesaikan Program Pendidikan Bidan yang

diakui oleh negara serta memperoleh kualifikasi dan diberi izin untuk menjalankan


(19)

E. Pengertian Kehamilan

Kehamilan adalah suatu proses yang merupakan mata rantai yang

berkesinambungan terdiri dari ovulasi (pelepasan ovum), migrasi, spermatozoa ovum,

konsepsi, pertumbuhan zygot, nidasi, pembentukan plasenta dan tumbuh kembang hasil

konsepsi sampai janin aterm. (Manuaba, 1999. hal : 95).

F. Pengertian Emesis

Emesis adalah keluhan kepala pening, mual ringan sampai muntah, setelah duduk

sebentar dapat diatasi. Keadaan ini disebabkan oleh gangguan metabolisme karbohidrat,

jadi bila mungkin minum teh hangat dengan gula sebelum bangun dan berjalan

(Manuaba, 1999. hal : 102).

G. Pengertian Hiperemesis

Hiperemesis gravidarum adalah mual dan muntah yang berlebihan pada wanita

hamil sampai mengganggu pekerjaan sehari-hari karena keadaan umumnya menjadi

buruk, karena terjadi dehidrasi. (Muchtar, 1998. hal : 195).

Mual dan muntah selama kehamilan biasanya di sebabkan oleh perubahan dalam

sistem endokrin yang terjadi selama kehamilan, terutama disebabkan oleh tingginya

fluktuasi kadar hCG (human Chorionik gonadotropin), khususnya karena periode mual

dan muntah gestasional yang paling umum adalah pada 12-16 minggu pertama, yang

pada saat itu hCG mencapai kadar tingginya. hCG sama dengan LH (luteinizing hormon)

dan di sekresikan oleh sel-sel trofoblas blastosit. hCG melewati kontrol ovarium di

hipofisis dan menyebabkan korpus luteum terus memproduksi estrogen dan progesteron,

suatu fungsi yang nantinya diambil alih oleh lapisan korionik plasenta (Tiran, 2008. hal


(20)

H. Patofisiologi

Hiperemesis gravidarum yang merupakan komplikasi mual-muntah pada hamil

muda, bila terjadi terus-menerus dapat menyebabkan dehidrasi dan tidak imbangnya

elektrolit dengan alkalosis hipokloremik. Belum jelas mengapa gejala-gejala ini hanya

terjadi kepada sebagian kecil wanita, tetapi faktor fisiologik merupakan faktor utama,

disamping pengaruh hormonal. Yang jelas wanita yang sebelum kehamilan sudah

menderia lambung spastik dengan gejala tak suka makan dan mual, akan mengalami

emesis gravidarum yang lebih berat.

Hiperemesis gravidarum ini dapat mengakibatkan cadangan karbohidrat dan

lemak habis terpakai untuk keperluan energi. Karena oksidasi lemak yang tak sempurna,

terjadilah ketosis dengan tertimbunnya asam aseton-asetik, asam hidroksi butirik dan

aseton dalam darah. Kekurangan cairan yang diminum dan kehilangan cairan karena

muntah yang menyebabkan dehidrasi, sehingga cairan ekstraselular dan plasma

berkurang. Natrium dan khlorida darah turun, demikian pula klorida air kemih. Selain itu

dehidrasi menyebabkan hemokonsentrasi, sehingga aliran darah kejaringan berkurang.

Hal ini menyebabkan jumlah zat makanan dan oksigen ke jaringan mengurang pula dan

tertimbunnya zat metabolik yang toksik. Kekurangan kalium akibat dari muntah dan

bertambahnya ekskresi lewat ginjal, menambah frekuensi muntah-muntah yang lebih

banyak, dapat merusak hati dan terjadilah lingkaran setan yang sulit untuk dipatahkan.

Di samping dehidrasi dan terganggunya keseimbangan elektrolit, dapat terjadi robekan

pada selaput lendir esofagus dan lambung dengan akibat perdarahan gastrointestinal.

Pada umumnya robekan ini ringan dan perdarahan dapat berhenti sendiri


(21)

I. Penyebab Hiperemesis gravidarum

Kejadian hiperemesis gravidarum belum diketahui dengan pasti. Tetapi beberapa

faktor predisposisi dapat dijabarkan sebagai berikut :

1. Faktor adaptasi dan hormonal

Pada wanita hamil yang kekurangan darah lebih sering terjadi hiperemesis

gravidarum. Dapat dimasukkan dalam ruang lingkup faktor adaptasi adalah

wanita hamil dengan anemia, wanita primigravida dan over distensi rahim pada

hamil ganda dan hamil mola hidatidosa. Sebagian kecil primigravida belum

mampu beradaptasi terhadap hormon estrogen dan khorionik gonadrotropin,

sedangkan pada hamil ganda dan mola hidatidosa, jumlah hormon yang

dikeluarkan terlalu tinggi dan menyebabkan terjadi hiperemesis gravidarum itu.

2. Faktor psikologis

Hubungan faktor psikologis dengan kejadian hiperemesis gravidarum belum

jelas. Besar kemungkin bahwa wanita yang menolak hamil, takut kehilangan

pekerjaan, keretakan hubungan dengan suami dan sebagainya, diduga dapat

menjadi faktor kejadian hiperemesis gravidarum.

3. Faktor alergi

Pada kehamilan, di mana diduga terjadi invasi jaringan villi korialis yang masuk

ke dalam peredaran darah ibu, maka faktor alergi dianggap dapat menyebabkan

kejadian hiperemesis gravidarum. (Manuaba, 1998. hal: 209).

J. Diagnosis

Menetapkan kejadian hiperemesis gravidarum tidak sukar, dengan menentukan

kehamilan, muntah berlebihan sampai menimbulkan gangguan kehidupan sehari-hari


(22)

Muntah yang terus-menerus tanpa pengobatan dapat menimbulkan gangguan

tumbuh kembanng janin dalam rahim dengan manifestasi kliniknya. Oleh karena itu,

hiperemesis gravidarum berkelanjutan harus dicegah dan harus mendapat pengobatan

yang adekuat. (Manuaba, 1998, hal: 211)

K. Tingkat Hiperemesis Gravidarum

1. Tingkat I (ringan)

Mual-muntah terus-menerus menyebabkan penderita lemah tidak mau makan,

berat badan turun dan rasa nyeri epigastrium, nadi sekitar 100x/menit, tekanan

darah menurun, turgor kulit kurang, lidah kering, mata cekung.

2. Tingkat II (sedang)

Mual-muntah yang hebat menyebabkan keadaan umum penderita lebih parah:

lemas, apatis turgor kulit jelek, lidah kering dan kotor;nadi kecil dan cepat,

suhu badan naik dan dehidrasi, ikterus ringan, berat badan turun, mata cekung,

tensi turun, hemokonsentrasi, oliguri dan konstipasi. Dapat pula terjadi

asetonuria dan dari nafas keluar bau aseton.

3. Tingkat III (berat)

Keadaan umum jelek, kesadaran sangat menurun, samnolen sampai koma, nadi

kecil halus dan cepat, dehidrasi hebat, suhu badan naik, dan tensi turun sekali,

ikterus. Komplikasi yang berakibat fatal terjadi pada susunan syaraf pusat

(ensefalopati Wernicke) dengan adanya : nistagmus, diplopia, perubahan


(23)

L. Patologi

Dari otopsi wanita yang meninggal (menurut Manuaba, 1999. hal: 102) karena

hiperemesis gravidarum diperoleh keterangan bahwa terjadi kelainan pada organ-organ

tubuh sebagai berikut :

1. Hepar : Pada tingkat ringan hanya ditemukan degenerasi lemak sentrilobuler

tanpa nekrosis. Kelainan lemak ini nampaknya tidak menyebabkan kematian dan

dianggap sebagai akibat muntah teru-menerus.

2. Jantung : jantung atrofi, kecil dari biasa. Kadang kala dijumpai perdarahan

sub-endokardial, ini sejalan dengan lamanya penyakit, kadang-kadang ditemukan

perdarahan sub-endokardial.

3. Otak : terdapat perdarahan pada otak dan kelainan seperti pada ensefalopati

wernicke dapat dijumpai (dilatasi kapiler dan perdarahan kecil-kecil didaerah

korpora mamilaria ventrikel ketiga dan ke empat).

4. Ginjal : tampak pucat, degenerasi lemak pada tubuli kontorti.

M. Penanganan

1. Pencegahan dengan memberikan informasi dan edukasi tentang kehamilan dan

edukasi kehamilan kepada ibu-ibu dengan maksud menghilangkan faktor psikis

rasa takut. Juga tentang diet ibu hamil, makan jangan sekaligus banyak ; tetapi

dalam porsi sedikit-sedikit namun sering. Jangan tiba-tiba berdiri waktu bangun

pagi, akan terasa oyong, mual dan muntah. Defekasi hendaknya dilakukan teratur.

2. Terapi obat, menggunakan sedative; vitamin; anti muntah; antasida dan antimulas.


(24)

a. Kadang-kadang pada beberapa wanita, hanya tidur di rumah sakit saja, telah

banyak mengurangi mual dan muntahnya.

b. Isolasi, jangan terlalu banyak tamu, kalau perlu hanya perawat dan dokter saja

yang boleh masuk. Kadang kala hal ini saja tanpa pengobatan khusus telah

mengurangi mual dan muntah.

c. Terapi psikologik. Berikan pengertian bahwa kehamilan adalah suatu hal yang

wajar, normal dan fisiologis jadi tidak perlu takut dan khawatir.

d. Penambahan cairan. Berikan infus dekstrose atau glukosa 5% sebanyak 2-3 liter

dalam 24 jam.

e. Berikan obat-obatan sedative, vitamin, anti muntah, antasida dan anti mulas.

f. Pada beberapa kasus dan bila terapi tidak dapat dengan cepat memperbaiki

keadaan umum penderita, dapat dipertimbangkan suatu abortus buatan (Mochtar,

1998. hal: 196).

Ada beberapa anjuran bahwa memakan makanan kaya protein dapat membantu

mengurangi takigastria atau bradigastria gelombang lambat lambung. Protein di

metabolisme menjadi asam amino, dikirim ke hati dan diubah menjadi bentuk yang lebih

berguna oleh asam amino transferase dalam suatu proses yang memerlukan vitamin B6.

Wanita yang mengalami mual dan muntah ringan sampai berat memperlihatkan

peningkatan insiden disritmia lambung yang terbukti berkurang secara lebih signifikan

setelah memakan makanan kaya protein dari pada setelah memakan makanan yang di

dominasi oleh karbohidrat atau lemak. Nilai vitamin B6 untuk mengurangi mual dan

muntah dapat terletak dalam perannya pada metabolisme glukosa, dengan suplementasi

akan mengurangi efek hipoglikemi pada tubuh yang umumnya diyakini sebagai salah


(25)

folat memiliki efek yang terbaik terhadap pertumbuhan janin. Dosis vitamin B6 harian


(26)

BAB III

KERANGKA KONSEP DAN DEFENISI OPERASIONAL

A. Kerangka Konsep

Kerangka Konseptual adalah kerangka hubungan antara variabel yang ingin di

amati melalui penelitian yang akan dilakukan (Notoadmojo, 2003). Adapun kerangka

konsep dalam penelitian mengenai Pengetahuan dan Sikap Bidan tentang Hiperemesis

Gravidarum di Kelurahan Tegal Sari Mandala I Medan Tahun 2010, adalah sebagai

berikut:

Skema 1. Kerangka Konsep Pengetahuan Dan Sikap Bidan tentang Hiperemesis Gravidarum

B. Definisi Operasional

No Variable Definisi

Operasional

Alat Ukur Cara Ukur Hasil Ukur Skala

1 Pengetahuan Pengetahuan :

Segala Sesuatu Yang Diketahui Bidan tentang Hiperemesis Gravidarum Kuesioner Sebanyak 20 Pertanyaan Degan Pilihan Jawaban 1.Benar 2.Salah

Wawancara 1. Kurang : bila

responden menjawab benar pertanyaan 0-6 dari 20 pertanyaan

2. Cukup : bila responden menjawab benar

pertanyaan 7-13 dari 20 pertanyaan

3. Baik : bila

responden menjawab

Ordinal

• Pengetahuan Bidan

• Sikap bidan

Hiperemesis Gravidarum


(27)

benar

pertanyaan 14-20 dari 14-20 pertanyaan

2 Sikap Sikap:

Respon/Perasaaan Positive Atau Negative Bidan tentang Hiperemesis gravidarum Kuesioner Sebanyak 10 Pertanyaan Dengan Pilihan Jawaban: 1.Sangat Setuju 2.Setuju 3.Tidak Setuju 4.Sangat Tidak Setuju

Kuesioner 1. Positif : bila responden memiliki jumlah kategori > 25 2. Negatif : bila

responden memiliki jumlah kategori < 25


(28)

BAB IV

METODELOGI PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Desain penelitian ini menggunakan metode deskriptif yang menggunakan

pendekatan cross sectional. Penelitian dilakukan melalui wawancara dengan responden

dengan menggunakan kuesioner yang di bagikan kepada masing-masing responden yaitu

Bidan.

B. Populasi dan Sampel

a. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh bidan yang berada di Kelurahan

Tegal Sari Mandala I Medan sebanyak 30 Bidan.

b. Sampel

Sampel dari penelitian ini adalah seluruh bidan di Kelurahan Tegal Sari Mandala

I Medan. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah total sampling yaitu

30 bidan.

H. Tempat penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Tegal Sari Mandala I Medan.

Pertimbangan peneliti memilih lokasi ini adalah untuk efisiensi dan efektifitas waktu dan

lokasi mudah dijangkau oleh peneliti.

I. Waktu penelitian

Penelitian mulai dilakukan pada bulan Februari sampai dengan Mei tahun 2010.


(29)

J. Etika Penelitian

Dalam melakukan penelitian ini, peneliti mendapat izin dari Ketua Program

D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara, kemudian

peneliti meminta izin kepada Kepala Kelurahan Tegal Sari Mandala I Medan yang akan

diteliti.

Lembar persetujuan penelitian diberikan kepada responden yang akan diteliti

tujuannya untuk memberikan kebebasan kepada responden penelitian untuk menentukan

sendiri keikutsertaannya dalam penelitian serta agar responden mengetahui maksud dan

tujuan penelitian, setelah itu kuesioner yang digunakan oleh peneliti diberikan kepada

responden yang akan diteliti setelah responden menandatangani lembar persetujuan

penelitian (informed consent), kerahasiaan responden penelitian juga sangat

diperhatikan, dengan tidak mencantumkan nama, hanya mencantumkan kode tertentu

pada lembar kuesioner serta hanya peneliti yang mempunyai akses terhadap informasi

tersebut.

K. Alat Pengumpulan Data

Alat pengumpul data berupa kuesioner yang terdiri dari tiga bagian, yakni data

demografi, kuesioner pengetahuan, dan kuesioner sikap.

1. Data Demografi

Instrumen penelitian berisi data demografi meliputi umur, lama bekerja,


(30)

2. Kuesioner Pengetahuan

Instrumen berisi pertanyaan untuk mengidentifikasi pengetahuan responden dalam

menghadapi sindrom premenstruasi. Kuesioner ini terdiri dari 20 pertanyaan dengan

menggunakan skala Guttman dengan pilihan jawaban benar diberi skor 1 dan jawaban

salah diberi skor 0. Nilai terendah yang mungkin dicapai adalah 0 dan tertinggi adalah

10. Berdasarkan rumus statistika : P = Rentang

dimana P merupakan panjang kelas dengan rentang nilai tertinggi dikurangi nilai

terendah dimana rentang kelas sebesar 20 dan banyak kelas sebesar 3, yaitu baik, cukup,

kurang, sehingga diperoleh P = 6. Kisaran nilai antara 0 sampai 20, maka pengetahuan

akan diklasifikasikan ke dalam 3 kategori, yakni : Baik (skor 14-20), Cukup (skor 7-13),

dan Kurang (skor 0-6).

3. Kuesioner Sikap

Instrumen penelitian tentang sikap terdiri dari 10 pertanyaan. Penilaian

menggunakan skala Likert dengan cara menetapkan bobot jawaban terhadap tiap-tiap

item pernyataan positif, dimana skor pernyataan positif yaitu Sangat Setuju (skor 4),

Setuju (skor 3), Tidak Setuju (skor 2), Sangat Tidak Setuju (skor 1). Nilai skor terendah

adalah 10 dan yang tertinggi adalah 40. Semakin tinggi skor yang didapat, maka

semakin positif sikap Bidan dalam menangani hiperemesis gravidarum

Berdasarkan rumus statistika : P =

dimana P merupakan panjang kelas dengan rentang 40 dan 2 kategori kelas untuk

menilai sikap, yaitu sikap positif dan negatif, maka didapatkan panjang kelas adalah 15,

dengan interval 10-25 adalah sikap negatif dan 25-40 adalah sikap positif. Rentang

Banyak Kelas

Rentang Banyak kelas


(31)

4. Validitas dan Reliabilitas instrumen

Uji validitas, dimasukkan agar pertanyaan yang termuat dalam kuesioner bisa

mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh instrumen atau kuesioner tersebut.

Content validity index sudah dilakukan dengan Dr. M. Fahdhy, SpOG; MSc. Di

dapatkan nilai 1,1.

Uji reliabitas dimaksudkan untuk mengukur tingkat kestabilan atau kekonsistenan

jawaban yang diberikan responden atas pertanyaan dari kuesioner. Uji validitas di

lakukan pada 10 bidan yang mempunyai kriteria sama dengan responden di Kelurahan

Tegal Sari Mandala I Medan dilakukan pada bulan januari 2010. Lalu data diolah

menggunakan komputerisasi dengan cara analyze kemudian scale setelah itu reliability

statistic untuk mencari nilai koefisien alpha cronbach sebesar 0,7.

L. Pengumpulan Data

Prosedur pengumpulan data yang di lakukan dengan mengajukan surat

permohonan izin penelitian pada institusi pendidikan program studi D-IV Bidan

Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara, dan mengajukan surat

permohonan izin melaksanankan penelitian di Kelurahan Tegal Sari Mandala I Medan,

surat izin tersebut di berikan pada Bapeda Wali Kota, setelah mendapat surat izin

meneliti di berikan kepada Kelurahan Tegal Sari Mandala I Medan. Setelah mendapat

izin, kemudian peneliti melaksanankan pengumpulan data mendapatkan jumlah data

bidan yang mempunya BPS. Setelah mendapatkan data yang cukup untuk dijadikan

sampel dalam penelitian maka peneliti datang menemui bidan-bidan tersebut untuk

menjelaskan kepada calon responden tentang tujuan dan manfaat penelitian. Kemudian


(32)

menandatangani informed concent dan memberikan kuesioner kepada responden,

selanjutnya peneliti menjelaskan kepada responden cara pengisian kuesioner dengan

cara melingkari jawaban yang dianggap benar oleh responden. Responden di berikan

waktu untuk mengisi kuesioner dengan jujur dan mengisi seluruh pertanyaan. Dalam

pengisian kuesioner tersebut peneliti mendampingi responden agar mempermudah

responden untuk menjawab pertanyaan yang kurang jelas. Setelah lembar kuesioner di

isi oleh bidan, maka selanjutnya peneliti memeriksa kelengkapan data tersebut.

M. Analisis Data

Analisa data dilakukan dengan menggunakan komputerisasi, dengan cara : 1) data

dimasukkan ke variabel data memasukkan no responden, umur, lama bekerja,

pendidikan, skor pengetahuan, skor sikap, katagori pengetahuan, katagori sikap; 2)

setelah itu masukkan hasil data ke data view sesuai dengan variabel masing-masing; 3)

setelah itu klik analyze; 4) klik descriptif statistic; 5) serta hasil data yang telah diolah

dimasukkan ke dalam bentuk tabel distribusi dan frekuensi yaitu dalam karakteristik

(umur, lama bekerja, pendidikan), skor pengetahuan, skor sikap, katagori pengetahuan

dan katagori sikap. Kemudian data dimasukkan ke dalam bab lima dan dikonsultasikan


(33)

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian

Pada bab ini diuraikan hasil penelitian dan pembahasan penelitian mengenai

pengetahuan dan Sikap Bidan tentang Hiperemesis Gravidarum di Kelurahan Tegal

Sari Mandala I Medan tahun 2010. Penelitian ini telah dilaksanakan mulai Febuari

sampai dengan Mei 2010 di Kelurahan Tegal Sari Mandala I Medan dengan jumlah

responden sebanyak 30 responden.

Untuk mengidentifikasi pengetahuan dan sikap bidan tentang hiperemesis

gravidarum, peneliti menggunakan kuesioner yang berisikan 20 pertanyaan

pengetahuan dan 10 pernyataan sikap. Berikut ini akan dijabarkan mengenai hasil

penelitian tersebut yaitu karakteristik responden, pengetahuan dan sikap bidan

tentang hiperemesis gravidarum di Kelurahan Tegal Sari Mandala I Medan tahun

2010.

1. Karakteristik Responden

Pada penelitian ini karakteristik responden meliputi umur, lama bekerja dan

pendidikan terakhir.

Berdasarkan dari hasil penelitian dapat dilihat umur bidan 22-27 tahun

merupakan responden terbanyak yaitu 12 orang (40%), lama bekerja 6-10 tahun

merupakan lama bekerja terbanyak yaitu 12 orang (40%), pendidikan terakhir yang

terbanyak adalah DIII yaitu 19 orang (63,3%). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat

pada tabel berikut:


(34)

Tabel 5.1

Distribusi Responden Berdasarkan Karakteristik Bidan tentang Hiperemesis Gravidarum di Kelurahan Tegal Sari Mandala I Medan Tahun 2010

No Karakteristik F %

A. 1. 2. 3. Umur 22-27 tahun 28-33 tahun >33 tahun 12 9 9 40 30 30

Total 30 100

B. 1. 2. 3. Lama Bekerja 1-5 tahun 6-10 tahun >10 tahun 11 12 7 36,7 40 23,3

Total 30 100

C. 1. 2. Pendidikan terakhir DI DIII 11 19 36,7 63,3

Total 30 100

2. Pengetahuan Responden

Pengetahuan (Knowledge) merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang

melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui

panca indera manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan

raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga.

Berdasarkan hasil pilihan jawaban pengetahuan ibu, didapat bahwa ibu yang

banyak menjawab pertanyaan yang benar pada pertanyaan nomor 1 tentang pengertian

hiperemesis gravidarum, pertanyaan nomor 2 tentang gejala klinis hiperemesis

gravidarum, pertanyaan nomor 3 tentang penyebab ibu hamil dengan mual muntah,


(35)

tentang vitamin yang diberikan pada ibu hiperemesis gravidarum, pertanyaan nomor 8

tentang tingkatan hiperemesis gravidarum dan pertanyaan 20 tentang apa yang terjadi

bila hiperemesis gravidarum terjadi terus-menerus ada 30 orang (100 %), didapat bahwa

ibu yang sedikit menjawab pertanyaan yang benar pada pertanyaan nomor 7 tentang

hiperemesis sering terjadi pada kehamilan ada 8 orang (26,6%). Sedangkan ibu yang

banyak menjawab salah pada pertanyaan nomor 7 tentang hiperemesis sering terjadi

pada kehamilan ada 22 orang (73,3 %), didapat bahwa ibu yang sedikit menjawab salah

pertanyaan nomor 13 tentang makanan yang bagaimana yang tidak dianjurkan pada ibu

hamil dengan hiperemesis gravidarum, pertanyaan nomor 16 tentang pengobatan

tradisional apakah yang dapat mengurangi mual-muntah dan pertanyaan nomor 17

tentang muntah yang terus-menerus tanpa pengobatan dapat menimbulkan ada 1 orang

(3,3%). Lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 5.2

Distribusi Responden Pertanyaan Pengetahuan tentang Hiperemesis Gravidarum di Kelurahan Tegal Sari Mandala I Medan Tahun 2010

No Pertanyaan

Pilihan Jawaban

Benar Salah

F % F %

1 Apakah yang dimaksud dengan hiperemesis gravidarum? 30 100 - -

2 Gejala klinis hiperemesis gravidarum adalah? 30 100 - -

3 Apa penyebab ibu hamil mengalami mual-muntah? 30 100 - -

4 Hiperemesis gravidarum biasanya terjadi pada kehamilan? 30 100 - -

5 Emesis gravidarum akan beranngsur-angsur hilang pada usia kehamilan? 21 70 9 30 6 Vitamin yang di berikan pada ibu hiperemesis gravidarum adalah? 30 100 - -

7 Hiperemesis sering terjadi pada kehamilan? 8 26,6 22 73,3

8 Hiperemesis gravidarum dapat di bagi menjadi berapa tingkatan? 30 100 - -

9 Gejala hiperemesis gravidarum tingkat I adalah? 21 70 9 30

10 Gejala hiperemesis gravidarum tingkat II adalah? 15 50 15 50

11 Gejala hiperemesis gravidarum tingkat III adalah? 19 63,3 11 36,6

12 Cairan pengganti apa yang di berikan kepada ibu hiperemesis gravidarum? 28 93,3 2 6,6 13 Makanan yang bagaimana yang tidak dianjurkan pada ibu hamil dengan

hiperemesis gravidarum ?

29 96,6 1 3,3

14 Sedativa ringan yang diberikan pada ibu hamil dengan hiperemesis gravidarum adalah?

16 53,3 14 46,6

15 Faktor predisposisi dari hiperemesis gravidarum adalah? 21 70 9 30

16 Pengobatan tradisional apakah yang dapat mengurangi mual-muntah? 29 96,6 1 3,3 17 Muntah yang terus-menerus tanpa pengobatan dapat menimbulkan? 29 96,6 1 3,3

18 Frekuensi mual-muntah yang berlebihan, dapat merusak? 16 53,3 14 46,6

19 Jenis makanan apa saja yang dapat menghambat mual-muntah? 24 80 6 20


(36)

Berdasarkan kategori pengetahuan menunjukkan hampir seluruh bidan mempunyai

pengetahuan baik tentang hiperemesis gravidarum yaitu sebanyak 29 orang (96,6 %).

Lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 5.3

Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan tentang Hiperemesis Gravidarum di Kelurahan Tegal Sari Mandala I Medan Tahun 2010

Variabel Frekuensi Persentase (%)

Kurang 0 0

Cukup 1 3,3

Baik 29 96,6

Total 30 100

3. Sikap Responden

Sikap merupakan reaksi atau respon seseorang yang masih tertutup terhadap suatu

stimulus atau objek. Sikap secara nyata menunjukkan adanya kesesuaian reaksi terhadap

stimulus tertentu.

Berdasarkan hasil pilihan jawaban sikap bidan, didapat bahwa bidan yang banyak

menjawab pernyatan sangat setuju pada nomor 2 tentang mual muntah yang hebat harus

di bawa ke tenaga medis(dokter, bidan) ada 27 orang (90 %), didapat bahwa bidan yang

sedikit menjawab pernyataan sangat setuju pada nomor 8 tentang makan-makanan yang

berlemak dapat mencegah mual-muntah yang berlebihan ada 4 orang (36,3%). Didapat

bahwa bidan yang banyak menjawab pernyataan setuju pada nomor 5 tentang ibu hamil

dengan hiperemesis harus di beri cairan Dextrose 5% ada 23 orang (76,6 %), didapat


(37)

dengan hiperemesis tingkat III harus dirawat secara intensif dan nomor 9 tentang bu

hamil dengan hiperemesis gravidarum harus menghentikan kehamilannya ada 2 orang

(6,6%). Didapat bahwa bidan yang banyak menjawab pernyataan tidak setuju pada

nomor 7 tentang ibu hamil dengan hiperemesis gravidarum tingkat I harus di rawat di

Rumah Sakit ada 20 orang (66,6%), di dapat bahwa bidan yang sedikit menjawab tidak

setuju pada nomor 9 tentang ibu hamil dengan hiperemesis gravidarum harus

menghentikan kehamilannya ada 6 orang (20%). Sedangkan bidan yang banyak

menjawab pernyataan sangat tidak setuju pada nomor 10 tentang ibu hamil dengan

hiperemesis gravidarum yang berkelanjutan tidak perlu mendapat pengobatan ada 23

orang (76,6 %), didapat bahwa bidan yang sedikit menjawab pernyataan sangat tidak

setuju pada nomor 6 tentang ibu hamil dengan hiperemesis gravidarum tingkat II perlu

perawatan di ruangan isolasi ada 3 orang (10%). Lebih jelasnya dapat dilihat dari tabel

berikut:

Tabel 5.4

Distribusi Responden Pernyataan Sikap tentang Hiperemesis Gravidarum di Kelurahan Tegal Sari Mandala I Medan Tahun 2010

No Pernyataan

Pilihan Jawaban

Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

F % F % F % F %

1. Hiperemesis merupakan gangguan kehamilan 16 53,3 14 46,6 - - - -

2. Mual-muntah yang hebat harus di bawa ke tenaga medis(dokter, bidan)

27 90 3 10 - - - -

3. Dengan rajin berolah raga dapat mengurangi mual-muntah

5 16,6 18 60 7 23,3 - -

4. Ibu hamil dengan hiperemesis tingkat III harus dirawat secara intensif

28 93,3 2 6,6 - - - -

5. Ibu hamil dengan hiperemesis harus di beri cairan Dextrose 5%

7 23,3 23 76,6 - - - -

6. Ibu hamil dengan hiperemesis gravidarum tingkat II perlu perawatan di ruangan isolasi

5 16,6 5 16,6 17 56,6 3 10

7. Ibu hamil dengan hiperemesis gravidarum tingkat I harus di rawat di Rumah Sakit

- - 4 13,3 20 66,6 6 20

8. Makan-makanan yang berlemak dapat mencegah mual-muntah yang berlebihan

4 13,3 4 13,3 8 26,6 14 46,6

9. Ibu hamil dengan hiperemesis gravidarum harus menghentikan kehamilannya

- - 2 6,6 6 20 22 73,3

10. Ibu hamil dengan hiperemesis gravidarum yang berkelanjutan tidak perlu mendapat pengobatan


(38)

Berdasarkan kategori sikap menunjukkan seluruh bidan mempunyai sikap positif

tentang hiperemesis gravidarum yaitu sebanyak 30 orang (100%). Lebih jelasnya dapat

di lihat dari tabel berikut:

Tabel 5.5

Distribusi Responden Berdasarkan Sikap tentang Hiperemesis Gravidarum di Kelurahan Tegal Sari mandala I Medan Tahun 2010

Variabel Frekuensi Persentase (%)

Positif 30 100

Negatif - -

Total 30 100

B. Pembahasan

1. Pengetahuan bidan tentang hiperemesis graviddarum

Berdasarkan hasil penelitian diketahui pada tabel 5.3 dapat dilihat bahwa dari 30

bidan yang diteliti ditemukan bidan berpengetahuan baik tentang hiperemesis

gravidarum sebanyak 29 orang (96,6 %) dan minoritas bidan berpengetahuan cukup

tentang hiperemesis gravidarum sebanyak 1 orang (3,3%).

Pada tabel 5.1 dapat dilihat bahwa dari 30 bidan yang diteliti, ditemukan mayoritas

bidan berumur 22-27 tahun sebanyak 12 orang (40%) dan minoritas bidan yang berumur

28-33 tahun sebanyak 9 orang (30%). Sesuai pendapat Hurlock (2002), bahwa usia

dewasa (18-40 tahun) merupakan masa dimana seseorang secara maksimal

mencapai prestasi yang memuaskan, pada usia tengah (41-60 tahun) adalah usia


(39)

Pada tingkat lama bekerja juga ditemukan bidan mayoritas 6-10 tahun sebanyak

12 orang (40%), dan minoritas lama bekerja >10 tahun sebanyak 7 orang (23,3%).

Menurut pendapat sofyan (2006)yaitu dengan semakin banyaknya pengalaman yang

diperoleh selama bekerja maka keterampilan akan semakin bertambah pula, dengan

pengetahuan dan keterampilannya tersebut maka akan dapat menyesuaikan diri dengan

pekerjaan yang diembannya.

Pada tingkat pendidikan juga ditemukan bidan mayoritas berpendidikan DIII

sebanyak 19 orang (63,3 %), dan minoritas bidan berpendidikan DI sebanyak 11 orang

(36,7 %). Pendapat Notoatmodjo (2003) mengatakan bahwa, pendidikan mempunyai

peranan penting dalam menentukan kualitas manusia. Tingkat pendidikan

masyarakat dikaitkan dengan kemampuan dalam menyerap dan menerima

informasi dalam bidang kesehatan.

Menurut Tiran (2008) hiperemesis gravidarum adalah mual-muntah dalam masa

kehamilan yang berkembang sedemikian luas sehingga terjadi efek sistemik, dehidrasi

dan penurunan berat badan. Ibu butuh keamanan dan kenyaman yang diberikan oleh

seorang bidan dalam mengatasi hiperemesis gravidarum selain obat-obatan sehingga

dapat membantu ibu hamil untuk dapat terus mempertahankan kehamilannya dengan

sehat.

2. Sikap bidan tentang hiperemesis gravidarum

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa seluruh bidan mempunyai sikap

positif tentang hiperemesis gravidarum yaitu sebanyak 30 orang (100%), dikarenakan:

a. Pada soal nomor 2 sebanyak 27 orang (90%) bidan menyatakan sangat setuju

mengenai pernyataan tersebut dengan alasan bahwa mual-muntah yang hebat harus


(40)

b. Pada soal nomor 5 sebanyak 23 orang (76,6%) bidan menyatakan setuju mengenai

pernyataan tersebut dengan alasan bahwa ibu hamil dengan hiperemesis harus di beri

cairan Dextrose 5%.

c. Pada soal nomor 7 sebanyak 20 orang (66,6%) bidan menyatakan tidak setuju

mengenai pernyataan bahwa ibu hamil dengan hiperemesis gravidarum tingkat I

harus di rawat di Rumah Sakit.

d. Pada soal nomor 10 sebanyak 23 orang (76,6%) bidan menyatakan sangat tidak

setuju mengenai pernyataan bahwa ibu hamil dengan hiperemesis gravidarum yang


(41)

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

C. KESIMPULAN

Dari hasil penelitian pengetahuan dan sikap bidan tentang hiperemesis gravidarum

di Kelurahan Tegal Sari Mandala I Medan tahun 2010. Maka dapat ditarik keimpulan

sebagai berikut :

1. Mayoritas responden dari segi karakteristik tentang hiperemesis gravidarum

bahwa berdasarkan umur sebagian besar responden 12 orang (40%) pada rentang

usia 22-27 tahun. Sedangkan sebagian besar lama bekerja responden sebanyak 12

orang (40%) selama 6-10 tahun. Serta berdasarkan pendidikan, sebagian besar

responden 19 orang (63,3%) responden berpendidikan DIII.

2. Mayoritas responden dari segi pengetahuan tentang hiperemesis gravidarum

adalah baik sebanyak 29 orang (96,6%), hanya 1 orang responden yang

mempunyai pengetahuan cukup (3,3%)

3. Mayoritas responden dari segi sikap tentang hiperemesis gravidarum,

menunjukkan bahwa seluruh responden mempuyai sikap yang positif yaitu

sebanyak 30 orang (100%).


(42)

D. SARAN

Adapun saran pada penelitian ini yaitu:

1. Untuk masyarakat

Masyarakat khususnya para ibu yang sedang hamil dan mengalami

hiperemesis gravidarum agar lebih sering memeriksakan kehamilannya di klinik

ataupun puskesmas terdekat.

2. Praktek pelayanan kebidanan (khususnya responden)

Diharapkan dapat memberikan informasi dan pelayanan yang terbaik khususnya

pada ibu dengan hiperemesis gravidarum.

3. Peneliti lanjut

Peneliti lainnya yang ingin meneliti tentang hiperemesis gravidarum, agar

melanjutkan secara lebih spesifik dengan variabel yang lebih bervariasi

(lainnya) atau peneliti diharapkan dapat meneliti dengan cara melihat dari

sisi korelasi, agar dapat dilihat adakah hubungan antara pengetahuan dan sikap


(43)

DAFTAR PUSTAKA

Alimul, Aziz (2007). Metode penelitian Keperawatan dan Teknik Analisis Data, Jakarta

: Salemba Medika.

Arikunto, 1997. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: Rineke Cipta.

Depkes RI, 2001. Standart Pelayanan Kebidanan, Jakarta.

Hanifa, Wiknjosastro (2002). Ilmu Kebidanan, edisi 3, Jakarta: YBP-SP.

Hasan, Iqbal (2002). Metodologi Penelitian dan Aplikasinya, Bogor: Ghalia Indonesia.

Hidayat, Alimul (2008). Keterampilan dasar Praktek Klinik untuk Kebidanan, Surabaya: Salemba Medika.

Hidayat Asri & Mufdilah (2009). Catatan Konsep Kebidanan Plus Materi Bidan

Delima, Yogyakarta: Mitra Cendikia.

Hurlock, 1997. Psikologi Perkembangan, , Jakarta: Penerbit Erlangga.

Llewin, Derek, (2005). Setiap wanita. PT. Delapratosa Publishing.

Manuaba, Ida (1999). Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana

untuk Pendidikan Bidan, edisi I, Jakarta: EGC.

____________ (1998). Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita, Jakarta: Arcan.

Mochtar, Rustam (1998). Sinopsis Obstetri, edisi I, Jakarta: EGC.

Notoatmodjo, Soekidjo (2003). Ilmu Kesehatan Masyarakat, edisi 2, Jakarta: Rineka Cipta.

_____________________ (2005). Metodologi Kesehatan, Jakarta: Rineka Cipta.

Nursalam (2008). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmun Keperawatan, Jakarta: Salemba Medika.

Saryono (2008). Metodologi Penelitian Kesehatan, Yoyakarta: Medika Cendikia.

Tiran, Denise (2008). Mual dan Muntah Kehamilan, Jakarta: EGC.

Wiknjo Sastro, Hanifa 2005. Ilmu Kebidanan, Edisi ketiga, Cetakan Ketujuh. Jakarta :


(44)

Cindy, 2009, ¶ 1,


(45)

Lampiran I

PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama :

Alamat :

Menyatakan bahwa saya bersedia menjadi responden dalam penelitian ini, yang

berjudul “Pengetahuan dan Sikap Bidan tentang Hiperemesis Gravidarum di Kelurahan

Tegal sari Mandala I Medan Tahun 2010”. Saya tidak akan menuntut apapun terhadap

segala kemungkinan yang dapat terjadi dalam penelitian ini.

Demikianlah surat persetujuan ini saya sampaikan dengan sadar dan tanpa ada

paksaan dari pihak manapun.

Responden Peneliti


(46)

Lampiran 2

INFORMED CONSENT

Perihal : Pemberian informasi

Lampiran : satu lembar

Dengan hormat,

Sehubungan dengan akan dilaksanakannya penelitian dengan judul “Pengetahuan

dan Sikap Bidan tentang Hiperemesis Gravidarum di Kelurahan Tegal sari Mandala I

medan Tahun 2010” sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan program D-IV Bidan

Pendidik di Fakultas Keperawatan Universitas sumatera Utara, saya mohon ketersediaan

bidan untuk menjadi responden dalam penelitian ini.

Untuk itu saya mohon kerja sama dengan memberikan informasi dengan menjawab

setiap butir pertanyaan yang di ajukan sesuai dengan kemampuan bidan yang

sebenarnya.

Penelitian ini tidak dilakukan tindakan apapun pada bidan, dan saya akan menjaga

kerahasiaan jawaban yang bidan berikan. Penelitian ini hanya akan digunakan untuk

kepentingan pendidikan serta perkembangan ilmu pengetahuan.

Atas bantuan dan kerja sama yang baik, saya ucapkan terima kasih.

Medan, Februari 2010

Hormat saya


(47)

(48)

Lampiran 3

ISTRUMEN PENELITIAN

TENTANG PENGETAHUAN DAN SIKAP BIDAN TENTANG HIPEREMESIS GRAVIDARUM DI KELURAHAN TEGAL SARI MANDALA I MEDAN

Daftar pernyataan ini untuk mengumpulkan data tentang seberapa jauh pengetahuan dan sikap bidan tentang hiperemesis gravidarum.

Responden :

Alamat :

Tanggal di isi :

Petunjuk Pengisian :

1. Semua pertanyaan harus di jawab

2. Pilihlah dari satu jawaban yang disediakan

A. Latar Belakang

1. Usia Bidan :

22 – 27 tahun

28 – 33 tahun

> 33 tahun

2. Lama Bekerja Bidan :

1 - 5 tahun

6 -10 tahun

>10 tahun

3. Pendidikan terakhir Bidan :

DI

DIII

B. Pengetahuan

1. Apakah yang dimaksu dengan hiperemesis gravidarum? a. Sakit kepala yang tak terhankan

b. Sakit perut menjalar ke pinggang

c. Mual dan muntah yang berlebihan saat hamil d. Mual dan muntah


(49)

2. Gejala klinis hiperemesis gravidarum adalah? a. Kepala pusing, terutama pada pagi hari b. Kaki kram saat berjalan

c. Sering buang air kecil d. Nafsu makan bertambah

3. Apa penyebab ibu hamil mengalami mual-muntah? a. Peningkatan hormon HCG

b. Malas makan c. Banyak makan d. Banyak minum

4. Hiperemesis gravidarum biasanya terjadi pada kehamilan?

a. 36 minggu c. 16 minggu

b. 24 minggu d. 30 minggu

5. Emesis gravidarum akan beranngsur-angsur hilang pada usia kehamilan?

a. <4 bulan c. <7 bulan

b. >6 bulan d. >8 bulan

6. Vitamin yang di berikan pada ibu hiperemesis gravidarum adalah?

a. Vit. A c. Vit. C

b. Vit. B6 d. Vit. D

7. Hiperemesis sering terjadi pada kehamilan:

a. Mola hidatidosa c. Plasenta previa

b. Ektopik d. Primigravida

8. Hiperemesis gravidarum dapat di bagi menjadi berapa tingkatan?

a. 3 tingkatan c. 6 tingkatan

b. 5 tingkatan d. 8 tingkatan

9. Gejala hiperemesis gravidarum tingkat I adalah?

a. Napas berbau aseton c. Makan berkurang

b. Gangguan kesadaran d. Menjadi apatis

10. Gejala hiperemesis gravidarum tingkat II adalah?

a. Gangguan faal hati c. Kulit dehidrasi-tonusnya lemah

b. Gangguan kesadaran d. Napas berbau aseton

11. Gejala hiperemesis gravidarum tingkat III adalah?

a. Gangguan kesadaran c. Makan berkurang

b. muntah berlangsung terus d. Lidah kering

12. Cairan pengganti apa yang di berikan kepada ibu hiperemesis gravidarum?

a. RL c. Dextrose 5%


(50)

13. Makanan yang bagaimana yang tidak dianjurkan pada ibu hamil dengan hiperemesis gravidarum ?

a. Makanan yang berlemak dan berminyak b. Makanan yang segar

c. Makanan yang berasa

d. Makanan yang tidak berlemak

14. Sedativa ringan yang diberikan pada ibu hamil dengan hiperemesis gravidarum adalah?

a. Vit. C b. Vit. B kompleks

c. Phenobarbital 30mgr d. Antasida

15. Faktor predisposisi dari hiperemesis gravidarum adalah?

a. Hormonal b. Kehamilan yang direncanakan

c. Terlalu senang d. Terlalu capek

16. Pengobatan tradisional apakah yang dapat mengurangi mual-muntah? a. Makan sirih

b. Memakan jahe segar c. Minum kopi d. Minum jamu

17. Muntah yang terus-menerus tanpa pengobatan dapat menimbulkan? a. Gangguan tumbuh kembang janin dalam rahim

b. Bayi besar c. Kematian janin

d. Bayi besar dan kematian janin

18. Frekuensi mual-muntah yang berlebihan, dapat merusak? a. Hati

b. Peredaran darah c. Jantung

d. Keharmonisan keluarga

19. Jenis makanan apa saja yang dapat menghambat mual-muntah? a. Berminyak

b. Berlemak c. Kering d. Segar

20. Hiperemesis gravidarum bila terjadi terus-menerus dapat menyebabkan ? a. Ibu kekurangan cairan

b. Ibu kelebihan cairan c. Kehamilan Ibu sehat


(51)

C. Sikap

1. SS : Sangat Setuju

2. S : Setuju

3. TS : Tidak Setuju

4. STS : Sangat Tidak Setuju

NO PERTANYAAN SS S TS STS

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Hiperemesis merupakan gangguan kehamilan

Mual-muntah yang hebat harus di bawa ke tenaga medis(dokter, bidan)

Dengan rajin berolah raga dapat mengurangi mual-muntah

Ibu hamil dengan hiperemesis tingkat III harus dirawat secara intensif

Ibu hamil dengan hiperemesis harus di beri cairan Dextrose 5%

Ibu hamil dengan hiperemesis gravidarum tingkat II perlu perawatan di ruangan isolasi

Ibu hamil dengan hiperemesis gravidarum tingkat I harus di rawat di Rumah Sakit

Makan-makanan yang berlemak dapat mencegah mual-muntah yang berlebihan

Ibu hamil dengan hiperemesis gravidarum harus menghentikan kehamilannya

Ibu hamil dengan hiperemesis gravidarum yang berkelanjutan tidak perlu mendapat pengobatan


(1)

45 Lampiran 2

INFORMED CONSENT

Perihal : Pemberian informasi Lampiran : satu lembar

Dengan hormat,

Sehubungan dengan akan dilaksanakannya penelitian dengan judul “Pengetahuan dan Sikap Bidan tentang Hiperemesis Gravidarum di Kelurahan Tegal sari Mandala I medan Tahun 2010” sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan program D-IV Bidan Pendidik di Fakultas Keperawatan Universitas sumatera Utara, saya mohon ketersediaan bidan untuk menjadi responden dalam penelitian ini.

Untuk itu saya mohon kerja sama dengan memberikan informasi dengan menjawab setiap butir pertanyaan yang di ajukan sesuai dengan kemampuan bidan yang

sebenarnya.

Penelitian ini tidak dilakukan tindakan apapun pada bidan, dan saya akan menjaga kerahasiaan jawaban yang bidan berikan. Penelitian ini hanya akan digunakan untuk kepentingan pendidikan serta perkembangan ilmu pengetahuan.

Atas bantuan dan kerja sama yang baik, saya ucapkan terima kasih.

Medan, Februari 2010 Hormat saya


(2)

(3)

47 Lampiran 3

ISTRUMEN PENELITIAN

TENTANG PENGETAHUAN DAN SIKAP BIDAN TENTANG HIPEREMESIS GRAVIDARUM DI KELURAHAN TEGAL SARI MANDALA I MEDAN

Daftar pernyataan ini untuk mengumpulkan data tentang seberapa jauh pengetahuan dan sikap bidan tentang hiperemesis gravidarum.

Responden :

Alamat :

Tanggal di isi : Petunjuk Pengisian :

1. Semua pertanyaan harus di jawab

2. Pilihlah dari satu jawaban yang disediakan A. Latar Belakang

1. Usia Bidan :

22 – 27 tahun 28 – 33 tahun > 33 tahun 2. Lama Bekerja Bidan :

1 - 5 tahun 6 -10 tahun >10 tahun

3. Pendidikan terakhir Bidan : DI

DIII

B. Pengetahuan

1. Apakah yang dimaksu dengan hiperemesis gravidarum? a. Sakit kepala yang tak terhankan

b. Sakit perut menjalar ke pinggang

c. Mual dan muntah yang berlebihan saat hamil d. Mual dan muntah


(4)

2. Gejala klinis hiperemesis gravidarum adalah? a. Kepala pusing, terutama pada pagi hari b. Kaki kram saat berjalan

c. Sering buang air kecil d. Nafsu makan bertambah

3. Apa penyebab ibu hamil mengalami mual-muntah? a. Peningkatan hormon HCG

b. Malas makan c. Banyak makan d. Banyak minum

4. Hiperemesis gravidarum biasanya terjadi pada kehamilan? a. 36 minggu c. 16 minggu

b. 24 minggu d. 30 minggu

5. Emesis gravidarum akan beranngsur-angsur hilang pada usia kehamilan? a. <4 bulan c. <7 bulan

b. >6 bulan d. >8 bulan

6. Vitamin yang di berikan pada ibu hiperemesis gravidarum adalah? a. Vit. A c. Vit. C

b. Vit. B6 d. Vit. D

7. Hiperemesis sering terjadi pada kehamilan: a. Mola hidatidosa c. Plasenta previa

b. Ektopik d. Primigravida

8. Hiperemesis gravidarum dapat di bagi menjadi berapa tingkatan? a. 3 tingkatan c. 6 tingkatan

b. 5 tingkatan d. 8 tingkatan 9. Gejala hiperemesis gravidarum tingkat I adalah?

a. Napas berbau aseton c. Makan berkurang b. Gangguan kesadaran d. Menjadi apatis 10. Gejala hiperemesis gravidarum tingkat II adalah?

a. Gangguan faal hati c. Kulit dehidrasi-tonusnya lemah b. Gangguan kesadaran d. Napas berbau aseton

11. Gejala hiperemesis gravidarum tingkat III adalah?

a. Gangguan kesadaran c. Makan berkurang b. muntah berlangsung terus d. Lidah kering

12. Cairan pengganti apa yang di berikan kepada ibu hiperemesis gravidarum?

a. RL c. Dextrose 5%


(5)

49 13. Makanan yang bagaimana yang tidak dianjurkan pada ibu hamil dengan

hiperemesis gravidarum ?

a. Makanan yang berlemak dan berminyak b. Makanan yang segar

c. Makanan yang berasa

d. Makanan yang tidak berlemak

14. Sedativa ringan yang diberikan pada ibu hamil dengan hiperemesis gravidarum adalah?

a. Vit. C b. Vit. B kompleks c. Phenobarbital 30mgr d. Antasida

15. Faktor predisposisi dari hiperemesis gravidarum adalah? a. Hormonal b. Kehamilan yang direncanakan c. Terlalu senang d. Terlalu capek

16. Pengobatan tradisional apakah yang dapat mengurangi mual-muntah? a. Makan sirih

b. Memakan jahe segar c. Minum kopi d. Minum jamu

17. Muntah yang terus-menerus tanpa pengobatan dapat menimbulkan? a. Gangguan tumbuh kembang janin dalam rahim

b. Bayi besar c. Kematian janin

d. Bayi besar dan kematian janin

18. Frekuensi mual-muntah yang berlebihan, dapat merusak? a. Hati

b. Peredaran darah c. Jantung

d. Keharmonisan keluarga

19. Jenis makanan apa saja yang dapat menghambat mual-muntah? a. Berminyak

b. Berlemak c. Kering d. Segar

20. Hiperemesis gravidarum bila terjadi terus-menerus dapat menyebabkan ? a. Ibu kekurangan cairan

b. Ibu kelebihan cairan c. Kehamilan Ibu sehat


(6)

C. Sikap

1. SS : Sangat Setuju 2. S : Setuju

3. TS : Tidak Setuju

4. STS : Sangat Tidak Setuju

NO PERTANYAAN SS S TS STS

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Hiperemesis merupakan gangguan kehamilan

Mual-muntah yang hebat harus di bawa ke tenaga medis(dokter, bidan)

Dengan rajin berolah raga dapat mengurangi mual-muntah

Ibu hamil dengan hiperemesis tingkat III harus dirawat secara intensif

Ibu hamil dengan hiperemesis harus di beri cairan Dextrose 5%

Ibu hamil dengan hiperemesis gravidarum tingkat II perlu perawatan di ruangan isolasi

Ibu hamil dengan hiperemesis gravidarum tingkat I harus di rawat di Rumah Sakit

Makan-makanan yang berlemak dapat mencegah mual-muntah yang berlebihan

Ibu hamil dengan hiperemesis gravidarum harus menghentikan kehamilannya

Ibu hamil dengan hiperemesis gravidarum yang berkelanjutan tidak perlu mendapat pengobatan