Analisis menurut Steiner Garis S Analisis menurut Ricketts Garis E Analisis menurut Subtelny

11. Menton kulit Me’ : Titik paling bawah yang terletak pada tengah- tengah kurva dari simpisis. Analisis profil jaringan lunak wajah memegang peranan penting dalam menentukan rencana perawatan dan menegakkan diagnosis dalam bidang ortodontik, karena dengan analisis tersebut dapat diperoleh tentang kondisi jaringan keras dan jaringan lunak yang ada hubungannya dengan maloklusi. Ada beberapa analisis profil jaringan lunak wajah secara sefalometrik yang digunakan dalam bidang ortodontik, antara lain : analisis menurut Steiner, Ricketts, Subtelny, Merrifield dan Holdaway. Masing-masing ahli menggunakan titik referensi yang berbeda dalam menganalisis profil jaringan lunak wajah. Steiner menggunakan garis S, Ricketts menggunakan garis E garis estetis, Merrifield menggunakan sudut Z dan Holdaway menggunakan garis H garis Harmoni sedangkan Subtelny menggunakan garis yang menghubungkan antara titik Nasion kulit, Subnasale dan Pogonion kulit N’-Sn-Pog’. 24,30

2.2.2.1 Analisis menurut Steiner Garis S

Steiner menggunakan garis S sebagai garis referensi dalam analisis jaringan lunak wajah gambar 3. Garis S adalah garis yang ditarik dari titik tengah bentuk lengkung S yang terletak antara ujung hidung Pr dan Subnasale Sn di bibir atas dengan Pogonion kulit Pog’.Menurut Steiner, idealnya titik labrale superior dan labrale inferior menyinggung garis S. 2,24 Universitas Sumatera Utara Gambar 3. Analisa jaringan lunak wajah menurut Steiner. 24

2.2.2.2 Analisis menurut Ricketts Garis E

Ricketts menggunakan garis-E gambar 4 yang merupakan garis yang ditarik dari pogonion kulit Pog’ ke ujung hidung Pr. Menurut Ricketts dalam keadaan normal, bibir atas atau labrale superior Ls terletak 2-4 mm di belakang garis estetis, dan bibir bawah atau labrale inferior Li terletak 1-2 mm di belakang garis estetis, namun demikian menurut Ricketts nilai ideal tersebut dapat bervariasi tergantung pada jenis kelamin. 23,24,31 Universitas Sumatera Utara Gambar 4. Analisa jaringan lunak wajah menurut Ricketts Garis E. 24

2.2.2.3 Analisis menurut Subtelny

Perubahan profil wajah selama masa pertumbuhan berbeda antara jaringan lunak dan jaringan keras. Menurut Subtelny, Profil skeletal akan berkurang kecembungannya seiring dengan pertambahan usia. Dengan berlanjutnya perkembangan dagu, profil skeletal akan bertambah lurus, tetapi profil jaringan lunak tetap sedikit cembung karena berlanjutnya pertumbuhan hidung. ini adalah sebuah contoh untuk membuktikan bahwa pertumbuhan jaringan lunak sebagian besar tidak dipengaruhi oleh pertumbuhan jaringan skeletal. Kecembungan profil jaringan lunak wajah lebih menonjol pada wanita dibandingkan pria. Pertumbuhan dagu pada pria lebih besar dibandingkan wanita. Oleh karena itu, profil jaringan lunak pada pria sedikit lebih lurus dibandingkan pada wanita. Menurut Bishara, profil wajah dapat diukur melalui dua parameter, yaitu kecembungan jaringan lunak wajah total dan kecembungan profil jaringan lunak wajah. Kecembungan jaringan lunak wajah total akan menurun seiring dengan bertambahnya usia, karena terjadi peningkatan penonjolan hidung. Subtelny mengukur peningkatan ketebalan jaringan lunak pada dagu sekitar 2,4mm pada pria dan 1mm pada wanita selama periode waktu 15 tahun. Menurut Singh AJO,1990 ketebalan jaringan lunak dagu bervariasi sesuai dengan tipe wajah. Ketebalan jaringan lunak Universitas Sumatera Utara tipe brachyfacial lebih besar dibandingkan pada Dolichofacial. Peningkatan jaringan lunak setelah perawatan lebih besar pada tipe Dolichofacial dibandingkan pada Brachyfacial. 6 Subtelny membagi analisis konveksitas profil wajah gambar 5 menjadi tiga yaitu analisis konveksitas skeletal N-A-Pog dengan nilai rata- rata 175°, pada umur 12 tahun nilai rata-rata menjadi 177,5°. Konveksitas jaringan lunak N’-Sn-Pog’ nilai rata-rata 161°. Konveksitas jaringan lunak penuh N’-Pr- Pog’ nilai rata-rata 137°untuk laki-laki dan 133° untuk perempuan. Menurut Subtelny peningkatan kecembungan profil jaringan lunak wajah seiring dengan pertambahan usia. 2,21,22 Gambar 5. Analisa jaringan lunak wajah menurut Subtelny N’-Sn-Pog’. 21,22

2.2.2.4 Analisis menurut Merrifield Sudut Z

Dokumen yang terkait

Hubungan Lebar Mesiodistal Gigi dengan Kecembungan Profil Jaringan Lunak Wajah pada Mahasiswa FKG USU Ras Deutromelayu

9 109 82

Hubungan Sudut Interinsisal Dengan Profil Jaringan Lunak Wajah Menurut Analisis Holdaway Pada Mahasiswa FKG USU Ras Campuran Proto Dengan Deutro-Melayu

3 18 64

Hubungan Sudut Interinsisal Dengan Profil Jaringan Lunak Wajah Menurut Analisis Holdaway Pada Mahasiswa FKG USU Ras Campuran Proto Dengan Deutro-Melayu

2 9 64

Hubungan Sudut Interinsisal Dengan Profil Jaringan Lunak Wajah Menurut Analisis Holdaway Pada Mahasiswa FKG USU Ras Campuran Proto Dengan Deutro-Melayu

0 0 13

Hubungan Sudut Interinsisal Dengan Profil Jaringan Lunak Wajah Menurut Analisis Holdaway Pada Mahasiswa FKG USU Ras Campuran Proto Dengan Deutro-Melayu

0 0 2

Hubungan Sudut Interinsisal Dengan Profil Jaringan Lunak Wajah Menurut Analisis Holdaway Pada Mahasiswa FKG USU Ras Campuran Proto Dengan Deutro-Melayu

0 0 5

Hubungan Sudut Interinsisal Dengan Profil Jaringan Lunak Wajah Menurut Analisis Holdaway Pada Mahasiswa FKG USU Ras Campuran Proto Dengan Deutro-Melayu

0 0 17

Hubungan Sudut Interinsisal Dengan Profil Jaringan Lunak Wajah Menurut Analisis Holdaway Pada Mahasiswa FKG USU Ras Campuran Proto Dengan Deutro-Melayu

1 4 3

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - Hubungan Lebar Mesiodistal Gigi dengan kecembungan Profil Jaringan Lunak Wajah pada Mahasiswa FKG USU Ras Campuran Proto dengan Deutromelayu

0 0 12

HUBUNGAN LEBAR MESIODISTAL GIGI DENGAN KECEMBUNGAN PROFIL JARINGAN LUNAK WAJAH PADA MAHASISWA FKG USU RAS CAMPURAN PROTO DENGAN DEUTROMELAYU

0 0 15