Bidan Pengertian Kehamilan Pengertian Emesis Diagnosis

1. Menerima Bila orang atau subjek mau dan memperhatikan stimulus yang diberikan objek. 2. Merespon Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan dan menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dan sikap. 3. menghargai Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan suatu masalah. 4. Bertanggung jawab Tanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya denngan segala resiko adalah merupakan sikap yang paling tinggi.

C. Skala Sikap

Sikap dapat di ukur dengan mempergunakan Skala Likert. Merupakan metode pelaksanaan pernyataan sikap yang menggunakan distribusi responden sebagai dasar penentuan nilai skalanya. Kelompok uji coba ini hendaknya memiliki karakteristik yang semirip mungkin dengan karakteristik individu yang hendak diungkapkan sifatnya. Skala likert di pergunakan untuk mengukur sikap yang terdiri dari komponen sangat setuju, setuju, tidak setuju dan sangat tidak setuju Arikunto, 1997

D. Bidan

Bidan adalah seseorang yang telah menyelesaikan Program Pendidikan Bidan yang diakui oleh negara serta memperoleh kualifikasi dan diberi izin untuk menjalankan praktek kebid6anan di negeri itu Hidayat, 2009. hal: 13. Universitas Sumatera Utara

E. Pengertian Kehamilan

Kehamilan adalah suatu proses yang merupakan mata rantai yang berkesinambungan terdiri dari ovulasi pelepasan ovum, migrasi, spermatozoa ovum, konsepsi, pertumbuhan zygot, nidasi, pembentukan plasenta dan tumbuh kembang hasil konsepsi sampai janin aterm. Manuaba, 1999. hal : 95.

F. Pengertian Emesis

Emesis adalah keluhan kepala pening, mual ringan sampai muntah, setelah duduk sebentar dapat diatasi. Keadaan ini disebabkan oleh gangguan metabolisme karbohidrat, jadi bila mungkin minum teh hangat dengan gula sebelum bangun dan berjalan Manuaba, 1999. hal : 102. G. Pengertian Hiperemesis Hiperemesis gravidarum adalah mual dan muntah yang berlebihan pada wanita hamil sampai mengganggu pekerjaan sehari-hari karena keadaan umumnya menjadi buruk, karena terjadi dehidrasi. Muchtar, 1998. hal : 195. Mual dan muntah selama kehamilan biasanya di sebabkan oleh perubahan dalam sistem endokrin yang terjadi selama kehamilan, terutama disebabkan oleh tingginya fluktuasi kadar hCG human Chorionik gonadotropin, khususnya karena periode mual dan muntah gestasional yang paling umum adalah pada 12-16 minggu pertama, yang pada saat itu hCG mencapai kadar tingginya. hCG sama dengan LH luteinizing hormon dan di sekresikan oleh sel-sel trofoblas blastosit. hCG melewati kontrol ovarium di hipofisis dan menyebabkan korpus luteum terus memproduksi estrogen dan progesteron, suatu fungsi yang nantinya diambil alih oleh lapisan korionik plasenta Tiran, 2008. hal : 5. Universitas Sumatera Utara

H. Patofisiologi

Hiperemesis gravidarum yang merupakan komplikasi mual-muntah pada hamil muda, bila terjadi terus-menerus dapat menyebabkan dehidrasi dan tidak imbangnya elektrolit dengan alkalosis hipokloremik. Belum jelas mengapa gejala-gejala ini hanya terjadi kepada sebagian kecil wanita, tetapi faktor fisiologik merupakan faktor utama, disamping pengaruh hormonal. Yang jelas wanita yang sebelum kehamilan sudah menderia lambung spastik dengan gejala tak suka makan dan mual, akan mengalami emesis gravidarum yang lebih berat. Hiperemesis gravidarum ini dapat mengakibatkan cadangan karbohidrat dan lemak habis terpakai untuk keperluan energi. Karena oksidasi lemak yang tak sempurna, terjadilah ketosis dengan tertimbunnya asam aseton-asetik, asam hidroksi butirik dan aseton dalam darah. Kekurangan cairan yang diminum dan kehilangan cairan karena muntah yang menyebabkan dehidrasi, sehingga cairan ekstraselular dan plasma berkurang. Natrium dan khlorida darah turun, demikian pula klorida air kemih. Selain itu dehidrasi menyebabkan hemokonsentrasi, sehingga aliran darah kejaringan berkurang. Hal ini menyebabkan jumlah zat makanan dan oksigen ke jaringan mengurang pula dan tertimbunnya zat metabolik yang toksik. Kekurangan kalium akibat dari muntah dan bertambahnya ekskresi lewat ginjal, menambah frekuensi muntah-muntah yang lebih banyak, dapat merusak hati dan terjadilah lingkaran setan yang sulit untuk dipatahkan. Di samping dehidrasi dan terganggunya keseimbangan elektrolit, dapat terjadi robekan pada selaput lendir esofagus dan lambung dengan akibat perdarahan gastrointestinal. Pada umumnya robekan ini ringan dan perdarahan dapat berhenti sendiri Prawirohardjo,2002. hal : 276. Universitas Sumatera Utara

I. Penyebab Hiperemesis gravidarum

Kejadian hiperemesis gravidarum belum diketahui dengan pasti. Tetapi beberapa faktor predisposisi dapat dijabarkan sebagai berikut : 1. Faktor adaptasi dan hormonal Pada wanita hamil yang kekurangan darah lebih sering terjadi hiperemesis gravidarum. Dapat dimasukkan dalam ruang lingkup faktor adaptasi adalah wanita hamil dengan anemia, wanita primigravida dan over distensi rahim pada hamil ganda dan hamil mola hidatidosa. Sebagian kecil primigravida belum mampu beradaptasi terhadap hormon estrogen dan khorionik gonadrotropin, sedangkan pada hamil ganda dan mola hidatidosa, jumlah hormon yang dikeluarkan terlalu tinggi dan menyebabkan terjadi hiperemesis gravidarum itu.

2. Faktor psikologis

Hubungan faktor psikologis dengan kejadian hiperemesis gravidarum belum jelas. Besar kemungkin bahwa wanita yang menolak hamil, takut kehilangan pekerjaan, keretakan hubungan dengan suami dan sebagainya, diduga dapat menjadi faktor kejadian hiperemesis gravidarum. 3. Faktor alergi Pada kehamilan, di mana diduga terjadi invasi jaringan villi korialis yang masuk ke dalam peredaran darah ibu, maka faktor alergi dianggap dapat menyebabkan kejadian hiperemesis gravidarum. Manuaba, 1998. hal: 209.

J. Diagnosis

Menetapkan kejadian hiperemesis gravidarum tidak sukar, dengan menentukan kehamilan, muntah berlebihan sampai menimbulkan gangguan kehidupan sehari-hari dan dehidrasi. Universitas Sumatera Utara Muntah yang terus-menerus tanpa pengobatan dapat menimbulkan gangguan tumbuh kembanng janin dalam rahim dengan manifestasi kliniknya. Oleh karena itu, hiperemesis gravidarum berkelanjutan harus dicegah dan harus mendapat pengobatan yang adekuat. Manuaba, 1998, hal: 211

K. Tingkat Hiperemesis Gravidarum