tipe brachyfacial lebih besar dibandingkan pada Dolichofacial. Peningkatan jaringan lunak setelah perawatan lebih besar pada tipe Dolichofacial dibandingkan
pada Brachyfacial.
6
Subtelny membagi analisis konveksitas profil wajah gambar 5 menjadi tiga yaitu analisis konveksitas skeletal N-A-Pog dengan nilai rata-
rata 175°, pada umur 12 tahun nilai rata-rata menjadi 177,5°. Konveksitas jaringan lunak N’-Sn-Pog’ nilai rata-rata 161°. Konveksitas jaringan lunak penuh N’-Pr-
Pog’ nilai rata-rata 137°untuk laki-laki dan 133° untuk perempuan. Menurut
Subtelny peningkatan kecembungan profil jaringan lunak wajah seiring dengan pertambahan usia.
2,21,22
Gambar 5. Analisa jaringan lunak wajah menurut Subtelny
N’-Sn-Pog’.
21,22
2.2.2.4 Analisis menurut Merrifield Sudut Z
Menurut Merrifield, garis profil wajah gambar 6 merupakan garis yang ditarik dari titik Pogonion
kulit Pog’ dengan titik paling depan dari Labrale superior Ls dan Labrale inferior Li. Sudut Z merupakan sudut yang terbentuk
oleh perpotongan antara bidang Frankfurt horizontal dan garis profil tersebut.
24 S
n
Universitas Sumatera Utara
Gambar 6. Analisa jaringan lunak wajah menurut Merrifield Sudut Z.
24
2.2.2.5 Analisis menurut Holdaway
Holdaway menggunakan garis H garis harmoni untuk menganalisis keseimbangan dan keharmonisan profil jaringan lunak gambar 7. Garis Harmoni
H adalah garis yang ditarik dari titik Pogonion kulit Pog’ ke Labrale superior
Ls.
24,27,29
Gambar 7. Analisa jaringan lunak wajah menurut Holdaway.
24,27,29
Universitas Sumatera Utara
2.3 Ras Campuran Proto dengan Deutro-Melayu
Ras adalah suatu kelompok manusia yang dapat dibedakan dari kelompok lain karena memiliki ciri-ciri jasmaniah tertentu yang diperoleh dari keturunan,
sesuai dengan hukum genetika. Populasi masyarakat Indonesia didominasi oleh ras Palemongolid yang disebut juga dengan Ras Melayu. Ras Palemongolid terdiri
atas Ras Proto-Melayu Melayu tua dan Ras Deutro-MelayuMelayu Muda. Ras Deutro melayu adalah orang-orang yang bersuku Aceh, Minangkabau, Sumatera
Pesisir, Rejang Lebong, Lampung, Jawa, Madura, Bali, Bugis, Manado Pesisir, Sunda kecil timur dan Melayu. Sedangkan Ras Proto-Melayu adalah orang-orang
yang terdiri dari suku Batak, Gayo, Sasak dan Toraja.
32
Universitas Sumatera Utara
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis Penelitian ini adalah penelitian cross-sectional yang bersifat analitik, yakni untuk melihat apakah ada hubungan antara lebar mesiodistal gigi dengan
kecembungan profil jaringan lunak wajah pada mahasiswa FKG USU ras campuran Proto dengan Deutro-Melayu.
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Departemen Ortodonsia FKG USU yang bertempat di Jalan Alumni No.2 Universitas Sumatera Utara, Medan dan klinik
Pramita yang bertempat di Jalan Diponegoro No.37, Medan. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober - Februari 2014.
3.3 Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi pada penelitian ini adalah seluruh mahasiswa FKG USU ras campuran Proto dengan Deutro-Melayu yang berusia 18-25 tahun dan masih aktif
mengikuti pendidikan. Sampel pada penelitian ini dipilih dengan metode purposive sampling berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi.
3.3.1 Kriteria Inklusi