Alat dan Bahan Penelitian Analisis Hasil Penelitian

garis yang ditarik dari titik Nasion kulit N’ ke titik Subnasale Sn dengan garis yang ditarik dari titik Pogonion kulit Pog’ ke titik SubnasaleSn. 3. Hubungan Skeletal Klas I menurut Steiner : sudut ANB, bila titik A didepan titik B normal rata-rata 2-4 ° : Klas I skeletalortognatik. 4. Hubungan molar 1 permanen Klas I Angle : Tonjol mesiobukal gigi molar permanen pertama atas terletak pada celah bukal gigi molar permanen pertama bawah. 5. Crowded : Keadaan berjejalnya gigi diluar susunan yang normal. 6. Diastema : Celah atau ruang yang terdapat antara gigi geligi yang dapat terjadi pada gigi geligi atas dan bawah. 7. Ras campuran Proto dengan Deutromelayu : Ras Deutromelayu adalah orang-orang yang bersuku Aceh, Minangkabau, Sumatera Pesisir, Rejang Lebong, Lampung, Jawa, Madura, Bali, Bugis, Manado Pesisir, Sunda kecil timur dan Melayu. Sedangkan Ras Proto-Melayu adalah orang-orang yang terdiri dari suku Batak, Gayo, Sasak dan Toraja.

3.7 Alat dan Bahan Penelitian

Alat dan Bahan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain: 1.Tiga Serangkai sonde, pinset, kaca mulut merk Schezher untuk pemeriksaan klinis. 2.Rubber bowl dan spatula. 3.Sendok cetak berbagai ukuran merk Duralock. 4.Bahan cetak alginate merk Aroma Fine Plus Normal Set. 5.Bahan isi dental stone merk Moldadur. 6.Kaliper digital merk Mitutoyo dengan ketelitian dua angka dibelakang koma. 7.Alat tulis seperti : pensil mekanik merk Faber Castel, pensil 4H merk Faber Castel, pulpen merk standard , penghapus merk Faber Castel, penggaris besi merk Kenko, dan protractor merk Ortho Organizer. 8.Sefalogram lateral 8x10 inci. 9.Kertas asetat merk Ortho Organizer 8x10 inci; tebal 0,003 inci 10.Lem perekat Universitas Sumatera Utara 11.Tracing box Gambar 8. Alat dan Bahan Penelitian

3.8 Prosedur Penelitian

Prosedur Penelitian 1.Identifikasi sampel dengan alat bantu kuesioner untuk mendapatkan data ras campuran Proto dengan Deutromelayu dan pemeriksaan klinis secara langsung untuk mendapatkan sampel sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi . Universitas Sumatera Utara 2.Dilakukan pencetakan rahang atas dan rahang bawah sampel dengan menggunakan bahan cetak alginate dan sendok cetak yang sesuai dengan ukuran rahang sampel. Pencetakan rahang atas dilakukan dengan metode posisi garis kamfer sampel sejajar dengan lantai dan pada pencetakan rahang bawah dilakukan dengan metode posisi rahang bawah sejajar dengan lantai. 3.Sampel kemudian diantar ke klinik Pramita untuk dilakukan pengambilan sefalometri lateral . 4.Sefalogram ditracing pada tracing paper dengan pensil 4H di atas pencahayaan tracing box. 3.8.1 Pengukuran Data 3.8.1.1 Lebar mesiodistal gigi 1.Pencetakan rahang atas dan rahang bawah dilakukan di laboratorium Ortodonti FKG USU. Hasil cetakan diisi dengan bahan cetak gips tipe III dental stone dengan cara manual dan hasil cetakan yang telah diisi , dibuat menjadi model gigi. 2. Pengukuran dimulai dari gigi molar satu sisi kanan rahang atas kemudian dilanjutkan ke sisi kiri. Begitu pula pengukuran dilakukan pada model gigi rahang bawah. 3. Kaliper digunakan untuk mengukur lebar mesiodistal gigi pada rahang atas dan rahang bawah pada model yang sesuai dengan metode Moores , yaitu dengan cara mengukur jarak terbesar dari titik kontak mesial dan distal gigi pada permukaan interproksimalnya ataupun diukur pada titik kontak gigi yang bersinggungan dengan titik kontak gigi tetangganya dengan menggunakan kaliper dengan ujung yang tajam dan mempunyai ketelitian dua angka di belakang koma. Pengukuran mesiodistal tersebut dapat dilihat pada Gambar 9. 4. Dalam satu hari, pengukuran hanya dilakukan pada 5 model studi untuk menghindari kelelahan mata peneliti sewaktu membaca skala yang terdapat pada kaliper sehingga data yang diperoleh lebih akurat. Hasil pengukuran yang diperoleh kemudian dicatat dan diolah datanya. Universitas Sumatera Utara Gambar 9. Pengukuran lebar mesiodistal gigi dengan menggunakan kaliper.

3.8.1.2 Kecembungan profil jaringan lunak dari sefalometri lateral

1. Sefalogram lateral dari sampel ditracing pada kertas asetat dengan menggunakan pensil 4H diatas tracing box dengan pencahayaan ruangan yang gelap. 2.Dilakukan penentuan titik-titik jaringan lunak yang digunakan untuk menunjukkan nilai kecembungan profil jaringan lunak wajah berdasarkan analisis Subtelny, yaitu titik Nasion kulit N’, titik SubnasaleSn dan titik Pogonion kulitPog’. 3.Titik Nasion kulit N’ dihubungkan dengan titik SubnasaleSn dihubungkan dengan titik Pogonion kul it Pog’ dengan cara menarik garis sehingga akan terbentuk satu perpotongan garis antara N’-Sn dan Sn-Pog’. 4.Sudut dalam yang terbentuk oleh perpotongan garis tersebut diukur dengan menggunakan protractor untuk mendapatkan derajat kecembungan profil jaringan lunak wajah. Universitas Sumatera Utara Gambar 10. Kecembungan Jaringan lunak wajah berdasarkan analisa Subtelny N’-Sn-Pog’.

3.9 Analisis Hasil Penelitian

Data yang diperoleh, diolah dan dianalisis dengan menggunakan program komputer. Dilakukan uji korelasi Pearson untuk melihat apakah ada hubungan antara lebar mesiodistal gigi terhadap kecembungan profil jaringan lunak wajah pada mahasiswa FKG USU Ras Campuran Proto dengan Deutro-Melayu secara sefalometri lateral. S n Universitas Sumatera Utara KERANGKA TEORI Lebar Mesiodistal Gigi Kecembungan Profil Jaringan Lunak Wajah Ras Jenis Kelamin Genetik Lingkungan Panjang Lengkung Lebar Lengkung Universitas Sumatera Utara KERANGKA KONSEP Variabel Bebas Variabel Tergantung Variabel Terkendali Lebar Mesiodistal Gigi Derajat Kecembungan Profil Jaringan Lunak Wajah secara sefalometri Lateral berdasarkan analisis Subtelny N’-Sn-Pog’ Ras Campuran Proto dengan Deutromelayu Jenis Kelamin Hubungan Skeletal Klas I menurut Steiner ANB =0-4 ° Universitas Sumatera Utara

BAB 4 HASIL PENELITIAN

Sampel penelitian berjumlah 50 orang mahasiswa FKG USU ras campuran Proto dengan Deutromelayu yang terdiri dari 40 perempuan dan 10 laki-laki dipilih berdasarkan kriteria yang telah ditentukan. Pengukuran dilakukan pada model gigi dan sefalogram lateral. Pengukuran pada model gigi bertujuan untuk mendapatkan lebar mesiodistal gigi dan sefalogram lateral bertujuan untuk mendapatkan derajat kecembungan profil jaringan lunak wajah. Hasil pengukuran lebar mesiodistal gigi pada mahasiswa laki-laki dan perempuan FKG USU ras campuran Proto dengan Deutromelayu dapat dilihat pada tabel 4 dan tabel 5. Tabel 4. Ukuran lebar mesiodistal gigi permanen pada mahasiswa laki-laki FKG USU ras campuran Proto dengan Deutromelayu Gigi Geligi Rahang Atas Rahang Bawah I1 I2 C P1 P2 M1 I1 I2 C P1 P2 M1 Lebar Mesiodistal Gigi mm 8,08 6,49 7,74 6,99 6.61 9,82 5,36 5,87 6,79 7,03 6,82 10,83 Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Hubungan Lebar Mesiodistal Gigi dengan Kecembungan Profil Jaringan Lunak Wajah pada Mahasiswa FKG USU Ras Deutromelayu

9 109 82

Hubungan Sudut Interinsisal Dengan Profil Jaringan Lunak Wajah Menurut Analisis Holdaway Pada Mahasiswa FKG USU Ras Campuran Proto Dengan Deutro-Melayu

3 18 64

Hubungan Sudut Interinsisal Dengan Profil Jaringan Lunak Wajah Menurut Analisis Holdaway Pada Mahasiswa FKG USU Ras Campuran Proto Dengan Deutro-Melayu

2 9 64

Hubungan Sudut Interinsisal Dengan Profil Jaringan Lunak Wajah Menurut Analisis Holdaway Pada Mahasiswa FKG USU Ras Campuran Proto Dengan Deutro-Melayu

0 0 13

Hubungan Sudut Interinsisal Dengan Profil Jaringan Lunak Wajah Menurut Analisis Holdaway Pada Mahasiswa FKG USU Ras Campuran Proto Dengan Deutro-Melayu

0 0 2

Hubungan Sudut Interinsisal Dengan Profil Jaringan Lunak Wajah Menurut Analisis Holdaway Pada Mahasiswa FKG USU Ras Campuran Proto Dengan Deutro-Melayu

0 0 5

Hubungan Sudut Interinsisal Dengan Profil Jaringan Lunak Wajah Menurut Analisis Holdaway Pada Mahasiswa FKG USU Ras Campuran Proto Dengan Deutro-Melayu

0 0 17

Hubungan Sudut Interinsisal Dengan Profil Jaringan Lunak Wajah Menurut Analisis Holdaway Pada Mahasiswa FKG USU Ras Campuran Proto Dengan Deutro-Melayu

1 4 3

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - Hubungan Lebar Mesiodistal Gigi dengan kecembungan Profil Jaringan Lunak Wajah pada Mahasiswa FKG USU Ras Campuran Proto dengan Deutromelayu

0 0 12

HUBUNGAN LEBAR MESIODISTAL GIGI DENGAN KECEMBUNGAN PROFIL JARINGAN LUNAK WAJAH PADA MAHASISWA FKG USU RAS CAMPURAN PROTO DENGAN DEUTROMELAYU

0 0 15